Anda di halaman 1dari 62

ANTIBAKTERI

Yovita Mercya, M.Si., Apt.


SEJARAH ANTIBIOTIKA
Alexander Fleming melakukan penelitian
mengenai antibakteri karena prihatin
menyaksikan begitu banyak kematian
tentara akibat infeksi pada luka-luka yang
diderita. Antiseptik yang ada lebih kuat
melawan sistem kekebalan tubuh daripada
melawan bakteri penyebab infeksi.

Suatu hari, Fleming melakukan penelitian


menggunakan bakteri Staphylococcus. Dia
sempat meninggalkan laboratoriumnya dan
ketika kembali, Fleming mendapati ada
kultur bakteri yang terkontaminasi oleh
jamur.
Anehnya, hanya di bagian tepi koloni saja yang bakterinya tidak
tumbuh, sedangkan di tempat yang lain, bakteri tetap tumbuh.

Kemudian Fleming menumbuhkan jamur tersebut pada media murni


yang ternyata kemudian diketahui dapat memproduksi suatu senyawa
yang dapat membunuh bakteri.

Selanjutnya Fleming berhasil


mengidentifikasi jamur tersebut
berasal dari genus Penicillium.

Fleming terus melakukan penelitian


mengenai penicillin, namun dia
kesulitan untuk membudidayakan
penicillin dan mengisolasi senyawa
tersebut dari jamurnya.
Setelah Fleming menyerah, Howard Florey dan Ernst Boris Chain
melanjutkan penelitian Fleming dengan biaya dari pemerintah Amerika
dan Inggris. Mereka berhasil memurnikan penicillin sehingga mampu
digunakan untuk mengobati berbagai penyakit.
SEJARAH KEMOTERAPI :
SULFONAMIDA
Sulfonamid adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara
sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada
manusia. Penggunaan sulfonamide kemudian terdesak oleh antibiotik.

Pada tahun 1932, Gerhard


Domagk menemukan bahwa sebuah zat
pewarna merah ternyata mampu melindungi
tikus dan kelinci terhadap dosis letal
stafilokokus.

Domagk mengujicobakan prontosil pada anak


perempuannya dan berhasil menghindarkan
anaknya dari amputasi akibat luka di
tangannya.
Molekul Prontosil terdiri dari dua
bagian, triaminobenzen, yang
memberi warna merah, dan p-
aminobenzen sulfonamid, yang
kemudian dikenal dengan nama
sulfanilamid, yang merupakan
komponen aktif yang memiliki efek
terapeutik.

Penggunaan sulfonamide kemudian


terdesak oleh antibiotik. Pertengahan
tahun 1970 penemuan sediaan
kombinasi trimetoprim dan
sulfametoksazol meningkatkan kembali
karena efektif untuk pengobatan
penyakit infeksi tertentu
DEFINISI
Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu
pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara
mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Antibakteri
terdiri atas antibiotik dan kemoterapi.

Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme


(khususnya jamur) untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain (bakteri)

Kemoterapi ialah zat kimia yang mampu menghambat


pertumbuhan atau membasmi mikroba tetapi tidak berasal dari
suatu mikroba atau fungi
RESISTENSI ANTIBAKTERI
Kondisi ketika suatu strain bakteri dalam tubuh
manusia menjadi kebal terhadap antibakteri
padahal dalam riwayat sebelumnya antibiotik
tersebut dapat membunuh strain tersebut

Penyebab resistensi antibiotika


1. Pemberian resep antibiotik yang berlebihan
2. Pasien tidak menghabiskan obat
antibiotiknya
3. Penggunaan antibiotic yang berlebihan pada
peternakan dan perikanan
4. Lemahnya pengontrolan infeksi pada rumah
sakit dan klinik
5. Kurangnya kebersihan
6. Kurangnya pengembangan antibiotika baru
Sumber : WHO
KLASIFIKASI
Berdasarkan aktivitasnya
Bakteriostatik
• menghambat pertumbuhan bakteri - KHM

Bakterisida
• membunuh bakteri - KBM
Berdasarkan spektrumnya (kemampuan membunuh /
menghambat bakteri)
Broad Spectrum
• Spektrum luas : Gram positif
maupun Gram negatif

Narrow Spectrum
• Spectrum sempit : Gram
positif saja atau Gram negatif
saja
• mempunyai sistem membran ganda
• hanya mempunyai membran plasma
di mana membran plasmanya
tunggal yang dikelilingi dinding sel
diselimuti oleh membran luar
tebal berupa peptidoglikan.
permeabel.
• Sekitar 90 persen dari dinding sel
• Bakteri ini mempunyai dinding sel
tersebut tersusun atas peptidoglikan
tebal berupa peptidoglikan, yang
sedangkan sisanya berupa molekul
terletak di antara membran dalam
lain bernama asam teikhoat.
dan membran luarnya
Berdasarkan daya hambat antibiotika terhadap kuman

1. Time dependent killing. Pada pola


ini antibiotik akan menghasilkan
daya bunuh maksimal jika kadarnya
dipertahankan cukup lama di atas
Kadar Hambat Minimal kuman.
Contohnya pada antibiotik penisilin,
sefalosporin, linezoid, dan
eritromisin.

2. Concentration dependent killing. Pada pola ini antibiotik akan


menghasilkan daya bunuh maksimal jika kadarnya relatif tinggi atau
dalam dosis besar, tapi tidak perlu mempertahankan kadar tinggi ini
dalam waktu lama. Contohnya pada antibiotik aminoglikosida,
fluorokuinolon, dan ketolid.
Berdasarkan struktur kimianya
Antibiotika
1. Beta laktam
2. Tetrasiklin
3. Chloramfenicol
4. Macrolide
5. Aminoglikosida
6. Lincosamide
7. Glikopeptida
8. Polipeptida

Kemoterapi
1. Sulfonamida
2. Quinolone-Fluoroquinolone
3. Oksazolidinon
Berdasarkan mekanisme kerjanya
No Mekanisme Kerja
1 Mengganggu
pembentukan dinding
sel
2 Mengganggu
pembentukan
membrane sel
3. Mengganggu sintesa
protein

4. Menghambat pembentukan asam nukleat bakteri (DNA –RNA)


5. Menghambat metabolisme bakteri
BETA LAKTAM
Memiliki cincin beta lactam pada struktur kimianya
Mekanisme kerja : Menghambat sintesis dinding sel bakteri
Sifat : Bakterisida

cincin beta lactam


Resistensi Beta Laktam

Beberapa bakteri diketahui memiliki resistensi terhadap antibiotik beta-


laktam, salah satu diantaranya adalah golongan Staphylococcus aureus
resisten-metisilin (Methicillin resistant Staphylococcus aureus/MRSA).
Bakteri-bakteri yang resisten terhadap antibiotik beta-laktam memiliki 3
mekanisme resistensi, yaitu
1. destruksi antibiotik dengan beta-laktamase,
2. menurunkan penetrasi antibiotik untuk berikatan dengan protein
transpeptidase
3. menurunkan afinitas ikatan antara protein pengikat tersebut dengan
senyawa antibiotik

VIDEO
1. PENICILLIN
Berasal dari biakan : Penicillium notatum
Penicillium chrysogenum
Penicillin sintetik dibuat dengan mengubah struktur kimia
penicillin alami

Penisilin

Narrow Spectrum Broad Spectrum

Betalaktamase Betalaktamase
sensitive: Aminopenicillin:
resistant : Ureidopenicillin :
Ampisilin,
Penicilin G, Metilsilin, Piperasilin
Amoksisilin
Penicillin V Kloksasilin
Penisilin berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak
mengalami infeksi.

Efek samping penting yang harus diwaspadai adalah reaksi yang


dapat menimbulkan urtikaria dan reaksi anafilaksis yang dapat
menjadi fatal.

Pasien yang alergi terhadap suatu penisilin biasanya alergi


terhadap semua turunan penisilin karena hipersensitivitas berkait
dengan struktur dasar penisilin.
GOLONGAN NAMA OBAT CARA KETERANGAN
PENGGUNAAN
Betalaktamase Benzil Parenteral : im Diuraikan oleh asam
sensitive Penicillin/ lambung
Penicillin G
Fenoksimetil Oral kurang aktif
Penicillin/ dibandingkan
Penisilin V benzilpenisilin
Betalaktamase Metilsilin, Tidak terurai oleh
resisten Kloksasilin, Kaplet, Vial penisilinase, namun
aktivitasnya lebih
ringan
Amino Penicillin Ampicillin Oral : kaplet, Spektrum luas
sirup kering
Amoxicillin Oral : kaplet, Spektrum luas
sirup kering
Parenteral : iv
Ureido Penicillin Piperacillin Parenteral : vial Aktif dalam menangani
serbuk injeksi kuman Pseudomonas
aeruginosa dan kuman
Gram negative
Nama Obat Tahan Penisilinase Spektrum
Penisilin G _ Sempit
Penisilin V _ Sempit
Metilsilin + Sempit
Kloksasilin + Sempit
Ampisilin _ Luas
Amoksisilin _ Luas
Piperasilin _ Luas

Tidak tahan penisilinase


Cincin beta lactam pada antibiotik yang tidak tahan penisilinase
dapat dihancurkan oleh beberapa bakteri yang menghasilkan
enzim penisilinase
Betalaktamase Inhibitor

Solusi yang dilakukan adalah dengan mengkombinasikan penisilin


dengan beta laktamase inhibitor, yaitu sulbactam, asam klavulanat
dan tazobactam.

• Ampicillin dikombinasikan dengan sulbactam menjadi sultamisilin


• Amoxicillin dikombinasikan dengan asam clavulanat menjadi co
Amoxiclav
• Piperacillin dikombinasikan dengan tazobactam menjadi Tazocin

Mekanisme kerja : menghambat enzim betalaktamase yang


dihasilkan oleh bakteri
2. CEPHALOSPORIN
Gram positif Gram negatif Tahan
cefalosporinase
Generasi I Baik
2. Cephalosporin Sedang Tidak tahan

Diklasifikasikan menurut sifat umum


Generasiaktivitas
II antimikrobanya
Sedang Baik Agak tahan

Generasi III Sedang Sangat baik Sangat tahan

Generasi IV Sangat baik Sangat baik Sangat tahan


3. MONOBACTAM
Monosiklik cincin betalaktam

Terutama digunakan untuk bakteri aerob gram negatif


(Pseudomonas aeruginosa, Neisseria meningitidis dan
Hemophilus influenzae)

Contoh obat : Aztreonam

Penggunaan secara parenteral (i.v dan i.m) dan inhalasi –


penggunaan oral sangat buruk

Tahan betalaktamase
4. CARBAPENEM

MRSA : Methilcillin Resistant Staphylococcus Aureus

Digunakan untuk infeksi karena bakteri gram negative yang


telah resisten pada penggunaan antibiotika lain
Nama Obat Keterangan
Imipenem Dapat dihidrolisis di ginjal oleh enzim
dihidropeptidase 1, sehingga seringkali dikombinasi
dengan obat dari golongan dehidropeptidase
inhibitor, yaitu Cilastatin
Meropenem Dapat digunakan untuk mengobati neutropenia
febril, yaitu kondisi demam yang disertai dengan
penurunan jumlah sel darah putih jenis neutrophil
Ertapenem Digunakan untuk infeksi sedang dan berat terhadap
bakteri yang sudah resisten menggunakan
antibiotika lain
AMINOGLIKOSIDA
Diisolasi pertama tahun 1943 dari Streptomyces griseus, kemudian
dihasilkan lagi dari berbagai jenis Streptomyces dan
Micromonospora.
Sifat : bakterisida,
Cara kerja: menghambat sintesa protein bakteri pada ribosom
subunit 30s,
Karakteristik
 Tidak dapat diabsorpsi secara oral
 Spektrum terutama terhadap bakteri gram negative
 Efek samping:
 ototoksik-kerusakan pada organ keseimbangan – pendengaran
 nefrotoksik-kerusakan pada ginjal secara reversible
Nama Obat Cara Keterangan
penggunaan
Streptomisin Parenteral Digunakan untuk mengobati TBC pada kasus
pasien yang resisten terhadap obat TBC per-
oral
Kanamisin Parenteral Digunakan terutama untuk mengatasi infeksi
Amikasin Parenteral : serius karena bakteri Gram negative
vial (im, iv- Infeksi serius pada saluran napas, tulang dan
infus) sendi, meningitis, septicemia dan jaringan
lunak
Gentamisin Parenteral : Banyak dipilih dan digunakan secara luas
im, iv untuk terapi infeksi serius, namun tidak efektif
Tetes mata terhadap kuman anaerob, serta memiliki
Tetes telinga aktivitas yang lemah terhadap Streptococcus
Topikal: hemolyticus dan pneumokokus. Bila
salep digunakan pada terapi infeksi berat yang tidak
berdasarkan diagnosa yang belum diketahui
penyebabnya, sebaiknya dikombinasi dengan
penisilin dan/atau metronidazol.
Nama Obat Cara Keterangan
penggunaan
Tobramisin Parenteral : Memiliki aktivitas yang serupa dengan
im, iv gentamisin. Dibandingkan dengan gentamisin,
Tetes mata tobramisin sedikit lebih aktif terhadap
Tetes telinga Pseudomonas aeruginosa, tapi kurang aktif
terhadap kuman gram negatif lainnya.
Netilmisin Parenteral : Digunakan untuk infeksi serius bakteri gram
im, iv negative yang telah resisten terhadap
Gentamisin
Framisetin Topikal : Terlalu toksik bila diberikan secara parenteral.
dalam kasa Digunakan untuk mengobati infeksi pada
steril kulit, infeksi mata, telinga akut dan kronis
Tetes telinga
Tetes mata
Neomisin Topikal Terlalu toksik bila diberikan secara parenteral.
Tetes mata Obat ini hanya digunakan untuk infeksi kulit,
Tetes telinga mukosa dan untuk mengurangi populasi
bakteri di kolon sebelum operasi atau pada
kegagalan fungsi hati.
TETRASIKLIN
Diisolasi tahun 1948 dari Streptomyces aureofacies
Sifat : bakteriostatika
Cara kerja : menghambat sintesa protein bakteri pada ribosom
subunit 30s

Contoh obat

Klortetrasiklin Oksitetrasiklin Tetrasiklin Doksisiklin


Efek yang tidak diinginkan pada obat tetrasiklin :
1. Dapat membentuk khelat bila digabungkan dengan logam
bervalensi 2 dan 3 seperti Mg, Ca , Al , Fe (tidak diberikan
bersamaan dengan antasida, susu, obat antianemia, suplemen
kalsium)
2. Dapat menyebabkan pewarnaan pada gigi, kerapuhan tulang
karena berikatan dengan Ca di dalam tubuh. Dengan alas an ini
tidak diberikan ada pasien anak dalam masa pertumbuhan gigi, ibu
hamil-menyusui
3. Absorpsinya dipengaruhi makanan, namun dapat mengiritasi
saluran cerna, sehingga diberikan sebelum makan atau dua jam
sesudah makan (kecuali pada obat semisintetik –doksisiklin dan
minoksiklin)
4. Dapat menyebabkan fototoksisitas, yaitu reaksi yang berlebihan
saat terkena cahaya, seperti rasa terbakar pada kulit dan ruam
kulit.
CHLORAMPHENICOL
Diisolasi tahun 1947 dari Streptomyces venezuale
Sifat : bakteriostatika,
Spectrum : luas
Cara kerja : menghambat sintesa protein bakteri pada ribosom subunit 50 s
Efek yang tidak diinginkan
1. Kloramfenikol masuk ke sumsum tulang dan mendepresi sumsum
tulang sehingga menyebabkan anemia, leukopenia dan trombositopenia,
yaitu penghambatan pembentukan sel-sel darah: timbul 5 hari setelah
terapi. Anemia adalah yang paling sering terjadi, yaitu anemia
hemolysis, anemia reversible (tergantung dosis) dan yang terparah
adalah anemia aplastis (idiosinkrasi -dapat menyebabkan kematian)
2. Kloramfenikol dimetabolisme di hati dalam jumlah yang besar. Pada bayi
baru lahir, enzim di hati belum sempurna sehingga dapat menyebabkan
grey baby syndrome, yaitu keadaan bayi menjadi lemas dan berwarna
keabu-abuan pada hari ke 2 sampai ke 9
Nama Obat Cara Keterangan
penggunaan
Kloramfenikol Oral : kapsul, Rasa pahit sehingga pada
sirup penggunaan oral digantikan dengan
Topikal: Salep ester palmitat atau stearatnya. Rasa
Tetes mata pahit dirasakam pada penggunaan
Tetes telinga tetes mata.
Tiamfenikol Oral: kapsul, Sama dengan kloramfenikol, namun
sirup merupakan generasi yang lebih baru
(lebih baik dan aman)

merupakan drug of choice untuk penyakit demam tifoid


MAKROLIDA
Diisolasi tahun 1952 dari
 Streptomyces erytheus - erithromisin
 Streptomyces ambofaciens - spiramisin

Sifat: bakteriostatika dan bakterisida tergantung konsentrasi

Cara kerja: menghambat sintesa protein bakteri pada subunit


ribosom 50 s

Makrolida memiliki spektrum antibakteri yang mirip dengan


penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pada pasien
yang alergi terhadap penisilin dan merupakan antibiotic yang baik
untuk mengatasi infeksi pernapasan (paru-paru)
Nama Obat Cara Keterangan
penggunaan
Spiramisin Oral Dapat digunakan untuk kasus
toksoplasmosis dalam kehamilan, yaitu
penyakit yang disebabkan karena kuman
toksoplasma gondii, seringkali ditemukan
dalam kotoran kucing.
Eritromisin Oral Penggunaannya harus saat perut dalam
keadaan kosong, hanya seringkali diuraikan
oleh asam lambung, sehingga harus
diberikan dalam bentuk enteric coated atau
dalam bentuk ester strearat dan ester
suksinat. Diberikan tiga kali sehari
Claritromisin Oral Konsentrasi di jaringan (bagian yang terkena
Roksitromisin Oral infeksi) tinggi. Efek samping pada saluran
cerna lebih sedikit daripada induknya
(eritromisin). Diberikan dua kali sehari
Azitromisin Oral Sama seperti Claritromisin. Waktu paruh
Tetes mata panjang sehingga dosis diberikan satu kali
sehari selama 3 hari
LINCOSAMIDE
Diisolasi tahun 1962 dari Streptomyces lincolnensis
Sifat : bakteriostatika dan bakterisida tergantung konsentrasi
Cara kerja: menghambat sintesa protein bakteri pada ribosom
subunit 50s

Lincosamide merupakan antibiotic yang baik digunakan untuk


mengatasi
1. Infeksi karena bakteri anaerob (acne vulgaris, abses pada gusi
dll) dan
2. Infeksi karena Gram positif (tidak efektif untuk infeksi karena
Gram negative)
3. Alternatif pada pasien yang alergi dan resisten terhadap
penisilin karena memiliki spectrum antibakteri yang mirip
dengan penisilin.
Nama Obat Cara Keterangan
penggunaan
Linkomisin Oral Sering digunakan dokter gigi dalam
menangani abses pada gusi dan abses
lainnya
Klindamisin Oral Tidak digunakan untuk infeksi saluran
Topikal pernapasan bagian atas. Tidak mencapai
cairan cerebrospinal sehingga tidak
digunakan untuk meningitis.
Terdapat sediaan gel yang digunakan
untuk mengatasi acne vulgaris (jerawat)
GLIKOPEPTIDA
Diisolasi tahun 1953 dari sampel tanah (berasal dari bakteri tanah
Actinobacteria spesialis orientalis Amycolatopsis) yang diambil di
hutan Kalimantan oleh seorang misionaris.
Sifat : bakterisida
Mekanisme kerja : menghambat dinding sel bakteri
Efek samping : nefrotoksik dan ototoksik

Nama Obat Cara penggunaan Keterangan


Vankomisin Parenteral : infus Digunakan untuk pengobatan terhadap
bakteri Gram positif terutama sebagai
terapi alternatif dalam pengobatan strain
Staphylococcus aureus yang telah resisten
terhadap metilsilin (penisilin tahan
penisilinase)
Efek samping : nefrotoksik dan ototoksik
POLIPEPTIDA
Diisolasi pada tahun 1943 dari Bacillus sp
Mekanisme kerja : mengganggu keutuhan permeabilitas membrane sel
Sifat : bakterisida
Polipeptida dapat dikombinasi dengan antibiotik bakteriostatis, seperti
kloramfenikol dan tetrasiklin.Penggunaan antibiotik ini sangat toksis bagi
ginjal dan organ pendengaran. Oleh karena ini penggunaan parenteralnya pada
infeksi Pseudomonas sudah ditinggalkan dengan adanya antibiotika lain yang
lebih aman.

Nama Obat Cara Keterangan


penggunaan
Polimiksin B Oral : tablet Digunakan untuk infeksi bakteri Gram negative,
Topikal : salep terutama kuman koliform dan Pseudomonas.
Tetes telinga Pemakaiannya dibatasi karena dapat
Tetes mata menyebabkan neurotoksisitas dan
nefrotoksisitas
Basitrasin Topikal : salep Seringkali dikombinasi dengan obat
aminoglikosida seperti neomisin, digunakan
untuk infeksi kulit
SULFANILAMID
 Sulfonamida merupakan kemoterapeutik yang
pertama dan efektif pada terapi penyakit sistemik.
 Penggunaannya kemudian terdesak oleh
kemoterapeutik lain yang lebih efektif dan kurang
toksik.
 Penggunaannya meningkat kembali sejak ditemukan
kotrimoksazol yaitu kombinasi trimetoprim
dengan sulfametoksazol.
 Sulfonamida mempunyai spektrum yang luas, tapi
kurang kuat dibandingkan antibiotika.
 Daya kerja umumnya bakteriostatik, tapi pada kadar
tinggi dalam urin daya kerjanya bakterisida.
MEKANISME KERJA

Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme saingan (kompetitif) PABA.


Kuman membutuhkan PABA (p-amino benzoic acid) untuk membentuk
asam folat (THFA)
Asam folat digunakan untuk sintesis purin dan DNA/RNA
Sulfonamida menyaingi PABA dengan menghambat/mengikat enzim
dihidropteroat sintase (DHPS) sehingga menghambat pembentukan
asam folat
Sulfonamida menyebabkan bakteri keliru menggunakannya sebagai
pembentuk asam folat
Sintesis asam folat, purin, dan DNA/RNA gagal sehingga pertumbuhan
bakteri terhambat
PABA : p-aminobenzoic acid;
DHPS : Dihydropteroate synthase; DHFR : Dihydrofolate reductase,
FARMAKOKINETIKA
Absorpsi:
 Secara umum absorpsi dalam saluran cerna mudah dan cepat
 Sebanyak 70-100% dosis oral diabsorpsi di saluran cerna.

Distribusi:
 Kadar sulfa aktif dalam urin 10 kali lebih tinggi dari pada dalam plasma  Cocok untuk
infeksi saluran kemih.
 Sulfa tersebar ke seluruh jaringan.
 Sulfa dapat melalui sawar placenta sehingga dapat menimbulkan efek antimikroba dan
efek toksik pada janin

Metabolisme:
 Bentuk asetil dari beberapa sulfa sukar larut dalam air sehingga sering menimbulkan
kristal uria dan komplikasi ginjal lainnya.

Ekskresi:
 Hampir semua diekskresi melalui ginjal, sedikit yang diekskresi melalui feses, empedu,
dan ASI.
KOTRIMOKSAZOL
Kotrimoksazol adalah kombinasi trimethoprim – sulfametoksazol
Dengan dosis 1:5 ( 160 mg : 800 mg) akan mencapai rasio dalam
darah yang efektif.

Kombinasi sulfonamida dan trimetoprim akan


menguatkan efek antibakteri. Kombinasi ini
menyebabkan penghambatan ganda pada
pembentukan asam folat.

Mekanisme kerja
Sulfonamida menghambat masuknya PABA ke
dalam molekul asam folat.
Trimetoprim menghambat terjadinya reaksi
reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat.
INDIKASI
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran pernafasan
Infeksi saluran pencernaan

EFEK SAMPING
 Efek samping berupa reaksi alergi pada kulit dan hati karena
sulfonamida.
 Dapat timbul defisiensi asam folat berupa megaloblastosis,
leukopenia, dan trombositopenia.
QUINOLONE
Prototipe : Asam nalidiksat
Fungsi : untuk infeksi saluran kemih

Asam nalidiksat tersedia dalam sediaan tablet 500 mg. Dosis


untuk dewasa adalah 4 kali 500 mg/hari. Asam nalidiksat
diindikasikan untuk mengobati infeksi saluran kemih bawah
tanpa penyulit (misalnya sistitis akut). Obat ini tidak efektif
untuk infeksi saluran kemih atas, misalnya pielonefritis.

Eliminasi melalui urine berlangsung cepat sehingga sulit


dicapai pengobatan dalam darah
FLUOROQUINOLONE
Sifat : Bakterisida
Broad Spectrum, terutama pada
gram negative
Mekanisme kerja
Menghambat enzim DNA gyrase
bakteri
Efek samping : BACA JURNAL
Kontraindikasi terjadi karena dapat menyebabkan
kerusakan kartilago tulang dan sendi pada percobaan
dengan hewan
Tidak dapat digunakan untuk ibu hamil, ibu menyusui,
anak di bawah usia 18 tahun
Generasi Nama obat Spektrum
Gram negative, namun tidak dapat
nalidixic acid
1 digunakan untuk
cinoxacin
Pseudomonas sp
norfloxacin Gram negative (termasuk
ciprofloxacin Pseudomonas sp), beberapa Gram
2
enoxacin positif (S. aureus) dan beberapa
ofloxacin bakteri atipikal

levofloxacin
sparfloxacin Sama dengan generasi kedua, dengan
3 cakupan yang lebih luas pada bakteri
moxifloxacin Gram + dan bakteri atipikal
gemifloxacin

Sama dengan generasi ketiga dengan


4 trovafloxacin cakupan yang lebih luas pada bakteri
anaerobic
Keterangan : bakteri atipikal = bakteri yang tidak khas
OKSAZOLIDINON
Merupakan antibiotik sintetis yang digunakan untuk
mengatasi infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri
gram positif yang sudah resisten terhadap antibiotik
lain.
Mekanisme kerja : menghambat sintesis protein bakteri
Nama Cara Keterangan
Obat penggunaan
Linezolid Oral: tablet, Digunakan untuk infeksi bakteri Gram positif
sirup kering yaitu pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan
Parenteral : jaringan lunak yang sudah resisten terhadap
infus antibiotika lain.
Hanya boleh digunakan dalam lingkungan rumah
sakit dan setelah konsultasi dengan dokter
spesialis yang relevan. Harga sangat mahal
Efek samping : gangguan hematopoetik sehingga perlu
pemantauan darah setiap minggu

Anda mungkin juga menyukai