Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN

NY “D” G2P1A0 UK 38 MINGGU INPARTU KALA I FASE LATEN


DENGAN KPD JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI
DI PUSKESMAS LOCERET
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:
ANGGRA IKE PUSPITASARI
NIM. 202106090789

PROGRAM STUDI BIDAN PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan NY “ D ”G2 P1A0 usia kehamilan 38 minggu inpartu kala I fase
laten dengan KPD, janin tunggal ,hidup,intrauteri di Puskesmas Loceret tahun
2022,mahasiswa atas nama :

Nama : Anggra Ike Puspitasari

NIM : 202106090789

Telah disahkan pada tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Dessy Lutfiasari, SST,Bd,M.Kes Lila Asmawati,SST.Keb


NIDN. NIP. 19740426 200604 2 015
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

I. Konsep Dasar Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang telah cukup

bulan (37-42 minggu) atau hidup diluar kandungan atau melalui jalan lahir, dengan

bantuan atau tanpa bantuan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Nurhayati,

2019 : 89).

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

bulan (37-40 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu dan janin (Purwoastuti,

2015 : 101). Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan

adanya kekuatan ibu melalui jalan lahirnya (Fitriana, 2018 : 7).

2. Jenis Persalinan

1. Persalinan Spontan

Persalinan spontan adalah proses persalinan lewat vagina yang berlangsung

tanpa menggunakan alat maupun obat tertentu, baik itu induksi, vakum atau

metode lainnya. Persalinan spontan benar-benar mengandalkan tenaga dan

usaha ibu untuk mendorong keluarnya bayi.

2. Persalinan Normal

Persalinan normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan


cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak memanjang presentasi

belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses

kelahiran ini berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan

pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.

3. Persalinan Anjuran (Induksi)

Persalinan anjuran adalah persalinan yang baru dapat berlangsung setelah

permulaannya dianjurkan dengan suatu perbuatan atau tindakan, misalnya

dengan pemecahan ketuban atau dengan memberi suntikan oksitosin.

Persalinan anjuran bertujuan untuk merangsang otot rahim berkontraksi,

sehingga persalinan berlangsung serta membuktikan ketidakseimbangan antara

kepala janin dengan jalan lahir.

4. Persalinan Tindakan

Persalinan tindakan adalah persalinan yang tidak dapat berjalan normal

secara spontan atau tidak berjalan sendiri, oleh karena terdapat indikasi adanya

penyulit persalinan sehingga persalinan dilakukan dengan memberikan

tindakan menggunakan alat bantu.

(Nurhayati, 2019 : 89)

3. Tahapan Persalinan

Tahapan persalinan dibagi menjadi 4 kala :

1. Kala I atau Kala Pembukaan

Tahap ini dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks

menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala I dibagi

menjadi sebagai berikut.


a. Fase laten adalah fase pembukaan yang sangat lambat yaitu dari 0 sampai 3

cm yang membutuhkan waktu 8 jam.

b. Fase aktif

Fase aktif adalah fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi menjadi

berikut ini.

1) Fase akselerasi (fase percepatan), yaitu fase pembukaan dari pembukaan

3 cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.

2) Fase dilatasi maksimal, yaitu fase pembukaan dari pembukaan 4 cm

sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam.

3) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan), yaitu fase pembukaan dari

pembukaan 9 - 10 cm selama 2 jam.

2. Kala II

Pengeluaran tahap persalinan kala II ini dimulai dari pembukaan lengkap

sampai lahirnya bayi.

3. Kala III atau Kala Uri

Tahap persalinan kala III ini dimulai dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya

plasenta.

4. Kala IV

Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik, atas pertimbangan praktis

masih diakui adanya kala IV persalinan, meskipun masa setelah plasenta lahir

adalah masa dimulainya masa nifas, mengingat pada masa ini sering timbul

perdarahan.

(Fitriana, 2018 : 9)
4. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Bersalin
1. Perubahan fisiologis pada kala I persalinan

Beberapa perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada kala I persalinan,

antara lain :

a. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan

Selama proses persalinan, uterus akan mengalami perubahan bentuk menjadi

dua bagian yang berbeda, yaitu segmen atas dan segmen bawah. Segmen atas

memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya

bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya, segmen bawah

rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan

karena diregangkan.

b. Perubahan bentuk uterus

Saat his uterus sangat keras karena seluruh ototnya kontraksi. Proses ini akan

efektif hanya jika his bersifat dominan, yaitu kontraksi didominasi oleh otot

fundus yang menarik otot bawah rahim ke atas sehingga menyebabkan

pembukaan.

c. Perubahan pada serviks

Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi ostium uteri internum (OUI)

ditarik oleh segmen atas rahim (SAR) yang menyebabkan serviks menjadi

bagian dari serviks bawah rahim (SBR). Bentuk serviks menghilang karena

canalis servikalis membesar dan atas membentuk ostium uteri eksterna

(OUE) sebagai ujung dan bentuknya menjadi sempit.

d. Perubahan pada vagina dan dasar panggul

Dalam kala I, ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina yang sejak
kehamilan mengalami perubahan-perubahan sedemikian rupa, sehingga

dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah, segala perubahan, terutama

dasar panggul ditimbulkan oleh tekanan dari bagian terbawah janin.

e. Bloody show

Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya dalam

24 hingga 48 jam. Akan tetapi, bloody show bukan merupakan tanda

persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam

sebelumnya. Lendir bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat

trauma kecil.

f. Tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama terjadi kontraksi (sistolik naik ± 15-20

mmHg, distolik ± 5-10 mmHg). Dengan mengubah posisi tubuh dari

terlentang ke posisi miring, perubahan tekanan selama kontraksi dapat

dihindari. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan tekanan

darah.

g. Metabolisme

Selama proses persalinan, metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob

mengalami peningkatan secara stagnan. Peningkatan ini disebabkan oleh

aktivitas otot rangka. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari

peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan, curah jantung, dan cairan

yang hilang.

h. Suhu Peningkatan metabolisme tubuh menyebabkan suhu tubuh meningkat


selama persalinan, terutama selama dan setelah bayi lahir.
i. Denyut j antung (frekuensi j antung)
Detak jantung secara dramatis, naik selama kontraksi. Pada setiap kontraksi,
400 ml darah dikelurkan dari uterus dan masuk kedalam sistem vaskuler ibu.

Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10-15% pada tahap pertama

dan sekitar 30-50% pada tahap kedua persalinan.

j. Perubahan pada ginjal

Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan

karena peningkatan curah jantung selama persalinan dan kemungkinan

peningkatan laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal. Poliuria akan

mengalami gangguan karena posisi ini membuat aliran urine berkurang

selama kehamilan. Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap dua jam)

untuk mengetahui adanya distensi. Kandung kemih juga harus dikosongkan

untuk mencegah obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang penuh,

yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin dan trauma pada

kandung kemih akibat penekanan yang lama.

k. Perubahan pada saluran cerna

Motilitas dan absorbsi lambung terhadap makanan padat secara substansial

berkurang banyak selama persalinan. Apabila kondisi ini diperburuk oleh

penurunan asam lambung, maka saluran cerna akan bekerja dengan lambat

sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Pengeluaran

getah lambung mengakibatkan aktivitas pencernaan terganggu, mual dan

muntah bisa terjadi sampai ibu mencapai akhir persalinan.

l. Perubahan hematologi

Perubahan pada sistem hematologi berupa peningkatan volume darah ibu,

penurunan hemoglobin dan hematokrit, peningkatan kebutuhan besi,


perubahan pada leukosit dan sistem imunologis, serta kehilangan darah yang

terjadi selama proses kelahiran.

(Nurhayati, 2019 : 108)

2. Perubahan fisiologis pada kala II persalinan

Perubahan fisiologis pada kala II adalah sebagai berikut :

a. Serviks

Serviks akan mengalami pembukaan yang biasanya didahului oleh

pendataran serviks, yaitu pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula

berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja

dengan pinggiran tipis. Lalu akan terjadi pembesaran dari ostium eksternum

yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa millimeter

menjadi lubang yang dilalui anak pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi

bibirportio, SBR, serviks dan vagina karena sudah menjadi satu saluran.

b. Uterus

Pada persalinan kala II, rahim akan terasa sangat keras saat diraba karena

seluruh ototnya berkontraksi. Terjadi kontraksi oleh otot fundus yang

menarik otot bawah rahim keatas sehingga menyebabkan pembukaan serviks

dan dorongan janin kebawah.

c. Vagina

Selama kehamilan, vagina akan mengalami perubahan yang sedemikian rupa

sehingga dapat dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala perubahan

terutama pada dasar panggul diregang menjadi saluran dinding yang tipis

oleh bagian depan anak.


d. Organ panggul

Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan

pasien ingin meneran, serta diikuti perineum yang menonjol dan menjadi

lebar dengan anus terbuka. Labia mulai membuka dan kepala janin tampak

pada vulva.

e. Ekspulsi Janin

Dengan kemampuan yang maksimal, kepala bayi, dahi, muka, serta dagu

akan melewati perineum. Setelah istirahat, ibu akan berusaha mengeluarkan

anggota tubuh bayi. Pada primigravida kala II yang berlangsung kira-kira

satu setengah jam.

f. Metabolisme

Upaya meneran yang dilakukan pasien untuk menambah aktivitas otot akan

meningkatkan upaya meneran.

g. Denyut Nadi

Frekuensi denyut nadi setiap pasien bervariasi. Secara keseluruhan frekuensi

denyut nadi akan meningkat selama kala II hingga mencapai puncak

menjelang kelahiran.

(Nurhayati, 2019 : 114)


3. Perubahan fisiologis pada kala III persalinan

Beberapa perubahan yang terjadi pada saat proses persalinan kala III yaitu :

a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri

Setelah bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk

bulat penuh, dan tinggi fundus biasanya terletak dibawah pusat. Setelah
uterus berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah, uterus membentuk

segitiga.

b. Tali pusat memanjang

Pada persalinan kala III, tali pusat akan terlihat menjulur keluar melalui

vulva.

c. Semburan darah secara singkat dan mendadak

Ketika kumpulan darah dalam ruang diantara dinding uterus dan permukaan

dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya, maka darah akan tersembur

keluar dari tepi plasenta yang terlepas.

(Nurhayati, 2019 : 117)

4. Perubahan fisiologis pada kala IV persalinan

Perubahan - perubahan fisiologis kala IV, yaitu :

a. Tanda vital

Dalam 2 jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi dan pernafasan

akan berangsung kembali normal.

b. Gemetar
Kadang dijumpai pasien pasca persalinan mengalami gemetar, hal ini normal

sepanjang suhu kurang dari 38 oC dan tidak dijumpai tanda-tanda infeksi lain.

c. Sistem Gastroisntestinal

Selama dua jam pasca persalinan kadang dijumpai pasien merasa mual sampai

muntah, atasi hal ini dengan posisi tubuh yang memungkinkan dapat mencegah

terjadinya aspirasi corpus aleanum kesaluran pernafasan dengan setengah duduk

atau duduk ditempat tidur. Perasaan haus pasti dirasakan pasien, oleh karena itu

memberikan minum sangat penting diberikan untuk mencegah dehidrasi.

d. Sistem renal

Selama 2-4 jam pasca persalinan sering dijumpai kandung kemih dalam keadaan

penuh dan mengalami pembesaran. Hal ini disebabkan oleh tekanan pada kandung

kemih dan uretra selama persalinan. Kondisi ini dapat diringankan dengan selalu

mengusahakan kandung kemih kosong selama persalinan.

e. Sistem kardiovaskuler

Selama kehamilan, volume darah digunakan untuk menampung aliran darah yang

meningkat. Penarikan kembali estrogen menyebabkan diuresis yang terjadi secara

cepat sehingga mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran

ini terjadi 2-4 jam pertama setelah kelahiran. Pada persalinan pervaginam

kehilangan darah sekitar 200-500 ml, pada persalinan section secarea pengeluaran

dua kali lipat.

f. Serviks

Perubahan-perubahan pada serviks terjadi setelah bayi lahir, serviks berwarna merah

kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah, konsistensi lunak, kadang-kadang

terdapat laserasi atau perlukaan kecil. Karena robekan kecil terjadi selama

berdilatasi, maka serviks tidak akan pernah kembali lagi seperti keadaan sebelum

hamil.
g. Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang

oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada hari kelima pasca melahirkan, perineum

sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya sekalipun tetap lebih kendur

dibandingkan keadaan sebelum hamil.

h. Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama

proses melahirkan, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut kedua

organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah tiga minggu vulva dan vagina kembali

pada keadaan semula.

(Nurhayati, 2019 : 120)

5. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin

1. Perubahan psikologis pada kala I persalinan

a. Rasa cemas bercampur bahagia

Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan trimester pertama

ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus disertai rasa bahagia. Munculnya rasa

ragu dan khawatir sangat berkaitan pada kualitas kemampuan mengasuh bayinya,

sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa sudah sempurna sebagai wanita yang

dapat hamil.

b. Perubahan emosional

Perubahan emosi pada trimester pertama menyebabkan adanya penurunan kemauan

berhubungan seksual, rasa letih dan mual, perubahan suasana hati, cemas, depresi,

kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran pada bentuk

penampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.

c. Ketidakyakinan atau ketidakpastian

Awal minggu kehamilan, ibu sering merasa tidak yakin pada kehamilannya. Dan hal
ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah emosi dan kepribadian. Meskipun

demikian pada kebanyakan ibu hamil terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa

dirinya sedang hamil dan harus membutuhkan perhatian dan perawatan khusus buat

bayinya.

d. Fokus pada diri sendiri

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih berfokus kepada

kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Meskipun demikian bukan berarti ibu

kurang memperhatikan kondisi bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin yang

dikandungnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

e. Stres Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester pertama bisa
berdapak negatif dan positif, dimana kedua stres ini dapat mempengaruhi perilaku
ibu.
f. Goncangan psikologis

Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester pertama

dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.

(Nurhayati, 2019 : 112)

2. Perubahan psikologis pada kala II persalinan

Selama fase trimester kedua, kehidupan psikologi ibu hamil tampak lebih tenang,

perhatian ibu mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, kehidupan seks, keluarga dan

hubungan batinlah dengan bayi yang dikandungnya, serta peningkatan kebutuhan untuk

dekat dengan figur ibu, melihat dan meniru peran ibu serta meningkatnya

ketergantungan ibu pada pasangan (Nurhayati, 2019 : 116).

3. Perubahan psikologis pada kala III persalinan

Pada bulan terakhir menjelang persalinan, perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah

dan terkadang menjadi tak terkontrol. Perubahan emosi ini bermuara dari adanya

perasaan khawatir, cemas, takut dan ragu jangan-jangan kondisi kehamilannya saat ini
lebih buruk lagi saat menjelang persalinan atau kekhawatiran dan kecemasan akibat

ketidakmampuannya dalam menjalankan tugas sebagai ibu pasca kelahiran bayinya.

Setelah proses kelahiran, perubahan psikologis yang didapat yaitu :

a. Ibu ingin melihat, menyentuh dan memeluk bayinya

b. Merasa gembira, lega dan bangga akan dirinya

c. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya akan dijahit

d. Menaruh perhatian terhadap plasenta

(Nurhayati, 2019 : 118)

4. Perubahan psikologis pada kala IV persalinan

Perubahan psikologis ibu yang terjadi pada kala IV, antara lain :

a. Perasaan lelah, karena segenap energi psikis dan kemampuan jasmaninya

dikonsentrasikan pada aktivitas melahirkan.

b. Dirasakan emosi-emosi kebahagiaan dan kenikmatan karena terlepas dari ketakutan,

kecemasan, dan kesakitan.

c. Rasa ingin tahu yang kuat akan bayinya.

d. Timbul reaksi-reaksi afeksional yang pertama terhadap bayinya, rasa bangga sebagai

wanita, istri dan ibu. Timbul perasaan terharu, sayang, dan syukur pada Maha Kuasa.

(Nurhayati, 2019 : 123)

6. Rencana Asuhan Pada Ibu Bersalin

1. Rencana Asuhan Kala I

a. Penuhi kebutuhan nutrisi ibu

Dengan pemenuhan nutrisi yang cukup dapat menambah tenaga ibu pada proses

persalinan dan mencegah dehidrasi.

b. Pantau kondisi ibu

Dengan memantau kondisi ibu dapat mengenalisa bila terjadi indikasi.


c. Pantau denyut jantung janin

Mengetahui bagaimana kondisi janin, dan dapat menemukan tempat di mana detak

janin terdengar paling keras dapat membantu untuk mengetahui bayi berada di

bawah, sungsang, atau melintang.

d. Pantau kemajuan persalinan dengan partograf

Dengan selalu mengobservasi pasien menggunakan partograf dapat dipantau

kemajuan persalinan dan segera menentukan keputusan bila terjadi masalah.

e. Berikan dukungan pada ibu

Membantu ibu untuk tetap semangat selama proses persalinan.

f. menciptakan rasa aman dan nyaman pada ibu

Dengan menciptakan kenyamanan pada ibu selama proses persalinan sangat

membantu ibu tetap rileks dan nyaman.

2. Rencana Asuhan Kala II

a. Pantau kontraksi atau his ibu

His atau kontraksi selama kala II persalinan harus selalu dipantau karena selain

dorongan meneran pasien, kontraksi uterus merupakan kunci dari proses persalinan.

b. Pantau tanda-tanda kala II

Mengidentifikasi tanda pada kala II dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan

asuhan persalinan kala II yang tepat.

c. Atur posisi ibu untuk miring ke kiri

Dengan posisi miring ke kiri dapat menghindari penekanan pada aorta dan

mempercepat pembukaan serviks.

d. Penuhi kebutuhan hidrasi selama proses persalinan

Menambah tenaga bagi ibu selama proses persalinan sehingga kekuatan meneran

dapat bertambah.

e. Berikan dukungan mental dan spiritual


Memenuhi kebutuhan dukungan semangat dan rasa aman pada ibu selama proses

persalinan.

f. Lakukan pertolongan persalinan

1) Pada saat ada his anjurkan ibu untuk meneran.

2) Saat kepala terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm pasang handuk bersih

diperut ibu untuk mengerinkan bayi.

3) Buka set partus.

4) Mulai memakai sarung tangan pada kedua tangan.

5) Saat kepala turun, tangan kanan menahan perineum dengan arah tahanan ke dalam

dan ke bawah sedangkan tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak terjadi

defleksi.

6) Setelah bayi lahir bersihkan hidung dan mulut bayi menggunakan kasa steril lalu

periksa leher bayi periksa lilitan.

7) Tempatkan kedua tangan pada bitemporalis untuk melahirkan bahu dengan cara

tarik kepala ke arah bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarik atas untuk

bahu belakang.

8) Pindahkan tangan dominan ke bawah badan bayi untuk menyangga

kepala, leher dan badan bayi sedangkan tangan yang lain berada di perineum

untuk menjepit kaki bayi.

9) Lakukan penilaian sekilas pada bayi, kemudian letakan bayi di atas perut ibu

dengan kepala lebih rendah dan keringkan badan bayi.

3. Rencana Asuhan Kala III

a. Berikan suntikan oksitosin 10 unit di 1/3 atas paha ibu secara IM segera setelah bayi

lahir. Mempercepat kontraksi dan terlepasnya plasenta sehingga dapat mengurangi

perdarahan yang keluar.

b. Lakukan pemotongan tali pusat


c. Penegangan tali pusat terkendali

Melahirkan plasenta secara aman segera setelah pelepasan plasenta

d. Lahirkan plasenta

e. Masase uterus

Merangsang dan meningkatkan kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan.

4. Rencana Asuhan Kala IV

a. Evaluasi kontraksi uterus

Mencegah perdarahan dan mengembalikan uterus ke bentuk normalnya.

b. Lakukan pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum

Mengetahui laserasi atau robekan jalan lahir yang dapat diketahui dari perdarahan

pasca postpartum, plasenta yang lahir lengkap, dan kontraksi uterus.

c. Observasi TTV

Mengetahui secara dini adanya indikasi.

d. Pertahankan kandung kemih selalu kosong


Menghambat terjadinya perdarahan lanjut yang berakibat fatal untuk ibu.

e. Evaluasi jumlah darah yang hilang

Mengetahui jumlah perdarahan ibu dan mengetahui secara dini adanya indikasi.

(Diana, 2017 : 70)

7. Pelaksanaan

1. Pelaksanaan Asuhan Kala I

a. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu yang cukup agar dapat

menambah tenaga ibu pada saat proses persalinan dan mencegah dehidrasi.

b. Memantau kondisi ibu.

c. Memantau denyut jantung janin selama 60 detik. Gangguan kondisi kesehatan janin

dicerminkan dari DJJ yang kurang dari 120 atau lebih 160 kali per menit. Kegawat
janin ditunjukkan dari DJJ yang kurang dari 100 atau lebih 180 kali per menit.

d. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf.

e. Memberikan dukungan semangat pada ibu selama proses persalinan.

f. Menciptakan rasa aman dan nyaman pada ibu selama proses persalinan sangat

membantu ibu tetap rileks dan nyaman.

2. Pelaksanaan Asuhan Kala II

a. Menjaga kebersihan ibu agar ibu tetap nyaman selama proses persalinan.

b. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin dan menganjurkan ibu untuk miring kiri

agar mempercepat kemajuan persalinan.

c. Memenuhi kebutuhan hidrasi selama proses persalinan. Disela-sela kontraksi, ibu

dianjurkan untuk minum sehingga kekuatan meneran dapat bertambah.

d. Memberikan dukungan mental dan spiritual. Dengan meyakinkan pasien selama

proses persalinan akan berjalan dengan baik dan lancar.

e. Melakukan pertolongan persalinan

3. Pelaksanaan Asuhan Kala III

a. Memberikan suntikan oksitosin 1 menit pertama setelah bayi lahir dengan dosis 10

unit secara IM, pemberian suntikan oksitosin dilakukan dalam 1 menit pertama

setelah bayi lahir. Suntikan oksitosin dengan dosis 10 unit diberikan secara

intramskuler (IM) pada 1/3 bagian atas paha bagian luar.

b. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat.

c. Melakukan penegangan tali pusat terkendali.

d. Melahirkan plasenta.

e. Masase uterus segera setelah plasenta lahir, lakukan masase fundus uteri dengan

tangan kiri sedangkan tangan kanan memastikan bahwa kotiledon dan selaput

plasenta dalam keadaan lengkap. Evaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasca

persalinan

4. Pelaksanaan Asuhan Kala IV

a. Mengevaluasi kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan.

b. Melakukan pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum.

c. Mengobservasi TTV segera setelah plasenta lahir dan dilanjutkan setiap 15 menit

sampai tanda-tanda vital stabil.

d. Mengobservasi kandung kemih harus dipertahankan dalam keadaan kosong.

Kandung kemih yang penuh dapat menghalangi kontraksi maksimal sehingga

perdarahan dapat terjadi.

e. Mengevaluasi jumlah darah yang hilang. Dengan menggunakan botol 500 ml yang

digunakan untuk menampung darah.

1) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah dan nadi

Tekanan darah yang normal adalah <140/90 mmHg

sebagian wanita mempunyai tekana darah <90/60 mmHg. Jika denyut nadinya

normal, tekanan darah yang rendah seperti ini tidak menjadi masalah. Akan

tetapi jika tekanan darah <90/60 mmHg dan nadinya adalah >100 denyut/menit

diindikasikan adanya masalah. Tekanan darah, nadi, ukuran, tonus uterus,

kandung kemih, dan perdarahan semuanya harus dievaluasi setiap 15 menit

untuk 1 jam pertama PP dan kemudian jika semunya normal setiap 30 menit

pada jam ke 2.

b) Suhu

Suhu tubuh yang normal adalah <380c jika suhunya >380c bidan melakukan

identifikasi masalah. Suhu yang tinggi mungkin disebbkan dehidrasi karena

persalina yang lama atau tidak cukup minum.


2) Kontraksi uterus

Perlu diperhatikan bahwa kontraksi uterus diperlukan untuk mencegah terjadinya


perdarahan dan pengembalian uterus kebentuk normal. Kontraksi uterus yang
tidak kuat dan terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya atonia uteri yang
dapat menggangu keselamatan ibu. Uterus akan lembek jika tidak berkontraksi
dengan baik.
3) Lochea

Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran lochea nampak merah karena

adanya eritrosit. Setelah 3-4 hari, lokhea menjadi lebih pucat dan di hari ke 10

lochea tampak putih atau putih kekuningan. Lochea yang berbau busuk diduga

adanya suatu endometriosis.

4) Kandung kemih

Setelah plasenta keluar kandung kencing harus diusahakan kosong agar uterus

dapat berkontraksi dengan kuat yang berguna untuk menghambatn terjadinya

perdarahan lanjut.

f. Melakukan penjahitan luka perineum

Anastesi yang diperlukan adalah anastesi lokal dengan lodikain 1% tanpa

epinefrin sebanyak 10 ml. Luka episiotomy memelukan 2 tempat dianastesi.

Hindarkan jangan sampai larutan lidokain masuk ke dalam pembuluh darah

karena dapat menyebakan gangguan denyut jantung.

g. Memantau jumlah perdarahan

Sulit sekali memperkirakan jumlah darah yang hilang secara akurat karena darah

sering kali bercampur cairan ketuban dan urin dan mungkin terserap di handuk

kain atau sarung, salah satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan

botol berukuran 500 ml yang dapat terisi darah tersebut memeriksa keadaan ibu

secara terus-menerus selama kala IV jauh lebih penting dengan memonitor

kehilangan darahnya melalui tanda-tanda vital dan melihat lokea saat memasage
dan mengevaluasi kontraksi uterus.

h. Memenuhi kebutuhan kala IV

1) Nutrisi dan kenyaman pasien.

2) Pemberian informasi sejelas-jelasnya mengenai apa yang terjadi dengan

tubuhnya saat ini dan apa yang harus ia lakukan berkaitan dengan kondisinya.

3) Kehadiran bidan sebagia pendamping.

4) Posisi tubuh yang nyaman.

5) Tempat dan alas tidur yang kering dan bersih.

(Diana, 2017 : 74)


ASUHAN KEBIDANAN
Ny “D” G2 P1A0 UK 38 Minggu Inpartu Kala I Fase Laten dengan KPD Janin Tunggal
Hidup Intra Uteri Di Puskesmas Loceret tahun 2022

Tanggal pengkajian :11-11-2022 Pukul : 08.00 WIB


No register :04/XI/2022

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama klien : Ny. D. Nama Suami: Tn A
Umur : 30 Tahun Umur : 33 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Penghasilan : -- Penghasilan : Rp. 3.000.000/ Bln
Alamat : Desa Kwagean - Alamat : Desa Kwagean-
Loceret Loceret

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perut mulas sejak tadi malam, keluar cairan ketuban jam 20.00
WIB warna jernih

3. Riwayat Kesehatan.
a. Penyakit yang lalu.
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular (TBC,
HIV/AIDS, Hepatitis) menurun (DM, Ashma) menahun (Hipertensi)
b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti ( TBC,HIV/
AIDS, Hepatitis), menurun (DM, Ashma), menahun (Hipertensi)
c. Penyakit keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarga tidak mempunyai riwayat tidak sedang
menderita penyakit menular seperti (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS), penyakit
menurun ( DM ,Asma), Penyakit menahun (Hipertensi)

4. Riwayat Obstetri.
a. Riwayat menstruasi.
Amernorhoe : 9 bulan ini
Menarche : Usia 11 Tahun
Lama : 7 - 8 Hari
Banyak : +3 – 4 kali / hari ganti pembalut
Siklus : 28 hari
Teratur/Tidak : Teratur
Dismenorhoe : Tidak pernah
Fluor albus : Tidak pernah
HPHT : 27 – 02– 2022
TP/HPL : 24 – 11 – 2022
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu.
Tgl/Bln/Th Usia Tempat Jenis Penyulit Anak
No. Penolong Nifas Usia Anak
Persalinan Kehamilan Persalinan Persalinan Kehamilan JK BB PB
1 02-02-2017 9 Bln Bidan Spt B Bidan Tidak Ada ♀ 3200 50 HPP - 5 Th
(BPM)
2 Hamil ini

c. Riwayat Kehamilan sekarang.


Ibu mengatakan ini kehamilan ke II dengan usia kehamilan 9 bulan.
ANC TM I : 2 Kali
Keluhan mual
Hasil pemeriksaan k/u : Baik, T : 100/60, Plano Tes +
Terapi : Asam folat, FE, Kalk
ANC TM II : .3 Kali
Tidak ada keluhan
Hasil pemeriksaan k/u : Baik, T : 110/70, TFU : Sesuai Uk DJJ
+ Normal (120 – 160 x/menit)
Terapi Asam Folat, FE,Kalk
ANC TM III : 5Kali
Keluhan TAA
Hasil pemeriksaan Rcu: Baik, T : 110/70, Tfu : Sesuai uk Djj +
Normal(120 – 160 x/menit)
Terapi Asam Folat, FE,Kalk
Gerak anak sejak 5 bulan
Gerak 24 Jam terakhir lebih dari 10 x gerak
Mulai persalinan : Tgl 11-11-2022 Jam 04.00 WIB
5. Riwayat KB
Menjadi peserta KB :
1) Tahun 2017 s/d 2020 Jenis Kontrasepsi Suntik 3 bulan keluhan Tidak bisa
Mens berhenti ingin hamil

6. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama : 6 Tahun
Usia Pertama Menikah : 24 Tahun

7. Riwayat Psikososial.
Ibu, suami dan keluarga menginginkan dan bahagia dengan kehamilan ini dan ibu
mengatakan siap dalam proses persalinan

8. Riwayat Budaya
Ibu mengatakan slamatan 7 bulanan dan nanti juga akan mengadakan slamatan
sepasaran jika bayi sudah lahir

9. Perilaku Kesehatan.
Jamu : Ibu mengatakan tidak minum jamu
Merokok : Ibu mengatakan tidak merokok
Minum minuman keras : Ibu mengatakan tidak minum minuman keras.

10. Pola Kebiasaan sehari – hari.


No. Pola Kebiasaan SelamaInpartu
1. Nutrisi Makan : selama inpartu ibu tidak mau makan
Minum : sedikit saat his trelaksasi ( air putih dan teh manis)
2. Eliminasi BAB Tidak BAB
BAK 1 x 100 cc
3. Istirahat Istirahat saat HIS Terelaksasi
4. Personal Higiene Ibu mengatakan sudah mandi tadi pagi
5. Aktivitas Tidur miring kiri ( posisi nyaman ibu)

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Keadaan Emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 370 C

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi :
Rambut : Warna hitam merata, tidak rontok, tidak ketombe kulit kepala
sehat
Wajah : Tidak ada edema, tidak pucat
Mata : conjungtiva merah muda, seklera putih, penglihatan baik
Hidung : tidak ada pengeluaran, Tidak ada cuping hidung
Telinga : tidak ada pengeluaran, bentuk normal, simetris
Mulut : gigi bersih, tidak ada caries, gusi tidak mudah berdarah
Leher : bentuk normal, tidak ada pembesaran kelenjar lymfe, vena
jugularis dan kelenjar thyroid
Dada : Payudara membesar, putting susu menonjol, hiperpigmentasi
pada areola, pengeluaran colostrum +/+
Abdomen : pembesaran rahim sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas
operasi ada linea nigra dan strie alba
Genitalia : normal, tidak ada edema, varices, terdapat pengeluaran cairan
ketuban
Anus : normal, tidak ada hemoroid
Ekstremitas
Atas : kuku bersih, normal, simetris, tidak ada edema
Bawah : normal, simetris, tidak ada edema, tidak ada varices
b. Palpasi :
Leopol I : Teraba bulat lunak (bokong),3 jari bawah px
Leopol II : teraba membujur dari atas kebawah pada perut ibu sebelah
kanan (Pu-KA)
Leopolt III : teraba bulat melenting (kepala) tidak dapat digoyang
Leopolt IV : kepala sudah masuk PAP 3 / 5

Variasi :-
MC Donnald : TFU 31 cm
TBJ : (31 - 11 ) x 155
His : 3 /10’ / 40”

c. Auskultasi
Punctum maximum : Punggung Kanan / Perut ibu sebelah kanan bawah
DJJ : 140 x / menit, regular / irregular

d. Perkusi
Reflek patella : + / +
e. Pemeriksaan Dalam
Oleh Bidan Ira : Jam 22.00 WIB
v/v : Tidak ada benjolan
 : 2 cm
Eff : 50 %
Ketuban : Negatif Jernih
Presentasi : belakang kepala
Hodge : II
Demiator : UUK
Bagian kecil Janin : Tidak teraba
Cairan pada sarung tangan : Cairan ketuban dan lendir darah

II. INTERPRETASI DATA DASAR


A. Diagnosa : G2 P10 Uk 38 Minggu Inpartu Kala I Fae Laten dengan KPD. Janin
Tunggal Hidup Intra Uteri
DS : Ibu mengatakan perutnya mulas sejak tadi malam, keluar cairan ketuban
jam 08.00, warna jernih
DO : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 370 C
Leopol I : Teraba bulat lunak (bokong),3 jari bawah px
Leopol II : teraba membujur dari atas kebawah pada perut ibu sebelah
kanan (Pu-KA)
Leopolt III : teraba bulat melenting (kepala) tidak dapat digoyang
Leopolt IV : kepala sudah masuk PAP 3 / 5
Pemerksaan dalam oleh bidan Ira jam 22.00 WIB
VT 2 cm EFF : 50% let kep H II ket negatif jernih,
DJJ + 140 x/menit ,His : 3 /10’ / 40”

B. Masalah : Tidak Ada


DS :-
DO :-

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Dx Pontensial : Infeksi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Bedrest total

V. INTERVENSI
Dx G2 P1A0 Uk 38Minggu Inpartu Kala I Fase Laten dengan KPD. Janin Tunggal Hidup
Intra Uteri
Tujuan : Persalinan berjalan dengan lancar dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria Hasil :
Tidak terjadi infeksi
Kala I : Pembukaan lancar dan sesuai waktu
Kala II : berlangsung < 2 jam, bayi lahir normal dan selamat
Kala III : berlangsung , 30 menit, plasenta lahir spontan, lengkap
Kala IV : Tidak terjadi HPP

Intervensi :
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
R : Ibu mengerti dengan kondisi saat ini bahwa ketuban sudah pecah dan bayi
harus segera lahir
2. Pantau TTV dan CHPB
R :Kondisi ibu dan janin terpantau dalam kondisi baik dan aman
3. Anjurkan ibu untuk tidur miring dan tidak turun dari tempat tidur
R :Tidak terjadi prolaps tali pusat

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 10-11-2022 jam : 22.00
Dx :G2 P1A0 UK 38 Minggu Inpartu Kala I Fase Laten dengan KPD. Janin Tunggal
Hidup Intra Uteri
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Memantau TTV dan CHPB
3. Menganjurkan ibu untuk tidur miring dan tidak turun dari tempat tidur

VII. EVALUASI
Tanggal : 11-11-2022 jam 04.00
Dx :G2 P1A0 UK 38 Minggu Inpartu Kala I Fase Laten dengan KPD. Janin Tunggal
Hidup Intra Uteri
S : Ibu mengatakan ingin BAB
O : K/u : Baik, Td : 110/70, S : 37 C, N : 90 x/menit, Vt  10 cm, Eff 100 %, Kep H III
(+) Ket negatif Jernih DJJ (+) 144 x/menit
A : G2 P1A0 UK 38 Minggu Inpartu Kala II dengan KPD. Janin Tunggal Hidup Intra
Uteri
P : 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu akan segera melahirkan
2. Melakukan pertolongan persalinan sesuai 60 langkah APN.

 Menyiapkan perlengkapan untuk ibu dan bayi,PI,


Resusitasi ,pertolongan persalinan

a) Alat Perlindingan Diri (APD) :Penutup kelapa, masker,


kacamata, celemek, sepatu tertutup (sepatu boot)
b) Partus Set :Handscoon steril, 2 buah klem kocher, ½ kocher,
1 buah gunting episiotomy, 1 buah gunting tali pusat, 1
buah kateter nelaton, Kassa steril, pengisap lender, penjepit
tali pusat.
c) On steril : 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih
ibu dan bayi meliputi baju, pembalut, sarung, celana dalam,
pakaian bayi, popok, topi/tutup kepala, sarung tangan/kaki,
kain selimut untuk membedong.
d) Heactingset : 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pin setantomi,
nalpuder, 2 buah jarum (1 jarum circle dan 1 jarum V1
circle), gunting benang, benang cromic, 1 pasang sarung
tangan steril.
e) Obat-obatan esensial :Lidocain 1 ampul, oksytosin 10 IU 1
ampul, cairan RL, Infus set 5.1, spoit 3 cc dan spoit 1 cc,
meteregin 1 ampul
f)Peralatan lain :Larutan Clorin 0,5 o /o, air DTT, kantong plastic,

tempat sampah kering dan basah, safety box, bengkok, was lap,

dan tempat plasenta. Menyiapkan tempat, penerangan dan

lingkungan untuk kelahiran bayi, dengan memastikan ruangan

 Bayi lahir normal spontan, segera menangis, jam 14.15 JK Perempuan

VIII. CATATAN PERKEMBANGAN


KALA III
Tanggal : 11-11-2022 jam : 04.15
S : ibu lega dengan kelahiran anak keduanya, ibu merasakan perut mulas
O : Abdomen : TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik
Genetalia : Terdapat pengeluaran darah, tali pusat menjulur
A : P2A0 kala III
P:
1. Menyuntikkan oksitosin 20 IU ke 1/3 paha kanan ibu secara IM
2. Meminta ibu untuk tidak meneran selama proses pengeluaran plasenta. Ibu paham dan
bersedia
3. Meminta ibu untuk tetap rileks sambil mengatur nafas. Ibu paham dan bersedia
4. Mengamati adanya tanda pelepasan plasenta berupa terjadi semburan darah tiba – tiba
dan tali pusat memanjang
5. Lakukan masase selama 15 detik. Kontraksi uterus baik
6. Mengecek adanya laserasi pada perineum. Tidak ada laerasi pada perineum

KALA IV
Tanggal : 11-11-2022 jam 04.30 WIB
S : ibu lega dengan kelahiran anak keduanya, ibu merasakan perut mules
O : Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
Genetalia : pegeluaran darah normal
A : P2A0 kala IV
P:
1. Membersihkan tubuh ibu dari darah dan kotoran yang lainnya dengan air DTT. Ibu
merasa sudah bersih dan nyaman
2. Memakaikan pembalut dan pakaian kepada ibu. Ibu sudah merasa lebih nyaman
3. Menganjurkan ibu makan dan minum untuk menambah tenaga ibu dan meminta ibu
untuk tidak tarak pada makanan apapun kecuali jika alergi. Ibu makan nasi, ayam
goreng, sayur dan minum air teh hangat manis
4. Menganjurkan ibu untuk belajar miring kanan dan kiri jika ibu tidak pusing kemudian
belajar untuk duduk. Ibu bisa melakukannya
5. Membantu ibu untuk BAK apabila ada rasa ingin BAK
6. Melakukan observasi 2 jam postpartum 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada
jam kedua
7. Melengkapi partograf

2 Jam PP
Tanggal : 11-11-2022 jam 06.15 WIB
S : Pasien lega bayinya telah lahir
O : K/u : Baik
Td : 100/70 mmHG
N : 90 x/menit
S : 37 C
RR : 22 x/menit
TFU : 2 jari bawah pusat, kontraksi baik
A : P2 A0 2 jam post partum
P : 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam kondisi baik
2. Mengajari ibu cara cebok yang benar dan jaga kebersihan
3. Memberikan KIE tentang ASI Eksklusif
4. Memberi motivasi pada ibu tentang KB

Lampiran :
1. Lembar Penapisan
2. Lembar observasi (bila persalinan dimulai dengan kala I fase laten)
3. lembar pertograf

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Dessy Lutfiasari,SST,Bd, M.Keb Lila Asmawati,SST.Keb


NIDN. NIP. 19740426 200604 2 015
PENAPISAN IBU BERSALIN

APABILA DIDAPATI SALAH SATU ATAU LEBIH PENYULIT SEPETRTI BERIKUT


DIBAWAH INI PASIEN HARUS DIRUJUK :
N PENYULIT YA TIDAK
O
1 Riwayat Bedah Sesar 
2 Perdarahan Pervaginam 
3 Persalinan kurang bulan (Usia kehamilan kurang dari 37 minggu) 
4 Ketuban pecah dengan mekanum yang kental 
5 Ketuban pecah lama ( lebih 24 Jam) 
6
Ketuban pecah pasca persalinan kurang bulan (kurang dari 37 
Minggu usia kehamilan)
7 Kterus 
8 Anemia berat 
9 Tanda gejala infeksi 
10 Preklamsi / Hipertensi dalam kehamilan 
11 Tinggi fundus 40 Cm atau lebih 
12 Rawat jalan 
13 Primoara dalam fase aktif dengan palpasi kepala janin masih 5,5 
14 Presentasi bukan belakang kepala 
15 Presentasi majemuk 
16 Kehamilan gemeli 
17 Tali pusat menumbung 
18 Syok 

Anda mungkin juga menyukai