Anda di halaman 1dari 13

Clostridium Perfringens

Patrichia E. Gana (1509010011)


Angela Novita Daki (1509010018)
Maria Marsiniani Moi (1509010022)
Maria Taroci Kaauni (1509010023
Rocky J. Akal (1509010034)
Pedro C.y. Nope (1509010037
Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Division : Firmicutes
Class : Clostridia
Order : Clostridiales
Family : Clostridiaceae
Genus : Clostridium
Species : perfringens
Binomial : Clostridium perfringens
Etiologi dan Karateristik C. Perfingens
Berbentuk batang, ukuran cukup besar, ber-spora, gram positif non-motil dan
mampu tumbuh pada keadaan lingkungan dengan sedikit oksigen (aerotoleran)
Ditemukan sebagai sel-sel vegetatif yang hidup atau sebagai spora yang dorman (
Pada otot kuda dan sapi)
Habitat alami : Tanah, Intestinum hewan, Manusia
Bentk vegetatif didalam cairan jaringan dari hewan terinfeksi berada dalam bentuk
tunggal, atau berpasangan, namun jarang membentuk rantai
Endospora bentuk oval, kadang spferikal, terletak di tengah (sentral), subterminal,
atau terminal dari sel vegetatif
Memprodukis acetone, butanol, ethanol, asam butirat, asam asetat,asam propionat,
asam laktat, carbon dioksida dan hidrogen .
Fermentasi gula, pati and pectin.
Tipe-tipe Strain C. Perfringens
1. C. Perfringens Tipe A
Mikroflora normal di usus hewan dan tidak memiliki toksin poten seperti strain tipe lain
Enterotoksin yang menyebabkan hipersekresi cairan ke dalam lumen intestinum dan menyebabkan kerusakan
jaringan
CPE : toksin utama yang terlibat dlm penyakit keracunan makanan ( Foodborne illness) dan juga diare bukan
keracunan makanan ( non-foodborne diarrheal disease) pd berbagai hewan.
Toksin penyebab nekrosis pada kasus enteritis, nekrotik pada unggas dan anjing, colitis pada kuda, babi, dan
diare nosokomial akut/kronik pada anjing.
Bentuk akut dicirikan oleh adanya enetritis nekrotik dimana terjadi kerusakan berat pada vili dan nekrosis
koagulasi usus halus.
Gejala Klinis : Ikterus, pucat,depresi,anemia,hemoglobinuria,
2. C. Perfringens Tipe B dan C
Menghasilkan toksin alfa dan beta yang bersifat sangat nekrotik dan lethal
menimbuklan keruskan hebat pada intestinum
Toxin B dan C : Sitotoksin yang potent yang menginduksi inflamasi dan nekrosis.
Mekanisme aksi CDT belum diketahui
Toksin Beta sensitif thd enzim proteolitik, dan penyakit ini dikaitkan dgn inhibisi (
hambatan) proteolisis di dalam intestinum
Menyebabkan eteritis berat, disentri, toksemia, dan mortalitas tinggi pada anak
domba, pedet, dan anak kuda
Anak babi sangat peka thd C. Perfringens
Tipe C menimbulkan enterotoksemia pada sapi, domba dan kambing dewasa
Gejala Klinis : Timpani, Bloat, diare berdarah,depresi,enggan menyusui
3. C. Perfingens Tipe D( pulpy kidney disease, Overeating disease)
Megeluarkan toksin epsilon = Kerusakan vaskuler terutama kapiler otak
Enterotoksemia klasik pada domba, sering pda kambing, jarang pada sapi
Sering pada domba yang diberi pakan tinggi karbohidrat,pakan yg berlebihan,
ingesti susu dalam jumlah banyak atau kadang pada hewan yang merumput
pada pastura hijau yang subur
Gejala klinis : diare hemoragik, ketidaknyamanan perut. , shock berat,
opisthotonos, dan konvulsi. Opisthonos,kejang-kejang
Patogenesis
Spora masuk dalam
jaringan Nekrosis dan enzim +pertumbuhan
hialuronidase bakteri

Berkembang pada
keadaa potensial
reduksi-oksidasi Sekresi toxin Anemia hemolitik

Sel sel vegetatif Vasokonstriksi


Toksemia berat
berkembang biak akibat tekanan

KEMATIAN
Mencerna
karbohidrat yang Menghasilkan gas
berlebihan
Lesi
Enteritis hemoragika disertai ulserasi pada mukosa usus= Lesi Utama
Usus terlihat berwarna ungu kebiruan dan tampak mengalami infarksi karena torsio
mesenterika
Smear ( ulas) terhadap isi usus dapat ditemukan sejumlah besar bakteri gram- positif
Hiperemik intestinum + kantong perikardial yang terisi penuh cairan ( hewan muda)
Hemoragi pd myocardium, petchie dan echimose pada otot2 abdominal dan bagian serosa
intestinum
Rumen+ abomasum penuh dg ingesta
Edema dan malacia dpt terdeteksi secara makroskopis pd ganglia basalis dan cerebellum
domba muda
Autolisis pada ginjal ( Pulpy Kidney)
Enterocolitis hemoragika
Diagnostic test
1. Isolasi : Inokulasi sampel mukosa usus ke dalam Robertsons cooked meat medium (RCMM)
Ditanam dalam Blood Agar
Congo red agar
2. Kultur Bakteri :
EY-TSC (Triptose Sulfite Cycloserine) agar : + koloni hitam
Uji motilitas nitrat reduksi : Perubahan warna medium dari hitam----orange pekat
3. FAT ( Fluorescent Antobody Technique) : + bakteri berbentuk batang dan bersinar hijau
4. Uji Toxin : Mouse netralization Test
Uji letalitas pada mencit
5. Uji Enterotoxin : Uji aglutinase lateks sederhana
6. Uji Molekuler:
PCR : Mengetahui
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai