Anda di halaman 1dari 30

PEDOMAN PELAYANAN PERSALINAN 24 JAM

Nomor : PD/UKP/………/2019

Terbit : 2019
No.Revisi :
Mulai Berlaku :02/01/2019
Halaman :1-31

PEDOMAN PELAYANAN PERSALINAN


24 JAM
PUSKESMAS WONOSALAM
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Pedoman Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Puskesmas Wonosalam dapat kami selesaikan sebagai dasar acuan pelaksanaan pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Wonosalam.
Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam pedoman
ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik yang bermanfaat/ membangun
demi kelengkapan dan kesempurnaan pedoman ini.
Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draf, uji coba sampai ditetapkannya standar
ini.

Wonosalam,
Koordinator UKP Koordinator Persalinan

Dr. Rita Andayani Luluk Hartiningsih


NIP. 19770509 201101 2 003 NIP. 19770428 200801 2 010

Mengetahui
Kepala Puskesmas Wonosalam

dr. M.Vidya Buana


NIP. 19730306200604 1 007
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Pedoman
1.3 Sasaran Pedoman
1.4 Ruang Lingkup pedoman
1.5 Batasan Operasional

BAB.II STANDAR KETENAGAAN


2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia
2.2 Distribusi Ketenagaan
2.3 Jadwal Kegiatan

BAB III. STANDAR FASILITAS


3.1 Denah Ruang
3.2 Standar Fasilitas

BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN


4.1 Lingkup Kegiatan
4.2 Metode
4.3 Langkah Kegiatan

BAB V. LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM
BAB VII. KESELAMATAN KERJA
BAB V111. PENGENDALIAN MUTU
BAB IX. PENUTUP

LAMPIRAN

 Lembar Observasi Persalinan


 Lembar partograf
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh wanita. Pada proses ini
terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya
melalui jalan lahir (Decherney et al, 2007). Dalam menjalaninya tentu diinginkan proses yang
aman,nyaman dan minim trauma. Namun, tidak semua ibu bersalin dapat menjalaninya dengan
normal. Masih banyak ibu bersalin yang mengalami trauma persalinan (baik fisik maupun
psikologi) bahkan berujung kematian.
Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, masih ditemukan
tantangan besar dalam pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Mengutip data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 menunjukkan bahwa AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB
sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Ini berarti di Indonesia, ditemukan kurang
lebih 44 orang ibu meninggal dan 440 bayi yang meninggal setiap harinya.
Mengacu pada data di atas, maka puskesmas rawat inap perlu adanya pelayanan
persalinan 24 jam untuk menolong kasus persalinan normal, bayi baru lahir normal dan kasus
kegawatdaruratan yang masih bisa ditangani di puskesmas serta melakukan stabilisasi pada kasus
yang harus dirujuk. Ketersediaan pelayanan kegawatdaruratan untuk ibu hamil beserta janinnya
sangat menentukan kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir. Misalnya perdarahan sebagai
sebab kematian langsung terbesar dari ibu bersalin perlu mendapat tindakan dalam waktu kurang
dari 2 jam, dengan demikian keberadaan puskesmas rawat inap mampu melayani persalinan 24
jam.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan khusus : Persalinan 24 Jam diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang
lebih dari 2 jam dan untuk memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri
2. Tujuan umum
Terselenggaranya Pelayanan persalianan 24 jam di Puskesmas Wonosalam yang aman,
bermanfaat, bermutu, berkesinambungan dan dapat dipertanggung jawabkan
 Tersedianya standar penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan persalianan 24 jam di
Puskesmas Wonosalam
 Tersedianya standar untuk melaksanakan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian penyelenggaraan Pelayanan Persalianan 24 jam di Puskesmas
Wonosalam
3. Sasaran :
Standar ini disusun untuk digunakan bagi Tenaga Pelaksana Persalinan 24 jam di
Puskesmas Wonosalam. Sasaran buku pedoman penyelenggaraan puskesmas persalinan
24 jam adalah:
1. Puskesmas persalinan 24 jam dengan jejaring sistem rujukannya
2. Rumah sakit rujukan spesialistik obstetric-neonatal (RS PONEK/Rumah Sakit
Sayang Ibu Bayi)
3. Dinas kesehatan kabupaten/kota
4. Lintas sektor terkait tingkat kabupaten/kota, kecamatan.
4. Ruang lingkup
Ruang lingkup penulisan “Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas mampu Persalianan 24
jam” di fokuskan pada:
1. Aspek manajeman puskesmas mampu persalinan 24 jam
2. Proses membangun regional system rujukan dan pembinaan pelayanan obstretri dan
neonatal emergensi/komplikasi.
3. Upaya menggerakkan melalui peran serta aktif mitra-mitra kesehatan.

C. SASARAN PEDOMAN
Standar ini disusun untuk digunakan bagi Tenaga Pelaksana persalinan 24 jam di Puskesmas
Wonosalam

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


 Manajemen dan administrasi
 Sumber daya
 Upaya pelayanan imunisasi
 Pencatatan dan pelaporan
 Monitoring dan evaluasi
 Penilaian standart

E. BATASAN OPERASIONAL
 Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, puskesmas pembantu dan pondok
bersalin desa
 Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstretri neonatal sebatas wewenang
 Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra hospital
 Puskesmas persalianan 24 jam adalah puskesmas yang melayani rujukan kegawat
daruratan ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi baru lahir dari desa-desa yang satu wilayah
maupun desa yang merupakan bagian dari jaringan rujukan.
 Penangan Komplikasi (PK) adalah penangan komplikasi kebidanan, penyakit menular
maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan
nifas.
1. Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika:
1) Usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
2) Persalinan terjadi spontan
3) Presentasi belakang kepala
4) Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
5) Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin
6) Pada persalian normal, terdapat beberapa fase: Kala I dibagi menjadi 2: Fase
laten: pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, sekitar 8 jam.Fase aktif: pembukaan
serviks 4 hingga lengkap (10 cm), sekitar 6 jam.
7) Kala II: pembukaan lengkap sampai bayi lahir, 1 jam pada primigravida, 2
jam pada multigravida.
8) Kala III: segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, sekitar 30
menit.
9) Kala IV: segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post-partum.
2. Apabila didapatkan keadaan patologis, maka dilakukan rujukan dengan persiapan
prarujukan seperti :
1) Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
kurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan terbaru menetapkan batas usia
kehamilan kurang dari 20 mingguatau berat janin kurang dari 500 gram.
2) Plasenta previa
Terjadinya plasenta previa dengan cirri-ciri sebagai berikut: perdarahan tanpa
nyeri usia kehamilan > 22 minggu, darah segar yang keluar sesuai dengan
beratnya anemia, syok, tidak ada kontraksi uterus, bagian terendah janin tidak
masuk pintu atas panggul, kondisi janin normal atau terjadi gawat janin.
3) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya ditandai
diantaranya dengan perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap, warna
darah kehitaman dan cair tetapi mungkin ada bekuan jika solusio relatif baru,
syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar (tersembunyi), anemia berat gawat
janin atau hilangnya denyut jantung janin, uterus tegang terus menerus dan nyeri
4) Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau
90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita
yang sebelumnya normotensi. Hipertensi terdiri dari 2 jenis:
a. Hipertensi Kronik
 Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan
menetap setelah persalinan,
 Tekanan darah ≥140/90 mmHg,
 Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya
hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu,
 Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin),
 Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan
ginjal
b. Hipertensi Gestasional
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan
menghilang setelah persalinan
5) Pre-eklamsia berat:
 Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
 Usia kehamilan > 20 minggu
 Proteinuria 3+
6) Eklampsia
 Kejang
 Tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih
 Usia kehamilan > 20 minggu
 Proteinuria 2+ atau lebih
7) Malposisi
Posisi abnormal verteks kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda)
terhadap panggul ibu.
8) Malpresentasi
Malpresentasi meliputi semua presentasi selain vertex
9) Kala I lama
a. Fase laten memanjang
Jika ibu masuk perawatan pada saat persalinan berada pada fase laten
pembukaan ˂3 cm dan tetap dalam fase laten selama delapan jam
berikutnya,berarti kemajuannya abnormal.
b. Fase aktif memanjang
Jika pembukaan servik pada partograf menunjukkan ke sebelah kanan
menjauhi garis waspada.
10) Kala II lama
Apabila ditemukan persalinan dengan tidak ada kemajuan penurunan bagian
terendah janin pada persalinan kala II. Dengan batasan waktu maksimal 2 jam
untuk nulipara dan 1 jam untuk multipara, mka segera dilaksanakan rujukan
persalinan ke rumah sakit.
11) Perdarahan Pascasalin
a. (HPP/ Hemorargia Postpartum)
(HPP/ Hemorargia Postpartum) adalah perdarahan pascasalin primer terjadi
dalam 24 jam pertama setelah persalinan, sementara perdarahan pascasalin
sekunder adalah perdarahan pervaginam yang lebih banyak dari normal
antara 24 jam hingga 12 minggusetelah persalinan. Diagnosis HPP adalah
Perdarahan pascasalin adalah perdarahan >500 ml setelah bayi lahir atau
yang berpotensi mempengaruhi hemodinamik ibu.
b. Atonia uteri
Perdarahan segera setelah anak lahirUterus tidak berkontraksi atau lembek
c. Retensio plasenta
Plasenta belum dilahirkan dalam 30 menit setelah kelahiran bayi
d. Sisa plasenta
Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak
lengkap. Perdarahan dapat muncul 6-10 hari pascasalin disertai subinvolusi
uterus
e. Robekan jalan lahir
Perdarahan segera. Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
f. Ruptura uteri
 Perdarahan segeraa (perdarahan intraabdominal dan/atau pervaginam)
 Nyeri perut yang hebat
 Kontraksi yang hilang
g. Inversio uteri
 Fundus uteri tidak teraba pada palpasi abdomen
 Lumen vagina terisi massa
 Nyeri ringan atau berat
h. Gangguan pembekuan
 Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat darah, gumpalan
darah
 Kegagalan terbentuknya gumpalan pada uji pembekuan darah sederhana
 Terdapat faktor predisposisi: Solusio plasenta, Kematian janin dalam
uterus Eklampsia dan Emboli air ketuban
12) Syok
Syok adalah suatu kondisi di mana terjadi kegagalan pada sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital. Diagnosis:
 Gelisah, bingung, penurunan kesadaran
 Nadi >100 kali/menit, lemah
 Tekanan darah sistolik <90 mmHg
 Pucat
 Kulit dingin dan lembab
 Pernapasan >30 kali/menit
 Jumlah urin <30 ml/jam
13) Persalinan Preterm
Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan
37 minggu.
14) Kehamilan Lewat Waktu
WHO mendefinisikan kehamilan lewat waktu sebagai kehamilan usia ≥ 42
minggu penuh (294 hari) terhitung sejak hari pertama haid terakhir. Namun
penelitian terkini menganjurkan tatalaksana lebih awal
15) Gawat Janin
 Denyut jantung janin (DJJ) abnormal
 DJJ < 100x/menit DI LUAR kontraksi
 DJJ > 160x/menit dan ibu tidak mengalami takikardi
 DJJ ireguler: kadang-kadang ditemukan DJJ > 160x/menit tetapi
 disertai takikardi ibu.
16) Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan atau dimulainya tanda inpartu
17) Asfiksia Neonatorum
Asfiksia pada BBL adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat
lahir atau beberapa saat setelah lahir
18) BBLR
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi.Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1
jam setelah lahir
19) Persalinan dengan penyulit non obstetri seperti TBC, Jantung, Asma, Hepatitis,
PMS dll. Maka dilakukan pelayanan pra rujukan dan dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi
 Rekam Medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien di sarana kesehatan
BAB II
STANDAR PENGORGANISASIAN DAN TATA LAKSANA

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan pengorganisasian


berdasarkan tugas pokok dan fungsi, serta tata laksana pelayanan kesehatan ibu dan anak
di Puskesmas
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Perencanaan SDM Kesehatan merupakan salah satu unsur utama yang menekankan
pentingnya upaya penetapan jenis, jumlah dan kaulifikasi SDM sesuai dengan
kebutuhan pembangunan kesehatan. Untuk memantapkan sistem manajemen SDM
Kesehatan perlu dilakukan perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan
pemberdayaan profesi kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehaatan RI No
004/ Menkes/ SK/ I / 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang
Kesehatan.
 Setiap Puskesmas harus memiliki Kepala/ Penanggungjawab seorang sarjana di
bidaang kesehatan yang kurikulum pendidikannya menncakup kesehatan
masyarakat dan telah mengikuti pelatihan dalam bidang manajemen Puskesmas.
 Petugas teknik Puskesmas harus mengikuti pelatihan daam bidang teknis yang
berkaitan. Pembuktian berupa : ijasah, Surat Keputusan pengangkatan pegawai,
sertifikat/ surat keterangan pelatihan.

Berdasarkan Keputusaan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81/


MENKES/ SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di
tingkat propinsi, Kabupaten/ Kota serta Rumah Sakit, maka pola ketenagaan minimal
untuk penyelenggaraan manajemen di Puskesmas Wonosalam yakni,

No Jenis Pelayanan Jabatan Kompetensi Minimal Jumlah tenaga


(orang)
1. Persalianan 24 Fungsional Bidan D III Kebidanan 16
jam Trampil

Bidan yang dimaksud adalah :


a. Mempunyai Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Izin Kerja Perawat
(SIKP).
b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dan asuhan keperawatan terkait
dengan pelayanan persalianan 24 jam, pelayanan promotif, preventif serta
pencatatan dan pelaporan persalinan 24 jam.

10
B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan persalinan 24 jam di koordinir oleh Koordinator persalinan 24 jam yang
dibantu Bidan sebagai tenaga pelaksa. Bidan jaga meliputi tim inti, bidan rawat jalan,
dan bidan desa.

C. Jadwal Kegiatan
Pelayanan persalinan di Puskesmas Wonosalam buka selama 24 jam per hari. Pengaturan
jadwal piket pelaksana setiap sebulan sekali. Jadwal dibuat oleh penanggung jawab
persalinan 24 jam dan jadwal diketahui serta disetujui oleh kepala Puskesmas
Wonosalam.

11
BAB III
STANDAR FASILITAS PERSALINAN 24 JAM

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan batasan kewenangan


dan kompetensi melaksanakan upaya pelayanan Persalinan 24 Jam di Puskesmas.
A. Denah Ruang
Ruang :
 Ruangan persalinan 24 jam memiliki fasilitas yang lengkap dan ditata menurut
alur kegiatan dengan memperhatikan ruang gerak petugas dan dievaluasi
pemanfaatannya
 Ruangan persalinan 24 jam memiliki ventilasi dan penerangan/ pencahayaan
yang cukup
 Ruangan persalinan 24 jam harus terlihat bersih, bebas debu, kotoran, sampah
atau limbah, tersedia tempat sampah, atap bersih terawat dan tidak ada sarang
laba-laba. Hal ini juga berlaku untuk lantai, mebel, perlengkapan dan
instrumen, pintu dan jendela, dinding, steker listrik dan langit-langit

Ruang
nifas

Ruang
bersalin

B. Standart Fasilitas
Puskesmas mampu PONED yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan
obstetric dan neonatal di Kabupaten/ Kota sangat spesifik daerah, namun untuk
menjamin kualitas, perlu ditetapkan beberapa criteria pengembangan :
1.      Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan. Diutamakan puskesmas dengan
tempat perawatan/ puskesmas dengan ruang rawat inap.
2.      Puskesmas sudah berfungsi/ menolong persalinan.
4.      Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-kurangnya
seorang dokter dan beberapa orang bidan terlatih APN. Tenaga tersebut bertempat
tinggal di sekitar lokasi puskesmas.
5.   Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia sekurang-kurangnya :
a.       Alat dan obat
b.      Ruangan tempat menolong persalinan

12
Ruangan ini dapat memanfaatkan ruangan yang sehari-hari digunakan oleh
pengelola program KIA.
 Luas minimal 3 x 3 m
 Ventilasi dan penerangan memenuhi syarat
 Suasana aseptik bisa dilaksanakan
 Tempat tidur minimal dua buah dan dapat dipergunakan untuk
melaksanakan tindakan.
c. Air bersih tersedia
d. Kamar mandi/ WC tersedia
e. Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan dengan sebab kematian ibu yang
utama yaitu : perdarahan, eklampsi, infeksi, partus lama, abortus, dan sebab
kematian neonatal yang utama yaitu : asfiksia, tetanus neonatorum dan
hipotermia.

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN PERSALINAN (PARTUS)


1. Persiapan perlindungan diri :
 celemek plastic
 sepatu boot
 masker
 handuk bersih
 kacamata
 penutup kepala
 mencuci tangan 7 langkah
2. persiapan ibu dan bayi
 1 buah handuk
 1/3 kain alas bokong ibu
 Selimut untuk mengganti topi bayi
 Pakaian ibu
 Kain/sarung yang bersih dan kering (5 buah)
 Pakaian bayi
 2 washlap
3. Peralatan steril atau DTT parus set (Dalam wadah steril yang berpenutup)
 2 klem Kelly/klem kocher
 Gunting tali pusat
 Benang tali pusat / klem plastik
 Kateter nelaton
 Gunting episiotomy

13
 Klem ½ kokher
 2 pasang sarung tangan
 Kasa atau kain kecil 5 buah
 Gulungan kapas basah (1 kom kapas DTT, 1 kom alat DTT)
 Tabung suntik 2,5 atau 3 ml
 Penghisap lender De Lee
4.   Heacting set (penjahitan episiotomi)
 Tabung suntik 10 ml beserta jarum suntik
   1 Pinset anatomi dan 1 pinset sirurgi
     Pegangan jarum / nald pooder   
   2-3 jarum jahit tajam/ nald (kulit dan otot)  
   Benang chromic ukuran 2.0 atau 3.0  
   1 pasang sarung tangan DTT atau steril     
5. Peralatan tidak steril 
 Thermometer
 Stetoskop
 Tensimeter
 Pita pengukur/meteran
 Pinnards, fetoskop stetoskop laenec atau dopler
 Bengkok
 Piring plasenta
 Timbangan bayi
 Pengukur panjang nayi
 Gunting ferband
 Sarung tangan rumah tangga
 Wadah untuk larutan klorin 0,5 %
 Wadah untuk air DTT
 Tempat sampah (sampah tajam, kering dan basah)
6. Obat-Obat dan bahan habis pakai
 Oksitosin 1 ml 10 U
 Lidokain 1%   
 Cairan infus R/L,Nacl, dan Dext 5%
 Peralatan untuk menginfus
 Kanula IV no 16-18G    
 Methylergometrin  
  MgSO4 40% (25 gr) 

14
  Amoxicillin / ampisilin tab 500 gr atau IV 2 gr  
   Vitamin K
  salep mata tetrasilklin 1 % 
7. Peralatan resusitasi (persiapkan semua menjelang persalinan)
 Meja yang bersih, datar dank eras
 1 buah kain di gelar di atas perut ibu
 1 buah kain untuk mengalas meja dan untuk menggati kain pembungkus
bayi yang basah
 1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
 Lampu sorot 60 watt
 Alat penghisap lendir (bola-bola karet/de lee)
 Balon dengan sungkupnya
 Jam/pecatat waktu
8. Formulir yang disiapkan  
 Formulir informed consent
 Formulir partograf
 Formulir persalinan/nifas dan KB
 Formulir rujukan
 Formulir surat kelahiran
 Formulir permintaan darah
 Formulir kematian
9. Bahan-bahan yang bisa disiapkan oleh keluarga  
 Makanan dan minuman untuk ibu
 Beberapa sarung bersih (3-5)
 Beberapa kain bersih (3-5)
 Beberapa celana dalam bersih
 Pembalut wanita, handuk, sabun
 Pakaian ibu dan bayi
 Washlap 2 buah
 Kantong plastik atau bejana tembikar untuk plasenta

15
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Jenis Pelayanan
. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
Jenis persalinan ada 3 yaitu:
 Persalinan spontan artinya persalinan yang berlangsung tanpa usaha dari luar.
 Persalinan induksi artinya persalinan dilakukan dengan cara menimbulkan
suatu rangsangan terlebih dahulu dengan memberikan obat-obat perangsang
kontraksi uterus.
 Persalinan dengan tindakan ialah bedah sesar, dengan alat-alat seperti forsep,
ekstraksi vakum (Prawirohardjo, 2002) 

Cakupan Pelayanan
a. Pelayanan kebidanan dan neonatal
1. Persalinan normal
Persalinan norma adalah: persalinan yang berlangsung tanpa usaha dari luar.
Dalam melakukan pertolongan pada persalinan normal dapat dilakukan
dengan 60 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) meliputi:
1) Persiapan pasien:
o Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
o Identifikasi kebutuhan ibu
o Atur posisi pasien untuk PD dan persalinan.
2) Cara kerja:
o Melakukan vulva hygien.
o Pasang sarung tangan steril untuk periksa dalam
o Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
o Lakukan amniotomi jika selaput ketuban belum pecah dan
pembukaan sudah lengkap.
o Pasang duk steril yang dilipat 1/3 dibawah bokong ibu.
o Apabila kepala bayi membuka vulva 5-6 cm,anjurkan ibu untuk
meneran mengikuti dorongan alamiah selama kontraksi.

16
o Lahirkan kepala dengan cara lindungi perineum dengan tangan
kanan yang dilindungi duk bersih dan tangan kiri menahan kepala
supaya tidak terjadi defleksi maksimal. Biarlah kepala keluar
perlahan, tangan kanan menahan perineum, tangan kiri membantu
kelahiran kepala. Setelah kepala bayi keluar maka usap muka bayi
dengan kassa steril. Periksa leher bayi apa ada lilitan tali pusat.
o Lahirkan bahu dengan cara menunggu sampai kepala melakukan
putaran paksi luar. Pegang kepala secara biparietal. Dengan lembut
gerakkan tekanan ke arah bawah atau tarikan kebawah untuk
melahirkan bahu anterior dan gerakan tekanan ke atas untuk
melahirkan bahu posterior
o Melahirkan seluruh tubuh dengan cara sanggah susur.
o Lakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat.
o Lap tubuh bayidan ganti dengan selimut kering kemudian lakukan
IMD
o Beritahu ibu kondisi bayinya
o Rapihkan alat dan rapihkan pasien
Namun dalam beberapa kasus, tidak semua persalinan yang ada
dipuskesmas merupakan persalinan normal. Adapun kasus-kasus dengan
penyulit antara lain:
(1) Persalinan sungsang
(2) Preeklamsi
(3) Stabilisasi prarujukan: abortus, APB, PEB
2. Penanganan bayi baru lahir
a) Penanganan bayi baru lahir normal merupakan neonatus yang lahir
pada usia kehamilan 37-40 minggu dengan berat badan lahir 2500-
4000 gram, dan APGAR skor 7-10.
b) Penanganan bayi baru lahir dengan asfiksi. Pada beberapa kasus
persalinan tertentu kemungkinan terjadi komplikasi pada bayi. Salah
satunya adalah asfiksi. Asfiksi merupakan gangguan nafas pada bayi
baru lahir yang ditandai dengan keadaan bayi yang tidak bias
bernafas spontan (megap-megap), warna kulit kebiruan, tonus otot
lemah, denyut jantung kurang dari 120 kali permenit, dan bayi
terlihat lemah.
3. Pemeriksaan pasca persalinan atau postnatal care (PNC)
Pemeriksaan bayi baru lahir dan ibu pasca persalinan sangat penting
untuk memastikan kesehatan dan keselamatan bayi dan ibu, terutama pada
masa nifas awal yaitu setelah kelahiran bayi dan selama 7 (tujuh) hari

17
pertama setelah melahirkan. Namun demikian, sepanjang periode nifas
yaitu setelah melahirkan hingga 28 hari setelah kelahiran adalah masa-
masa risiko tinggi. Kematian bayi lahir hidup dalam masa 28 hari sejak
kelahiran yang dikenal sebagai tingkat kematian neonatal (neonatal
mortality rate) dilaporkan terjadi di seluruh dunia. Begitu juga dengan
kematian ibu karena komplikasi pasca persalinan cukup tinggi.
Tujuan pemeriksaan pasca persalinan (PNC) adalah:
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
b) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi
masalah,mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya
c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat.
4. Rujukan

2. Pencatatan

Dalam pelaksanaan persalinan 24 jam ini, diperlukan pencatatan yang


akurat baik ditingkat maupun di tingkat puskesmas.
Format-format yang digunakan adalah yang sudah baku seperti :
a)      Pencatatan System Informasi manajemen Puskesmas (SP2PT)
b)      KMS ibu hamil/ buku KIA
c)      Register Kohort Ibu dan Bayi
d)     Partograf
e)      Format-format AMP

3. Pelaporan

Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang dengan menggunakan format


yang terdapat pada buku pedoman AMP, yaitu :
 Laporan dari RS Kabupaten/ Kota ke Dinkes Kabupaten/ kota (Form RS)
 Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian  (serta
sebab kematian) ibu dan bayi baru lahir.
 Laporan dari puskesmas ke Dinkes Kabupaten/ Kota (Form Puskesmas).
 Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas dan jumlah  kasus
yang dirujuk ke RS Kabupaten/ Kota.
 Laporan dari Dinkes kabupaten/ Kota ke tingkat propinsi/ Dinkes Propinsi.
Laporan triwulan ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan neonatal yang

18
ditangani oleh RS kabupaten/ Kota dan puskesmas, serta tingkat kematian dari
tiap jenis komplikasi/ gangguan.

4. Pemantauan
Pemantauan dilakukan oleh institusi yang berada secara fungsional satu
tingkat diatasnya secara berjenjang dalam satu kesatuan system. Hasil pemantauan
harus dimanfaatkan oleh unit kesehatan masing-masing dan menjadi dasar untuk
melakukan perbaikan serta perencanaan ulang manajemen pelayanan melalui:
1. Pemanfaatan laporan
2. Laporan yang diterima bermanfaat untuk melakukan penilaian kinerja dan
pembinaan
3. Umpan Balik

B. Metode
Jenis persalinan didasarkan pada kebutuhan, situasi dan permintaan dari
seorang ibu yang melahirkan. Untuk lebih memahami apa saja teknik-teknik atau
metode persalinan, bacalah artikel di bawah ini : 
1. Persalinan normal tanpa bantuan alat
Jenis persalinan ini sangat populer di kalangan ibu-ibu, karena banyak yang
mengatakan bahwa seorang ibu belum menjadi ibu sejati jika belum melahirkan
secara normal. Persalinan normal adalah persalinan yang dilakukan tanpa
menggunakan alat bantu apa pun dengan bayi keluar melalui alat vital sang ibu
dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil. Untuk melakukan persalinan
normal ini setidaknya dibutuhkan 3 hal utama yaitu  kekuatan mengejan sang
ibu, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin. Ketiga faktor tersebut harus
terpenuhi, artinya ketiganya harus dalam keadaan baik. 
Kekuatan mengejan ibu sangat dibutuhkan agar janin dapat didorong ke
bawah dan masuk kerongga panggul. Saat kepala janin memasuki ruang
panggul, posisi kepala sedikit menekuk sehingga dagu dekat dengan dada janin.
Posisi yang demikian akan memudahkan kepala janin lolos melalui jalan lahir,
yang kemudian diikuti dengan beberapa gerakan selanjutnya. Nah setelah kepala
keluar, barulah bagian tubuh janin yang lain akan mengikuti, mulai dari bahu,
badan, dan kedua kaki. Apakah anda berminat melahirkan dengan cara normal?

19
BAB V
LOGISTIK

Ruang Persalinan
No Jenis peralatan Jumlah Barang yang
minimal ada
I. Set obstetric dan ginekologi
1 Bak instrument tertutup besar(obgin)
2 Bak instrument tertutup kecil
3 Bak instrument tertutup medium
4 Dopler
5 Doyeri probe lengkung
6 Endotrakeal tube dewasa 2,5
7 Endotrakeal tube dewasa 3
8 Endotrakeal tube dewasa 4
9 Guntuing benang
10 Gunting episiotomy
11 Gunting iris lengkung
12 Gunting operasi lurus
13 Gunting tali pusat
14 Klem fenster/klem ovum
15 Klem kassa(korentang)
16 Klem Kelly/klem kokher lurus
17 Klem linen bacausss
18 Klem masquito halsted lengkung
19 Klem masquito halsted lurus
20 Klem pemasang klip hegenbartk
21 Lampu priksa halogen
22 Masker oksigen dan kanula nasal
dewasa
23 Meja instrument
24 Neddel holder mather
25 Pelvimeter obstretric
26 Pincet sirurgis
27 Pincet jaringan senker
28 Pincet kassa/anatomis
29 Resuscitator dewasa

20
30 Retractor finsen tajam
31 ½ kocher
32 Scalpel 3
33 Scalpel 4
34 Spekulum (sims) besar
35 Speculum (sims ) kecil
36 Speculum (sims ) medium
37 Specukulum cocor bebek grave besar
38 Speculum cocor bebek kecil
39 Speculum ccocor bebek medium
40 Standar infus
41 Stetoskop dewasa
42 Stetoskop janin/fetoscope
43 Stilet untuk pemasangan ETT
44 Tabung O2 dan regulator
45 Tempat klem kassa/korentang
46 Tempat tidur periksa
47 Tempat tidur untuk persalinan
48 Tensi meter dewasa
49 Thermometer dewasa
II SET INSERSI DAN EKSTRAKSI AKDR
1 Alligator ekstraktor AKDR
2 Gunting mayo cv d
3 Klem kassa lurus
4 Klem penarik benang AKDR
5 Sonde uterus Sims
6 Tenakulum sehroeder
III SET RESUSITASI BAYI
1 Baby suction pump portable
2 Endotracheal tube 2,5
3 Endotracheal tube 3
4 Endotracheal tube 3,5
5 Endotracheal tube 4
6 Infant T piece resuscitator dengan
PEEP
7 Infant T piece system
8 Laringoskop neonates bilah uterus

21
9 Meja resusitasi dengan pemanas
10 Oxygen concentrator
11 Penghisap lender de lee (neonates)
12 Pompa penghisap lender elektrolk
13 Stetoskop duplex neonatus
IV BAHAN HABIS PAKAI
1 Alcohol
2 Benang ehromic cut gut
3 Desinfektan
4 Gelang bayi
5 Infuse set dewasa
6 Infuse set dengan wing needle untuk
anak dan bayi nomor 23 dan 25
7 Jarum jahit tajam
8 Jarum jahit tumpul
9 Kantong urin
10 Kapas
11 Kateter folly dewasa
12 Kateter nelaton
13 Kateter intravena 16 G
14 Kateter intravena 18 G
15 Kateter intravena 20 G
16 Kateter penghisap lendir dewasa 10
17 Kateter penghisap lender dewasa 8
18 Nasogastric tube dewasa
19 Nasogastric tube dewasa 5
20 Pembalut
21 Pengikat tali pusat
22 Plester non women
23 Sabun cair untuk cuci tangan
24 Sarung tangan
25 Sarung tangan panjang
26 Sarung tangan steril
27 Spuit disposable (steril) 20 ml
28 Spuit disposable (steril) 1 ml
29 Spuit disposable (steril) 10 ml
30 Spuit disposable (steril) 3 ml

22
31 Spuit disposable (steril) 5 ml
32 Thnee-way stopcock (stril)
V PERLENGKAPAN
1 Lemari alat
2 Lemari obat
3 Mangkok lodin
4 Pengukur panjang bayi
5 Pengukur tinggi badan
6 Pisau pencukur
7 Timbangan bayi
8 Timbangan dewasa
9 Tromol kassa
10 Waskom bengkok ukuran 30 cm
11 Waskom bengkok ukuran 23 cm
VI MEUBELAIR
1 Kursi kerja
2 Lemari arsip
3 Meja tulis ½ biro
VII PENCACATAN DAN PELAPORAN
1 Formulir informed consent
2 Formulir dan surat keterangan lain
sesuai kebutuhan pelayanan yang
diberikan
3 Formulir laporan
4 Formulir partograf
5 Formulir persalinan / nifas dan kb
6 Formulir rujukan
7 Formulir surat kelahiran
8 Formulir surat kematian
9 Formulir surat keterangan cuti bersalin

23
RUANGAN RAWAT PASCA BERSALIN
N JENIS PERALATAN Jumlah Barang Pengajuan
O Minimal Yang Ada
I SET PERAWATAN PROSES PERSALINAN
1 Ari Timer
2 Boks bayi
3 Sphygmomanometer dewasa
4 Standar infus
5 Stetoskop anak
6 Tabung oksigen dan regulator
7 Tempat tidur dewasa
8 Thermometer anak
9 Thermometer dewasa
10 Timbangan bayi
II BAHAN HABIS PAKAI
1 Infuse set dewasa
2 Kantong urine
3 Kassa non steril
4 Kassa steril
5 Kateter folly dewasa
6 Kateter intravena 16 G
7 Kateter intravena 18 G
8 Kateter intravena 20 G
9 Kateter penghisap lender dewasa 10
10 Kateter penghisap lender dewasa 8
11 Sarung tangan
12 Sarung tangan stiril
13 Spuit disposible (steril) 20 ml
14 Spuit disposible syringe (steril) 1 ml
15 Spuit disposible syringe (steril) 10 ml
16 Spuit disposible syringe (steril) 3 ml
17 Spuit disposible syringe (steril) 5 ml
III PERLENGKAPAN
1 Bantal
2 Baskom kecil
3 Handuk pembungkus neonatus
4 Kantong metode kanguru sesuai ukuran

24
neonates
5 Kasur
6 Kotak penyimpan jarum bekas
7 Lemari obat
8 Lemari alat
9 Lemari kecil pasien
10 Perlak
11 Pispot
12 Pompa payudara untuk ASI
13 Sarung bantal
14 Selimut bayi
15 Selimut dewasa
16 Sprei
17 Set tumbuh kembang anak
18 Sikat untuk membersihkan alat
19 Tempat sampah tertutup yang dilengkapi
dengan injakan pembuka/penutup
20 Toples kapas/kassa steril
21 Tromol kassa / kain steril
22 Waskom bengkok kecil
IV MEUBELAIR
1 Kursi kerja
2 Lemari arsip
3 Meja tulis ½ bero
V PENCACATAN DAN PELAPORAN
1 Buku register pelayanan
2 Formulir lain sesuai kebutuhan pelayanan
sesuai kebutuhan
3 Rekam medic pasien

25
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

Untuk menghindari dan mengatasi terjadinya kematian ibu dan bayi dibutuhkan persiapan
tertentu sebelum melakukan pertolongan persalinan pada saat pelaksanaan proses
persalinan.
a. Tempat
Untuk pelaksanaan pertolongan persalinan yang aman dan bersih perlu disediakan
ruangan khusus untuk meminimalkan kesulitan dalam proses persalinan untuk
keselamatan ibu dan bayi, misalnya tersedianya inkubator, meja resusitasi.
b. Alat dan Obat
Alat yang perlu disiapkan
 Set obstetric dan ginekologi
 Tensi meter
 Infuse set
 Alat suntik steril
Obat yang perlu disiapkan
 Uterotonika
 Antibiotik

c. Penerima pelayanan persalinan 24 jam (resipien)


 Sebelum melakukan pelayanan pertolongan persalinan harus diperhatikan
kondisi resipien terdahulu, mempunyai masalah dalam kehamilan atau penyulit
dalam proses persalinan yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi.
 Pendekatan secara psikologis dilakukan dengan memberikaan penerangan yang
jelas kepada ibu dan keluarga untuk kelancaran selama proses persalinan. Juga
perlu dijelaskan tindakan yang akan dilakukan untuk menghindari
kemungkinan terjadinya masalah selama proses persalinan dan jelaskan
tindakan apa saja yang akan dilakukan. Bila ditemukan gejala lain agar segera
menghubungi petugas kesehatan terdekat.

d. Prosedur pelayanan persalianan 24 jam


Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada pelaksanaan pertolongan persalinan
 Tempat persalinan yang memenuhi standar
 Memastikan pasien persalinan 24 jam tidak termasuk dalam penampisan.
 Memberikan asuhan persalinan normal dengan mengintegrasi hal-hal berikut
 Mengumpulkan data/analisis
 Konsep sayang ibu-bayi

26
 Perlibatan Ayah potong tali pusat
 Upaya pencegahan infeksi
 Pencatatan/dokumentasi
 Rujukan optimal tepat waktu (jika perlu)
 Menatalaksana kala1; memantau kemajuan persalinan (partograf), deteksi dini
dan penanganan penyulit, dan rujukan (jika perlu)
 Menatalaksana kalaII: asuhan kala II, deteksi dini dan penangana awal penyulit,
dan rujukan (jika perlu)
 Memberikan Asuhan bayi baru lahir, termasuk deteksi dini dan penanganan
penyulit pada bayi baru lahir (termasuk reasusitasi)
 Menatalaksana kalaIII; asuhan kala III, manajemen aktif kala III, deteksi dini
dan penanganan awal penyulit kalaIII dan rujukan (bila perlu)
 Menatalaksana kala IV: asuhan kala IV, deteksi dini (termasuk pemantauan-
pencegahan perdarahan) dan penanganan awal penyulit, pemberian ASI dini
dan manajemen laktasi.

27
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja dalam pelayanan persalinan 24 jam meliputi;


1. Keselamatan penolong
Pastikan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan
menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
 Memakai celamek, untuk menghindari penolong terkena cairan tubuh dari
pasien.
 Mencuci tangan dengan sabun mengalir kemudian keringkan tangan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
 Sarung tangan (DTT, streril, )
 Penutup kepala, untuk menghindari penolong terkena cairan tubuh dari pasien.
 Kaca mata gogle, untuk menghindari penolong terkena cairan tubuh dari
pasien.
 Sepatu boot, untuk menghindari penolong terkena cairan tubuh dari pasien.
2. Keselamatan pasien
Menatalaksana komplikasi ibu bayi baru lahir.
 Ibu, pastikan ibu merasa nyaman atas tindakan pertolongan yang diberikan
oleh petugas. Cuci vulva, tiap mau periksa dalam.
 Bayi baru lahir, untuk asfiksia siap alat dan tempat meliputi tempat datar dan
keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm dari tubuh bayi.

28
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian dan upaya peningkatan mutu program persalinan 24 jam dapat dilakukan
dengan:
A. Pengawasan
1. Pengawasan internal dilakukan oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan melalui
penilaian standart Puskesmas
2. Pengawasan eksternal dilakukan melalui :
a. Pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat
b. Pengawasan dilakukan oleh institusi kesehatan yang terkait dengan pelayanan
medik dasar
B. Pembinaan
Pembinaan meliputi 2 hal :
a. Pembinaan teknis medis oleh Rumah sakit
b. Pembinaan manajerial oleh Dinas Kesehatan
Pembinaan dilakukan secara berjenjang :
a. Pembinaan tingkat Puskesmas
b. Pembinaan tingkat Kabupaten/ Kota oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
c. Pembinaan tingkat provinsi oleh Dinas Kesehatan Provinsi
d. Pembinaan tingkat pemerintah pusat oleh Departemen Kesehatan, Konsil
Kedokteran Indonesia
Pembinaan yang dilakukan dapat berupa pemberian bimbingan, supervisi,
konsultasi, pendidikan dan latihan, penyuluhan (komunikasi, informasi dan
motivasi) dan kegiatan pemberdayaan lain

29
BAB IX
PENUTUP

Demikian telah disusun suatu Pedoman Pelayanan Persalinan 24 jam., yang dapat
digunakan sebagai acuan di dalam pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
secara keseluruhan di Puskesmas Wonosalam, sehingga pelayanan kesehatan prima dapat
terwujud. Pada prinsipnya pelayanan Pelayanan Persalinan 24 jam adalah merupakan
bagian pelayanan dari Puskesmas, yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan
pemenuhan target saja tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan kepuasan dan
keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan
atau pelatihan.
Pedoman ini akan mengalami perbaikan dalam upaya peningkatan kualitas dari
waktu ke waktu sehingga diperlukan suatu evaluasi secara teratur dan berkelanjutan
dalam hal pemantauannya.
Semoga dengan adanya pedoman ini maka pelayanan Pelayanan Persalinan 24 jam
di Puskesmas Wonosalam dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya masyarakat.

30

Anda mungkin juga menyukai