Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN NORMAL

DI RUANG VK

RS AISYIYAH KUDUS

Di susun oleh :

RISKI ARJUNA HIDAYAWAN

212019010009

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2020/2021


A. PENGERTIAN

Persalinan adalah proses membuka dan menipis nya serviks dan janin turun ke jalan jalan
lahir persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin. (Hidayat dan sujiyanti, 2017 )

Persalinan normal adalah serangkaian proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dalam dunia luar (Kuswanti dan Melina, 2017)

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan ori yang telah
cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik kepada ibu maupun pada
janin (Yulizawati, 2019)

B. ETIOLOGI

Beberapa teori timbulnya persalinan menurut Yuli Aspiani (2017), yaitu :

1) Teori Penurunan Hormon

Satu sampai dua minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.

2) Teori Plasenta menjadi Tua

Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan
pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

3) Teori Distensi Rahim

Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga
mengganggu sirkulase user 0 – plasenter.

4) Teori Iritasi Mekanik

Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus franskenhouser). Bila ganglion ini
digeser dan tekanan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
C. TANDA & GEJALA

Tanda dan Gejala dimulainya Proses Persalinan

Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), terdapat 2 macam tanda dan gejala dimulainya persalinan,
yaitu :

1) Tanda-tanda palsu

His dengan interval tidak teratur, frekuensi semakin lama tidak mengalami peningkatan, rasa
nyeri saat kontraksi hanya bagian depan, tidak keluar lendir dan darah, tidak ada perubahan
serviks uteri, dan bagian presentasi janin tidak mengalami penurunan.

2) Tanda-tanda pasti

His dengan interval teratur, frekuensi semakin lama semakin meningkat baik durasi maupun
intensitasnya, rasa nyeri menjalar mulai dari bagian belakang ke bagian depan, keluar lendir dn
darah, serviks uteri mengalami perubahan dari melunak, menipis, dan berdilatasi, dan bagian
presentasi janin mengalami penurunan.

D. FISIOLOGI

Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas lakmus pemeriksaan pH


dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air ketuban keluar dari kanatis serviks. Ibu
akan merasa lelah suhu naik dan tampak gejala infeksi intra uterin lebih dahulu sebelum gejala
pada ibu dirasakan jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.

Persalinan dibagi menjadi 4 kala yaitu

1. Kala 1 atau kala pembukaan

Tahap ini dimulai dari his persalinan pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap 10
cm. Proses ini terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten 8 jam pembukaan lambat yaitu 0 sampai
3 cm fase aktif yaitu fase pembukaan yang lebih cepat

2. Kala II
Pengeluaran tahap persalinan kala 2 ini dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi

3. Kala III atau kala uri

Tahap persalinan kala 3 ini dimulai dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta

4. Kala IV

Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir.

(Yuni Fitriana, 2018)


E. PATHWAY

Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda inpartu

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Kontraksi uterus Partus Pelepasan plasenta Post partum

Nyeri Kerja jantung Resiko pendarahan Resiko perdarahan

Keletihan Defisien volume cairan Nyeri akut


F. KEBUTUHAN DASAR MANUSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN

Menurut Ari Kurniarium, 2016 kebutuhan fisiologis ibu bersalin adalah sebagai berikut:

A. KEBUTUHAN OKSIGEN

Pemenuhan kebutuhan oksigen selama proses persalinan perlu diperhatikan oleh bidan, terutama
pada kala I dan kala II, dimana oksigen yang ibu hirup sangat penting artinya untuk oksigenasi
janin melalui plasenta. Suplai oksigen yang tidak adekuat, dapat menghambat kemajuan
persalinan dan dapat mengganggu kesejahteraan janin. Oksigen yang adekuat dapat diupayakan
dengan pengaturan sirkulasi udara yang baik selama persalinan. Ventilasi udara perlu
diperhatikan, apabila ruangan tertutup karena menggunakan AC, maka pastikan bahwa dalam
ruangan tersebut tidak terdapat banyak orang. Hindari menggunakan pakaian yang ketat,
sebaiknya penopang payudara/BH dapat dilepas/dikurangi kekencangannya. Indikasi pemenuhan
kebutuhan oksigen adekuat adalah Denyut Jantung Janin (DJJ) baik dan stabil.

B. KEBUTUHAN CAIRAN DAN NUTRISI

Kebutuhan cairan dan nutrisi (makan dan minum) merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi
dengan baik oleh ibu selama proses persalinan. Pastikan bahwa pada setiap tahapan persalinan
(kala I, II, III, maupun IV), ibu mendapatkan asupan makan dan minum yang cukup. Asupan
makanan yang cukup (makanan utama maupun makanan ringan), merupakan sumber dari
glukosa darah, yang merupakan sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.

C. KEBUTUHAN ELIMINASI

Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu difasilitasi oleh bidan, untuk membantu
kemajuan persalinan dan meningkatkan kenyamanan pasien. Anjurkan ibu untuk berkemih
secara spontan sesering mungkin atau minimal setiap 2 jam sekali selama persalinan. Kandung
kemih yang penuh, dapat mengakibatkan:

1. Menghambat proses penurunan bagian terendah janin ke dalam rongga panggul,

terutama apabila berada di atas spina isciadika

2. Menurunkan efisiensi kontraksi uterus/his

3. Mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali ibu karena bersama dengan
munculnya kontraksi uterus

4. Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II

5. Memperlambat kelahiran plasenta

6. Mencetuskan perdarahan pasca persalinan, karena kandung kemih yang penuh

menghambat kontraksi uterus.

Apabila masih memungkinkan, anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, namun apabila
sudah tidak memungkinkan, bidan dapat membantu ibu untuk berkemih dengan wadah
penampung urin. Bidan tidak dianjurkan untuk melakukan kateterisasi kandung kemih secara
rutin sebelum ataupun setelah kelahiran bayi dan placenta. Kateterisasi kandung kemih hanya
dilakukan apabila terjadi retensi urin, dan ibu tidak mampu untuk berkemih secara mandiri.
Kateterisasi akan meningkatkan resiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada saluran kemih
ibu.

D. KEBUTUHAN HYGIENE (KEBERSIHAN PERSONAL)

Kebutuhan hygiene (kebersihan) ibu bersalin perlu diperhatikan bidan dalam memberikan asuhan
pada ibu bersalin, karena personal hygiene yang baik dapat membuat ibu merasa aman dan relax,
mengurangi kelelahan, mencegah infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah, mempertahankan
integritas pada jaringan dan memelihara kesejahteraan fisik dan psikis.Tindakan personal
hygiene pada ibu bersalin yang dapat dilakukan bidan diantaranya: membersihkan daerah
genetalia (vulva-vagina, anus), dan memfasilitasi ibu untuk menjaga kebersihan badan dengan
mandi. Mandi pada saat persalinan tidak dilarang. Pada sebagian budaya, mandi sebelum proses
kelahiran bayi merupakan suatu hal yang harus dilakukan untuk mensucikan badan, karena
proses kelahiran bayi merupakan suatu proses yang suci dan mengandung makna spiritual yang
dalam. Secara ilmiah, selain dapat membersihkan seluruh bagian tubuh, mandi juga dapat
meningkatkan sirkulasi darah, sehingga meningkatkan kenyamanan pada ibu, dan dapat
mengurangi rasa sakit. Selama proses persalinan apabila memungkinkan ibu dapat diijinkan
mandi di kamar mandi dengan pengawasan dari bidan.

E. KEBUTUHAN ISTIRAHAT

Selama proses persalinan berlangsung, kebutuhan istirahat pada ibu bersalin tetap harus
dipenuhi. Istirahat selama proses persalinan (kala I, II, III maupun IV) yang dimaksud adalah
bidan memberikan kesempatan pada ibu untuk mencoba relaks tanpa adanya tekanan emosional
dan fisik. Hal ini dilakukan selama tidak ada his (disela-sela his). Ibu bisa berhenti sejenak untuk
melepas rasa sakit akibat his, makan atau minum, atau melakukan hal menyenangkan yang lain
untuk melepas lelah, atau apabila memungkinkan ibu dapat tidur. Namun pada kala II, sebaiknya
ibu diusahakan untuk tidak mengantuk.
F. POSISI DAN AMBULASI

Posisi yang nyaman sangat diperlukan bagi pasien selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri
posisi tertentu justru akan membantu proses penurunan kepala janin sehingga persalinan dapat
berjalan lebih cepat selama tidak ada kontra indikasi dari keadaan pasien beberapa posisi yang
dapat diambil antara lain rekumben lateral / miring,duduk, berdiri, berjalan, dan jongkok.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN

Penatalaksanaan medis dan keperawatan Persalinan berakhir maksimum 12 jam setelah


pasien berada dalam kamar bersalin (dinyatakan inpartu). Setelah inpartu masuk KALA I fase
AKTIF vaginal toucher dilakukan setiap 2 jam. Hasil pantauan dan aktivitas medik ditulis dalam
partograf.

H. PENGKAJIAN ( POLA FUNGSIONAL KEBUTUHAN DASAR MANUSIA)

POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON

1) Pola Persepsi-Managemen Kesehatan

Apabila sakit segera berobat ke puskesmas atau bidan

2) Pola Nurtisi –Metabolik

Sehari makan 3x kali dan tidak ada pantangan makan

3) Pola Eliminasi

Bak dan bab lancar tidak ada masalah

4) Pola Latihan-Aktivitas

Pada saat hamilpun tetap aktivitas melakukan pekerjaan rumah tangga

5) Pola Kognitif Perseptual

Pemikiran tentang perawatan bayi dan ibu setelah melahirkan sudah moderen
6) Pola Istirahat-Tidur

Selama hamil tidur cukup, setelah merasa kenceng kenceng tidur agak kurang karena sambil
merasakan sakit.

7) Pola Konsep Diri-persepsi Diri


Baginya kesehatan adalah utama, maka kita harus menjaga kesehatan

8) Pola Peran dan Hubungan

Hubungan dengan suami dan anggota keluarga lain tidak ada masalah serta dengan lingkungan
sekitar juga baik baik saja

9) Pola Reproduksi/Seksual
Baginya anak laki laki perempuan sama saja yang penting lahir sehat tidak kurang suatu apa

10) Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )

Apabila jenuh dengan lingkungan rumah maka dia akan cari hiburan menanam bunga ataupun
membersihkan lingkungan rumah

11) Pola Keyakinan Dan Nilai

Termasuk ibu yang rajin beribadah, solat dan juga mengikuti acara pengajian. Menyebut Asma
Alloh saat nyeri.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b/d dilatasi serviks

2. Keletihan b/d peningkatan kebutuhan energi selama persalinan

3. Resiko devisien volume cairan b/d kurang masukan oral, muntah

4. Nyeri akut b/d efek hormone, trauma edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis, ansietas
J. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA NOC NIC


No
KEPERAWATAN
Nyeri b/d dilatasi serviks Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri
keperawatan diharapkan Ibu secara komprehensif yang
mampu beradaptasi dengan meliputi lokasi, karakteristik,
nyerinya dengan kriteria hasil awitan, durasi, frekuensi,
1. Ibu mampu intensitas dan faktornya
melakukan pursed lip 2. Implementasikan tindakan
breathing untuk kenyamanan fisik
1.
2. Tidak mengejan seperti menciptakan suasana
sebelum waktunya yang nyaman
3. Anjurkan ibu untuk tidak
mengejan sebelum
pembukaan lengkap
4. Anjurkan ibu untuk relaksasi
nafas dalam
Keletihan b/d peningkatan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji ttv pasien
kebutuhan energi selama keperawatan diharapkan 2. Anjurkan untuk relaksasi dan
persalinan pasien tidak mengalami istirahat di antara kontraksi
keletihan dengan kriteria hasil 3. Sarankan suami atau keluarga
2.
1. Nadi 60-80 x/menit untuk mendampingi ibu
(saat tidak ada his)
2. Ibu masih memiliki
cukup tenaga
Resiko devisien volume Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda vital setelah
cairan b/d kurang masukan keperawatan diharapkan pemberian oksitosin
oral, muntah cairan seimbang dengan 2. Palpasi uterus
kriteria hasil 3. Kaji tanda dan gejala syok
3. 1. TTV 4. Message uterus dengan
2. Darah yang keluar ± perlahan setelah pengeluaran
200-300 cc plasenta
5. Kolaborasi pemberian cairan
parenteral
Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan asuhan 2. Kaji sifat dan derajat
hormone, trauma edema keperawatan diharapkan nyeri ketidaknyamanan
jaringan, kelelahan fisik dan terkontrol dengan kriteria 3. Beri informasi yang tepat
4. hasil tentang perawatan selama
psikologis, ansietas
1. Pasien dapat periode pasca partum
mengontrol nyeri 4. Anjurkan penggunaan teknik
relaksasi
K. REFERENSI

● Annisa, Herni. 2017. Asuhan Persalinan Normal & Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: ANDI

● Ari Kurniarum. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta : Pusdik

● Oktarina, Mika. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Yogyakarta :
Deepublish
● E-jurnal Yuli Aspiani 2017
● Fitriana, Widy. 2018. Asuhan Persalinan. Jakarta : Pustaka baru press
● NANDA. NIC. NOC 2018-2020

Anda mungkin juga menyukai