Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWTAN MATERNITAS

KEHAMILAN

DOSEN PEMBIMBING PENDIDIKAN

DR. NOER SAUDAH, S.KEP.NS.,M.KES

OLEH :

ANISSA TRI KURNIA

202001153

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERATAWAN

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2022 - 2023


LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN

A. PENGERTIAN
Kehamilan merupakan bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim
dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plaseta melalui jalan lahir (Yulaikhah, 2019).

Pregnancy atau kehamilan adalah proses Sembilan bulan atau lebih dimana seorang
perempuan membawa embrio dan janin yang sedang berkembang di dalam rahimnya
(WHO)

Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai
kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan
post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan premature. Ditinjau
dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing:
a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
b) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
c) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup). (Hanifa
Wiknjosastro, 2009)

B. PROSES KEHAMILAN
a) Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan sperma
paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan
terjadi 3 fase yaitu:
1. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa
menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
2. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu
terlihat mampu menembus oosit.
3. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid
(44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX unutk wanita
dan XY untuk laki - laki)
b) Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel, sampai
dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun
longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari).
Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk
kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar
sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut
blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut
trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat
lanjut.
c) Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) kedalam
dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri
bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada
fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh
nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak cairan.
(Marjati,dkk.2010 ; 37)
d) Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
 Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan
membentuk 3 lapisan utama yaitu ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
 Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada didalam
bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali
disebut masa organogenesis/ masa pembentukan organ.
 Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir.
C. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
I. Tanda presumtif kehamilan
 Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff
dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid
terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
 Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
 Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
 Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf
dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan
lebih dari 16 minggu.
 Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama.
 Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu
nafsu makan muncul lagi.
 Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga
panggul.
 Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormone
estrogen.
 Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan
II. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
 Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
 Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
 TandaGoodel
Pelunakan serviks
 Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
porsio dan serviks.
 Tanda Piskacek
Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada
daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
 Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot
uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan 8 minggu.
 Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa
 Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran darah ibu
(pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu.

III. Tanda Pasti (Positive Sign)


 Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu
 Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf ( misalnya doppler)
 Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki)
dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir)
 Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
(Marjati dkk, 2010:72-75)

D. KOMPLIKASI KEHAMILAN
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain :

1. Anemia
2. Hipertensi
3. Diabetes Gestasional
4. Preeklamsia
5. Persalinan premature
6. Keguguran
7. Infeksi
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. LABORATORIUM

a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).

b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).

c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).

2. U S G

a. Jenis kelamin.

b. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013)


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU HAMIL

1. PENGKAJIAN
1) Biodata
a. Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan menghindari
terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41)
b. Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan normal
terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan kurang dari 35 tahun.
c. Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya agamapasien, akan
memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan
kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
d. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan
carapendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan.
f. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien
dan apakah pekerjaanibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan klien / tidak.
g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui
pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan klien.
h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan
cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah untuk melakukan kunjungan
ulang.

2) Pola Kesehatan Fungsional


a. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat pengkajian.
Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat penting untuk
mengontrol kehamilan ibu.

b. Riwayat Kesehatan yang Lalu


Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya
apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria
ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis,
juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui
apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung,
darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker
ataupun tumor.

f. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit
menular seperti TBC, hepatitis.
b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma.
c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil
kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh karena
itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus
diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.(Manuaba, 2000:265)

3) Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia
pubertas yaitu sekitar12-16 tahun.
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap
sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau
mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-
32 hari
c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-
sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
d) Keluhan yang dirasakan.
e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.
4) Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.
b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta previa,
pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah bayi lahir,
BBLR.

5) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu


Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu
apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat memperkirakan adanya
kelainan atau keabnormalan yang dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya.

6) Riwayat Kehamilan Sekarang


a) Berapa kali periksa dan dimana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal
sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu
dan sesudah 36 minggu tiap minggu.
b) Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18
minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi gravida.
Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28
minggu.
c) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.
d) Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan interval
minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada
kehamilan yang lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu
kali (TT boster). Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin
walupun diberikan pada kehamilan muda.
e) Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual hilang,
minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
f) Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan usia
kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil yang biasa, dan dapat
mendeteksi adanya komplikasi.
7) Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya, ada keluhan /
tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.

8) Pola Kebiasaan Sehari-Hari


a) Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat besi, vitamin A,
vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan makanan yang banyak
mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan gorengan perlu
dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan yang berlebihan.
b) Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering kencing, hal ini
dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar secara fisiologis dan pada akhir
kehamilan biasanya ibu juga mengeluh sering kencing karena kandung kemih
tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus
halus dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi.Sembelit dapat terjadi
secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan
kepala janin terhadap usus besar dan rektum.
c) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita hamil, juga
dianjurkan untuk tidur siang (Christina, 2000:168). Jadwal istirahat dan tidur
harus diperhatikan dengan baik karena istirahat dan tidur yang teratur dapat
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan
perkembangan janin (Manuaba, 2000:140).
d) Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak melelahkan dan tidak
mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak,
menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal
guru, pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat
mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik
rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam
kandungannya (Christina, 2000:163).
e) Personal Higiene
(1) Rambut harus sering dicuci.
(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah caries.
(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan dan
nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh karena itu bila
kurang kebersihannya bisa menyebabkan infeksi.
(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah
BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari depan ke
belakang.
(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa
tersembunyi kuman penyakit.
(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi tidak hanya
membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan, karena pembuluh darah
terangsang dan badan terasa nyaman.

b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
- Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
- Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi
badankurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
- Berat badan sebelum hamil :Mengetahui perubahan berat badan sebelum
hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau penurunan
berat badan.
- Berat badan sekarang :Selama kehamilan TM II dan III
pertambahan berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir kehamilan
pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg
- Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang
merupakanindikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk,
sehinggaberesiko untuk melahirkan BBLR
- Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur
2) Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi
2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
distribusi merata
3) Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan
tidak pucat
4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis, gigi
tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
b. Payudara
1) Inspeksi :bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi pada areola,
puting susu menonjol, tidak ada retraksi atau dimpling
2) Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).
3) Abdomen
a) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi ,terdapat linea nigradan
pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan.
b) Palpasi
Leopold I :
(1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
(2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien
(3) Rahim dibawah ke tengah
(4) Tinggi fundus uteri ditentukan
(5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah
lunak, kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang fundus
uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong
dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis
Leopold II :
(1) Kedua tangan pindah ke samping

(2) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan

(3) Tentukan letak punggung anak

(4) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin

Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak


dandimana letaknya bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan
satutangan menekan di fundus

Leopold III :
(1) Dipergunakan satu tangan saja

(2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya

(3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan

Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah


bagianbawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul) Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung
dengan pinggirtangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.
Leopold IV :
(1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita.

(2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.

(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu


ataspanggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan

(a) Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar


kepalasudah melewati pintu atas panggul)
(b) Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala
belum melewati pintu atas panggul). Leopold IV untuk menentukan
bagian yang terendah danberapa masuknya bagian yang bawah ke
dalam ronggapanggul.
4) Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)
5) Pemeriksaan Khusus
Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal
dari osteum uteri eksternum atau dari kelaianan cervik dan vagina. Apabila
perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
USG : Untuk menentukan letak placenta.
6) Pemeriksaan Laboratorium
Hb : Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien
lemahserta pucat, kemungkinan pasien mengalami anemia.
Urin : dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan

(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih, kalau dapat
pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti BH dan celana dalam.
(Christina, 2000:159-160)
3) Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya serta
bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn. Budaya
ditanyakanuntuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan
keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat
dan semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
4) Pola Spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi
yang berkaitan dengan kesehatan (SDKI PPNI 2017).
a. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah
abdomen yang mengalirkan O2

b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan Penekanan kandung kemih


karenapembesaran uterus

c. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek


dariperubahan hormone

d. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan


untukmempertahankan kenyamanan
e. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya
informasi

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai (outcome)
yang diharapkan. Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktifitas spesifik
yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan. (SIKI 2018).
NO DIAGNOSA
SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1. Gangguan pola nafas Setelah dilakukan - Observasi :
b.d tindakan 1. Monitor pola nafas
penekanan keperawatan selama (frekuensi, kedalaman, usaa
pembuluh 1x24 jam diharapkan nafas)
darah pola nafas membaik. 2. Monitor bunyi nafas
abdomen Dengan kriteria hasil tambahan(mis.gurgling,
yang : mengi, wheezing, ronkhi
mengalirkan 1) Ventilasi kering)
O2(SDKI semenit 3. Monitor sputum
2017) meningkat (jumlah, warna, aroma)
2) Kapasitas - Terapeutik :
vital 4. Pertahankan kepatenan
meningkat jalannafas dengan head-
3) Diameter titt dan chin-lift
thoraks anterior 5. Posisikn semi-fowler
– posterior ataufowler
meningkat 6. Berikan minum hangat
4) Teknan 7. Lakukan penghisapa
ekspirasi lendir kurang dari 15
meningkat menit
5) Tekanan - Edukasi :
inspirsi 8. Anjurkan asupan
meningkat caira2000ml/hari
6) Dyspnea menurun 9. Ajarkan teknik batuk efektif
7) Penggunaan - Kolaborasi :
ototbantu 10. Kolaborasi pemberian
nafas brokodilator,
menurun ekspektoran, mukolitik,
8) Pemanjangan jika perlu
faseekspirasi (SIKI 2018)
menurun
9) Ortopnea menurun
10) Frekuensi
nafas
membaik
11) Kedalaman
nafas membaik
12) Ekskursi
dada
membaik
(SLKI 2019)

2. Setelah dilakukan - Observasi :


Perubahan eliminasi
urine b.d Penekanan tindakan keperawatan 1. Identifikasi tanda dan gejala
kandung kemih karena selama 1x24 jam retensi atau intenkonensia
pembesaran uterus diharapkan eliminasi urine
(SDKI 2017) urine membaik dengan 2. Identifikasi factor yang
kriteria hasil: menyebabkan retensi atau
1) Sensasi berkemih intenkonensia urine
mningkat 3. Monitor eliminaasi urine
2) Desakan berkemih - Terapeutik :
menurun 4. Catat waktu – waktu dan
3) Distensi kandung haluan berkemih
kemih menurun 5. Batasi asupan cairan
4) Berkemih tidak 6. Ambil sample urine tengah
tuntas menurun atau kultur
5) Volume residu - Edukasi :
urine menurun 7. Ajarkan tanda dan gejala
6) Urine menetes infeksi saluran kemih
menurun 8. Ajarkan mengukur asupan
7) Nokturia menrun cairan dan haluan urine
8) Dysuria menurun 9. Ajarkan mengenali tanda
9) Anuria menurun berkemih dan waktu yang tepat
10) Frekuensi BAK unruk berkemih
membaik 10. Anjurkan mengurangi minum
11) Karakteristik urine menjelang tidur
membaik - Kolaborasi :
(SLKI 2019) 11. Kolaborasi pemberian obat
suposutoria uretra, jika perlu
(SIKI 2018)
3. Ketidaknyamanan Setelah dilakukan - Observasi :
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1. Identifikasi penurunan tingkat
perubahan pada selama 1x24 jam energy, ketidakmampuan
mekanika tubuh efek diharapkan status berkonsentrasi, atau gejal lain
dariperubahan hormone kenyamanan meningkat yang menganggu keampuan
(SDKI 2017) dengan kriteria hasil: kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi
1) Kesejahteraan fisik yang pernah efektif digunakan
meningkat 3. Monitor respon terhadap terapi
2) Kesejahteraan relaksasi
psikologis
meningkat - Terapeutik :
3) Perawatan sesuai 4. Ciptakan lingkungan yang
kebutuhan eningkat tenang tanpa gangguan dengan
4) Keluhan tidak pencahayaan dan suhu ruang
nyaman menurun nyaman, jika memungkinkan
5) Gelisah menurun 5. Berikan informasi tertulis
6) Keluhan sulit tidur tetang persiapan dan prosedur
menurun teknik relasasi
7) Mual menurun 6. Gunakan pakaian longgar
8) Lelah menurun - Edukasi
9) Pola eliminasi 7. Jelaskan tujua, batasan,
membaik manfaat dan jenis relaksasi
10) Pola hodup yang tersedia
membaik 8. Anjurkan mengambil posisi
11) Pola tidue membaik nyaman
(SLKI 2018) 9. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relasasi
10. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi
(SIKI 2018)
4. Gangguan istirahat tidur Setelah dilakukan - Observasi :
b.d ketidakmampuan tindakan keperawatan 1. Identifikasi pola aktivitas dan
untuk mempertahankan selama 1x24 jam tidur
kenyamanan diharapkan pola tidur 2. Identifikasi factor penganggu
(SDKI 2017) membaik dengan tidur
kriteria hasil: 3. Identifikasi obat tidur yang
1) Keluhan sulit tidur dikonsumsi
menurun - Terapeutik :
2) Keluhan sering 4. Modifikasi lingkungan
terjaga menurun 5. Fasilitasi menghilangkan stress
3) Keluhan tidur tidak sebelum tidur
puas menurun 6. Tetapka jadwal tidur rutin
4) Keluhan pola tidur 7. Lakukan prosedur untuk
berubah menurun meningkatkan kenyamanan
5) Keluhan istirahat - Edukasi :
tidak cukup 8. Anjurkan menepati kebiasaan
menurun waktu tidur
6) Kemampuan 9. Ajarkan factor-faktor yang
beraktivitas berkontribusi terhadap
meningkat gangguan pola tidu
(SLKI 2017) 10. Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau nonfarmakologi
lainnya
(SIKI 2018)
5. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan - Observasi :
perawatan kehamilan tindakan keperawatan 1. Identifikasi kseiapan dan
b.d kurangnya informasi selama 1x24 jam kemampan menrima informasi
(SDKI 2017) diharapkan tangka - Terapeutik :
pengetahuan meningkat 2. Sediakan materi dan media
dengan kriteria hasil: pendidikan
1) Perilaku sesuai 3. Jadwalkan pendidikan
anjuran meningkat kesehatan sesui kesepakatan
2) Perilaku sesuai 4. Berikan kesempatan utuk
dengan bertanya
pengetahuan - Edukasi :
meningkat 5. Jelaskan factor risiko yang
3) Pertanyaan tentang dapat mempengaruhi kesehatan
masalah yang 6. Ajarkan perilaku hidup bersih
dihadapi menurun dan sehat
4) Persepsi yang 7. Ajarkan strategi yang dapat
keliru terhada[p digunakan untuk mrningkatkan
masalah menurun perilaku hidup berish dan sehat
(SIKI 2018)
5) Menjalani
peeriksaan yang
tidak tepat menurun
6) Perilaku membaik
(SLKI 2017)

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksana
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, factor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan,strategi implementasi keperawatan dan kegiatan
komunikasi (Yuli dan dinarti 2017).

5. EVALUASI KEPERAWATAN
Pada tahap terakhir ini kita membandingkan secara sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan kenyataan yang ada pada klien,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lain. Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. (Yuli dan dinarti 2017).

.
DAFTAR
PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesi

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.

Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha

Medika.

Rohmah, Nikmatur dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta : Ar-ruzz
Media.
https://www.halodoc.com/kesehatan/komplikasi-kehamilan

Anda mungkin juga menyukai