PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia angka kematian maternal dan perinatal masih cukup
tinggi. Padahal jumlah pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan di
Indonesia cukup banyak. Asuhan bersalin Normal (APN ) diperlukan
dalam periode ini karena merupakan masa kritis ibu maupun bayinya.
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan dan 50% kematian pada masa nifas 24 jam pertama
(Saiffudin,dkk;2002).
Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah. Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Sarwono P, 2003).
Menurut Sarwono, 2002 kehamilan melibatkan berbagai perubahan
fisiologi antara lain perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan,
respirasi, sirkulasi, darah, metabolisme, taktus urinarus serta perubahan
psikologis. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal namun
kadang tidak sesuai yang diharapkan. Sulit diprediksi apakah ibu hamil
akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu asuhan antenatal
merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Mortalitas dan mordibitas pada wanita bersalin adalah masalah besar
di negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor
utama mortalitas wanita muda pada puncak produktifitasnya. Tahun 1996
WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ribu ibu pertahunnya meninggal
saat hamil atau bersalin (Saiffudin,dkk;2002).
Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian perinatal
masih sangat tinggi. Menurut survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
1
(2005) angka kematian kematian perinatal adalah 307 /10.000 kelahiran
hidup.
Persalinan yang aman yaitu memastikan bahwa semua penolong
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan
pertolongan yang aman dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas
kepada ibu dan bayi (Saiffudin, dkk;2002).
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktikan
pada ibu bersalin dengan pendekatan 7 langkah Varney
2. Tujuan khusus
Mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari berbagai sumber
yang berhubungan dengan kondisi pasien.
Mengidentifikasi dengan benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atau data-
data yang telah dikumpulkan.
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Merencanakan asuhan yang menyeluruh untuk pasien berdasar
masalah yang ada dan langkah-langkah sebelumnya.
Melaksanakan asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada perencanaan.
2
C. Manfaat
1. Teoritis
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan diharapkan, Dapat
memberikan pengetahuan serta wawasan baru bagi bidan dimasa depan
mengenai tindakan yang harus dilakukan untuk memberikan asuhan
kebidanan intranatal care.
2. Bagi mahasiswa
Sebagai metode untuk menerapkan secara nyata dan
berkesinambungan ilmu yang telah diperoleh dalam memberikan asuhan
kebidanan intranatal care
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentasi
belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak
melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
4
1. Klasifikasi Persalinan
Partus matur atau aterm adalah partus dengan kehamilan 37-40 minggu,
janin matur, berat janin diatas 2500 gram, partus premature adalah dari hasil
konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm/cukup bulan, berat janin 1000-
2500 gram atau umur kehamilan 28-36 minggu. Partus post matur/serotinus
adalah partus terjadi dua minggu atau lebih dari waktu yang telah
sebelum janin viable, berat janin kurang dari 1000 gram, umur kehamilan
2. Tanda-tanda Persalinan
begitu kelihatan.
3) Perasaan sering atau susah buang air kecil (polakisuria) karena kandung
5
3. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
timbul his.
b.Teori oxcytosin
c. Peregangan otot-otot
d.Pengaruh janin
e. Teori prostaglandin
(Mochtar, 1993:223).
6
4. Tahapan Persalinan
a. Kala 1
dari :
waktu 2 jam
jam.
7
b. Kala II
Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak
bagian depan, kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin
meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rectum atau vagina, perineum
kelelahan ibu, persalinan lama, rupture uteri, distosia karena kelainan letak,
c. Kala III
Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses
uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjulur keluar
berlangsung tidak lebih 30 menit. Komplikasi yang dapat timbul pada kala III
adalah perdarahan akibat atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan lahir,
d. Kala IV
partum. Komplikasi yang timbul pada kala IV adalah: sub involusi dikarenakan
oleh uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri,
8
5. Asuhan Persalinan Normal
berikut :
1) Mengenali gejala dan tanda kala dua: Mendengar dan melihat adanya tanda
persalinan kala dua: Ibu mempunyai keinginan untuk meneran, Ibu merasa
menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi tempat
datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk/kain bersih dan kering,alat
bayi, menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi,menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam
9
6) Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai
sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik)
dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT, Jika introitus
0,5%)
ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan
rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi saat relaksasi uterus
10
11) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran:
Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan
bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar
12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran: Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif,
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu, berikan cukup asupan
cairan per-oral (minum), menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Segera
rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam)
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
11
15) Persiapan pertolongan kelahiran bayi : Letakkan handuk bersih (untuk
mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva
16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
19) Persiapan pertolongan kelahiran bayi lahirnya Kepala :Setelah tampak kepala
dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang
lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat
dan dangkal
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi, Jika tali pusat
melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepalabayi, Jika tali
pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di
21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
22) Lahirnya Bahu: Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk
12
23) Lahirnya Badan dan Tungkai :Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah
untuk kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari
25) Penanganan bayi baru lahir :Lakukan penilaian (selintas): Apakah bayi cukup
Apakah bayi bergerak dengan aktif ?. Bila salah satu jawaban adalah
“TIDAK,” lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir (melihat
26) Keringkan tubuh bayi Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
(hamil tunggal)
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM
13
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal(ibu) dan jepit kembali
31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat, dengan satu tangan, pegang tali pusat
yang telah dijepit (lindungi perut bayi)dan lakukan pengguntingan tali pusat
di antara 2 klem tersebut. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada
dengan simpul kunci pada sisi lainnya, Lepaskan klem dan masukkan dalam
32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
puting payudara ibu. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang
topi di kepala bayi.Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu paling sedikit 1 jam, sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
berlangsung sekitar 10-15 menit.. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu
33) Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga : Pindahkan klem pada tali pusat
34) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
14
35) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
hati-hati (untuk mencegah inversio uteri), Jika plasenta tidak lahir setelah 30-
40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur di atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi,
susu
hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros
jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial), Jika tali pusat bertambah
panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan
lahirkan plasenta, Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat: Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM, lakukan kateterisasi (aseptik)
jika kandung kemih penuh, minta keluarga untuk menyiapkan rujukan, ulangi
menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan,segera lakukan plasenta
manual
37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan
15
eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau
38) Rangsangan Taktil (Masase) Uterus: Segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan
39) Menilai perdarahan: Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta kse dalam
42) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5 % dan membilasnya dengan air DTT kemudian keringkan tangan dengan
43) Evaluasi: Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih
kosong
44) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
46) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
16
47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60
kali / menit). Jika bayi sulit bernapas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan
segera merujuk ke rumah sakit. Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk.
Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan bayi kulit-ke-
kulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut
48) Kebersihan dan Keamanan: Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi
50) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Bersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga
52) Dekontaminasi tempat bersalin dan apron yang dipakai dengan larutan klorin
0,5%
53) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan dalam
menit
54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
55) Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk penatalaksanaan bayi baru lahir
56) Dalam waktu satu jam, beri antibIiotika salep mata pencegahan, dan
17
lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pantau setiap 15 menit untuk
pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali / menit) serta suhu
58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik didalam larutan klorin 0,5
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
Dokumentasi
60) Lengkapi partograf ( halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
1. Pengkajian
18
2. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
3. Diagnosa Potensial
4. Tindakan Segera
5. Rencana Tindakan
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuahan yang menyeluruh seperti yang telah
dilakukan pada langkah V dilaksanakan secara efisisen. Perencanaan ini
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebgaian dilakukan oleh bidan sebagian
oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidka melakukan
sendiri ia tetap memikul tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaanya
19
(memastikan agar langkah-langkah tersebut betul-betul dilaksanakan, (Varney,
2012).
7. Evaluasi
1. Data Subyektif
Data Subyektif ( S ) merupakan pendokumentasian manajemen
kebidanan menurut Helen Varney langkah pertama (pengkajian data)
terutama data yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif ini
berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien.
2. Data Obyektif
Data Objektif ( O ) merupakan pendokumentasian manajemen
kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data) terutama data
yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik
pasien, pemeriksaan laboratorium atau diagnostic lain.
3. Assesment
Analysis atau assessment ( A ) merupakan pendokumentasian hasil
analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam
pendokumentasian manajemen kebidanan karena keadan pasien yang setiap
20
saat bisa mengalami perubahan dan akan ditemukan informasi baru dalam
data subjektif maupun data objektif maka proses pengkajian data akan
menjadi sangat dinamis.
4. Planning
Planning atau perencanaan ( P ) adalah membuat rencana asuhan saat
ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis
dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria tujuan yang
ingin dicapai dalam batas tertentu.
21
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INC
PADA NY.R GIIIP3IIA0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU > 4 HARI
A. Pengkajian
1. PENGUMPULAN DATA
A. INDENTITAS
Nama Ibu :Ny. R Nama Suami : Tn. A
Umur :32 tahun Umur : 36 tahun
Suku/Bangsa :Aceh, Indonesia Suku/Bangsa : Aceh,Indonesia
Agama :Islam Agama : Islam
Pendidikan :S1 Pendidikan : SMA
Alamat :Beng mee Alamat : Beng Mee
22
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 10-08-2018
TTP : 17-05-2018
Haid Bulan Terakhir : 7 hari
Siklus : 28 hari
5. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan selama hamil, imunisasi 2 x
TT1: usia kehamilan 5 bulan di PMB
TT2 : usia kehamilan 6 bulan di PMB
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan yang lalu : Tidak ada
7. Pergerakan Janin dalam 24 Jam terakhir
Ibu merasakan sebelum mulas gerakan janin sangat kuat, setelah mulas
timbul, ibu merasakan gerakan janin kuat sebanyak 6-7 kali.
8. Makan dan Minum terakhir, pukul : 20:15 WIB
9. Jenis makanan : Nasi dan lauk pauk
10. Buang air kecil terakhir : 21.10 WIB
11. Buang air besar terakhir : 15:00 WIB
12. Tidur :7 – 8 jam
13. Psikologis : Cemas menghadapi persalinan
14. Keluhan lain (bila ada) : Tidak ada
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
- Keadaan emosional ibu : Stabil
- Kesadaran : Compos mentis
- Tanda vital
TD :120/80mmHg
RR : 24 x/m
Pols : 80x/m
Temp : 36,5oC
- Tinggi badan : 155 cm
23
- Berat badan : 62 kg
BB sebelum hamil : 53 kg
BB sesudah hamil : 62 kg
Kenaikan BB selama hamil : 9 kg
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
- Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi
- Rambut : Bersih dan terawat
- Muka : Simetris, keadaan bersih
- Mata : Simetris
- Hidung : Bersih,tidak ada secret
- Mulut dan gigi : Bersih,tidak berbau
- Telinga : Pendengaran baik
- Leher
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
- Dada : Simetris kanan kiri
- Payudara : Puting susu menonjol pengeluaran
- kolostrum : Sudah ada
- Punggung dan pinggang : Terasa nyeri
- Ekstremitas atas dan bawah
Jari-jari : Lengkap
Oedema tangan, kaki : Tidak ada
Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Fungsi ekstremitas : Baik
- Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
24
Bekas luka : Tidak ada
Konsistensi : keras
Benjolan : Tidak ada
Pembesaran liver : Tidak ada
Kandung kemih : Kosong
Palpasi
Leopold I : 3 jari di bawah px
Leopold II : Disebelah kanan ibu traba punggung janin,dan disebelah
kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin.(PUKA)
Leopold III : Teraba kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : 2/5 ( Divergent )
- Auskultasi
Denyut jantung janin : Positif
DJJ : 142 x/menit
- Genetalia
Pengeluaran pervaginam : Normal
Rektum Hemoroid : Tidak ada
Pemeriksaan dalan
- Pembukaan : 8 cm
- Porsio : Tipis
- Ketuban :+
- Penurunan kepala : Hodge 1 (1/5)
Perkusi
Reflek patella : Positif
25
2. INTERPRETASI DATA
Diagnosa
Ibu GIIIPIIAI Usia kehamilan 38 minggu 4 hari, inpartu kala I fase aktif
Data dasar
Ibu merasa mulas dan nyeri perut dibagian bawah serta keluar lendir
kecoklatan bercampur darah, ibu mengatakan ini kehamilan yang ke 5
pernah keguguran satu kali pada hamil yang pertama, dan hari pertama
haid terakhir tgl 10-08-2018.
Data Objektif
a. TTP : 17-05-2019
b. Pada pemeriksaan dalam pukul 21.35 WIB didapat pembukaan 8 cm,
portio tipis, ketuban pacah, his 4-5 x dalam 10 menit lamanya 40 detik,
pengeluaran pervaginam darah bercampur lendir.
c. Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 24 x/m
Pols : 80x/m
Temp : 36,5oC
d. Palpasi
Leopold I : 3 jari di bawah px
Leopold II : Disebelah kanan ibu traba punggung janin,dan
disebelah kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin.(PUKA)
Leopold III : Teraba kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : 1/5 ( Divergent )
e. Auskultasi
DJJ : 142 x/menit
26
3. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN
SEGERA
Tidak ada
4. RENCANA ASUHAN KEBIDANAN
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
3. Persiapan ruangan untuk persalinan
4. Persiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang dibutuhkan
5. Dukung dan anjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
6. Anjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan
7. Anjurkan ibu supaya tetap mendapat asupan nutrisi selama persalinan
8. Anjurkan ibu BAK untuk mengosongkan kandung kemihnya
9. Ajarka ibu cara mengejan yang baik dan efektif
10. Jaga lingkungan tetap bersih untuk pencegahan infeksi
11. Lakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan partograf
12. Lakukan VT 4 jam sekali/jika ada indikasi.
6. EVALUASI
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
TD : 110/80mmHg DJJ : 140x/m
Pols : 73x/m VT : 8 cm
RR : 23x/m Ketuban : pecah
Temp : 37 oc Portio : Tipis
His : 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik
28
2. Ibu mengetahui tentang kondisinya sekarang yang telah memasuki proses
persalinan dengan adanya tanda- persalinan yaitu mulas-mulas pada perut
bawah dan keluar lendir berwarna kecoklatan bercampur darah.
3. Ibu telah di tempatkan diruangan bersalin yang penuh privasi
4. Bidan telah menyiapkan semua perlengkapan persalinan seperti partus set,
hecting set, perlengkapan resusitasi
5. Keluarga dan suami mau mendukung dan menemani ibu di ruang bersalin
6. Ibu mau melakukan posisi senyaman mungkin terutama posisi miring kiri
untuk mempercepat proses persalinan
7. Ibu mau makan dan minum air putih
8. Ibu mau BAK saat kandung kemih terasa penuh
9. Ibu mengetahui manfaat meneran yang efektif dan benar,serta bisa
mengedan dengan baik
10. Bidan telah menjaga lingkungan dengan bersih untuk mencegah infeksi
11. Bidan mau melakukan observasi dengan pertograf
12. Bidan melakukan VT 4 jam sekali/jika ada indikasi
29
BAB IV
O: Objektif
- k/u : Baik - VT : 8 cm
- TD : 110/80mmHg - DJJ :142x/m
- RR : 24x/m - Ketuban : Jernih
- Pols: 80x/m - Portio : Tipis
- His : 4x dalam 10 menit durasi 40 detik
A: Assesment
Ibu GIII PII A0, Usia kehamilan 38 minggu > 4 hari dengan lilitan tali pusat
inpartu kala 1 fase aktif
P: Planning
1. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
TD : 110/80mmHg DJJ : 142x/m
Pols : 80x/m VT : 8 cm
RR : 24x/m Ketuban : jernih
Temp : 36,5 oc Portio : Tipis
His : 3x dalam 10 menit lamanya 20 detik
2. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
30
- Kondisi ibu saat ini telah memasuki proses persalinan dengan ada
tanda-tanda persalinan yaitu mulas-mulas pada perut bagian bawah
keluar lendir berwarna kecoklatan bercampur darah
- Kondisi bayinya sehat dengan posisi normal dan DJJ 142x/menit
3. Menyiapkan ruangan untuk persalinan
- Ruangan yang aman dan nyaman yang penuh privasi
4. Menyiapkan perlengkapan persalinan
- Menyipakan alat persalinan : partus set, heating set,
- Menyiapkan alat resusitasi
- Menyiapkan pakaian bayi
5. Mendukung dan menganjurkan suami dan keluarga untuk
mendampingi ibu
- Suami dan keluarga berada di ruang bersalin untuk memberi
dukungan kepada ibu selama persalinan
6. Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama
persalinan
- Ibu tidur dengan miring kekiri kaki lurus atau ditekuk
7. Menganjurkan ibu supaya tetap mendapat asupan nutrisi selama
persalinan
- Ibu makan dengan porsi sedikit dan minum air putih
8. Menganjurkan ibu BAK untuk mengosongkan kandung kemih
9. Mengajarkan dan memimpin ibu cara mengejan yang baik dan efektif
- Mengejan yang dilakukan pada saat his dan bila telah memasuki
kala II persalinan sehingga diagfragma berfungsi lebih baik,
badan ibu dilengkungkan dan dengan dagu di dada, kaki ditarik
kearah badan sehingga lengkungan badan dapat membantu
mendorong janin.
10. Menjaga lingkungan tetap bersih untuk pencegahan infeksi
- Meletakkan alat-alat yang terkonminasi pada tempatnya
11. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan partograf
12. Melakukan VT 4 jam sekali/jika ada indikasi
31
KALA II (Jam 23.10 WIB)
S : Ibu mengatakan mules semakin sering dan ada rasa ingin BAB
O : K/u : baik
TD : 120/80 mmHg
Kontraksi : 5x dalam 10 menit lamanya 40 detik.
Pemeriksaan dalam :
- Pembukaan : 10 cm
- Ketuban : jernih
- Penurunan kepala: 1/5
A : Ibu Inpartu Kala II Pesalinan Normal
P :
1. Mengenali tnda dan gejala kala II
2. Memastikan kelengkapan peralatan dan obat-obatan esensial.
3. Mengatur posisi ibu dan membantu ibu untuk menemukan posisi
senyaman mungkin.
4. Menganjurkan ibu untuk mengedan dan memimpin persalinan karena
pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah pecah, dan keadaan janin
cukup baik, ibu bersedia untuk mengedan, memberikan pujian dan
semangat kepada ibu.
5. Menganjurkan ibu untuk relaxasi pada saat tidak ada kontraksi,
dengan cara menarik nafas dai hidung dan mengeluarkan dari mulut,
ibu nampak relax.
6. Memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf,
partograf terlampir.
7. Menganjurkan ibu untuk mengedan kembali pada saat ada kontraksi.
8. Menganjurkan ibu untuk berdzikir.
9. Membuka kembali tutup partus set dan memeriksa kembali
kelengkapan peralatan dan obat-obatan.
10. Meletakkkan satu kain di atas perut ibu dan satu kain yang dilipat segi
tiga di bawah bokong ibu untuk melindungi perenium ibu.
11. Memakai sarung tangan steril
32
12. Membantu lahirnya kepala
Satu tangan melindungi perinium ibu(kanan), dan tangan yang satunya
lagi untuk mendefleksikan kepala bayi, hingga kepala bayi lahir.
Menganjurka ibu untuk bernafas dangkal, setelah kepala lahir.
Melepaskan lilitan tali pusat melalui bagian atas kepala karna terlilit
secara longgar.
13. Membantu lahirnya bahu
Menunggu putaran paksi
Letakkan tangan biparietal
Gerakkan ke atas untuk melahirkan bahu bawah karena bahu bawah
mudah di lahirkan terlebih dahulu,kemudin gerakkan ke bawah untuk
melahirkan bahu depan.
14. Membantuh lahirnya seluruh tubuh bayi
Sanggah susur hingga ke mata kaki bayi
Memegang di kedua mata kaki bayi dengan jeri jempol penolong berada
di tengah-tengah kedua mata kaki bayi.
Lakukan penilaian selintas : menangis kuat atau megap-megap, warna
kulit, tonus otot. Sambil mengeringkan bayi.
15. Letakkan bayi di atas peut ibu dan lakukan IMD
16. Memeriksa apakan ada bayi kedua atau tidak.
33
A: Ibu kala III (MAK III)
P:
1. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi pendarahan
pervaginam
2. Memantau keadaan ibu selama 2 jam, memantau tekanan darah, nadi, TFU,
kontraksi uterus, kandung kemih, darah yang keluar, dan suhu tubuh tiap 1
jam sekali.
a. Memantau tiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama
b. Memantau tiap 30 menit sekali pada 1 jam kedua
3. Mengajari ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus, dan
memberitahu ibu dan keluarga tanda-tanda bahaya misalnya pendarahan
yang banyak, demam tinggi, kejang-kejang, pitam, sakit kepala hebat.
4. Melengkapi pengisian partograf
5. Melakukan pendokumentasian.
35
Tabel 1.1 pemauntauan kala IV
ja
m Wakt kotraks Kandun
ke u T N S TFU i uterus g kemih Pendarahan
2 jari
100/7 di
0 3 bawa
mmH 77 7 h
17:15 g x/i ˚c pusat Baik Kosong Normal
2 jari
100/7 di
0 bawa
mmH 77 h
1 17:30 g x/i pusat Baik Kosong Normal
2 jari
100/7 di
0 bawa
mmH 78 h
17:45 g x/i pusat Baik Kosong Normal
2 jari
100/7 di
0 bawa
mmH 78 h
18:00 g x/i pusat Baik Kosong Normal
2 jari
110/7 di
0 3 bawa
mmH 78 7 h
2 18:30 g x/i ˚c pusat Baik Kosong Normal
2 jari
110/7 di
0 bawa
mmH 80 h
19.00 g x/i pusat Baik Kosong normal
36
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis mencoba melakukan Asuhan pada Ny. R GIIIPIIA0
dengan usia kehamilan 38 minggu > 4 hari, kemudian dibandingkan dengan
standar asuhan pelayanan yang telah ditetapkan.
Asuhan persalinan normal pada Ny. R yang dilakukan di PMB Nurhayati
kecamatan Jangka Kabupaten Bireun sesuai dengan teori (JNPK-KR, 2012).
Berarti tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di PMB Nurhayati
Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireun.
37
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktik klinik di PMB Nurhayati Kecamatan
Peusangan Kabupaten Bireun mahasiswa telah mampu memberikan
asuhan INC intranatal care kepada Ny. R GIIIPIIA0 Usia kehamilan 38
minggu > 4 hari mulai dari pengkajian data, interpretasi data dasar,
diagnosa potensial, kebutuhan tindakan segera, planning, . implementasi,
dan evaluasi.
Berdasarkan data subjektif dan objektif, telah didapatkan asessment
pada ny. R, 32 tahun, GIIIPIIA0, usia kehamilan 38 minggu > 4 hari.
Sehingga dari diagnosa tersebut dapat diperoleh perencanaan yang dapat
memberikan solusi untuk memberikan asuhan yang tepat untuk ibu.
Asuhan tersebut diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu dan sesuai dengan
standar asuhan persalinan normal.
B. Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
39