Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjau Teori

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan merupakan hal yang sama dan mempunyai arti yaitu asuhan

kehamilan. Sejumlah pengertian kehamilan dari berbagai sumber antara lain :

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan

pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan

keempat sampai 6 bulan, triwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan

(Prawirohardjo, 2014).

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan kemudian

dilanjutkn dengan implantasi atau nidasi. Kehamilan normal akan berlangsung

selama 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan) menurut kelender internasional jika

di hitung dari fertilisasi sampai bayi lahir (Saifuddin, 2014).

Menurut Reece dan hobbins kehamilan terjadi ketika seorang wanita

melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang mengakibatkan

bertemunya sel telur dengan sel mani (sperma) yang disebut dengan

pembuahan atau fertilisasi (Mandriwati, dkk, 2012).

Kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh

spermatozoa dari pihak pria. Sel telur yang dibuahi akan berkembang menjadi

bakal embrio yang kemudian akan menjalani pembelahan sampai menjadi

7
8

embrio. Bakal janin ini lalu akan menempel di selaput lender rahim yang

terletak dirongga rahim (Ronald, 2011)

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin yang dikandung didalam

tubuh wanita yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan, kemudian

diakhiri dengan proses persalinan (Yohana, dkk, 2011).

Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) merupakan pemeriksaan kehamilan

utnuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil hingga mampu

menghadapi proses persalinan, masa nifas, persiapan pemberian ASI, dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

Kunjungan Antenatal Care (ANC) yaitu kontak ibu hamil dengan

pemberian perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan

bayi, serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberikan

informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.

Dari sejumlah definisi tersebut, Antenatal Care merupakan asuhan pada

ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu meliputi fisik dan mental

untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat selama masa kehamilan, masa

persalinan, dan masa nifas.Informasi tertulis tentang perawatan kehamilan

dapat dicatat dalam buku kesehatan ibu dan anak (KIA) yang penggunaan nya

telah dilaksanakan. Klien yang tidak bias membaca dapat meminta pertolongan

dari bidan. Bagi ibu yang mengalami gangguan pendengaran atau kurang

pengetahuan, maka ibu dapat memahami isi buku dengan cara yang dapat

dipahami.
9

2.1.2 Etiologi kehamilan

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung

telur (ovulasi), yang ditangkap oleh fimbrae dan masuk kedalam saluran telur.

Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta

sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran

telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian tuba falopi

kemudian bersatun dengan sel telur yang disebut dengan konsepsi. Ovum

yang telah dibuahi segera membelah diri menuju ruang rahim, kemudian

melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim

disebut implantasi. Dari pembuahan sampai dengan nidasi diperlukan waktu

6-7 hari.

2.1.3 Periode Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan lahirnya

jani. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).

Di hitung dari hari pertama haid terakhir (Taufan, 2014)

Periode dalam kehamilan trbagi dalam 3 triwulan/trimester:

- Trimester I awal kehamilan sampai 14 mg

- Trimester II kehamilan 14 mg-28mg

- Trimester III kehamilan 28-36mg/40 mg

2.1.4 Tanda-tanda kehamilan

Kehamilan berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu). Kehamilan

wanita dibagi menjadi tiga tribulan (triwulan), tribulan (triwulan) pertama : 0-12

minggu, tribulan (triwulan) kedua : 13-28 minggu, tribulan (triwulan) : 20-40


10

minggu. Pada masa rantai konsepsi (fertilisasi), implantasi (nidasi) terjadi

perubahan rohani dan jasmani, karena terdapat pengeluaran hormon spesifik dan

menimbulkan gejala dan tanda hamil sebagai tanda dugaan hamil, tanda

kemungkinan hamil, dan tanda pasti hamil.

1. Tanda tidak pasti hamil

a. Amenorea

b. Mual muntah

c. Mengidam

d. Pingsan

e. Mammae menjadi tegang dan membesar

f. Anoreksia

g. Sering Miksi

h. Kontipasi/obstipasi

i. Epulis

j. Perubahan pada perut

k. Keputihan

2. Tanda kemungkinan hamil

a. PP Test

b. Uterus membesar

c. Chadwick

d. Piscaseck

e .Ballotement

f. Dan reaksi pemeriksaan kehamilan positif


11

3. Tanda pasti hamil

a. Pemeriksaan USG

b. Teraba bagian janin

c. Terdengar gerakan janin

d. Teraba gerakan janin ( Sulistyawti, 2011).

2.1.5 Perubahan dan perkembangan pada ibu dan janin

Adapun waktu kehamilan terjadi banyak perubahan dan perkembangan

pada ibu dan janin didalam kandungan mulai dari Trimester III (Lutfiatus Solihah,

2013).

Perubahan fisik, bayi mulai menendang dengan keras dan gerakan bayi

mulai kelihatan keluar. Suhu tubuh meningkat sehingga ibu merasa kepanasan.

Kesulitan mendapatkan posisi tidur yang enak. Rahim telah mulai berkontraksi

ringan, kontraksi ini disebut Braxton Hiks Contraxtion.

Pada bulan kedelapan, payudara tidak membesar lagi, tatapi cairan putih

encer mulai keluar. Cairannya ini disebut kolostrum, yang diberikan pada bayi

sebelum susu keluar.pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina mulai

meningkat dan lebih kental. Bengkak pada kaki bertambah.

Jika mengalami sesak nafas Selama mengerjakan sesuatu yang

mengeluarkan tenaga, batasi melakukan hal tersebut hanya 15 menit sehari. Bayi

telah berkembang dan meninggikan diafragma ibu maka kapasitas paru-paru

menurun.

Perubahan emosional, pada bulan terakhir kehamilan biasanya teras

gembira bercampur takut karena kelahiran telah dekat. Kekhawatiran akan apa
12

yang akan terjadi pada saat melahirkan, apakah bayi akan lahir sehat dan

memikirkan tugas baru sebagai ibu.

2.1.6 Kebutuhan fisik ibu hamil trimester III

Berikut adalah kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan ibu selama

hamil TM III (Suryati Romauli, 2011).

a) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu

hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil sehingga

akan menganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan

berpengaruh pada bayi yang dikandung.

b) Nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai

gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal

harganya. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori

perhari, ibu hamil seharusnya mengkomsumsi makanan yang

mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan (menu

seimbangan).

c) Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan

sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk

mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama

lipatan kult (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia). Kebersihan

gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena sering kali mudah
13

terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.

Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan

hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi.

d) Pakaian

Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada

daerah perut, bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat,

pakailah Bra yang menyongkong payudara, memakai sepatu dengan

hak yang rendah, pakaian dalam yang selalu bersih.

e) Eliminasi

Pada trimester III terjadi pembesaran jani yang juga menyebabkan

desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan

untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan

menyebabkan dehidrasi.

f) Seksualitas

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai

akhir kehamialan. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat perdarahan

pervaginam, riwayat abortus berulang, abortus/partus prematurus

imminens, ketuban pecah sebelum waktunya.

g) Mobilisasi dan Body Mekanik

Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah

dengan dan secara berirama dengan menghindari gerakan menyetak,

sehingga mengurangi ketegangn pada tubuh dan menghindari


14

kelelahan. Jangan mengangkat benda-benda yang cukup berat, apabila

bangun tidur miring kiri dulu baru kemudian bangkit dari tempat tidur.

h) Istirahat

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur

khususnya seiring kemajuan kehamilan. Tidur pada malam hari selama

kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari

selama 1 jam.

2.1.7 Kebutuhan psikologis ibu hamil trimester III

a. Support keluarga

Dukungan selama kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang

wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu

yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan

nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekat.

b. Support dari tenaga kesehatan

a. Mempelajari keadaan lingkungan ibu hamil

b. Informasi dan pendidikan kesehatan

c. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin

c. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang

wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada

kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri.

Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuat lebih tenang dan

nyaman dalam kehamilannya.


15

d. Persiapan menjadi orang tua

Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai

masa transisi atau peralihan.

e. Persiapan sibling

Memutuskan untuk mempunyai bayi lagi, kekuatan dari ikatan

batin antara ibu dan anak pertama akan terbukti sangat penting (Astuti,

2012, h; 159-163).

2.1.8 Tanda-Tanda persalinan

a. Nyeri perut yang menjalar sampai kepinggang.

b. Keluar lender bercampur darah dari jalan lahir.

c. Adanya kontraksi.

2.1.9 Ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III

Nyeri punggung akibat tarikan dari saraf atau kompresi akar saraf.

Konstipasi yang disebabkan oleh relaksasi pada usus halus sehingga

penyerapan makanan menjadi lebih maksimal, relaksasi juga terjadi pada

usus besar sehingga penyerapan air menjadi lebih lama. edema terjadi

gangguan sirkulasi darah akibat pembesaran dan penekanan uterus

terutama pada vena pelvis ketika duduk dan vena cava inferior ketika

berbaring dan penyerapan kapiler. Sering berkemih terjadi akibat

peningkatan sensitivitas kandung kemih. Varises terjadi karena gangguan

dalam pembuluh darah.


16

2.1.10 Dasar Hukum Dan Kewenangan Asuhan Kebidanan

Menurut pasal 1 ayat 3 UU No. 23/92 tentng kesehatan, menetapkan apa

yang di maksud dengan tenaga kesehatan serta memiliki pengetahuan atau

keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertntu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Tanpa kewenangan Profesional, maka tenaga kesehatan tidak dapat

melakukan pekerjaan sebagai tenaga kesehatan seperti yang di maksud oleh UU

No.23/92 Tenaga kesehatan. Sesuai Kepmenkes No.900/2002 di sebutkan bahwa

bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang di atur dalam

kepmenkes ini dapat di kenakan sanksi berupa teguran lisan, teguran tertulis,

sampai pencabutan izin praktik.

Membatasi kewenangannya terhadap kesehatan ibu hamil terdapat di

PERMENKES nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan peraktik

bidan yaitu:

1. Pasal 18

Dalam penyelenggaraan praktik kebidanan, bidan memiliki kewenangan

untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak,

pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga.

2. Pasal 19

1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18

pelayanan kesehatan ibu diberikan pada masa sebelum hamil, masa

hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara

dua kehamilan.
17

2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

pelayanan: konseling pada masa sebelum hamil, antenatal pada

kehamilan normal, persalinan normal, ibu nifas normal, ibu menyusui

dan konseling pada masa antara dua kehamilan.

3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana yang

dimaksud pada ayat (2) bidan berwenang melakukan: episiotomy,

pertolongan persalinan normal, penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan

II, penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan,

pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil, pemberian vitamin A

dosis tinggi pada ibu nifas, fasilitas/bimbingan inisiasi menyusu dini

dan promosi air susu ibu ekslusif, pemberian uterotonika pada

manajemen aktif kala tiga dan postpartum, penyuluhan dan konseling,

bimbingan pada kelompok ibu hamil, dan pemberian surat keterangan

kehamilan dan kelahiran.

2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan

2.2.1 Pengertian Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan adalah pemecahan masalah yang

dipergunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan

dalam tahapan yang akurat untuk pengambilan keputusan yang

berfokus pada klien. Proses Hellen Varney ada 7 langkah dimulai dari

pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.


18

Asuhan antenatal merupakan upaya preventif program pelayanan

kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal

melalui rangkaian pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo,

2014).

Kunjungan ANC yang lengkap minimal 4 x kunjungan yaitu:

1. 1 kali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu.

2. 1 kali kunjungan antenatal hingga selama kehamilan 28-36 minggu.

3. 2 kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di atas 36 minggu.

2.2.2 Tujuan Asuhan Antenatal

1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta

sosial dan bayi.

3. Menemukan sejak dini bila ada masalah atau gangguan dan

komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan.

4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu

ibu maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif

berjalan normal.

6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam

memelihara bayi agar tumbuh kembang secara normal (Asrinah,

dkk, 2015).
19

2.2.3 Standar Pelayanan Kehamilan

Menurut Sulistyawati (2011), kebijakan pemerintahan untuk

kunjungan ANC harus melakukan standar 7 T yaitu :

a. Timbang berat badan ibu

b. Memeriksa tekanan darah

c. Mengukur tinggi fundus uteri

d. Memberikan imunisasi TT sesuai jadwal

e. Memberikan tablet Fe

f. Test protein urine

g. Test Hb

2.3 Penerapan Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah suatu asuhan yang kita lakukan untuk

mengetahui suatu permasalahan dalam kebidanan. Dalam memecahkan

masalah mengetahui bagaimana kehidupan keluarga dalam memecahkan

dalam masalah pasiennya, bidan menggunakan manajemen yaitu suatu

metode yang di gunakan dalam menetukan dan mencari langkah-langkah

pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelamat pasienya

dari gangguan kesehatan dengan menggunakan manajemen Hellen Varney

yaitu :

2.3.1. Pengkajian

Pada tahap ini, bidan harus mengumpulkan data dasar klien secara

lengkap untuk mengevaluasi pasien, meliputi identitas riwayat pemeriksaan

fisik, pemeriksaan panggul atas indikasi, mempelajari catatan sekarang atau


20

laporan yang lalu, dan membuat laporan singkat untuk mementukan kondisi

pasien.

Data subjektif diperoleh melalui anamnesa untuk memperoleh data

subjektif dapat dilakukan dengan cara menanyakan keluhan pasien, riwayat

kesehatan, riwayat haid, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat

nifas (Asuhan Kebidanan Antenatal, 2010).

Pada langkah ini kegiatan dilakukan adalah pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang di perlukan untuk mengevaluasi klien

secara lengkap. Data dikumpulkan antara lain:

1.Keluhan klien

2.Riwayat kesehatan klien

3.Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan

4.Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

5.Meninjau data laboratorium (Mangkuji Betty, dkk 2012).

Pada langkah pertama, dilakukan pengkajian melalui pengumpulan

data dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara

lengkap. Yaitu riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan,

peninjauan catatan terbaru atau catatan sebelumnya dan data laboratorium,

serta perbandingannya dengan hasil studi.

Semua informasi yang akurat dikumpulkan dari semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang

lengkap. Jika klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan


21

kepada dokter dalam manajemen kolaborasi, bidan akan melakukan

konsultasi.

2.3.2 Interprestasi Data

Adalah data untuk spesifikasi masalah atau diagnosa. Data yang

tersedia di interprestasikan sehingga diketahui diagnosa dan masalah

masalah spesifik.Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah

menginterprestasikan semua data dasar yang telah dikumpulkan diagnosis

atau masalah. Diagnosis dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik

kebidanan yang tergolong Pada Nomen Klatur Standar diagnosis,

Sedangkan perihal yang berkaitsn dengan pengalaman klien ditemukan dari

hasil pengkajian ( Mangkuji Betty, dkk 2012).

Pada langkah ini, dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang

benar atas data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang dikumpulkan akan

di interprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang

spesifik. Istilah masalah dan diagnosa digunakan karena beberapa masalah

tidak dapat di selesaikan, seperti diagnosis, tetapi membutuhkan

penanganan yang dituangkan kedalam rencana asuhan terhadap klien maslah

sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan

sesuai dengan pengarahan. Masalah ini sering menyertai diagnosis . Sebagai

contoh diperoleh diagnosis kemungkinana wanita hamil ,dan masalah yang

berhubungan dengan diangnosis ini adalah wanita tesebut tidak

menginginkan kehamilannya.
22

2.3.3 Masalah potensial

Adalah untuk memecahkan masalah-masalah atau penyulit yang

mungkin muncul. Langkah ini penting menyusun persiapan atisipasi,

sehingga kita selalu siap siaga dalam berbagai kemungkinan masalah.

Pada langkah ini, kita mengidentifikasi diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian diagnosis masalah yang sudah teridentifikasi.

Berdasarkan pertemuan tersebut bidan dapat melakukan antisipasi agar

diagnosis atau masalah tersebut benar-benar terjadi (Mangkuji Betty,

dkk 2012).

Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi. Jika

memungkinkan, dilakukan pencegahan. Sambil mengamati kondisi

klien dan diharabkn dapat bersiap jika diagnosis masalah potensial

benar-benar terjadi.

2.3.4 Tindakan Segera

Pada langkah ini bidan menentukan kebutuhan terhadap tindakan

segera atau menentukan tindakan segera.Pada langkah ini, yang

dilakukan bidan adalah mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh

bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien ada

kemungkinan, data yang diperoleh memerlukan tindakan yang harus

segera di lakukan oleh bidan (Mangkuji Betty, dkk 2012).


23

Bidan atau dokter mengidentifikasi perlunya tindakan segera

dan/konsultasi atau penanganan bersama dengan anggota dan

kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat

mencerminkan kesinambungan proses menejemen kebidanan.

Menejemen bukan hanya selama asuhan primer periodi atau kunjungan

prenatal, tetapi juga selama wanita tersebut dalam persalinan.

Data baru saja dikumpulkan dapat dievaluasi. Beberapa data

mungkin mengidentifikasi situasi gawat dan bidan harus segera

bertindak untuk keselamatan jiwa ibu atau bayi misalnya terjadinya

perdarahan.

2.3.5 Intervensi

Adalah membuat renncana asuhan komprehensif, ditentukan pada

langkah-langkah sebelumnya hasil pengembangan dari masalah

antisipasi masalah dan diagnosa juga melengkapi data yang kurang.

Rencana asuhan yang komprehensif, ini mungkin seluruhnya

diselesaikan oleh bidan atau wanita oleh anggota kesehatan.Pada

Langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh dan di tentukan

berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari

kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi tidak

dilihat juga dari apa yang telah diperkirakan terjadi selanjutnya,

apakah dibutuhkan konseling dan apakah perlu merujuk klien

(Mangkuji Betty, dkk 2012).


24

Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

ditentukan oleh langkah sebelumnya langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah di

identifikasi atau di antisipasi. Pada hal ini, informasi atau data yang

telah lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang

berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap

wanita tersebut tentang apa yang akan terjadi berikutnya, apakah

dibutuhkan penyuluhan untuk masalah sosial ekonomi, budaya, atau

psikologis. Dengan kata lain, bidan diharabkan dapat bersiap jika

diagnosis atau masala potensial benar-benar terjadi.

2.3.6 Implementasi

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan

asuhan yang telah dibuat. Pada langkah ini secara aman dan efisien

kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang

lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul

tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (Mangkuji Betty,

dkk 2012).

Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh yang diuraikan pada

langkah kelima dilaksanakan secara efisian dan aman. Perencanaan ini

dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau seluruhnya dilakukan oleh

bidan, dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
25

Jika bidan tidak melakukannya sendiri, dia tetap memikul

tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya misalnya

memastikan agar langkah tersebut terlaksana. Dalam situasi ketika

bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang

mengalami komplikasi, keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan

bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana

asuhan bersama yang menyuruh tersebut. Manajemen yang efisien

akan menghemat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu asuhan

klien.

2.3.7 Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang

diberikan meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi

sesuai diagnosis dan masalah.

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan

asuhan yang telah dibuat. Pada langkah ini secara aman dan efisien

kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang

lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul

tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (Mangkuji Betty,

dkk, 2012).

Pada langkah ini yang dilakukan bidan adalah:

1. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan yang

mencakup pemenuhan kebutuhan, untuk menilai apakah sudah benar-


26

benar terlaksana atau terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang telah

terindentifikasi dalam masalah dan diagnosis

2. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang telah efektif untuk

mengetahui mengapa proses menejemen ini tidak efektif (Mangkuji

Betty, dkk, 2012).

Pada langkah ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan yang di

identifikasi dalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika pelaksanaannya efektif. Ada kemungkinan rencana

tersebut efektif, sedang sebagian yang lain belum efektif. Mengingat

proses menejemen asuhan ini merupakan suatu kontinum, perlu

mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui

proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses menejemen

tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan

tersebut.

Langkah proses manajemen pada umumnya merupakan pengkajian

yang memperjelas proses pemikiran dan memengaruhi tindakan serta

orientasi proses klinis. Karena proses manajemen tersebut berlangsung

di dalam situasi klinis dan dua langkah yang terakhir tergantung pada

klien dan situasi klinis, tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi

dalam tulisan saja.


27

2.4 Kerangka Berfikir

Kehamilan fisiologi

Data Subjektif Asuhan kebidanan pada Data Objektif


Kehamilan fisiologis

Trimester 2
Trimester 1 Trimester 3

Penatalaksanaan manajemen
kebidanan

Pengumpulan data

Identifikasi masalah

Masalah potensial

Tindakan segera

Intervensi

Evaluasi

(Hidayat, 2011)
28

Anda mungkin juga menyukai