Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.
Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga
dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.
Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil saja yang
merupakan patogen. Patogen adalah organism atau mikroorganisme yang menyebabkan
penyakit pada organism lain. Kemampuan pathogen untuk menyebabkan penyakit disebut
dengan patogenisitas. Dan patogenesis disini adalah mekanisme infeksi dan mekanisme
perkembangan penyakit. Infeksi adalah invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan
berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit. Sebagaimana kita ketahui
sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan disemua tempat
yang memungkinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada
di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer ( udara ) serta makanan, dan karena
beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia,
tinggal.

1.2 Rumusan masalah


- Pengaruh faktor faktor lingkungan terhadap mikroba
- Faktor lingkungan Fisika dan Kimia Bacillus Subtillis
- Faktor ketahanan sel/spora terhadap panas dan kekeringan Bacillus Subtillis
- Pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus Subtillis

1.3 TUJUAN
- Mengetahui pengaruh faktor faktor lingkungan terhadap mikroba
- Mengetahui faktor lingkungan Fisika dan Kimia Bacillus Subtillis
- Mengetahui Faktor ketahanan sel/spora terhadap panas dan kekeringan Bacillus Subtillis
- Mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus Subtillis
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Bacillus Subtilis
Bacillus merupakan bakteri Gram positif, berbentuk batang, beberapa spesies bersifat
aerob obligat dan bersifat anaerobik fakultatif, dan memiliki endospora sebagai struktur
bertahan saat kondisi lingkungan tidak mendukung (Backman et al.,1994). Menurut Fardiaz
(1992) bentuk spora (endospora) Bacillus bervariasi bergantung pada spesiesnya. Endospora
ada yang lebih kecil dan ada juga yang lebih besar dari pada diameter sel induknya. Pada
umumnya sporulasi terjadi bila keadaan medium memburuk, zat-zat yang timbul sebagai
pertukaran zat yang terakumulasi dan faktor luar lainnya yang merugikan. Bacillus mempunyai
sifat yang lebih menguntungkan daripada mikroorganisme lain karena dapat bertahan hidup
dalam waktu yang lama pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan untuk
pertumbuhannya (Wong, 1994). Spesies dari jenis Bacillus juga berbeda dalam sifat
pertumbuhannya. Beberapa bersifat mesofilik misalnya Bacillus subtilis yang lainnya bersifat
termofilik fakultatif misalnya Bacillus coagulans atau termofilik pada Bacillus
stearothermophilus sering menyebabkan kerusakan pada makanan kaleng. Sebanyak 22
spesies Bacillus telah diidentifikasi diantaranya banyak ditemukan pada makanan. Beberapa
kelompok bakteri ini menghasilkan metabolit sekunder yang dapat menekan pertumbuhan
patogen (Backman et al.,1994).

Bacillus Cereus

2.2 Morfologi
Bacillus subtilis
Bacillus subtilis termasuk jenis Bacillus. Bakteri ini termasuk bakteri gram positif, katalase
positif yang umum ditemukan di tanah. Bacillus subtilis mempunyai kemampuan untuk
membentuk endospora yang protektif yang memberi kemampuan bakteri tersebut mentolerir
keadaan yang ekstrim. Tidak seperti species lain seperti sejarah, Bacillus subtilis
diklasifikasikan sebagai obligat anaerob walau penelitian sekarang tidak benar. Bacillus
subtilis tidak dianggap sebagai patogen walaupun kontaminasi makanan tetapi jarang
menyebabkan keracunan makanan. Sporanya dapat tahan terhadap panas tinggi yang sering
digunakan pada makanan dan bertanggung jawab terhadap kerusakan pada roti.
Bacillus subtilis selnya berbentuk basil, ada yang tebal dan yang tipis. Biasanya bentuk
rantai atau terpisah. Sebagian motil dan adapula yang non motil. Semua membentuk endospora
yang berbentuk bulat dan oval. Bacillus subtilis merupakan jenis kelompok bakteri termofilik
yang dapat tumbuh pada kisaran suhu 45 °C – 55 °C dan mempunyai pertumbuhan suhu
optimum pada suhu 60 °C – 80 °. Bacilus Subtilis ini awalnya bernama Vibro subtilis oleh
Christian Gottfried Ehrenberg pada tahun 1835. Kemudian nama Bacillus subtilis dikenalkan
oleh Ferdinand Cohn pada 1872. Bacillus subtilis telah digunakan sepanjang 1950 sebagai
alternatif dari obat karena efek immunostimulatory sel dari masalah, yang pada pencernaan
telah ditemukan secara signifikan untuk kekebalan aktivasi antibodi spesifik GM, IgG ,dan Iga
keluarnya. Bakteri ini dipasarkan di seluruh Amerika dan Eropa dari 1946 sebagai
immunostimulatory bantuan dalam usus dan perawatan dari penyakit urinary tract seperti
Rotavirus dan Shigella, tetapi ditolak popularitasnya setelah pengenalan konsumen ntibiotik
murah walaupun kurang menyebabkan reaksi alergi kesempatan yang cukup rendah dan racun
normal flora usus.

Bacillus cereus
Bacillus cereus merupakan salah satu anggota genus Bacillus yang pertama kali diisolasi
pada tahun 1969 dari darah dan cairan pleura pasien pneumonia. Bacillus cereus memiliki
beberapa karakter morfologi diantaranya: Gram positif dengan lebar sel 0,9 – 1,2 µm dan
panjang 3 – 5 µm. motilitas positif, spora elipsoidal, sentral atau parasentral, spora jarang
keluar dari sporangia. Tidak membentuk kapsul, biasanya muncul dalam bentuk rantai panjang
tipe R. Bentuk koloni irregular, opague terkadang waxy. Pada medium cair membentuk
turbiditas moderates.

2.3 Krakteristik
Bacillus subtilis
Bacillus subtilis adalah bakteri yang umum diitemukan di tanah. Bakteri ini memiliki
flagella yang massif sehingga dapat bergerak cepat untuk ukuran bakteri. Bacillus subtilis juga
umum digunakan sebagai organisme model dalam mikrobiologi, terutama untuk model studi
bakteri gram positif, oleh karena itu tampak berwarna ungu kebiruan setelah diperlakukan
dengan pewarnaan Gram. Bacillus subtilis tampak memiliki bentuk batang panjang, dapat
soliter ataupun membentuk koloni bergandengan yang memanjang.

Karakteristik Bacillus Subtilis


Bentuk Batang (tebal maupun tipis), rantai maupun tunggal
Gram Positif
Sumber tanah, air, udara dan materi tumbuhan yang
terdekomposisi
Berdasarkan spora Bakteri penghasil endospora
Respirasi Aerob obligat
Pergerakan Motil dengan adanya flagella
Suhu Optimum Pertumbuhan 25-350C
pH Optimum Pertumbuhan 7-8
Katalase Positif

Bacillus cereus
Bacillus cereus merupakan golongan bakteri Gram-positif (bakteri yang
mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram), aerob fakultatif
(dapat menggunakan oksigen tetapi dapat juga menghasilkan energi secara anaerobik), dan
dapat membentuk spora (endospora). Spora Bacillus cereus lebih tahan pada panas kering
daripada pada panas lembab dan dapat bertahan lama pada produk yang kering. Selnya
berbentuk batang besar (bacillus) dan sporanya tidak membengkakkan sporangiumnya.
Sifat-sifat dan karakteristik-karakteristik lainnya, termasuk sifat-sifat biokimia, digunakan
untuk membedakan dan menentukan keberadaan Bacillus cereus, walaupun sifat-sifat ini juga
dimiliki oleh Bacillus cereus var. mycoides, Bacillus thuringiensis dan Bacillus anthracis.
Organisme-organisme ini dapat dibedakan berdasarkan pada motilitas / gerakan
(kebanyakan Bacillus cereus motil / dapat bergerak), keberadaan kristal racun (pada Bacillus
thuringiensis ), kemampuan untuk menghancurkan sel darah merah (aktivitas hemolytic)
(Bacillus cereus dan lainnya bersifat beta haemolytic sementara Bacillus anthracis tidak
berifat hemolytic), dan pertumbuhan rhizoid (struktur seperti akar), yang merupakan sifat khas
dari Bacillus cereus var. Mycoides.

Karakteristik Bacillus cereus

Suhu < 4 oC (4 – 50 oC)


pH < 4,4 (4,4 – 9,3)
aw < 0,91

Jumlah Bacillus cereus yang ditemukan


dalam susu segar pasteurisasi < 10 organisme / 100 ml

Jumlah indikasi Bacillus cereus yang


menyebabkan foodborne disease > 105 cfu g -1 atu ml -1

Konsentrasi pada makanan yang terkait


dengan racun makanan Bacillus cereus 105 to > 109 cfu ml -1 atau g -1
2.4 Klasifikasi Bakteri
Bacillus subtilis
Kingdom :Bacteria
Phylum :Firmicutes
Class :Bacilli
Order :Bacillales
Family :Bacillaceae
Genus :Bacillus
Species : Bacillus subtilis

Bacillus cereus
Kingdom :Bacteria
Phylum :Firmicutes
Class :Bacilli
Order :Bacillales
Family :Bacillaceae
Genus :Bacillus
Species : Bacillus cereus
2.5 Toksin

Toksin yang berasal dari bakteri adalah komponen racun terlarut yang diproduksi oleh
bakteri, dan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sel-sel inang dengan cara mengubah
metabolisme normal dari sel inang tersebut. Toksin yang dihasilkan oleh bakteri ini bisa
dibedakan atas dua jenis yaitu endotoksin dan enterotoksin. Endotoksin adalah toksin yang
merupakan bagian integral dari dinding sel bakteri Gram negatif. Aktivitas biologis dari
endotoksin dihubungkan dengan keberadaan lipopolisakarida (LPS). Eksotoksin merupakan
komponen protein terlarut yang disekresikan oleh bakteri hidup pada fase pertumbuhan
eksponensial. Produksi toksin ini biasanya spesifik pada beberapa species bakteri tertentu (bisa
Gram positif maupun Gram negatif) yang menyebabkan terjadinya penyakit terkait dengan
toksin tersebut

Bacillus subtillis
Bacillus subtilis tidak dianggap sebagai manusia pathogen; dapat mencemari makanan
tetapi jarang menyebabkan keracunan makanan. Bacillus subtilis produces the proteolytic
enzyme subtilisin . Bacillus subtilis menghasilkan enzim proteolytic yang subtilisin. Bacillus
subtilis spores dapat hidup yang ekstrim pemanasan yang sering digunakan untuk memasak
makanan, dan bertanggung jawab untuk menyebabkan kekentalan yang lengket, membenang
konsistensi yang disebabkan oleh bakteri produksi panjang rantai polysaccharides dan manja
dalam adonan roti.
Bacillus subtilis dapat membagi asymmetrically, memproduksi sebuah endospore yang
tahan terhadap faktor lingkungan seperti panas, asam, dan garam, yang dapat berada di dalam
lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Endospore adalah yang dibentuk pada saat gizi
stres, memungkinkan organisme untuk terus berada di dalam lingkungan sampai kondisi
menjadi baik. Sebelum proses untuk menghasilkan spora bakteri melalui proses produksi
flagella dan mengambil DNA dari lingkungan.
Bacillus subtilis terbukti untuk manipulasi genetik, karena itu telah menjadi banyak
diadopsi sebagai model organisme untuk penelitian laboratorium, terutama dari sporulation,
yang merupakan contoh sederhana dari diferensiasi selular. Hal ini juga sangat flagellated,
yang memberikan B. subtilis kemampuan untuk bergerak sangat cepat.
Keguanaan lain bakteri ini cukup banyak sekarang dangan berkembangnya teknologi. Bacillus
subtilis strain QST 713 (dipasarkan sebagai QST 713 atau serenade) memiliki alam berhubung
dgn fungisida aktivitas, dan bekerja sebagai agen kontrol biologi. populer di seluruh dunia
sebelum pengenalan konsumen antibiotik immunostimulatory sebagai agen untuk membantu
perawatan gastrointestinal dan penyakit urinary tract. Hal ini masih banyak digunakan di Eropa
Barat dan Timur Tengah sebagai alternatif obat. dapat dikonversi menjadi peledak berbahaya
compounds dari nitrogen, karbon dioksida, dan air. recombinants Bacillus subtilis str. pBE2C1
dan Bacillus subtilis str. pBE2C1AB digunakan dalam produksi polyhydroxyalkanoates (PHA)
dan agar mereka dapat menggunakan gandum terendam air limbah sebagai sumber karbon
untuk menurunkan biaya produksi PHA.
Bacillus cereus
Bacillus cereus memiliki karakter yang mirip dengan Bacillus thuringiensis dan Bacillus
anthracis, namun tetap dapat dibedakan berdasarkan determinasi motilitas (kebanyakan
Bacillus cereus bersifat motil) dan adanya kristal toxin (hanya dihasilkan oleh B.
thuringiensis), aktivitas hemolisis (B cereus memiliki sifat ini, sedangkan B. anthracis bersifat
non-hemolitik).
Bacillus cereus menghasilkan beberapa enterotoksin dapat dalam makanan atau dibentuk
dalam usus penyebab penting dari infeksi mata, keratitis berat, endoftalmitis dan panoftalmitis
(khasnya bakteri masuk ke dalam mata melalui benda asing yang berkaitan dengan trauma).
Enterotoksin penyebab diare bersifat keracunan lewat makan (diarrheal type). Enterotoksin
penyebab muntah berkaitan pada nasi panas tercemar (emetic type) dengan gejala mual, kejang
otot perut. Dalam pertumbuhan Bacillus cereus menghasilkan toksin selama pertumbuhan atau
selama sporulasi.
Beberapa strain dari Bacillus cereus bersifat patogen dan berbahaya bagi manusia karena
dapat menyebabkan foodborne illness, namun beberapa diantaranya yang bersifat saprofitik
dapat bermanfaat sebagai probiotik dan juga penghasil antibiotik yang potensial. Bacillus
cereus kebanyakan ditemukan terkandung dalam bahan pangan dan menyebabkan 2 tipe
keracunan makanan: 1) emetic yang merupakan keracunan yang dimediasi oleh toksin yang
sangat stabil yang dapat bertahan pada temperatur tinggi, pH ekstrim serta tahan terhadap
enzim pencernaan seperti: trypsin, pepsin. 2) diarrhoeal yang dimediasi oleh enterotoksin yang
labil terhadap panas dan asam. Bacillus cereus merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh
pada kisaran temperatur yang luas dan terdapat strain yang tergolong psychrophilic hingga
thermophilic. Karena kebanyakan strain Bacillus cereus hidup dalam gastro-intestinal dan
menyebabkan infeksi diarrhoeal, maka temperatur 37oC merupakan temperatur pertumbuhan
yang optimal.

2.6 Macam-Macam Penyakit


2.7 Diagnosis
Bacillus subtillis

Bacillus cereus
B. cereus dipastikan sebagai penyebab suatu kasus keracunan makanan, apabila (1) hasil
isolasi B. cereus menunjukkan bahwa strain-strain dari serotip yang sama ditemukan pada
makanan yang dicurigai dan dari kotoran atau muntahan pasien, atau (2) hasil isolasi bakteri
dari makanan yang dicurigai, kotoran, atau muntahan pasien menunjukkan adanya sejumlah
besar B. cereus dari serotip yang dikenal sebagai penyebab keracunan makanan, atau (3)
dengan cara mengisolasi B. cereus dari makanan yang dicurigai dan menentukan
kemampuannya dalam menghasilkan enterotoxin ( enterotoxigenicity ) dengan uji serologis
(untuk toxin penyebab diare) atau uji biologis (untuk tipe diare dan emetik). Pada tipe emetik,
waktu yang cepat munculnya gejala segera setelah infeksi, didukung dengan beberapa bukti
pada makanan, seringkali sudah cukup untuk mendiagnosis keracunan makanan tipe ini.
Bacillus subtilis
Bacillus subtillis dapat menyebabkan meningitis, endokarditis, infeksi mata, dan lain-
lainnya (Rahim et al., 1994). Bacillus subtilis dikenal sebagai penyebab keasaman makanan
kaleng. Hal itu terjadi karena fermentasi gula yang dikandung dari bahan pangan tersebut
(Buckle et al., 1985).

Bacillus cereus
Bacillus cereus merupakan penyebab paling umum dua gejala klinis diare dan muntah pada
keracunan makanan berbahan dasar daging (Drobniewski, 1993). Jumlah Bacillus cereus pada
produk makanan yang mencapai > 105 CFU per gram pangan dapat menyebabkan keracunan
yang berupa sindrom diare dan muntah (Rajkovic et al., 2008).
Bacillus cereus bertanggung jawab untuk sebagian kecil penyakit bawaan makanan (2-
5%), menyebabkan mual muntah, parah dan diare penyakit bawaan makanan Bacillus. Terjadi
karena kelangsungan hidup endospora bakteri ketika makanan tidak benar matang.

Anda mungkin juga menyukai