(APN)
LATAR BELAKANG
8
Laserasi/episiotomi
Episiotomi tidak lagi dilakukan secara rutin
Digunakan perasat khusus untuk mengatur
ekspulsi kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi
untuk mencegah laserasi atau robekan
maksimal pada perineum
9
Partus Lama
Menggunakan partograf untuk memantau kondisi
ibu dan janin serta kemajuan proses persalinan.
Dukungan suami atau kerabat memberikan rasa
tenang dan aman selama proses persalinan
berlangsung.
Pendampingan dapat mendukung kelancaran proses
persalinan, menjalin kebersamaan, berbagi
tanggung jawab diantara penolong dan keluarga
klien.
Pencegahan Asfiksia Bayi
Baru Lahir
Pencegahan asfiksia BBL dilakukan melalui pengenalan/ penanganan dini:
- Memantau secara baik dan teratur denyut jantung bayi
selama proses persalinan,
- Mengatur posisi tubuh untuk memberi rasa nyaman
bagi ibu
- Mencegah gangguan sirkulasi utero-plasenter terhadap bayi,
teknik meneran dan bernapas yang menguntungkan bagi
ibu dan bayi.
Bila terjadi asfiksia, dilakukan termoregulasi , penghisapan lendir, rangsangan
taktil dan pernapasan buatan .
Partograf
Instrumen Penilaian Kemajuan
Persalinan dan Mengenali Penyulit
Proses Persalinan
PARTOGRAF
Alat bantu untuk memantau kemajuan
Kala I persalinan, dan informasi untuk
membuat keputusan klinik(PKK).
06/27/21 13
KEGUNAAN PARTOGRAF
❆ Mencatat kemajuan Persalinan
❆ Mencatat kondisi ibu dan janin
❆ Mencatat Asuhan yang diberikan selama persalinan
dan kelahiran
❆ Informasi untuk Identifikasi dini Penyulit Persalinan
❆ Informasi untuk membuat PKK yang sesuai dan tepat
waktu
06/27/21 14 14
PARTOGRAF HARUS
DIGUNAKAN :
1. Untuk Semua ibu dalam fase Aktif kala I
persalinan
2. Selama Persalinan dan kelahiran bayi di institusi
pelayanan kesehatan ataupun di rumah (PKM BPM
KLINIK RS DLL)
3. Persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan
( mahasiswa, bidan, dokter)
06/27/21 15 15
PENCATATAN PAROGRAF
A. KEMAJUAN PERSALINAN
- PEMBUKAAN SERVIKS
- PENURUNAN KEPALA JANIN
- KONTRAKSI UTERUS
B. KEADAAN JANIN
- DETAK JANTUNG JANIN
- WARNA/JUMLAH CAIRAN KETUBAN
- MOLASE TULANG KEPALA JANIN
C. KEADAAN IBU
- NADI, TEKANAN DARAH, SUHU
- URIN; VOLUME; PROTEIN
- OBAT-OBATAN/CAIRAN I.V
06/27/21 16 16
TIGA CARA MENGARSIR KOTAK MENURUT
LAMA HIS
4 <20 DETIK
3
20-40 DETIK
2
1
>40 DETIK
WAKTU
(JAM)
0 1 2 3
06/27/21 17
Fase Kala I Persalinan
FASE LATEN FASE AKTIF
•Dimulai dari awal kontraksi •Kontraksi 3 kali atau lebih
hingga pembukaan dalam 10 menit
mendekati 4 cm
•Lamanya 40 detik atau
•Kontraksi mulai teratur < 3 lebih dan mules
kali tetapi lamanya masih
•Pembukaan 4 cm hingga
diantara 20-30 detik
lengkap
•Tidak terlalu mules
•Penurunan bagian
terbawah janin
18
Dilatasi Serviks 4 cm dan Interpretasinya terkait
Frekuensi dan Lama Kontraksi (1)
19
Dilatasi Serviks 4 cm dan Interpretasinya terkait Frekuensi
dan Lama Kontraksi (2)
• Jika kontraksi < 4 kali dalam 10 menit dan lamanya < 40 detik maka
observasi dalam 1 jam ke depan
– Jika kondisinya masih sama maka hal ini
menunjukkan persalinan belum masuk ke fase aktif
• Jika kontraksi > 4 kali dalam 10 menit tetapi lamanya < 40 detik
maka observasi dalam 1 jam ke depan
– Jika hasilnya masih sama maka hal ini menunjukkan
adanya inersia uteri hipotonik
INGAT !!!
Catat seluruh hasil pemeriksaan pada
partograf
Hasil pemeriksaan yang tidak dicatat pada
partograf berarti tidak diperiksa
Pastikan setiap partograf bagi setiap pasien
diisi dengan lengkap dan betul
06/27/21 21
22
06/27/21
06/27/21
Setiap intervensi yang akan dilakukan
dalam asuhan persalinan normal harus
mempunyai alasan dan bukti ilmiah
yang kuat tentang manfaat intervensi
tersebut bagi kemajuan dan
keberhasilan proses persalinan
25
IV.MELAKUKAN DUKUNGAN
PERSALINAN
•Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses
bimbingan meneran
• Memberitahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik
•Membantu ibu dalam posisi yang nyaman
•Tunggu hingga ibu merasa ingin meneran
•Lanjutkan pemantauan ibu dan janin
•Jelaskan pada anggota keluarga bagaimana peran mereka
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
06/27/21
PENCEGAHAN ROBEKAN
PERINEUM
1. Pengertian Robekan
menurut Kamus kedokteran adalah robeknya atau koyaknya jaringan
(Dorland, 1998)
Robekan perineum adalah robekan yg terjadi pada perineum sewaktu
persalinan ( Mohtar, 1998)
2. Faktor predisposisi
1). Faktor Ibu
• Paritas
•Meneran
06/27/21
2). Faktor Janin
- Berat Badan Bayi Baru Lahir
- Presentasi : Muka, Dahi dan Bokong
06/27/21
VI.Beberapa cara yang dapat dilakukan
utk mencegah robekan perineum
- anjurkan utk meneran alami selama kontraksi
- tidak menganjurkan ibu utk menahan napas saat
meneran
- menganjurkan ibu utk tidak mengangkat bokong
- tidak melakukan dorongan pada fundus
- cegah robekan pada saat melahirkan kepala
06/27/21
Bahaya komplikasi robekan
perineum
Perdarahan
Infeksi
06/27/21
VII. IMD
Menurut Roesli (2008) Inisiasi Menyusui Dini adalah proses menyusu
sendiri, minimal satu jam pertama setelah bayi lahir, ini tidak boleh
terlambat krn reflek mengisap mencapai puncaknya pada umur 20-30
menit dan akan berkurang dan melemah.
Dengan IMD bayi dapat menyusu dgn baik dalam waktu 50 menit .
06/27/21
IX. PENJAHITAN ROBEKAN
PERINEUM
PENJAHITAN DGN CARA LAPIS DEMI LAPIS DAN JANGAN TERJADI ADA
RUANG KOSONG TERBUKA KE ARAH VAGINA YG DAPAT DIMASUKI
BEKUAN DARAH YG MENGGANGU PROSES PENYEMBUHAN
KEPUTUSAN KLINIK
MENURUT EVIDENCE BASED DIJAHIT ATAU TDK SEMBUH DALAM 2
MINGGU
PENJAHITAN STADIUM 1 DAN 2
PRINSIP
PENJAHITAN DINDING VAGINA, OTOT PERINEUM, KULIT
06/27/21
X. ASUHAN 2 JAM POST PARTUM
Definisi dari lahir plasenta sampai 2 jam setelah itu
Tujuan asuhan masa nifas
Menjaga skesehatan ibu dan bayi
Melaksankan skrining yang komprehensip
Penkes
Memberi pelayanan KB
06/27/21
TERIMA KASIH