Anda di halaman 1dari 21

STROKE NON HEMORAGIK

 Novaldo Yudha Shena, S.Ked


 Rara Novtria, S.Ked
 Ria Sulistiawati, S.Ked
 Rhadila Anjani, S.Ked
 Rini Novita Sari, S.Ked

Preseptor :
dr. Heny Damajanti, Sp.Rad, Msc
Anatomi Otak
Gambaran CT Scan normal
Gambaran Ct Scan SNH
Definisi Stroke Non Hemoragik

Stroke Non Hemoragik adalah stroke yang disebabkan karena adanya


sumbatan pada pembuluh darah otak tertentu sehingga daerah otak
yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut tidak mendapat
pasokan energi dan oksigen, sehingga pada akhirnya jaringan sel-sel
otak di daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi.
Gejala SNH

• Kelemahan pada bagain wajah secara tiba-tiba


• Kelemahan di lengan atau tungkai secara tiba-tiba
• Kesemutan atau mati rasa pada wajah, lengan atau tungkai
• Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
• kehilangan penglihatan, penglihatan yang menjadi kabur,
atau gangguan lapangan penglihatan
• kehilangan koordinasi dan keseimbangan
• Sakit kepala hebat tiba-tiba
Manifestasi Klinis

Berdasarkan lokalisasi daerah pembuluh


darah otak yang mengalami gangguan, yaitu :
a. Gejala akibat penyumbatan arteri karotis
interna.
 Buta mendadak (amaurosis fugaks),
 ketidakmampuan untuk berbicara atau
mengerti bahasa lisan (disfasia) bila
gangguan terletak pada sisi dominan
 kelumpuhan pada sisi tubuh yang
berlawanan (hemiparesis kontralateral)
dan dapat disertai sindrom horner pada
sisi sumbatan.
2. Gejala akibat penyumbatan arteri serebri
anterior
 Hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan
tungkai lebih menonjol,
 gangguan mental
 gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh
dan ketidakmampuan dalam mengendalikan
buang air.
 Biasa terjadi kejang.

3. Gejala akibat penyumbatan arteri serebri media


 Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi
kelumpuhan yang lebih ringan. Bila tidak di
pangkal maka lengan lebih menonjol.
 Gangguan saraf perasa pada satu sisi tubuh.
 Hilangnya kemampuan dalam bahasa (aphasia).
4. Gejala akibat penyumbatan system vertebrobasilar
 Kelumpuhan di satu sampai keempat ekstremitas.
 Meningkatnya reflex tendon.
 Gangguan dalam koordinasi gerakan tubuh.
 Gejala-gejala srebrum seperti gemetar pada tangan (tremor), kepala
berputar (vertigo). Ketidakmampuan untuk menelan (disfagia).
 Gangguan motoris pada lidah, mulut, rahang dan pita suara
sehingga pasien sulit berbicara (disatria).
 Kehilangan kesadaran sepintas (sinkop), penurunan kesadaran
secara lengkap (stupor), koma, pusing, gangguan daya ingat,
kehilangan daya ingat terhadap lingkungan (disorientasi).
 Gangguan pengelihatan, seperti pengelihatan ganda (diplopia),
gerakan arah bola mata yang tidak dikehendaki (nistagmus),
penurunan kelopak mata (ptosis), kurangnya daya gerak mata,
kebutaan setengah lapang pandang pada belahan kanan atau kiri
kedua mata (hemianopia homonym).
 Gangguan pendengaran.
Penyebab SNH

Ada dua kemungkinan penyebab stroke non hemoragik. Penyebab paling umum adalah
penyempitan arteri di leher atau kepala yang disebabkan oleh meningkatnya deposit lemak
yang melapisi dinding pembuluh darah yang disebut dengan aterosklerosis.
Jika arteri menjadi terlalu sempit, sel-sel darah dapat terkumpul dan membentuk bekuan
darah. Gumpalan darah ini kemudian akan memblokir arteri di tempat mereka terbentuk
(trombosis), atau dapat terlepas dan terjebak di dalam arteri yang lebih dekat ke otak
(emboli).
Penyebab lain stroke non hemoragik adalah bekuan darah di jantung, yang dapat terjadi
sebagai akibat dari denyut jantung tidak teratur (misalnya, fibrilasi atrium), serangan jantung,
atau kelainan katup jantung yang terlepas kemudian terjebak di dalam arteri yang lebih dekat
ke otak (emboli) .
Klasifikasi SNH

Berdasarkan perjalanan klinisnya :


Berdasarkan perjalanan klinisnya :
1. TIA (Transient Ischemic Attack)
1. TIA (Transient Ischemic Attack)
Berdasarkan penyebabnya : 2. RIND (Reversible Ischemic
Berdasarkan penyebabnya : 2. RIND (Reversible Ischemic
1. Trombosis Neurologic Deficit)
1. Trombosis Neurologic Deficit)
2. Lakunar 3. Progressing Stroke atau Stroke
2. Lakunar 3. Progressing Stroke atau Stroke
3. Emboli serebral in evolution
3. Emboli serebral in evolution
4. Completed stroke
4. Completed stroke
Patofisiologi
Patofisiologi
Faktor Resiko

Faktor yang dapat


dirubah :
– Hipertensi
– Penyakit jantung
Faktor yang tidak dapat dirubah : – Kolesterol tinggi
1. Jenis kelamin : pria lebih sering – Kebiasaan hidup :
– Obesitas merokok, peminum
ditemukan menderita strok alcohol, obat-obatan
dibandingkan wanita – Diabetes mellitus terlarang, kurang olah
2. Usia : makin tinggi usia makin – Polisitemia raga, makan makanan
tinggi risiko terkena strok yang mengandung
– Stress emosional kolesterol.
3. Keturunan : adanya riwayat
keluarga yang terkena strok
Komplikasi

 Berhubungan dengan imobilisasi: infeksi


pernafasan, nyeri pada daerah tertekan,
konstipasi.
 Berhubungan dengan paralise : nyeri
punggung, dislokasi sendi, deformitas,
terjatuh.
 Berhubungan dengan kerusakan otak :
epilepsy, sakit kepala.
 Hidrosefalus
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan umum
 Airways dan breathing
 Circulation
 Menjamin nutrisi, cairan dan elektrolit yang stabil dan
optimal

Penatalaksaan Khusus
 Trombolisis
 Antikoagulan
 Anti agregasi trombosit
 Neuroprotektor
 Anti edema
Pemeriksaan penunjang

• CT scan kepala non kontras


Pada kasus stroke, CT scan dapat membedakan stroke infark dan stroke
hemoragik. Pemeriksaan CT scan kepala merupakan gold standar untuk
menegakan diagnosis stroke.
• MR angiografi (MRA)
dapat mengidentifiksi lesi vaskuler dan oklusi lebih awal pada stroke akut.
• USG, ECG, EKG, Chest X-Ray
- Pemeriksaan ECG (ekhokardiografi) dilakukan pada semua pasien dengan stroke
non hemoragik yang dicurigai mengalami emboli kardiogenik
- USG transkranuual, dopler berguna untuk mengevaluasi anatomi vaskuler
proksimal lebih lanjut termasuk di antaranya MCA, arteri karotis intracranial, dan
arteri vertebrobasiler.
Pencegahan

kontrol tekanan darah tinggi (hipertensi)


Turunkan kolesterol dan lemak jenuh asupan.
 Jangan merokok. Berhenti merokok
mengurangi risiko stroke.
Kontrol diabetes mellitus
Menjaga berat badan yang ideal.
Berolahraga secara teratur
Kelola stress
Jangan gunakan obat-obatan terlarang.
Kesimpulan
Stroke Non Hemoragik adalah stroke yang disebabkan karena adanya
sumbatan pada pembuluh darah otak tertentu sehingga daerah otak yang
diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut tidak mendapat pasokan
energi dan oksigen, sehingga pada akhirnya jaringan sel-sel otak di daerah
tersebut mati dan tidak berfungsi lagi.
Gejala klinik akibat stroke iskemik tergantung kepada lokasi kelainan
dan prognosis penderita sangat tergantung terutama kepada kecepatan
pertolongan saat “therapeutic window” yaitu 6-8 jam setelah awitan.
Apabila bisa ditangani dengan baik maka daerah penumbra akan dapat
diselamatkan sehingga infark tidak bertambah luas.
Pada kasus stroke, CT scan dapat membedakan stroke infark dan
stroke hemoragik. Pemeriksaan CT scan kepala merupakan gold standar
untuk menegakan diagnosis stroke.
Daftar Pustaka

– Misbach, jusuf. 1999. Stroke Aspek diagnostik, patofisiologi. Manajemen. Jakarta : Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
– Perdossi (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia). 2011. Guideline stroke. Edisi
Revisi. Jakarta
– Sofwan, Rudianto. 2010. Store dan Rehabilitas pasca-stroke. Jakarta : PT Bhuana ilmu
popular.
– Ginsberg. Lionel. 2005. Lecture Notes Neurologis. Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga.
– Sylvia A Prince, Loraine M Willson.2005.Patofisiologi Volume 2 Jakarta : EGC.
– Duus, M.Baehr.Diagnostik Topik Neurologik, Anatomi, Fisiologi, Tanda dan Gejala Edisi 4.
Jakarta : EGC, 2010.

Anda mungkin juga menyukai