PENDAHULUAN
Pelaksanaan anestesi pada bayi dan anak kecil berbeda dengan anestesi pada
orang dewasa karena bayi atau anak bukanlah miniatur orang dewasa. Perbedaan
mendasar antara anak dan dewasa meliputi perbedaan anatomi, fisiologi, respon
farmakologi, dan psikologi, disamping prosedur pembedahan yang berbeda pada
anak.
risiko terhadap kesehatan anak. Risiko anestesi dinilai selama kunjungan sebelum
operasi, dan orang tua anak harus diberitahu tentang rencana untuk anestesi dan
pemantauan dan menilai risiko diantisipasi.
Berdasarkan hal ini, jelas terlihat bahwa penilaian preoperatif pada pasien
anak memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan suatu tindakan operasi.
Penilaian yang optimal akan memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko dari
suatu operasi serta menjadi dasar untuk tatalaksana post operatif yang memuaskan.
Keberhasilan operasi tentunya akan mengurangi morbiditas, meningkatkan kualitas
dan harapan hidup seorang anak, serta meningkatkan taraf kesehatan pada umumnya.
Dapat dilihat bahwa sesuatu yang tampaknya sederhana ternyata merupakan hal yang
sangat bernilai, terlebih lagi untuk keselamatan seorang pasien, yang dalam hal ini
adalah anak-anak.
Dalam referat ini akan dibahas mengenai manajemen dan tahapan persiapan
yang perlu dilakukan sebelum operasi pada bayi atau anak-anak dan tujuan
dilakukannya termasuk pemeriksaan penunjang sebelum operasi.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi dan Fisiologi pada Pediatrik
2.1.1. Pernafasan
Frekuensi pernafasan pada bayi dan anak lebih cepat dibanding
orang dewasa. Paru-paru lebih mudah rusak karena tekanan ventilasi yang
berlebihan,
sehingga
menyebabkan
pneumotoraks,
atau
besar dan orang dewasa, tetapi hal ini bukan alasan untuk
Variable
Frekuensi
Anak-anak
30-50
3
Dewasa
12-16
pernafasan
Tidal Volume ml/kg 6-8
7
Dead space ml/kg
2-2.5
2.2
Alveolar ventiltion
100-150
60
FRC
27-30
30
Konsumsi Oxygen
6-8
3
Tabel 1. Perbedaan fisiologi pernafasan pada anak dan dewasa
2.1.2. Kardio-Sirkulasi
Frekuensi jantung/nadi bayi dan anak berkisar antara 100-120 x
permenit. Hipoksia menimbulkan bradikardia, karena parasimpatis yang
lebih dominan. Kadar hemoglobin infant tinggi (16-20 gr%), tetapi
kemtidian menurun sampai usia 6 bulan (10-12 gr%) karena pergantian dari
HbF (fetal) menjadi HbA (adult). Jumlah darah bayi secara absolut sedikit,
walaupun untuk perhitungan mengandung 90 miligram berat badan, karena
itu perdarahan dapat menimbulkan gangguan sistem kardiosirkulasi. Dan
juga duktus arteriosus dan foramina pada septa interatrium dan
interventrikel belum menutup selama beberapa hari setelah lahir.
Usia
Heart
Tekanan
Tekanan
Sistolik
Diastolik
Preterm
Rate
130-150
45
25
1000g
Baru
110-150
60-75
27
lahir
6 bulan
80-150
95
45
2 tahun
85-125
95
50
4 tahun
75-115
98
57
8 tahun
60-110
112
60
Tabel 2. Perbedaan Heart Rate dan Tekanan Darah pada Pediatri
berdasarkan Usia
Bayi bersifat poikilotennik, karena luas permukaan tubuhnya relative
lebih luas dibanding orang dewasa. Hal ini dapat menimbulkan bahaya
4
2.2
bergantung
dengan
usianya,
dan
seorang
anetesiologis
harus
Perhatian Anestetik
Adanya shunt ventrikuloperitoneal
Perhatian khusus terhadap
konsentrasi oksigen inspirasi
Kebutuhan intervensi pembedahan
Keterlibatan pernapasan
Ostomi/malabsorpsi
Kapasitas oxygen-carrying
perioperatif
Pemilihan cairan intravena
Kemungkinan kebutuhan transfuse
6
Sepsis
Instabilitas hemodinamik,
keterlibatan pernapasan, kegagalan
multiorgan
Hipotermia
Penyesuaian terhadap lingkungan
ruangan operasi
Apnea dan bradikardia
Pemantauan pascaanestesia
Masalah social
Perhatian orang tua
Tabel 4. Masalah pada Anak Prematur
Masalah Potensial
Fistula trakeoesofageal
Dismotilitas esophagus
Hernia diafagma
Hipertensi pulmoner
Paru hipoplastik
Penyakit jantung kongenital
Myelodisplasia
Hidrosefalus
Penyakit urogenital
Alergi lateks
Omfalokel/gastroskizis
Defek midline
Abnormalitas jantung kongenital
Kavitas abdomen kecil
Pemeliharaan temperatur badan yang
buruk
Fistula trakeoesofageal
Defek jantung
Abnormalitas muskuloskeletal
Tabel 5. Masalah Medis Potensial yang Berhubungan dengan Dirawatnya
Neonatus di NICU
Fokus Pertanyaan
Batuk, asma, flu
7
Kemungkinan
Perhatian Anestetik
Jalan napas iritabel,
bronkospasmus,
Kardiovaskular
Neurologis
Hepatik/gastrointestinal
Muntah, diare,
malabsorpsi, feses hitam,
refluks gastroesofageal,
jaundice
Genitourinarius
Frekuensi, urinasi
terakhir, frekuensi dari
infeksi traktur urinarius
Pertumbuhan abnormal,
hipoglikemia, terapi
steroid
Metabolik-endokrin
Hematologi
Anemia, hematoma,
perdarahan berlebih
Alergi
Dental
Medikasi
Kehilangan gigi, gigi
berkaries
Tabel 6. Pendekatan Sistem Pertanyaan
atelectasis, pneumonia
Penghindaran balon
udara pada infus, rightto-left shunt, TOF,
cooarctation, penyakit
ginjal, gagal jantung
kongestif, sianosis,
profilaksis endocarditis
infektif
Interaksi pengobatan,
kekacauan metabolic,
peningkatan TIK,
aspirasi, sensitivitas
relaksan neuromuscular,
hiperpireksia
Ketidakseimbangan
elektrolit, dehidrasi,
konsiderasi lambung
penuh (rapid-sequence
induction), anemia,
hipovolemia,
hipoglikemia
Infeksi, hiperkalsemia,
status hidrasi, adekuatnya
fungsi ginjal
Endokrinopati,
hipotiroidisme, diabetes
mellitus, hipoglikemia,
insufisiensi adrenal
Kebutuhan transfuse,
koagulopati,
trombositopenia, status
hidrasi, kemungkinan
transfuse
Interaksi obat
Aspirasi gigi, propilaksis
endocarditis profilaksis
Diadaptasi dari Cote C, Ryan J, Todres ID, et al., eds. A Practice of Anesthesia for
Infants and Chilren. Philadelphia: WB Saunders; 1993.
Kriteria LEMON:
o Look Externally
o Evaluate the 3-3-2 rule
o Mallampati Score
o Obstruction
o Neck Mobility
Kriteria LM-MAP
o Look for external face deformities
o Mallampati
o Measure 3-3-2-1 fingers
o Atlanto-occipital extension
o Pathological obstructive conditions
Kriteria 4D
o Dentition (prominent upper incisor, receding chin)
o Distortion (edema, blood, vomits, tumor, infection)
o Disproportion (short chin, bull neck, large tongue, small mouth)
o Dysmobility (TMJ, cervical spine)
o Adanya kehilangan gigi harus diketahui.
12
abnormalitas.
2.3.
Premedikasi
Pada kebanyakan anak, tujuan utama premedikasi menghilangkan
ketakutan dan kecemasan yang ditimbulkan oleh perpisahan dengan orangtua
13
dan aspek lain induksi anestesi, seperti ketakutan pada sungkup. Premedikasi
tidak boleh menggantikan upaya yang membuat pengalaman induksi setidak
traumatis mungkin. Banyak anak sehat, terutama yang berusia lebih dari 4
tahun tidak memerlukan pramediaksi sebelum induksi sungkup, terutama
dengan dokter yang sangat membantu dan berpengalaman. Sebaliknya
kebanyakan anak berusia 2 tahun tidak akan kooperatif kecuali bila
dipremedikasi berat. Bila mungkin premedikasi harus diberikan melalui jalan
yang tidak menyakitkan. Premedikasi oral memang tidak secara intrinsik
menyakitkan. Tetapi, bila seorang anak prasekolah yang tidak kooperatif
dipaksa minum larutan pahit, akibatnya juastru akan meningkatkan stres.
Meskipun belum disetujui untuk digunakan secara oral oleh FDA, sirup
midazolam menjadi obat premedikasi yang paling sering dipakai di Amerika
Serikat. Midazolam merupakan ansiolitik benzodiazepin dengan metobolit
tidak aktif dan dianggap dapat lebih cepat klirens daripada diazepam atau
lorazepam. Telah digunakan berbagai macam sirup untuk mengurangi rasa
pahit.
Fentanil transmukosa oral (lolipop fentanil) mempunyai keuntungan
karena mulainya yang cepat dan cara pemberian yang menyenangkan, tetapi
obat ini memungkinkan menimbulkan mual, kekakuan dinding dada, dan
desaturasi pada beberapa penelitian sedasi prabedah. Obat intranasal biasanya
tidak disukai anak-anak, meskipun pada penderita yang tidak kooperatif, jalur
ini kadang-kadang merupakan jalur pemberian midazolam, sufentanil, atau
ketamin yang dapat digunakan.
Injeksi intramuskular menimbulkan nyeri tetapi mempunyai peran
terbatas tertentu untuk sedasi anak yang sangat tertekan atau tidak kooperatif.
Pada anak yang sangat tidak kooperatif dengan akses intravena yang sangat
sulit dan menolak keras pemberian premedikasi oral atau sungkup, injeksi
intramuskular tinggal midazolam dan ketamin, misanya mungkin pada
akhirnya lebih kurang membuat stres daripada upaya pemasangan kanulasi
14
(atropin,
skopolamin,
glikopirolat)
biasanya
15
Obat
Acetaminophen
Adenosine
Albuterol
Alfentanil
Amiodarone
Aminophylline
Pemberian
Rectal
Dosis
40 mg/kg
PO
1020 mg/kg
60 mg/kg
Rapid IV bolus
0.1 mg/kg
Repeat dose
0.2 mg/kg
Maximum dose
12 mg
Nebulized
1.252.5 mg in 2
mL saline
2025 g/kg
Maintenance infusion
13 g/kg/min
5 mg/kg
5 mg/kg
510 g/kg/min
20 mg/kg/day
56 mg/kg
0.50.9 mg/kg/h
Atropine
mg/mL)
PO
IV
IV
Loading (IV)
50 mg/kg
50 mg/kg
2550 mg/kg
0.751 mg/kg
Maintenance
510 g/kg/min
IV
0.010.02 mg/kg
IM
0.02 mg/kg
Minimum dose
0.1 mg
Premedication (PO)
0.030.05 mg/kg
16
Puasa
Petunjuk puasa unutk anak sebelum anesthesia umum telah
dimodifikasi sehingga menyuruh anak untuk puasa setelah tengah malam
jarang lagi dilakukan. Tidak dibatasinya masukan oral mengurangi ansietas
anak, orang tua yang lebih tenang, maintenance hemodinamik yang lebih baik,
dan risiko hipoglikemia intraoperative yang lebih rendah.
Volume lambung dan pengosongan lambung tergantung pada usia, dan
bergantung pada fasilitas masing-masing. Pada umumnya, banyak institusi
yang memperbolehkan meminum air putih sampai 23 jam sebelum
pembedahan, termasuk air putih, elektrolit (Pedialyte), air gula, jus apel, jus
anggur, es beku, dan gelatin. Air putih didefinisikan sebagai cairan yang
tembus pandang. Es beku yang mengandung buah padat, jus nectar yang
mengandung sari buah, dan material partake, mengandung protein hewani,
bukan termasuk air putih. Tidak ada bukti bahwa volume memiliki pengaruh
terhadap waktu pengosongan lambung atau volume residual; jadi, kuantitas
dari air putih tidak dibatasi.
ASI dan susu formula bukahlan air putih. ASI termasuk dalam cairan
padat intermediet, sedangkan beberapa institusi mengatakan bahwa ASI
merupakan property solid-like. Harus ada peraturan yang jelas mengenai
ASI, susu formula, dan makanan padat.
Waktu sebelum
Pembedahan (Jam)
2
4
6
8
tidak akan
berhasil
jika
anestesiologis itu berhasil, mereka tidak akan bangun lagi. (Tabel 15.1)
Karakteristik
Strategi untuk Persiapan
1-4 tahun
o Magical thinking
o Kaena waktu yang terbatas,
o Kemampuan untuk mengerti,
lakukan persiapan tidak lebih dari 2
hari.
tapi
tidak
dapat
o Gunakan objek untuk membantu
mengekspresikan secara verbal
o Egosentris
menjelaskan situasi.
o Pengulangan kata kunci harus
o Sibuk dengan perasaan bersalah
dilakukan.
o Kepercayaan pada orang yang
o
Menegaskan tingkah laku baik
mengurusnya
harus dilakukan.
o Usahakan anak selalu bersama
orang tuanya.
410 tahun
o Mulai berpikir secara logis dan o Persiapan dapat dilakukan 12
mengerti bawha ada sesuatu di
minggu.
dalam tubuh mereka.
o Selalu tanya jika anak punya
o Komunikasi
verbal
dengan
pertanyaan.
mudah.
o Gunakan kata-kata medis, namun
o Penguasaan keterampilan.
kata-kata medis yang mudah.
o Mencari kendali untuk memilih
o Gunakan material yang konkret,
o Pembelajar yang entusiastik
misalnya diagram dan gambar.
o Menjelaskan dan menenangkan
19
o Persiapan
pasien
secepatnya
setelah diagnosis tegak.
o Libatkan anak pada proses
memilih.
o Hormati privasi.
o Hormati tubuh anak dan ketakutan
mereka untuk terlihat telanjang di
depan orang lain.
o Jelaskan dengan kata-kata yang
teknis dan jelas.
o Dukung
kebutuhan
untuk
kebebasan dan kendali.
o Hormati
kerahasiaan
(bahkan
beberapa informasi dari orang
tuanya).
o Barkan anak mengatur dalam
batasan tertentu.
Tabel 9. Pertimbangan Pertumbuhan pada Persiapan Preoperatif
2.4.
Keadaan Khusus
Infeksi Saluran Napas Atas
Seorang anak dengan infeksi napas atas memberikan dilemma klinis
untuk seorang anestesiologis. Karena kebanyakan anak dapat menderita
sampai enam infeksi saluran napas atas pertahunnya, tidak ada peraturan
absolut untuk masalah umum ini. Seorang anak yang menderita flu memiliki
risiko preoperatif atelektasis, desaturasi oksigen, bronkospasmus, croup, dan
laringospasmus. Kebanyakan anak dengan infeksi saluran napas atas mungkin
dianestesi untuk prosedur-prosedur pendek; namun, pilihan untuk melakukan
prosedur panjang atau invasif harus dibuat dengan hati-hati Pilihan untuk
membatalkan atau menunda pembedahan harus dibuat dengan dokter bedah
20
rencana
untuk
pemantauan
pasca
prosedur.
Kondisi
mengonfirmasi
diagnosis
dan
terapi.
Diuretik,
bronkodilator,
dan
22
Asma
Tatalaksana anak dengan asma hampir sama dengan tatalaksana orang
dewasa dengan asma. Tatalaksana asma harus dioptimalisasi dan semua obatobatan, oral ataupun inhalasi, harus dilanjutkan sampai dan termasuk harus
pembedahan. Obat-obatan oral dapat diminum dengan air putih sampai 2 jam
sebelum induksi anesthesia. Pasien dengan asma berat dapat menggunakan
terapi kortikosteroid short-term untuk beberapa hari sebelum pembedahan.
Terapi harus doptimalisasi dengan terlibatnya seorang pulmonologis.
Pembedahan dapat ditunda untuk anak dengan eksaserbasi akut asma
atau infeksi traktus respiratorius atas akut superimpo asma kronik. Anak
dengan asma memiliki risiko yang tinggi untuk bronkospasme pada anesthesia
endotrakeal umum. Insidensi dari bronkospasmus pada anak dengan asma
pada anestsia berada antara 8,4 dan 71,0 per 1.000 dibandingkan dengan 0,2
sampai 8,0 per 1.000 pada populasi umum. Eksaserbasi akut meningkatkan
insidensi bronkospasmus.
Kistik Fibrosis
Anak dengan kistik fibrosis memiliki penyakit multisystem, dan setiap
sistem harus dipertimbangkan pada periode poreoperatif. Fungsi pulmoner
harus dioptimalisasi melalui penggunaan antibiotik dan terapi bronkodilator
dan terapi fisik dada yang sering untuk membersihkan sekresi dan
memperlancar aliran udara. Banyak anak dengan derajat malnutrisi dan
membutuhkan nutrisi enteral supplemental atau parenteral sebelum melalui
anesthesia umum dan pembedahan. Banyak pasien kistik fibrosis harus
dirawat di rumah sakit untuk observasi dan tatalaksana medis sebelum
23
Penyakit Jantung
Anak dengan penyakit jantung dapat dibagi menjadi dua kategori:
mereka yang memiliki penyakit jantung kongenital struktural (terkoreksi atau
belum terkoreksi) dan mereka yang memiliki bising jantung (telah
terdiagnosis sebelumnya atau baru). Anak yang dievaluasi secara reguler oleh
seorang kardiologis harus dievaluasi lagi pada periode preoperatif untuk
mendeteksi dan mendokumentasi adanya perubahan. Ketika anak sudah
pernah melalui koreksi pembedahan penyakit jantung kongenital, deskripsi
dari reparasi dan anatomi terbaru harus dibuat untuk tim anestesi. Jika masih
terdapat defek, rekomendasi tatalaksana harus dikonsultasikan kepada
kardiologis. Semua data kateterisasi jantung harus diulas.
Bising jantung pada anak diidentifikasi sebagai patologis atau nonpatologis. Pemeriksaan EKG mungkin dibutuhkan. Jika bisingnya patologis,
derajat dari gangguan fisiologi dan hemodinamik harus diketahui. Kebutuhan
profilaksis antibiotik harus ditinjau pada visite preoperatif.
Penyakit Sistem Saraf Pusat
Myelomeningokel
Kebanyakan anak yang lahir dengan myelomeningokel memiliki
abnormalitas lain, dan harus diinvestigasi secara lanjut. Banyak dari anakanak tersebut kembali ke ruang operasi, dan manajemen perioperatif
sebelumnya dapat memengaruhi tingkah laku dan perhatian pasien ke
depannya. Pasien dengan myelomeningokel dapat memiliki disfungsi
urogenital dan musculoskeletal yang dapat berlanjut ke infeksi traktur
24
Kelainan Hematologi
Penyakit sel sabit merupakan salah satu penyakit hematologi yang
sering terjadi pada anak di Amerika Serikat. Penyakit sel sabit adalah penyakit
genetic autosomal resesif yang diturunkan secara heterozigot dengan
frekuensi 8% pada ras Afrika-Amerika dan secara homozigot pada 0,16%
pasien yang suseptibel. Sel sabit heterozigotik tidak memengaruhi terapi
anestesi atau hasil akhir dari perioperative, namun penyakit sel sabit
homozigotik, penyakit sel sabit Hemoglobin C, dan penyakit talasemia
Hemoglobin S membawa implikasi untuk tatalaksana anestesi. Sindroma
nyeri dada akut, struk, infark miokard, dan krisis sel sabit mengundang
perhatian khusus untuk anestesiologis. Untuk meminimalisasi risiko tersebut,
pasien harus dihidrasi.
Untuk mengoptimalisasi aliran intravaskular, temperature kamar
operasi harus dinaikkan. Pada kasus-kasus berat, dilakukan transfuse tukar
parsial (partial exchange transfusion) untuk menurunkan tingkat HbS ke
<40% atau transfuse untuk mencapai Hb 10 g/dl. Direkomendasikan
konsultasi dengan seorang hematologis untuk tatalaksana untuk pasien-pasien
tersebut. Kordinasi dengan anestesiologi, tim bedah, dokter anak, dan
hematologis penting dan harus dimulai pada periode preoperatif.
Diabetes Melitus
Insidensi diabetes mellitus pada populasi anak diperkirakan 1,9 per
1.000 anak usia sekolah, dengan onset 57 tahun dan pada usia pubertas.
Konsultasi dengan dokter anak dan endokrinologis anak harus dilakukan.
26
27
BAB III
KESIMPULAN
28
tersendiri
agar
berhasil
mendapatkan
data.
Tindakan
preoperatif
membutuhkan hasil data yang baik tentang tanda vital maupun fungsi sistem tubuh
terutama sistem pernapasan (apakah ada obstruksi pernapasan) dan kardio-sirkulasi
(bagaimana regularitas denyut nadi, apakah ada bising jantung). Jika ada kelainan
pada jalan napas perlu diprediksi juga apakah anak sulit untuk diintubasi. Terdapat
beberapa kriteria untuk memrediksi sulit intubasi, seperti kriteria LEMON, LM-MAP,
dan 4D. Pada anak dengan penyakit jantung aktif atau signifikan mungkin
membutuhkan evaluasi oleh kardiologis sebelum anestesi umum. Selain itu, perlu
diperhatikan juga apakah ada kelainan pada warna kulit (sianosis, malar rash, ikterus,
bekas luka, tanda lahir, dan sebagainya) dan juga adanya kehilangan gigi harus
diperhatikan.
Hasil pemeriksaan penunjang juga dibutuhkan dalam persiapan pra bedah
seorang anak. Hasil pemeriksaan darah seperti hemoglobin, skrining koagulasi jika
anak memiliki riwayat perdarahan abnormal, darah kimia jika ada indikasi, lalu
pemeriksaan radiografi, elektrokardiogram, pemeriksaan kehamilan pada remaja
perempuan, atau pun hasil pemeriksaan penunjang lainnya harus diperhatikan untuk
mempersiapkan apa saja obat dan tindakan yang dibutuhkan untuk intra dan pasca
operatif nantinya.
29
31