MIKROBIOLOGI
Faktor-Faktor Lingkungan terhadap Mikroba
Bacillus subtilis
Disusun oleh :
Nama : Uswatun Hasanah
Nim : 15111.021.03.010
Prodi : Farmasi
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya lah makalah
yang berjudul Bacillus sp.dapat terselesaikan tepat waktu dan tanpa halangan yang
berarti. Makalah ini disusun kedalam tiga bab. Bab satu berisi pendahuluan. Bab
dua mengenai pembahasan dan Bab tiga mengenai kesimpulan .Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengenal lebih jauh mengenai bakteri bacillus
sp. beserta spesiesnya yang sebagian besar merupakan agen patogen dan mampu
untuk mengetahui faktor faktor lingkungan terhadap mikroba meliputi fisika dan
kimia yang dihasilkan oleh bakteri kelompok Bacillus sp. ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih ada kelemahan yang perlu dibenahi. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
dimasa mendatang, dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua Aamiin.
Penulis
1
Daftar isi
Daftar isi.......................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.2 MORFOLOGI........................................................................................5
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN........................................................................................ 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 TUJUAN
- Mengetahui pengaruh faktor faktor lingkungan terhadap mikroba
- Mengetahui faktor lingkungan Fisika dan Kimia Bacillus Subtillis
- Mengetahui Faktor ketahanan sel/spora terhadap panas dan kekeringan
Bacillus Subtillis
- Mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri
Bacillus Subtillis
BAB 2
PEMBAHASAN
Bacillus subtilis termasuk jenis Bacillus. Bakteri ini termasuk bakteri gram
positif, katalase positif yang umum ditemukan di tanah. Bacillus subtilis
mempunyai kemampuan untuk membentuk endospora yang protektif yang
memberi kemampuan bakteri tersebut mentolerir keadaan yang ekstrim. Tidak
seperti species lain seperti sejarah, Bacillus subtilis diklasifikasikan sebagai obligat
anaerob walau penelitian sekarang tidak benar. Bacillus subtilis tidak dianggap
sebagai patogen walaupun kontaminasi makanan tetapi jarang menyebabkan
keracunan makanan. Sporanya dapat tahan terhadap panas tinggi yang sering
digunakan pada makanan dan bertanggung jawab terhadap kerusakan pada roti.
Bacillus subtilis selnya berbentuk basil, ada yang tebal dan yang tipis. Biasanya
bentuk rantai atau terpisah. Sebagian motil dan adapula yang non motil. Semua
membentuk endospora yang berbentuk bulat dan oval. Bacillus subtilis merupakan
jenis kelompok bakteri termofilik yang dapat tumbuh pada kisaran suhu 45 C 55
C dan mempunyai pertumbuhan suhu optimum pada suhu 60 C 80 . Bacilus
Subtilis ini awalnya bernama Vibro subtilis oleh Christian Gottfried Ehrenberg
pada tahun 1835. Kemudian nama Bacillus subtilis dikenalkan oleh Ferdinand Cohn
pada 1872. Bacillus subtilis telah digunakan sepanjang 1950 sebagai alternatif dari
obat karena efek immunostimulatory sel dari masalah, yang pada pencernaan telah
ditemukan secara signifikan untuk kekebalan aktivasi antibodi spesifik GM, IgG
,dan Iga keluarnya. Bakteri ini dipasarkan di seluruh Amerika dan Eropa dari 1946
sebagai immunostimulatory bantuan dalam usus dan perawatan dari penyakit
urinary tract seperti Rotavirus dan Shigella, tetapi ditolak popularitasnya setelah
pengenalan konsumen ntibiotik murah walaupun kurang menyebabkan reaksi alergi
kesempatan yang cukup rendah dan racun normal flora usus.
5
2.3 Krakteristik Bacillus subtilis
Bacillus subtilis adalah bakteri yang umum diitemukan di tanah.
Bakteri ini memiliki flagella yang massif sehingga dapat bergerak cepat untuk
ukuran bakteri.
Bacillus subtilis juga umum digunakan sebagai organisme model dalam
mikrobiologi, terutama untuk model studi bakteri gram positif, oleh karena itu
tampak berwarna ungu kebiruan setelah diperlakukan dengan pewarnaan Gram.
Bacillus subtilis tampak memiliki bentuk batang panjang, dapat soliter ataupun
membentuk koloni bergandengan yang memanjang.
6
2.4 Klasifikasi bakteri Bacillus Subtilis
Kingdom :Bacteria
Phylum :Firmicutes
Class :Bacilli
Order :Bacillales
Family :Bacillaceae
Genus :Bacillus
Species : Bacillus Subtilis
Bacillus Subtilis
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan mikroba antara lain
pH, pengaruh logam berat serta pengaruh zat-zat kimia. Sedangkan faktor biotik
dilakukanlah pengamatan tentang pengaruh suhu, pH, cahaya, zat kimia dan logam
7
Perlu diketahui bahwa aktivitas kehidupan suatu jasad memerlukan keadaan sekitar
yang sesuai, yang dapat mempengaruhi sifat morfologi dan fisiologi dari jasad akan
Faktor abiotik adalah faktor luar yang dapat berupa faktor kimia dan faktor
fisika. Dalam percobaan ini dilihat faktor fisika meliputi pengaruh suhu, pengaruh
pH dan pengaruh cahaya (sinar matahari). Adapun faktor kimia digunakan zat-zat
kimia untuk melihat bagaimana penghambatan pertumbuhan mikroba yang
bersangkutan.
1. Pengaruh Suhu
Pada percobaan dengan pengaruh suhu, dilakukan perlakuan pengamatan
pertumbuhan mikroba Bacillus subtilis dengan variasai suhu yakni 5oC, 27oC dan
37oC. Mikroba dapat bertahan hidup dalam suatu batas-batas temperatur tertentu,
jadi dengan variasi tersebut dapat diketahui ketahanan tubuh suatu mikroba. Batas-
batas tersebut dinamakan suhu minimum dan suhu maksimum, sementara suhu
yang paling baik bagi mikroba untuk tumbuh disebut suhu optimum.
2. Pengaruh pH
protein (baik enzim dan sistem pengangkutannya) yang terdapat pada membran
selnya. Struktur protein itu akan berubah bila pH dalam media juga berubah.
Mikroba memiliki enzim yang berfungsi sempurna pada kisaran pH tertentu, yang
8
namun adapula yang dapat tumbuh pada pH 2,0 dan pH 10,0. bakteri tumbuh
pada kisaran pH agak basa yaitu 5,8 sampai 6. karena pada pH 5,7 bakteri dapat
terhambat pertumbuhannya,
Dari hasil percobaan mikroba uji diinokulasaikan dalam medium PDB pada 3
variasi pH yaitu pH asam (3,0), pH netral (7,0) dan pH basa (9,0). Untuk pH 3,
media ditambahkan larutan asam klorida dengan tujuan untuk mengasamkan media
yang ber-pH netral sekitar (7,0). Dengan menambahkan beberapa tetes HCl maka
Sementara untuk pH 9,0 maka media ditambahkan reagen basa yaitu NaOH
pertumbuhannya dan hasilnya yaitu pada Bacillus subtilis, ada pertumbuhan pada
pH 3 dan 7 namun untuk pH basa tidak terdapat pertumbuhan bakteri yang ditandai
dengan jenihnya medium PDB. Artinya bakteri ini tidak mengalami pertumbuhan
3. Pengaruh cahaya
dengan daerah yang terkena langsung dengan sinar matahari. Karena cahaya
9
Sinar x (0,005- 1,0 Ao), sinar ultra violet (4000-2950 Ao), dan sinar radiasi
lain dapat membunuh mikroba. Apabila tingkat radiasi yang diterima sel mikroba
utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak
pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma.
Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik
yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH) Energi
yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses
reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya Matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk
10
Antiseptik adalah zat-zat yang digunakan untuk mematikan / menghentikan
pertumbuhan kuman pada jaringan hidup, khususnya diatas kulit atau selaput
dengan jalan pemusnahan hama patogen pada benda-benda tak hidup. Sementara
antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh mikroba, terutama bakteri dan
yang toksisitasnya bagi manusi relatif kecil. Pada percobaan ini di peroleh data
25mm. Disini kita dapat menarik kesimpulan bahwa Ciprofloksasin lebih ampuh
membunuh mikroba.
5. Pengaruh Logam
Untuk pengaruh logam sampel yang digunakan adalah uang logam dari
negara Taiwan. Sebelum dimasukkan dalam cawan petri uang logam terlebih
dahulu dicuci dengan asam sitrat untuk menghilangkan sifat alkali dari uang logam
11
2.6 Faktor lingkungan terhadap ketahanan spora Bacillus subtillis
dilingkungan
Menurut Gaman & Sherrington (1981), spora merupakan body yang kuat
dan keras terbentuk pada beberapa jenis bakteri. Waluyo (2007) ada dua tipe spora
yang terbentuk, pertama terbentuk di dalam sel disebut dengan endospora dan di
luar sel disebut dengan eksospora. Irianto (2006) resistensi endospora terhadap
panas disebabkan oleh kadar air yang dikandungnya dan pembungkus spora yang
tebal. Waluyo (2007) endospora masih dapat bertahan pada suhu air mendidih
selama 20 jam.
Naufalin (1999) mekanisme ketahanan spora terhadap panas adalah
senyawa peptidoglikan yang merupakan penyusun korteks dengan struktur ikatan
silang dan bersifat elektronegatif, berperan dalam meningkatkan ketahanan spora
terhadap panas dengan cara mengontrol kandungan air di dalam protoplas yaitu
mempertahankan kadar air yang rendah. Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi
sifat polimer peptidoglikan juga ikut berperan menurunkan ketahanan spora
terhadap panas, misalnya adanya asam dan beberapa kation multivalent.
Salamah (2002) melaporkan6 pembentukan spora Bacillus thuringiensis subsp.
Israelensis dimulai pada jam ke-9 dimungkinkan karena kondisi lingkungan yang
kurang sesuai bagi sel yaitu pH ekstrim. (Lay, 1994) mikroorganisme memiliki
enzim yang berfungsi sempurna pada pH tertentu. Bila terjadi perubahan pH,
pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme dapat berhenti. Waluyo (2007)
bakteri dalam bentuk spora lebih tahan terhadap kekeringan, panas, asam dan dingin
karena dinding spora lebih bersifat impermeabel dan spora mengandung sedikit air.
Berdasarkan informasi ketahanan spora terhadap lingkungan diperlukan bahan
pembawa untuk mempertahankan viabilitas isolat uji. Formulasi merupakan
langkah awal di dalam usaha pengendalian hayati yang dapat diusahakan secara
komersial yang mampu menjaga ketahanan spora terhadap lingkungan selama
penyimpanan (Jones & Burges, 1998).
12
2.7 Pengaruh faktor faktor lingkungan terhadap mikroba
a. Pengaruh suhu
b. Cahaya
Sebagian besar bakteri adalah chemotrophe, karena itu pertumbuhannya tidak
bergantung pada adanya cahaya matahari. Pada beberapa species, cahaya matahari
dapat membunuhnya karena pengaruh sinar ultraviolet.
c. Pengeringan (kelembaban)
Air sangat penting untuk kehidupan bakteri terutama karena bakteri hanya dapat
mengambil makanan dari luar dalam bentuk larutan (holophytis). Semua bakteri
tumbuh baik pada media yang basah dan udara yang lembab., dan tidak dapat
tumbuh pada media dan udara yang kering.
d. Keasaman (pH)
Umumnya asam mempunyai pengaruh buruk terhadap pertumbuhan bakteri.
Kebanyakan bakteri lebih baik hidup dalam suasana netral (pH 7,0) atau sedikit
basa (pH 7,2 - 7,4), tetapi pada umumnya dapat hidup pada pH 6,5 7,5.
Bakteri-bakteri yang pathogen pada manusia tumbuh baik pada pH 6,8 7,4 yaitu
sama dengan pH darah.
13
e. Pengaruh O2 dari udara
Untuk melangsungkan hidupnya, manusia dan binatang membutuhkan O2 (oxygen)
yang diambil dari udara melalui pernapasan. Fungsi O2 ini sudah jelas, yaitu untuk
pembakaran zat-zat makanan didalam sel-sel jaringan, sehingga dihasilkan panas
dan tenaga.
14
Beberapa diantaranya zat-zat kimia tersebut dapat digunakan pada jaringan
manusia dan juga dapat digunakan pada benda mati atau kedua-duanya (M. Natsir
Djide, 2004).
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bacillus subtilis dengan variasai suhu yakni 5oC, 27oC dan 37oC. Mikroba
dapat bertahan hidup dalam suatu batas-batas temperatur tertentu, jadi dengan
variasi tersebut dapat diketahui ketahanan tubuh suatu mikroba. Bacillus subtilis,
ada pertumbuhan pada pH 3 dan 7 namun untuk pH basa tidak terdapat
pertumbuhan bakteri . Basillus subtilis termasuk golongan bakteri autotrof,
Bakteri autotrof adalah bakteri yang memperoleh energinya umumnya dari proses
fotosintetis dengan kata lain membutuhkan karbondioksida sebagai sumber
karbonnya. akteri Bacillus subtilis memiliki zona hambatan 24,3 mm.
15