OLEH :
A.Rahmaan Nur
K1A1 12 035
SUPERVISOR
dr. Steven Ridwan, M.Kes,.Sp.OG
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
BAB I
STATUS PASIEN
A. Identitas
Nama : Ny. A
Umur : 27 tahun
Alamat : Mandonga
Agama : Kristen
Suku : Bugis
No. RM : 07 78 71
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
2. Anamnesis Terpimpin
Pasien baru masuk datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah
yang dirasakan sejak pagi hari SMRS, nyeri yang dirasakan terus menerus
menjalar hampir seluruh perut. Keluhan ini disertai dengan mual dan
muntah, pasien juga mengeluh sering pusing dan lemas, adanya keluhan
keluarnya darah dari jalan lahir berwarna merah kecoklatan sejak 1 hari
3
yang lalu. dan pasien mengaku sedang tidak haid. Keluhan lain seperti sakit
kepala (-), sesak (-), BAB dan BAK kesan normal. Riwayat penyakit dahulu
: penyakit jantung (-), Diabetes mellitus (-), ginjal (-), hipertensi (-),asma (-
). Riwayat penyakit dalam keluarga (-). Riwayat alergi : alergi makanan atau
bulan dengan siklus haid 28 hari dan lama haid ± 5 hari dengan 2-3 kali
menggunakan KB
Riwayat obstetri :
C. Pemeriksaan Fisis
1. Status Generalis
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 86x/m (reguler, kuat angkat)
Pernapasan : 18 x/m
Suhu : 36,5oC
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Normocephal, deformitas (-).
Mata : Konjungtiva anemis +/+, Sklera ikterik -/-,
Edema palpebra (-)
Hidung : Septum deviasi -/-, sekret -/-
4
Telinga : Liang telinga lapang, serumen -/-
Mulut : Bibir pucat (+), stomatitis (-), caries (-)
Leher : KGB tidak membesar
Tenggorok : Hiperemis (-), Tonsil T1/T1
Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular
Paru : Vesikuler +/+, Ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen Inspeksi : Cembung, ikut gerak napas
Auskultasi : peristaltik kesan normal
Palpasi : TFU Tidak teraba, nyeri tekan perut
bawah kanan (+), Defans Muskuler (+)
Perkusi : Timpani(+)
Alat genital : Fluksus (-)
Ekstremitas : Edema -/-, pucat -/-
3. Pemeriksaan obstetri
Pemeriksaan dalam :
OUE/OUI : Tertutup
Uterus : Anteflexi
5
4. Pemeriksaan penunjang
Hasil USG :
- Tampak massa kistik dengan echo janin intra kistik, DJA (–) di
adneksa.
- Kesan : Kehamilan Ektopik Terganggu
D. Diagnosa
6
Post Operatif : Kehamilan Ektopik Terganggu ( Tuba Fallopi Kanan )
E. Perencanaan
1. Rencana Diagnostik
Observasi perdarahan
2. Rencana Terapi
IVFD RL 500 cc
Pasang kateter
Laparatomi
F. Laporan Operasi
1. Regional Anestesi
3. Insisi abdomen
8. Evaluasi perdarahan
9. Tutup abdomen.
7
Gambar 1. Tampak fetus yang telah dikeluarkan.
G. Perkembangan Pasien
PDV :
V/V : dalam batas normal
Portio : tebal lunak, nyeri goyang porsio
(+)
Uterus Adneksa : sulit dinilai
Pelepasan : (-)
A : Kehamilan Ektopik Terganggu
8
Rabu, S : lemas (+) Instruksi Post Op :
1/5/2019 O : TD : 112/61 mmHg - Observasi tanda vital
N : 125x/ menit - IVFD RL 28 tpm
P : 24x / menit - Inj. Ketorolac 30 mg/8jam/IV
S : 36,3ºC - Inj. Ranitidine 50 mg/8jam/IV
A : POH0 + Kehamilan Ektopik
Terganggu ( Tuba Fallopi Kanan )
Kamis S :Nyeri luka operasi (+) R/
2/5/ 2019 O : TD : 100/ 60 mmHg - IVFD RL 28 tpm
N : 84 x/ menit - Inj. Ketorolac 30 mg/8jam/IV
P : 20 x / menit - Inj. Ranitidine 50 mg/8jam/IV
S : 36,5ºC
Fluksus : (+) sedikit
Urine : 600/12 jam
Verban : kering
A : POH1 + Kehamilan Ektopik
Terganggu ( Tuba Fallopi Kanan
)
Jumat, S :Nyeri bekas operasi ↓ R/
3/5/ 2019 O : TD : 100/60 mmHg - Aff infus
N : 88 x/ menit - Aff kateter
P : 18x / menit - Asam mefenamat 3x500mg
S : 37ºC - SF 2x1
Fluksus : (+) sedikit
Urine : 500/15 jam
Verban : kering
A : POH2+ Kehamilan Ektopik
Terganggu ( Tuba Fallopi Kanan
)
9
Sabtu, S : Tidak ada R/
4/5/ 2019 O : TD : 110/70 mmHg - Asam mefenamat 3x500mg
N : 80 x/ menit - SF 2x1
P : 20x / menit - GV
S : 36,5ºC - Kontrol 3 hari kemudian
Fluksus : (-) - BPL
Verban : kering
A : POH3+ Kehamilan Ektopik
Terganggu
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
kehamilan ektopik. Kata ini berasal dai bahasa Yunani ektopos-di luar
uterus lebih besar daripada kehamilan yang memberi hasil lahir hidup atau
dengan diagnosis yang lebih dini, baik kelangsungan hidup ibu maupun
B. Definisi
11
dikemukakan istilah kehamilan ekstrauteri, artinya kehamilan yang terjadi
dan berada diluar uterus lebih dari 95% kehamilan ektopik berada disaluran
C. Etiologi
sebagian atau komplit. Hal ini terjadi jika perjalanan ovum yang dibuahi di
infeksi.2
lumen tuba fallopii menyempit, akibat hasil konsepsi tidak dapat lewat
12
2) Endometriosis : menimbulkan perlekatan dengan sekitarnya sehingga
dalamnya,
kehamilan servikalis.
D. Klasifikasi
13
a. Kehamilan tuba, meliputi > 95 % yang terdiri atas : Pars ampularis
(55%), pars ismika (25%), pars fimbriae (17%) dan pars pars interstitial
(2%)
14
E. Patofisiologi
tuba dan kemudian akan mengalami beberapa proses seperti pada kehamilan
pada umumnya. Karena tuba bukan merupakan suatu media yang baik untuk
darah oleh vili korialis pada dinding tuba ditempat implantasi dapat
dan kemudian didorong oleh darah ke arah ostium tuba pars abdominalis.
3
Pada pelepasan hasil konsepsi yang tidak sempurna pada abortus,
15
terus menyebabkan tuba membesar dan kebiru-biruan (hematosalping),
hematokel retrouterina. 3
Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan
atau karena trauma ringan seperti koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam
lumen tuba. Darah dapat mengalir ke dalam rongga perut melalui ostium
tuba abdominal. 3
sekunder dapat terjadi. Dalam hal ini dinding tuba, yang telah menipis
Pada ruptur ke rongga perut seluruh janin dapat keluar dari tuba,
tetapi bila robekan tuba kecil, perdarahan terjadi tanpa hasil konsepsi
penderita akan cepat jatuh dalam keadaan anemia atau syok karena
16
hemoragia. Darah tertampung pada rongga perut akan mengalir ke
kavum douglasi yang makin lama makin banyak dan akhirnya dapat
yang diderita dan tuanya kehamilan. Bila janin mati dan masih kecil,
17
F. Gambaran Klinis
18
G. Diagnosis
- Ultrasonografi transvaginal
10%)
19
c. Ruptur kehamilan ektopik akut
Dasar diagnosisnya :
H. Penatalaksanaan
sebagai berikut : 5
1) Operasi laparoskopi.
jaringan ikat dan lumen tuba falopii tetap terbuka dengan fungsi utama
20
yang masih normal. Metrotreksat dianggap kemoterapi yang paling
5,7,10
tepat oleh karena sensitif terhadap sel trofoblas. Syarat pemberian
metrotreksat adalah : 5
hari kemudian)
1) Gambaran darahnya :
21
2) Fungsi ginjal dan hati dalam batas normal . Sebaiknya setelah
2) Laparatomi
I. Prognosis
diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Akan tetapi, bila
kehamilan di luar uterus lebih besar daripada kehamilan yang memberi hasil
lahir hidup atau yang diberhentikan secara sengaja. Selain itu kemungkinan
ektopik. Namun, dengan diagnosis yang lebih dini, baik kelangsungan hidup
22
BAB III
PEMBAHASAN
1. Anamnesa
Kasus Teori
Pada kasus ditemukan gejala berupa : Trias criteria kehamilan ektopik :
- Tidak sedang haid - Amenorea
- Nyeri perut kanan bawah - Nyeri abdomen
- Perdarahan pervaginam - Perdarahan pervaginam
Pada anamnesa didapatkan pasien mengalami nyeri perut kanan bawah dan
pasein tidak sedang haid. Hal tersebut sesuai dengan trias kehamilan ektopik
2. Pemeriksaan Fisik
Kasus Teori
Pada kasus, ditemukan Pemeriksaan Fisik:
pemeriksaan Fisik: a. Umum :
PasienTampak - Tampak anemis, yang bervariasi
Anemis - Kesadaran bervariasi
a. Pemeriksaan - Tampak sakit akibat hilangnya darah dari system sirkulasi
Abdomen sistemik
- Nyeri tekan (+) - Akibat jumlah darah yang banyak di dalam peritoneum akan
- Defans muskuller tampak colleen sign
b. Pemeriksaan Dalam b. Pemeriksaan Abdomen
- Nyeri goyang - Abdomen tegang, nyeri tekan dan nyeri susulan
portio (+) - Tanda cairan bebas intraperitoneal
c. Pemeriksaan Dalam
- Nyeri goyang serviks
- Adneksa dan cavum douglasi menonjol serta nyeri
23
Pada pemeriksaan Fisik tidak didapatkan gejala yang spesifik atau
tidak khas dan penderita biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam
3. Pemeriksaan Penunjang
Kasus Teori
Pada kasus, dilakukan PemeriksaanPenunjang :3,9,10
pemeriksaan : a. Pem.Laboratorium :dilakukan dengan
a. Darah lengkap →WBC pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah
:8.38x103/ul, HGB : 9,3 merah berguna dalam menegakkan diagnosis
g/dl, PLT : 278x103/ul KET, terutama bila ada tanda-tanda perdarahan
b. Tes Kehamilan : (+) dalam rongga perut.
c. USG : Nampak kantung b. Tes Kehamilan : tes kehamilan berguna apabila
gestasi yang berisi positif, akan tetapi tes negative tidak
mudigah berada diluar menyingkirkan kemungkinan kehamilan
intrauterine (pada adneksa ektopik karena kematian hasil konsepsi dan
kanan) degenerasi trofoblas menyebabkan produksi
human chorionic gonadotropin menurun dan
menyebabkan tes negatif.
c. ẞ-hCG : cukup sensitive untuk kadar 10 – 20
mIU/ml dan positif pada lebih 99% kehamilan
ektopik.
d. USG : untuk memastikan diagnose klinis yang
dicurigai mengalami gestasi ektopik dan
24
mengetahui lokasi dan ukuran kehamilan
e. Kuldosintesis : suatu cara pemeriksaan untuk
mengetahui apakah dalam cavum douglas ada
darah. Cara ini sangat berguna dalam
membantu membuat diagnosis KET
f. Laparoskopi : hanya digunakan sebagai alat
bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan
ektopik apabila hasil penilaian prosedur
diagnostik yang lain meragukan.
ektopik pada pasien ini adalah tes kehamilan dan pemeriksaan USG
4. Penatalaksanaan
Kasus Teori
Pada kasus, tindakan pembedahan Berdasarkan kriteria kehamilan ektopik,
Operasi laparoskopi
dengan metrotreksat/lainnya
diikuti terapi
25
Laparatomi
sumber perdarahan
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, dkk. 2013.William Obstetrics 23nd
Pustaka : Jakarta.
5. Manuaba IBG, Chandranita IA, Fajar IB. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.
7. National Institute for Health and care Excellence. 2012. Ectopic pregnancy
www.nice.org.uk/guidance/cg154
27
2012-desember 2013. Jurnal e-Clinic. Volume 3, Nomor 2, mei-agustus
Bandar lampung
28