PENDAHULUAN
B
akteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan
menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut tercemar oleh feses manusia.
Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat
dan hidup pada usus manusia. Bakteri yang terdapat pada air atau makanan menunjukkan bahwa
dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan mengalami kontak dengan feses yang
berasal dari usus manusia dan mengandung bakteri patogen lain yang berbahaya. Bakteri patogen
tersebut juga dapat menimbulkan penyakit ataupun keracunan pangan (foodborne disease)
apabila tertelan bersama makanan atau minuman. Beberapa strain dan Escherichia coli juga
bersifat patogen dan dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Sampai saat ini bakteri yang dapat digunakan sebagai indikator sanitasi antara lain
Escherichia coli, kelompok streptokokus (enterokokus) fekal, dan Clostridium perfringens.
Menurut Pelczar and Chan (1986), bakteri E.coli adalah bakteri yang paling banyak digunakan
sebagai indikator sanitasi karena bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus manusia,
umumnya merupakan patogen penyebab penyakit dan relatif tahan hidup di air sehingga dapat
dianalisis keberadaannya di dalam air yang sebenarnya bukan medium yang ideal untuk
pertumbuhan bakteri. E.coli dapat dipindahsebarkan melalui air yang tercemar tinja atau air seni
orang yang menderita infeksi pencernaan, sehingga dapat menular pada orang lain. E.coli keluar
dari tubuh bersama tinja dalam jumlah besar serta mampu bertahan sampai beberapa minggu.
Kelangsungan hidup dan replikasi E.coli di lingkungan membentuk koliform. E.coli tidak tahan
terhadap keadaan kering atau desinfektan biasa. Bakteri ini akan mati pada suhu 600C selama 30
menit.
Menurut Suharyono (2008), bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu
hidup didalam saluran pencernaan manusia. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator
keberadaan bakteri patogenik lain. Bakteri kelompok koliform meliputi semua bakteri berbentuk
batang, Gram negatif, tidak membentuk spora dan dapat memfermentasi laktosa dengan
memproduksi gas dan asam pada suhu 37 °C dalam waktu kurang dari 48 jam. Adapun bakteri
E.Coli selain memiliki karakteristik seperti bakteri koliform pada umumnya juga dapat
1
MODUL 4
menghasilkan senyawa indole didalam air pepton yang mengandung asam amino triptofan, serta
tidak dapat menggunakan natrium sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon.
Penggolongan bakteri Coliform didasarkan pada sifat dan habitatnya. Bakteri Coliform
dibagi menjadi dua golongan yaitu: Coliform fekal yang berasal dari kotoran manusia dan hewan
diantaranya adalah Eschericia coli, sedangkan bakteri Coliform non fekal berasal dari tumbuhan
yang sudah mati diantaranya adalah Klebsiella sp, Serratia sp, Enterobacter sp,Citrobacter sp.
Bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan
Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi
positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana dari pada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform
adalah, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas
air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya kualitas air semakin baik.
Menurut ketentuan WHO dan APHA (American Public Health Association), kualitas air
ditentukan oleh kehadiran dan jumlah E. coli didalamnya, yaitu untuk air minum dan air lainnya.
Sedang secara umum berdasarkan karakteristik kimia, fisik dan mikrobiologi maka kualitas air
akan ditentukan berdasarkan keperluannya. Kandungan Bakteri E. coli atau Coliform di Dalam
Air bukan untuk minum, contoh Kolam renang dalam 100 mL persyaratan kandungan Coliform
adalah <2,4 x 103 sedangkan E coli <1 x 103 atau 200, Rekreasi syarat kandungan E. coli.
adalah 1000 sedangkan Batas maksimal cemaran mikroba yang diizinkan dalam Kualitas air
minum menurut PerMenKes No.492/ Menkes /Per/IV/2010 berdasarkan kualitas
mikrobiologisnya yaitu: Total bakteri Escherichia coli maksimal 0 koloni/g (per 100 ml sampel)
dan Total bakteri Coliform maksimal 0 koloni/g (per 100 ml sampel).
2
MODUL 4
KEGIATAN BELAJAR 1
B
akteri anggota famili Enterobacteriaceae merupakan bakteri yang biasa
ditemukan mengkontaminasi makanan dan minuman, baik yang telah dimasak,
dibekukan, maupun yang tidak dimasak dan tidak dibekukan. Bakteri famili
Enterobacteriaceae ini memiliki lebih dari 40 genus dan 150 spesies paling heterogen dengan
cirri btang Gram negative. Selain itu merupakan flora normal pada usus manusia dan hewan.
Sifatnya kosmopolit. Biasa disebut sebgai enterobakteria atau bakteri enteric. Beberapa bakteri
anggota famili Enterobacteriaceae bersifat patogen, di antaranya anggota genus Enterobacter,
Serratia, Escherichia, Proteus, Salmonella, Shigella, dan Klebsiella. Riga et al. (2015)
menemukan adanya bakteri anggota famili Enterobacteriaceae seperti anggota genus
Enterobacter dan Serratia pada makanan dan peralatan makan di salah satu rumah sakit. Menurut
Dwiyitno (2010), anggota bakteri anggota famili Enterobacteriaceae seperti anggota genus
Salmonella, Shigella, Escherichia juga dapat mengkontaminasi produk perikanan.
Karakteristik dari family Enterobacteriaceae ini adalah Batang Gram negative, berukuran
0.3-1.0 × 1.0-6.0 μm, semua memfermentasi glukosa menghasilkan asam dengan atau tanpa gas,
semua reduksi nitrat menjadi nitrit, katalase positif, oksidase negative kecuali golongan
Plesiomonas shigelloides, aerob atau fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, kebanyakan
motil dengan flagel peritrik tapi ada beberapa yang non motil, memfermentasi laktosa : E.coli,
Klebsiella, Enterobacter, Citrobacter, Serratia spp, tidak memfermentasi laktosa : Salmonella,
Shigella, Proteus dan Yersinia spp, beberpa memiliki kapsul yang menonjol, dan resisten
terhadap bile salts.
Famili Enterobacteriaceae sering disebut sebagai "enterics" dengan empat ciri utama:
Semua memfermentasi glukosa (dekstrosa), Semua mereduksi nitrat menjadi nitrit, Semua
oksidase negatif, kecuali Plesiomonas, Semua kecuali Klebsiella, Shigella, Yersinia pestis dan
Salmonella Gallinarum-Pullorum bersifat motil, Morfologi koloni pada BAP atau CA (Coklat
agar) yang nilainya kecil, sebagaimana terlihat sama yaitu besar, lembab dan abu-abu pada SBA.
Media selektif dan diferensial digunakan untuk evaluasi koloni awal mis. MacConkey, HE, XLD
agar.
Klasifikasi family Enterobacteriaceae berdasarkan dari taksonomi dan fermentasi
laktosa(Gambar 4.2). Klasifikasi berdasarkan taksonomi ini dilakukan karena banyaknya spesies
dari family Enterobakteriaceae sehingga spesies menjadi group atau kelompok dalam suku
(TRIBES) dengan karakteristik yang sama. Didalam setiap suku, spesies dikelompokkan kembali
berdasarkan genus (Gambar 4.1).
3
MODUL 4
Berdasarkan infeksi klinis yang dihasilkan, enterik dibagi menjadi dua kategori
(Gambar 4.3) yaitu 1) Patogen usus primer - bukan flora komensal, mereka menghasilkan
infeksi dari konsumsi makanan yang terkontaminasi atau air yang terkontaminasi (Salmonella,
Shigella, dan Yersinia spp.) 2) Patogen oportunistik - biasanya bagian dari yang ada pada Usus
sebagai flora normal usus yang dapat menyebabkan infeksi di luar usus.
4
MODUL 4
E. coli merupakan kuman oportunis yang banyak terdapat di usus besar (colon)
manusia dan sebagai flora normal colon, sifat E. coli daPat menyebabkan infeksi primer pada
usus besar sehingga dapat menYebabkan penyakit diare. Kuman E. coli meruPakan sebagian
besar flora normal didalam usus yang bersifat aerob, umumnya kuman ini tidak menyebabkan
penyakit melainkan dapat membantu fungsi humoral dan nutrisi. Organisme ini dapat menjadi
pathogen apabila mencapai jaringan diluar saluran pencernaan khususnya saluran air kemih,
saluran empedu, paru-paru dan pada selaput otak dapat menyebabkan peradangan. Hal ini dapat
terjadi bila daya tahan atau kekebalan tubuh lemah pada tempat tersebut. Bila daya tahan normal
tuan rumah tidak cukup, khususnya pada bayi yang baru lahir, pada usia tua, pada stadium
penyakit lain, setelah menjadi patogen pada usus dapat menyebabkan diare, sakit kulit dan lain
sebagainya.
E. coli di alam terbuka hidup di dalam tanah. Jika terjadi pencemaran (umumnya
pencemar organik yang ditandai dengan BOD tinggi), tanah menjadi media pertumbuhan yang
baik untuk bakteri ini dan menyebabkan peningkatan konsentrasi E. coli dalam tanah. Saat hujan
turun atau salju mencair, semakin banyak bakteri ini yang terbawa oleh air tanah masuk ke
sungai. Dengan demikian konsentrasi E. coli akan terdeteksi tinggi di air tanah dan sungai
sehingga mengindikasikan adanya pencemaran tanah.
5
MODUL 4
E. coli tidak dapat dibunuh dengan pendinginan maupun pembekuan, Bakteri ini hanya
bisa dibunuh oleh antiobiotik, sinar Ultraviolet (UV), atau suhu tinggi >100 0C. Suhu tinggi akan
merusak protein dalam sel dan membuatnya tidak dapat hidup kembali. E.coli yang tidak
direkayasa genetika (wild type) umumnya tidak dapat hidup jika ada antibiotik seperti
amphicillin dan kloramfenikol (Girard et al., 2003) walaupun dengan antiobiotik seperti
Amoxicillin pun sudah cukup (derivate dari amphicillin yang lebih rendah daya bunuhnya).
KLASIFIKASI E. Coli
Bakteri E. coli ditemukan pada tahun 1885 oleh Theodor Escherich dan diberi nama
sesuai dengan nama penemunya. Terdapat lima spesies yaitu E. coli, E. blattae, E. fergusonii, E.
hermannii dan E. vulneris. Saat ini ditambahkan spesies baru menjadi 6 spesies yaitu E.albertii.
E.albertii dikaitkan dengan penyebab diare pada anak-anak di Bangladesh. Enam spesies ini
dinamai berdasarkan :
Klasifikasi ilmiah bakteri E.coli adalah sebagai berikut menurut Kuswiyanto (2016):
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli
MORFOLOGI
E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater
0,4-0,7 X 1,4 mikron. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 m3. Bakteri ini dapat hidup pada rentang suhu
20-40 0C dengan suhu optimumnya pada 37 0C dan tergolong bakteri Gram negative. Sebagian bergerak
aktif (motil) dengan flagel peritrik, tidak membentuk spora, ada yang berkapsul, memiliki fimbria,
menghasilkan sejumlah kecil vitamin B12 dan K, merupakan flora normal usus (Gambar 4.4).
6
MODUL 4
FISIOLOGI
E. coli tumbuh pada media sederhana dengan pH 7,2. Bakteri ini ada yang aerobik dan
anaerob fakultatif. Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 10-40 ° C (dengan suhu optimum 37 °
C). morfologi koloni ada yang smooth (S) dan Rough (R) atau keduanya. S = bentuk halus
terlihat pada isolat segar, dapat dengan mudah diemulsi garam. R = bentuk kasar terlihat pada
kultur yang lebih tua, dengan bentuk kusam, permukaan tidak beraturan, sering kali dapat
digumpalkan secara otomatis dalam larutan garam. Variasi SR terjadi sebagai akibat dari
subkultur berulang dan terkait dengan hilangnya antigen permukaan dan biasanya keracunan.
Banyak isolat patogen yang memiliki kapsul polisakarida. Beberapa strain dapat berbentuk
mukoid. Karakteristik pertumbuhan E,coli pada beberapa media ditunjukkan pada gambar 4.5.
7
MODUL 4
Gambar 4.5. Karakteristik E.coli pada berbagai media. Nutrient agar: koloni besar, tebal,
putih keabu-abuan, lembab, halus, buram atau cakram transparan sebagian. Agar
darah: Banyak strain khususnya yang patogen bersifat hemolitik pada darah agar.
Agar MacConkey: koloni berwarna merah muda cerah karena fermentasi laktosa.
Kaldu (Broth): pada umumnya tingkat kekeruhan cukup keruh. Pada media EMB
(Eosin Metylen blue) membentuk warna hijau metalik
8
MODUL 4
Hasil uji biokimia reaksi untuk diagnostik bakteri E. coli dapat dilihat pada gambar 4.6. hasil
uji biokimia reaksi ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut.
9
MODUL 4
U
R
E
A
S
E
Gambar 4.6 Uji diagnostik E. coli pada media IMViC dan urea
Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) merupakan salah satu media diferensial untuk uji
biokimia reaksi dengan komposisi tiga gula-gula yaitu 0,1% glukosa, 1% laktosa, 1% sukrosa
atau 1% glukosa, 10% laktosa dan 10% sukrosa. Indicator media adalah phenol red apabila pada
10
MODUL 4
suasana asam (Acid) akan berwarna kuning dan Suasana basa(alkali) berwarna merah.
Adanya Fe atau garam besi (Ferric ammonium citrate) untuk mendeteksi keberadaan H2S
dengan adanya endapan warna hitam pada media karena pembentukan ferrous sulphide (FeS).
Hasil uji TSIA dengan pembacaan empat kategori yaitu lereng, dasar, H2S dan
pembentukan Gas menunjukkan bahwa E.coli: lereng kuning, Dasar kuning, H2S negative, Gas=
+; Klebsiella: lereng kuning, Dasar kuning, H2S negative, Gas= + ingat sama dengan E.coli
pembedanya nanti ada di tes IMViC ; Enterobacter: lereng kuning, Dasar kuning, H2S
negative; Citrobacter : lereng kuning, Dasar kuning, H2S positif; Salmonella: lereng merah,
Dasar kuning, H2S positif kecuali S. cholerasuis; Shigella: lereng merah, Dasar kuning, H2S
negative; Proteus: Lereng merah, dasar kuning atau lereng kuning, dasar kuning (P. vulgaris)
dengan H2S (Gambar 4.7)
Gambar 4.7 perbandingan pertumbuhan E.coli dengan Enterobakter yang lain pada media TSIA
11
MODUL 4
LATIHAN
Untuk meperdalam pengetahuan anda tentang materi di atas maka kerjakan latihan berikut ini :
1. Jelaskan tentang Bakteri indikator sanitasi?
2. Sebutkan bakteri indicator sanitasi !
3. Jelaskan morfologi E.coli!
4. Jelaskan karakteristik E.coli pada media Mac Conkey!
5. Jelaskan apa itu Coliform dan apakah berbeda dengan E.coli!
PETUNJUK
Latihan dapat Anda kerjakan apabila materi dibaca kembali terutama pada :
1. Pendahuluan
2. Klasifikasi
3. Morfologi
4. Fisiologi
RANGKUMAN
Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan
bahwa air atau makanan tersebut tercemar oleh feses manusia. Bakteri-bakteri indikator sanitasi
umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Sampai saat ini
bakteri yang dapat digunakan sebagai indikator sanitasi antara lain Escherichia coli, kelompok
streptokokus (enterokokus) fekal, dan Clostridium perfringens.
E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0,4-
0,7 X 1,4 mikron. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 m3. Bakteri ini dapat hidup pada rentang suhu 20-40
0C dengan suhu optimumnya pada 37 0C dan tergolong bakteri Gram negative. Sebagian bergerak aktif
(motil) dengan flagel peritrik, tidak membentuk spora, ada yang berkapsul, memiliki fimbria,
menghasilkan sejumlah kecil vitamin B12 dan K, merupakan flora normal usus.
E. coli tumbuh pada media sederhana dengan pH 7,2. Bakteri ini ada yang aerobik dan
anaerob fakultatif. Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 10-40 ° C (dengan suhu optimum 37 °
C). E.coli mengurai glukosa menjadi asam dan gas, memfermentasi laktosa dan manitol, uji indol
bernilai positif, membentuk koloni hijau metalik pada media EMB, beberapa dapat
menghemolisis darah pada media agar darah.
12
MODUL 4
TES FORMATIF 1
3. Ciri umum morfologi E.coli menunjukkan aerob fakultatif dengan kemampuan motilitas
karena memiliki flagella…
a. Monotrik
b. lofotrik
c. peritrik
d. amfitrik
4. E. coli merupakan salah satu anggota coliform….
a. Non fecal
b. fecal
c. Enterotoxigenic
d. Enteroinvasive
5. Klasifikasi famili Enterobacteriaceae didasarkan pada……dan……
a. Taksonomi, ferementasi laktosa
b. indol, fermentasi maltosa
c. Fermentasi glukosa, manosa
13
MODUL 4
10. Dalam isolasi, bakteri E.coli memiliki ciri mampu memfermentasi laktosa paa media
EMB, dan menghasilkan warna hijau metalik. Apabila kuman ini ditanam pada media
MC agar (MCA), koloni akan berwarna….
a. Merah
b. Hitam
c. Abu-abu
d. Putih/transparan
14
MODUL 4
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah soal
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan
Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
15
MODUL 4
KEGIATAN BELAJAR 2
16
MODUL 4
pedestal sehingga menyebabkan diare cair (watery diarrheae) yang dapat sembuh
dengan sendirinya atau berlanjut menjadi kronis. Diare seperti ini dapat disembuhkan
dengan pemberian antibiotic.
2. Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC). Bakteri ini juga merupakan penyebab diare
umum pada bayi di negara berkembang seperti Indonesia. Berbeda dengan EPEC,
Escherichia coli jenis ini memproduksi beberapa jenis eksotoksin yang tahan maupun
tidak tahan panas di bawah kontrol genetik plasmid. Pada umumnya, eksotoksin yang
dihasilkan bekerja dengan cara merangsang sel epitel usus untuk menyekresi banyak
cairan sehingga terjadi diare. Identifikasi ETEC ditunjukkan pada Gambar 4.10.
3. Enterohaemoragic Escherichia coli (EHEC) diwakili oleh satu strain dengan serotif
O157: H7 dan galur yang memproduksi verotoksin (VTEC). VTEC menyebabkan
sejumlah kejadian luar biasa (KLB) diare dan kolitis hemoragik. Penyakit ini bersifat
akut dan dapat sembuh spontan. Penyakit ini ditandai dengan nyeri abdomen dan diare
disertai darah. Gejala seperti ini merupakan komplikasi dari diare ringan.
4. Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC). Bakteri ini menyebabkan diare akut dan
kronik pada penduduk di negara berkembang. Penyakit ini ditandai dengan pola
perlekatan yang khas pada sel usus manusia. Namun, masih diperlukan penelitian yang
lebih lanjut tentang adanya faktor-faktor virulensi galur EAEC ini.
5. Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC).Bakteri ini menyebabkan diare akut dan
kronik pada penduduk di Negara berkembang. Penyakit ini ditandai dengan pola
perlekatan khas pada sel usus manusia. Namun, masih diperlukan penelitian yang lebih
lanjut tentang adanya faktor-faktor virulensi galur EAEC ini.
17
MODUL 4
Gambar 4.9 Kombinasi antigen O dan H dalam identifikasi serotif dari E.coli penyebab diare
18
MODUL 4
REPRODUKSI
Reproduksi kuman dapat berlangsung secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara seksual
dilakukan melalui pembelahan yang ditandai dengan peleburan material kromosom dari dua kuman
sehingga lahir sel-sel kuman dengan sifat yang berasal dari kedua sel induknya. Reproduksi semacam ini
hanya terjadi antara kuman sejenis atau satu famili. Cara seksual dilakukan dengan cara:
1. Pembelahan. Umumnya kuman berkembang biak secara antitosis dengan membelah diri menjadi
dua (binary division). Waktu antara pembelahan tersebut berbeda-beda untuk setiap jenis kuman,
bervariasi antara 20 menit dan 15 jam.
2. Pembentukan tunas atau cabang. Kuman membentuk tunas, dan tunas tersebut akan lepas dan
membentuk kuman baru. Reproduksi dengan pembentukan cabang diketahui dengan
pembentukan tunas yang tumbuh menjadi cabang dan akhirnya melepaskan diri.
3. Pembentukan filamen. Pada pembentukan filamen, sel mengeluarkan serabut panjang filamen
yang tidak bercabang. Bahan kromosom kemudian masuk ke dalam filamen. Filamen tersebut
kemudian terputus-putus menjadi beberapa bagian. Setiap bagiannya membentuk kuman baru.
Bakteri coliform merupakan flora normal saluran cerna beberapa hari setelah bayi lahir,
dan sejak itu merupakan bagian utama jasad renik aerobik normal pada tubuh. E. coli adalah
salah satu prototipenya. Ditemukannya coliform dalam air atau susu dianggap sebagai bukti
adanya kontaminasi tinja. Adanya spesies Eschericia atau Enterobacter atau “intermediate-nya”
dalam jumlah besar dalam air minum menunjukan adanya kontaminasi permukaan.
Tindakan pengawasan tidak mudah dilakukan terhadap flora endogen normal. Serotipe
enteropatogenik E. coli dan kuman “parakolon” harus diawasi seperti Salmonella. Coliform
merupakan masalah pokok infeksi rumah sakit saat ini. Hal yang penting diketahui adalah bahwa
banyak kuman coliform gram negatif bersifat “koportunis” yang dapat menimbulkan penyakit
apabila masuk ke dalam tubuh penderita yang lemah di rumah sakit atau lembaga-lembaga
19
MODUL 4
lainnya. Kuman ini sering ditularkan oleh pegawai, alat-alat, atau pengobatan perenteral.
Pengawasan kuman bergantung pada tindakan cuci tangan, aseptis yang teliti, sterilisasi alat,
desinfeksi, dan pengendalian perintah pengobatan intravena, dan tindakan pencegahan yang teliti
dalam menjaga agar saluran kemih tetap steril (Jawest, Ernest dkk, 1986).
MANFAAT E. Coli
Dari sekian ratus strain E. coli yang teridentifiasi, hanya sebagian kecil bersifat patogen, misalnya
strain O157:H7 . Hampir semua rekayasa genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E coli karena
struktur genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset E. coli menjadi model untuk
aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini juga merupakan media kloning yang paling sering dipakai.
Teknik rekombinasi DNA tidak akan ada tanpa bantuan bakteri ini (Olivier et al., 2010). Bakteri E. coli
yang berada di dalam usus besar manusia berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dan
berperan sebagai mikrobiota usus yang membantu proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa
makanan dalam usus besar. Selain itu, bakteri ini juga membantu produksi vitamin K. Vitamin K
berfungsi untuk pembekuan darah saat terjadi perdarahan seperti pada luka/mimisan. (Pourbakhsh et al.,
1997).
Bakteri E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Penggunaannya adalah
sebagai vector untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih
karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya (Fournout et al., 2000). Oleh
sebab itu, negara-negara di Eropa sekarang sangat mewaspadai penyebaran bakteri E. coli ini, dan bahkan
melarang mengimpor sayuran dari luar karena dikhawatirkan dapat disalahgunakan dan menyebabkan
kematian.
Kebutuhan nutrisi E. coli tidak jauh berbeda dengan nutrisi manusia, yaitu gula, protein, dan
lemak. E. coli memiliki kemampuan lebih karena dapat mencerna asam organik (asetat) dan garam
anorganik (amonium sulfat) sebagai sumber nutrisi karbon dan nitrogen. Bakteri ini tidak mampu
mengkonsumsi karbohidrat rantai panjang dan juga tidak dapat melakukan fotosintesis. Bakteri E. coli
juga merupakan makhluk heterotrof yang tergantung pada molekul-molekul organik sederhana seperti
gula, protein, dan asam organik. Dengan demikian, apabila E. coli bertahan hidup di tanah, maka
diperlukan adanya molekulmolekul tersebut yang kemungkinan dihasilkan oleh mikroorganisme lain
dalam tanah.
LATIHAN
Untuk meperdalam pengetahuan anda tentang materi di atas maka kerjakan latihan berikut ini :
1. Jelaskan Struktur antigen E.coli!
2. Jelaskan 5 kelompok E. coli penyebab diare!
3. Jelaskan Reproduksi E.coli!
4. Jelaskan antibiotic yang digunakan untuk pengobatan infeksi E.coli!
20
MODUL 4
PETUNJUK
Latihan dapat Anda kerjakan apabila materi dibaca kembali terutama pada :
1. Patogenitas dan tanda klinis
2. Reproduksi
3. Epidemi, pencegahan dan pengawasan
RANGKUMAN
Reproduksi kuman E.coli dapat berlangsung secara aseksual maupun seksual. Reproduksi
secara seksual dilakukan melalui pembelahan yang ditandai dengan peleburan material kromosom dari
dua kuman sehingga lahir sel-sel kuman dengan sifat yang berasal dari kedua sel induknya. Bakteri E. coli
banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Penggunaannya adalah sebagai vector untuk
menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena
pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya (Fournout et al., 2000).
21
MODUL 4
TES FORMATIF 2
1. Reproduksi E.coli dengan metode pembentukan tunas atau cabang termasuk ke dalam
reproduksi….
a. Seksual
b. Aseksual
c. Meiosis
d.binary fission
2. Antigen E. coli yang berperan dalam memberi perlindungan terhadap fagositosis dan
faktor antibakteri dalam serum normal…
a. Antigen K
b. Antigen O
c. Antigen H
d.Antigen E
3. Kelompok bakteri E. coli ini merupakan penyebab diare hebat dan memproduksi
verotoksin. Galur tersebut adalah…
a. ETEC
b. EHEC
c. EIEC
d. EPEC
4. Siklus penularan bakteri E.coli melalui siklus fekal-oral berdasarkan urutan yang tepat.
Prinsip 5F adalah…
a. Finger – Flies – Food – Faeces – Fluid
b. Faeces – Flies – Food – Finger – Fluid
c. Faeces – Finger – Flies– Fluid – Food
d. Faeces – Fluid – Flies – Food – Finger
5. Alasan penggunaan E. coli dalam rekayasa genetic adalah…
a. Tahan terhadap antibiotik
b. Struktur genetiknya sederhana
c. Bersifat patogen
d. Dapat menjadi bakteri indikator
22
MODUL 4
6. E. coli termasuk kategori kuman yang tidak dapat membuat makanannya sendiri,
melainkan bergantung pada molekul-molekul disekitar lingkungannya. Ini disebut…
a. Heterotrof
b.autotrof
c. Kemoautotrof
d.saprofit
7. E. coli dapat dibunuh menggunakan antibiotic. Tetapu tidak dapat mati apabila dibekukan
atau didinginkan. Berikut yang dapat membunuh nE.coli…
a. Pemanasan pada suhu 60 0C
b. Sinar ultraviolet
c. Frying
d. Tidak mencuci tangan
8. E. coli termasuk ke dalam bakteri yang tidak bisa hidup tanpa adanya oksigen. Istilah ini
disebut…
a. Anaerob
b. Aerob
c. Autotrof
d. Fakultatif
9. Verotoksin yang dihasilkan oleh galur E. coli dapat menyebabkan infeksi yang fatal
yaitu..
a. Impetigo
b.Kolitis
c. HUS
d. Furunkel
10. Seorang penderita diare dari Surabaya diduga terinfeksi oleh galur E.coli (ETEC).
Sampel yang dapat digunakan untuk pemeriksaan bakteriologi adalah…
a. Muntahan
b.Feses
c. Darah
d.Urin
23
MODUL 4
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah soal
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar pada Modul 5 berikutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
24
MODUL 4
Tes formatif 1
1. B
2. A
3. C
4. B
5. A
6. C
7. C
8. A
9. D
10. A
Tes Formatif 2
1. A
2. A
3. B
4. C
5. B
6. A
7. B
8. B
9. C
10. B
25
MODUL 4
Glossarium
26
MODUL 4
Daftar Pustaka
Ernawati A.Giri. 2008. Interaksi Mikroba dan Manusia sebagai sel inang. Diakses melalui https:
// https://slideplayer.info/slide/3278922/
Girard F, I. Batisson, J. Harel and J.M. Fairbrother. 2003. Use of Egg Yolk-Derived Immunoglobulins as
an Alternative to Antibiotic Treatment for Control of Attaching and Effacing Escherichia
coli Infection. 103rd General Meeting of American Society for Microbiology,
Washington D.C. Virginie, USA.(Abstract).
Gillespie, SH and Bamford, KB. ( 2000) Medical Microbiology and Infection at a Glance Janett
P Gillespie M.B. MRCGP, General Practitioner London
Hasibuan, Fitri Elizabrth dan Beivy Jonathan Kolondam. 2017. INTERAKSI ANTARA
MIKROBIOTA USUS DAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH MANUSIA. Jurnal
Ilmiah Sains . Vol. 17 No. 1,Hal. 36-42
Jawetz, E., Menick, and Adelberg, E.A. (1993). Review of Medical Microbiologi. Los Altos
California: Lange Medical Publication.
Olivier T, D. Skurnik, B. Picard and E. Denamur, 2010. The Population Genetics of Commensal E. coli.
Nature Reviews Microbiology 8: 207-217.
Pelczar, M.J, dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Universitas Indonesia Press,
Jakarta, 443 hlm. (diterjemahkan oleh Ratna Siri Hadioetomo).
27
MODUL 4
Ruyitno, N. 2008. Kualitas Teluk Jakarta: Kajian Bakteriologis. Laporan Pusat Penelitian
Oseanografi 10 hlm.
Suharyono. 2008. Diare Akut Klinik dan Laboratorik. Rhineka Cipta, Jakarta.
28