TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
1. Pengertian
11
2. Proses Kehamilan
a. Fertilisasi
b. Implantasi
12
(Aprilia Y, 2010).
c. Pembentukan plasenta
2014:146).
13
Gambar 2.1 Pembentukan Plasenta
14
dan mudigah menjadi padat (body salk) yang merupakan jembatan
antara embrio dan dinding trofoblas yang kelak akan menjadi tali
Tabel 2.1
Pertumbuhan dan perkembangan Fetus
15
Teori HAASE
Tabel 2.2
Rumus HAASE
Umur Panjang fetus Berat badan
kehamilan
1 bulan 1x1 = 1 cm -
2 bulan 2x2 = 4 cm 5 gr
3 bulan 3x3 =9 cm 15 gr
4 bulan 4x4 =16 cm 120 gr
5 bulan 5x5 = 25 cm 280 gr
6 bulan 6x5 =30 cm 600 gr
7 bulan 7x5 =35 cm 1000 gr
8 bulan 8x5 =40 cm 1800 gr
9 bulan 9x5 =45 cm. 2500 gr
10 bulan 10x5 = 50 cm. 3000 gr
Sumber : Kuswanti I. 2014. Asuhan Kehamilan. Jakarta :EGC
16
Gambar 2.2
17
1) Tanda Tidak Pasti (Presumptive Sign)
berikut ini.
kehamilan.
18
sickness.Dalam batas tertentu hal ini masih
d) Syncope ( Pingsan)
e) Kelelahan
19
kehamilan akibat aktivitas metabolism hasil
konsepsi.
f) Payudara Tegang
kolostrum.
g) Sering miksi
20
h) Konstipasi atau obstipasi
i) Pigmentasi Kulit.
berikut ini.
21
ini berbeda pada tiap wanita, ada
tersebut.
j) Epulis
vena.
setelah persalinan.
22
2) Tanda Kemungkinan (Probbility Sign)
kehamilan.
isthmus uteri.
23
Kontraksi ini tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri,
myoma uteri.
positif.
24
usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-
130.
berikut ini.
20 minggu.
18-20 minggu.
menggunakan USG.
25
d) Kerangka janin.
maupun USG.
a. Trimester Pertama
dirasakannya.
26
Sedangkan, libido yang sangat besar dipengaruhi oleh
I, 2015).
b. Trimester Kedua
27
pertama dan merasakan meningkatnya libido (Kumalasari I,
2015).
c. Trimester Ketiga
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
ibu yang merasa dirinya anaeh dan jelek. Selain itu, ibu juga
28
aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga
kesehatan.
kehamilannya.
tinggi.
29
5) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan
b. Tujuan ANC
berikut :
pembedahan.
seminimal mungkin.
30
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
normal.
minggu 14-18).
reflek lutut.
31
3) Tekan/ palpasi payudara (benjolan), perawatan payudara.
janin.
senam hamil
indikasi
32
seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung
seimbang).
a) Kalori
33
b) Protein
dengan kalsium.
c) Mineral
34
dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai
defisiensi.
d) Vitamin
2) Eliminasi
35
desakan oleh pembesaran janin juga menyebabkan
3) Istirahat
4) Aktifitas
36
5) Persiapan laktasi
baik dan siap untuk menyusui bayinya. Untuk itu ibu hamil
2016).
6) Personal Hygine
37
selama hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut
b) Perdarahan pervaginam.
38
c) Koitus harus dilakukan dengan hati – hati terutama
a. Suport Keluarga
kecemasan.
masing.
kanak
39
b. Support Dari Tenaga Kesehatan
1. Trimester 1
2. Trimester II
3. Trimester III
b. Menenangkan ibu.
40
c. Rasa Aman Dan Nyaman Selama Persalinan
teknik pemijatan.
41
membagi pengalamannya dan memberikan nasehat mengenai
e. Persiapan Sibling
bosan.
orang lain.
42
4. Menjelaskan pada anak tentang posisinya ( meskipun ada
adiknya.
8. KSPR
9. Partograf
43
b. Air ketuban : catat warna air ketuban setiap melakukan
pemeriksaan vagina.
1) U : selaput utuh
1) 0 : sutura terpisah
tepat/bersesuaian
44
h. Kontraksi : catat setiap setengah jam, lakukan palpasi
menit.
anak pernah ↕.
urine.
45
1) Kemajuan Persalinan dalam Kala I
persalinan kala I :
fase laten.
waspada).
100 atau lebih dari 180 denyut per menit), curiga adanya
gawat janin.
46
b) Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan verteks
malpresentasi.
secukupnya.
perdarahan.
2010).
V.L, 2016)
47
2.2 Persalinan
1. Pengertian
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalu jalan lain, engan batuan atau tanpa
A, 2010).
48
2 . Proses Persalinan
b. Tahapan persalinan
a) Fase laten
b) Fase aktif
49
(2) Periode dilatasi maksimal (steady) : berlangsung
menjadi 9 cm.
50
c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengakap
frankenhouser.
multigravida 30 menit.
51
3) Kala III (pengeluaran plasenta) (Purwandari A, 2014)
4) Kala IV
a) Tingkat kesadaran
pernafasan.
c) Kontraksi uterus
52
Gambar 2.3
Proses Persalinan (pandangan sagital)
53
Gambar 2.4
Proses Kelahiran Janin (Pandangan Vaginal)
54
3. Mekanisme Persalinan
a. Penurunan
55
b. Flexi
56
d. Extensi
e. Restitusi
57
sehingga hubungannya dengan bahu dan kedudukannya
Gambar 2.5
Ilustrasi Mekanisme Persalinan
58
Gambar 2.6
Penurunan Kepala Janin
a. Kebutuhan fisik
proses persalinan.
59
biasanya ia hanya menginginka cairan. Aturan apa yang boleh
(Sulistyawati, 2011).
2) Posisi
60
saat persalinan. Posisi yang diterapkan saat persalinan harus
4) Perawatan mulut
persalinannya.
61
5) Kehadiran seorang pendamping secara terus – menerus
(Supriatiningsih, 2015)
a) Mengusap keringat
c) Memberikan minum
Midwifery :
b) Pengaturan posisi
f) Asuhan tubuh
g) Sentuhan
62
5. Pertolongan Persalinan
a. Persalinan Normal
(Damayanti, 2011) :
yang bersih
63
menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi
air DTT.
tangan.
mengeringkan bayi.
bokong ibu.
64
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada
kedua tangan.
bahu posterior.
65
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah
kaki.
membersihkan verniks.
menyuntikkan oksitosin).
66
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan
10 cm dari vulva.
67
39. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun
utuh.
perineum.
ibu baik.
menit).
68
49. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke
diinginkannya.
klorin 0,5%.
menit.
69
pernafasan bayi, dan temperatur tubuh setiap 15
menit.
lateral.
menit.
(Ayu, 2009).
70
2.3 Nifas
1. Pengertian
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Puerperium yaitu
dari kata Puer yang artinya bayi dan Porous melahirkan. Jadi,
71
apa yang terjadi pada organ dan struktur lain hanya dianggap sebagai
1) Involusi uterus
sebelum hamil.
72
Tabel 2.3
Perubahan – perubahan normal pada uterus selama postpartum
73
2) Involusi tempat plasenta
3) Perubahan ligamen
agak kendor.
4) Perubahan serviks
74
5) Lokia
dari lokia rubra, serosa dan merah muda. Lokia ini berhenti
desidua.
75
6) Perubahan vulva, vagina, dan perineum
Heryani H, 2010).
76
d) Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.
1) Taking in period
3) Letting Go Period
77
4 . Kebutuhan Ibu Nifas (Saleha S, 2009).
b. Ambulasi
78
Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur
retrotexto uteri.
c. Eliminasi
79
sebab terjadinya kesulitan berkemih ( retensio urine) pada ibu
postpartum.
setelah hari kedua postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB,
maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per rektal. Jika
d. Personal Hygine
80
2) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan – kegiatan
beberapa hal :
memperbayak perdarahan.
f. Aktivitas Seksual
yang bersangkutan.
81
g. Latihan Dan Senam Nifas
organ tubuh wanita. Involusi ini sangat jelas terlihat pada alat – alat
senam nifas.
82
7) Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus
abnormal
penyulit
83
2.4 Bayi Baru Lahir (BBL)
1. Pengertian
bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi
sebagai berikut :
a. Sistem pernafasan
84
keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan
fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir
85
sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara
2007)
86
c. Suhu tubuh
dikeringkan.
ruangan.
87
a) Keringkan bayi dengan saksama.
hangat.
bayinya.
d. Metabolisme glukosa
e. Sistem gastrointensinal
88
terbatas, mengingat hubungan esofagus bawah dan
cc.
2008).
a. Aspek gizi
1) Pemberian ASI
89
dan efektif. Hal ini bukan berarti bahwa pemberian susu
2) Komposisi ASI
(Soetjiningsih, 2005)
90
selintas yaitu bayi menangis kuat, tonus otot baik,
payudara.
patologis.
patologi.
91
bisa juga ditemukan pada bayi kurang bulan, feses
hepare
4) Gangguan transportasi
b. Miliaria
92
pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami gesekan
1) Miliaria Kristalina
2) Miliaria Rubra
dan disekitarnya.
3) Miliaria profunda
93
4) Miliaria fustolosa
keringat.
atau kotoran.
94
2.5 Keluarga Berencana
1. Pengertian
atau yang kita kenal sebagai kontrasepsi pil termasuk cara yang paling
b) Belum haid
95
dengan menunda atau menekan ovulasi. Keuntungan
kontrasepsi meliputi :
pasca persalinan)
dipakai.
96
Keterbatasan :
menit.
Seksual).
melahirkan.
(Bahiyatun, 2009)
2) Senggama Terputus
97
Keuntungan :
Keterbatasan :
98
d) Istri yang mempunyai pasangan yang sulit bekerjasama.
Cara kerja :
d) Menginaktifkan sperma.
Efektivitas
Keuntungan kontrasepsi
99
Keuntungan Nonkontrasepsi
endometrium.
perimenopause.
Keterbatasan
AKDR.
kasus).
100
f) Kejadian kehamilan ektopik relatif tinggi.
h) Mahal.
hiperlipidemia.
a) Usia reproduksi
mencegah kehamilan.
panggul.
101
f) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
kombinasi.
seksual.
septik.
102
Waktu AKDR dipasang
dipastikantidak hamil.
melahirkan.
menyusui suhu akan naik lebih dari suhu basal sehingga siklus
103
5) Metode kalender
tidak teratur, metode ini tidak efektif. Dengan metode ini pasangan
2007)
Gambar 2.7
Metode kalender
104
b. Kontrasepsi Hormonal
1) Pil KB kombinasi
lendir leher rahim sehingga sperma akan sulit masuk dan mencapai
sel telur. Lapisan dinding rahim juga akan dirubah sehingga tidak
siap menerima dan menghidupi sel telur yang telah dibuahi. Pil KB
misalnya : mual, vlek dimasa haid, kenaikan berat badan, atau sakit
( Siswosuharjo S dkk,2010).
105
2) Implant (Hidayati R, 2009)
dianjurkan.
106
b) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
implant.
larutan klorin.
107
i) Setelah semua langkah selesai, cuci tangan dengan
a) Efektifitas tinggi
pencabutan.
a) Nyeri kepala.
108
c) Jerawat.
(nervousness)
pemakaian kontrasepsi.
a) Usia reproduksi
c) Ibu menyusui.
d) Pascakeguguran.
e) Pascapersalinan.
atau tubektomi).
estrogen.
109
h) Sering lupa mengkonsumsi pil.
penyebabnya.
e) Diabetes mellitus
3) Suntik
memiliki anak.
110
(9) Nyeri haid hebat.
(10) Anemia.
penyebabnya.
manis>20 tahun.
Keuntungan :
111
(8) Mencegah anemia.
Keterbatasan :
suntikan pertama.
menggunakan
memiliki anak.
112
(3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan efektifitas
tinggi.
(4) Menyusui.
tubektomi.
(8) Perokok.
mengandung esterogen.
penyebabnya.
113
(4) Tidak menerima terjadinya gangguan haid, dan tidak
haid.
Keuntungan :
sampai perimenopause.
endometrium.
Keterbatasan :
114
perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak, tidak haid
sama sekali.
(4) BB meningkat.
pemakaian.
c. Metode Barier
1) Kondom
Pengertian :
115
pada kondom baik untuk meningkatkan efektifitas (misalnya
mm.
Gambar 2.8
Kondom
Jakarta hal:595
Tipe kondom :
a) Kondom biasa.
c) Kondom beraroma.
116
Keuntungan :
Keterbatasan :
kontrasepsi.
sentuhan langsung)
mempertahankan ereksi.
umum.
117
g) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan
2) Diafragma
Jenis diafragma:
Keuntungan :
Keterbatasan :
perempuan/tahun).
118
b) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi.
uretra.
3) Spermisida
film, krim.
Keuntungan :
pemeriksaan khusus.
119
Keterbatasan :
perempuan/tahun).
kontrasepsi.
seksual.
1) Vasektomi
2) Tubektomi
120
Karena ada tindakan tubektomi yang dapat dilakukan
penunjang).
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
121
diberikan. Umur juga hal yang penting karena ikut
a) Nyeri Punggung
kelahiran.
b) Konstipasi
122
Penurunan tingkat aktifitas wanita normal dapat
d) Keletihan
e) Sering berkemih
123
f) Varises
datang).
b) Bentuk serangan
serangan ulang.
e) Lokasi spesifik.
124
k) Efektifitas perawatan dan pengobatan.
mumps, chickenpox).
hasilnya.
dan asma.
i) Alergi.
j) Penggunaan alcohol.
125
5) Riwayat keluarga
b) Kanker
c) Penyakit jantung.
d) Hipertensi
e) Diabetes
f) Penyakit ginjal
g) Penyakit jiwa.
6) Riwayat menstruasi
a) Umur menarche.
c) Lamanya.
126
h) Penggunaan produk sanitari ( missal celana dalam,
pembalut).
j) Sindrom premenstrual
7) Riwayat Obstetri
a) Gravida/para
ekstrasi).
127
persalinan yang lampau adalah hasil ujia – ujian dari
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
2006)
b) Kesadaran
(Saiffudin, 2006)
c) Tekanan darah
(Perry, 2005)
128
d) Suhu
e) Denyut nadi
2006).
f) Respirasi
2005)
g) Tinggi badan
(Varney, 2007)
h) Berat badan
(Saiffudin, 2006)
129
i) Lila
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
b) Muka
tidak.
c) Mata
d) Hidung
130
kemerahan), pengeluaran ada / tidak, keadaan sinus /
e) Telinga
garpu tala)
f) Mulut
g) Leher
tidak.
h) Dada / toraks
131
i) Jantung
j) Payudara
lebih 20 minggu).
k) Abdomen
l) Genitalia
varises.
m) Ekstermitas
132
3) Pemeriksaan khusus
(1) Palpasi
(a) Leoplod 1
133
Gambar 2.9
Manuver pertama, Palpasi Fundus
Sumber : Manuaba I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta : EGC, halaman 224
(b) Leopold II
134
menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki
Gambar 2.10
Manuver Kedua, Palpasi Lateral
Sumber : Sumber : Manuaba I.B.G. 2007. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC, halaman 224
135
tidak. Apabila tidak dapat digoyangkan ,
panggul.
Gambar 2.11
Manuver ketiga
Sumber : Sumber : Manuaba I.B.G. 2007. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC, halaman 224
(d) Leopold IV
136
memasuki pintu atas panggul, apabila
atas panggul.
Gambar 2.12
Manuver Keempat, palpasi Pelvis
Sumber : Sumber : Manuaba I.B.G. 2007. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC, halaman 224
berikut
137
(a) Kepala janin dipegang dan diupayakan
simfisis pubis.
percobaan)
disproporsi safalopelvik.
138
(b) Kemungkinan lilitan tali pusat pada leher
ke PAP.
(Manuaba, 2007)
139
tahun sebelumnya ditambah dengan 1, jika bulan tidak
Gambar 2.13
Tinggi Fundus Uteri
Tabel 2.4
TFU Mc. Donald
140
= cm (±2 cm)
36 minggu 3cm(±2cm) Pada prosessus sifoideus
minggu :
Tabel 2.6
141
(4) Berat badan penting diukur sebelum proses persalinan
(Islamiyah H, 2011)
(5) Auskultasi
142
pihak ibu adalah denyut aorta, bising uterus, dan bising
usus.
(Saminem H, 2008)
Gambar 2.14
Punctum Maximum
UMBILICUS
143
(6) Pemeriksaan panggul
(Saminem H, 2008)
1. DIAGNOSA KEBIDANAN
Dengan kriteria :
144
a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
(Manuaba, 2012:123).
2. INTERVENSI
klien/keluarga
145
e. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
Kriteria hasil :
2) Kesadaran composmentis.
4) Pemeriksaan laboratorium.
146
R/Ibu dapat beradaptasi dengan kondisinya sendiri.
darurat.
Kemungkinan masalah :
punggung
147
2) Mengajarkan perbaikan postur tubuh pada ibu
hamil.
mengurangi nyeri
secara bergantian.
menghindari nyeri.
hangat
bagian nyeri.
nyaman
b. Masalah 2 : Konstipasi
Kriteria Hasil :
mengejan berlebihan
konstipasi
148
Intervensi menurut Sulistiyowati (2016:5)
disetiap harinya.
c. Masalah 3 : Nocturia
Kriteria Hasil :
(2007:541)
149
R/ ibu mengerti penyebab sering kencing
kandung kemih
kopi, softdrink.
berkemih.
malam hari.
tungkai.
150
Intervensi Menurut Varney, Kriebs dan Gegor
(2007:540)
dengan massage.
berkurang.
fosfor.
kesehatan tulang.
151
e. Masalah 5 : Hemorroid
(2007:539)
pengeluaran feses.
ringan.
defekasi
152
R/ Mengejan yang terlalu sering akan memicu
terjadinya hemorrhoid.
air hangat.
sirkulasi.
hemorrhoid.
(2007:543)
153
3) Anjurkan ibu senam hamil teratur.
atas kepala.
nafas.
g. Masalah 7 : Varises
bertambah parah
(2007:540)
vena.
154
3) Hindari berdiri lama dan tidak menyilang saat
duduk.
korset.
155
R/ Relaksasi dapat mengurangi masalah – masalah
persalinan.
4. Implementasi
bio-sosial-psiko-spiritual-kultural.
based.
berkesinambungan.
156
h. Menggunakan sumberdaya, sarana dan fasilitas yang
5. Evaluasi
klien/pasien.
6. Dokumentasi
157
dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan
kriteria :
masalah kebidanan.
158
2.2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
pengobatan apa yang akan diberikan. Umur juga hal yang penting
2) Keluhan Utama
salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin
datang).
b) Bentuk serangan
159
c) Faktorpencetus terjadinya serangan.
serangan ulang.
e) Lokasi spesifik.
mumps, chickenpox).
hasilnya.
160
h) Alergi, misalnya makanan, lingkungan, debu, hewan,
dan asma.
i) Alergi.
j) Penggunaan alcohol.
5) Riwayat keluarga
b) kanker
c) Penyakit jantung.
d) Hipertensi
e) Diabetes
f) Penyakit ginjal
g) Penyakit jiwa.
161
6) Riwayat menstruasi
a) Umur menarche.
c) Lamanya.
pembalut).
j) Sindrom premenstrual
. 7) Riwayat Obstetri
a) Gravida/para
162
(4) Bentuk persalinan (spontan, SC,forcep, atau
vakum ekstrasi).
penyebabnya.
persalinan.
163
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
(Saiffudin, 2006)
b) Kesadaran
(Saiffudin, 2006)
c) Tekanan darah
2005)
d) Suhu
164
mendeteksi dini adanya gangguan termoregulator di
e) Denyut nadi
2006).
f) Respirasi
2005)
g) Tinggi badan
h) Berat badan
(Saiffudin, 2006)
i) Lila
165
2) Pemeriksaan fisik
a) Muka
b) Mata
d) Leher
e) Payudara
abnormal.
166
f) Abdomen
nigra/alba
g) Genitalia
h) Ekstermitas
3) Pemeriksaan khusus
a) Palpasi
167
(3) Tafsiran Berat Janin
gram.
168
Tabel 2.7
TBJ Normal untuk Usia Kehamilan Trimester III
oleh satu/lebih.
169
(11) Expulsion (Ekspulsi)
(Sriyani E, 2015).
panggul
panggul
rongga panggul
Tabel 2.8
Kepala diatas
PAP, mudah
= 5/5 digerakkan
Sulit
digerakkan,
= 4/5 H I-II bagian
terbesar
kepala belum
170
masuk
panggul
Bagian terbesar
kepala belum
= 3/5 H II-III masuk
panggul
Bagian terbesar
kepala sudah
= 2/5 H III+ masuk
panggul
Kepala didasar
panggul
= 1/5 H III-IV
Di perineum
= 0/5 H IV
171
c) Penurunan Kepala Menurut Bidang Hodge (Manuaba,
2010)
simfisis.
ischiadica
172
Gambar 2.15
Sistem Bidang Hodge
5) Auskultasi
173
(c) Daerah yang paling jelas untuk mendengarkan denyut
7) Pemeriksaan dalam
mengetahui :
174
a) Pasien yang baru datang sudah inpartu/belum.
(White S, 2014).
8) Pemeriksaan Panggul
(Saminem H, 2008).
9) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan darah
b) Pemeriksaan urine
c) Ultrasonografi (USG)
175
2. DIAGNOSA KEBIDANAN
:715)
a) Keletihan
b) Infeksi
gangguan.
176
tindakan pencegahan untuk menurunkan resiko perdarahan
3.PERENCANAAN
bayi sehat.
Kriteria Hasil :
S: 36 – 37oC.
N: 80–100x/menit.
R: 16 – 24x/menit.
sedikitnya 40 detik
177
3) Kala II pada primigravida <2 jam sedangkan
aktif
cairan ketuban.
ada his
178
langkah – langkah asuhan persalinan normal menurut
Damayanti (2011)
yang bersih.
bersih.
179
(6) Mengisap oksiosin 10 unit kedalam tabung
suntik.
180
(a) Bila selaput ketuban sudah pecah,
lakukan amniotomi.
(120 -160x/menit)
partograf.
dengan keinginannya.
181
(a)Menunggu hingga ibu mempunyai
mendokumentasikan penemuan-
penemuan.
meneran.
182
(c) Membantu ibu mengambil posisi yang
diantara kontraksi
keinginan meneran.
aman.
kedua tangan
183
f) Menolong Kelahiran Bayi
kepala bayi
184
(b) Jika tali pusat melilit leher bayi
185
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang
jari lainnya.
bergerak aktif ?
186
(29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,
klem pertama.
sisi lainnya.
187
perut ibu. Usahakan kepala bayi berada
menyusu
5 – 10 cm dari vulva.
188
(35) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali
i) Mengeluarkan plasenta
189
tangan difundus dan lakukan masase dengan
k) Menilai Perdarahan
190
m) Evaluasi
didekontaminasi
191
(51)Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu
diinginkannya.
kering.
192
tubuh (normal 36,5 – 37,50C) setiap 15
menit.
disusukan
o) Dokumentasi
persalinan
193
Intervensi menurut Wiknjosatro (2008: 113)
diberlakukan.
diberlakukan
Persalinan
194
R/ kehadiran orang terdekat mampu
ibu.
kipas.
tekanan.
195
(2) Urin Jernih, produksi urine 30
cc/jam
kecukupan minum.
2) Suhu : 36 -37,50C
3) KU baik
berbau
196
Intervensi menurut Wiknjosastro (2008) :
Intervensi :
197
R/ meluruskan tungkai dapat melancarkan peredaran
kebidanan :
198
R/ hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
0,5mg
intrakranial
199
(1) Perhatikan keadaan umum pasien
pengganti
plasenta manual.
baik.
c. Berikan Transfusi
200
plasenta dari vagina sambil melakukan tekanan
periksa plasenta.
pengganti
perdarahan.
201
untuk melakukan kompresi Bimanual
ditempat rujukan.
teratasi.
dengan baik
2) Perdarahan <500 cc
202
1) Lakukan pemeriksaan secara hati – hati untuk
serviks :
RL
yang keluar
4. Penatalaksanaan
203
5. Evaluasi
pasien :
pasien.
6. Dokumentasi
204
yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Dengan kriteria :
KIA.)
kebidanan.
205
2.2.3 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
1) Identitas
a) Nama
b) Umur
c) Agama :
(Ambarwati, 2010)
d) Pendidikan :
206
e) Pekerjaan :
f) Alamat :
2) Keluhan Utama
3) Riwayat Kesehatan
(Sukarni, 2013).
207
5) Riwayat Kebidanan
a) Riwayat Haid
b) Riwayat KB
digunakan.
(c) Eliminasi
208
Dalam keadaan normal ibu dapat BAK secara
(d) Istirahat
b. Data Obyektif
Obyektif meliputi :
209
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
c) Tekanan darah
d) Suhu
210
e) Denyut nadi
(Wiknjosastro, 2006).
f) Respirasi
g) Tinggi badan
h) Berat badan
i) Lila
2007)
211
2) Pemeriksaan fisik
abnormal.
212
g) Terapi yang diberikan pada ibu nifas menurut
Sulistyawati (2009:100)
melalui ASI.
2. Analisa data
2010 :248-249)
3. Diagnosa Kehamilan
berikut :
213
a. Diagnose sesuai dengan nomenklatur kebidanan.
kebidanan yaitu :
c. Masalah potensial.
d. Prognosa
semua asuhan
4. Intervensi
214
perineum, after pain, pembengkakan payudara (Sulistyawati A, 2009
:126)
dan bayi.
Krieria hasil :
T : 110/70-130/90 mmHg
N : 60-80 x/menit
S: 36 – 37,5 %
c. Laktasi normal
(Suherni, 2009:27)
215
d. Involusi uterus Normal
Tabel 2.9
Perubahan Uterus selama Postpartum
e. Lochea Normal
Intervensi
216
dapat mengganggu fungsi normal saluran pencernaan
(Saiffudin, 2009 ).
(senam nifas).
Kemungkinan Masalah
a. Masalah 1 : Kontipasi
lain :
217
2) Anjurkan ibu untuk minum air putih minimal 8
gelas/hari
usus
pembekuan feses.
terlalu padat.
jam
218
R/ menjaga kandung kemih agar tetap kosong
setelah melahirkan.
berkemih.
219
dan mengikuti program Blader
perdarahan postpartum.
dengan nyaman.
berkemih.
220
atau terdapat masalah setelah
melahirkan.
jam.
teratasi.
yang benar.
221
R/ Ibu melakukan perawatan perineum
terjadinya infeksi.
berkurang.
Kriteria Hasil:
menghilangkan nyeri.
222
3) Jika perlu berikan analgesic (parasetamol,
berkurang.
5. Implementasi
6. Evaluasi
223
2.2.4 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
(Manuaba, 2012)
2) Keluhan utama
(Marni, 2012)
3) Riwayat antenatal
224
persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh
b. Data Obyektif
a) Pemeriksaan Khusus
Tabel 2.10
Penilaian Apgar Score
225
Sumber : Dewi, 2010
Keterangan :
b) Pemeriksaan fisik
(2) Hidung
226
(3) Mulut
(4) Telinga
2007).
(5) Leher
(Marmi, 2015).
227
(6) Dada
(marmi, 2014)
(7) Aksila
(8) Abdomen
adanya pembengkakan
herniadiafgmatika
228
(c) Abdomen yang membuncit kemungkinan karena
(9) Punggung
(10) Genetalia
229
mengalami edema atau pembesasaran hidrokel (cairan
(11) Anus
2015).
(12) Ekstremitas
230
c) Pemeriksaan penunjang
pada mulut bayi pada langit bagian dalam gusi atas timbul
231
berubah semua jari kaki hiperekstensi dengan ibu jari
dorsifleksi
(8)Reflek merangkak
dapat tidak ada atau tidak lengkap segera setelah lahir yang
terlahir
72).
232
2. Diagnosa Kebidanan
(Marni, 2012)
3. Perencanaan
a. Diagnosa Kondisi
terjadi komplikasi.
Kriteria Hasil :
cemas, lunak.
233
6) Bayi berkemih 5 kali atau lebih setiap hari.
adalah abnormal.
Intervensi
sebagai berikut :
1) Jaga kehangatan
kematian.
2) Observasi TTV
234
meningkatkan hubungan psikologis antara ibu
ditangani.
Kemungkinan Masalah
a.Masalah 1 : Hipoglikemi
235
2) Tidak ada tanda – tanda hipoglikemi yaitu kejang,
hipotermi
Intervensi :
mengalami hipoglikemi.
lebih lanjut.
236
R/Nutrisi yang terpenuhi akan mencegah
hipoglikemia.
energy bayi.
b. Masalah 2 : Hipotermi
Kriteria Hasil :
Intervensi :
stress dingin.
237
2) Kaji tanda – tanda Hipotermi
kematian.
basah.
c. Masalah 3 : Ikterik
238
2) Mengkaji tanda dan gejala klinis ikterik.
2-4 jam.
10 menit
239
d. Masalah 4 : Seborrhea
Kriteria Hasil :
240
e. Masalah 5 : Miliariasis
Kriteria Hasil :
kelenjar keringat.
miliariasis.
241
R/ Penatalaksanaan lebih lanjut.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
menangis
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
242
melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
klien/pasien
6. Dokumentasi
243
A : adalah hasil analisa, mencatat diagnose dan masalah
kebidanan.
244
2.2.5 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
1) Identitas
a) Nama
(Ambarwati, 2010)
b) Umur
c) Agama
(Ambarwati, 2010)
d) Pendidikan
245
e) Pekerjaan
(Ambarwati, 2010).
f) Alamat
2) Keluhan utama
3) Riwayat Kesehatan
246
nifas, perlu diperlukan konseling prakonsepsi dengan
progestin(Saifuddin, 2013).
4) Riwayat Kebidanan
a) Haid
247
diperkirkan (Saiffudin, 2013 :51). Pasien yang tiga bulan
c) Riwayat KB
1. Nutrisi
2. Pola Eliminasi
3. Istirahat/tidur
248
4. Kehidupan seksual
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
1. Tanda-tanda vital
2010).
2. Pemeriksaan antropometri
1. Berat Badan
(Hartanto, 2015)
2) Pemeriksaan Fisik
1. Muka
249
wajah, periksalah konjungtiva dan kuku) pucat
2. Leher
3. Payudara
4. Abdomen
5. Genetalia
6. Anus
250
7. Ekstermitas
2007)
3) Pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Kebidanan
Prognosa Baik.
3. Perencanaan
Tujuan :
251
c. Ibu dapat memilih KB yang sesuai keinginan dan kondisinya.
Kriteria Hasil :
petugas.
kontraindikasi.
252
R/ Penggunaan alat kontrasepsi merupakan kesepakatan dari
klien.
pilihannya.
pilihannya.
Kemungkinan Masalah :
a. Masalah 1 : Amenorhea
253
1) Kaji pengetahuan pasien tentang amenorrhea
b. Masalah 2 : Pusing
254
3) Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
nyeri.
dengan keadaannya.
Kriteria Hasil :
berkurang
4. Implementasi
255
dan rehabilitative. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan
evidience based.
d. Melibatkan klien/pasien.
memadai.
5. Evaluasi
256
pada klien dan keluarga. Hasil evaluasi harus ditindaklanjuti sesuai
6. Dokumentasi
257