TINJAUAN TEORI
2.1. KEHAMILAN
2.1.1 Definisi
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) atau 10 bulan dihitung dari hari pertama
haid terakhir. (saifuddin, 2012).
1. Pembuahan (konsepsi)
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama
ejakulasi.
7
d. Tidak ada barrier atau penghambat yang mencegah sperma mencapai,
melakukan penetrasi, dan sampao akhirnya membuahi ovulasi
(sulistyawati,2012)
2. Fertilisasi (pembuahan )
3. Nidasi (implantasi)
4. Plasenta
a. Desidua basalis, terletak di antara hasil konsepsi dan dinding rahim, di sini
plasenta terbentuk
b. Desidua kapsularis, meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama
kelamaan bersatu dengan desidua vera kosena obliterasi
7
2.1.3 Tanda-Tanda Kehamilan
Menurut kuswanti (2014), pada wanita hamil terdapat beberapa tanda dan gejala,
antara Lain :
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi,
penting di ketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
c) Sering kencing
Pada pipi, hidung dan dahi tampak deposit pigmen yang berlebihan yang
dikenal dengan cloasma gravidarum. Areola mammae menghitam. Pada linea
alba tampak menjadi lebih hitam.
7
f) Obstipasi / konstipasi
terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid.
g) Varises
Sering dijumpai pada triwulan terahir. Varises terdapat pasa daerah genitalia
ekstern, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan
pada kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama.
Biasnya terjadi pada bulan-bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu makan
timbul lagi.
i) Mengidam
j) Fatigue (lelah)
a. Perut membesar
c. Tanda hegar
Cara melakuka pemeriksaan tanda hegar, yaitu dengan meletakkan 2 jari pada
forniks posterior dan tangan lain di dinding perut tersebut simpisis pubis, maka
terasa korpus uteri seakan-akan terpisah dengan serviks (isthmus sangat
lembek pada kehamilan). Pada kehamilan 6-8 minggu, dengan pemeriksaan
bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini.
7
d. Tanda piskacek
Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata hingga
menonjol jelas ke jurusan uterus yang membesar (uterus dalam keadaan hamil,
tumbuh cepat pada tempat implementasinya).
Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi. Kontraksi yang
tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi braxton hicks. Adanya kontraksi
braxton hicks ini menunjukan bahwa kehamilan bukan kehamilan ektopik.
f. Tanda ballotement
Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu), air ketuban jauh lebih banyak
sehingga dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong-konyong uterus
ditekan maka janin akan melenting dalam uterus, keadaan inilah yang disebut
ballotement.
g. Tanda chadwick
Adalah warna selaput lendir vuva dan vagina menjadi ungu. Vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide) yang disebakan oleh adanya
hipervaskularisasi. Warna portio juga akan tampak livide. Hal ini disebabkan
oleh adanya pengaruh hormon estrogen.
a. Gerakan janin dalam rahim, terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba
bagian-bagian janin.
c. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin,
ultrasonografi.
7
untuk membantu membuaat diagnosa kehamilan dini dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan berdasarkan adanya khoriogonadotropin (human chorionic
gonadotropin = HCG) yang dihasilkan oleh plasenta.
a. Sistem reproduksi
b. Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya
meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan
6 minggu dan mencapai puncaknya kehamilan 16-28 minggu. Setelah
mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena
pembesaran rahim menekan vena. Selama persalinan, curah jantung meningkat
sebesar 30% setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas
batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.
c. Sistem urinaria
d. Sistem gastrointestinal
7
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah,
sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena
gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.
e. Sistem metabolisme
f. Sistem musculoskeletal
Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan
ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis
untuk meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi janin pada akhir
kehamilan dan pada saat kelahiran.
g. Sistem pernafasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan
pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru paru berfungsi sedikit
berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam
karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya.
a. Trimeter III sering disebut sebagai periode penantian, yang mana pada
trimester ketiga ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari
dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya, dan ada
perasaan yang tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat waktu.
7
c. Pada trimester III dapat timbul perasaan kekhawatiran terhadap bayinya,
khawatir bayinya mengalami ketidak normalan (kecacatan). Akan tetapi
kesibukan dalam mempersiapkan kelahiran bayinya dapat mengurangi
kekhawatirannya.
d. Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini dipengaruhi oleh
perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan adanya perasaan
khawatir terjadi sesuatu terhadap bayinya.
1. Perdarahan
Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi.
Penanganan : mintalah bantuan, siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan
7
pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan
darah, suhu, pernafasan). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan
meskipun tanda-tanda syok belum terlihat. Pasang infuse dan berikan cairan
intravena. Lakukan restorasi cairan dan darah sesuai dengan keperluan (saifuddin,
2012).
2. Hyperemesis Gravidarum
7
Sakit kepala dan pusing sering terjadi selama kehamilan. Sakit kepala yang
bersifat hebat, menetap dan tidak hilang untuk istirahat adalah abnormal. Bila
sakit kepala hebat disertai dengan pandangan kabur mungkin adalah gejala pada
pre eklamsia.
Penanganan :
Tanyakan pada ibu jika ia mengalami oedema pada muka/tangan atau masalah
visual
Periksa adanya suhu tinggi yang mungkin perlu untuk periksa laboratorium
darah untuk memastikan adanya parasit malaria.
Bengkak pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat dengan kaki
ditinggikan adalah ha yang normal pada ibu hamil. Bengkak merupakan masalah
yang serius apabila muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lainnya.
Hal tersebut merupakan adanya anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia.
Penanganan :
a. Tanyakan pada ibu apakah ia mengalami sakit kepala atau masalah visual.
d. Periksa hemoglobin ibu, warna pada konjungtiva, telapak tangan dan tanyakan
adanya tanda-tanda anemia.
Gerakan janin adalah suatu hal yang biasa terjadi pada kehamilan yaitu pada
usia kehamilan 20-24 minggu.
Secara normal, ibu merasakan gerakan janin pada bulan ke 5 atau ke 6 usia
kehamilan, namun pada beberapa ibu mungkin merasa gerakan janin lebih awal.
Jika bayi tidur gerakan janin melemah. Gerakan bayi terasa sekali pada saat ibu
7
istirahat, makan, minum, dan berbaring. Biasanya bayi bergerak paling sedikit 3x
dalam periode 3 jam.
Penanganan :
Penanganan :
a. Tanyakan pada ibu mengenai karakteristik nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat,
kapan mulai dirasakan apakah berkurang bila untuk istirahat.
b. Tanyakan pada ibu mengenai tanda dan gejala lain yang mungkin menyertai,
misalnya munth, diare, mual, dan panas badan.
7. Demam tinggi
7
Istirahat baring, minum banyak, dan kompre untuk menurunkan panas (saifuddin,
2012)
1. Trimester I
Efek tekanan dari pembesaran uterus paa 2 sampai 3 bulan kehamilan pada
vesika urinaria. Cara mengatasinya adalah kurangi minum pada malam hari,
perbanyak minum pada siang hari kurangi minum teh dan kopi, jangan
menahan buang air kecil.
7
Penaikkan pengeluaran cairan vagina
Efek dari hyperplasia mukosa vagina segingga menaikkan produksi sekret dari
kelenjar endosevikal. Cara mengatasinya adalah vulva higiene, gunakan
pakaian Dalam dari katun, supaya tetap kering beri talk.
Ptyalismus
Seringnya meludah dan efek spesifik dari ptyalismus belum jelas, tapi
diperkirakan akibat dari hypersalivasi. Cara mengatasinya adalah cuci mulut
dengan bahan pengering, mengisap permen.
Hidung tersumbat
akibat dari penaikan estrogen dan udara dingin. Cara mengatasinya adalah
menghirup uap panas, personal hygiene terutama bagian hidung
1) Konstipasi
Adalah bentuk feses yang keras. Akibat efek hormon estrogen, tekanan uterus
yang membesar. Cara mengatasinya : makan-makanan berserat, banyak
minum cairan.
2) Kram otot
3) Kelelahan
4) Sering BAK
7
Penyebab : adanya ekskresi air yang meningkat dari ginjal, efek relaksasi otot
akibat progesteron. Cara mengatasinya : latihan kegel, jangan berdiri terlalu
lama sebelum tidur.
1. Sesak nafas
2. Insomnia
Sebab: gerakan bayi, kram otot, sering kencing, dan serak nafas. Cara
mengatasinya : istirahat usap-usap punggung, minum susu hangat, mandi air
hangat sebelum tidur.
3. Sering kencing
5. Kram kaki
6. Oedema
Sebab : berdiri terlalu lama, duduk kaki gantung, pakaian ketat dan kaki
ditinggikan, kurang olah raga. Cara mengatasinya : minum yang cukup,
7
mamakai stocking, istirahat, paha dan kaki ditinggikan, jika cara tersebut tidak
berhasil segera periksakan ke dokter.
7. Varises
8. Hemorhoid
Sebab : varises pada anus. Akibat dari konstipasi, feses yang keras. Cara
mengatasinya : pencegahan adar feses tidak keras, konsumsi sayuran dan buah
yang berserat, misalnya pepaya, duduk jangan terlalu lama, posisi tidur miring,
kompres dengan air dingin/hangat, gunakan obat suppositoria atas indikasi
dokter.
1. Definisi
7
o Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan resiko tinggi
2. Kebijakan program
Bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali. Dalam bahasa
program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode K yang
merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal lengkap adalah
K1,K2,K3 dan K4. Hal ini berarti minimal dilakukan sekali kunjungan
antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama
kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak 2 kali kunjungan antenatal pada usia
kehamilan di atas 36 minggu. ( prawirohardjo,2014)
Secara perlahan berat badan ibu hamil akan mengalami kenaikan antara 9-
13 kg selama kehamilan atau sama dengan 0,5 kg per minggu atau 2 kg
dalam satu bulan. Penambahan berat badan paling banyak terjadi pada
trimester II kehamilan.
Tekanan darah diperiksa setiap kali dan dicatat. Bila lebih tinggi dari pada
sebelumnya, perlu diteliti dan diberitahukan apa yang harus dikerjakan oleh
penderita. Tekanan darah lebih dari 140 mmHg sistolik dan 100 mmHg
diastolik adalah patologik. Tekanan darah yang normal dibawah 140/90
mmHg.
7
Tujuannyauntuk mengetahui tuanya kehamilan yang disesuaikan dengan
hari pertama haid terakhir.
Menghitung tafsiran berat badan janin dengan cara : (TFU dalam cm- n) x
15 gram. n = 13 bila kepala belum masuk PAP. n = 12 bila kepala masih
berada di atas spina iskiadika. n = 11 bila kepala masih berada di bawah
spina iskiadika. (kuswanti, 2014).
7
Untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada ibu hamil dan nifas karena pada
masa kehamilan dan nifas kebutuhan zat besi meningkat.
5. Pemberian imunisasi TT
6. Pemeriksaan Hb
7
cara menilai hasil :
-(Negatif)
+ (protein 0,001-0,005 %)
++ (protein 0,05-0,2 %)
+++ (>0,5%)
a. Negatif (-) :
b. Positif (+) :
c. Positif (++) :
d. Positif (+++) :
7
e. Positif (++++) :
(rizma,2012)
Ibu hamil 175 mikrogram/hari, ibu hamil yang kekekurangan iodium dapat
menyebabkan banyi tumbuh dengan tubuh kerdil atau kretinisme dan
tingkat kecerdasannya rendah.
2.2 PERSALINAN
2.2.1 Definisi
Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang
kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu serta tidak melukai ibu maupun
bayi (kecuali episiotomi). (anggraeni, 2012).
Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama
perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. Sementara
fokus utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu
pergeseran paradigma dari sikap mengunggu dan menangani komplikasi menjadi
mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. (prawirihardjo, 2018).
a. partus biasa (normal) atau disebut juga partu spontan adalah proses lahirnya bayi
pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi, umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan
7
normal dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu ) tanpa disertai adanya penyulit.
2. Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur kehamilan
28-36 minggu. Janin dapat hidup, tetapi prematur, berat badan janin antara
1000-2500 gram.
3. Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur kehamilan 37-40
minggu, janin matur, berat badan di atas 2500 gram.
a. Penurunan progeteron
d. Teori prostagladin
1. Passanger ( penumpang )
7
posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka plasenta
dianggap juga sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun
plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan normal. (sumarah
et al, 2009).
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul,
vagina, dan introitus (lubang luar vagina). lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut
penunjang keluarnya bayi meskipun itu jaringan lunak, tetapi panggul ibu jauh
lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil mengeluarkan
dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk
panggul perlu di perhatikan sebelum persalinan dimulai (sumarah et al, 2009).
3. Power ( kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-
otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang
diperlukan dalam persalinan adalah his yaitu kontraksi otot-otot rahim, sedangkan
sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu. (rohani et al, 2011).
7
Psikologis adalah kondisi psikis klien dimana tersedianya dorongan positif,
persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi adaptasi/coping (sukarni &
wahyu, 2013 ).
1. engangement
Sinklitismus yaitu jika kepala masuk ke dalam pintu atas panggul dengan
sutura sagitalis melintang di jalan lahir, tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi.
2. Penurunan kepala
3. Fleksi
Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus di dorong maju tetapi kepala
janin terlambat oleh servik, dinding panggul atau dasar panggul. Pada kepala
janin dengan adanya fleksi maka diameter oksipitofrontalis 12 cm berubah
7
menjadi sub oksipito bregmatika 9 cm. Posisi dagu bergeser ke arah dada janin.
Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba dari pada ubun-ubun
besar.
4. Rotasi Dalam
Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah janin
dari posisi sebelumnya kearah depan sampai dibawah simpisis. Bila presentasi
belakang kepala dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka
ubun-ubun kecil memutar kedepan sampai berada di bawah simpisis. Gerakan ini
adalah upaya kepala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu
bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Rotasi ini terjadi setelah kepala
melewati Hodge III atau setelah disadar panggul. Sebab-sebab adanya putar paksi
dalam yaitu bagian terendah kepala adalah bagian belakang kepala mencari
tahanan yang paling sedikit yang di sebelah depan atas yaitu hiatus genitalis
antara muskulus levatorani kiri dan kanan.
5. Ekstensi
6. Rotasi Luar
7. Ekspulsi
7
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi untuk kelahiran bahu
belakang, kemudian setelah kedua bahu lahir di susul lahirlah bahu depan dan
belakang sampai lahir janin seluruhnya.
a. Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif
1. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan 3 cm, berlangsung dalam
7-8 jam.
2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi
dalam 3 subfase.
b.Penanganan :
1. Bantu ibu dalam persalinan, jika tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan dengan
memberikan dukungan emosional.
7
3. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil pemeriksaan.
8. Pencegahan infeksi
1. Tekanan darah
2. Metabolisme
3. Suhu tubuh
4. Detak jantung
7
5. Pernafasan
6. Ginjal
7. Gastrointestinal
8. Hematologi
7
2. Kala II (kala pengeluaran janin)
Lamanya persalinan
Lamanya persalinan
Primipara Multipara
Kala I 7jam
13 jam ½ jam
Kala II ¼ jam
1 jam
Kala III
½ jam
7
TOTAL
14 ½ jam 7 ¾ jam
Pada kala II, his terkoordinasi kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa ingin meneran. Karena tekana rektum, ibu merasa seperti
mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu terjadinya his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang.
Dengan his meneran yang terpimpin, maka akan lahir kepala diikuti oleh
seluruh badan janin.
Sering kali nyaman bagi ibu dan ibu bisa beristirahat dengan mudah
diantara kontraksi jika lelah. Keuntungan dari posisi ini adalah
memudahkan melahirkan kepala bayi.
7
Merangkak sering kali merupakan posisi yang baik untuk ibu yang
mengalami nyeri punggung saat persalinan. Berbaring miring ke kiri
seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu jika kelelahan karena ibu
bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi. Posisi ini juga
membantu mencegah laserasi perineum
f. Cara Meneran
4. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin merasa
lebih mudah untuk meneran jika ibu menarik lutut ke arah dada dan
menempelkan dagu ke dada.
7
8. Kehamilan kembar segera setelah kepala bayi lahir
i. Penanganan kala II :
begitupun sebaliknya
7
c)Selipkan tangan penolong ke bahu dan lengan bagian belakang bayi
sambil menyangga kepala dan selopkan satu tangan lainnya ke
punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya.
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plsenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-
30 menit setelah bayi lahir.
2. PTT
3. Massase uteri
3. Memberikan oksitosin
7
4. Melakukan PTT
4. Kala IV
Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan cara melihat
volume darah yang terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol
500 ml dapat menampung semua darah tersebut.
d. Pencegahan infeksi
Dekontaminasi alat, tempat tidur dan matras dengan larutan klorin 0,5%
kemudian cuci dengan deterjen dan bilas dengan air bersih, jika sudah
bersih keringkan dengan kain bersih supaya ibu tidak berbaring diatas
matras yang basah.
7
f. Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih, dan darah yang
keluar setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1
jam kedua kala IV.
2. presentasi dahi
3. presentasi muka
1. his hipotonik
2. his hipertonik
7
c. distosia kelainan alat kandungan
f. perdarahan kala IV
g. syok obstetrik
7
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga secara optimal. (indriyani
& moudy, 2016)
1. mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II yaitu : ibu merasa ada
dorongan kuat dan meneran, ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat
pada rektum dan vagina, perineum tampak menonjol, vulva-vagina dan
sfingter ani tampak membuka.
5. memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam
7
7. membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan
ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang sudah di basahi air
DTT.
10.periksa denyut jantung janin ( DJJ ) setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120x-160x/menit).
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal, mendokumentasikan
hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta
asuhan lainnya pada patograf.
11. memberitahukan pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan
bantu ibu untuk menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginan. Tunggu hingga rasa ingn meneran, lanjutkan pemantauan kondisi
dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif)
dan dokumentasikan semua temuan yang ada, jelaskan pada anggota keluarga
tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat
pada ibu untuk meneran secara benar.
12. minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.
7
13. laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan yang
kuat untuk meneran :
a. bimbing ibu agar agar dapat meneran secara benar dan efektif
b. dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai.
c. bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihnnya (kecuali posisi
berbaring terlentang dalam waktu lama).
h. segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit
(2jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida).
14. anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
15. letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16. letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. buka tutup partus set, dan perhatikan kembali kelengkpan alat dan bahan
18. pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
f. kelahiran bayi
lahirnya kepala
19. setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
7
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau
bernafas cepat dan dangkal.
20. periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan sesuai jika
hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
a. jika tali pusat melilit leher secara longgar,lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
b. jika tali pust melilit leher secaea kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong di antara dua klem tersebut.
21. tunggu kepala janin melakukan putaran paksi luar secara spontan.
lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara bapirietal.
Anjurkan iubu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala
ke arah bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang
2.3. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dab bahu.
Gunakan tangan atas untuk menulusuri dan memegang lengan dan siku
sebelah atas
2.4. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjunt ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pengang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk di antara kaki dan pegang msing-masing mata kaki dengan ibu jari
dan jari-jari lainnya).
7
d. apakah bayi bergerak dengan aktif ?
bila salah satu jawabanya “TIDAK” lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia
bayi baru lahir (melihat penuntun berikutnya) bila semua jawabannya “IYA”
lanjut ke-26.
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk yang kering dan bersih. Biarkan bayi di atas perut ibu
27. periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
(hamil tunggal).
28. beritahu ibu ia akan di suntikan oksitosin agar uterus berkontraksi dengan
baik
29. dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit secara IM
(intra muskular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum penyuntikkan oksitosin).
30. setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klam kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali
tali pusat pada 2 cm distal pada klem pertama.
a. dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi perut
bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat antara 2 klem tersebut.
b. ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
32. letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi secara tengkurap di dada ibu, luruskan bahu bayi sehingga
bayi menempel di dada atau di perut ibu usahakan kepala bayi berapa di
7
antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu payudara ,
selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
33. pindahkan klem pada tali pusat singga berjarak 5-10 cm dari vulva
34. letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simpisis, untuk
mendeteksi tangan lain meneganggkan tali pusat
35. setelah uterus berkontaksi tegngkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke arah belakang-depan (DORSO KRANIAL)
secara hati hati (untuk mencegah invertio uteri) jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, berikutnya dan ulangi prosedur di atas. Jika uterus tidak
segera berkontaksi minta ibu suami atau anggota keluarganya untuk
melakukan stimulasi puting susu.
h. Mengeluarkan plasenta
36. lakukan penegangan dan dorong dorso kranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar
lantai penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar laintai dan
kemudian ke arah atas, mengikuti jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-
kranial)
b. jika tali pusat tidak lepas setelah 15 menit menegangan tali pusat :
beri dosis ulang oksitosin 10 unit secara IM. Lakukan katerisasi
(aseptik) jika kandung kemih penuh, minta keluarga untuk
menyiapkan rujukan , ulangi penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya, jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
atau bila terjadi perdarahan segera lakukan manual plasenta
37. saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
7
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan
Jika selaput ketuban robek pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau
klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
38. segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase uterus,
letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan massase dengan gerakan
melingkar dengen lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
lakukan tindakan yang di perlukan jika uterus tidak berkontrasi selama 15
menit massase.
k. Menilai perdarahan
39. periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantong
plastik atau tempat khusus.
41. pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarah
pervaginam
42. celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0.5 % dan membilasnya dengan air DTT kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
m. Evaluasi
43. pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih kosong
47.pantau keadaan bayi dan pastikan bayi bernafas dengan baik (40-60
kali/menit). Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan
segera merujuk kerumah sakit. Jika bayi nafas terlalu cepat segera rujuk.
Jika kaki teraba dingan, pastikan ruangan hangat. Kembalikan bayi
dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut
48.tempatkan semua peralatan bekas pakai dengan larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi 10 menit. Cuci dan bilas semua peralatan setelah
didekontaminasi.
50. bersihan ibu dengan menggunakan air DTT bersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah . bantu ibu untuk memakai pakaian yang bersih dan
kering.
51.pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu untuk memberikan asi. Anjurkan
keluarga untuk memberikan ibu makan dan minum.
52. dekontaminasi tempat bersalin dan apron yang dipakai dengan larutan
klorin 0,5 %
53. celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % lepaskan
dalam keadaan terbalik kemudian rendam dengan air klorin 0,5% selama
10 menit.
54. cuci kedua tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir,
kemudian keringkan tangan dengan tissue atau kain bersih dan kering.
56.dalam waktu satu jam beri antibiotik salepmata, pencegahan dan vit. K 1mg
intramuskular di pada sebelah kiri anterolateral. Setelah itu lakukan
pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pantau setiap 15 menit untuk pastikan
bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 x/menit) da suhu (36,5-37,5° c )
7
57.setelah satu jam pemberian vik.K berikan suntik hepatitis B di paha kanan
anterolateral letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu
bisa disusukan.
58.lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik didalam larutan klorin 0,5
%
59.cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan
tissue atau handuk yang bersih dan kering.
60.lengkapi patograf (halaman depan dan belakang) periksa tanda vital dan
asuhan kalaIV
Asuhan intrapartum merupakan asuhan yang diberikan kapada ibu yang sangat
memengaruhi angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir, karena dengan
dilakukannya asuhan intrapartum yang tepat akan dapat mencegah sebagian besar
penyebab kesakitan dan kematian ibu.
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu dan
keluarganya, bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi
ibu. Agar dapat meringankan kondisi tersebut, seorang wanita memerlukan
dukungan selama persalinan.tindakan pendukung an penenang selama persalinan
sangatlah penting dalam kebidanan karena akan memberikan efek yang positif baik
secara emosional ataupun fisiologi terhadap janin.
Asuhan ini berorientasi pada tubuh ibu selama dalam proses persalinan hal ini
juga dapat menghindarkan ibu dari infeksi. Adapun asuhannya :
b. Berendam
c. Perawatan mulut
d. Pengipasan
7
2. Kehadiran seorang pendamping
b. Pengarutan posisi
f. Asuhan tubuh
g. Sentuhan
7
d. Penjelasan tentang prosedur dan adanya pembatasan, hal ini
memungkinkan ibu bersalin merasa aman dan dapat mengatasinya secara
efektif
1. pengertian
2 .tujuan
c. Catat temuan-temuan dalam otak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan
lambang-lambang berikut :
Di palpasi
7
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
Dapat di pisahkan
e. Pembukaan serviks
f. Presentasi kepala
Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari tepi simpisis pubis .
mengacu pada 5 kategori dengan simbol 5/5 sampai 0/5. Catat dengan tanda
lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam
g. Garis waspada
Catat selama fase aktif persalinan harus di mulai di garis waspada. Garis
bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau
4 jalur ke sisi kanan.
h. Waktu
Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima
i. Jam
j. Kontraksi
Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontaksi dalam 10 menit dan
lamanya kontraksi dalam satuan detik
7
k. Oksitosin
l. Obat-obatan
1. Nadi : catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan.
Dengan tanda (.)
3. Tekanan darah : catat setap 4 jam selama fase aktif beri tanda panah
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badannya 2500-4000 gram ( vivian lani lia dewi, 2010)
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin kehidupan ekstra uterin (ai yeyeh
rukiyah, 2010)
7
2.3.3 Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir
5. Menangis kuat
9. Rambut lanuga telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
11. Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan),
testis sudah turun (pada anak laki-laki).
13. Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan
tangan seperti memeluk.
14. Eleminasi baik, urine dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama.
7
TANDA 0 1 2
1. Pencegahan Infeksi
Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang
terpapar atau terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setelah lahir. Untuk tidak menambah resiko infeksi maka sebelum
menangani Bayi Baru Lahir (BBL), pastikan penolong persalinan dan pemberi
asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) telah melakukan upaya pencegahan infeksi
berikut:
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
pengisap lendir DeLee, alat resusitasi dan benang tali pusat telah di
7
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau sterilisasi. Gunakan bola karet yang
baru dan bersih jika akan melakukan penghisap lendir
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk
bayi sudah dalam keadaan bersih.
2. Penilaian awal
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal sebagai berikut:
4. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah
lahir. Mengoleskan alkohol atau povidin iodine masih diperkenankan, tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah/lembab.
5. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu.
Prinsip menyusu/pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan secara
eksklusif.
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak kulit ke
kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi tersebut menggunakan
7
antibiotika Tetrasiklin 1%. Salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu
satu jam setelah kelahiran. Upaya profikaksis infeksi mata tidak efektif jika
diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.
7. Pemberian vitamin K1
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K 1 1 mg intramuskular, di paha kiri
anterolateral setelah 1 jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi selesai menyusu
untuk mencegah perdarahan Bayi Baru Lahir (BBL) akibat defisiensi vitamin K
yang dapat dialami oleh sebagian Bayi Baru Lahir (BBL).
8. Pemberian imunisasi
2. Sebelum penolong meninggalkan ibu dan bayinya. Penolong harus menilai ada
tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti :
3. Suhu
Pada saat lahir bayi berada pada suhu lebih rendah dari pada dalam kandungan.
4. Kulit
5. Terdapat vernik caseosa yakni lemah putih yang melekat pada kulit BBL, Feces
berbentuk meconeum yakni seperti titik hitam, pekat yang telah berada dalam
saluran pencernaan sejak janin 16 minggu mulai keluar dalam 24 jam pertama
7
lahir sampai hari ke 2-3 selanjutnya hari ke 4-5 berwarna coklat kehijauan,
kemudian kuning, lembek, jika minum ASI.
6. Tali Pusat
Pemotongan tali pusat merupakan pemisahan antara kehidupan bayi dan ibu, tali
pusat biasanya lepas dalam 10-14 hari setelah lahir.
7. Reflek
Bayi yang dilahirkan mempunyai sejumlah reflek yang merupakan dasar bagi
bayi untuk mengadakan reaksi dan tindakan aktif.
f. Reflek babisnsky : Reflek bila ada rangsangan pada telapak kaki, ibu jari
kaki akan bergerak keatas dan jari-jari lain membuka
2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai
dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.
3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8 sampai
dengan hari ke - 28 setelah lahir.
7
b. Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi
secara keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan
keadaan kesehatannya.
d. Memeriksa adanya cairan atau bau busuk pada tali pusat, menjaga tali pusat
agar tetap bersih dan kering.
d. Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya busuk.
a. Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin.
3) Vaksin hepatitis B.
7
2. Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan
gerakan normal. Jika melihat gejala atau gerakan yang tak biasa dan terjadi
secara berulang - ulang seperti menguap, mengunyah, menghisap, mata
berkedip - kedip, mata mendelik, bola mata berputar-putar dan kaki seperti
mengayuh sepeda yang tidak berhenti kemungkinan bayi kejang.
3. Bayi lemah. Bergerak jika hanya dipegang. Ini tandanya bayi sakit berat.
Sesak nafas 60 kali permenit.
6. Demam. Suhu tubuh bayi lebih dari 37,5ºC atau tubuh teraba dingin suhunya
dibawah 36,5ºC.
7. Mata bayi bernanah banyak. Ini dapat menyebabkan bayi menjadi buta.
8. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar. Jika kulit perut dicubit akan kembali
lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan yang berat bisa menyebabkan
kematian.
9. Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika muncul pada hari
pertama atau muncul setelah kurang dari 24 jam setelah lahir. Ditemukan pada
umur lebih dari 14 hari dan kuning sampai ke telapak tangan atau kaki.
10. Buang air besar atau kotoran bayi berwarna pucat segera periksakan bayi
kedokter, bidan atau perawat. Jika menemukan satu atau lebih dari tanda
bahaya dari bayi, usahakan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan ke
tempat pemeriksaan. Dengan cara membungkus bayi dengan kain yang tebal.
7
1. Kehangatan atau suhu tubuh yang normal yakni jagalah bayi agar suhu tubuhnya
tetap normal dengan selalu memakaikan pakaian bayi yang lengkap disertai topi.
2. Resusitasi atau pernafasan yang tak terganggu : biasanya resusitasi dilakukan 1-2
menit setelah bayi lahir yakni dengan cara isap lendir dari mulut dan hidung bayi.
2.4 NIFAS
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil (Sunarsih, 2012).
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pascapersalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang
meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit
yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. (Sarwono, 2014).
7
Masa nifas seperti dijelaskan diatas merupakan rangkaian setelah proses persalinan
dilalui oleh seorang wanita, beberapa tahapan masa nifas yaitu harus difahami oleh
seorang bidan antara lain:
a. Puerperium dini, masa pemulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan-jalan.
c. Remote puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali
dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu
persalinan mengalami komplikasi.
1. Uterus
7
Selain itu dari cavumuteri keluar cairan sekret disebut lochea. Ada beberapa
jenis lochea, yakni:
a. Lochea rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desi
dua, lanugo, meconium selama dua hari pasca persalinan.
c. Lochea serosa berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi padahari
ke 7-14 pasca persalinan.
e. Lochea purulenta ini terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
Pada minggu ketiga vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan-lipatan atau
kerutan-kerutan) kembali. Pada perineum hampir semua terjadi robekan pada
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya
disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinan.
Disamping itu rasa takut untuk buang air besar sehubungan dengan jahitan
pada perineum jangan sampai lepas dan takut akan rasa nyeri.
4. Perubahan Perkemihan
7
a. Suhu badan
Sekitar hari ke-4 setelah persalinan suhu ibu mungkin sedikit naik antara
37,2oC- 37,5oC kemungkinan karena ikutan dari aktifitas payudara.
b. Denyut nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60x per menit yakni pada
waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini
utamanya terjadi pada minggu pertama postpartum.
c. Tekanan darah
Tekanan darah < 140/90 mmHg.Tekanan darah tersebut bisa meningkat dari
pra persalinan pada 1-3 hari postpartum.Bila tekanan darah menjadi rendah
menunjukkan adanya perdarahan postpartum. Sebaliknya bila tekanan darah
tinggi merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsia yang bisa
timbul pada masa nifas. Namun hal itu jarang terjadi.
d. Respirasi
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal karena ibu dalam
keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas
sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali sesuai jadwal yang
dianjurkan. (Kemenkes RI, 2014), yaitu :
Menurut Saifudin 2012, paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan
untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah-masalah yang terjadi.
7
persalinan karena atonia uteri.
7
tanda penyulit.
4. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri episgastrik, atau masalah penglihatan.
6. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak
badan.
8. Merasa sangat sedih, tidak mau mengurus diri sendiri/bayi, sangat letih, dan
nafas terengah-engah.
7
1. Gizi
Pendidikan kesehatan gizi untuk ibu menyusui antara lain: konsumsi tambahan
500 kalori setiap hari, makan dengan diet berimbang, minum sedikitnya 3 liter air
setiap hari, tablet zat besi harus diminum selama 40 hari pasca bersalin dan
minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 1 x 200.000 IU dalam kurun
waktu 2 hari berturut-turut pada masa nifas yaitu, satu kapsul Vitamin A 200.000
IU diminum segera setelah melahirkan dan satu kapsul Vitamin A 200.000 IU
warna merah kedua diminum pada hari berikutnya minimal 24 jam sesudah
kapsul pertama dan menurut Saifuddin 2012 bahwa minum Vitamin A 200.000
IU dapat memberikan Vitamin A kepada bayi melalui ASI.
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup mengurangi kelelahan, tidur siang atau
istirahat selagi bayi tidur, kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan
lahan, mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk
istirahat siang kira-kira 2 jam dan malam 7 - 8 jam. Bila ibu kurang istirahat
dapat berakibat mengurangi jumlah ASI, memperlambat involusi, yang
akhirnya bias menyebabkan perdarahan, dan depresi.
4. Senam Nifas
7
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti
dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan otot dasar
panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan
agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah
melahirkan.
a. Hubungan Seks
Hubungan seks aman setelah darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
b. Keluarga Berencana
Pada dasarnya ibu tidak mengalami ovulasi selama menyusui eksklusif atau
penuh enam bulan dan ibu belum mendapatkan haid. Meskipun setiap
metode kontrasepsi beresiko, tetapi menggunakan kontrasepsi jauh lebih
aman.
4. Eliminasi
Dalam enam jam ibu nifas harus sudah bisa BAK spontan, kebanyakan ibu
bisa berkemih spontan dalam waktu 8 jam.
5. Pemberian ASI/LAKTASI
Menyusui bayi segera setelah lahir minimal 30 menit bayi telah disusukan,
ajarkan cara menyusui yang benar, memberikan ASI secara penuh 6 bulan
tanpa makanan lain (ASI eksklusif), menyusui tanpa dijadwal, sesuka bayi.
Diluar menyusui jangan memberikan dot/kempeng pada bayi, tapi berikan ASI
dengan sendok.
7
b.5 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
b.5.1 Definisi Manajemen Varney
1. Pengkajian
3. Diagnosa Potensial
4. Tindakan Segera
Yang mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh Bidan atau Dokter dan
atau alat untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang sesuai kondisi klien.
7
5. Perencanaan
Yaitu kelanjutan dari manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
6. Pelaksanaan
Yaitu rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman.
7. Evaluasi
Yaitu mengecek apakah asuhan yang telah diberikan telah benar-benar sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan
diagnosa.