Anda di halaman 1dari 35

BAKTERIOLOGI

IDENTIFIKASI BAKTERI
VIBRIO SP.
OLEH KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK 2 :

1. NI KETUT SEPTIANTINI (P07134019019)

2. NI MADE NOVIA DWI UTAMI (P07134019020)

3. ORIN ALIFIA SAPUTRI (P07134019022)

4. NI KADEK DWIKA VIJAYANTI (P07134019025)

5. LUH MADE PUSPA DEWI ANDAYANI (P07134019045)

6. NI LUH GEDE SRI NARINGSIH (P07134019048)


POKOK PEMBAHASAN
1. Penjelasan Umum
Vibrio SP( ciri , jenis,
5.Kesimpul klasifikasi, struktur)

an

2. Penyakit
Kolera

4. Isolasi dan Prosedur


pemeriksaan bakteri
Vibrio SP.

Media Uji
Bakteri Vibrio Sp.
VIBRIO SP
Vibrio adalah salah satu jenis bakteri yang tergolong dalam kelompok marine bacteria. 
Bakteri Vibrio hidup di air laut dan air tawar serta berasosiasi dengan hewan laut dan hewan air
tawar . Sebagian besar bakteri Vibrio adalah bakteri patogen yang mampu menghasilkan enzim
proteolitic, dan kitinolitic serta bersifat halofilik.
Morfologi
1. Merupakan bakteri gram negatif
2. Ukuran 1 – 3 x 0,4 – 0,6 µm
3. Memiliki satu buah flagel (monotrik)
4. Tidak berspora
5. Tidak berselubung
 
Fisiologi
1. Membentuk koloni yang cembung (convex), bulat, smooth, opak, dan tampat bergranula bila diamati
dibawah sinar cahaya.
2. Bersifat halofilik
3. Dapat tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰
4. Tidak tahan asam sehingga bakteri Vibrio dapat tumbuh pada pH 4 – 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 –
8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0
5. Bersifat aerob atau anaerob facultative
J

  KLASIFIKASI VIBRIO SP.

Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Divisi : Eubacteria
Class : Gamma proteobacteria
Ordo : Vibrionales
Family : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : Vibrio alginolyticus V. vulnificus
V. damsela V. parahaemolyticus,
V. charchariae V. salmonicida
V.anguilarum V. pelagia
V. ordalli V. splendida
V. cholerae V. harveyi.
   V. fischeri  
1. V.anguillarum

Mempunyai ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan berkilau. Karakteristik biokimia
adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol
positif. Sedangkan methyl red dan H2S negatif.

2. V.alginolyticus.

Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat
fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa,
fruktosa, galaktosa negatif.

3.  V.cholera

Mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media berubah menjadi kuning.
Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa,

laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif .
     
4. V.salmonicida

Mempunyai ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat, menonjol dan utuh.
Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa
positif. Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galaktosa, manitol, sellobiosa, fruktosa,
bersifat negatif.

 5. V.vulnificus.

Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm. Karakteristik
biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S
glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan, laktosa
bersifat negatif.
     
6. V.parahaemolyticus.

Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm, dipusat koloni berwarna hijau
tua. Karak-teristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa,
laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, methyl red dan H2S bersifat
negatif. Vibrio parahaemolyticus (Vp) merupakan bakteri halofilik Gram negatif.Bakteri ini tumbuh
pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5 – 43°C,pH 4.8 – 11 dan aw 0.94 – 0.99.Pertumbuhan
berlangsung cepat pada kondisi suhu optimum (37°C) dengan waktu generasi hanya 9–10 menit.

7. Vibrio Holisae

Hanya ada koloni tunggal pada garam-sukrosa-agar thiosulfate-citrate-empedu, dan identifikasi


definitive diperlukan media yang tes konvensional dengan 1% NaCl.

8. Vibrio Damsela

Sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang disebut vibrio damsela. Sifat dan
tingkat keparahan gejala dapat bervariasi tergantung pada jenis infeksi yang disebabkan –
gastroenteritis, infeksi luka atau septikemia. Infeksi luka adalah penyakit paling umum yang terkait
dengan hal ini bakteri dan septikemia dan gastroenteritis relative jarang.
Secara umum, jenis spesies dari Vibrio Sp. yang paling sering ditemukan yaitu :
Vibrio cholerae
Vibrio cholerae
1. Bakteri gram negatif
2. Bergerak dengan satu flagel kutub
3. Bersifat aerob
4. Tidak mampu membentuk spora.
5. Bakteri vibrio cholerae tumbuh pada ph optimum 7,8-8,2 ( alkalis),
6. Bentuk sel batang dengan ukuran panjang antara 2-3 µm
7. Mengeluarkan enterotoxin yang dapat menyebabkan penyakit kolera.
Penyakit Kolera

Definisi Penyakit
Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk ke dalam tubuh seseorang
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan
enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai
muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari
kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.

Gejala Penyakit
1. Mual
2. Muntah dan Diare sangat sering sehingga kehilangan cairan (10-12 lt per hari)
3. Kram Perut
Pencegahan Penyakit
1. Pendidikan kesehatan (health education)
2. Perbaikkan sanitasi khususnya control terhadap vector lalat
3. Vaksinasi dapat melindungi orang-orang yang kontak langsung dengan
penderita.
4. Diadakan perhatian khusus kepada pekerja-pekerja kapal, perenang, dan juru
masak seafood karena habitat dari bakteri ii adalah di laut.
5. Pengolahan dan penyimpanan makanan laut harus cermat.
PATOGENESIS PENYAKIT KOLERA

BAWA ALAM
KE RUMAH ANDA

Vibrio tidak bersifat invasif, yaitu tidak pernah masuk kedalam sirkulasi darah tetapi menetap di usus sehingga dapat menyebabkan
gastritis pada manusia. Masa inkubasi bakteri ini antara 6 jam sampai 5 hari. Vibrio menghasilkan enterotoksin
yang tidak tahan asam dan panas, musinase, dan eksotoksin. Toksin diserap dipermukaan gangliosida sel epitel dan merangsang
hipersekresi air dan klorida sehingga menghambat absorpsi natrium. Akibat kehilangan banyak cairan dan elektrolit, terjadilah kram perut,
mual, muntah, dehidrasi, dan shock (turunnya laju aliran darah secara tiba-tiba). Kematian dapat terjadi apabila korban kehilangan cairan dan
elektrolit dalam jumlah besar. Penyakit ini disebabkan karena korban mengkonsumsi bakteri hidup, yang kemudian melekat pada usus
halus dan menghasilkan toksin. Produksi toksin oleh bakteri yang melekat ini menyebabkan diare berair yang merupakan gejala penyakit
ini.
Analisa .
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI
BAKTERI VIBRIO SP

Untuk melakukan isolasi dan pemeliharaan vibrio, dapat menggunakan media


Thiosulfate-citrate-bile salts agar (TCBS) yang merupakan media selektif untuk isolasi
dan pemurnian Vibrio. Vibrio mampu menggunakan sukrosa sebagai sumber karbon
akan berwarna kuning, sedangkan yang lainnya berwarna hijau. Akan tetapi terdapat
beberapa mikroba yang juga dapat tumbuh pada media ini, seperti Staphylococcus,
Flavobacterium, Pseudoalteromonas, and Shewanella. Sedangkan untuk perbanyakan
Vibrio, dapat digunakan mediaAlkaline Peptone Water (APW) yang memilikipH relatif
tinggi, yaitu berkisar 8.4 dan mengandung NaCl sebesar 1-2%. Adapun
pertumbuhan optimum antara 20- 35oC.
MEDIA IDENTIFIKASI VIBRIO SP.
1. MEDIA TCBS ( THIOSULFATE CITRATE BILE SALT)

Media adalah suatu campuran bahan yang mengandung nutrisi untuk pembiakkan/pertumbuhan,
mempertahankan dan menyeleksi bakteri yang dibiakkan secara invintro ( di luar tubuh) sehingga diketahui jenis
bakterinya. Agar TCBS ( Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose) adalah medium selektif yang digunakan untuk isolasi
spesies vibrio dari specimen feses ( stool) yang mengaduk bakteri campuran.
Pada media TCBS hasil identifikasi bakteri vibrio akan menghasilkan koloni bakteri pada media ini berwarna
kuning, koloni sedang - besar, smooth, keping,jernih,tepinya tipis, dilingkari oleh zone berwarna kuning, ada yang
koloninya berwarna hijau.
2. Mac Conkey Agar
Koloni Vibrio yang tumbuh pada media Mac conkey berukuran kecil- kecil, tidak
berwarna atau merah muda dan sedikit cembung.
PROSES PEMBUATAN MEDIA TCBS ( THIOSULFATE CITRATE BILE SALT)
1. Menimbang bubuk nutrient TCBS dengan menggunakan neraca analitik.
2. Menambahkan aquadest ke dalam Erlenmeyer dan disterilkan dalam autoclave dengan
suhu 1210C selama 15 menit.
3. Masukkan TCBS ke dalam Erlenmeyer lalu tambahkan aquades steril yang telah
dimasukkan ke dalam autoclave kemudain aduk hingga homogen dan dapat juga
menggunakan hot plate agar tercampur sempurna.
4. Kemudian dilakukan pengyukuran ph dengan menggunakan ph stik dan disesuaikan dalam
rentang pH 8,6 ± 0,2.
5. Menuangkan TCBS ke dalam plate kemudian diberi labelnama dan tanggal pembuatan
media.
6. Media TCBS agar siap digunakan.
PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN IDENTIFIKASI
BAKTERI VIBRIO SP.

POJOK BUNGA
ALAT, MEDIA DAN BAHAN UJI :

- Alat yang dibutuhkan :


1. Tabung reaksi
2. Ose
3. Bunsen
4. Incubator
5. BSC
6. Mikroskop

Meluncurka
-Bahan :
1.Aquades
2. Alkohol

n Toko
3. Kapas
4. Tissue
5. Reagen oksidase

Online
6. Cat gram
- Media
1. Alkali Pepton Water (APW)
2. Media SIM
3. NA miring
STRATEGI
4. TCBS
BISNIS
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAKTERI
     

1. Prapengkaya ( Pre Enrichment )


1.Bahan pemeriksaan berupa feses diambil secukupnya dengan ose, kemudian dimasukkan ke
dalam media Alkali Pepton Water/APW
2.Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C selama 24 jam.
2. Pengkaya ( Enrichment )
Diinokulasikan 1 ose biakan dari media APW yang terlihat keruh pada media selektif TCBS Agar
     
3. Isolasi
1.Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
2.Diamati pertumbuhan koloni pada media TCBS agar, koloni Vibrio cholera dengan warna
kuning, ukuran sedang – besar, smooth, keping.
4.     Pemurnian
Secara hati-hati ambil 3 koloni terduga atau lebih dari setiap TCBS agar, goreskan ke dalam
tabung TSA miring + 1,5% NaCl (total mengandung NaCl 2%). Inkubasikan selama 18 jam – 24
jam pada suhu 36°C ± 1°C.

5. Uji biokimia
1. Diinokulasi koloni dari TCBS agar ke media KIA
2. Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C selama 24 jam
UJI BIOKIMIA BAKTERI VIBRIO SP.

1. Uji Oksidasi
.
Goreskan 1 ose dari TSA miring + NaCl 1,5 % atau medium lain yang tidak memfermentasi
karbohidrat ke dalam cawan petri yang berisi TSA agar. Inkubasikan pada suhu 36°C ± 1°C selama
18 jam – 24 jam. Teteskan 2 – 3 tetes pereaksi oksidase pada koloni bakteri dan amati reaksinya.
Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru tua pada koloni. Uji oksidase dapat juga
dilakukan dengan menggunakan. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru tua
secara cepat.
2. Triple Sugar Iron (TSI) Agar dan Kligger Iron Agar (KIA)

Inokulasikan koloni dari TSA miring + NaCl 1,5 % dengan cara menggores agar miring dan menusuk agar
.
tegak media TSI agar dan KIA. Inkubasikan pada suhu 36°C ± 1°C selama 18 jam – 24 jam. V. cholerae
menghasilkan asam (warna kuning) pada agar miring, asam (warna kuning) pada agar tegak dan tidak
menghasilkan gas serta H2S.

Reaksi Vibrio cholera: TSI (Asam/Asam=A/A) dan KIA


(Alkaline/Asam=K/A)
(Asam=kuning & Alkaline=merah)
Hasil Uji Vibrio Sp media TSIA dan KIA

Bakteri KIA TSI


agar miring agar tegak agar miring agar tegak
.
V. cholerae K A A (K jarang) A

V. mimicus K A K (A jarang) A

V. parahaemolyticus K A K A

V. alginolyticus K A A A

V. vulnificus K atau A A K (jarang) A

A. hydrophilia K atau A A K atau A A

P. shigeloides K atau A A K atau A A

Sumber : BAM, FDA, 1998


CATATAN :
K adalah alkaline
A adalah asam
3. Uji oksidatif – fermentatif (OF)
Inokulasikan 2 tabung kedalam media OF yang telah ditambahkan glukosa 1%
.
dengan kultur dari TSA miring + 1,5 % NaCl. Tambahkan mineral oil steril setinggi 1
cm - 2 cm kedalam salah satu tabung. Inkubasikan pada suhu 36°C ± 1°C selama 1
hari - 2 hari. Reaksi oksidatif ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning (reaksi
asam) pada tabung yang tidak ditambahkan dengan mineral oil, sedangkan reaksi
fermentatif ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning pada tabung yang
ditambahkan mineral oil. Asam mengubah media dari warna hijau menjadi kuning .

Uji OF: 2 tabung kiri positif (kuning) dan 2


tabung kanan negatif (hijau)
4. Uji sensitifitas terhadap 0 / 129 vibriostat
Goreskan 1 ose dengan cepat dari TSA miring + NaCl 1,5 % ke dalam cawan petri yang berisi TSA dengan
.
rapat. Letakkan disk 0/129 10 μg dan 150 μg pada goresan yang paling rapat dan inkubasikan pada suhu 36°C ±
1°C selama 18 jam – 24 jam. Amati pertumbuhan disekitar disk. Reaksi sensitif ditunjukkan dengan terbentuknya
zona disekitar disk (S), sedangkan reaksi resisten ditandai dengan adanya pertumbuhan disekeliling disk (R). V.
cholerae sensitif terhadap 0 / 129 10 μg dan 150 μg.

Uji sensitifitas
5. Uji Urea
Inokulasikan 1 ose dari TSA miring + NaCl 1,5% ke dalam media Urea. Inkubasikan pada suhu
.
36°C ± 1°C selama 18 jam. Reaksi positip ditunjukan dengan perubahan warna media dari
orange menjadi merah muda. Vibrio cholerae tidak mempunyai kemampuan dalam
menghidrolisis Urea (reaksi negatif )

Urea broth (negatif)


6. Uji Arginin dihydrolase, Lysine dekarboksilase, dan ornithin dekarboksilase.
Inokulasikan kultur dari TSA miring + 1,5% NaCl kedalam 3 tabung media dasar dekarboksilase yang masing-masing
mengandung arginin, lysine dan ornithin serta kedalam 1 tabung kontrol media dasar dekarboksilase yang tidak
mengandung. asam amino. Tambahkan masing-masing tabung dengan mineral oil steril setinggi 1 cm – 2 cm.
Inkubasikan pada suhu 36°C ± 1°C selama 4 hari. Lakukan pengamatan setiap hari. Reaksi dekarboksilase terhadap
asam amino menghasilkan pH alkaline dan mengubah media menjadi ungu cerah (reaksi positif). Sedangkan reaksi
fermentasi glukosa menghasilkan asam dan mengubah media menjadi warna kuning (reaksi negatif). Tabung kontrol
yang tidak mengandung asam amino berubah menjadi kuning. V. cholerae menghasilkan reaksi arginin dihydrolase
negatif, lysine dan ornithin positif dan ornithin Decarboxylase positif

Dari Kiri ke Kanan: Arginine(-), Lysine(+), Ornithin(+), Sucrose(+), Lactose(-),


Arabinose(-), Mannose(-) , Mannitol(+)
7. Uji SIM
- S (sulfur)
Adanya sulfur dapat dilihat ketika media berubah menjadi hitam. Namun pada hasil pertumbuhan bakteri pada media ini,
tidak terjadi perubahan warna tersebut. Hal ini menandakan bakteri yang tumbuh tidak mampu mendesulfurasi cysteine
.
yang terkandung dalam media SIM.
- I (indol)
Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media ini ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol
dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan
hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan Covac's. Bakteri yang mampu menghasilkan
indol menandakan bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbon.

- M (motility)
Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa
dilihat karena media SIM merupakan media yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini
menandakan bakteri mempunyai alat gerak dalam proses pertumbuhannya.
8. Uji ONPG
     Untuk uji ONPG gunakan kultur dari TSI atau media lain yang mengandung lactose. Inokulasikan 1 ose kultur dari
TSI ke dalam tabung yang berisi 0,5 ml larutan physiological saline. Masukkan 1 disk ONPG lalu inkubasikan pada
suhu 36°C. ± 1°C selama 20 menit sampai dengan 1 jam. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna
kuning pada media dalam tabung.

   Reaksi ONPG negatif (kiri) dan Positif (kanan)


9. Uji toleransi terhadap garam
Inokulasikan kultur dari TSB kedalam 4 tabung yang masing-masing mengandung Tryptone Broth 1%
yang ditambahkan NaCl 0%; 1%; 3%; dan 6% (T1N0, T1N1, T1N3, T1N6 ). Inkubasikan pada suhu
.
36°C ± 1°C, selama 18 jam – 24 jam. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya kekeruhan yang
menunjukkan pertumbuhan. V. cholerae tumbuh dalam media T1N0, T1N1, T1N3, tetapi tidak tumbuh
dalam media T1N6.
10. Uji pertumbuhan pada suhu 42oC
Inokulasikan 1 ose dari TSB yang telah diinkubasikan selama 24 jam kedalam TSB yang telah
dihangatkan dalam Waterbath 42°C. Inkubasikan pada suhu 42°C dalam Waterbath selama 24 jam.
Reaksi positif ditandai dengan terjadinya kekeruhan yang menunjukkan adanya pertumbuhan.
11. Pewarnaan gram
Buat pewarnaan gram dari setiap koloni terduga V. cholerae. Kultur diambil dari TSA miring + NaCl 1,5
% yang telah diinkubasikan selama 24 jam. Bakteri V. cholerae termasuk gram-negatif, berbentuk
batang pendek atau koma
12. Uji fermentasi karbohidrat.
.

Inokulasikan 1 ose dari TSA miring + 1,5% NaCl kedalam masing-masing satu tabung Purple broth
Base yang mengandung sucrose, lactose, D-mannitol, mannosa, arabinosa atau cellobiose. Tambahkan
.
masing-masing tabung dengan mineral oil steril setinggi 1 cm – 2 cm. Inkubasikan pada suhu 36°C ± 1°C
selama 4 hari - 5 hari dan lakukan pengamatan setiap hari. Reaksi positif fermentasi karbohidrat
menghasilkan asam dan mengubah media menjadi kuning
13. Uji voges-proskauer
Inokulasikan 1 ose dari TSA miring + 1,5% NaCl kedalam MR-VP broth Inkubasikan pada suhu 36°C ±
1°C selama 2 hari. Pindahkan 1 ml dari setiap MR-VP broth yang menunjukkan pertumbuhan ke dalam
tabung reaksi ukuran 13 mm x 100 mm steril. Tambahkan 0,6 ml larutan alphanaphtol dan 0,2 ml KOH
40% lalu kocok. Tambahkan sedikit kristal keratin untuk mempercepat reaksi. Kocok kembali dan
diamkan selama 2 jam. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna merah muda sampai merah
mirah delima (ruby) pada media. V. cholerae menghasilkan reaksi variabel.
14. Uji Methil Red
Setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media berubah menjadi merah (positif). Berarti terjadi
fermentasi asam campuran (asam laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh bakteri.
15. Uji serologi
Ambil 1 .ose kultur dari T1N1 agar atau TSA + 1,5% NaCl yang telah diinkubasikan selama 16 jam -24
jam dan letakkan diatas gelas preparat. Tetesi dengan larutan saline 0,85% dan emulsikan. Letakkan 1
tetes antiserum Poly Hikojima Inaba-Ogawa disamping suspense koloni. Campurkan antiserum sedikit
demi sedikit dengan suspensi koloni sampai tercampur sempurna. Lakukan kontrol dengan
menggunakan laruran saline dan antiserum. Goyangkan campuran tersebut ke kiri dan ke kanan dan
amati reaksi penggumpalan pada latar belakang yang gelap sebagai berikut:
Positif apabila terjadi penggumpalan pada larutan kultur dan tidak terjadi penggumpalan pada larutan
kontrol.
Negatif apabila tidak terjadi penggumpalan baik pada larutan kultur maupun larutan kontrol.
INTERPRETASI HASIL UJI BIOKIMIA
No. Jenis Uji Interpretasi Hasil
1 . Morfologi Gram-negatif, bentuk batang atau koma
2 TSI Agar miring: asam (kuning)
Agar tegak: asam (kuning)
3 Oksidatif / fermentatif (media OF) Oksidatif positif dan Fermentatif positif
4 Oksidase Positif
5 Arginin dehidrolase Negatif
6 Lysine dekarboksilase Positif
7 VP Variable
8 Pertumbuhan pada suhu 42°C Positif
9 Halophilik T1N 0 : positif; T1N1 = positif; T1N3 = positif
T1N6 : negatif
10 Fermentasi sucrose Positif
11 ONPG Positif
12 Fermentasi arabinose Negatif
13 Sensitifitas terhadap 0 / 129 Sensitif (S) terhadap 10 μ g dan 150 μg
Analisa .
KESIMPULAN

Vibrio adalah salah satu jenis bakteri yang tergolong dalam kelompok marine bacteria.  Bakteri


Vibrio hidup di air laut dan air tawar serta berasosiasi dengan hewan laut dan hewan air tawar .
Sebagian besar bakteri Vibrio adalah bakteri patogen yang mampu menghasilkan enzim
proteolitic, dan kitinolitic serta bersifat halofilik. Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat
patogenisitasnya pada manusia, terutama V. Cholerae penyebab penyakit kolera di negara
berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk.
Langkah-langkah untuk pengujian dan identifikasi Vibrio cholerae pada sampel yaitu Prapengkaya
( Pre Enrichment ), Pengkaya ( Enrichment ), Isolasi, dan Uji biokimia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai