PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak
konsepsi sampai permulaan persalinan. Kehamilan merupakan proses alamiah.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat
fisiologis.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik maupun psikologis dari ibu, serta
perubahan sosial di dalam keluarga dalam menyambut anggota keluarga baru. Perlu
pemantauan perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh
kembang janin, juga mendeteksi dan menatalaksana setiap kondisi yang tidak normal.
Pelayanan antenatal (ANC ) merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Tujuan umum asuhan kehamilan adalah untuk menfasilitasi hasil yang sehat dan positif
bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan salin percaya dengan ibu,
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
kelahiran, dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar
proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan.
Tujuan utama ANC adalah menurunkan atau mencegah kesakitan, serta kematian
maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut :Memonitor
kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang
normal,mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksanaan yang diperlukan,membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan
dalam rangka memepersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, serta logis untuk
menghadapi kelahiran dan kemungkinan adanya komplikasi.
Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan kunjungan antenatal paling sedikit 4 kali
selama kehamilan yaitu: Satu kali pada triwulan pertama (sebelum 14 minggu), satu kali
pada triwulan kedua (antara 14-28 minggu), dua kali pada triwulan ketiga (antara 28-36
minggu dan sesudah minggu ke-36).
1
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan ada ibu hamil
2. Mampu menguraikan konsep tentang teori tentang kehamilan meliputi definisi dan
tanda gejala kehamilan
3. Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif
4. Mampu mengidentifikasi diagnosa kehamilan, masalah yang sering timbul dalam
kehamilan, kebutuhan fisiologis dan psikologis pada kehamilan
5. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan dengan sesuai rencana asuhan
yang di peroleh
6. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan kehamilan yang diberikan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Terbagi dalam 3 triwulan yaitu tirwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai enam
bulan dan trimester ketiga bulan ketujuh sampai bulan ke sembilan.
Asuhan kehamilan difokuskan pada intervensi yang telah terbukti bermanfaat
mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. (Bidan dan
Dosen Indonesia: 2017 )
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum kemudian
dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi. Kehamilan normal akan berlangsung selama
40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional jika dihitung dari fertilisasi
sampai bayi lahir. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama mulai
dari 0-12 minggu, trimester kedua 13-27 minggu, dan trimester ketiga 28-40 minggu.
(Saifuddin: 2014)
Menurut federasi obstetric ginekologi international, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. (Prawirohardjo, Sarwono: 2014)
B. Proses Kehamilan
Proses kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari
ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan
pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm :
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system
hormonal yang kompleks. Proses ovulasi dimulai dari dilepskannya sebuah hormon di
3
otak Luteinzig Hormone (LH). Ovulasi terjadi kurang lebih 14 hari sebelum haid yang
akan datang.
2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus, menjadi spermatosit pertama,
menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya menjadi spermatozoa. Pada
setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta
spermatozoa tiap milliliter. Bentuk spermatozoa seperti cabang yang terdiri atas
kepala (lonjong sedikit gepeng mengandung inti), leher (penghubung antara kepala
dan ekor), ekor (panjang sekitar 10x kepala, mengandung energy sehsingga dapat
bergerak). Sebagian kematian dan hanya beberapa ratus yang mencapai tuba falopi.
Spermatozoa yang masuk ke dalam genetalia wanita dapat hidup selama 3 hari,
s=rehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
3. Fertilisasi/ konsepsi
Fertilisasi atau konsepsi adalah pertemuan antara spermatozoa dengan ovum untuk
membentuk zigot. Proses konsepsi / fertilisasi berlansung sebagi berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate, yang
mengandung persediaan nutrisi
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang
dibentuk vitelus
3) Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang dalam zona pelucida. Nutrisi
dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona pellucid
4) Konsepsi terjadi pada pars ampuylaris tuba, tempat yang paling luas dan
dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum yang
mempunyai waktu terlama di dalam ampula tuba
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 24 jam
6) Spermatozoa dilimpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan
sendiri. Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan sebagian dari
lipoprotein sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan
perjalanan menuju tuba. Spermatozoa hidup selama 3 hari di dalam genetalia
interna. Spermatozoa mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis
korona radioata dan zona pelucida dengan proses enzimatik (hialurodinase).
Melalui stomata spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa
4
masuk ke dalam ovum, ekornya terlepas dan tertinggal di luar. Kedua inti ovum
dan inti spermatozoa bertemu dan membentuk zigot.
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya dan tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Bagian-bagian nidasi meliputi :
1) Pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa membentuk zigot
2) Dalam beberapa jam zigot membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya.
3) Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan ke uterus
4) Hasil pembelahan sel memenuhio seluruh ruangan dalam ovum yang besarnya
100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadium morula
5) Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan sel di bagian luar
morula yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas
6) Sel trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan hormone korionik
gonadotropin yang mempertahankan korpus luteum gravidarum
7) Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung
cairan yang disebut blastula
8) Perkembangan dan pertumbuhan terus berjalan, blastula dengan vili korialis yang
dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi
9) Sementara itu, fase sekresi endometrium telah makin gembur dan makin banyak
mengandung glikogen yang disebut desidua
10) Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korialis” melakukan destruksi enzimatik
dan proteotik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium
11) Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi
12) Proses nidasi tersebut terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi
13) Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi
perdarahan yang disebut tanda Hartman.
2. Ovarium
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel ditunda. Biasanya
hanya satu corpus luteum kehamilan dapat ditemukan di dalam ovarium wanita hamil
dan hanya berfungsi maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya
6
fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan fungsinya
digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan estrogen dan progesterone.
4. Payudara
Kadar estrogen dan progesterone yang tinggi yang dihasilkan oleh plasenta
mememberikan perubahan terhadap jaringan payudara dan pigmentasi kulit. Hormone
human placental lactogen (hPL) bersifat lactogenic sehingga perannya menstimulasi
pertumbuhan payudara dan sejumlah perubahan metabolic diantaranya menstimulasi
sintesis kasein, dan laktalbumin di alveoli. Estrogen meningkatkan jumlah duktus
glandular sedangkan progesterone meningkatkan jumlah alveoli pada payudara.
Bersama dengan hPL, estrogen, dan progesterone menyebabkan perubahan
pembesaran payudara, payudara terasa tegang, pembesaran putting perubahan warna
areo;a mamae menjadi lebih gelap diduga efek estrogen dan progesterone yang
menstimulasi melanosit, munculnya kolostrum yang biasanya dapat dikeluarkan
minggu ke-12 hipertrofi alveoli payudara sehingga teraba nodular dan adanya tuberkel
yang merupakan kelenjar sebasea pada areola mamae yang keduanya teraba pada dua
bulan pertama kehamilan.
5. Sirlukasi Darah
Perubahan terpenting fungsi jantung dalam kehamilan mulai tampak seama 8
minggu pertama kehamilan. Perubahan yang terjadi yakni peningkatan curah jantung
yang terjadi karena penurunan resistensi vascular sistemik dan penurunan aliran atau
tekanan darah arteri serta peningkatan frekuensi denyut jantung, sedangkan volume
darah ibu meningkat. Penyesuaian terjadi yakni vasodilatasi perifer, yang disebabkan
vasoktif derivate endothelium. Vasodilatasi ini dipersepsikan oleh sistem saraf
sebagai kondisi kekurangan volume darah sehingga mekanisme peningkatan frekunsi
denyut jantung (10-20%) terjadi sejak minggu kelima kehamilan selanjutnya
7
mekanisme peningkatan curah jantung (30-50%) terdeteksi beberapa minggu
sesudahnya.
Selama trimester pertama dan kedua kehamilan, volume darah ibu yang
bersirkulasi meningkat 40% yakni dari 3500 cm3 menjadi 5000 cm3. Penambahan
volume ini disebabkan oleh menguatnya sistem renin angiotensin, yang produksi
angiotensinogen ini dilakukan oleh hati di bawah pengaruh estrogen plasenta.
Tekanan darah ibu perlahan akan meningkat seperti keadaan sebelum hamil,
pada trimester ketiga kehamilan. Namun, efek progesterone merangsang relaksasi otot
polos secara keseluruhan sehingga berperan pada perubahan tekanan darah ibu.
Peningkatan plasma sirkulasi cairan ekstraseluler mengakibatkan pengenceran
sejumlah faktor sirkulasi, yang disebut hemodeluasi sel darah merah. Penambahan
volume ini member pengaruh terhadap peningkatan absorbs zat besi utuk memenuhi
kebutuhan akan hemoglobin. Sehingga kapasitas pengangkut oksigen harus
dipertahankan saat terjadinya peningkatan volume darah yang bersirkulasi.
Rata-rata konsentrasi hemoglobin menurun dari 13,3 g/dl pada kondisi tidak
hamil menjadi 10,9 g/dl pada usia kehamilan 36 minggu. Wanita hamil memerlukan
tambahan zat besi untuk mencegah terjadi defisiensi zat besi serta pemberian asam
folat untuk mencegah anemia makrositik serta pemberian asam folat selama 3 bulan
dengan dosis 400 µmg sebelum konsepsi dan pada trimester pertama mencegah
hampir 50% kelainan NTD ( neural tube defek).
Berbeda dengan sel darah merah, sel darah putih justru meningkat hingga
<12.000/mm3, peningkatan ini terjadi pada leukosit polimorfonuklear. Jumlah ini
semakin meningkat saat persalinan dan nifas, tetapi jumlah yang ditoleransi fisiologis
adalah 15.000/mm3. Konsentrasi sel darah putih sirkulasi lain termasuk limfosit T dan
B lebih sedikit dibandingkan konsentrasi neurofil.
Peningkatan terjadi pada laju endap darah yang disebabkan oleh peningkatan
produksi faktor koagulan, yakni konsentrasi fibrinogen meningkat. Pentingnya
peningkatan fibrinogen ini karena saat aterm 600 ml darah mengair melalui pembuluh
darah plasenta per menit, jika proses hpmepstasis tidak cepat maka ibu dapat
meninggal karena hipovolemia.
6. Sistem Respirasi
Efek progesterone menyebabkan alkalois repiratorik ringan yang
dikompensasi oleh peningkatan ekskresi bikarbonat ginjal, serta merelaksasi otot
8
polos bronkeal dan merelaksasi otot serta kartilago pada radiotoraks. Perubahan
mekanis terjadi pada diagfragma yang terdorong akibat uterus membesar sehingga
menekan isi abdomen keatas. Naik nya diagfragma keatas sekitar 4cm, angulus
subkostae melebar cukup besar dan diameter transfersal rongga toraks bertambah
2cm, iga bagian bawah melebar dan lingkar toraks membesar sekitar 6cm.
Perubahan anatomi toraks ini menjamin terpenuhinya aliran udara
disempanjang percabangan bronkus untuk menkompensasi penurunan kapasitas vital
pernapasan sehingga fasilitas untuk proses transver kejanin terpenuhi, menyebabkan
volume tidal pada ibu hamil meningkat. Selain itu faktor peningkatan metobelisme
basal pada wanita hamil serta pertambahan ukuran tubuh, meningkatkan kebutuhan
total oksigen dalam tubuh. Peningkatan volume tidal menyebabkan tekanan parsial
karbon dioksida (PCO2) menurun sebesar 15-20% dan tekanan parsial oksigen (PO 2)
meningkat sedikit.
Perubahan paru dalam kehamilan yakni anatomi toraks berubah, volume tidal
meningkat, kapasitas vital menurun, kapasitas residu fungsional menurun, PCO 2
menurun 15-20%, PO2 meningkat, ekskresi bikarbonat meningkat atau alkalosis
respiratorik ringan.
7. Sistem pencernaan
Saluran cerna terbentuk dari banyak otot polos, selama kehamilan seluruh otot
polos mengalami relaksasi dibawah pengaruh hormon progesterone. Dampaknya
seluruh saluram cerna mengalami perubahan. Berikut adalah perubahan anatomi dan
fisiologi pada saluran cerna.
a. Mulut
Efek estrogen plasenta menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga
gusi mudah rapuh dan berdarah walaupun hanya cidera ringan seperti sikat gigi
Indra pengecap pada mulut mengalami perubahan salifa lebih asam, dan
mengalami hipersalifa yang terjadi pada siang hari.
Efek hormon HCG yang dihasilkan oleh korpus luteum menyebabkan
terstimulasinya pusat muntah dimedula atau zona kemoreseptor yang terletak
didinding lateral ventrike ke 4. Hal ini memicu keluhan mual dan muntah dalam
kehamilan.
b. Esofagus
Tonus sfingter esophagus bagian bawah melemah, pergeseran
9
diagfragma dan penekana isi obdomen kea rah dada mengakibatkan keluhan
refluks asam dari lambung ke esophagus dan nyeri ulu hati.
c. Lambung
Dalam kehamilan lambung mengalami hipotomi, akibatnya pengosongan lambung
lambat dan penurunan motilitas, merupakan efek hormon progesteron dan
penurunan kadar motilin, suatu peptide hormon yang mempunyai efek stimulasi
otot polos. Pada kehamilan lanjut ,tekanan pada lambung oleh uterus yang
membesar dapat menurunkan jumlah makanan yang dikomsumsi.
d. Usus besar dan kecil
Relaksasi otot polos karena pengaruh progesterone menyebabkan penurunan tonus
dan motilitas usus. Penurunan motilitas usus menyebabkan perpanjangan lama
absorbsi nutrient dan mineral pada usus halus.Peningkatan absorbs ini terjadi
karena pengaruh hipertropi vili duodenum.
Absorbsi kalsium diusus meningkat karena kebutuhan kalsium untuk tulang
janin. Ini dipengaruhi oleh PTH (plasma parathyroid hormon) yang meningkatkan
sintesis 25-(OH)-D3 pada hati yang merupakan metabolit aktif vitamin D dan
aktivitas Ia - hidroksilase yang dihasilkan oleh desidua dan plasenta, yang
selanjutnya memastikan terdapatnya jumlah D3 aktif yang cukupuntuk
mengoptimalkan kalsium dari makanan selama kehamilan. Jika asupan kalsium
tulang ibu hanya sedikit terjadi, namun jika tidak maka mineralisasi tulang janin
akan berlangsung dengan mengorbankan densitas tulang ibu (Heffiner, 2006).
e. Hati
Peningkatan estrogen sirkulasi meningkatkan sintesis protein hati, meliputi
prokoagulan, asam empedu dan berbagaiprotein pengikat hormon. Prokoagulan
yang meningkat adalah faktor I, yakni fibrinogen, faktor VII, VIII, IX, X.
Konsentrasi yang tinggi membantu proses pembekuan lebih cepat, hal ini
memberikan dampak positif melindungi ibu jika terjadi perdarahan banyak saat
persalinan.
8. Sistem perkemihan
Peningkatan progesteron selama kehamilan yang menyebabkan vesodilatasi
perifer pembuluh terjadi pula fase dilatasi pada saluran kemih. Peningkatan volume
darah serta plasenta dan vasodilatasi pembuluh darah menyebabkan peningkatan aliran
darah keseluruh organ termasuk ginjal meningkat sebesar 60-70%. Selain itu efek
10
aldosteron termasuk terhadap retensi natrium dan air memberikan efek peningkatan
natrium yang terfilterasi diglomerulus sebesar 60-70%.
Volume urine di dalam ginjal dan ureter meningkat dua kali lipat pada akhir
kehamilan, keadaan ini sering menyebabkan risiko terjadinya infeksi ginjal akut pada
ibu. Kondisi ini terjadi akibat vasodilatasi dan abstruksi mekanis karena uterus yang
membesar yang menyebabkan kecepatan aliran urine menuju ureter menurun.
Perubahan anatomi (bertambahnya besar dan ukuran) pada sistem perkemihan yang
terjadi pada ibu saat kehamilan adalah:
a. Ginjal: Ukuran ginjal sedikit bertambah selama kehamilan yakni sekitar 1 cm,
terjadi dilatasi pelvis, kaliks dan ureter menyerupai hidronefrosis pada ginjal
sebelah kanan.
b. Ureter: Saat uterus mulai membesar dan besar, akan menekan ureter pada tepian
pelviks. Tekanan ini menyebabkan peningkatan tonus intraureter yang terletak
diatas pelvis. Diameter lumen ureter meningkat, dan hipertonisitas serta
hipomontilitas. Ureter kanan dan kiri mengalami pembesaran karena pengaruh
progesterone.
c. Vesika urinaria: Pada kehamilan trimester I tonus kandung kemih menurun
sebagai respons otot polos terhadap efek progesterom. Kapasitas kandung kemih
meningka hingga 1 liter yang menyebabkan ibu hamil lebih sering kencing.
Kandung kemih terdorong kea rah anterior dan superior, perpindahan ini
mengubah letak intravesikuler ureter, yang kemudian menyebabkan regurgitasi
urine ke ureter pada saat berkemih.
d. Uretra: kehamilan trimester I, uretra sedikit memanjang dan pada trimester II dan
III uretra akan lebih memanjang karena vesika urinaria tertarik ke atas kea rah
abdomen dan dapat bertambah panjang beberapa sentimeter.
Wanita hamil cenderung lebih sering berkemih di malam hari karena saat
berbaring menyebabkan mobilisasi cairan sangat lancar kearah ginjal dan
kemudian mengekskresikannya, sedangkan pada siang hari wanita hamil
mengakumulasi air dalam bentuk edema dependen pada tungkai akibat tekanan
uterus pada pembuluh darah panggul dan vena kava inferior.
9. Kulit
11
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola
mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan menghilang (Manuaba, 2010).
1. Metabolisme
Menurut Manuaba (2010) perubahan metabolisme pada kehamilan:
a. Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, teru-tama pada trimester
ketiga.
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi
145 mEq per liter disebabkan hemo-delusi darah dan kebutuhan mineral yang
diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi.
Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir
telur ayam sehari.
d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:
1. Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben-tukan tulang janin.
2. Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari.
3. Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.
4. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
f. Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara
6,5-16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu.
12
Perasaan ini terkadang membingungkan atau ambivalen. Keadaan psikologis ini
semakin memicu rasa mual yang berlebihan, tidak nafsu makan, kelelahan, semakin
sensitif emosionalnya.
Ambivalen terhadap kemampuannya menjadi seorang ibu, efek kehidupan serta
karier, tanggung jawab baru yang harus ia lakukan, kondisi keuangan yang harus
disesuaikan dengan anaknya kelak. Perasaan ambivalen ini dengan sendirinya akan hilang
seiring dengan berkembangnya kehamilan.
Asuhan kebidanan yang mampu mengurangi keluhan ibu di trimester I ini diantaranya
menganjurkan untuk memeriksakan kehamilan secara teratur, menganjurkan kepada
suami atau keluarga untuk berkomunikasi secara baik, menempatkan nilai-nilai penting
sebagai upaya mempersiapkan diri menjadi orang tua sejak awal kehamilan, melakukan
latihan fisik ringan, menjaga penampilan fisik dan melakukan upaya relaksasi.
2. Trimester kedua
Trimester kedua ibu merasa lebih tenang, ibu sudah mulai merasa sehat dan dapat
menerima kehamilannya. Ibu biasanya lebih dapat menyesuaikan diri dengan kehamilan
dan selama trimester ini ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali (
quickening).
Ibu akan muali bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya dalam mendiskusikan dan
membandingkan perubahan yang dialami dengan perubahan yang dialami wanita hamil
lain. Mulai berniat untuk mempersiapkan peran baru sebagai ibu, mencari informasi cara
membesarkan anak. Mulai bergabung dengan kelompok kelas ibu hamil sehingga
memberikan pengalaman untuk mengerti keluhan yang mungkin muncul selama
kehamilan dan upaya mengatasinya.
Pada ibu hamil yang merasakan adanya perubahan bentuk tubuh yang semakin
membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak
memperhatikan lagi. Dialami oleh ibu yang tidak berhasil melewati adaptasi psikologis
trimester I. kondisi ini dikenal dengan istilah krisis body image. Dukungan keluarga yang
kurang memicu keadaan ini.
Asuhan yang dapat diberikan bidan untuk mengurangi psikologis ini adalah
menganjurkan ibu untuk bergabung dalam kelompok ibu hamil sehingga dialog antara
sesame ibu hamil dan pemberian informasi tentang kehamilan akan sering diperoleh
ibu. Selain itu anjuran untuk mendampingi ibu oleh suami dan keluarga tetap
diberikan. Dengan memberikan kelompok ibu hamil seperti bimbingan kelas ibu hamil
13
ini bidan menyediakan jaringan dukungan sosial untu ibu, hal ini merupakan kegiatan
bidan mengelola kecemasan dan stress kehamilan di masyarakat.
3. Trimester ketiga
Seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada periode ini ibu
merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya dan terkadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Hal ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala persalinan. Munculnya perasaan
bayinya akan lahir tidak normal, perasaan ini semakin ingin menyelesaikan
kehamilannya.
E. Tanda-tanda Kehamilan
14
ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.
c. Ngidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu , sering terjadi pada bulan-
bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadi akibat gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) yang
menyebabkna iskemia susunan saraf pusat yang menimbulkan sinkope atau
pingsan. Sinkope sering terjadi pada awal kehamilan dan sering dijumpai bila
berada pada tempat-tempat ramai. biasanya akan hilang setelah kehamilan 16
minggu.
e. Sering miksi
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trimester kedua umumnya
keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul.
Pada akhir trimester gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang
panggul dan menekan kembali kandung kencing.
f. Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron sehingga dapat menghambat pengaruh
peristaltik usus yang menyebabkan kesulitan buang air besar.
g. Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung
dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, yang dikenal
sebagai kloasma gravidarum. Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena
didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam.
Demikian pula line alba di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea).
Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormone kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
h. Epulis
Suatu hypertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada trimester satu.
i. Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan
terjadinya penampakan pembuluh darah vena. Varises sering terjadi pada trimester
15
terakhir dan kadang-kadang merupakan gejala pertama kehamilan muda, pada
multigravida di dapat pada daerah genitalia eksterna Fossa poplitea, kaki dan
betis. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.
j. Mamae
Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan pengaruh
estrogen dan progesterone yang merangsang duktli dan alveoli di mamae untuk
persiapan ASI. Glandula montgomeri tampak lebih jelas.
k. Anoreksia(tidak ada nafsu makan)
Anoreksia (tidak ada nafsu makan), pada bulan- bulan pertama karena
akibat ketidak seimbangan hormone dalam tubuh tetapi setelah itu nafsu makan
timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk dua
orang, sehingga kenaikan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
17
1. Penetrasi korona radiata
Hanya 300 sampai 500 buah sperma yang mampu sampai ke tuban fallopii dari 200
– 300 juta sperma yang dihancurkan ke dalam vagina. Selanjutnya sperma dengan
bantuan enzim hialuronat melarutkan senyawa hialuronid pada koron radiate. Enzim
hialuronidase ini disimpan dalam waktu banyak di dalam kromosom sperma. Cara kerja
enzim ini mendepolimerisasikan polimer – polimer asam hialuronat di dalam semen
intrseluler yang menahan seel – sel granulose pada ovum
Hasil utama proses fertilisassi adalah : pengembalian jumlah kromosom diploid lagi,
penentuam jenis kelamin, dan dimulainya pembelahan secara mitosis menjadi zigot (2n),
dengan tahapan sel menjadi sangat kecil yang disebut dengan mikrometer, ttingakat dua sel,
empat sel, delapan sel, enam belas sel (morula)
Trimester Pertama
Kehamilan trimester pertama dimulai dari fertilisasi sampai minggu ke duabelas.
Proses pertumbuhan janin pada trimester awal sering tidak dikenali dan disadari oleh seorang
wanita hamil.
Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan intrauterus dibagi menjadi 2 fase
mudigah (embrio) dan janin (fetus). Masa mudigah atau embrio terjadi dalam 8 minggu
18
pertama. Bebrapa ahli menentukan periode mudigah sebagai trismester pertama kehamilan
atau 12 minggu pertama. Angka mortalitas selama priode mudigah lebih tinggi dari angka
mortalitas pada kehiduapan selanjutnya, dengan sebab meliputi kelainan gen, kromosom,
gangguan kesehatan ibu seperti infeksi dan faktor risiko usia ibu.
Setelah terbentuk morula, proses yang terjadi adalah sel-sel membagi diri berdasarkan
lokasinya yaitu sel-sel membagi diri berdasarkan lokasinya yaitu sel-sel bagian dalam/massa
sel dalam, dan sel-sel bagian luar/massa sel luar. Massa sel dalam akan membentuk jaringan
embrio (embrio blas), sedangkan massa sel luar membentuk trofoblas yang kemudian
membentuk plasenta. Pada waktu morula memasuki rongga rahim, terjadi proses pemadatan
(compaction) dan terbentuknya gap junction, tight junction dan desmosom diantara sel-sel,
dilanjutkan dengan proses peronggaan untuk membentuk blastool. Hasilnya adalah blatokista,
yang kemudian pada sekitar hati ke-7 setelah fertilisasi akan mengalami implantasi di dalam
uterus.
2. Tujuan ANC
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu.
19
c. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma
seminimal mungkin.
e. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk
menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.
f. Menyiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan berhasil memberikan ASI
eksklusif.
3. Jadwal minimal ANC:
a. Kunjungan I (16 minggu), dilakukan untuk :
1) Penapisan dan pengobatan anemia
2) Perencanaan persalinan
3) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b. Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk :
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2) Penapisan pre eklamsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan, MAP
c. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir), dilakukan untuk :
1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
2) Mengenali adanya kalainanletak dan presentasi
3) Memantapkan rencana persalinan
4) Mengenali tanda-tanda persalinan. (Saifuddin, 2006)
22
4. Pencatatan dan pelaporan pelayanan antenatal terpadu. Bidan wajib mencatat pada
rekam medic yang merupakan bagian dari standar pelayanan
5. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE) efektif. Upaya menciptakan perubahan
perilaku yang dilakukan secara individu atau kelompok dengan menerapkan
komunikasi dua arah selanjutnya membimbing dan mengatasi permasalahannya.
Antige Interval %
Lama Perlindungan
n (Selang waktu minimal) Perlindungan
23
8. Pelayanan kesehatan jiwa pada ibu hamil
b. Obat – Obatan
Pemberian obat obatan saat hamil harus memperhatikan apakah obat tersebut
berpengaruh atau tidak terhadap tumbuh kembang janin.. Perlu diperhatikan mana
yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh karena
itu harus dipertimbangkan pemakaina obat-obatan tersebut.
c. Pekerjaan
Pekerjaan rutin dapat dilakukan tetapi harus sesuai dengan kemampuan dan
dengan semakin tua kehamilan pekerjaan semakin dibatasi dan dikurangi. Jangan
terlalu lama dan melelahkan, Duduk lama atau statis vena (vena stagnasi)
menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak.
d. Pakaian
a) Pakian harus longgar, bersih, tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut dan
terbuat dari katun sehingga mempunyai kemampuan menyerap terutama pakaian
dalam.
b) Pakailah bra yang menyokong payudara.
c) Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi
d) Pakaian dalam yang selalu bersih.
e. Istirahat
Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tapi tidak
boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak disukainya.
Wanita hamil juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu yang sangat
lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung
kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan
kegiatan-kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi
24
hingga seminimal mungkin. Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1
jam.
f. Perawatan payudara
Payudara dipersiapkan untuk proses laktasi. Dengan pemakaian bra yang
longgar maka perkembangan payudara tidak terhalangi kebersihan payudara juga
harus diperhatikan terutama kebersihan puting susu jika puting susu tenggelam atau
datar maka ibu harus berusaha mengeluarkan puting susu dengan cara menariknya
keluar.
g. Personal hygiene
Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan untuk diri sendiri.
Kebersihan badan mengurangkan kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor
banyak mengandung kuman-kuman. Perawatan gigi perlu dalam kehamilan karena
hanya gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna, Mandi bermanfaat
merangsang sirkulasi, menyegarkan, menghilangkan kotoran. Perawatan rambut
harus dilakukan 2-3 kali dalam satu minggu. Wanita yang hamil jangan melakukan
irrigasi vagina kecuali dengan nasihat dokter karena irrigasi dalam kehamilan dapat
menimbulkan emboli udara.
h. Koitus
Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari, bila terdapat
keguguran berulang atau mengancam kehamilan dengan tanda infeksi, pendarahan,
mengeluarkan air. Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan perlu
dihindari hubungan seksual karena dapat membahayakan. Bisa terjadi bila kurang
higienis, ketuban bisa pecah, dan persalinan bisa terangsang karena, sperma
mengandung prostaglandin.
i. Eliminasi
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar,
untuk memperlancar dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu minum dan
menjaga kebersihan sekitar kelamin perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas
usus halus dan besar, sehingga buang air besar mengalami obstipasi (sembelit).
Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan
ibu hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan untuk meningkatkan gerak, banyak
makan makanan berserat (sayur dan buah-buahan). Sembelit dapat menambah
gangguan wasir menjadi lebih besar dan berdarah.
25
j. Senam Hamil
Secara umum, tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil sebagai berikut :
a) Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara fungsi hati untuk
dapat menahan berat badan yang semakin naik, nyeri kaki, varices, bengkak dan
lain-lain.
b) Melatih dan mengusai teknik pernafasan yang berperan penting dalam kehamilan
dan proses persalinan. Dengan demikian proses relaksasi dapat berlangsung lebih
cepat dan kebutuhan 02 terpenuhi.
c) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot
dasar panggul dan lain-lain.
d) Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan.
e) Memperoleh relaksasi yang sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi.
f) Mendukung ketenangan fisik
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan senam hamil
sebagai berikut :
a) Kehamilan normal yang dimulai pada umur kehamilan 5 bulan (22 minggu)
b) Diutamakan kehamilan pertama atau pada kehamilan berikutnya yang menjalani
kesakitan persalinan / melahirkan anak premature pada persalinan sebelumnya
c) Latihan harus secara teratur dalam suasana yang tenang
d) Berpakaian cukup longgar
e) Menggunakan kasur/ matras
k. Imunisasi
Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi terhadap berbagai
penyakit yang dapat dicegah. Hal ini karena kemungkinan adanya akibat yang
membahayakan Janin. Imunisasi harus diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi
TT untuk mencegah kemungkinan tetanus neonator um. Imunisasi TT harus
diberikan sebanyak 2 kali, dengan jarak waktu TT1 dan TT2 minimal 1bulan, dan
ibu hamil harus sudah diimunisasi lengkap pada umur kehamilan 8 bulan.
l. Dukungan psikologis
Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan keyakinan
dalam keberhasilan dalam menyusui. Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada
saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap yang positif harus sudah
terjadi pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Banyak ibu yang memiliki
masalah. Oleh karenanya bidan harus dapat membuat ibu tertarik dan simpati.
26
(Obgyn UNPAD, 1983)
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN NORMAL
TERHADAP NY. “ R“ DI BPM DIANA MUNZIR WAY JEPARA
LAMPUNG TIMUR TAHUN 2019
A. S: DATA SUBJEKTIF
1. Identitas/ Biodata
Nama pasien : Ny. “R” Nama suami : Tn. “N”
Umur : 25tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : labuhan ratu,lamtim Alamat : labuhan ratu,lamtim
Gol darah :B No Hp : 0823 7378 6002
3. Riwayat Menstruasi
HPHT : 12 – 12 – 2018
TP : 19-09-2019
Siklus :28 hari
Lamanya :5-6 hari
Masalah :Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke : 1
Usia saat kawin : 24 tahun
27
Lama perkawinan : 1 tahun
7. Riwayat Imunisasi TT
TT1 : Sebelum menikah
TT2 : usia kehamilan 11 minggu
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah berKb
28
- Lainnya : ibu mengatakan ingin melahirkan dirumah bidan dan penanggung
jawab prekonomian yaitu suami
29
memanjang , datar,keras seperti papa yang berarti punggung janin
(punggung kiri)
- Leopold 3: meraba bagian bawah janin teraba satu bagian
bulat,keras,melenting ( kepala)
- Leopold 4 : Bagian terendah janin sudah masuk panggul,penurunan
bagian terendah janin 3/5 Bagian (divergen)
- TFU Mc Donald : 29 cm
- DJJ : puctum maksimum kiri bawah pusat dengan frekuensi 128
x/menit
3. Pemeriksaan penunjang
- PP test : ( +)
- Hb : 11,2 gr/dl
C. ASSESMENT
Ny R usia 25 tahun G1P0A0 hamil usia kehamilan 37 minggu ,janin tunggal hidup
intra uterine
DS : ibu mengatakan ini kehamilan pertama,letak memanjang, punggung kiri,
presentasi kepala. keadan ibu dan janin baik
Ibu mengatakan HPHT : 12-12-2018
DO : Keadaan umum : Baik
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 36,1 oC
Pernafasan : 19 x/menit
DJJ : 128 x/menit
TFU : 29 cm
Masalah : tidak ada
D. PLAN
Informasi dan edukasi :
- Hidup sehat bagi ibu dan janin
- Tanda bahaya yang mungkin terjadi
- Kunjungan ulang
- Fe preventif
30
LEMBAR IMPLEMENTASI
31
waktunya.
3. Persiapan persalinan
Mendiskusikan persiapan persalinan seperti
tempat bersalin ,pakaian,siapa yang akan
mendampingi saat ibu bersalin,trasnportasi jika
terjadi kegawatdaruratan,pendonor.
4. Kunjungan ulang
Kunjungan ulang pada tanggal 17-09-
2019,bersedia dihubungi via telepon bila 3 hari
dari tanggal tersebut ibu belum berkunjung
Segera datang atau menghubungi bidan bila
mengalami tanda bahaya yang menunjukan
akan dimulainnya persalinan
5. Terapi fe preventif
Memberikan
32
CATATAN PERKEMBANGAN
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ibu hamil yaitu Ny. “R”. Dari hasil
pengkajian dan pemeriksaan didapatkan hasil yaitu G1P0A0, Hari pertama haid terakhir 12
Desember 2018 , taksiran persalinan 19 september 2019 janin tunggal hidup intra uterine,
presentasi kepala, riwayat ibu mengatakan hamil anak pertama , belum pernah melahirkan..
A. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Hendaknya mampu menerapkan pengetahuan yang diterima di bangku kuliah dengan
kasus yang ditemui di lapangan sehingga dapat memberikan asuhan yang menyeluruh
pada klien.
34