Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Asam Jengkolat

Asam jengkolat merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang


mengandung unsur sulfur. Adanya unsur sulfur ini, menyebabkan asam jengkolat dapat
menghasilkan bau yang kurang sedap. Senyawa ini tersusun dari dua asam amino sistein yang
diikat oleh satu gugus metil pada atom belerangnya.Sifatnya sangat sukar larut dalam air,
sedikit larut dalam asam atau basa, mudah mengkristal pada ginjal manusia. Pada keadaan
asam, kristal asam jengkolat sangat mudah terbentuk. Asam inilah yang bertanggung jawab
terhadap gangguan pembuangan urin yang dikenal sebagai “jengkolan”. Kejengkolan terjadi
karena asam jengkol akan mengendap membentuk Kristal jarum-jarum halus apabila bertemu
dengan urin yang asam.

Kandungan asam jengkolat dalam biji jengkol bervariasi, tergantung varietas dan usia
bijinya. Biji jengkol muda mengandung asam jengkolat relatif lebih sedikit daripada biji yang
sudah tua.Pada biji jengkol tua terkandung asam jengkolat 1-2% dari berat bijinya. Sebutir
biji jengkol mentah dengan berat 15 gram dapat mengandung sekitar 0,15 – 0,30 gram asam
jengkolat.

2.2 Etiologi

Mengkonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang diduga berperan


memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol karena asam jengkolat yang
terkandung dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif. Namun demikian
tidak semua orang yang mengkonsumsi jengkol akan mengalami keracunan karena faktor
utama penyebab kejadian keracunan akibat jengkol tergantung pada daya tahan tubuh
seseorang, dalam hal ini kondisi lambungnya, bukan usia biji jengkol, jumlah jengkol yang
dikonsumsi, atau cara memasaknya. Seseorang yang mengkonsumsi jengkol dalam kondisi
lambung yang asam akan lebih berisiko mengalami keracunan.

Keracunan jengkol dapat terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat dalam suasana
asam yang bentuknya menyerupai jarum roset yang sukar larut dalam air, baik dalam suasana
asam maupun basa.Kristal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing
(tractus urinarius) dan juga dalam ginjal sehingga pada kasus yang parah dapat menyebabkan
kerusakan ginjal.Oleh karena itu, asam jengkolat dikatakan bersifat nefrotoksik atau toksik
terhadap ginjal.

2.3 Gejala Klinis

Seseorang yang mengkonsumsi jengkol umumnya akan menghasilkan bau jengkol


pada napas, mulut, dan urinnya. Keluhan gejala akibat keracunan umumnya timbul 5-12 jam
setelah seseorang mengkonsumsi jengkol.Gejala yang timbul dapat berupa nyeri perut yang
kadang-kadang disertai muntah, serangan kolik dan nyeri saat berkemih, disuria (gangguan
berkemih), dan hematuria (darah di dalam urin). Adanya darah dalam urin disebabkan oleh
adanya luka pada lambung, saluran kemih, bahkan ginjal akibat terkena kristal asam
jengkolat yang tajam. Jika berlanjut, dapat terjadi gagal ginjal akut yang ditandai dengan fase
oliguri-anuria (pengeluaran urin yang sangat sedikit hingga tidak dapat keluar), yang
kemudian diikuti dengan fase poliuria (volume urin yang sangat besar dalam periode
tertentu).Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop di laboratorium, dapat ditemukan hablur
asam jengkolat berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau
berupa roset.

2.4 Patofisiologi Gagal Ginjal Akut pada Keracunan Jengkol

Gagal ginjal akut yang terjadi pada keracunan jengkol termasuk gagal ginjal renal
yang disebabkan oleh obstruksi intra renal akibat deposisi Kristal asam jengkol pada ginjal.

Menurut Oen L.H. dari Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
keracunan jengkol merupakan salah satu sebab gagal ginjal akut (acute kidney disease).Telah
disepakati oleh para peneliti bahwa keracunan jengkol disebabkan oleh pengendapan Kristal-
kristal asam jengkolat di dalam saluran-saluran traktus urogenitalis, sehingga menyebabkan
penyumbatan mekanis.Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop dapat ditemukan hablur
asam jengkol berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau
berupa roset.
Di dalam ginjal molekul asam jengkol dapat melewati membrane semipermeable dari
glomerulus. Dari penelitian-penelitian dengan cara ultrafiltrasi dan dialisa keseimbangan
diperoleh bukti-bukti bahwa asam jengkolat di dalam darah terdapat dalam bentuk larut, yaitu
terikat dengan albumin serum. Albumin sendiri tidak dapat melewati membrane ini oleh
karena memiliki molekul yang terlampau besar.Jadi kompleks albumin serum dan asam
jengkol berdisosiasi sehingga menghasilkan albumin serum dan asam jengkol bebas dan asam
jengkol yang bebas ini melewati membrane glomerulus. Masih terdapat kemungkinan bahwa
selain filtrasi lewat glomerulus tejadi juga sekresi asam jengkol secara aktif lewat tubuli
ginjal, akan tetapi hal ini masih perlu pembuktian lebih lanjut.

Ditemukannya berbagai zat yang seharusnya tidak larut dalam air akan tetapi dapat
diangkut dalam keadaan larut oleh darah memang bukan hal yang baru. Telah diketahui sejak
lama, bahwa zat-zat yang hanya dapat larut dalam lemak atau pelarut-pelarut lemak, seperti
carotene, bilirubin, steroid dan berbagai jenis obat bereaksi dengan protein dalam darah
membentuk kompleks yang larut dalam darah, sehingga memungkinkan pengangkutannya.
Ikatan semacam ini bukan merupakan ikatan kimia, akan tetapi lebih berupa ikatan fisik yang
mudah terurai kembali tergantung dari suasana lingkungan.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan pakar medis asal Jerman, dalam sekeping biji
jengkol terdapat ikatan organic yang disebut asam jengkol atau jengkolic acid.Asam jengkol
ini bersifat amphoter, bisa berbentuk ion pada reaksi biasa, tapi juga bersifat molekul netral
pada reaksi netral (dengan pH sekitar 7). Ion asam jengkol sedikit larut pada reaksi asam dan
reaksi basa., tetapi menjadi Kristal yang tidak larut di dalam air pada pH netral.

Asam jengkol yang sekarang terdapat dalam ultrafiltrat mudah sekali menghablur
menjadi Kristal oleh karena tidak terdapat lagi protein yang membuatnya lenih larut seperti
terjadi di dalam darah.Apalagi di dalam perjalanan selanjutnya terjadi penyerapan kembali
sejumlah air oleh bagian menurun dari lengkung Henle. Kesemuanya ini menyebabkan asam
jengkol mencapai titik kejenuhan (oversaturated) dan mengendaplah asam jengkol menjadi
Kristal-kristal berbentuk jarum-jarum yang tajam.

Kristal asam jengkol itu berbentuk jarum mikroskopik yang sangat tajam kedua
ujungnya.Bentuknya seperti jarum-jarum halus.Ujung jarum yang luar biasa tajam ini
menusuk-nusuk dinding saluran air seni, sehingga menimbulkan rasa sakit dan pegal luar
biasa.Tusukan-tusukan itu juga yang membuat saluran buang air seni mengkerut, sehingga
jarum mikroskopik dapat menusuk lebih dalam dan lebih dalam lagi.
Setelah itu, terjadilah penyumbatan air seni, sebuah gejala dengan anuria (tidak keluar
kencing).Lazimnya, luka bekas tusukan itu juga mengeluarkan darah sehingga menyebabkan
hematuria alias kencing darah. Memang, setelah melalui masa-masa menyakitkan selama
berjam-jam, lambat laun air seni akan kembali normal. Endapan Kristal asam jengkolpun
larut kembali, diikuti oleh hilangnya rasa sakit.

2.5 Diagnosis

Penetapan diagnosis keracunan jengkol bagi seorang dokter yang pernah melihat
kasus keracunan jengkol dan pernah mencium bau khas jengkol memang tidak terlalu sulit.
Anamnesa yang cukup teliti akan mengungkapkan bahwa gejala-gejala keracunan timbul
beberapa waktu setelah memakan buah jengkol.

Gejala paling umum ditandai dengan nyeri perut, kadang disertai muntah, adanya
serangan kolik pada waktu berkemih, munculnya gangguan pengeluaran urin dan
hematuria.Volume air kemih juga berkurang bahkan sampai terjadi anuria.Kadang-kadang
terdapat hematuria.Napas, mulut, dan urin berbau jengkol. Pada keracunan yang lebih berat,
penderita bahkan tidak bisa kencing sama sekali.

Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop dapat ditemukan hablur asam jengkol
berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa roset.
2.6 Penatalaksanaan Keracunan Asam Jengkolat

Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut, atau sakit pinggang) penderita tidak
perlu dirawat, cukup dianjurkan agar banyak minum air serta memberikan natrium bikarbonat
saja (air bersoda).Bila gejala penyakit sudah pada tahap lebih berat (oliguria, hematuria,
anuria dan tidak dapat minum) penderita perlu dirawat dan diberi infus natrium bikarbonat
dalam larutan glukosa 5 persen. Sedangkan jika terjadi gagal ginjal akut, penderita harus
diberi minum bikarbonat lewat infus dengan dosis sesuai analisis gas darah.

Pengobatan keracunan jengkol dilakukan dengan pemberian cairan melalui infus


dengan maksud membangkitkan kembali diuresis. Penambahan natrium bikarbonat akan
mempermudah larutnya kembali Kristal-kristal asam jengkol untuk diekskresikan dengan
urin.

Tindakan yang dilakukan di rumah sakit berupa:

a. Bantuan Hidup Dasar (ABCs of Life Support).


b. Pemantauan ketat status cairan dan elektrolit pasien karena kondisi pasien dapat
memburuk secara tiba-tiba dan berat.
c. Memberikan cairan intravena dan elektrolit jika diperlukan untuk mengembalikan
dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
d. Pemantauan fungsi ginjal dan alkalinasi urin untuk mengeluarkan kristal asam
jengkolat.
e. Jika terjadi gagal ginjal akut maka diberikan natrium bikarbonat melalui infus
dengan dosis yang disesuaikan hasil analisis gas darah.

2.7 Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada keracunan jengkol adalah terjadinya


gagal ginjal akut, perdarahan pada saluran kencing (hematuria), kesulitan didalam
berkemih dengan jumlah urin yang sedikit (oliguria sampai anuria).
2.8 Prognosis

Prognosis gagal ginjal akut pada keracunan jengkol umumnya baik.Dengan


penanganan yang tepat ginjal dapat kembali berfungsi dengan normal.Belum ada
data yang menyebutkan bahwa terdapat kasus orang yang meninggal karena
keracunan jengkol.

2.9 Pencegahan terhadap keracunan jengkol

Untuk mencegah terjadinya keracunan akibat mengkonsumsi jengkol, maka perlu


diperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Hindari mengkonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan) dan/atau
jangan disertai makanan/ minuman lain yang besifat asam.
b. Hindari mengkonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebaiknya jengkol
dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar kandungan asam jengkolatnya
dapat berkurang. Jengkol mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak
daripada jengkol yang sudah dimasak.
c. Biji jengkol dapat dipendam dahulu di dalam tanah sebelum dimasak agar
kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang.
d. Jangan mengkonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama bagi individu yang
mengalami gangguan ginjal.

Anda mungkin juga menyukai