Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAKTERIOLOGI III

PSEUDOMONAS AERUGINOSA

OLEH :
SUSAN CHANCHIA CHIQUITA
PO 530333319837

PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkah dan rahmatnya, sehingga kelompok penulis dapat menyelesaikan makalah
Bakteriologi III yang berjudul “Pseudomonasaeruginosa”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan
dan memberi wawasan lebih luas mengenai “Pseudomonasaeruginosa”baik bagi
pembaca maupun kamipenyusun.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari pembimbing kami dan pembaca.

Kupang, 12 Mei 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................4

PEMBAHASAN.....................................................................................................4

2.1 Pseudomonas aeruginosa.............................................................................4

2.2 Identifikasi Bakteri Pseudomonas aeruginosa...........................................6

2.3 Patologi Bakteri Pseudomonas aeruginosa................................................8

2.4 Infeksi Bakteri Pseudomonas aeruginosa...................................................8

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP.............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.................................................................................................12

3.2 Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pseudomonas aeruginosa adalah pathogen oportunistik, yaitu
memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai
suatu infeksi. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, infeksi
saluran pernafasan, dermatitis, infeksi jaringan lunak, bakteremia, infeksi
tulang dan sendi, infeksi saluran pencernaan dan bermacam-macam infeksi
sistemik, terutama pada penderita luka bakarberat, kanker, dan penderita
AIDS yang mengalami penurunan sistemimun. Infeksi Pseudomonas
aeruginosa menjadi problema serius pada pasien rumah sakit yang menderita
kanker, fibrosis kistik dan luka bakar.

Pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan asal hewan perlu


dilakukan apabila kita menginginkan bahan makanan tersebut tidak cepat
rusak atau cepat menjadi busuk, melainkan menjadi tahan lama. Kerusakan
bahan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme terjadi karena
mikroorganisme tersebut berkembangbiak dan bermetabolisme sedemikian
rupa sehingga bahan makanan mengalami perubahan yang menyebabkan
kegunaannya sebagai bahan pangan menjadi terganggu.

Proses kerusakan ini dimungkinkan karena bahan makanan memiliki


persyaratan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Dengan demikian,
kerusakan bahan makanan dapat terjadi apabila tersedia substrat (yaitu bahan
makanan tsb.) yang cocok, kemudian bahan makanan itu telah tercemar oleh
mikroorganisme dan ada kesempatan bagi mikroroganisme untuk
berkembangbiak. Usaha pengendalian mikroorganisme dapat dilaksanakan
apabila faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau
perkembangbiakan mikroorganisme telah diketahui sebelumnya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tersebut umumnya dibagi ke dalam lima bahasan

1
yaitu a) waktu generasi; b) faktor intrinsik; c) faktor ekstrinsik; d) faktor
proses dan e) faktor implisit.

Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani)


yangberarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk
menyebut sekelompok mikroorganisme bersel satu, tidak berklorofil,
berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya
tampak dengan mikroskop. Bakteri merupakan organisme bersel tunggal
yang berkembangbiak dengan pembelahan menjadi dua sel. Bentuk
bakteri bermacam-macam yaitu bulat (kokus), batang lurus (basil), bentuk
antara kokus dan basil (kokobasil), koma (vibrio) dan spiral (spiroceta).

Pseudomonas umumnya saprofit tersebar luas di dalam tanah air,


tumbuh-tumbuhan dan binatang, dan yang dianggap patogen bagi manusia
adalah Pseudomonas aeruginosa dijumpai dalam sejumlah kecil dalam
usus sebagai flora normal dan juga kulit manusia. Pseudomonas
aeruginosa tersebar luas dialam dan biasanya terdapat dalam lingkungan
yang lembab dalam rumah sakit, dan dapat menimbulkan penyakit pada
manusia yang daya tahannya menurun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian bakteri Pseudomonasaeruginosa?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi bakteri Pseudomonasaeruginosa?
3. Bagaimana patologi bakteri Pseudomonasaeruginosa?
4. Bagaimana bentuk infeksi dari bakteri Pseudomonasaeruginosa?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bakteri Pseudomonasaeruginosa
2. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi bakteri Pseudomonasaeruginosa
3. Untuk mengetahui patologi bakteri Pseudomonasaeruginosa
4. Untuk mengetahui infeksi dari bakteri Pseudomonasaeruginosa

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pseudomona saeruginosa


Pseudomonas berasal dari bahasa Yunani yaitu pseudo berarti palsu
dan monas berarti satu unit. Pseudomonas sp. merupakan bakteri
hidrokarbonon klastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.
Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri
ini kadang-kadang berkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila
fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu Pseudomonas aeruginosa
disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme
pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal
pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan
pada kulit manusia. Tetapi, infeksi Pseudomonasaeruginosa menjadi masalah
serius bari pasien rumah sakit yang menderita kanker, fibrosiskistik dan luka
bakar. Angka fatalitas pasien-pasien tersebut mencapai 50%.
Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang Gram negatif,
ukurannya1,5-3 m X 0,5 m, bergerak aktif, mempunyai 1 flagel pada
ujung sel, tetapi ada pula strain yang mempunyai 2 atau 3 flagel. Bersifat
aerob obligat dan dapat tumbuh padaberbagai macam media dan kadang-
kadang menghasilkan bau buah anggur. Suhu untuk pertumbuhan antara
5-420C dengan suhu optimal 370C. Beberapa strain dapat menyebabkan
hemolisa darah. Pseudomonas sp. Membentuk koloni bulat licin dan
berwarna hijau fluoresensi, dapat menghasilkan banyak pigmen, dan yang
terkenal adalah pyocyanin dan fluorescin. Pyocyaninpigmen warna hijau
kebiruan, fluorescin pigmen warna kuning kehijauan. Pada pertumbuhan
lanjut, pigmen mengalami oksidasi menjadi coklat kekuningan.
Pyocyanin hanya dihasilkan oleh Pseudomonas aeruginosa, sedangkan
fluorescin mungkin dihasilkan oleh spesies lainnya.

4
Beberapa strain mungkin tidak mempunyai pigmen, dan belum
diketahui peranan pigmen dalam patogenesis. Beberapa pigmen terutama
pyocyanin merintangi pertumbuhan bakteri lain sehingga mengakibatkan
Pseudomonas aeruginosa menjadi dominan dalam infeksi campuran. Pili
memanjang dari permukaan sel dan mencapai sel epitel inang.
P.aeruginosa menghasilkan enzim ekstraseluler termasuk protease dan
dua hemolisin yaitu phospholipase dan glycolipid. Eksotoksin dari
P.aeruginosa mengakibatkan nekrosis jaringan dan bersifat letal pada
binatang, toksinini merintangi sintesis protein.
P. aeruginosa adalah aerob obligat yang tumbuh dengan mudah pada
banyak jenis perbenihan biakan. P.aeruginosa membentuk koloni halus bulat
dengan flouresensi kehijauan. Bakteri ini sering menghasilkan piosianin,
pigmen kebiru-biruan yang tak berfluorosensi, yang tidak berdifusi ke dalam
agar dan mengandung chloroform. Banyak strainP. Aeruginosa juga
menghasilkan pigmen pioverdin yang berfluoresensi, yang memberi warna
kehijauan pada agar. Beberapa strain menghasilkan piorubin yang berwarna
merah gelap atau pigmen piomelanin yang hitam.
Faktor ekstrinsik dan intrinsik dapat mempengaruhi pertumbuhan
bakteri P.aeruginosa. Faktor ekstriksik yang mempengaruhi
pertumbuhannnya adalah suhu dan kandungan oksigen. P. Aeruginosa
tumbuh baik pada suhu 37-42oC; pertumbuhan nya pada suhu 42oC membantu
membedakan spesies ini dari spesies P.aeruginosa lain. P. Aeruginosa
merupakan bakteri aerob obligat, yaitu bakteri yang membutuh kan oksigen
untuk tumbuh. Faktor intrisnsik yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri ini
antaralain adalah pH. Tingkat keasaman (pH) optimum untuk pertumbuhan
bakteri P. Aeruginosa adalah pada 6,6-7,0. Bakteri ini oksidase positif dan
tidak meragikan karbohidrat. Namun banyak strain yang mengoksidasi
glukosa. Pengenalan biasanya berdasarkan morfologi koloni, sifat oksidasi-
posistif, adanya pigmen yang khas, pertumbuhan pada suhu 42 oC. Untuk
membedakan P. Aeruginosa dari Pseudomonas lain berdasarkan aktivitas
biokimiawi, dibutuhkan pengujian dengan berbagai macam substrat.

5
Biasanya P. aeruginosatidak bertindak sebagai penginvasi utama
tetapi organisme ini menyebabkan infeksi dan penyakit gawat dalam
keadaan sebagaiberikut:
a) Organisme ini dapat menimbulkan infeksi apabila secara mekanis
ditempatkan dalam saluran kencing sewaktu kateterisasi atau ke
dalam meninges sewaktu penusukan lumbar (bagian pinggang).
b) Organisme ini dapat menginfeksi ventilasi pernapasan dan
memasukkan sejumlah besar organisme langsung ke dalam paru-
paru orang yang sudah lemah keadaannya.
c) Karena resistensinya terhadap banyak antibiotik, organisme ini
dapat menyebabkan infeksi gawat pada orang-orang yang
menerima pengobatan antibiotik untuk luka bakar atau luka biasa.
P.aeruginosa menjadi patogenik karena berada pada tempat dengan
daya tahan tidak normal, misalnya di selaput lendir dan kulit yang rusak
akibat kerusakan jaringan, jika menggunakan kateter pembuluh darah atau
saluran kencing atau seperti khemoterapi kanker. Bakteri menempel dan
menyerang selaput lendir atau kulit, menyebar dari tempat tersebut, dan
berakibat penyakit sistemik. Orang yang lemah daya tahan tubuhnya
menyebabkan Pseudomonas aeruginosa masuk aliran darah dan
mengakibatkan sepsis yang fatal, hal ini terjadi biasanya pada pasien
dengan limfoma yang mendapatkan terapi anti neoplastik. Proses ini
dipercepat oleh pili, enzim dan toksin. Infeksi pada luka yang disebabkan
P.aeruginosa menghasilkan nanah warna hijau biru.

2.2 Identifikasi Bakteri Pseudomonasaeruginosa


a) Pewarnaan Gram
Pada umumnya pemeriksaan langsung kurang memberikan
hasil yang memuaskan karena kontras antara sel bakteri dengan
latar belakangnya kurang jelas. Untuk meningkatkan kontras
dilaksanakan pengecatan. Sifat utama dari bakteri dapat diketahui

6
dari pemeriksaannya terhadap pewarnaan Gram. Sifat terhadap
pewarnaan Gram rupanya sesuatu yang fundamental karena reaksi
Gram dihubungkan denganbanyak sifat-sifat morfologik dalam
bentuk-bentuk yang serumpun secara filogenetik.
Cara pewarnaan Gram dimulai dengan pemberian suatu zat
warnadasar kristal ungu kemudian ditambah suatu larutan iodium
sehingga sampai disini semua bakteri akan berwarna biru,
kemudian sel-sel dicuci dengan alkohol. Sel-sel Gram positif akan
mempertahankan kompleks kristal ungu iodium, dan tetap
berwarna biru. Sel-sel Gram negatif akan kehilangan warna sama
sekali oleh alkohol. Sehingga langkah terakhir, suatu zat warna
kontras (seperti zat warna merah safranin) dituangkan pada sel-sel,
sehingga sel-sel Gram negatif yang telah kehilangan warna akan
mendapatkan warna kontras.
Bentuk bakteri dan sifatnya pada pewarnaan menjadi dasar
dari klasifikasi bakteri. Bakteri dapat berbentuk sferis (kokus),
batang (basil) atau peralihannya (kokus-basil). Sebagian besar
bakteri dapat diwarnai dengan menggunakan pewarnaan Gram.
Bakteri Gram positif berwarna biru/ungu dan Gram negatif
berwarna merah muda.

b) Pemeriksaan Biokimiawi
Setelah koloni yang dicurigai sebagai Pseudomonas sp. Di
identifikasi dengan pewarnaan Gram, koloni yang menunjukkan bakteri
Gram negatif dilakukan uji biokimiawi yaitu diambil satu ose bakteri dari
pertumbuhan 24 jam Pseudomonas sp. kemudian ditanam pada media
KIA (Kligler Iron Agar), LIA (Lysine Iron Agar), MIO (Motility Indol
Ornithine), dan TSA (Tryptone Soya Agar) diinkubasi pada suhu 37oC
kemudian diidentifikasi yaitu dengan mencocokkan evaluasi hasil
penanaman pada media biokimia dengan tabel. Kemudian untuk
memastikan isolat P.aeruginosa atau isolat Pseudomonas sp

7
(nonaeruginosa) yaitu diambil satu ose bakteri dari pertumbuhan 24
jam dan ditanam pada media TSA, diinkubasi pada suhu 370C.

2.3 Patologi Bakteri Pseudomonasaeruginosa


Mekanisme bagaimana P.aeruginosa dapat menyebabkan penyakit pada
manusia belum diketahui. P. Aeruginosa akan bersifat patogen bila masuk
ke bagian yang fungsi pertahanannya tidak baik, contohnya bila kulit
terbakar dan pada ulkus diabetikum yang menyebabkan tubuh kehilangan
barrier tubuh. Kuman akan melekat dan mengkoloni selaput mukosa kulit,
menginvasi secara lokal atau bahkan menjadi infeksi sistemik. Proses ini
dibantu oleh pili, enzim dan toksin. Lipopolisakarida berperan langsung
dalam menyebabkan demam, syok, oliguria, leukosis tosis dan leukopenia,
disseminate dintravascular coagulation (DIC), dan respiratory distress
syndrome pada orang dewasa.
Paling sedikit dihasilkan 2 tipe protease yang menyebabkan lesi
hemoragik kulit dan destruksi jaringan mata. Tidak ada efek letal. Dua
hemolisin yang dihasilkan yaitu fosfolipase dan glikolipid. Kedua-duanya
tidak bersifat letal. Pada pneumonia akibat P.aeruginosa, fosfolipase ini
memperkuat penyerbuan organisme dengan menghancurkan jaringan paru
dan menyebabkan atelektasis dan nekrosis. Sedangkan bakteri yang baru
diisolasi dari paru-paru penderita fibrosiskistik bersifat mukoid.

2.4 Infeksi Bakteri Pseudomonasaeruginosa


2.4.1 Gambaran Klinik
P.aeruginosa menimbulkan infeksi pada luka bakar, meningitis,
infeksi saluran nafas, otitis eksterna ringan hingga invasif, infeksi
mata, bahkan sepsis pada bayi. P.aeruginosa yang menimbulkan
infeksi pada luka dan luka bakar menimbulkan nanah hijau kebiruan
dan bila bakteri tersebut masuk saat punksilumbal akan
mengakibatkan meningitis pada penderita. Infeksi P. Aeruginosa juga
dapat terjadi lewat pemasangan kateter yang akan menyebabkan

8
infeksi saluran kemih dan melalui respirator yang terkontaminasi
sehingga mengakibatkan pneumonia yang disertai nekrosis. Pada
penyakit pneumonia akibat P. Aeruginosa biasanya terjadi sianosis
yang makin lama makin bertambah. Dengan foto polos dapat dilihat
adanya infiltrasi didalam lobus bagian bawah yang bersifat nodular
nekrosis dengan pembentukan abses. Pada pneumonia, mortalitias
penderita tinggi. Pada perenang, bakteri ini dapat menyebabkan otitis
eksterna ringan, sedangkan pada penderita diabetes dapat
menyebabkan otitis eksterna invasif (maligna). Infeksi mata juga dapat
terjadi dengan etiologi P.aeruginosa. Sedangkan pada bayi atau orang
yang lemah, P.aeruginosa dapat menyerang aliran darah dan
mengakibatkan sepsis fatal. Hal ini biasanya terjadi pada penderita
leukemia atau limfoma yang mendapat obat anti anti noplastik atau
terapiradiasi. Pada penderita leukemia mortalitas lebih tinggi bila
menderita leukopeni yang berat. Pada penderita dengan fibrosis kistik,
organisme ini sering berkapsul untuk mencegah fagosistosis.
Pada sebagian besar penderita infeksi P.aeruginosa, gejala dan
tanda- tandanya bersifat non-spesifik dan berkaitan dengan organ yang
terlibat. Kadang-kadang, veroglobin (suatu produk pemecahan
hemoglobin ) atau pigmen yang berfluorosen dapat dideteksi pada
luka, luka bakar atau urin dengan penyinaran fluoresen ultraviolet.
Nekrosis hemoragik pada kulit sering terjadi pada sepsis akibat P.
aeruginosa, lesi yang disebut ektimagan grenosum yang dikelilingi
oleh eritmea dan sering tidak berisi nanah. Pada anak-anak dengan
folikulitis karena penggunaan kolam renang dapat dijumpai
pruritusfolikular, makulopapular, vesikular atau lesipustular disetiap
bagian tubuh yang terendam dalam air.Lesinodular jarang dijumpai.
Pada anak yang terinfeksi setelah menggunakan kolam renang umum
yang terkontaminasi, 10 hingga 40 jam kemudian dapat dijumpai nyeri
hebat ditelapak kaki diikuti bengkak, kemerahan dan rasa panas.
Gejala paling berat berupa demam (37,7-38,8oC), malaise dan

9
rasamual. Kumpulan gejala akutini disebut “pseudomonashot-
footsyndrome”.

2.4.2 Tes Diagnostik Laboratorium


a) Spesimen: Spesimen didapat dari lesi kulit, nanah, urin, darah,
cairanspinal, dahak, dan bahan lain harus diambil seperti yang
ditunjukkan oleh jenis infeksi.
b) Mikroskopis: Batang Gram-negatif sering terlihat dalam sediaan
apus. Tidak ada ciri-ciri morfologi khusus yang membedakan
Pseudomonas dari batang enterik atau batang Gram-negatif yang
lain.
c) Kultur: Spesimen ditanam pada lempeng agar darah dan media
diferensial yang biasa digunakan untuk menumbuhkan batang
Gram-negatif enterik. Pseudomonas tumbuh dengan mudah pada
kebanyakan media ini, tetapi mungkin tumbuh lebih lambat
dibanding bakteri enterik lain. P.aeruginosa tidak memfermentasi
laktosa dan dengan mudah dibedakan dengan bakteri lactose-
fermenter.
d) Koloni: Koloni besar dan halus dengan permukaan rata dan
meninggi (friedeggapperance) dan koloni halus dan mukoid yang
biasanya di dapat dari sekresi saluran pernafasan dan saluran
kemih.

2.4.3 Pengobatan
Infeksi P.aeruginosa yang telah terbentuk sulit untuk diobati.
Infeksi P.aeruginosa tidak diobati dengan terapi tunggal, karena
keberhasilan terapi semacam itu rendah dan bakteri dapat dengan
cepat menjadi resisten. Penisilin yang bekerja aktif terhadap P.
Aeruginosa seperti tirasiklin, mezlosilis, dan piperasilim digunakan
dalam kombinasi dengan aminoglikosida, biasanya gentamisin,
tobramisin atau amikasin. Obat lain yang aktif terhadap P.aeruginosa

10
antara laina ztreonam, imipenem, kuinolon baru, seftazidim dan
siprofloksasin. Sefalosporin generasi baru, seftazidim yang digunakan
secara primer untuk infeksi P.aeruginosa dan sefoperakson aktif
melawan P. aeruginosa.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pseudomonas berasal dari bahasa Yunani yaitu pseudo berarti palsu dan
monas berarti satu unit. Pseudomonassp. merupakan bakteri hidrokarbon
oklastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.
Pseudomonasaeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini
kadang-kadang berkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila
fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu Pseudomonasaeruginosa
disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme
pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal
pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan
pada kulit manusia.
Identifikasi bakteri ini dapat dilakukan dengan melakukan pewarnaan
gram dan uji biokimiawi. P.aeruginosa menimbulkan infeksi pada luka bakar,
meningitis, infeksi saluran nafas, otitis eksterna ringan hingga invasif, infeksi
mata, bahkan sepsis pada bayi. P.aeruginosa yang menimbulkan infeksi pada
luka dan luka bakar menimbulkan nanah hijau kebiruan dan bila bakteri
tersebut masuk saat pun ksilumbal akan mengakibatkan meningitis pada
penderita. Infeksi P. Aeruginosa juga dapat terjadi lewat pemasangan kateter
yang akan menyebabkan infeksi saluran kemih dan melalui respirator yang
terkontaminasi sehingga mengakibatkan pneumonia yang disertai nekrosis.

3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu segala kritik
dan saran dari pembaca akan penyusun terima dengan lapang dada untuk
perbaikan penyusunan yang lebih baik lagi ke depannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/niakris/mikro-makalah-pseudomonas-aeruginosa

https://ismianni13.blogspot.com/2017/02/makalah-pseudomonas-
aeruginosa.html?m=1

https://docplayer.info/amp/64104072-Bab-i-pendahuluan-a-latar-belakang-
pseudomonas-aeruginosa-p-aeruginosa-merupakan-bakteri-gram.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pseudomonas_aeruginosa

http://kumpulanmakalah100.blogspot.com/2017/02/makalah-pseudomonas-
aeruginosa.html?m=1

http://jim.unsyiah.ac.id/FKH/article/view/2712

http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/2308/2/KTI%20HENI%20IDA%20R.
%20161310020%20DIII%20ANKES%20STIKES%20ICME%20JOMBANG.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai