Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN PELAYANAN

APN
( ASUHAN PERSALINAN NORMAL )

DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN


UPT PUSKESMAS KARANGKETUG
TAHUN 2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : drg.ANDRIJANI RIFKA
NIP : 19660625 199203 2 006
Jabatan : Plt. Kepala UPT Puskesmas Karangketug

Mengesahkan/memberlakukan Panduan …………………………... Pada Tanggal, Bulan,


Tahun.

Pasuruan, … Januari 2019


Plt. KEPALA UPT PUSKESMAS KARANGKETUG
KOTA PASURUAN

drg.ANDRIJANI RIFKA
NIP. 19660625 199203 2006

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Pedoman Asuhan Persalinan Normal
di Puskesmas UPT Puskesmas Karangketug dapat kami selesaikan sebagai dasar
acuan pelaksanaan kegiatan Pertolongan Persalinan di RB UPT Puskesmas
Karangketug.
Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui
dalam pedoman ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik yang
bermanfaat/ membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan pedoman ini.
Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan sampai ditetapkannya
pedoman ini.

Pasuruan, 6 Januari 2020


Tim RB Sekar Delima
UPT Puskesmas Karangketug

Trisna Widya Utami, Amd.Keb


NIP. 19860412 201101 2 017

3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. DEFINISI
B. TUJUAN
C. SASARAN
D. DASAR HUKUM
E. BATASAN OPERASIONAL
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
A. LINGKUP KEGIATAN
B. METODE
C. LANGKAH KEGIATAN
BAB IV DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

4
5
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009). Persalinan normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm
(bukan prematur atau postmatur), mempunyai omset yang spontan (tidak di
induksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya
(bukan partus presipitatus atau partus lama), mempunyai janin (tunggal)
dengan persentasi verteks (puncak kepala ) dan oksiput pada bagian anterior
pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti forseps), tidak mencakup
komplikasi (seperti perdarahan hebat), mencakup kelahiran plasenta yang
normal (Forrer, 2001).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian dari persalinan
normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan
(aterm 37-42 minggu), pada janin letak memanjang dan presentasi belakang
kepala, yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses
kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau
pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.

B. TUJUAN
1. Meningkatkan angka persalinan normal di RB Sekar Delima UPT Puskesmas
Karangketug
2. Menurunnya AKI dan AKB

D. SASARAN
Sasaran pedoman Asuhan Persalinan Normal ini seluruh ibu hamil yang
bersalin di RB sekar Delima di UPT Puskesmas Karangketug.

E. DASAR HUKUM
Permenkes No. 97 Tahun 2014 Pasal 14 ayat (1) yang berbunyi
persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes)

1
F. BATASAN OPERASIONAL
Asuhan Persalinan Normal adalah suatu panduan pertolongan persalinan
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan secara Nasional dan diaplikasikan
di RB Sekar Delima UPT Puskesmas Karangketug dimana puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi Asuhan pertolongan
persalinan normal dan asuhan ini diharapkan dapat menurunkan AKI dan AKB di
Kota Pasuruan.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan di tujukan kepada ibu secara continuity of care mulai hamil
Trimester III, ibu bersalin, ibu nifas.
2. Tempat
Asuhan kebidanan secara continuity of care dilaksanakan di RB Sekar Delima UPT Puskesmas
karangketug
3. Waktu Waktu yang diperlukan dalam menyusun proposal, membuat proposal dan menyusun
laporan dimulai awal tahun 2021

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan APN adalah :
1. Pasien datang langsung diterima oleh petugas
2. Keluarga mendaftarkan pasien
3. Petugas melakukan swab antigen, bila ibu hamil belum dilakukan
pemeriksaan antigen, bila hasil negative maka pasien boleh ke ruangan
persalinan/VK, bila positif akan dilakukan Tindakan perujukan ke Fasilitas
Kesehatan tingkat selanjutnya
4. Hanya 1 orang keluarga yang boleh mendampingi di ruangan persalinan
5. Melakukan anamnesa secara lengkap
6. Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap
7. Melakukan asuhan pertolongan persalinan sesuai 60 Langkah APN
8. Melengkapi Partograf dan pencatatan laporan pertolongan persalinan

B. METODE
Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002), bahwa proses persalinan
terbagi menjadi 4 kala yaitu:
1. Kala I : Pembukaan serviks.
2. Kala II : Kala pengeluaran janin.
3. Kala III : Kala pengeluaran plasenta.
4. Kala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta lahir.
Tanda-tanda dan gejala inpartu :
1. Penipisan dan pembukaan serviks.
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit ).
His sesungguhnya His palsu 3. Cairan lender
a Rasa sakit : a Rasa sakit : bercampur darah
 teratur  tidak teratur (show) melalui
 Interval makin pendek  interval panjang vagina.
 semakin lama semakin  kekuatan tetap 4. Adanya HIS.
kuat  dirasakan kuat di
 dirasakan paling sakit di daerah
 daerah punggung  perut
 intensitas makin kuat  tak ada perubahan
kalau walaupun
 penderita berjalan.  penderita berjalan
b Keluar “show” 4
b Tidak keluar “show”
c Serviks membuka dan c Serviks tertutup dan tak
menipis. ada pembukaan.
Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002), menyatakan bahwa fase-
fase dalam persalinan:
1. Kala 1
a. Fase Laten
1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks.
2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
3) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase Aktif
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat, memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40detik atau lebih).
2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencaspai pembukaan lengkap atau 10 cm,
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau
primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Pemantauan kala 1 fase aktif persalinan dapat dilakukan dengan menggunakan
partograf. Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah:
a Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam.
b Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian,
juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus
lama.
Halaman depan partograf untuk mencatat atau memantau :
a Kesejahteraan janin, meliputi pemeriksaan denyut jantung janin (setiap ½ jam),
warna air ketuban (setiap pemeriksaan dalam), penyusupan sutura (setiap
pemeriksaan dalam).
b Kemajuan persalinan, meliputi pemeriksaan frekuensi dan lamanya kontraksi
uterus (setiap ½ jam), pembukaan serviks (setiap 4 jam), penurunan kepala
(setiap 4 jam).

5
c Kesejahteraan ibu , meliputi pemeriksaan nadi (setiap ½ jam), tekanan darah dan
temperatur tubuh (setiap 4 jam), prodeksi urin , aseton dan protein ( setiap 2
sampai 4 jam), makan dan minum.
Proses persalinan pada kala I :
a. Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterus yang teratur,
makin sering, makin nyeri; disertai pengeluaran darah-lendir (tidak lebih banyak
dari darah haid).
b. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa-dalam bibir
porsio tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah pada akhir kala I.
c. Lamanya tergantung paritas ibu : primigravida ± 12 jam, multigravida ± 7 jam.
d. Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut : kontraksi segmen atas
uterus dan retraksi (regangan) segmen bawah uterus yang mengakibatkan
pembukaan serviks. Akhirnya segmen bawah uterus makin menipis, dan segmen
atas uterus (korpus) makin menebal.
e. His
1) Frekuensi : 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3kali/10 menit pada
akhir kala I.
2) Lamanya : kurang lebih satu menit.
3) Nyerinya : berasal dari regangan seviks yang membuka.
4) Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg.
5) Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan.
6) Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba denganuterus.
7) Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambataliran darah
dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi75 mmHg akan menyumbat
aliran darah sama sekali. Kalau histerlampau kuat, terlampau lama, atau
terlampau sering dapatmenimbulkan gawat janin.
f. Darah lendir.
Darah bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat pergeseran selaput
ketuban dengan dinding uterus pada waktupembukaan seviks.
2. Kala 2
Persalinan kala 2 sebagai berikut:
a. Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan periksa dalam, dengan menemukan
serviks yang membuka lengkap (pembukaan lengkap, pembukaan 10 cm).
Tanda-tanda klinik lainnya ialah nyeri his yang sangat hebat, pasien merasa
“ingin mengejan”; “darah-lendir” bertambah banyak;selaput ketuban pecah;
perasaan seperti “mau buang air besar”; hemoroid fisiologik mulai tapak.
b. Berakhir dengan lahirnya janin.
c. Lamanya, pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara ½ jam.

6
d. Mengejan, disebab oleh turunnya kepala yang menekan rectum.Berakibat
meningkatnya tekanan intraabdominal yang memperkuatkontraksi uterus.Jangan
dibiarkan kalau serviks belum membuka lengkap atau dilakukandi luar his,
karena regangan yang berlebihan pada ligamentumserviks lateralis dapat
menimbulkan prolapsus uteri(turun peranakan) di kemudian hari.
e. Perineum yang menggembung, terjadi pada waktu kepala janin mencapai
introitus vagina.Bertambah gembung pada setiap kontraksi uterus, yang
dapatmengakibatkan robekan perineum, kecuali kalau dilakukan episotomi.
f. Kepala mulai tampak diantara labia minora (crowning).
g. Mekanisme persalinan.
3. Kala 3
Persalinan kala 3 meliputi:
a. Terjadinya ketika dimulainya setelah bayi lahir lengkap, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
b. Lamanya biasanya 5 menit, tidak boleh lebih dari 15 menit.
c. Perlepasan plasenta merupakan akibat dari retraksi otot-otot uterus setelah
lahirnya janin yang akan menekan pembuluh-pembuluh darah ibu. Kontraksinya
berlangsung terus-menerus (tidak memanjang lagi ototnya).
d. Tanda lepasnya plasenta, sebagai berikut talipusat menjulur keluar, atau kalau
ditarik tidak ada tahanan, segumpal darah keluar dari vagina.
4. Kala 4
Persalinan kala 4 terjadi ketika dua jam pertama setalah persalinan merupakan
waktu yang kritisbagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan
fisikyang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayisedang
menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.Petugas/bidan harus tinggal
bersama ibu dan bayi untuk memastikanbahwa keduanya dalam kondisi yang stabil
dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.
Penanganan yang dapat dilakukan seorang penolong persalinan dalam
menghadapi persalinan kala 4 sebagai berikut:
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 - 30 menit selama
jam kedua, jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila
uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk
menghentikan perdarahan. Hal ini dapat.

C. LANGKAH KEGIATAN
PERSALINAN KALA I
1. Petugas melakukan pemeriksaan luar
2. Petugas melakukan tensi, Nadi, Pernapasan

7
3. Petugas melakukan Palpasi, Auskultasi, Perkusi
4. Petugas melakukan pemeriksaan dalam
5. Petugas melakukan pemeriksaan detak jantung janin secara teratur
6. Petugas memantau dengan partograf setelah fase aktif
7. Rujuk apabila ada kelainan

PERSALINAN KALA II SESUAI DENGAN PROSEDUR APN


I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1) Patugas mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan (Dor-an, Tek-nus,
Per-jol, Vul-ka)

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


2) Petugas memastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu dan bayi
baru lahir.
3) Petugas memakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
4) Petugas melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5) Petugas memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
6) Petugas memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada
alat suntik) (1/2 kocher)

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN


7) Petugas membersihkan vulva dan perineum (vulva hygine).
8) Petugas melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
9) Petugas malakukan dekontaminasi sarung tangan
10) Petugas memeriksa denyut jantung janin(DJJ) setelah kontraksi uterus mereda
(relaksasi) untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)

IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES MENERAN


11) Petugas memberitahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginannya.

8
12) Petugas meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa
ingin meneran atau kontraksi yang kuat.
13) Petugas melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran
atau timbul kontraksi yang kuat.
14) Petugas menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60 menit.

V. PERSIAPKAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI


15) Petugas meletakan handuk bersih di perut bawah ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Petugas meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu .
17) Patugas membuka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan
dan bahan.
18) Petugas memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.

VI. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI


A. LAHIRNYA KEPALA
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
petugas melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu meneran secara
efektif atau bernafas cepat dan dangkal.
20) Petugas memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang
sesuai).
21) Setelah kepala lahir, petugas menunggu putaran paksi luar yang berlangsung
secara spontan.
B. LAHIRNYA BAHU
22) Setelah putaran paksi luar selesai, petugas memegang kepala bayi secara
biparental, menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakkan kea rah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

C. LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI


23) Setelah kedua bahu lahir, petugas menggeser tangan kanan ke arah bawah
untuk menopang kepala dan bahu lalu menggunakan tangan kiri kea rah atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas

9
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, petugas melakukan penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung,bokong tungkai dan kaki. Lalu memegang kedua mata kaki.

VII. ASUHAN BAYI BARU LAHIR


25) Petugas melakukan penilaian selintas terhadap bayi apakah bayi cukup
bulan ,menangis kuat dan bergerak dengan aktif.
26) Petugas mengeringkan tubuh bayi, petugas memastikan bayi dalam posisi dan
kondisi aman di atas perut bagian bawah ibu.
27) Petugas memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir.
28) Petugas memberitahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus
berkontraksi dengan baik.
29) Dalam waktu I menit setelah bayi lahir, petugas menyuntikan oksitosin 10 unit
(intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin).
30) Setelah 2 menit bayi lahir, petugas menjepit tali pusat bayi menggunakan klem
31) Petugas memotong dan mengikat tali pusat bayi
32) Petugas melakukan IMD selama 1 jam.

VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA PERSALINAN (MAK III)


33) Petugas memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34) Petugas meletakkan tangan kiri diatas kain pada perut bawah ibu (di atas
simfisis) untuk mendeteksi kontraksi, tangan kanan memegang klem untuk
menegangkan tali pusat.
35) Petugas memastikan uterus berkontraksi dan melakukan penegangan tali pusat
ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas
(dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri).

A. MENGELUARKAN PLASENTA
36) Petugas melakukan penegangan dan mendorong dorso kranial hingga plasenta
terlepas,
- Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10
cm dari vulva dan lahirkan plasenta
- Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat
1. Beri dosis ulangan 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh.
3. Ulangi tekanan dorso kranial dan penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.

10
4. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi
perdarahan segera lakukan tindakan plasenta manual.
5. Sambil petugas menyiapkan rujukan.
37) Petugas melahirkan plasenta dengan kedua tangan setelah plasenta muncul di
introitus vagina

B. RANGSANGAN TAKTIL (MASASE) UTERUS


38) Petugas meletakkan telapak tangan kiri di fundus lalu masase 15 detik dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi ( fundus teraba keras).

IX. MENILAI PERDARAHAN


39) Petugas memeriksa plasenta lahir lengkap dan utuh, lalu memasukkan ke dalam
kantong plastik atau tempat khusus.
40) Petugas melakukan evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum,
melakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan menimbulkan perdarahan.

X. ASUHAN PASCA PERSALINAN


41) Petugas memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
42) Petugas mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik
dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering.

EVALUASI
43) Pastikan kandung kemih kosong.
44) Petugas mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
45) Petugas melakukan evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
46) Petugas memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
47) Petugas memantau keadaan bayi dan pastikan bayi bernafas dengan baik (40-60
kali/menit).
• Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk
kerumah sakit.
• Jika bayi bernafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke RS rujukan.
• Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukann kembali kontak kulit
ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.

11
KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
48) Petugas menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
49) Petugas membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
50) Petugas membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau
disekitar ibu berbaring, bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
51) Petugas memastikan ibu merasa nyaman, membantu ibu memberikan asi, serta
menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang di inginkan.
52) Petuga mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
53) Petugas mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% ,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin o,5% selama 10
menit.
54) Petugas mencuci kedua tangan dengan air mengalir kemudian keringkan tangan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
55) Petugas memakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik
bayi.
56) Dalam satu jam pertama, petugas memberi salep mata/tetes mata profilaksis
infeksi, vitaminK1 1mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
pernafasan bayi (normal 40-60 kali /menit) dan temperature tubuh (36,5 – 37,5
derajat celcius) selama 15 menit.
57) Setelah satu jam pemberian vit K1 petugas memberikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
58) Petugas melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam daram
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59) Petugas mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

DOKUMENTASI
60) Petugas melengkapi partograf dan memeriksa tanda vital dan asuhan kala
IV persalinan.

BAB IV
DOKUMENTASI

12
Pendokumentasian dengan menggunakan format SOAP, yaitu :
S : Adalah semua yang mencatat data Subjektif dari anamnesa pasien
O : Adalah semua data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan pasien
A : Adalah hasil Analisa, mencatat diagnose, dan masalah kebidanan
P : Adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan, dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti Tindakan antisipatif, Tindakan segera, Tindakan
komperehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi / follow up dan
rujukan

DAFTAR PUSTAKA

13
Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta. EGC.

Ai Yeyeh, R. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.

14

Anda mungkin juga menyukai