Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE PADA Ny.

N
DENGAN G4P2012 31 MINGGU 4 HARI
DI RUANG LANTAI 4 KELAS 1 RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 6 s/d 15 NOVEMBER 2023

Oleh:

PUTU LIAWAN
NIM.239013088

KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE PADA Ny. N


DENGAN G4P2012 31 MINGGU 4 HARI
DI RUANG LANTAI 4 KELAS 1 RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 6 s/d 15 NOVEMBER 2023

Clinical Instructure (CI) Mahasiswa

(Ns. Ni Wayan Krisnawati, S.Kep) (Putu Liawan S.Kep)


NIP. 197609151997032003 NIM. 239013088

Clinical Teacher (CT)

(Ns. Ni Luh Gede Puspita Yanti S.Kep., M. Biomed)


NIK.2.04.10278
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANTENATAL CARE (ANC)

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi antenatal care (ANC)
Antenatal care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada wanita selam hamil, misalnya dengan pemantauan
kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran
supaya ibu siap menghadapi peran baru sebgai orang tua (Wagiyo &
Putrono, 2016). Menurut Wignjosastro (2012) antenatal care (ANC)
merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan
tujuan menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan menurut Depkes RI
(2012) mengatakan pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan
dalam Standar pelayanan kebidanan.
Berdasarakan pengertian diatasa dapat disimpulkan bahwa
antenatal care adalah perawatan kehamilan yang merupakan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai
dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan.

Tujuan dilakukannya antenatal care yaitu:


Tujuan umum antenatal care terpadu menurut Depkes (2010) untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin
dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat. Adapun tujuan khusus
dari antenatal care adalah sebagai berikut:
a) Mempromosikan dan menjaga kesehatan ibu secara fisik dan mental
dengan cara memberikan pendidikan kesehatan dan memantau kondisi
kehamilan secara berkala.
b) Mendeteksi secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama proseskehamilan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan anak.
c) Memberikan penanganan yang tepat dan cepat jika terdapat
ketidaknormalan atau komplikasi selama masa kehamilan.
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
pada ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas dapat berjalan nomal serta mampu
memberikan ASI eksklusif.
f) Memaksimalkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal (Manuaba,
2008).

2. Tanda dan gejala


Menurut Marjati dkk, (2010) tanda dan gejala antenatal dibagi dalam:
a. Tanda dan gejala presumtif kehamilan
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
Folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada
pagi hari. Progesteron dan esterogen mempengaruhi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual
muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang sering tuanya
kehamilan.
4) Sinkop atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan
menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),
tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Pada trieulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus
yang membesar keluar rogga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh
pengaruh hormon esterogen.
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.
a) Pipi: cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
b) Perut: strie livide dan strie albican, linea alba makin
menghitam, payudara hiperpigmentasi areola mamae.
c) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh esterogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang
mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi
disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
b. Tanda kemungkinan (probability sign)
1) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan
keempat kehamilan.
2) Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istimus uterus.
3) Tanda goodel
Pelunakan serviks.
4) Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keungunan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi baxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin di
dalam otot uterus kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
7) Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
8) Pemeriksa tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hc6 yang
diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Ormon ini
disekresi di peredaran darah Ibu (pada plasma darah) dan
diekskresi pada urine Ibu.
c. Tanda pasti (positive sign)
1) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunkan alat fetal
(elektrocardiograf) misalnya doppler.
3) Bagian-bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan
lebih tua (trimester akhir).
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dapat dilihat dengan foto rontgen maupun
USG

3. Penyebab
Kehamilan dapat terjadi karena adanya sperma yang membuahi sel
telur pada masa ovulasi. Saat terjadi ejakulasi kurang lebih 3cc sperma
dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang berisi kurang lebih 300 juta
sel sperma. Setelah masuk ke organ genetalia interna wanita, sperma akan
menghadapi beberapa rintangan dan hanya satu sperma yang mengalami
proses kapitasi dan mampu melakukan penetrasi membran sel ovum.
Setelah itu akan terjadi proses nidasi, yaitu tertanamnya hasil konsepsi
kedalam endometrium. Setelah bernidasi selama kurang lebih 10 hari
maka akan dimulai proses pertumbuhan dan perkembangan janin
(Sarwono, 2009).
4. Patofisologi terjadinya penyakit
Proses Kehamilan menurut Hamilton, Persis Mary (2012) yaitu:
a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel teliur dan sel sperma. Tempat bertemunya
didaerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3 fase
yaitu:
1) Tahap penembusan korona radiate
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang
bisa menembus korona radiata karena sudah megalami proses
kapisitasi.
2) Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata menempel di zona pellusida, tetapi
hanya satu yang terlihat ampu menembus oosit.
3) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromososm diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk
jenis kelamin baru (XX untuk wanita dan XY untuk laki-laki).
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel,
8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk
sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan
memperoleh membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula
masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk ke
dalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur-angsur
ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah
rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4-5 hari). Sel bagian
dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona
pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblas bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5-6 hari) dalam bentuk
blastokista tingkat lanjut.

c. Nidasi/Implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya
terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada
saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretonik
(2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahimdan pembuluh
nadi menjadi berkelok-kelok jaringan ini mengandung banyak cairan
(Marjati dkk, 2010).
d. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
1) Masa pre embryonic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi
proses pembelahan sampai dengan nidasi.
2) Masa embryonic
Berlangsung sejak 2-6 minggu.
3) Masa fetat
Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir.
Minggu ke 12 panjang janin kira-kira 9 cm, berat 14 gram,
sirkulasi tubuh berfungsi. Minggu ke 16 panjang janin 16 cm, berat
20 gram, kulit transparan, rambut mulai tumbuh. Minggu ke 20
kepala tegak separuh PB, wajah nyata, telinga, pada tempatnya
kelopak mata, alis, kuku sempurna. Minggu ke 24 kulit keriput,
lanugo menjadi gelap dengan vernix meningkat. Minggu ke 28
mata terbuka, alis dan bulu mata berkembang dengan baik, rambut
menutupi kelapa, deposit lembak subkutan, testis turun ke skrotum.
Minggu ke 32 lanugo berkurang, tubuh bulat, testis turun. Minggu
ke 36 lanugo sebagian besar terkelupas, kulit tertutup, vernikx
kareosa. Minggu ke 40 osifikasi tulang tengkorak masih belum
sempurna, tetapi keadaan ini memudahkan fetus melalui jalan lahir
(Marjati dkk, 2010).
5. Pathway/WOC
Fertilisasi Konsepsi Monella Nidasi

Trodubilla, Posika

Ansietas
Embriogesis

Kurang
Oronogesis pengetahuan

Perubahan Perubahan pada Perubahan


fisiologis ibu hamil psikologis

Sistem urinaria
Sistem integumen
OIT

Uterus membesar
Progesteron Esterogen
Esterogen
& Hc6
Tekanan pada
Hiperpigmentasi vesicula urinaria
Penurunan
Peningkatan
kekuatan
asam
otot
lambung Strie gravidarum Meningkat
frekuensi BAK

Peristaltik Mual, Gangguan citra


menururn muntah, tubuh Gangguan
anoreksia eliminasi urin

Distensi
gastrointest
Ketidakseimbangan Resiko
inal
nutrisiNausea
kurang dari kekurangan
kebutuhan volume
cairan

Konstipasi

(Marjati dkk, 2010 & SDKI, 2017)


6. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Leopold
1) Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan kepada ibu, juga bahwa
pemeriksaan ini kadang-kadang menimbulkan perasaan khawatir
atau tidak enak tetapi tidak akan membahayakan bayi yang ada
dalam kandungan.
2) Persilahkan ibu untuk berbaring.
3) Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh perut ibu tampak jelas sampai
batas dibawah proc. Xypoideus, kemudian minta ibu untuk
meletakkan kedua telapak kaki pada ranjang sehingga terjadi
sedikit fleksi pada sendi paha (coxae) dan lutut (genu), untuk
mengurangi ketegangan dinding perut.
4) Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang telah disediakan.
5) Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat
kemudian keringkan kedua tangan tersebut dengan handuk.
6) Pemeriksa berada disisi kanan ibu mengahadap bagian lateral
kanan.
7) Beritahu kepada ibu bahwa pemeriksa akan memulai proses
pemeriksaan

Leopold 1:
 Tujuan: untuk mengetahui bagian tubuh janin yang berada di
bagian fundus.
- Bila kepala: bulat, keras, dan dapat digerakkan (balotemen).
- Bila bokong: lunak, bentuk tidak spesifik, tidak dapat
digerakkan.
- Bila letak lintang maka palpasi didaerah fundus akan teraba
kosong.
 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak
mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi uterus bawah
denga meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian
lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).
 Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus
bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke
bagian kepala ibu.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri
dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan
jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri
dan kanan secara bergantian.
 Pemeriksaan usia kehamilan dan tinggi fundus:
- Sebelum bulan ketiga fundus uteri tidak dapat diraba
- (12 minggu): tinggi fundus 1-2 jari diatas sympisis
- (16 minggu): tinggi fundus pertengahan sympisis
- (20 minggu): tinggi fundus 3 jari dibawah pusat
- (24 minggu): tinggi fundus setinggi pusat
- (28 minggu): tinggi fundus 3 jari diatas pusat
- (32 minggu): tinggi fundus pertengahan prosesus xipoideus dan
pusat
- (36 minggu): tinggi fundus 3 jari dibawah prosesus xipoideus
- (40 minggu): tinggi fundus pertengahan prosesus xipoideus dan
pusat

Usia kehamilan (bulan) = Tinggi fundus (cm)/3,5 cm


Keterangan:
Tinggi Fundus (cm) Usia Kehamilan (bulan)
20 5
23 6
27 7
30 8
33 9
Leopold 2:
 Tujuan: untuk menentukan letak punggung janin.
 Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara
sejajar dan pada ketinggian yang sama.
 Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser ke arah
bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang
(punggung) atau bagian-bagian kecil (eksteremitas).

Leopold 3:
 Tujuan: untuk menentukan bagian tubuh janin yang terdapat
dibagian bawah, apakah kepala janin sudah atau belum mencapai
pintu atas panggul.
 Pemeriksa tetap menghadap ke muka klien.
 Gunakan tangan kanan untuk mempalpasi bagian bawah Rahim.
 Dengan keempat jari dan ibu jari pegang bagian terbawah janin
(kepala) dan tentukan sudah terfiksir atau belum.

Leopold 4:
 Tujuan: untuk menentukan usia kehamilan dan sejauh mana kepala
janin sudah memasuki pintu atas panggul.
 Pemeriksa berganti menghadap kearah kaki klien.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan
kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada
pada tepi atas simfisis.
 Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua
jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
 Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen atau divergen).
b. Pengukuram Denyut Jantung Janin (DJJ)
DJJ dapat dipantau dengan stetoskop Laenec atau Doppler.DJJ
dihitung secara penuh dalam 1 menit dengan memperhatikan
keteraturan serta frekuensinya (Baety, 2012). Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
 Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
 Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan
 Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin
 Funandoskop diletakkan secara tegak lurus terhadap dinding perut
 Raba nadi ibu pada pergelangan tangan
 Pastikan DJJ dengan cara membedakan bunyi yang didengar
dengan nadi ibu
 Hitung jumlah DJJ permenit dengan benar (hitung DJJ selama 5
detik, istirahat 5 detik lakukan sampai 3 kali dan hasilnya dijumlah
dan dikalikan 4). DJJ yang normal kurang lebih 120-140 permenit.
 Beri penjelasan pada klien hasil pemeriksaan detak jantung janin
c. Penentuan Taksiran Berat Janin
Taksiran berat janin melalui pengukuran tinggi fundus uteri (TFU)
dengan menggunakan rumus Niswander yaitu:
Taksiran Berat Badan Janin (TBJ) = 1,12 (TFU – 7,7) x 100 gr (Bobak,
2005).
d. Penentuan Taksiran Usia Kehamilan
Untuk dapat menghitung usia kehamilan anda berdasar HPHT hanya
dapat dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki siklus haid normal dan
teratur (28-30 hari). Untuk taksiran usia kehamilan berdasar HPHT
dapat menggunakan rumus Neagele, selain dapat menghitung usia
kehamilan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitung hari
perkiraan lahir (HPL). Penggunaan rumus ini adalah dengan
menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian
mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya,
sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari,
Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap
tidak ditambah atau dikurangi.
e. Pemeriksaan Antropometri pada Ibu Hamil
Menurut Shoutheast Asian Food and Agricultural Science and
Technology, IPB menjelaskan pemeriksaan antropometri meliputi:
1) Berat Badan:
a) Tempatkan timbangan berskala pada permukaan lantai yang
datar
b) Pastikan skala timbangan berada pada jangka nol (0,0) sebelum
penimbangan dimulai
c) Responden diminta untuk berdiri diatas timbangan dengan
posisi badan tegak dan pandangan mata lurus ke depan
d) Baca skala
e) Catat hasil pengukuran
2) Tinggi Badan:
a) Gantungkan microtoise pada dinding dan lantai yang datar pada
ketinggian 200 cm dari bawah lantai)
b) Pastikan skala 0 (garis merah) berada pada tepat pada saat
menyentuh lantai
c) Mintalah ibu hamil untuk berdiri membelakangi dinding,
punggung dan bokong menempel ke dinding, tangan tegak ke
bawah, tanpa alas kaki
d) Geser microtoise persis menempel diatas kepala responsden,
baca skala dan catat hasilnya.
3) Lingkar Lengan Atas (LILA):
a) Pengukuran menggunakan pita, pita pengukur dilingkarkan ke
lengan subjek dan dibaca skalanya serta dicatat.
f. Mengukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara teratur untuk
melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi.
Tekanan darah tinggi, protein urin positif, pandangan kabur atau
oedema pada ekstremitas. Apabila tekanan darah mengalami kenaikan
15 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan jarak 1 jam atau tekanan
darah > 140/90 mmHg, maka ibu hamil mengalami preeklamsi.
(Mufdillah, 2009).
g. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap

Antigen Interval Lama Perlindungan % Perlindungan


Pada Kunjungan
TT1 - -
antenatal pertama
4 minggu setalah
TT2 3 tahun 80
TT1
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
25 tahun/seumur
TT5 1 tahun setelah TT4 99
hidup

h. Pemberian tablet penambah darah minimal 90 tablet selama


kehamilanPemberian tablet penambah darah dimulai setelah rasa mual
hilang satu tablet setiap hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet
mengandung FeSO4 30mg dan asam folat 500. Tablet besi sebaiknya
tidak diminum bersamaan dengan teh atau kopi, karena dapat
mengganggu penyerapan (Sarwono, 2006).

Standar pelayanan minimal antenatal care “7T” yaitu:


a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
 Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian
yang seringan-ringannya
 Peningkatan berat badan pada masa kehamilan sangat penting,
Setidak-tidaknya antara 9-11 kg sampai menjelang bayi lahir
 Berat badang < 45 kg pada trimester II atau di bawah kurva pada
KMS ibu hamil menunjukkan ibu kurus, besar kemungkinan ibu
akan melahirkan bayi dengan BBLR.
 Bila berat badan ibu jauh diatas kurva pada KMS ibu hamil, perlu
dicurigai adanya kemungkinan melahirkan bayi besar dan
menimbulkan gangguan dalam persalinan
b. Ukur Tekanan Darah
 Tekanan darah normal adalah 110/80-140/90 mmHg. Bila > 140/90
mmHg hati-hati adanya preeklamsia
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri
 Tinggi fundus uteri ditentukan dalam sentimeter (cm), yaitu jarak
antara symphisis pubis dengan puncak tinggi fundus uteri
 Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri adalah untuk memeriksa
kehamilan, menentukan letak janin dalam kandungan normal atau
tidak, memperkirakan berat badan janin dan dapat menentukan
detak jantung janin
d. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap
 Bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum. Imunisasi pertama
diberikan mulai hamil 3 bulan dan imunisasi kedua diberikan
minimal 1,5 bulan sesudah imunisasi pertama
e. Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
 Ibu hamil harus minum tablet zat besi satu tablet sehari atau paling
sedikit 90 tablet selama kehamilan
 Tes terhadap penyakit menular sexual
 Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Saifudin, 2006).

7. Pemeriksaan diagnostik/Penunjang
a. Tes laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin mencangkup pemeriksaan hemoglobin,
protein urine, gula darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan khusus
dilakukan di daerah prevalensi tinggi atau kelompok perilaku terhadap
HIV, sifilis, malaria, tuberkolosis, cacingan dan thalasemia (Mitayani,
2009).
b. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG untuk melihat jenis kelamin, tafsiran kehamilan,
tafsiran berat janin dan jumlah cairan amnion (Mitayani, 2009).

8. Diagnosis/Kriteria diagnosis
Untuk menentukan diagnosis kehamilan yang harus diperhatikan adalah
tanda pasti kehamilan:
a. Adanya DJJ
Terdeteksi umur kehamilan 10 minggu dengan doppler sedangkan
dengan funandoskop umur kehamilan 18-20 minggu. (DJJ rendah 110-
120 kali permenit, tinggi 150-160 kali permenit).
b. Fetal movement, dengan palpasi trimester ketiga
c. Gerakan janin ini lebih cepat diketahui dengan USG

9. Terapi/Tindakan penanganan
a. Penatalaksanaan medis
1) Berikan tablet Fe pada ibu hamil.
2) Berikan vaksin TT pada ibu hamil.
3) Vitamin untuk ibu hamil.
4) Meterhin untuk menghentikan perdarahan.
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Nausea
a) Makan porsi kecil tapi sering bahkan setiap 2 jam.
b) Makan biskuit kering sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi
hari.
c) Tingkatkan istirahat.
d) Hindari sikat gigi setelah makan.
2) Peningkatan frekuensi berkemih pada TM I dan TM II
a) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kemih.
b) Banyak minum di siang hari.
c) Kurangi minum di malam hari.
3) Sakit punggung atas dan bawah
a) Isitirahat cukup, menggunakan penyokongan abdomen
eksternal.
4) Edema dependen
a) Hindari menggunakan pakaian ketat.
b) Elevasi kaki setiap hari.
5) Nyeri ulu hati
a) Distraksi/nafas dalam.
b) Hindari makanan berlemak, pedas, yang dapat mengganggu
pencernaan.
6) Kesemutan jari-jari
a) Menjelaskan penyebab kesemutan
b) Berbaring rileks

10. Komplikasi
a. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu: tekanan darah yang lebih tinggi
dari 140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri,
memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan.
Biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu.
b. Pre-eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
proteinuria, dan oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini
umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat
terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.
c. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya
daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan
terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu melakukan
tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan
terjadi.
d. Kelainan letak (lintang dan sungsang)
1) Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira
tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Letak lintang
adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada
sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi
dari pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas
panggul.
2) Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim
pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan
bokong atau kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir,
karena kepala lahir terakhir.
e. Hidramnion
Kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini
mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan
atau sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½
sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar akan menekan pada organ
tubuh sekitarnya.
f. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37
minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature
(Hamilton, Persis Mary., 2012)
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat
terjalin komunikasi dengan baik.
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20
sampai 30 tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi
bila diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya
alamat tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien
dan lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan pasien.
5) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien.
6) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
7) Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah
kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang keberapa kalinya.
8) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama menikah, nilai anak tentu besar
sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong
pasien/klien datang mencari pertolongan.
2) Riwayat keluhan utama
P: Provokasi / palatif (penyebab)
Q: Quality / bagaimana gejala dirasakan
R: Region / dimana gejala dirasakan
S: Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T: Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
3) Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji: sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak,
umur kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT
didapatkan, teraphie yang didapatkan, penyuluhan yang
didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak, kalau kehamilan
masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan. Kalau
kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
4) Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan,
terdapat sakit waktu haid atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia,
sehat atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti
KB. Hal ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang
direncanakan atau tidak.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
c. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
1) Inspeksi
a) Muka: adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat
atau merah adakah oedema pada muka, bagaimana keadaan
lidah, gigi.
b) Leher: apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran
kelenjar gondok dan limpe.
c) Dada: bentuk payudara, pigmentasi puting susu dan gelanggang
susu, keadaan puting susu, adakah kolostrum.
d) Abdomen GIT: bentuk abdomen, warna, adakah luka bekas
operasi apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan
(pembesaran hepar), epigastrik (gastritis), hipokondria kiri
(pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri (ginjal), umbilikus,
iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka kiri (scibala).
e) Abdomen obstetrik: perut membesar ke depan atau ke samping,
keadaan pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak
atau kontraksi uterus, adakah strie gravidarum atau bekas luka.
f) Vulva: keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick,
condyloma akuminata, flour albus.
g) Anggota bawah: cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat
paha, CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan
dehidrasi.
2) Palpasi
a) Tujuan:
 Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan
usia kehamilan.
 Menentukan letaknya anak dalam Rahim
a) Menentukan usia kehamilan menurut Mc. Donald
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara
simfisis pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi
3 ½ cm.
b) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional
 Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas
simpisis.
 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
 24 minggu – setinggi pusat
 28 minggu – 3 jari diatas pusat
 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
 36 minggu – 3 jari dibawah px
 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
c) Menurut leopold
 Leopold I
- Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
- Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat
ke arah muka penderita.
- Rahim dibawa ke tengah
- Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari
anak yang terdapat dalam fundus
 Leopold II
- Keadaan tangan pindah ke samping
- Tentukan dimama punggung janin.
- Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong
ialah letak lintang.
 Leopold III
- Dipergunakan satu tangan saja.
- Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
- Cobalah apakah bagian bawah masih dapat
digoyangkan.
 Leopold IV
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam
pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah. Jika
kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba di luar:
- Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun ke
rongga panggul
- Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul
- Divergent yaitu sebagian besar dari kepala masuk
kedalam rongga panggul
3) Auskultasi
a) DJJ terdengar dimana, frekwensi, irama, dengan cara 5 detik
berselang, 30 menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
b) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan
asphyxial (kekurangan O2).

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


a. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
b. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat (D.0049)
c. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih (D.0040)
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(D.0083)
e. Resiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
f. Nausea berhubungan dengan distensi lambung (D.0078)
3. Rencana asuhan keperawatan (tujuan, kriteria evaluasi, intervensi)

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)


Konstipasi berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Manajemen konstipasi (I.04155)
kelemahan otot abdomen (D.0049) keperawatan selama …x24 jam maka 1. Monitor tanda dan gejala konstipasi
eliminasi fekal (L.04033) membaik 2. Monitor bising usus
dengan kriteria hasil : 3. Dorong pasien meningkatakan
1. Keluhan defekasi lama dan sulit asupan cairan
menurun 4. Anjurkan pasien untuk diet tinggi
2. Tidak mengejan saat BAB serat
3. Mengidentifikasi indikator untuk 5. Kolaborasi pemberian laksatif
mencegah konstipasi
4. Bebas dari ketidaknyamanan dan
konstipasi
Gangguan eliminasi urine Setelah dilakukan intervensi Perawatan retensi urin (I.04165)
berhubungan dengan penurunan keperawatan selama …x24 jam maka 1. Pantau penggunaan obat dengan sifat
kapasitas kandung kemih (D.0040) eliminasi urin (L.04034) membaik antikolinergik
dengan kriteria hasil : 2. Monitor efek dari obat
1. Desakan berkemih menurun 3. Pantau asupan dan keluaran
2. Tidak ada distensi kandung kemih 4. Anjurkan pasien untuk merekam
3. Tidak ada spasme bladder output urine
4. Balance cairan seimbang

Ansietas berhubungan dengan kurang Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas (I.09134)
terpapar informasi (D.0080) keperawatan selama …x24 jam maka 1. Gunakan pendekatan yang
dukungan sosial (L.13113) meningkat menenangkan
dengan kriteria hasil : 2. Temani pasien untuk memberikan
1. Mampu meminta bantuan orang lain keamanan dan mengurangi rasa takut
2. Dukungan emosi 3. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
5. Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
6. Kolaborasi pemberian obat untuk
mengurangi kecemasan
Gangguan citra tubuh berhubungan Setelah dilakukan intervensi Promosi citra tubuh (I.09305)
dengan perubahan fungsi tubuh keperawatan selama …x24 jam maka 1. Kaji secara verbal dan non verbal
(D.0083) citra tubuh (L.09067) meningkat dengan respon klien terhadap tubuhnya
kriteria hasil : 2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
1. Perasaan positif tentang perubahan 3. Jelaskan tentang pengibatan,
tubuh perawatan, kemajuan dan prognosis
2. Mampu mengidentifikasi kekuatan penyakit kepada keluaga
personal
3. Mendiskripsikan secara faktual
perubahan fungsi tubuh
4. Mempertahankan interaksi social
Resiko ketidakseimbangan cairan Setelah dilakukan intervensi Manajemn cairan (I.03098)
(D.0036) kepeawatan selama …x24 jam maka 1. Monitor status hidrasi
keseimbangan cairan (L.03020) 2. Monitor vital sign
meningkat dengan kriteria hasil : 3. Monitor masukan makanan/cairan
1. Mempertahankan urine output 4. Dorong masukan oral
2. Tekanan darah, nadi, suhu dalam 5. Pertahankan intake dan output
batas normal 6. Kolaborasi pemberian cairan IV
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
4. Elastisitas kulit baik, mukosa
lembab.
Nausea berhubungan dengan distensi Setelah dilakukan intervensi Manajemen mual (I.03117)
lambung (D,0078) keperawatan ...x24 jam maka tingkat 1. Identifikasi faktor – faktor yang
nausea (L.08065) menurun dengan dapat menyebabkan atau
kriteria hasil: berkontribusi terhadap mual
1. Nafsu makan meningkat 2. Anjurkan pasien untuk belajar
2. Keluhan mual menurun strategi mengatasi mual
3. Perasaan ingin muntah menurun 3. Anjurkan pola makan dengan porsi
4. Pucat membaik sedikit makanan yang menarik bagi
pasien
4. Berikan cairan bening dingin yang
berish dan makanan yang tidak
berbau dan tidak berwarna, yang
sesuai
5. Tingkatkan istirahat dan tidur yang
cukup untuk memfasilitasi
pengurangan mual
4. Implementasi
Melakukan implementasi sesuai intervensi

5. Evaluasi

Diagnosa Kepeawatan Evaluasi


Nausea berhubungan dengan S = klien mengatakan bahwa
distensi lambung sudah merasa leih baik
O = klien terlihat tidak
kekurangan cairan
A = setelah dilakukan tindakan
keperawatan kondisi pasien sudah
lebih baik
P = hentikan intervensi
Konstipasi berhubungan dengan S = klien mengatakan BAB lancar
kelemahan otot abdomen dan teratur
Klien mengatakan feses lunak
O = klien tampak lebih rileks
A = masalah konstipasi teratasi
P = hentikan intervensi
Gangguan eliminasi urine S=-
berhubungan dengan penurunan O = tidak terdapat ISK, balance
kapasitas kandung kemih cairan seimbang
A = masalah gangguan eliminasi
urin dapat teratasi
P = hentikan intervensi

Ansietas berhubungan dengan S = klien mengatakan sudah lebih


kurang terpapar informasi tenang
O = klien tampak rileks, TTV
dalam rentang normal
A = masalah ansietas teratasi
P = hentikan intervensi
Gangguan citra tubuh berhubungan S = klien mampu mendiskripsikan
dengan perubahan fungsi tubuh perubahan tubuhnya
O = klien tampak percaya diri,
mampu berinteraksi sosial
A = masalah gangguan citra diri
teratasi
P = hentikan intervensi
Resiko ketidakseimbangan cairan S=-
O = TTV dalam rentang normal,
turgor kulit baik, mukosa lembab,
tidak terdapat tanda-tanda
dehidrasi
A = masalah resiko kekurangan
volume cairan teratasi
P = hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M. et.al. 2013. Nursing Intervention Classification Fifth Edition.


Missouri: Elsevier Mosby.
Hadi, RA. 2011. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo
Publisher.
Hamilton, Persis Mary. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6.
Jakarta : EGC.
Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Nursing Diagnosis :
Definition and Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Manuaba. 2010. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta : EGC.
Marjati, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.
Moorhead, S. et al. 2013. Nursing Outcomes Classification Fifth Edition.
Missouri: Elsevier Mosby.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
“ANTENATAL”

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N


DENGAN G4P2012
DI RUANG KELAS 1 LANTAI 1
RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGAL 6 s/d 8 NOVEMBER 2023

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 29 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : Sudah menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Br. Begawan, Kec. Payangan
No CM : 749842
Tanggal MRS : 1 November 2023
Tanggal pengkajian : 6 November 2023
Sumber informasi : Pasien

Penanggung jawab
Nama : Tn. N
Umur : 30 tahun
Pendidikan : D2
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Br. Begawan, Kec. Payangan
Status perkawinan : Sudah menikah
Agama : Hindu

B. ALASAN MRS
a. Keluhan utama MRS
Pasien mengatakan perut dirasakan membesar dari satu bulan yang
lalu, merasa mual dan makan minum berkurang.

b. Keluhan saat dikaji


Pasien mengatakan perut terasa membesar, nyeri pada area perut kiri
atas dan merasa mual.

c. Riwayat penyakit sekarang


Pasien mengatakan perut dirasakan membesar dari satu bulan yang
lalu, nyeri pada area perut kiri atas, dan merasa mual.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat atau penyakit
dalam seperti hipertensi, diabetes, asma, penyakit jantung.

C. RIWAYAT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


a. Riwayat menstruasi: 13 tahun
 Menarche : Umur 13 Tahun
 Siklus : Teratur (√) Tidak (−)
 Banyaknya : 5-6 kali ganti pembalut
 Lama : 28 hari, siklus 3-4 hari
 Keluhan : Dismenore
 HPHT : 28 Maret 2023

b. Riwayat pernikahan
 Menikah : 1 kali
 Lama : 7 tahun

c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu: G4P2012


Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
N Umur Penyuli Penyuli Jenis
Thn Jenis Penolong Laserasi Infeksi Perdarahan BB Pj
o kehamilan t t Kelamin
Dokter Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
1 2016 1 minggu Abortus Kuret Ada
Bidan terkaji ada terkaji terkaji terkaji terkaji
Tidak
ada Dokter Tidak Tidak Tidak Perdarahan Perempua 3500 Tidak
2 2017 39 minggu SC
bukaan Bidan terkaji ada terkaji SC n kg terkaji
4
Riwayat Dokter Tidak Tidak Tidak Perdarahan 3600 Tidak
3 2020 39 minggu SC Laki-laki
SC Bidan terkaji ada terkaji SC kg terkaji
Spleno-
Hamil Hamil Hamil Hamil Hamil Hamil
4 2023 31 minggu megali Hamil ini Hamil ini Hamil ini
ini ini ini ini ini ini
masif

d. Riwayat kehamilan saat Ini


Status Obstetrikus:
 G4P2012
 UK : 31 minggu 4 hari
 TP : 4 Januari 2024
 ANC kehamilan sekarang: Berdasarkan anamnesa didapatkan
kehamilan ibu sekarang adalah kehamilan ke empat, persalinan SC dua
kali, abortus satu kali (G4P2012) umur kehamilan 31 minggu 4 hari.

e. Riwayat keluarga berencana


 Akseptor KB : Tidak ada
 Jenis : Tidak ada
 Lama : Tidak ada
 Masalah : Tidak ada
D. RIWAYAT PENYAKIT
1. Klien : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat
atau penyakit dalam seperti hipertensi, diabetes, asma, penyakit
jantung.
2. Keluarga : Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit menurun/menular sebelumnya seperti hipertensi, TB paru,
diabetes, hepatitis.

E. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN


1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pasien mengatakan tidak mengetahui atas kehamilan ini. jika
mengalami keluhan pasien segera melakukan pemeriksaan baik di
bidan, puskesmas, maupun rumah sakit

2. Nutrisi/metabolic
Sebelum sakit: Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
normal dan minum 9-12 kali sehari dengan jumlah kurang lebih 2400
ml air.
Saat pengkajian: Pasien mengatakan selama di rawat di rumah sakit
pasien makan sedikit, kurang lebih 3 sendok suapan karena sering
merasa mual sehingga nafsu makan berkurang dan minum sering
kurang lebih 8-10 kali sehari dengan jumlah kurang lebih 1500 ml air
mineral.

3. Pola eleminasi
Sebelum sakit: Pasien mengatakan BAB normal 1-3 kali sehari, dengan
feses tidak keras dan tidak cair, berwarna coklat. BAK kurang lebih 4-
6 kali setiap hari dengan warna kuning bening, bau yang khas (bau air
kencing pesing).
Saat pengkajian: Pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit
BAB jarang, terakhir BAB 2 hari yang lalu. BAK kurang lebih 3-4 kali
sehari berwana kuning pekat, berbau menyengat.

4. Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi ROM √
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total
5. Oksigenasi
Pasien mengatakan selama kehamilan tidak pernah mengalami sesak
nafas
6. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit: Pasien mengatakan istirahat tidur malam hanya 6-7 jam
perhari
Saat pengkajian: Pasien mengatakan istirahat tidur 8-9 jam perhari.

7. Pola perseptual
Pasien mengatakan merasa bersyukur dan merasa senang menjadi
seorang ibu.

8. Pola persepsi diri


Pasien mengatakan berperan sebagai ibu rumah tangga, pasien
mengatakan senang di dukung oleh keluarga dan merasa diperhatikan.

9. Pola seksual dan reproduksi


Pasien mengatakan mempunyai dua orang anak hasil dari hubungan
dengan suami.

10. Pola peran-hubungan


Pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan perannya
sebagai seorang ibu tidak terganggu serta dapat melakukan aktivitas.

11. Pola manajemen koping stress


Pasien mengatakan kalau ada masalah selalu terbuka dengan anggota
keluarga, jika ada masalah selalu diselesaikan bersama-sama dan
masalah itu dapat terselesaikan.

12. Sistem nilai dan keyakinan


Pasien mengatakan beragama hindu dan aktif mengikuti kegiatan
keagamaan di desa.

F. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum:
 GCS : E: 4 V: 5 M: 6
 Tingkat kesadaran : Composmentis
 Tanda-tanda vital : TD: 110/70 mmHg N: 112 x/menit
RR: 20 x/menit T: 36,5 0C
 BB: Sebelum hamil: 60 kg, sesudah hamil: 62 kg TB: 167 cm
LILA: 24 cm

Head toe-toe:
 Kepala
Wajah: Tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odema
Sklera: Anikterik
Konjungtiva: Tidak anemis
Pembesaran limphe node: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Pembesaran kelenjar tiroid: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Telinga: Simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen
 Kulit
Linea nigra (√)
Striae gravidarum (−)
Pucat (√)
Cloasma (−)
 Dada
Payudara: Simetris antara kanan dan kiri
Areola: Terdapat hiperpigmentasi pada aerola
Putting: (menonjol/tidak)
Tanda dimpling/retraksi: Dimpling tidak ada
Pengeluaran ASI: Tidak ada pengeluaran colostrum
Jantung: S1/S2 tunggal, reguler
Paru: Suara nafas normal vesikuler
 Abdomen
Linea: Terdapat linea nigra
Striae: Terdapat striae gravidarum
Pembesaran sesuai UK: 31 minggu
Gerakan janin: Normal
Kontraksi: Tidak ada kontraksi
Luka bekas operasi: Terdapat luka bekas operasi
Ballottement: Tidak ada ballottement
Leopold I: Kepala/bokong/kosong
TFU: Pertengahan proc xiphoid - pusat
Leopold II:
Kanan: Punggung/bagian kecil/bokong/kepala
Kiri: Punggung/bagian kecil/bokong/kepala
Leopold III: Presentasi kepala/bokong/kosong
Leopold IV: Bagian masuk PAP (konvergen/divergen/sejajar)
Penurunan kepala: masih sebagian kecil kepala janin masuk PAP
(penurunan bagian terbawah dengan metode lima jari)
Kontraksi: Tidak ada kontaksi
DJJ: 140 x/menit
Bising usus: 24 x/menit
 Genetalia dan perineum:
Kebersihan : Bersih
Keputihan : Tidak ada
Karakteristik : Normal
Hemoroid : Tidak ada
 Ekstremitas
Atas:
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : < 2 detik
Bawah:
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : < 2 detik
Refleks : Positif

G. DATA PENUNJANG
 Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 7 November 2023
NAMA TEST HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
LEUKOSIT
TROMBOSIT
ERITROSIT
SARAN
Lym% 9.5 % 13.0-40.0
PCT 0.365 % 0.108-0.282
Hemoglobin (HGB) 9.9 g/dL 11.0-16.0
Eritrosit (RBC) 3.36 10^6/uL 3.50-5.50
Mon# 0.21 10^3/uL 0.10-1.20
RDW-SD 51.9 fL 35.0-56.0
MCHC 32.7 g/dL 32.0-36.0
Hematokrit HCT 30.0 % 37.0-48.0
Trombosit (PLT) 366 10^3/uL 150-450
Bas# 0.04 10^3/uL 0.00-0.10
MCV 89.6 fL 80.0-100.0
Mon% 2.3 % 2.0-11.0
Eos% 1.0 % 0.5-5.0
RDW-CV 13.4 % 11.0-16.0
MCH 29.3 pg 27.0-34.0
Eos# 0.10 10^3/uL 0.00-0.50
PDW 16.4 fL 9.0-17.0
DARAH LENGKAP
MPV 10.0 fL 6.5-12.0
Leukosit (WBC) 9.57 10^3/uL 4.00-10.00
Bas% 0.4 % 0,0-2.0
Neu% 86.8 % 47.0-80.0
Neu# 8.31 10^3/uL 2.50-7.50
Lym# 0.91 10^3/Ul 1.00-4.00
Hematokrit (HCT) 33.5 % 37.0-48.0
Neu# 9.05 10^3/uL 25.0-7.50
Bas% 0.5 % 0.0-2,0
RDW-SD 53.1 fL 35.0-56.0
MCH 30.0 pg 27.0-34.0
Eritrosit (RBC) 3.76 10^6/uL 3.50-5.50
RDW-CV 13.6 % 11.0-16.0
Bas# 0.06 10^3/uL 00.0-0.10
MPV 9.6 fL 6.5-12.0
Lym# 1.23 10^3/uL 1.00-4.00
PDW 16.5 fL 9.0-17.0
MCV 89.1 fL 80.0-100.0
Trombosit (PLT) 470 10^3/uL 150-450
Lym% 11.5 % 13.0-40.0
MCHC 33.6 g/dL 32.0-36.0
Hemoglobin (HGB) 11.3 g/Dl 11.0-16.0
Neu% 84.6 % 47.0-80.0
DARAH LENGKAP
Mon% 3.3 % 2.0-11.0
PCT 0.450 % 0.108-0.282
Eos# 0.02 10^3/uL 0.00-0.50
Mon# 0.35 10^3/uL 0.10-1.20
Eos% 0.2 % 0.5-5.0
Leukosit (WBC) 10.71 10^3/uL 4.00-10.00
HEMOSTATIS
Waktu perdarahan (BT) 2.5 Menit 2-6
Waktu pembekuan (CT) 8.5 Menit 6-15
KIMIA KLINIK
Natrium 128 mmol/l 135-147
Pemeriksaan Elektrolit
Kalium 3.9 mmol/l 3.5-5.0
Chlorida 102 mmol/l 95-108
Glukosa Sewaktu 72 mg/dL 80-120
SGOT 121 U/L < 31
SGPT 138 U/L < 31
Ureum 20.1 mg/dL 15-43
Crestinin 0.24 mg/dL 0.51-0.95

 Pemeriksaan USG
Tanggal 2 November 2023
USG abdomen:
Kesan:
- Massa heterogen yang besar pada hipokondrium kiri
- Struktur lien, Pankreas dan ginjal kiri sukar dievaluasi
- Gravid

 Periksaan CT Scan
Tanggal 7 November 2023
Telah dilakuakan pemeriksaan CT scan tanpa kontras, dengan hasil
sebagai berikut:
Kesan:
- Massa dengan denistas heterogen (kistik, solid dan fat) pada
hipokondrium sampai paralumbal kiri kemungkinan berasal dari
ginjal kiri mendesak lien ke superior (susp. dermoid cyst)
- Gravid
- Hydronephrosis kanan (mild)

H. DIAGNOSA MEDIS
G4P2012 31 minggu 4 hari T/H + LMR (BSC 2x) + Splenomegali masif

I. PENGOBATAN
Pengobatan yang didapatkan selama kehamilan adalah sudah mendapatkan
tablet zat besi, vitamin c dan asam folat
II. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Perubahan pada ibu Nausea berhubungan
- Pasien mengatakan hamil dengan distensi
merasa mual, lambung, kehamilan di
rasanya ingin Perubahan fisiologis dukung dengan mual,
muntah merasa ingin muntah
DO:
- TTV: OIT
TD: 110/70 mmHg
S: 36,5 0C Progesteron & H6
N: 112 x/Menit meningkat
RR: 20 x/Menit
- Kulit pasien
tampak pucat Peningkatan asam
lambung

Mual

Nausea
Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas:
1. Nausea (D.0076) berhubungan dengan distensi lambung didukung mual,
merasa ingin muntah
III.RENCANA KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan
No Tgl/Jam Diagnosa
Tujuan Intervensi
1 6/11/2023 Nausea berhubungan Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi faktor – faktor yang
10.00 WITA dengan distensi keperawatan 3x24 jam maka tingkat dapat menyebabkan atau
lambung didukung nausea menurun dengan kriteria hasil: berkontribusi terhadap mual
dengan mual, merasa 1. Nafsu makan meningkat 2. Anjurkan pasien untuk belajar
ingin muntah 2. Keluhan mual menurun strategi mengatasi mual
3. Perasaan ingin muntah menurun 3. Anjurkan pola makan dengan
4. Pucat membaik porsi sedikit makanan yang
menarik bagi pasien
4. Berikan cairan bening dingin yang
berish dan makanan yang tidak
berbau dan tidak berwarna, yang
sesuai
5. Tingkatkan istirahat dan tidur
yang cukup untuk memfasilitasi
pengurangan mual
IV. IMPLEMENTASI
Paraf/
Tgl/Jam No. Dx Implementasi Evaluasi
Nama
6/11/2023 1 DS :
11.00 WITA Cek tanda-tanda vital - Pasien mengatakan masih merasa mual
akan tetapi sudah lebih baik dari
11.10 WITA Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat sebelumnya
menyebabkan mual
DO :
11.15 WITA Menganjurkan pasien untuk belajar - TTV:
mengatasi mual TD: 110/70 mmHg
S: 36,5 0C
11.20 WITA Menganjurkan pola makan dengan porsi N: 112 x/Menit Liawan
sedikit makanan yang menarik bagi RR: 20 x/Menit
pasien - Pasien tampak lebih baik dari
sebelumnya
12.05 WITA Memberikan cairan bening dingin yang - Pucat tampak cukup membaik
bersih dan makanan yang tidak berbau
dan tidak berwarna

13.00 WITA Meningkatkan istirahat dan tidur yang


cukup untuk mengurangi mual
7/11/2023 1 DS :
15.50 WITA Cek tanda-tanda vital - Pasien mengatakan masih merasa mual
akan tetapi sudah lebih baik dari
16.10 WITA Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat sebelumnya
menyebabkan mual
16.50 WITA Menganjurkan pasien untuk belajar DO :
mengatasi mual - TTV:
TD: 107/80 mmHg
17.00 WITA Menganjurkan pola makan dengan porsi S: 36,3 0C
sedikit makanan yang menarik bagi N: 102 x/Menit
pasien RR: 20 x/Menit
- Pasien tampak lebih baik dari
18.30 WITA Memberikan cairan bening dingin yang sebelumnya
bersih dan makanan yang tidak berbau - Pucat tampak membaik
Liawan
dan tidak berwarna

19.00 WITA Meningkatkan istirahat dan tidur yang


cukup untuk mengurangi mual
8/11/2023 1 DS : Liawan
09.15 WITA Cek tanda-tanda vital - Pasien mengatakan masih merasa mual
akan tetapi sudah lebih baik dari
09.25 WITA Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat sebelumnya
menyebabkan mual
DO :
10.15 WITA Menganjurkan pasien untuk belajar - TTV:
mengatasi mual TD: 120/78 mmHg
S: 36,6 0C
10.25 WITA Menganjurkan pola makan dengan porsi N: 112 x/Menit
sedikit makanan yang menarik bagi RR: 20 x/Menit
pasien - Pasien tampak lebih baik dari
sebelumnya
Memberikan cairan bening dingin yang
bersih dan makanan yang tidak berbau
12.00 WITA dan tidak berwarna

Meningkatkan istirahat dan tidur yang


cukup untuk mengurangi mual
13.00 WITA
s
V. EVALUASI
Tgl/Jam No. Dx Evaluasi Hasil
8/11/2023 1 S: Pasien mengatakan rasa mual berkurang
19.30 WITA O: Pasien tampak lebih baik, mampu mengontrol
mual
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi pasien

Gianyar, 8 November 2023

Mengetahui
Pembimbing Klinik/CI Mahasiswa

(Ns. Ni Wayan Krisnawati, S.Kep) (Putu Liawan, S.Kep)


NIP: 1976091519970322003 NIM. 239013088

Pembimbing Akademik/CT

(Ns. Ni Luh Gede Puspita Yanti S.Kep., M. Biomed)


NIK.2.04.10278

Anda mungkin juga menyukai