Anda di halaman 1dari 39

Trematoda Hati

Oleh :
M. Askar, S.Kep,Ns.,M.Kes
Trematoda
• Trematoda dikenal juga sebagai cacing isap.
• Istilah Trematoda berasal dari bahasa
yunani Trematodaes yang berarti punya
lobang, bentuk tubuh pipih dorso ventral
seperti daun. 
• Trematoda adalah kelas parasit yang termasuk
dalam filum Platyhelminthes.
Trematoda Hati
• Clonorchis sinensis
• Fasciola hepatica
Clonorchis sinensis
• Hospes • Cara penularan
• Penyakit • Aspek klinis
• Distribusi geografis • Diagnosis
• Morfologi • Epidemiologi
• Siklus hidup • Pencegahan
Hospes
• Dalam daur hidupnya Clonorcis
sinensis mempunyai dua hospes perantara dan
hospes definitif.
• Hospes perantara pertamanya bekicot
terutama Parafossarulus manchouricus, spesies
dari genus Bulinus, Bythinia, Semisulchospira,
Alocinna, Tiara.
• Hospes perantara keduanya adalah ikan air
tawar dari genus Cyprinidae.
Hospes
• Cacing dewasa hidup pada saluran empedu
manusia Ductus choleductus, manusia adalah
hospes definitif dari cacing ini.
• Selain manusia hospes definitif dari
cacing Clonorchis sinensis bisa juga hewan-
hewan karnifora yang memakan ikan yang
terinfeksi meta serkaria Clonorchis sinensis,
seperti kucing dan anjing.
Penyakit
• Klonorkiasis adalah penyakit yang disebabkan
oleh cacing Clonorchis sinensis.
• Clonorchiasis adalah penyakit menahun yang
menyerang bagian saluran antara hati dan
empedu, disebabkan oleh cacing-
cacing clonorchis sinensis.
Distribusi geografis
• Cacing ini ditemukan di Cina, Jepang, Korea,
dan Vietnam. Penyakit yang ditemukan di
Indonesia bukan infeksi autotokton (infeksi
yang secara endogen dihasilkan dalam habitat,
komunitas, atau sistem yg sama).
Morfologi

Cacing Dewasa
Morfologi
Ciri-ciri cacing dewasa :
• Berbentuk pipih seperti daun berwarna abu-abu.
• Ukuran : panjang 11 – 20 mm dan lebar 3 – 5 mm
• Mempunyai dua batil isap (oral dan ventral sucker)
terletak di seperempat bagian tubuh sebelah anterior.
• Coecum bercabang seperti huruf Y terbalik.
• Mempunyai 2 testis di sebelah posterior dan berlobus.
• Ovarium terletak disebelah anterior testis dan sedikit
berlobus.
Morfologi

Telur (Perbesaran 400x)


Morfologi
• Ciri-ciri telur :
• Telur berbentuk oval.
• Telur mempunyai operculum
• Ukuran  : panjang ±29 μm dan lebar ±16 μm
• Telur berisi mirasidium
Siklus hidup
Siklus hidup
• Telur keluar bersama tinja → telur dimakan hospes perantara
1 (keong air) → menetas menjadi mirasidium → berkembang
menjadi sporokista → redia → cercaria → keluar dari hospes
perantara 1 → cercaria berenang bebas di air → masuk ke
hospes perantara 2 (ikan) → menjadi metaserkaria di dalam
hospes perantara 2 → ikan dimakan manusia → ekskistasi
dalam duodenum → larva masuk ductus choledochus →
masuk saluran empedu dan menjadi dewasa.
• Siklus hidup cacing klonorkis yang lengkap mulai dari siput,
ikan sampai manusia memerlukan waktu sedikitnya 3 bulan.
Cara penularan
• Manusia terinfeksi karena memakan ikan air-
tawar contoh makanan yang mentah atau
kurang matang yang mengandung larva
berbentuk kista (metaserkaria).
• Pada saat dicerna, larva cacing akan terbebas
dari dalam kista dan bermigrasi melalui duktus
koledokus ke dalam percabangan empedu.
Aspek klinis
• Cacing dewasa menyebabkan perubahan pada saluran
empedu dan jaringan hati berupa radang dan penebalan
saluran empedu.
• Gejala dan keluhan tergantung dari berat ringannya infeksi
dan infeksi ulangan.
• Infeksi yang ringan tanpa gejala atau hanya keluhan ringan
saja.
• Infeksi yang berat dapat menyebabkan pembesaran hati
disertai dengan ikterus.
• Pada stadium lanjut dapat terjadi sirosis hepatis disertai
ascites dengan edema.
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan
sampel faeces penderita menggunakan
mikroskop dan menemukan telur pada
pemeriksaan.
Epidemiologi
• Dalam epidemiologinya cacing ini banyak
ditemukan di negara-negara dimana
penduduknya sering mengkonsumsi ikan
mentah, seperti Jepang, Taiwan, dan China.
Pencegahan
• Tidak memakan ikan mentah atau setengah
matang
• Tidak buang air besar sembarangan terutama di
lokasi perairan
• Melakukan pengobatan pada penderita
• Pengendalian siput dengan moluskisida jika
memungkinkan,
• Untuk mengurangi reservoir infeksi,
pemberantasan anjing dan kucing liar.
Fasciola hepatica
• Hospes • Cara penularan
• Penyakit • Aspek klinis
• Distribusi geografis • Diagnosis
• Morfologi • Epidemiologi
• Siklus hidup • Pencegahan
Hospes
• Hospes definitif : Manusia, kambing, sapi
• Hospes perantara 1 : Keong air
(Lymnaeidae rubiginosa)
• Hospes perantara 2 : Tanaman air
Penyakit
• Fasciola hepatica menyebabkan penyakit
Fascioliasis.
Distribusi geografis
• Fasciolosis terjadi di seluruh dunia baik pada
Manusia dan hewan.
• Sementara fasciolosis hewan didistribusikan di
negara-negara dengan tinggi dan produksi ternak
domba, fasciolosis manusia terjadi, kecuali Eropa
Barat, di negara-negara berkembang.
• Fasciolosis terjadi hanya di daerah di mana kondisi
yang cocok untuk host intermediate ada.
Morfologi

Cacing Dewasa
Morfologi
• Berbentuk pipih seperti daun dengan bentuk bahu yang
khas, karena adanya cephalic cone (tonjolan konis),
sedangkan bagian posterior lebih besar
• Ukuran : panjang 20 – 30 mm dan lebar 8 – 13 mm
• Mempunyai 2 buah batil isap (sucker) yaitu oral sucker dan
ventral sucker yang sama besarnya (diameter ± 1 – 1,5 mm)
• Tractus digestivus mulai pharynx dan oesophagus yang
pendek dan khas, intestinal pecah menjadi dua coecum
yang berbentuk seperti huruf Y yang terbalik dan masing-
masing coecum bercabang sampai ujung posterior
Morfologi
• Testis sebanyak 2 buah dan bercabang-cabang
kecil sehingga disebut Dendritic Ovarium
bercabang-cabang terletak dekat testis
• Kelenjar vitelaria bercabang-cabang secara
merata di bagian lateral dan posterior
• Uterus relatif pendek dan berkelok-kelok
Morfologi

Telur
Morfologi
• Telur besar, berbentuk ocal dan beroperculum
• Ukuran : panjang 130 -150 μm dan lebar 60 –
90 μm
• Dinding satu lapis tipis
• Berwarna kuning kecoklatan
Siklus hidup
Siklus hidup
• Telur keluar bersama tinja → menetas di air menjadi
mirasidium → masuk ke hospes perantara 1 (keong air) →
berkembang menjadi sporokista → redia 1 → redia 2 →
serkaria → keluar dari hospes perantara 1 → menempel
pada hospes perantara 2 (tumbuhan air) → berkembang
menjadi metaserkaria → jika tumbuhan air yang
mengandung metaserkaria tertelan hospes definitif → akan
terjadi ekskistasi di dalam duodenum → menembus dinding
usus → cavum abdominalis → menembus kapsul
hepar →parenkim hepar → saluran empedu → menetap dan
berkembang menjadi dewasa dalam waktu ± 12 minggu.
Cara penularan
• Sumber utama penularan fasciolosis pada manusia adalah dari
kebiasaan masyarakat yang gemar mengkonsumsi
tanaman/tumbuhan air, seperti selada air dalam keadaan mentah
yang tercemar metaserkaria cacing Fasciola hepatica.
• Penularan ditentukan oleh keberadaan siput dari Famili Lymnaeidae,
keberadaan hewan mamalia peka lain di sekitar tempat tinggal
penduduk dan iklim .
• penggunaan air yang tercemar metaserkaria Fasciola spp., misalnya air
tersebut diminum dalam keadaan mentah.
• TAiRA et al. (1997) menduga bahwa penularan fasciolosis yang
disebabkan oleh F. hepatica pada manusia dapat pula terjadi akibat
kebiasaan sebagian masyarakat di Eropa yang gemar mengkonsumsi
hati mentah.
Aspek klinis
• Masa inkubasi Fascioliasis menginfeksi pada manusia sangat
bervariasi, karena dapat berlangsung dalam beberapa hari,
dalam 6 minggu atau antara 2-3 bulan. Bahkan dapat
lebih lama dariwaktu tersebut.
• Gejala klinik yang paling menonjol adalah anemia, selain itu
dapat pula terjadi demam dengan suhu 40-42 derajat, nyeri
di bagian perut dan gangguan pencernaan.
• Bila penyakit berlanjut,dapat terjadi hematomegali,
asites di rongga perut, sesak nafas dan gejala kekuningan.
• Selain itu, dalam kasus fascioliasis kronis, dapat
mengakibatkan terbentuknya batu empedu, sirosis hati
dan kanker hati.
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan dengan menemukan
telur dalam tinja atau aspirasi duodenum /
empedu dengan menggunakan uji
sedimentasi.
• Kesalahan diagnosis dapat terjadi dengan
ditemukannya telur dalam tinja seseorang
sehabis makan hati mentah yang terinfeksi
dengan fasciola (false fascioliasis).
Diagnosis
Pemeriksaan Darah
• Dilakukan dengan uji ELISA (enzyme linked Immunosorbent
Assay) untuk mengetahui adanya antibody atau antigen
didalam tubuh penderita.
• Pada infeksi parasit umumnya sel darah putih yang
meningkat tajam adalah eosinofil, walaupun hal ini tidak
spesifik dan seringkali di ikuti dengan peningkatan isotope
antibody immunoglobulin (IgE) di serum darah.
• Menurut Sampaio Silva et al (1985), tingkat isotope antibody
IgE berkorelasi positif dengan jumlah telur cacing dalam
tinja, usia penderita, gejala klinis dan jumlah eosinofil.
Epidemiologi
• Cacing Fasciola (cacing hati) yang menginfeksi ternak-
ternak ini terdiri dari dua spesies penting di dunia.
• Pertama adalah Fasciola hepatica. Parasit hati ini biasa
menyerang negara empat musim atau subtropis
seperti negara-negara di wilayah Amerika Selatan,
Amerika Utara, Eropa, Afrika Selatan, Rusia, Australia,
dan Selandia Baru.
• Spesies kedua adalah Fasciola gigantica yang berada
di wilayah beriklim tropis seperti India, Indonesia,
Jepang, Filipina, Malaysia, dan Kamboja.
Pencegahan
Industri
• Pembuangan air limbah/air kotor secara aman, pengobatan
ternak terhadap parasit tersebut, pencegahan agar tidak ada
hewan yang datang ke tempat pembudidayaan tanaman selada
air dan pengontrolan air yang digunakan untuk irigasi
pembudidayaan tersebut.
Tempat pengelolaan makanan/rumah tangga
• Memasak makanan sampai benar-benar matang, konsumen
harus menghindari konsumsi selada air yang mentah. Kalaupun
tetap harus mengkonsumsi sayuran mentah, sebaiknya sayuran
tersebut dicuci dahulu dengan larutan cuka atau larutan
potassium permanganat sebelum dikonsumsi.
Pencegahan
Pengendalian Siput
• Pengendalian siput dengan moluskisida agar
terputusnya siklus hidup dari Fasciola hepatica
jika memungkinkan.
Pengendalian pada hewan ternak
• Kandang harus dijaga agar tetap bersih, dan
kandang sebaiknya tidak dekat kolam atau
selokan.
SELESAI

TO BE CONTINUED

Anda mungkin juga menyukai