Anda di halaman 1dari 29

FINGER TIP INJURIES

Nama Pembimbing: dr. Yoshi Pratama Djaja Sp.OT (K)


Nama Mahasiswa : Rafennia Kakalang (406212068)
Nama : Tn. AS
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tanggal lahir : 07 Maret 1998
Alamat : Diketahui
IDENTITAS
Pekerjaan : Swasta
PASIEN
Agama : Islam
Suku Bangsa :-
Status Nikah : Belum menikah
Tgl & Jam Masuk RS: 29 Agustus 2022 & 10.00 WIB
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa
Tanggal & Jam: 29 Agustus 2022 & 10.00 WIB
Keluhan Utama:
Luka robek jari V tangan kanan.
Keluhan Tambahan:
Terdapat luka lecet disisi kanan tubuh yaitu di dahi kanan dengan ukuran 1 x 0,5
cm, luka lecet di pipi kanan ukuran 2 x 2cm, luka lecet pinggang depan bawah
ANAMNESIS kanan 5 x 2cm, luka lecet di sisi dalam ibu jari kaki kanan 3 x1 cm, dan deformitas
di bahu kanan.
Riw. Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan luka robek jari V tangan kanan dikarenkan
kecelakaan motor. Demam (-), Riw. HT (-), DM (-), Alergi (-), Nyeri (+), pergerakan
terbatas karena nyeri (+), luka terbuka (+)
Riw. Penyakit Keluarga:
Tidak ada
Riw. Penyakit Dahulu : Tidak ada
Riw. Alergi: tidak ada
Tgl & Jam PF: 29 Agustus 2022 & 10.00 WIB
Status Generalis:
Keadaan Umum: Sakit sedang, GCS: E4M6V5, VAS : 9/10
Kesadaran: Compos Mentis
STATUS TTV:
PRASENS- -TD: 110/70 mmHg

Status -Suhu: 37oC (n)

Generalis -Nadi: 100x/menit (n)


-Pernapasan: 20x/menit (n)
-SpO2: 99% (n)
Keadaan Gizi: TB 178 cm, BB 88 kg, IMT=27,7kg/m2 (n)
 Kepala :
Bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam
terdistribusi merata dan tidak mudah dicabut. Kulit kepala tidak tampak
kelainan
 Mata :

STATUS Palpebra superior et inferior, dextra et sinistra tidak tampak oedem/cekung.


Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, kornea jernih. Pupil bulat,
PRASENS- isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya +/+
 THT :
Pemeriksaan Telinga : Bentuk normal, nyeri tekan tragus (-), nyeri Tarik aurikel (-), KGB
Sistem pre- dan retro- aurikuler tidak teraba membesar, liang telinga lapang, tidak
ada serumen, tidak ada sekret. Membran timpani tidak tampak kelainan
Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, tidak ada secret pada
kedua cavum nasi, dan mukosa hidung tidak hiperemis
Tenggorok : Gigi geligi lengkap, karies (-). Mukosa mulut tidak hiperemis.
Papil lidah tidak atrofi, tidak ada lesi (bercak / stomatitis) dalam rongga
mulut. Tonsil T1-T1, tidak hiperemis, mukosa dinding faring tidak hiperemis
 Mulut :
Tidak ada perioral sianosis. Gigi geligi lengkap, karies (-). Mukosa mulut
tidak hiperemis. Papil lidah tidak atrofi, tidak ada lesi (bercak / stomatitis)
dalam rongga mulut. Tonsil T1-T1, tidak hiperemis, mukosa dinding faring
tidak hiperemis
 Leher :
STATUS Trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar. KGB
PRASENS- submandibular, servikal, supra-infra clavicula dextra et sinistra tidak teraba
membesar
Status  Paru

Generalis Inspeksi : bentuk normal, kedua hemitoraks simetris dalam diam dan
pergerakan nafas. Tidak tampak retraksi otot-otot pernafasan
Palpasi : stem fremitus sama kuat, tidak teraba massa, tidak ada krepitasi
Perkusi : sonor pada semua lapang paru, batas paru hepar pada ICS V MCLD
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCLS
Perkusi : Redup. Batas jantung kanan : midsternum, atas : ICS III
STATUS PSLS, kiri : ICS V MCLS
Auskultasi : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
PRASENS-  Abdomen :
Status Inspeksi : tampak datar
Generalis Palpasi : supel, hepar-lien tidak teraba membesar, tidak ada nyeri
tekan abdomen
Perkusi : Timpani pada semua kuadran, tidak ada nyeri ketok CVA
Auskultasi : Bising usus normal (5-34x/menit), tidak ada bruit,
tidak ada friction rub
 Tulang Belakang :
Tidak tampak kelainan (tidak ada gibbus, scoliosis, lordosis atau kifosis)
 Kulit : tidak tampak kelainan, turgor kulit baik

STATUS  Kelenjar Getah Bening : tidak teraba membesar


 Pemeriksaan Neurologis :
PRASENS- Rangsangan meningeal : kaku kuduk (-), Brudzinski I-IV (-)
Status Pemeriksaan nervi cranialis : normal, tidak tampak kelainan

Generalis Sistem sensorik : ekteroseptif & propioseptif baik


Sistem motorik : pergerakan normal, kekuatan otot 5/5, eutrofi & normotonic
Refleks fisiologis : Biceps ++/++ (N), triceps ++/++ (N), patella ++/++ (N), achilles ++/+
+ (N)
Refleks patologis : Hoffman tromer -/-, babinski -/-, chaddock -/-, Gordon -/-,
Schaefer -/-, Oppenheim -/-, klonus paha -/-, klonus kaki -/-
 Regio : Manus Dextra
STATUS  Look : Vulnus laceratum uk 2 x 1cm, deformitas (+),
hematom (+), edema (+)
PRASENS-
 Feel : Nyeri (+), CRT <2s, pulsasi arteri radialis (+)
Status Lokalis
 Move : Adanya keterbatasan gerak karena nyeri
Pemeriksaan Penunjang
29 Agustus 2022
Test Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 16.2 (L) 13.2-17.3 g/dL
Hematokrit 46 (L) 40-52 %
Leukosit 14.6 3.8-10.6 X103/uL
Trombosit 329 150-450 X103/uL
MCV 87 80-100 fL
MCH 31 28-33 pg/mL
MCHC 35 32-36 g/dL
Eritrosit 5.32 (L) 4.60-6.20 X106/uL
Pemeriksaan Penunjang
HEMOSTASIS Hasil Nilai Rujukan Satuan
PT 1 1-6 menit
APTT 8 5-15 Menit

Tes Hasil Nilai Rujukan Satuan


KIMIA KLINIK
Glukosa darah sewaktu 70 70-200 mg/dL
Creatinin darah 0.71 0.9-1.3 mg/dL
eGFR 136.3 (L) 78.0-116.0 mL/min/1.732
Kalium(K) 3.4 3.5-5.0 mmol/L
Natrium(Na) 134 136-146 mmol/L
Pemeriksaan Penunjang

29-08-2022
Foto manus kanan :
• Kedudukan tulang daerah manus kanan baik
• Korteks dan trabekulasi tulang baik. Fraktur Phalang
distal digiti V
• Celah sendi baik, tidak tampak dislokasi
Kesan:
• Fraktur tulang phalang distal digiti V
Resume

Telah diperiksa pasien laki-laki berumur 24 tahun dengan keluhan luka robek pada jari V tangan kanan.
Dari anamnesis didapatkan luka robek pada jari V tangan kanan setelah jatuh dari motor SMRS. Pergerakan
pasien terbatas dikarenakan nyeri.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada look terdapat vulnus
laceratum dengan ukuran 2 x 1 cm digiti V manus dextra. Feel pasien meraskan nyeri dengan VAS 9/10 dan
move terdapat keterbatasan gerak dikarenakan nyeri.
Dari pemeriksaan rontgen memberikan kesan fraktur tulang phalang distal digiti 5
6. Diagnosa Kerja
Fr os phalang distal Digiti V manus dextra

7. Diagnosa Banding
-

8. Rencana Diagnostik
- Rontgen
 Preoperatif :
 IVFD RL 2 kolf /24 jam
 Ceftriaxone 1 x 2gr
 Ketorolac 3x30mg
 Ranitidine 2x1 amp
Pengobatan  Tindakan Operasi : Debridement tutup defek digiti V manus dextra
 Postoperatif :
 Cefixme 2 x200mg
 Asam mefenamat 3x500mg
 Omeprazole 2x1
TINJAUAN PUSTAKA
FINGER TIP INJURIES
ANATOMI
 Pada orang dewasa, cedera umumnya akibat kecelakaan kerja
Cedera pada anak-anak terjadi terbatas pada kegiatan sehari-hari
seperti makan, bermain dan di sekolah
EPIDEMIOLOGI  insiden tertinggi pada anak-anak muda dan anak laki-laki
 Crush injury karena kekuatan kompresi. Contohnya adalah pintu
yang menutup dengan jari, cedera dengan palu, dan benda yang
dijatuhkan dengan jari. Ini dapat muncul sebagai cedera tertutup
atau terbuka dan dapat dikaitkan dengan fraktur falang distal.
 Laserasi adalah sekunder untuk instrumen rumah tangga (pisau,
ETIOLOGI gunting, dan kaleng) atau alat kerja (gergaji putar) yang
melibatkan pulp atau kuku dan/atau kompleks dasar kuku.
 Amputasi melibatkan kehilangan jaringan lunak dan kehilangan
falang distal sebagian atau seluruhnya. Cedera tersebut dapat
menyebabkan cacat kosmetik dan fungsional.
 Mekanisme cedera lainnya adalah kekuatan fleksi atau ekstensi
mendadak yang menyebabkan cedera avulsi tendon distal.
Terdapat berbagai macam klasifikasi dari cedera fingertip, di antaranya
yang lazim digunakan ialah Klasifikasi Allen yang terbagi menjadi 4 :
 Tipe 1: Distal ujung kuku
 Tipe 2: Distal dari ujung phalanx distal (meliputi nail bed)
 Tipe 3: Distal dari Mid-phalanx distal
 Tipe 4: Distal dari sendi DIP (seluruh phalanx distal)

KLASIFIKASI  Cedera tipe 1 dapat sembuh dengan cukup baik dengan niat sekunder.
Tipe 3 dan tipe 4 sering membutuhkan beberapa penutup penutup.
TREATMENT
 PRIMARY REPAIR
Diindikasikan pada cedera yang tidak disertai hilangnya kulit. Bila
disertai Nail Bed Injury, dilakukan re-aproksimasi menggunakan
catgut 7-0 dan membuang nail plate yang terlepas. Fiksasi fraktur
yang spesifik tidak dibutuhkan bila terdapat fraktur phalanx distal,
yang tidak menyertakan permukaan sendi dengan jaringan lunak
yang utuh. Kulit dijahit dengan non-absorbable 6-0.
TATALAKSANA  SECONDARY INTENTION (Perawatan terbuka)
 Metode ini diterapkan berdasarkan proses epitelisasi dan
kontraksi luka hingga memungkinkan penutupan luka. Pilihan ini
baik digunakan pada defek luka yg kecil (6-8 mm) tanpa bone
exposure. Penutupan defek
 SKIN GRAFT
Pada FTI dengan defek kulit yang cukup luas, diindikasikan teknik Skin Graft.
Walaupun secara umum keberhasilan STSG lebih tinggi dibandingkan FTSG, pada
kasus FTI, FTSG lebih disukai karena lebih baik secara kosmetik, sensibilitas dan
TATALAKSANA durabilitas. Lokasi donor dapat diambil dari berbagai tempat, namun donor lokal atau
regional lebih baik dalam mencegah hiperpigmentasi. Dalam hal ini, donor dari palmar
crease, karena dapat dipreparasi secara bersamaan dan dapat menghasilkan donor
hingga 2x6 cm. Sebagian ahli juga menyarankan pengambilan donor dari area
hipothenar, namun menutupan area donor sering meninggalkan skar yang kurang baik
secara kosmetik ataupun tension yang berlebih saat aproksimasi.
 LOCAL FLAP
Untuk kehilangan ujung jari yang cukup luas, seringkali flap diindikasikan. Dibandingkan
dengan skin graft, flap memiliki keuntungan antara lain, dapat digunakan pada defek dengan
bone exposure, dan memiliki sensibilitas dan durabilitas yang lebih baik. Pilihan flap lokal pada
FTI yaitu :
 V-Y advancement flap
Dipopulerkan oleh Atasoy, flap tipe ini sangat berguna pada kasus FTI dengan oblique dorsal.
Teknik ini sulit diterapkan pada angulasi transversal, dan dikontraindikasikan pada oblique
palmar. Keuntungan V-Y flap yaitu dapat diterapkan pada semua umur, warna yang sesuai
dengan jaringan sekitarnya, sensibilitas yang baik dan tidak membutuhkan imobilisasi..

LOCAL FLAP
Desain flap sangat menetukan dalam menghasilkan flap yang baik. Apex insisi V dibuat pada
skin crease midpalmar DIP joint. Ujung insisi V harus selebar tepi luka. Setelah insisi, sangat
penting untuk membuka septum fibrosus, sambil melakukan traksi pada flap yang dilepaskan.
Undermining yang berlebihan harus dihindari, karena pedikel flap ini hanya mengandalkan
jaringan subkutan.
 Bilateral V-Y Kutler Flap
 Memiliki konsep yang sama dengan Atasoy V-Y Flap, namun memiliki 2
buah flap yang diambil dari arah lateral, sehingga cocok diaplikasikan pada
FTI dengan potongan transversal. Memiliki kekurangan dalam luas flap
dan banyaknya skar yang terjadi. Penelitian Freiberg dan Manktelow
mengatakan bahwa pasien yang dilakukan Bilateral V-Y Kutler flap
merasakan adanya hipersensitivitas (30%), dan baal (30%).

LOCAL FLAP
 Palmar advancement Flap (Moberg)
 Dipublikasikan oleh moberg 1964, palmar advanvement flap membutuhkan mobilisasi
jaringan lunak subkutan yang ekstensif melalui insisi midaxial.
 Meskipun palmar advancement Flap sangat berguna dalam menutup defek FTI hingga
1 cm, menghasilkan flap yang stabil dan innervasi yang baik, namun komplikasi
kontraktur sendi sering terjadi akibat imobilisasi setelah tindakan. Sebagian besar
penulis menyarankan teknik ini hanya digunakan pada FTI ibu jari, karena jaringan
lunak pada ibu jari memiliki mobilitas lebih baik dibanding jari yang lain.
 Komplikasi lain yang mungkin terjadi adanya nekrosis dorsal. Hal ini bila
neurovascular bundle dorsal ikut terpotong saat insisi midaxial.

LOCAL FLAP
 Thenar Flap
 Digunakan terutama pada FTI jari ke 2, 3 dan 5.dengan potongan oblique palmar
dan transverse. Dapat memberikan donor hingga seluas 2x4 cm. Fleksi kontraktur
dapat terjadi, akibat imobilisasi jari
 resipien dalam posisi fleksi selama 6-8 minggu. Teknik ini dikontraindikasikan
pada pasien diatas usia 50 tahun, atau pasien dengan kecenderungan stiffness pada
sendi-sendi kecil. Pemilihan teknik ini didasarkan untuk mempertahankan fungsi
okupasi dan alasan kosmetik.
REGIONAL  Arah flap dapat dibuat dari proksimal, distal, dan lateral. Flap dijahit setinggi
mungkin dari eminensia thenar. Hal yang perlu diperhatikan pada flap ini, yaitu
FLAP saraf digitalis pada ibu jari harus dapat diidentifikasi untuk mencegah cedera.
Untuk meminimalisasi fleksi kontraktur, maka saat imobilisasi ibu jari diposisikan
pada abduksi palmar, sendi MCP & DIP diposisikan fleksi maksimal, sehingga
PIP berada dalam posisi fleksi yang seminimal mungkin.
 Lokasi donor dapat ditutup secara primer ataupun dengan Skin graft. Pada hari 10-
14, flap dapat dipisahkan dari donornya dan mobilisasi aktif dapat segera dimulai..
 Pada jangka panjang, fungsi sensorik pada flap ini lebih baik dibandingkan
dengan skin graft.
 Cross-Finger Flap
 Diindikasikan pada FTI dengan defek di darah palmar, dan tidak
dianjurkan pada pasien dengan dengan penyakit Buerger, Raynaud,
ataupun penyakit vaskular lainnya. Juga dikontraindikasikan pada pasien
dengan kecenderungan joint stiffness.
 Flap memiliki ketahanan dan sensibililitas yang baik, bebas nyeri, namun
REGIONAL sebagian besar kasus memiliki komplikasi intoleransi dingin (10/16).

FLAP  Vaskularisasi flap yang diambil berasal dari neurovascular bundle palmar
dan cabang dorsalnya. Flap dielevasikan pada bidang diatas paratenon
ekstensor setinggi phalanx media atau proksimal, Lalu dapat diimobilisasi
baik dengan plaster splint ataupun fiksasi eksterna berukuran kecil.
 Pada hari 10-14, flap dipisahkan dari donornya, dan mobilisasi aktif
dimulai sesegera mungkin.
 Kite Flap
 Dikembangkan oleh Holevitch dan Foucher, pedikel yang digunakan
berasal dari arteri MC I bagian dorsal. Defek pada donor ditutup dengan
REGIONAL FTSG.
 AMPUTATION REVISION
FLAP &  Dilakukan pada defek matrix yang cukup luas, juga pada usia lanjut atau
AMPUTASI dengan penyakit sistemik yang tidak memungkinkan dilakukan tindakan
flap. Sisa dari matriks kuku diablasi, bila insersi tendon fleksor atau
ekstensor tidak dapat dipertahankan, maka dapat dilakukan disartikulasi.

Anda mungkin juga menyukai