Bakteri merupakan mikroba uniseluler yang Bakteri mempunyai banyak bentuk, oleh
berkembangbiak secara aseksual dengan karena itu bakteri dibagi menjadi tiga
pembelahan sel. Bakteri hidup secara kelompok yaitu : (1) Kokus, kokus adalah
saprofit, parasit, bebas, dan patogen terhadap bakteri yang memepunyai bentuk bulat
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Bakteri seperti bola- bola kecil. Jumlah dari bakteri
dapat hidup di segala tempat, seperti di golongan ini tidak sebanyak golongan basil.
tanah, air, atmosfer, dandi dalam lumpur. Kelompok ini ada yang bergerombol dan
Bentuk bakteri bervariasi ada yaang spiral, bergandengan membentuk koloni.
bulat, dan batang. Bakteri tidak memiliki Berdasarkan jumlah koloni, kokus dapat
membran inti dan memiliki sitoplasma dibedakan menjadi beberapa kelompok,
sebagai tempat molekul DNA yang yaitu : monokokus apabila kokus hidup
mengandung komponen genetik. Bakteri menyendiri, diplokokus apabila kokus
juga memiliki ukuran sel yang bervariasi, membentuk koloni terdiri dari dua kokus,
tetapi pada umumnya 0,5-1 x 2-5 µm streptokokus apabila kokus berbentuk seperti
(Riskawati, 2016). Sel bakteri terdiri dari rantai, stafilokokus apabila koloni bakteri
dinding luar,sitoplasma, dan ada bahan inti. kokus membentuk untaian seperti buah
Dinding luar terdiri dari tiga lapis, mulai dari anggur, sarsina apabilakoloni bakteri
luar secara berurut yaitu lapisan 18 lendir, mengelompok serupa kubus, dan tetrakokus
dinding sel dan membran sitoplasma.Ukuran apabila koloni terdiri dari empat kokus
bakteri adalah mikrometer (µm) yang setara (Waluyo, 2018). (2) Basil, basil merupakan
dengan 1/1000 mm. Bakteri kira-kira bakteri yang mempunyai bentuk tongkat
berukuran 0,5-1,0 x 2,0- 5,0 µm. Namun pendek/batang kecil dan silindris. Sebagian
bebrapa spesies bakteri memiliki sel dengan bakteri berbentuk basil. Basil dapat
panjang sel melebihi 100 µm dan bergandengan panjang, bergandengan dua-
berdiameter 0,1-0,2 µm. sel-sel bakteri muda dua, atau terlepas satu sama lain. Berdasarkan
umumnya memiliki ukuran yang lebih besar jumlah koloni, basil dapat dibagi menjadi
dari pada ukuran sel-sel bakteri yang tua beberapa 19 kelompok, yaitu : monobasil
(Maulana, 2019). apabila basil yang hidup menyendiri atau
tidak bergerombol, diplobasil apabila koloni
basil terdiri dari 2 basil, dan streptobasil
apabila koloni bakteri berbentuk rantai
(Waluyo, 2018). (3) Spiril, spiril merupakan
bakteri yang berbentuk bengkok atau
berbengkok- bengkok seperti spiral. Bakteri
yang berbentuk spiral sangat sedikit
jenisnya. Golongan ini merupakan golongan
yang paling kecil jika dibandingkan dengan
golongan basil dan kokus. Bakteri yang
berbentuk spiral tidak banyak jumlahnya.
(Waluyo, 2018)
Ciri-ciri Bakteri
Pseudomonas pseudomallei
Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ; warna koloni krem dengan diameter 1.65 mm
mempunyai bentuk sel batang, dan bersifat motil. Karakteristik biokimia adalah reaksi
gram negatif, oksidase, produksi indol, penggunaan karbon dari citrat negatif dan positif
terhadap katalase. Bakteri Pseudomonas pseudomallei dapat menyebabkan meliodosis,
suatu penyakit seperti kelenjar yang endemik pada hewan dan manusia terutama di
Australia utara dan Asia Tenggara. Organisme ini adalah saprofit alami yang dapat
berkembangbiak di tanah, air, dan sayur-sayuran. Infeksi pada manusia mungkin berasal
dari sumber tersebut melalui kontaminasi luka dikulit dan mungkin melalui makanan atau
pernafasan. Sedangkan infeksi pada hewan misalnya sapi, kuda, babi dan hewan lain
terjadi secara epizootik
Enterobacter aglomerans
Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
; warna koloni krem dengan diameter 2.15 mm mempunyai bentuk sel batang, dan bersifat
motil. Karakteristik biokimia adalah reaksi gram negatif, oksidase, produksi indol,
penggunaan karbon dari citrat negatif dan positif terhadap katalase. Berdasarkan hubungan
taxonomi bakteri Enterobacter aglomerans menjadi perdebatan para ahli (Grimont and
Grimont, 2005).Organisme ini ditemukan pada ikan mahi-mahi, ikan lumba-lumba dan
benih ikan mahi-mahi. Bakteri ini tidak menyebabkan kematian tetapi
menyebabkan pendarahan pada mata ikan (Rahmaningsih, 2017).
Daftar Pustaka
Rahmaningsih, S., Wilis, S., & Mulyana, A. (2017). Bakteri Patogen dari Perairan Pantai dan
Kawasan Tambak di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar
dan Lingkungan Hidup, 12(1), 1-5. From: unpak.ac.id