Anda di halaman 1dari 110

Asuhan Persalinan Normal

SKILL LAB BLOK 17

Latar Belakang
Tingginya Angka Kematian
Maternal di Indonesia
Sebagian besar tergolong sebagai
kematian yang dapat dihindarkan
Berkaitan dengan kesenjangan
kinerja petugas kesehatan dan
masih besarnya peran
dukun/penolong tradisional
Persepsi yang salah menyebabkan
rendahnya utilitasi fasilitas
kesehatan masyarakat
Kurangnya peran serta masyarakat

Penyebab Kematian Ibu Di Indonesia


(SKRT 95)
Penyebab Tidak Langsung
15%
Abortus
11%

Perdarahan
42%

Partus Lama
9%
Eklampsia
13%

Infeksi
10%

5 Benang Merah
Membuat Keputusan Klinik
Asuhan Sayang Ibu dan Bayi
Pencegahan infeksi
Rekam Medik (Dokumentasi)
Sistem Rujukan Efektif

PERSALINAN NORMAL
KEHAMILAN NORMAL
PERSALINAN KALA I NORMAL
PERSALINAN KALA II NORMAL
BAYI BARU LAHIR NORMAL
PERSALINAN KALA III NORMAL
PERSALINAN KALA IV NORMAL
FASE LATEN < 8 JAM
FASE AKTIF 1 CM / JAM

PRIMIGRAVIDA 2 JAM
MULTIPARA 1 JAM

Manajemen aktif kala III


1. Pemberian 10 unit oksitosin IM 2 menit
setelah bayi lahir
2. Penegangan tali pusat terkendali
3. Masase fundus uteri
Keuntungan
1. Kala III lebih singkat
2. Mengurangi jumlah perdarahan
3. Mengurangi kejadian retensio plasenta

Kala I Persalinan
Inisiasi Persalinan dan
Pengenalan Awal Penyulit atau
Komplikasi

Tujuan

Memahami batasan persalinan


Menjelaskan batasan kala I
Mengenali tanda-tanda inpartu
Mengetahui langkah esensial anamnesis
Mengenali fase-fase dalam kala I
Memberikan Asuhan Sayang Ibu pada kala I
Menggunakan Partograf
Mengambil tindakan tepat waktu dan sasaran

Persalinan Normal
Proses pengeluaran buah kehamilan
Cukup bulan (bayi, plasenta dan selaput ketuban)
Presentasi kepala (posisi belakang kepala)
Dari rahim ibu,
Melalui jalan lahir,
Dengan tenaga ibu sendiri

Persalinan Normal

NORMAL

Kondisi ibu
Kondisi janin
Kehamilan Kehamilan cukup bulan
Presentasi belakang kepala
Kala I
Kala II spontan
melalui jalan lahir
dengan tenaga ibu sendiri
Kala III
Kala IV
Kondisi ibu pascapersalinan
Kondisi bayi pascapersalinan

Kala I Persalinan
Dimulainya proses persalinan yang
ditandai dengan adanya :
kontraksi (HIS) yang teratur
adekuat
dan menyebabkan perubahan pada
serviks hingga mencapai pembukaan
lengkap

Fase Kala I Persalinan


Fase laten
Dimulai dari awal
kontraksi hingga
pembukaan mendekati
4 cm
Kontraksi mulai
teratur 2 kali dalam
10 menit lamanya
masih diantara 20-30
detik
Tidak terlalu mules

Fase aktif
Kontraksi diatas 3 kali
dalam 10 menit
Lamanya 40 detik
atau lebih dan mules
Pembukaan
4 cm hingga lengkap
Penurunan bagian
terbawah janin

Persiapan
Ruang bersalin dan asuhan bayi baru lahir
Perlengkapan, bahan dan obat esensial
Rujukan (bila diperlukan)
Asuhan Sayang Ibu dalam Kala I
Upaya Pencegahan Infeksi yang diperlukan

Asuhan Sayang Ibu


Memberi dukungan emosional
Mengatur posisi yang nyaman bagi ibu
Cukup asupan cairan dan nutrisi
Keleluasaan untuk mobilisasi, termasuk ke
kamar kecil
Penerapan prinsip Pencegahan Infeksi yang
sesuai

Yang tidak dianjurkan


Kateterisasi rutin
Periksa dalam berulang kali (tanpa indikasi
yang jelas)
Melakukan lavament rutin
Mengharuskan ibu pada posisi tertentu dan
membatasi mobilisasi
Memberikan informasi yang tidak akurat atau
berlawanan dengan kenyataan

Mengosongkan kandung kemih


Memfasilitasi kemajuan persalinan
Memberi rasa nyaman bagi ibu
Mengganggu proses kontraksi
Penyulit pada distosia bahu
Bila dilakukan sendiri, dapat mencegah
terjadinya infeksi akibat trauma atau iritasi

Anamnesis
Identifikasi klien
Gravida, Para, Abortus, Anak Hidup
HPHT
Taksiran Persalinan
Riwayat Penyakit (sebelum dan selama
kehamilan) termasuk alergi
Riwayat Persalinan

Periksa Abdomen
Periksa Luar
Palpasi
Tinggi fundus uteri
Menentukan presentasi dan letak
Menentukan penurunan bagian terbawah janin
Menilai kontraksi uterus (HIS)
Auskultasi
Memantau denyut jantung janin

Periksa Dalam
Tentukan konsistensi dan pendataran serviks
(termasuk kondisi jalan lahir)
Mengukur besarnya pembukaan
Menilai selaput ketuban
Menentukan presentasi dan seberapa jauh
bagian terbawah telah melalui jalan lahir
Menentukan denominator (penunjuk)

Riwayat yang harus diperhatikan


Pernah bedah Sesar
Riwayat perdarahan berulang
Prematuritas atau tidak cukup bulan
Ketuban pecah dini
Pewarnaan mekonium cairan ketuban
Infeksi ante atau intrapartum
Hipertensi
Dwarfism atau TB dibawah 140 cm

Riwayat

Gawat janin
Primipara dengan bagian terbawah masih
tinggi
Malpresentasi atau malposisi
Tali pusat menumbung
K.U jelek atau syok
Inersia uteri atau fase laten memanjang
Partus lama atau kasep

PARTOGRAF

Partograf
Informasi klinik tentang
kemajuan persalinan
asuhan
pengenalan penyulit
membuat keputusan klinik

Partograf
Instrumen (Alat) untuk mencegah
terjadinya partus lama
memantau kemajuan persalinan
data untuk membuat keputusan klinik
dokumentasi asuhan persalinan yang
diberikan oleh seorang penolong
persalinan

Untuk siapa?
Semua ibu dalam kala I persalinan
baik yang kemajuan persalinannya berjalan

normal maupun abnormal


Persalinan di institusi pelayanan kesehatan
ataupun di rumah
Persalinan yang di tolong oleh tenaga
kesehatan :
siswa / mahasiswa
bidan
perawat terlatih
dokter / dokter spesialis

Catatan dan observasi


Inisiasi / permulaan persalinan (inpartu) dan
lamanya persalinan
Perjalanan/kemajuan proses persalinan kala I
Kondisi ibu dan janin
Asuhan dan asupan
Dugaan adanya penyulit
Diagnosis dan penatalaksanaan

No. Register

Nama Ibu
:...............................................
Tanggal:..................................................

No.Puskesmas

G....... P.... A .......

Pukul:...................
.................................
Mules sejak pukul

...........................
sejak
pukul

Pembukaan serviks (cm) beri tanda X

9
8

Penurunan kepala
beri tanda o

7
6
5
4
3
2

1
0
Waktu
Pukul

Kontraksi
Tiap
10 menit

Kondisi janin

200
190
180
170
160
150
Denyut 140
Jantung 130
Janin 120
( /menit)110
100
90
80
Air ketuban
Penyusupan
10

5
4
20-40 3
> 40 2
(detik) 1
< 20

10

11

12

13

14

15

16

Kemajuan persalinan

Oksitosin U/L
tetes / menit
Obat dan
Cairan IV
180
170
160
150
Nadi
140
130
120
Tekanan 110
darah
100
90
80
70
60
o
Suhu C

Urine

Protein
Aseton
Volume

Kondisi ibu

Partograf

Ketuban pecah

..................
Umur:
th

3 Komponen pokok-pokok observasi

Kondisi janin
Denyut Jantung Janin
Selaput ketuban dan air ketuban
Molase
Kemajuan Persalinan
Pembukaan
Penurunan kepala
His (kontraksi uterus)
Kondisi ibu
Nadi, Tekanan darah dan suhu
Urine : volume. protein., aseton
Obat-obatan dan cairan infus
Pemberian oksitosin

Kemajuan Persalinan
Pembukaan serviks
Penurunan kepala
H i s (kontraksi uterus)

Kemajuan Persalinan (lanjutan)

Pembukaan serviks
Dibagi 2 fase
Fase laten
Fase aktif

Kemajuan Persalinan (lanjutan)

Fase laten

( tidak dibuat partograf )

Mulai dari permulaan persalinan


sampai dengan pembukaan < 4 cm
Lamanya fase ini tidak boleh > 8 jam
( kalau > 8 jam = fase laten lama )
Hanya dapat dinilai dengan periksa dalam

Kemajuan Persalinan (lanjutan)

Fase aktif hanya dengan periksa dalam


Mulai dari pembukaan 4 cm sampai 10 cm
Biasanya pembukaan 1 cm / jam
Fase ini ditempuh dalam 7 jam

Besar pembukaan diberi tanda silang ( X )

Kemajuan Persalinan (lanjutan)

Terdapat 2 garis

Garis waspada ( alert line )


Mulai pembukaan 4 cm sampai 10 cm
Sesuai dengan kecepatan
pembukaan 1 cm / jam, hingga ditempuh
dalam 7 jam
Pembukaan bergeser ke kanan garis ini
(kemajuan pembukaan lambat) dan
kemungkinan akan dilakukan tindakan

Kemajuan Persalinan (lanjutan)

Garis tindakan ( action line )


Mulai 4 cm dari garis waspada dan sejajar
dengan waspada
Bila persalinan lancar maka pembukaan
berada di garis ini atau disebelah kiri
garis bertindak
Bila melewati garis ini, maka diperlukan
penilaian yang lebih saksama

9
8
7
6
Penurunan kepala
beri tanda o

Pembukaan serviks (cm) beri tanda X

10

5
3
2
1
0

Waktu

Pukul

< 20
20-40

4 JAM

5
4
3

> 40
(detik)2
1

10

11

12

13

14

15

16

Kemajuan persalinan

Kontraksi
Tiap
10 menit

Garis waspada dan bertindak

Penurunan kepala
Ditentukan dengan periksa luar

Dilakukan sebelum periksa dalam


Diukur dengan perlimaan tangan
di atas simfisis ( dengan memakai 5 jari )
Diberi tanda lingkaran ( O )

Penurunan kepala Periksa Luar


Kepala mobil / di atas PAP = 5/5

Kepala turun = 2/5 (engaged)

Kepala teraba dengan 5 jari


di atas PAP

Kepala teraba dengan 2 jari


di atas PAP

Penurunan kepala Periksa Dalam

HI

H III
H IV
Stasiun - 1
Stasiun 0

= 1 cm di atas spina iskiadika


= setinggi spina iskiadika

Stasiun + 1 = 1 cm di bawah spina iskiadika

Penurunan kepala (lanjutan)

Periksa Luar dan Periksa Dalam


PL

5/5

4/5

3/5

2/5

1/5

0/5

HI

H I-II

H II

H III+ H III-IV H IV

-5

-3

-1

+1

PD
+3

+5

i s (kontraksi uterus)

Dua hal yang diobservasi

Frekuensi Berapa kali dalam 10 menit


Lamanya Berapa detik

H i s (lanjutan)
KETERANGANLamanya
< 20 detik
20 - 40 detik
> 40 detik

INTERPRETASI

Waktu (jam)

Setengah jam pertama & kedua : His 2x dalam 10 menit


lamanya < 20 detik
Setengah jam ketiga & keempat : His 3x dalam 10 menit
lamanya < 20 detik
Setengah jam kelima
: His 3x dalam 10 menit
lamanya antara 20-40 detik
Setengah jam keenam
Setengah jam ketujuh

: His 4x dalam 10 menit


lamanya antara 20-40 detik
: His 5x dalam 10 menit
lamanya > 40 detik

Kondisi Janin
Denyut janting janin ( DJJ)
Selaput ketuban dan air ketuban
Molase ( penyusutan kepala )

Kondisi Janin (lanjutan)

Denyut jantung janin ( DJJ )


Hitung segera setelah his
Dihitung selama 1 menit
Ibu posisi miring

Kondisi Janin (lanjutan)

DJJ abnormal
DJJ > 180 x/ menit
atau < 120 x/ menit
= Gawat janin
DJJ < 100 x/ menit
= Gawat janin berat

Segera
dirujuk !!!

Penatalaksanaan gawat janin


DJJ didengar setiap 15 menit
Jika 3 x observasi masih abnormal
Tindakan sementara yang dilakukan
Kalau pakai oksitosin segera hentikan
Tidur miring ke kiri
Berikan oksigen
Lakukan periksa dalam mungkin
tali pusat menumbung ?
Hidrasi yang adekuat

Segera RUJUK !!!!!!!!

Selaput ketuban dan air ketuban

Selaput ketuban Utuh : ditulis ( U )


Selaput ketuban pecah bagaimana keadaan
air ketubannya
Keadaan air ketuban ditulis :

J : cairannya Jernih
:
cairan
dengan
Mekonium
M

D : cairan dengan Darah


K: cairan tidak ada ( Kering )

Molase ( penyusutan )
4 macam tingkatan molase
O

= Tulang masih terpisah (sutura teraba)

= Tulang menempel

++ = Tulang tumpang tindih


+++ = Tulang tumpang tindih berat

Kondisi

Ibu

Tekanan darah, nadi dan suhu

Urine ( suruh kencing sendiri dan ditampung.


Kateter hanya perlu bila tidak kencing sendiri
Volume
Protein
Aseton
Obat-obatan
Pemberian oksitosin

Observasi (minimal)
Parameter
Pemeriksaan Luar (penurunan kepala)
Pemeriksaan Dalam (pembukaan serviks)
His
Denyut Jantung Janin
Suhu
Tekanan Darah
Nadi
Urine (sering disuruh kencing, ditampung)

F. Laten F. Aktif
4 jam
4 jam
2 jam
4 jam
1 jam
1/2 jam
1 jam
1/2 jam
4 jam
2 jam
4 jam
4 jam
- 1 jam - 1 jam
4 jam
4 jam

Periksa dalam boleh dilakukan < 2 jam


Pembukaan > 7 cm
Ibu ingin mengejan
Gawat janin
Tali
pusat
menumbung
?
ketuban pecah

KEMAJUAN PERSALINAN (contoh)

9
8

DA
A
SP
A
W

Penurunan kepala
beri tanda o

AK
D
TI N
R
BE

Partus spontan pk, 14.25


Hidup, bayi laki-laki
BB . 3100 g

5
4
3
2
1

0
Waktu
Pukul

Kontraksi
Tiap
10 menit

10

< 20
20-40
> 40
(detik)

10

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00

11

12

13

14

15

16

Kemajuan persalinan

Pembukaan serviks (cm) beri tanda X

MRS :
Pk. 08.00 : - Pembukaan 5 cm, penurunan kepala 3 / 5
- His 3 x / 10 menit, lamanya 20 40 detik
Pk. 12.00 : - Pembukaan 7 cm, penurunan kepala 1 / 5
- His 4 x / 10 menit, lamanya > 40 detik
Pk. 14.00 : - Pembukaan 10 cm, penurunan kepala 0 / 5
- His 5 x / 10 menit, lamanya > 40 detik

KEMAJUAN PERSALINAN (contoh)

MRS :

9
8

AK
D
TI N
R
BE

6
Penurunan kepala
beri tanda o

DA
A
SP
A
W

Partus spontan pk, 13.45


Hidup, bayi laki-laki
BB . 3100 g

5
4X
3
2
1

0
Waktu
Pukul

Kontraksi
Tiap
10 menit

10

< 20
20-40
> 40
(detik)

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00

10

11

12

13

14

15

16

Kemajuan persalinan

Pembukaan serviks (cm) beri tanda X

Pk. 08.00 : - Pembukaan 4 cm, penurunan kepala 3 / 5


- His 3 x / 10 menit, lamanya 20 40 detik
Pk. 10.00 : - Pembukaan 6 cm, penurunan kepala 2 / 5
- His 3 x / 10 menit, lamanya > 40 detik
Pk. 12.00 : - Pembukaan 8 cm, penurunan kepala 1 / 5
- His 4 x / 10 menit, lamanya > 40 detik
Pk. 13.00 : - Ibu ingin mengejan
- Pembukaan lengkap, penurunan kepala 0 / 5
- His 5 x /10 menit, lamanya > 40 detik

KONDISI JANIN
200
190
180
170

Denyut 160
Jantung 150
Jani
140
( /menit)130
n
120
110
100
90
80
Air ketuban

Penyusupan

Waktu
Pukul

2
08.00

o
3
4
09.00 10.00

5
6
11.00 12.00

10

11

12

13

14

15

16

KONDISI IBU
Waktu
Pukul

08.00

09.00

10.00 11.00

12.00

Oksitosin U/L
tetes / menit
Obat dan
Cairan IV
180
170
160
150
Nadi
140
130
120
Tekanan 110
darah
100
90
80
70
60
SuhuoC

Protein
Urine Aseton
Volume

37

150

37,5

50

100

10

11

12

13

14

15

16

Persalinan memanjang
Masalah
Fase laten memanjang ( Fase laten > 8 jam )
Fase aktif memanjang
Pembukaan < 1 cm / jam
Dilatasi serviks di kanan garis waspada

Penanganan umum

Nilai segera keadaan umum Ibu dan Janin

Kaji Partograf
Apakah ibu dalam persalinan (nilai his)

Perbaiki keadaan umum ibu


Berikan terapi suportif, perubahan posisi
Periksa aseton urine, berikan cairan baik oral
maupun perenteral

Upayakan buang air kecil (kateter hanya kalau perlu


Berikan analgetika

Penanganan khusus
Penilaian kemajuan kala I
Tanda belum inpartu / persalinan palsu
His < 2x/10 menit, lamanya < 20 detik

Tidak ada perubahan pembukaan dalam 4 jam


His teratur bertambah frekuensi dan lamanya
Maju pembukaan paling tidak 1 cm / jam
di fase aktif (Pembukaan berada di kiri atau
di garis waspada
Serviks ditekan kepala dengan baik

Prinsip menghadapi persalinan


MRS
Ingin melahirkan ?
Belum inpartu

Belum jelas inpartu

Tunggu 4 jam tanpa intervensi


Nilai : His
Kemahuan Persalinan
His tidak adekuat
- Kontraksi < 2x / 10 menit
Kemajuan persalinan
- Serviks tidak bertambah
pembukaannya

Belum inpartu
Boleh pulang

Jelas inpartu
F. Laten

His adekuat
- Kontraksi > 2x / 10 menit
Kemajuan persalinan
- Serviks bertambah
pembukaannya

Jelas inpartu

F. Aktif

Observasi Fase Laten


(Tidak dibuat Partograf)
Fase Laten

Tunggu

8 jam

Pk. 08.00

MRS
0 jam

Pk. 12.00

4 jam

Fase Laten

Fase Aktif

Tunggu

Pk. 16.00

4 jam

Fase Laten
(Fase Laten Lama)
(Fase laten > 8 jam)

RUJUK !!!

Fase Aktif

Dibuat
Partograf

Fase Laten Panjang / Lama

(Fase laten > 8 jam , tidak dibuat Partograf)


Evaluasi Medis dan Obstetri lengkap
Gawat Janin (- )
Gawat Janin ( + )
Kontraindikasi induksi ( - ) Kontraindikasi induksi ( + )
Amniotomi dan Induksi
4 jam

Fase Laten

Fase Aktif

4 jam
Fase Laten
2 x penilaian(8 jam)
Tidak masuk Fase Aktif

Fase Aktif

Seksio Sesar

Dibuat
Partograf

Seksio
sesar

Fase Aktif Panjang

( Kemajuan persalinan < 1 cm/jam)

Evaluasi Medis dan Obstetri lengkap


DKP (-)
Obstruksi ( - )
Ketuban ( + )

Nilai His
Tidak adekuat
< 3x/10 menit, lamanya < 40 detik

DKP (+)
Obstruksi ( + )

Kontraindikasi Induksi
Negatif
Akselasi

Adekuat
3 x/10 menit, lamanya > 40 detik
Malpresentasi
Malposisi
Koreksi Gagal

Positif

S eksio sesar

Partograf
untuk
persalinan
normal

Partograf yang
memperlihatkan
kontraksi uterus
yang kurang
memadai dikoreksi
dengan pemberian
oksitosin

Partograf yang
memperlihatkan
fase aktif
persalinan
yang lama

Nama Ibu: . Ny. H


Umur: 34 th G4 P3 A0
Tanggal: 22 - 10 - 2005
Pukul: 10.00
Kertuban pecah sejak pukul
Mules sejak pukul .

Partograf yang
memperlihatkan
persalinan yang
macet/terhalang

J
+1

10
9
8
7
6
5
4x
3
2
1
0
Waktu
Pukul

Kontraksi
tiap
10 menit

J
+2

< 20
20 - 40
> 40
(detik)

Seksio sesar pk 17.30


hidup bayi laki-laki
BB. 4,600 g

10

11

12

13

14

15

16

17

5
4
3
2
1

Oksitosin U/L
tetes / menit
Obat dan
Cairan IV
180
170
160
Nadi
150
140
130
120
110
Tekanan 100
darah
90
80
70
60
Suhu C
Urine

+3

Penurunan kepala
beri tanda

Pembukaan serviks (cm) beri tanda

200
190
180
170
160
Denyut
150
Jantung
140
Janin
130
120
( /menit)
110
100
90
80
Air ketuban
Penyusupan

Protein
Aseton
Volume

36,8

37

37

2+

200

100

300

18

10

19

11

12

13

14

15

16

KALA II PERSALINAN
Proses pengeluaran buah kehamilan
sebagai hasil pengenalan proses dan
penatalaksanaan kala pembukaan

Tujuan

Batasan dan diagnosis kala II


Persiapan proses pengeluaran buah kehamilan
Amniotomi dan indikasinya (termasuk risiko)
Posisi dan cara meneran
Menilai kemajuan kala II
Memantau dan menilai kondisi ibu dan janin pada
kala II
Perasat melahirkan kepala, bahu, dan tubuh
Mengenali penyulit dan komplikasi kala II
Kemungkinan melakukan rujukan

Gejala dan Tanda Kala II


Ada rasa ingin meneran saat kontraksi
Ada dorongan pada rektum atau vagina
Perineum terlihat menonjol
Vulva dan sfinkter ani membuka
Peningkatan pengeluaran lendir dan darah

Diagnosis
Telah terjadi pembukaan lengkap
Tampak bagian kepala janin melalui bukaan
introitus vagina

Persiapan penolong persalinan


Sarung tangan dan barier protektif lainnya
Tempat bersalin
Peralatan dan bahan yang diperlukan
Tempat meletakkan dan lingkungan yang nyaman
bagi bayi
Penyiapan ibu dan keluarganya (Asuhan Sayang
Ibu, bersihkan perineum dan lipat paha, kosongkan
kandung kemih, amniotomi, dan menjelaskan peran
suami/pendamping)

Penatalaksanaan Kala II
Setelah pembukaan lengkap, pimpin untuk meneran
apabila timbul dorongan spontan untuk melakukan
hal itu
Beristirahat diantara kontraksi
Berikan posisi yang nyaman bagi ibu
Pantau kondisi janin
Bila ingin meneran tapi pembukaan belum lengkap,
anjurkan bernafas cepat/biasa, atur posisi agar
nyaman, upayakan tidak meneran hingga
pembukaan lengkap

Perhatikan!
Bila pembukaan sudah lengkap tetapi ibu tidak
ingin meneran, anjurkan untuk mobilisasi atau
mengubah-ubah posisi hingga timbul dorongan
untuk meneran
Bila kontraksi kuat tetapi ibu tidak ingin meneran
setelah 60 menit dari sejak pembukaan lengkap,
pimpin untuk meneran saat kontraksi puncak (beri
asupan yang cukup)
Bila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih
belum terjadi, rujuk ibu ke fasilitas rujukan

Pemantauan penatalaksanaan Kala II

Nadi ibu setiap 30 menit


Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
DJJ setelah meneran atau kontraksi
Penurunan kepala (palpasi luar) setiap 30 menit atau
jika ada indikasi, lakukan periksa dalam setiap 60
menit
Kondisi selaput ketuban dan warna cairan ketuban
Kemungkinan adanya presentasi majemuk
Putaran paksi luar (setelah lahirnya kepala bayi)
Pencatatan hasil pemeriksaan dan intervensi

Episiotomi
Tidak dilakukan secara rutin
Bila tidak tepat waktu dan prosedurnya salah,
terjadi peningkatan jumlah perdarahan, laserasi
derajat 3 atau 4 dan kejadian hematoma
Menyebabkan nyeri pascapersalinan
Meningkatkan risiko infeksi

Episiotomi untuk mempercepat


persalinan, dilakukan pada kondisi
berikut:
Terjadi gawat janin dan persalinan mungkin harus
diselesaikan dengan bantuan alat (ekstraksi cunam
atau vakum)
Adanya penyulit (distosia bahu, persalinan
sungsang)
Adanya parut yang menghambat proses
pengeluaran bayi

Pada saat pengeluaran, perhatikan


hal-hal berikut:

Posisi ibu saat melahirkan bayi


Cegah terjadinya laserasi atau trauma
Proses melahirkan kepala
Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi
Proses melahirkan bahu
Proses melahirkan tubuh bayi
Mengusap muka, mengeringkan dan rangsangan
taktil pada bayi
Memotong tali pusat

Gejala dan Tanda Distosia Bahu


Turtle Sign : kepala terdorong keluar tetapi
kembali ke dalam vagina setelah kontraksi atau
ibu berhenti meneran
Tidak terjadi putaran paksi luar apabila kepala
telah lahir
Kepala tetap pada posisinya (dalam vagina) walau
ibu meneran sekuat mungkin

Kondisi yang harus diatasi sebelum


menatalaksana Kala II

Syok
Dehidrasi
Infeksi
Pre-eklampsia/Eklampsia
Inersia Uteri
Gawat janin
Penurunan kepala terhenti
Adanya gejala dan tanda distosia bahu
Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
Kehamilan ganda/kembar
Tali pusat menumbung atau lilitan tali pusat

Jenis-jenis Episiotomi
1. Lateral

2. Medio lateral
4. Schuchardt
3. Medial

Ekstraksi Vakum

Ekstraksi Forseps

Penambahan sumbu
anteroposterior dengan perasat Mc
Robert

KALA III DAN IV

Kala III dan IV

Pengeluaran plasenta, pemantauan


kondisi ibu dan kemungkinan
komplikasi pascapersalinan

Tujuan

Identifikasi kala III dan IV


Tanda-tanda pelepasan plasenta
Manajemen aktif kala III
Memelihara kontraksi uterus melalui rangsangan
taktil pada korpus uteri
Permasalahan dan penatalaksanaan Atonia Uteri
Permasalahan laserasi perineum dan
penatalaksanaannya
Kompresi bimanual dan aorta
Menentukan jumlah perdarahan dan pemantauan
pascapersalinan

Batasan
Kala III
Masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya
proses pengeluaran plasenta
Kala IV
Masa setelah plasenta lahir hingga 2 jam setelah
itu

Fisiologi Kala III


Tempat implantasi plasenta mengalami
pengerutan akibat pengosongan kavum uteri
dan kontraksi lanjutan sehingga plasenta
dilepaskan dari perlekatannya dan
pengumpulan darah pada ruang uteroplasenter akan mendorong plasenta ke luar

Tanda-tanda lepasnya plasenta


Terjadi perubahan
bentuk uterus dan tinggi
fundus uteri
Tali pusat memanjang
atau terjulur keluar
melalui vagina/vulva
Adanya semburan darah
secara tiba-tiba

Perdarahan pada Atonia Uteri


Ujung pembuluh darah di tempat implantasi
akan terbuka sesaat setelah plasenta dilepaskan
Sekitar 350-500 ml darah per menit akan keluar
melalui ujung pembuluh darah tersebut

Perdarahan pada Atonia Uteri

Penghentian perdarahan dari bekas tempat


implantasi plasenta hanya dapat terjadi jika
anyaman miometrium menjepit pembuluh darah
yang berjalan diantara anyaman tsb
Atonia atau hipotonia membuat mekanisme
penjepitan tersebut gagal berfungsi

Atonia Uteri berkaitan dengan


Kapasitas uterus jauh lebih besar dari normal
(polihidramnion, hamil kembar, makrosomia)
Kala I atau II yang memanjang
Partus presipitatus
Induksi atau akselerasi persalinan
Infeksi intrapartum
Grande multipara
Penggunaan tokolitik (misalnya: MgSO4) atau
narkose (misalnya: Ether)

Ingat.!!!
Sekitar 60% dari perdarahan pascapersalinan
terjadi pada ibu tanpa risiko yang dapat dikenali
sebelumnya
Senantiasa siap untuk menghadapi atonia
uteri/perdarahan pascapersalinan
Manajemen aktif kala III merupakan upaya
profilaksis komplikasi perdarahan

Manajemen Aktif Kala III


Mengupayakan kontraksi yang adekuat dari
uterus dan mempersingkat waktu kala III
Mengurangi jumlah kehilangan darah
Menurunkan angka kejadian retensio plasenta

Tiga langkah utama


manajemen aktif kala III
Pemberian oksitosin/uterotonika sesegera mungkin
Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
Rangsangan taktil pada dinding uterus atau fundus
uteri

Penegangan Tali Pusat Terkendali

Letakkan telapak tangan (alas dengan kain)


yang lain, pada segmen bawah rahim atau
dinding uterus di suprasimfisis
Pada saat terjadi kontraksi, tegangkan tali pusat
sambil tekan uterus ke dorsokranial
Ulangi kembali perasat ini bila plasenta belum
dapat dilahirkan (jangan lakukan pemaksaan)

Penegangan Tali Pusat Terkendali


Arah dorsokranial

Berdiri disamping ibu


Pindahkan jepitan
semula tali pusat ke
titik 5-20 cm dari
vulva dan pegang klem
penjepit tsb

Rangsangan taktil

Perhatikan!
Bila setelah 15 menit berlalu ternyata plasenta
belum lahir, berikan oksitosin 10 IU dosis kedua
Kosongkan kandung kemih bila penuh
Lakukan PTT ulangan
Bila waktu 30 menit telah terlampaui (jangan
mencoba cara lain untuk melahirkan plasenta
walaupun tidak terjadi perdarahan) segera rujuk
ibu ke fasilitas kesehatan rujukan

Rangsangan taktil
pada dinding uterus
Minta ibu untuk meletakkan telapak tangannya
pada dinding uterus
Instruksikan untuk mengusap dinding uterus
dengan gerakan sirkuler
Beritahukan bahwa mungkin timbul rasa kencang
atau tidak nyaman
Uterus yang mengencang menunjukkan respons
adekuat terhadap rangsangan
Teruskan rangsangan taktil bila uterus masih
belum berkontraksi

Bila 15 detik rangsangan taktil telah


usai dan uterus tetap tidak berkontraksi,
maka lakukan:
Kompresi Bimanual Internal
Kompresi Bimanual Eksternal
Kompresi Aorta Abdominalis

Kompresi Bimanual Internal

Kompresi Bimanual Eksternal

Kompresi Aorta Abdominalis

Tampon Uterovaginal

Plasenta Manual

Robekan Serviks

Memperkirakan jumlah perdarahan


Belum ada metode yang akurat
Meletakkan penampung darah di bawah bokong
ibu, selain tidak nyaman juga tidak menjamin
pengukuran yang tepat
Pengukuran dengan gelas ukur dapat terganggu
dengan tambahan cairan lain atau jumlah yang
hilang akibat material penyerap (kain, kasa,
pakaian, dsb)

Estimasi Simtomatik
Bila perdarahan menyebabkan terjadinya
perubahan tanda vital (hipotensi) maka jumlah
darah yang keluar telah mencapai 1000-1200 ml
Bila terjadi syok hipovolemik maka jumlah
perdarahan telah mencapai 2000-2500 ml

Efek Perdarahan terhadap


Sirkulasi dan Oksigenasi Sel
Hipotensi
S y o k

Gagal Jantung

Pemantauan Kala IV
Pantau tanda vital setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
Nilai kontraksi uterus dan jumlah perdarahan
Ajarkan ibu dan keluarganya untuk melakukan
rangsangan taktil, menilai kontraksi uterus, dan
estimasi perdarahan
Rawat gabung ibu-bayi dan pemberian ASI
Berikan asuhan esensial BBL

Ingat .!!!
Jangan tinggalkan ibu dalam 2 jam pertama
pascapersalinan
Pastikan tanda vital dalam batas normal
Berikan asuhan esensial BBL, termasuk
pemberian ASI dalam 1 jam pertama
Ajarkan ibu dan keluarganya untuk melakukan
rangsangan taktil uterus dan menilai kontraksi
atau perdarahan
Pastikan ibu dan keluarganya mengetahui tandatanda bahaya atau komplikasi berat

Terima kasih
atas perhatian nya..

Anda mungkin juga menyukai