Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN METERNITAS

ANTENATAL DI RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG

Oleh :

Nama : Siti Nurshella Wulandari


NIM : 231000414901037

CI Akademik
Hidayati.S.Kep.,Ners.,M.kep

CI Klinik
Rina Angraini, STT.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITINGGI

2024
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Antenatal Care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada wanita selam hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik,
psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan
proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang
tua (Wagiyo & Putrono, 2016). Menurut Wignjosastro (2012) antenatal care (ANC)
merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan
menyiapkan fisik mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan nifas. Sedangkan menurut Depkes RI (2012) mengatakan pelayanan
antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal
yang ditetapkan dalam Standar pelayanan kebidanan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa antenatal care adalah
perawatan kehamilan yang merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah
ditetapkan.

B. Tanda dan Gejala Antenatal


Menurut Marjati dkk, (2010) tanda dan gelaja antenatal dibagi menjadi :
1. Tanda dan Gejala Presumtif Kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan Folikel de Graff
dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid
terakhir untuk menentukan tuannya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan esterogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuannya kehamilan.
d. Sinkop atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf
dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan
lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak, air dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu
nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trieulan kedua umumnya
keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rogga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormon
esterogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.
1) Pipi : Cloasma Gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
2) Perut : strie livide dan strie albican, linea alba makin menghitam, payudara
hiperpigmentasi areola mamae.
3) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh esterogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan
pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta
payudara.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
b. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istimus uterus.
c. Tanda goodel
Pelunakan serviks.
d. Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks.
e. Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada
daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi baxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actonycin di dalam otot
uterus kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan 8 minggu.
g. Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksa tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hc6 yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Ormon ini disekresi di peredaran darah ibu
(pada plasma darah) dan diekskresi pada urine Ibu.
3. Tanda Pasti (Positive Sign)
a. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
(elektrocadiograf) misalnya doppler.
c. Bagian-bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagia kecil janin (lengan dan kaki)
diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir).
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Pada Masa Kehamilan


1. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini
dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
2. Vagina
a. Elastisitas vagina bertambah
b. Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam Ph 3,5-6.
c. Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
bewarna kebiru-biruan (tanda chadwick).
3. Ovarium
Ovulasi terhenti, masih dapat corpus luteum gravidatatis sampai terbentuknya uri
yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron.
4. Kulit terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal dan
linea alba.
5. Dinding perut
Pembesaran dinding rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elastis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum
6. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari aveoli puting susu
biasanya membesar dan bewarna lebih tua. Aerola mamae melebar dan lebih tua
warnanya.
7. Sistem respirasi
Wanita hamil terkadang mengeluh sering sesak nafas yang sering ditemukan pada
kehamilan 3 minggu keatas, hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah
diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas pasru meningkat sedikit selama
kehamilan sehingga Ibu akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25%.
8. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang
membesar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI.
D. Patofisiologi
Proses Kehamilan menurut Hamilton, Persis Mary (2012) yaitu :
1. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya didaerah ampulla
tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3 fase yaitu :
a. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa
menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapisitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Sprematozoa lain ternyata menempel di zona pellusida, tetapi hanya satu yang
terlihat ampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromososm
diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk
wanita dan XY untuk laki-laki).
2. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel, sampai
dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun
longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan memperoleh membelah membentuk
morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona
pellusida masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur-
angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel
sehingga disebut blastokista (4-5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel
diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblas bisa
masuk endometrium dan siap berimplantasi (5-6 hari) dalam bentuk blastokista
tingkat lanjut.
3. Nidasi / Implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) ke dalam
dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus
uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang
berada pada fase sekretonik (2-3 setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan
pembuluh nadi menjadi berkelok-kelok jaringan ini mengandung banyak cairan
(Marjati dkk, 2010).
4. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai dengan nidasi.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2-6 minggu
c. Masa fetat
Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir. Minggu ke 12
panjang janin kira-kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh berfungsi. Minggu ke
16 panjang janin cm, berat 20 gram, kulit transparan, rambut mulai tumbuh.
Minggu ke 20 kepala tegak separuh PB, wajah nyata, telinga, pada tempatnya
kelopak mata, alis, kuku sempurna. Minggu ke 24 kulit keriput, lanugo menjadi
gelap dengan vernix meningkat. Minggu ke 28 mata terbuka, alis dan bulu mata
berkembang dengan baik, rambut menutupi kepala, deposit lembak subkutan,
testis turun ke skrotum. Minggu ke 32 lanugo berkurang, tubuh bulat, testis turun.
Minggu ke 36 lanugo sebagaian besar terkelupas, kulit tertutup, vernikx kareosa.
Minggu ke 40 osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan
ini memudahkan fetus memulai jalan lahir (Marjati dkk, 2010).
Pathway
Fertilisasi Konsepsi Monella Nidasi

Trodubilla, Posika

Ansietas
Embriogesis
Kurang
Oronogesis pengetahuan

Perubahan Perubahan
Perubahan pada psikologis
fisiologis
ibu hamil
OIT
Sistem integumen Sistem urinaria
Esterogen
Progesteron
& Hc6 Esterogen Uterus membesar
Penurunan
kekuatan otot Peningkatan Hiperpigmentasi
Tekanan pada
asam lambung vesicular urinaria
Peristaltik Strie gravidarum
menurun
Mual, muntah, Meningkat
anoreksia Gangguan Citra frekuensi BAK
Distensi
gastrointestina Tubuh
l Gangguan
Ketidakseimbangan eliminasi urin
Konstipasi nutrisi Kurang dari
kebutuhan Resiko kekurangan
volume cairan

(Marjati dkk, 2010 & SDKI, 2017)


E. Kompikasi Kehamilan
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 14090
mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang
menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. Biasanya terjadi pada usia
kehamilan memasuki 20 minggu.
2. Pre eklamsia
Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan
oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola
hidatidosa.
3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan
sebelum 28 minggu. Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas
pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu
melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan
terjadi.
4. Kelahiran letak (lintang dan sungsang)
a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Letak lintang adalah suatu keadaan di
mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada
sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas
panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan
tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau kaki di bawah. Bayi
letak sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir terakhir.
5. Hidramnion
Merupakan kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini
mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat
cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter. Karena rahim
sangat besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan prenature (Hamilton, Persis Mary, 2012).

F. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Nausea
1) Makan porsi kecil tapi sering bahkan setiap 2 jam
2) Makan biskuit kering sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi hari
3) Tingkatkan istirahat
4) Hindari sikat gigi setelah makan
b. Peningkatan frekuensi berkemih pada TM I dan TM II
1) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kemih
2) Banyak minum di siang hari
3) Kurangi minum di malah hari
c. Sakit punggung atas dan bawah
1) Istirahat cukup, menggunakan penyokongan abdomen eksternal
d. Edema dependen
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Elevasi kaki setiap hari
e. Nyeri ulu hati
1) Distraksi / nafas dalam
2) Hindari makanan berlemak, pedas, yang dapat mengganggu pencernaan
f. Kesemutan jari-jari
1) Menjelaskan penyebab kesemutan
2) Berbaring rileks

G. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil


1. Pengkajian ibu hamil
a. Identitas
1) Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30
tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maskud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
5) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.
6) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap kesehatan seseorang.
7) Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.
8) Lama perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama menikah, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal).
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang
mencari pertolongan
b. Riwayat keluhan utama
P : Provokasi / palatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
c. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, bila mulai
didapatkan gerakan anak, kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah,
sakit kepala, perdarahan kalau kehamilan tua sudah bengkak di kaki/muka,
sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
d. Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa hari,
lama haid, warna haid, HPTP kapan, terdapat sakit waktu haid atau tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia sehat atau
tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
3) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal ini
penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular
yang dapat mempengaruhi persalinan.
3. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
a. Inspeksi
1) Muka : adalah eloasma gravidarum keadaan selaput mata pucat atau merah
adalah oedema pada muka, bagaimana keadaan lidah gigi.
2) Leher : apakah vena terbendung di leher, apakah ada pembesaran kelenjar
gondok dan limpe.
3) Dada : bentuk payudara, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu,
keadaan puting susu, adalah kolostrum.
4) Abdomen GIT : bentuk abdomen, wama, adakah luka bekas operasi
apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran lien), lumbal
kanan dan kiri (ginjal), umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria,
iliaka kiri (scibala).
5) Abdomen obsterik : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi
uterus, adakah strie gravidarum atau bekas luka.
6) Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flour albus.
7) Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha, CRT
kembali < 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
b. Palpasi
1) Tujuan :
a) Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
b) Menentukan letaknya anak dalam rahim.
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis pubis
dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional
a) Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
b) 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis
c) 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
d) 24 minggu – setinggi pusat
e) 28 minggu – 3 jari diatas pusat
f) 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
g) 36 minggu – 3 jari dibawah px
h) 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4) Menurut leopold
a) Leopold I
 Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
 Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat kearah muka
penderita
 Rahim dibawah ke tengah
 Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang
terdapat dalam fundus
b) Leopold II
 Keadaan tangan pindah ke samping
 Tentukan dimana punggung janin
 Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
c) Leopold III
 Dipergunakan satu tangan saja
 Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
 Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan
d) Leopold IV
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah. Jika kita rapatkan ke dua
tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang masih
teraba diluar :
 Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun ke rongga
panggul
 Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
 Divergent yaitu sebagaian besar dari kepala masuk ke dalam rongga
panggul.
c. Auskultasi
1) DJJ terdengar dimana, frekuensi, irama, dengan cara 5 detik berselang. 30
menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
2) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxial
(kekurangan O2).

H. Diagnosa Keperawatan
1. Konstipasi b.d ketidak cukupan asupan serat
2. Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih
3. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh

I. Intervensi Keperawatan
No SDKI SIKI SLKI
1. Konstipasi b.d ketidak Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda gejala
cukupan asupan serat selama 3 x 24 jam, maka di konstipasi
harapkan konstipasi dapat 2. Monitor bising usus
teratasi dengan kriteria hasil 3. Dorong pasien
: meningkatkan asupan
1. Keluhan defekasi lama cairan
dan sulit menurun 4. Anjurkan pasien untuk
2. Tidak mengejan saat diet tinggi serat
BAB 5. Kolaborasi pemberian
3. Mengidentifikasi laksatif
indikator untuk mencegah
konstipasi
4. Bebas dari
ketidaknyamanan dan
konstipasi
2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau penggunaan
b.d penurunan selama 3 x 24 jam, maka obat dengan sifat
kapasitas kandung diharapkan masalah antikolinergik
kemih gangguan eliminasi urine 2. Monitor efek dari obat
dapat teratasi dengan 3. Pantau asupan dan
kriteria hasil : keluaran
1. Desakan berkemih 4. Anjurkan pasien untuk
menurun merekan output urine
2. Tidak ada distensi
kandung kemih
3. Tidak ada spasme bladder
4. Balance cairan seimbang
3. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan 1 Kaji secara verbal dan
b.d perubahan fungsi selama 3 x 24 jam, maka non verbal respon klien
tubuh diharapkan masalah terhadap tubuhnya
gangguan citra tubuh dapat 2. Monitor frekuensi
teratasi dengan kriteria hasil mengkritik dirinya
: 3. Jelaskan tentang
1. Perasaan positif tentang pengibatan, perawatan,
perubahan tubuh kemajuan dan prognosis
2. Mampu mengidentifikasi penyakit kepada
kekuatan personal keluarga.
3. Mendiskripsikan secara
faktual perubahan fungsi
tubuh
4. Mempertahankan
interkasi social
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M. et.al. 2013. Nurhsing Intervention Classification Fith Edition. Missouri:
Elsevier Mosby.
Hadi, R.A. 2011. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo Publisher.
Hamilton, Persis Mary. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta : EGC
Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Nursing Diagnosis : Definition
and Cassification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Manuaba. 2010. Buku Ajar Patologi Obsteri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC.
Marjati, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC
Moorhead, S. Et al. 2013. Nursing Outcomes Classification Fith Edition. Missouri: Elsevier
Mosby.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai