Anda di halaman 1dari 4

Intoksikasi Jengkol

Pengertian
Intoksikasi Jengkol adalah keracunan jengkol akibat mengkristalnya asam
jengkolat yang menyumbat tractus urinarius.
Asam Jengkolat (Djengkolic acid) adalah asam amino yang mengandung sulfur.
Adanya unsur sulfur ini menyebabkan asam jengkolat dapat menghasilkan bau
yang kurang sedap.
Klasifikasi
1. Keracunan ringan
2. Keracunan berat
Epidemiologi
- Insidennya di Indonesia dan dunia jarang dilaporkan
- Hanya terjadi didaerah tertentu, khususnya daerah tropis yaitu Asia termasuk
di Indonesia.
Etiologi
1. Dalam jengkol terdapat asam jengkolat yang dianggap sebagai penyebab
keracunan.
2. Kristal asam jengkolat yang mengendap pada dinding saluran kemih akan
menyebabkan diameter dinding menjadi lebih kecil dan menimbulkan
obstruksi
Faktor Risiko
1. Mengkonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang diduga berperan
memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol karena asam
jengkolat yang terkandung dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan
utuh dan aktif
2. Daya tahan tubuh
3. pH lambung yang asam
Patogenesis dan Patofisiologi
Keracunan jengkol dapat terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat dalam
suasana asam yang bentuknya menyerupai jarum roset yang sukar larut dalam air,
baik dalam suasana asam maupun basa. Kristal ini dapat menyebabkan
penyumbatan pada saluran kencing (tractus urinarius) dan juga dalam ginjal
sehingga pada kasus yang parah dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Oleh karena
itu, asam jengkolat dikatakan bersifat nefrotoksik atau toksik terhadap ginjal.
Manifestasi Klinis
- Bau jengkol pada napas, mulut, dan urinnya. Timbul 5 – 12 jam
mengkonsumsi jengkol.
- Nyeri perut yang kadang-kadang disertai muntah, serangan kolik
- Nyeri saat berkemih, disuria (gangguan berkemih), dan hematuria (darah di
dalam urin).
- Jika berlanjut, dapat terjadi gagal ginjal akut yang ditandai dengan fase
oliguri-anuria (pengeluaran urin yang sangat sedikit hingga tidak dapat
keluar), yang kemudian diikuti dengan fase poliuria (volume urin yang
sangat besar dalam periode tertentu).
Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
1. Anamnesis (Terkait Gejala dan riwayat makan jengkol)
2. Riwayat Penyakit Dahulu
3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang
1. Mikroskop Langsung, dapat ditemukan hablur asam jengkolat berupa jarum
runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa roset.
2. Ureum
Ureum merupakan produk sampingan dari metabolisme protein yang
mengandung nitrogen. Produk ini dibentuk di hati, kemudian di saring dari
darah, dan dieksresikan dalam urin melalui ginjal. Pada penurunan fungsi
ginjal, kadar ureum darah meningkat (Corwin, 2009).
Seseorang yang mengalami peningkatan ureum dalam darah disebut uremia.
Uremia dapat dibagi menjadi uremia prarenal, renal, dan pascarenal. Uremia
prarenal terjadi karena perubahan mekanisme sebelum filtrasi darah oleh
ginjal. Uremia renal disebabkan oleh penyakit atau toksisitas yang
mempengaruhi glomerulus dan mikrovaskularisasi ginjal atau tubulus ginjal.
Uremia pascarenal dapat terjadi pada pada obstruksi saluran kemih seperti
ureter, kandung kemih, atau uretra yang menghambat ekskresi urin (Sacher
& McPherson, 2002).
3. Kreatinin
Kreatinin merupakan produk dari katabolisme kreatinin fosfat dalam otot.
Laju produksinya bersifat tetap dalam tiap individu setiap harinya (Kenward
and Tan, 2003). Kreatinin diekskresi terutama oleh filtrasi glomerulus
dengan hampir tidak ada sama sekali reabsorpsi oleh tubulus (Murray,
2006). Kerusakan ginjal dengan berbagai etiologi akan menyebabkan
peningkatan kreatinin darah (Suhardjono, 2001). Adanya perubahan pada
kreatinin mencerminkan perubahan pada klirensnya melalui filtrasi,
sehingga dapat dijadikan indikator fungsi ginjal (Kenward and Tan, 2003).

Tatalaksana
Keracunan asam jengkolat ringan (nyeri pinggang dan nyeri pada perut)
- Minum air yang banyak
- Pemberian natrium bikarbonat 2 gram sebanyak 4 kali sehari secara oral
hingga gejala hilang (asimptomatis).

Sedangkan bila terjadi gejala keracunan berat (oliguria, hematuria, anuria


atau tidak dapat minum), maka penderita perlu dirujuk ke rumah sakit untuk
penanganan lebih lanjut.
Tindakan yang dilakukan di rumah sakit berupa:
a. Bantuan Hidup Dasar (ABCs of Life Support).
b. Pemantauan ketat status cairan dan elektrolit pasien karena kondisi pasien
dapat memburuk secara tiba-tiba dan berat.
c. Pemberikan cairan intravena dan elektrolit jika diperlukan untuk
mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
d. Pemantauan fungsi ginjal dan alkalinasi urin untuk mengeluarkan kristal
asam jengkolat.
e. Jika terjadi gagal ginjal akut maka diberikan natrium bikarbonat melalui
infus dengan dosis yang disesuaikan hasil analisis gas darah.

Pencegahan Keracunan Asam Jengkolat


Untuk mencegah terjadinya keracunan akibat mengkonsumsi jengkol, maka
perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: 4
a. Hindari mengkonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan)
dan/atau jangan disertai makanan/ minuman lain yang besifat asam.
b. Hindari mengkonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebaiknya
jengkol dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar kandungan asam
jengkolatnya dapat berkurang. Jengkol mentah mengandung asam jengkolat
lebih banyak daripada jengkol yang sudah dimasak.
c. Biji jengkol dapat dipendam dahulu di dalam tanah sebelum dimasak agar
kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang.
d. Jangan mengkonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama bagi individu
yang mengalami gangguan ginjal.

Komplikasi
1. Gagal Ginjal Akut
2. Hidronefrosis
3. Asidosis Metabolik
Prognosis
Umumnya baik, mortalitas 6%

Anda mungkin juga menyukai