Anda di halaman 1dari 298

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan antara

spermatozoa (sel mani) dengan sel telur (ovum) yang menghasilkan zigot

dan berakhir sampai permulaan persalinan (Maritalia dkk, 2012).

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi yang berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan (Sarwono, 2011).

Kehamilan adalah suatu hal fisiologis alau alamiah. Sebelum

memberikan asuhan kehamilan hendaknya seorang. Bidan harus

mengetahui konsep dasar asuhan kehamilan sehingga Bidan dapat

memberikan asuhan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan

dan kebutuhan klien serta sesuai dengan evidence based dalam praktek

kebidanan. ( Indrayani, 2011 )

Kehamilan adalah di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari )di

hitung dari hari pertama haid terakhir.kehamilan di bagi dalam 3 triwulan,

yaitu triwulan pertama di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan

kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan

ketujuh sampai 9 bulan.(saifuddin, 2006:89)

Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri

dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi nigrasi spermatozoa dan ovum,

9
10

terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada

uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi

sampai aterm (Manuaba, 2010).

2.1.2 Perubahan Fisiologi Masa Kehamilan

1. Perubahan Anatomi Dan Adaptasi Fisiologis Sistem Reproduksi

Perubahan yang terjadi pada wanita saat hamil, bersalin dan nifas

adalah perubahan alami dan sangat menajubkan. Sitem-sitem tubuh akan

berubah secara otomatis menyesesuaikan dengan keadaan hamil,

bersalin dan nifas. Berikut ini adalah perubahan perubahan anatomi dan

adaptasi fisiologi pada system tubuh pada massa hamil.

a. Uterus

Rahim yang semula sebesar jempol ( 30 gr ) mengalami

hipertropi dan hiperflasia, sehingga menjadi berat 1000 gram saat

akhir kemalilan ( 40 minggu ). Peningkatan ukuran dari 7,5 x 5 x

2,5 sampai 30 x 23 x 20 cm.Otot rahim menjadi lebih besar, lunak

dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena:

1) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah.

2) Hyperplasia ( produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis

yang sudah ada )

3) Perkembangan desidua dan pertumbuhan janin. Pembesaran

abdomen mungkin tidak terlalu terlihat pada primigravida yang

memiliki tonus otot abdomen yang baik. ( indrayani, 101 )

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk

menerima dan melindungi hasil konsepsi ( janin, plasenta,


11

amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan

yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama

kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam

beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil

uterus mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang.

Selama kehamilan uterus akan berubah menjadi suatu organ yang

mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata- rata

pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai lebih dengan

rata- rata 1100g.

Pada awal kehamilan penebalan uterus ditimulasi terutama

oleh hormone estrogen dan sedikit oleh progesterone. Hal ini

dapat dilihat dengan perubahan uterus pada awal kehamilan mirip

dengan kehamilan etopik. Akan , tetapi setelah kehamilan 12

minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan

dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,

dan ligamentum rotudum berada sedikit di atas pertengahan

uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel- sel otot

uterus, dimana bagian uterus yang mengelilingi tempat implantasi

plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian

lainnya sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena

ini dikenal dengan tanda piscaseke.

Pada minggu minggu pertama kehamilan uterus masih

seperti bentuk buah advokad. Seiring dengan perkembangan

kehamilannya, daerah fundus dan korpus akan membulat dan

akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.


12

Panjang uterus akan bertambah lebh cepat dibandingkan lebarnya

sehingga akan berbentuk oval.

Berikut ini adalah perubahan uterus pada setiap kehamilan

yaitu sebagai berikut:

a) Trimester I ( 0- 12 minggu )

Selama minggu- minggu awal kehamilaan, terjadi

penigkatan aliran darah uterin dan limfa menyebabkan

kongesti pelvis dan oedema. Akibatnya, uterus, servix dan

isthmus menjadi lunak, terlihat jelas dan berkembang

secar progesif, serfix terlihat berwarna kebiru- biruan yang

dikenal dengan istilah Chadwick`s sign.

Uterus juga akan membesar pada bulan- bulan pertama

kehamilan di bawah pengarus estrogen dan progestero

yang kadarnya meningkat, pembesaran ini dasarnya

disebabkan oleh hipertropi, hiperplasasi dan pertumbuhan

janin. Bentuk uterus pada awal kehamilan berubah menjadi

bulat untuk mengakomodir pertumbuhan janin dan juga

menampung cairan dan jaringan plasenta yang terus

meningkat. Pada minggu ke-12 kehamilan uterus telah

keluar dari rongga panggul sehingga dapat teraba di atas

simpisis pubis

Tanda hegar ( hedger`s sing, gambar 2.1 ) adalah

perubahan pada segmen bawah uterus ( isthmus uteri )

yang menyebaban isthmus uteri menjadi lebih panjang dan

lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah- olah


13

kedua jari dapat bersentuhan. Perlunakan ini timbul 6

minggu setelah hari pertama haid terakhir.

Gambar 2.1 Hegar`s sign

Tanda piskacek atau piskacek`s` sign adalah pertumbuhan

rahim tidak sama kesemua arah tetapi terjadi pertumbuhan

yang cepat di daerah implantasi plasenta, sehingga rahim

bentuknya tidak sama

Leher rahim ( serviks ) berfungsi sebagai pelindung yang

efektif terhadap infeksi dan juga mempertahankan

kehamilan. Di bawah pengaruh progesterone sel- sel leher

rahim mengeluarkan lender yang menebal disebut

operculum. Ukuran leher rahimtetap selama kehamilannya

yaitu 2,5 cm. estrogen menyebabkan peningkatan

vaskuliarisasi pada leher rahim sehingga terjadi

perlunakan, dikenal dengan istilah goodell`s sign

Desidua merupakan nama lain dari endrometrium selam

kehamilan. Progesterone dan estrogen yang dhasilkan

oleh corpus luteum menyebabkan desidua menjadi lebih


14

tebal, lebih banyak mengandung darah pada daerah

fundus, daerah ini merupakan tempat implantasi. Desidua

menghasilakan lingkungan yang kaya glikogen untuk

blastocits sampai trofoblastik membentuk plasenta.

Setelah plasenta terbentuk, maka plasenta dapat

membentuk hormon sendiri daan korpus luteum berubah

menjadi corpus albican.

b) Trimester II ( 12- 28 minggu )

Pada awal kehamilan trimester II, uterus mulai memasuki

rongga peritoneum. Seegara setelah bulan ke- 4

kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan melalui

hdidinding abdomen. Kontarksi ini disebut tanda Braxton

hicks ( salah satu tanda kemungkinan kehamilan ), yaitu

kontraksi yang tidak teratur yang tidak menimbulkan nyari,

yang timbul secara intermittensepanjuang siklus mentruasi

Kontraksi Braxton Hicks pertama kali ditemukan oleh J.

Braxton Hicks pada tahun 1872. Kontaksi ini dirasakan

karena pengerasan uterus yang dapat diraba pada dinding

abdomen atau terlihat karena ada desakan uterus didepan.

Kontraksi memfasilitasi aliran darah uterus sehingga

meningkatkan pengangkutan oksigen ke uterus. Biasanya

kontaksi Braxton Hicks tidak menimbulkan nyeri, tetapi

beberapa wanita mengeluhkan bahwa mereka terganggu.


15

Antara minggu ke- 16 dan ke- 18, biasanya ballottement

sudah dapat diidentifikasi. Ballottement, yaitu gerakan

pasif janin yang belum engaged ( belum masuk pintu atas

panggul ). Pemeriksaan ballottement uadalah perlahan

struktu terpaung dengan menekan perlahan struktur

tersebut dan merfasakan pantulannya. Jari pemeriksaan

dalam vagina mendorong dengan lembut kea rah atas :

janin terdorong ke atas. Kemudian janin turun kembali dan

jari merasakan benturan lunak. Ballottement internak janin

di dalam uterus adalah tanda kemungkinan kehamilan

obyektif.

Pada 16 dan 20 minggu kehamilan, umumnya timbul

persepsi gerakan janin, wanita hamil mulai menyadari

adanya gerakan berdenyut ringan di perutnya dengan

intensitas gerakan yang semakin meningkat secara

bertahap, ini disebut dengan Quickening atau munculnya

kehidupan.

Minggu ke-20 kehmailan bentuk rahim menjadi seperti

aslinya atau berbentuk buah pir, bagian fundus lebih bulat

dan tebal. Kelenjar- kelenjar serviks akan berfungsi lebih

dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.

c) Trimester III ( > 28 minggu )

Pada akhir kehamilan diding uterus mulai menipis dan

lebih lembut. Pergerakan janin dapat diobservasi dan


16

badanya dapat diraba untuk mengetahui posisi dan

ukurannya, korpus berkembang menjadi segmeen bahwa

rahim.

Pada minggu ke-38 kehamilan terjadi penurunan janin ke

bagian bawah rahim hal ini disebabkan melunaknya

jaringan- jaringan dasar penggul bersamaan dengan

gerakan yang baik dari otot rahim dan kedudukan bagian

bawah rahim.

Estrogen menyebabkan peregangan miometrium sehingga

pada saat ini dapat terjadi kontraksi Braxton Hicks yang

sifatnya tidak beraturan, datang sewaktu- waktu dan tidak

mempunyai irama tertentu.

Ukuran Tidak hamil Hamil Minggu Ke-

40

Panjang 6,5 cm 32 cm

Lebar 4 cm 24 cm

Kedalaman 2,5 cm 22 cm

Berat 60-70 g 1100- 1200 g

Volume 10 ml 5000 ml

Table 2.1 pebandingan ukuran uterus wanita hamil dan

tidak hamil pada minggu ke- 40

*perhatian bahwa nilai pasti angka- angka ini bervariasi, tetapi semua referensi sepakat bahwa
uterus mengalami pertumbuhan yang pesat selam kehamilan ( Cunningham, 2006: 108 )
17

b. Ovarium

Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pemantangan folikel

ditunda. Biasanya hanya satu corpus luteum kehamilan dapat

ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi

maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya

fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan

fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilakn estrogen

dan progesterone.

c. Tuba Falopi

selama kehamilan otot-otot yang nmeliputi tuba mangalami

hipertropi dan epithelium mukosa tuba menjadi gepeng.

d. Vagina

Perubahan vagina dari trimester 1,2,dan 3

1) Trimester I

- Terjadi peningkatan vaskularisasi karena pengaruh hormone

estrogen, peningkatan vaskularisasi menimbulkan tanda warna

merah tua atau kebiruan pada vagina sampai minggu ke-8

kehamilan.

- Sekresi vagina menjadi lebih kental, putih dan asam karena

meningkatnya jumlah glikogen pada lapisan epitel vagina.

Estrogen membantu mempertahankan dan meningkatkan

keasaman vagina (pH 3,5-5) yang berfungsi untuk mengendalikan

pertumbuhan dan perkembangan bakteri pathogen yang mungkin

ada dalam vagina.

-
18

2) Trimester II

Sekresi vagina meningkat, hal ini normal jika tidak disertai gatal,

iritasi atau berbau busuk.

3) Trimester III

Estrogen menyebabkan perubahan pada lapisan otot dan

epithelium. Lapisan otot membesar, vagina lebih elastis yang

memungkinkan turunnya bagian bawah janin.

2. PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS PAYUDARA

Selama kehamilan payudara bertambah besar sebagai persiapan

untuk pemberian nutrisi pada bayi stelah lahir. Pada minggu ke 3-4

kehamilan timbul rasa penuh, peningkatan sensitivitas, ras geli, dan rasa

berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam kehamilan.

Perubahan payudara ini adalah tanda kemungkinan kehamilan.

Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri yang

tajam.

Sejak 6 minggu kehamilan pertumbuhan kelenjar mamae

membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Kadar hormone

luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan profiferasi duktus

laktiferus dan jaringan lobules alveolar sehingga teraba penyebaran nodul

kasar.

Pada minggu ke 8 kehamilan terjadi peningkatan suplai darah,

membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah

yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak

sebagai jaringan- jaringan biri di bawah permukaan kulit. Kongesti vena


19

dipayudara lebih jelas terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat di

bagian luar payudara.

Sejak umur kehamilan 12 minggu putting susu dan areola menjadi

lebih berpigmen, terbentuk warna merah muda sekunder pada aerola,

dan putting susu menjadi lebih erektif. Hipertrofi kelenjar sebasea (lemak)

muncul di areola primer dan disebut tuberkel Montgomery dapat dilihat di

sekitar putting susu. Kelenjar sebasea ini mempunyai peran protektif

sebagai pelumas puting susu. Kelembutan putting susu tergantung, jika

lemak pelindung ini dicuci dengan sabun.

Walaupun perkembangan kelenjar mamae secara fungsional lengkap

pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terhambat sampai kadar

estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir. Namun

sekresi prakolostrum yang cair, jernih, dan kental dapat dikeluarkan

dari putting susu pada akhir minggu ke enam. Sekresi ini mengental

saat kehamilan mendekati aterm dan kemudian disebut kolostrum.

Kolostrum, cair sebelum menjadi susu yang berwarna krem atau putih

kekuningan dapat dikeluarkan dari putting susu selama trimester ke

tiga.

3. PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGI SISTEM

ENDOKRIN.

Perubahan system endokrin yang terjadi pada masa kehamilan

berguna untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan dan

perkembangan janin, persiapan tubuh untuk menghadapi persalinan dan

nifas. Perubahan hormone yang terjadi selama kehamilan terutama


20

disebabkan oleh produksi strogen dan progesterone plasenta serta

hormone-hormon lain. Berikut ini akan dijelaskan tentang perubahan

perubahan hormonal selama kehamilan.

a. Hormon Estrogen dan Progesteron

Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir

kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil. Sedangkan

progesterone diproduksi lebih banyak dari estrogen. Pada akhir

kehamilan produksinya sekitar 250 mg/hari. Progesterone menyebabkan

dieresis dan penurunan tonus otot polos. Selain itu, progesterone

menyebabkan penyimpanan lemak dalam jaringan subkutan di

abdomen, punggung dan paha atas. Lemak tersebut berguna untuk

cadangan energy pada masa kehamilan dan menyusui.

b. Pituitary Gonadotropin

FSH dan FL berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan,

karena ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta.

c. Cortisol

Pada awal kehamilan kadar kortisol turun secara mencolok. Seiring

dengan bertambahnya kehamilan, kadar kortisol meningkat. Fungsi

kortisol untuk mempertahankan homeostasis dan meningkatkan gula

darah.

d. Aldosteron, Reni dan Angiostensin

Setelah minggu ke 15 kehamilan, aldosteron meningkat besar sekali,

menyebabkan retensi natrium dan air. Kadar Aldosteron< Renin dan

Angiostensin yang meningkat menyebabkan naiknya valume

intravaskuler.
21

e. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

Tes kehamilan dilakukan untuk mendeteksi keberadaan HCG. Hasil tes

kurang sensitive pada 4-10 hari setelah terlambat menstruasi atau 3

minggu setelah konsepsi. Sel trofoblast ovum yang baru mengalami

fertilisasi mengeluarkan hormone HCG yang berfungsi mempertahankan

corpus luteum. Corpus luteum menghasilkan lebih banyak hormone

estrogen dan progesterone yang menyebabkan endometrium terus

tumbuh dan menyimpan zat-zat gizi dalam jumlah besar. Kadar HCG

mencapai puncak pada sebelum 16 minggu dari 18 minggu ke atas

relative konstan.

f. HPL (Human Placenta Laktogen) atau Chorionic Somatotropin

Mulai disekresi pada minggu ke-5 kehamilan meningkat secara progresif

selama kehamilan. Merupakan hormone metabolic umum yang

mempunyai dampak nutrisi spesifik bagi ibu dan fetus.

Fungsi:

Membantu perkembangan payudara

Sebagai hormone pertumbuhan

Menyebabkan penurunan glukosa ibu sehingga menyediakan

glukosa dalam jumlah lebih banyak bagi fetus untuk

memenuhi nutrisi fetus

Merangsang pelepasan asam lemak bebas dari tempat

penyimpanan lemak pada ibu, jadi memberikan sumber

energy pengganti untuk metabolisme ibu


22

g. Relaxin

Sumber corpus leteum, level tertinggi pada awal kehamilan.

h. Prolaktin

Selama berlangsungnya kehamilan terdapat peningkatan kadar prolaktin

di dalam plasma ibu sampai mencapai konsentrasi rata-rata 150 mg per

ml sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen. Pada saat cukup bulan 10

x lebih besar dari pada kadar wanita tidak hamil. Sekresi air susu sendiri

dihambat oleh estrogen di tingkat target organ.

Sebalknya setelah kelahiran ada penurunan kosentrasi prolaktin plasma

sekalipun pada wanita menyusui. Prolaktin berfungsi mempersiapkan

dan menjaga kelangsungan laktasi.

i. Tiroid

Selama kehamilan ada pembesaran tiroid yang disebabkan oleh

hyperplasia jaringan kelenjar dan bertambahnya vaskularisasi. Mulai

bulan kedua kehamilan, konsentrasi tiroksin (T4) meningkat tajam di

dalam plasma sampai akhirnya mendatar, dipertahankan sampai setelah

persalinan. Thyroid Releasing Hormon (TRH) dan Thyroid Stimulating

Hormone (TSH) tidak meningkat.

j. Paratiroid

Kadar parathormon meningkat, kadar puncak terjadi antara minggu ke-

15 dan ke-35 kehamilan.

k. Pancreas

Janin membutuhkan glukosa dalam jumlah yang signifikan untuk

pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk memenuhi kebutuhan


23

bahan bakar pertumbuhan, janin tidak saja menghabiskan simpanan

glukosa ibu, tetapi juga menurunkan kemampuan ibu untuk mensintesis

glukosa dengan menyedot habis asam amino ibu. Kadar glukosa darah

ibu menurun. Insulin ibu tidak dapat menebus plasenta untuk sampai ke

janin. Akibatnya, pada awal kehamilan pancreas menurunkan produksi

insulinnya.

Seiring dengan peningkatan usia kehamilan, plasenta tumbuh dan

memproduksi hormone HPL, estrogen dan progesterone dalam jumlah

yang lebih besar. Produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga meningkat.

Estrogen, progesterone, HPL, dan kortisol secara kolektif menurunkan

kemampuan ibu untuk menggunakan insulin.

Kortisol secara simultan menstimulasi peningkatan produksi insulin dan

meningkatkan resistensi perifer ibu terhadap insulin ( misal; jaringan

tidak dapat menggunakan insulin). Insulinase adalah enzim yang

dibentuk plasenta untuk melemahkan akfitas insulin ibu. Penurunan

kemampuan ibu untuk menggunakan insulinnya sendiri adalah suatu

mekanisme protektif yang menjamin suplai glukosa untuk mencukupi

kebutuhan unit fetoplasental.

Akibatnya, tubuh wanita hamil membutuhkan lebih banyak insulin.

Pancreas dapat memenuhi kebutuhan insulin yang secara kontinu tetap

meningkat sampai usai kehamilan aterm.


24

4. PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGI SISTEM

KEKEBALAN

System pertahanan imunologik ibu tetap utuh selama kehamilan.

Meski memungkinkan terjadinya alograf janin, ibu harus masih dapat

melindungi diri dan janinnya dari infeksi dan anti gen benda asing. Kadar

imunologik tidak berubah pada kehamilan. Kadar antibody ibu yang

spesifik memiliki kepentingan khusus karena kemampuannya untuk

melintasi plasenta. IgG ibu adalah komponen utama dari imunoglobulin

janin di dalam uterus dan pada periode neonatal dini dan merupakan

satu-satunya immunoglobulin yang dapat menembus plasenta.

System imun janin muncul secara diri. Limfosit muncul pada

minggu ketujuh, dan pengenalan antigen dapat terlihat pada minggu

kedua belas. Semua jenis immunoglobulin kecuali IgA mempunyai

komponen janin yang terdapat pada minggu kedua belas. Produksi

immunoglobulin bersifat progresif disepanjang kehamilan. Janin cukup

bulan telah menghasilkan system pertahanan yang cukup untuk

memerangi bakteri dan virus.

Dalam masa kehamilan maka Hormon Prolaktin akan terbentuk

dengan sendirinya yang menghasilkan gamma-AImunoglobulin yang

dapat ditemukan pada air susu ibu (kolostrum). Benda penangkis ini

berfungsi untuk menambah perlindungan diri bayi setelah lahir terhadap

terjadinya infeksi.
25

5. PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM

PERKEMIHAN

Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya

bertambahan 1-1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada

wanita yang tidak hamil. Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 69%

selama kehamilan peningkatannya dari awal kehamilan relative tinggi

sampai aterm dan akan kembali normal pada 20 minggu post partum.

Pada kehamilan ureter membesar untuk menampung banyaknya

pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltic ureter

terhambat karena pengaruh progesterone, tekanan rahim yang membesar

dan terjadi perputaran ke kanan disebabkan karena terdapat kolon dan

sigmoid di sebelah kiri.

Kandung kemih atau blass masa kehamilan tertekan oleh uterus

karena posisi blass berada di depan uterus sehingga akan meningkatkan

frekuensi buang air kecil. Terutama pada trimester I, trimester II tekanan

uterus terhadap blass berkurang. Karena uterus sudah mulai keluar dari

rongga panggul dan pada trimester III sering terjadi rangsangan kembali

karena bagian terendah janin turun ke rongga panggul.selain itu

vaskularisasi pada blass menyebabkan tonus otot turun. Terjadinya

hemodilusi juga menyebabkan metabolisme air meningkat sehingga

pembentukan urine bertambah dan kapasitas blass sampai 1500 ml.


26

6. PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM

PENCERNAAN

Seiring dengan kemajuan usia kehamilan, lambung dan uterus

tergeser oleh uterus yang membesar. Pengosongan lambung dan waktu

transit di usus halus menurun oada kehamilan karena factor hormonal

atau mekanis. Hal ini mumngkin diakibatkan oleh progesterone dan

penurunan kadar monotilin, suatu peptida hormone yang diketahui

mempunyai efek stimulasi otot polos ( Christofiders, dkk. 1982 dalam

Cunningham, 2006;206). Pada persalinan yang menggunakan obat

analgesik, waktu pengosongan lambung biasanya cukup memanjang.

Bahaya utama anastesi umum untuk kelahiran adalah regurgitasi dan

aspirasi sisa makanan atau isi lambung yang sangat asam.

Pirosis (nyeri ulu hati) sering terjadi pada kehamilan dan

kemungkinan disebabkan oleh refluks secret-sekret asam ke esophagus

bagian bawah. Posisi lambung berubah dan sfingter esophagus bagian

bawah juga menurun.

Gusi dapat terjadi hiperemisis dan melunak pada kehamilan serta

dapat berdarah bahkan pada cedera ringan, misalnya oleh sikat gigi.

Pembengkakan fokal gusi yang sangat vaskuler atau disebut epulis

mengalami regresi spontan setelah kelahiran.

Hemorrhoid cukup sering terjadi pada kehamilan. Kelainan ini

disebabkan oleh konstipasi dan peningkatan tekanan pada vena-vena

dibawah uterus yang membesar.


27

a. Hepar

Kadar aspartat transaminase (AST = SGOIT), alanin transaminase

(ALT = AGPT), gamaglutamil ransferase (GGT)dan bilirubin serum

sedikit menurun selama kehamilan dibandingkan dengan nilai normal

saat tidak hamil (Girling. DKK. 1997 dalam Cunningham, 2006:207)

Mendenhall (1970) dalam Cunningham (2006), adanya penurunan

konsentrasi albumin plasma selama kehamilan, dengan konsentrasi

rata-rata 3,0 g/dL pada akhir kehamilan (4,3 g/dL pada wanita tidak

hamil). Namun, albumin total meningkat karena volume distribusinya

lebih besar. Penurunan konsentrasi albumin yang disertai dengan

peningkatan ringan globulin plasma akan mengakibatkan penurunan

rasio albumin dan globulin yang mirip dengan beberapa penyakit

hepatic.

Aktivitas kolinesterase plasma berkurang selama kehamilan normal.

Besar penurunannya kira-kira sama dengan penurunan konsentrasi

albumin (Kambam, dkk. 1998; Pritchard, 1955 dalam Cunningham,

2006). Aktivitas lesuin aminopeptidase meningkat secara nyata dalam

serung wanita hamil. Peningkatan tersebut disebabkan oleh

munculnya enzim (atau enzim-enzim) spesifik kehamilan dengan

spesifik substrat yang berbeda-beda (Song dan Kappas, 1968).

Aminopeptidase yang diinduksi oleh kehamilan mempunyai aktivitas

oksitosinase dan vasopresinase.

b. Kandung Empedu

Terdapat cukup banyak perubahan pada fungsi kandung empedu

selama kehamilan. Braverman, dkk (1980) dalam Cunningham


28

(2006), denganultrasonografi, ditemukan kontraksi kandung empedu

yang terganggu dan volume residual yang tinggi. Diperkirakan

progresteron menggagu kontraksi kandung empedu dengan cara

menghambat stimulasi otot polos yang diperantarai kolesistokin, yang

merupakan regulator primer kontraksi kandung empedu. Kontraksi

kandung empedu yang terganggu akan menimbulkan statis, bila

dikaitan dengan meningkatnya saturasi kolestrol pada kehamilan.

Kolestasis dikaitkan dengan tingginya kadar estrogen dalam sirkulasi,

yang akan menghambat transport asam empedu intraduktal (Simon,

dkk.1996 dalam Cunningham , 2006)

7. PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGIS SISTEM MUSCULO

SKELETAL

Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita

hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita hamil menyebabkan

postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan

distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan

tonus otot perut dan peningkatan beban berat badanpada akhir kehamilan

membutuhkan penyesuaikan ulang (realignment) kurvatura spinalis.

Pada wanita hamil yang terlentang, uterus jatuh kebelakang dan

bersandar pada kolumna vertebralis serta pembuluh-pembuluh darah

besar didekatnya, khususnya vena kava inferior dan aorta. Sedangkan

pada saat wanita hamil berdiri, sumbu longitudinal uterus sejajar dengan

perpanjangan sumbu pintu atas panggul dinding abdomen menyokong

uterus dan mempertahankan hubungan antara sumbu panjang uterus


29

dengan sumbu pintu atas panggul, kecuali bila dingin tersebut cukup

kendor. Dengan begitu, pusat gravitasi wanita bergeser ke depan.

Kurva lumbrosakrum normal harus semakin melengkung dan di

daerah servikodorsal harus tersebut kurvatura (fleksi anterior kepala

berlebihan) untuk mempertahankan keseimbangan. Payudara yang besar

dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva

punggungdan lumbar menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit; gaya

berjalan wanita hamil yang bergoyang disebut langkah angkuh wanita

hamil oleh Shakespeare. Struktur ligamentum dan otot tulang belakang

bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Perubahan ini sering

menimbulkan rasa tidak nyaman pada musculoskeletal.

Wanita muda yang cukup berotot dapat menoleransi perubahan ini

tanpa keluhan, akan tetapi pada wanita yang lebih tua, yakni wanita yang

mengalami gangguan punggung atau wanita yang memiliki sensasi

keseimbangan yang buruk, dapat mengalami nyeri punggung yang cukup

berat selama dan segera setelah hamil.

Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal

selamamasa hamil merupakan akibat dari elastsitas dan perlunakan

berlebihan jaringan kolagen dan jaringan ikat dan merupakan akibat

peningkatan hormone seks steroid yang bersikulasi. Adaptasi ini

memungkinkan pembesaran dimensi panggul. Derajar relaksasi

bervariasi, namun pemisihan simfisis pubis dan ketidaksatabilan sendi

sakroiliaka yang besar dapat menimbulkan nyeri dan kesulitan berjalan.

Kegemukan dan kehamilan dengan janin ganda cendrung meningkatkan

ketidakmampuan panggul.
30

Otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilangkan sedikit

tonus otot. Selama trimester ke-3, ototrektrus abdominis dapat memisah,

menyebabkan isi perut menonjol ke garis tengah tubuh. Umbilikus

menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot secara

bertahap kembali, tetapi pemisahan otot (diastasis recti abdominis)

menetap.

8. PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM

KARDIOVASKULER

a. Cardiac Output

Cardiac output meningkat selama kehamilan normal. Cardiac output

maternal meningkat sekitar 30 sampai 50% selama kehamilan.

Cardiac output mencapai kadar maksimum selama trimester

pertama atau kedua kehamilan dan tetap tinggi sampai persalinan.

Cardiac posisi output tergantung pada posisi ibu dan menurun pada

saat ibu berbaring terlentang. Pada saat posisi telentang, uterus

yang membesar menekan vena cava inferior, mengurangi aliran

vena kejantung sehingga menurunkan cardiac output. Pada akhir

kehamilan mungkin terjadi hambatan yang besar pada vena cava

inferior pada saat ibu berbaring terlentang. Pengaruh ini sangat

besar pada saat usia kehamilan atrem. Antara 1 sampai 10persen

ibu hamil mengalami supine hypotension syndrome/ sindrom

hipotensi pada saat berbaring terlentang dan mengalami penurunan

tekanan darah serta gejala-gejala seperti pusing, pening, mual dan

rasa akan pingsan.


31

b. Tekanan Darah

Penurunan tahanan vaskuler perifer selama kehamilan terutama

disebabkan karena relaksasi otot polos sebagai akibat pengaruh

hormone progesterone. Penurunan dalam peripheral vascular

resistance, mengakibatkan penurunan tekanan darah selama

trimester pertama kehamilan. Tekanan sistolik turun sekitar 5

sampai 10 mmHg dan diastolic 10 sampai 15 mmHg. Setelah usia

kehamilan 24 minggu, tekanan darah sedikit demi sedikit naik dan

kembali kepada tekanan darah sebelum hamil pada saat aterm.

c. Volume dan Komposisi Darah

Derajat ekspansi ( peningkatan) volume darah sangat bervariasi

(Cunningham, 2006). Volume darah meningkat sekitar 1500ml (nilai

normal; 85%-90% berat badan). Peningkatan terdiri atas 1000 ml

plasma darah ditambah 450 ml sel darah merah (SDM).

Peningkatan volume mulai terjadi sekitar minggu ke-10 sampai ke-

12, mencapai puncak sekitar 30%-50% di atas volume tidak hamil

pada minggu ke-20 sampai ke-26 dan menurun setelah minggu ke-

3.

Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif. Keadaan ini

sangat penting untuk:

1) System vaskuler yang mengalami hipertropi akibat

pembesaran uterus

2) Hidrasi jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri

atau terlentang
32

3) Cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang selama

proses melahirkan dan puerperium

Vasodilatasi perifer mempertahankan tekanan darah normal

walaupun volume darah ibu hamil dapat meningkat. Selama masa

hamil terjadi percepatan produksi SDM (normal: 4-5,5 juta/mm3).

Persentasi kenaikan tergantung pada jumlah besi yang tersedia.

Massa SDM meningkat 30%-33% pada kehamilan aterm, jika

mengkonsumsi suplemen besi. Apabila tidak mengkonsumsi

suplemen besi, SDM hanya meningkat 17% pada beberapa wanita.

Walaupun volume darah meningkat, tetapi nilai normal hemoglobin

(12-16 g/dl di dalam darah) dan nilai normal hematokrit (37%-47%)

menurun secara mencolok. Kondisi ini disebut anemia fisiologis.

Penurunan ini jelas terlihat pada trimester ke-2, saat terjadi ekspansi

volume darah yang cepat.

Apabila nilai hemoglobin turun sampai 10g/dl atau lebih atau bila

hematokrit turun sampai 35% atau lebih, wanita dalam keadaan

anemic.

d. Sel Darah Putih

Jumlah sel darah putih makin meningkat dengan cepat selama

kehamilan. Selama trimester pertama rata-rata jumlanya adalah sekitar

9500/mm3 meningkat menjadi rata-rata 20-30.000/mm3 pada saat

aterm. Jumlah ini menurun dengan cepat setelah persalinan dan

kembali ke kadar sebelum hamil pada akhir minggu pertama pasca

persalinan.
33

e. Metabolisme Zat Besi

Zat besi diserap dari usus dua belas jari dari tablet zat besi (tambah

darah) atau makan-makanan tertentu seperti, daging, hati, telur, sayur-

sayuran berdaun hijau tua, ganggang laut, ubi rambat, dan buah-buahan

kering. Makan-makanan tertentu yang dimakan dengan makanan yang

mengandung zat besi atau suplemen zat besi mempengaruhi persentasi

zat besi.

Ibu hamil normal menyerap 20% zat besi yang masuk. The, kopi, dan

kacang-kacangan mengurangi penyerapan zat besi, sementara buah-

buahan, sayur-sayuran dan vitamin meningkat penyerapan zat besi dari

makanan atau supplemen.

Tujuan supplemen zat besi selama kehamilan adalah bukan bukan

untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin ibu atau

mencegah kekurangan zat besi pada janin, tetapi untuk mencegah

kekurangan zat besi pada ibu. Diperkiran bahwa ibu yang mengalami

kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak mendapatkan

suplemen memerlukan sekitar dua tahun untuk mengisi kembali

simpanan zat besi mereka dari sumber-sumber makanan. Karena

banyak wanita di Indonesia mempunyai jarak kehamilan kurang dari dua

tahun dan karena banyak yang tidak memakan makanan yang

mengandung zat besi tinggi, suplemen zat besi direkomendasikan

sabagai dasar yang rutin.


34

9. PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM

INTEGUMEN

Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, terjadi

peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Keadaan ini sangat jelas

terlihat pada kelompok wanita dengan warna kulit gelap atau hitam dan

dapat dikenali pada payudara, abdomen, vulva dan wajah. Ketika terjadi

pada kulit muka dikenal sebagai chlosma atau topeng kehamilan. Bila

terjadi pada muka biasanya terjadi pada daerah pipi dan dahi sehingga

dapat merubah penambilan wanita tersebut.

Linea Alba, garis putih tipis yang membentang dari simphisis pubis

sampai bagian atas fundus, dapat menjdai gelap yang biasa disebut linea

nigra. Peningkatan pigmentasi ini akan berkurang sedikit demi sedikit

setelah masa kehamilan.

Tingginya kadar hormone yang tersirkulasi dalam darah dan

peningkatan regangan pada kulit abdomen, paha dan payudara

meninbulkan garis-garis yang berwarna merah muda atau kecoklatan

pada daerah tersebut. Tanda tersebut biasa dikenal dengan nama striae

gravidarum dan bisa menjadi lebih gelap warnanya pada multigravida

dengan warna kulit gelap atau hitam. Striae gravidarum ini akan

berkurang setelah masa kehamilan dan biasanya Nampak seperti garis-

garis yang berwarna keperakan pada wanita kulit putih atau warna

gelap/hitam yang mengkilap.

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat

tersebut. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore

Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu
35

hormone yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-

kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung yang disebut

chlosma gravidarum. Estrogen dan progesterone telah dilaporkan

menimbulkan efek perangsangan melanosit (Diczfalusy dan Troen,

1961).

Striae Gravidarum

Terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, garis-garis sedikit cekung

kemerahan umumnya timbul pada kulit abdomen kadang kala pada kulit

paha dan payudara. Terjadi pada separuh wanita hamil. Pada wanita

multipara seringkali ditemukan bersamaan dengan sikatriks striae

kehamilan sebelumnya.

Perubahan-Perubahan Vaskuler Kulit

Angioma, nevus, telangiektasis (vascular spider), timbul pada sekitar 2/3

warna kulit putih dan kira-kira 10% wanita kulit hitam selama kehamilan

(Bean, dkk, 1949). Angioma adalah bintik-bintik/garis menonjol kecil

merah pada kulit, khususnya terjadi pada wajah, leher, dada atas dan

lengan dengan radikel-radikel bercabang keluar dari badan sentralnya.

Paling mungkin disebabkan oleh hiperestrogenemia.

Palmar erythema, bintik-bintik merah pada bagian telapak tangan, juga

sering ditemukan pada kehamilan namun tidak ada arti klinis yang akan

segera menghilang setelah kehamilan berakhir.

Perubahan system intergumen yang dirasakan ibu hamil :

1) Trimester I

a) Palmar erythema (kemerahan di telapak tangan) dan spider nevi

b) Linea alba/nigra
36

2) Trimester II dan III

a) Chlosma dan perubahan warna aerola

b) Striae gravidarum (bulan ke 6-7)

10. PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM

METABOLISME

Tubuh wanita hamil yang sehat akan berkerja dengan efisien

maksimal. Laju metabolic basal pada wanita tersebut adalah 15- 25 %

lebih tinggi dari pada nilai normalnya dalam trimester kedua kehamilan,

sehingga masukan diet bagi wanita tersebut harus cukup mengatasi

aktivitas fisiologis tambahan ini.

1) Metabolisme Karbohidrat

Penyebab perubahan radikal pada metabolisme karbohidrat selama

kehamilan tidak dipahami sepenuhnya. Kadar gula dalam darah

wanita hamil lebih tinggi dari pada keadaan tidak hamil, hal ini

mungkin terjadi akibat zat antagonis insulin yang dihasilkan oleh

plasenta. Akibatnya adalah jumlah gula yang banyak ini akan

diteruskan kedalam janin.

Glikosuria sering dijumpai dan disebabkan oleh kadar gula darah

yang lebih tinggi serta peningkatan jumlah darah yang beredar

melalui ginjal. Ambang ginjal akan menurun, dan kadar gula darah

sekitar 6,7 mmol/liter dianggap batas tersebut normal.


37

2) Metabolism Protein Lemak

Protein cenderung menumpuk selama kehamilan karena kebutuhan

janin dan ibu terhadap pertumbuhan. Simpanan nitrogen terbentuk

(hal ini tidak sepenuhnya dipahami) untuk mengantisipasi produksi

ASI. Dengan demikian, konsentasi ureum darah menurun. Simpanan

lemak meningkat dan dijumpai kadar lipid serta kolestrol yang tinggi

dengan lebih sedikit lemak yang dikonversikan menjadi glikogen

untuk disimpan.

Metabolisme lemak pada wanita yang hamil lebih mudah terjadi untuk

digunakan sebagai sumber energy bila dibandingkan dalam keadaan

tidak hamil. Karena itu, wanita hamil mempunyai kecendrungan untuk

mengalami ketosis, khususnya kalau kebutuhan akan energy lebih

besar dari pada jumlah energy yang dapat dipasokoleh simpanan

glikogen yang terbatas itu.

3) Metabolisme Zat Besi

Zat besi diserap oleh usus dua belas jari dari tablet zat besi tambah

darah atau makan-makanan tertentu seperti daging, telur, hati, satur-

sayuran berdaun hijau tua, ganggang laut, ubi rambat dan buah-

buahan kering. Ataupun makan-makanan tertentu yang dimakan

dengan makanan yang mengandung zat besi ataupun supplemen zat

besi mempengaruhi persentasi serapan zat besi.

Ibu hamil normal menyerap 20% zat besi yang masuk. The, kopi,

kacang-kacangan mengurangi penyerapan zat besi, sementara buah-

buahan, sayur-sayuran dan vitamin c meningkatkan penyerapan zat

besi. Zat besi yang diperlukan wanita hamil adalah sekitar 1000 mg.
38

ini termasuk 500 mg yang digunakan untuk meningkatkan massa

RBC, 300 mg untuk janin, dan 200 mg untuk mengganti kehilangan

zat besi setiap hari. Jadi, ibu hamil normal perlu menyerap rat-rat zat

besi 3,5 mg/hari. Pada kenyataannya, ia tidak memerlukan jumlah

yang sama setiap hari. Kebutuhan zat besi meningkat sangat tajam

selama trimester ketiga. Selama 12 minggu terakhir kehamilan janin

menerima hamper semua zat besi yang dimakan oleh ibu.

Tujuan suplemen zat besi selama kehamilan adalah bukan untuk

meningkatkan atau untuk menjaga konsentrasi hemoglobin ibu atau

mencegah kekurangan zat besi pada ibu. Diperkirakan bahwa ibu

yang mengalami kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak

mendapatkan suplemen memerlukan sektar 2 tahun untuk mengisi

kembali simpanan zat besi mereka dari sumber-sumber makanan.

Karena banyak wanita di Indonesia mempunyai jarak kehamilan

kurang dari 2 tahun dank arena banyak yang tidak memakan makan

yang mengandung zat besi tinggi, supplemen zat besi

direkomendasikan sebagai dasar yang rutin.

4) Metabolisme Air

Resistensi air yang meningkat adalah suatu perubahan fisiologis

yang normal pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh turunnya

osmolalitas plasma yang merupakan akibat dari pengaturan kembali

ambang osmotic untuk rasa haus dan sekresi vasopressin. Pada saat

cukup bulan, kandungan air jani, plasenta dan cairan amnion

berjumlah sekitar 3,5L. kira-kira 3,5 L lebih banyak air terkumpul


39

akibat bertambah banyaknya volume darah ibu dan ukuran uterus

serta payudara.

Banyaknya air yang dimobilisasi dan disekresi oleh ibu setelah

kehamilan tergantung pada jumlah yamh ditahan selama kehamilan,

tingkat hidrasi atau dehidrasi selama persalinan, dan banyaknya darah

yang hilang pada kelahiran.

11. PERUBAHAN ADAPTASI FISIOLOGIS BERAT BADAN DAN INDEKS

MASSA TUBUH ( IMT )

Sebagian besar pertambahan berat badan selama kehamilan

dihubungkan dengan uterus dan isinya, payudara dan bertambahnya

volume darah serat cairan ekstraseluler. Bagian penambahan berat

badan yang lebih kecil adalah akibat perubahan metabolic yang

mengakibatkan bertambahnya air seluler dan penumpukan lemak dan

protein baru, yang disebut cadangan ibu.

Peningkatan total berat badan ibu pada masa hamil rata-rata 11

kg. Pada Trimester I rata-rata penambahan berat badan adalah 1 kg dan

pada Trimester II dan III masing-masing 5 kg.

Rincian penambahan berat badan ibu hamil sampai kehamilan

aterm adalah:
40

Jaringan / Cairan 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg

Janin 5 300 1.500 3.400

Plasenta 20 170 430 650

Cairan Amnion 30 350 750 800

Uterus 140 320 600 970

Payudara 45 180 360 405

Darah 100 600 1.300 1.250

Cairan Ekstraseluler 0 30 80 1.680

Sub total 340 1.950 5.020 9.155

Cadangan ibu 310 2.050 3.480 3.345

Penambahan bb total 650 4.000 8.500 12.500

2.2 Table pertambahan berat badan janin

Sumber : obstetric William (2006;188)

Perhitungan indeks masa tubuh ( IMT )

IMT = BB ( Kg )

TB 2 ( M )

Tingkat berat badan IMT

Berat badan kurang < 18,5 kg/

Berta badan normal 18,5-24,9 kg/

Berat badan berlebih 25-29,9 kg/

Obesitas ( kelas 1 ) 30- 34,9 kg/


41

Obesitas ( kelas 2 ) 35- 39,9 kg/

Obesitas ( kelas 3 ) 40 kg/

2.3Table indeks masa tubuh

Sumber: Varney, 2006. Buku ajar kebidanan edisi 1

12. PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS DARAH DAN

PEMBEKUAN DARAH

Perubahan pada kadar fibrinogen, fakta-fakta pembekuan, dan

platelets selama kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk

pembekuan dengan akibat peningkatan resiko terjadinya Disseminated

Intravascular Coagulation (DIC) seperti yang terjadi pada komplikasi-

komplikasi antara lain molahidatidosa dan abrupsio plasenta/solusio

plasenta. Fibrinogen meningkat (factor I, factor VII, VIII, IX, dan X

meningkat dengan cepat selama kehamilan. Factor XI dan XIII turun.

13. PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM

PERNAPASAN

Adaptasi ventilasi dan structural selama masa hamil bertujuan

menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat

sebagai respon terhadap percepatan laju metabolic dan peningkatan

kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara.

Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligament pada

kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat.

Karena rahim membesar, panjang paru-paru berkurang. Tinggi diafragma

bergeser 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan


42

dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernafasaan dada

menggantikan pernafasan perut.

Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap

peningkatan kadar estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas.

Karena kapiler membesar, terbentuklah edema dan hyperemia di hidung,

faring, laring, trakea dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan traktus

respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi yang umum

terlihat selama masa hamil. Kondisi-kondisi ini meliputi sumbatan pada

hidung dan sinus, hidung berdarah (epitaksis), perubahan suara, dan

respon peradangan menyolok bahkan terhadap infeksi pernafasan bagian

atas yang ringan sekalipun.

Wanita hamil bernafas lebih dalam (meningkatkan volume tidal,

volume gas bergerak masuk atau keluar traktus respiratorius pada setiap

tarikan nafas). Karena volume tidal meningkat maka PO2 meningkat dan

PCO2 menurun. Keadaan ini memberikan keuntungan bagi janin

sehingga banyak oksigen yang ditransfer melalui plasenta ke sirkulasi

janin, dan janin dapat mentrasfer karbondioksida melewati plasenta ke

sirkulasi ibu. Progesterone dan oksigen diduga menyebabkan

peningkatan sensitivitas pusat pernafasan terhadap karbondioksida.

14. PERUBAHAN ANTOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM

PERSYARAFAN

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat

menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan neuromuscular.

Gejala-gejala tersebut antara lain :


43

1) Kompresi syaraf panggul atau statis vascular

Akibatnya dari pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan

sensori di tungkai bawah.

2) Lordosis dorsolumbar

Dapat mengakibatkan nteri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi

akar syaraf

3) Edema pada syaraf perifer

Dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama trimester III

kehamilan. Edema menekan syaraf median dibawah ligamentum

karpalis pergelangan tangan. Syndrome ini ditandai oleh parastesia

(sensasi abnormal seperti rasa terbakar akibat gangguan pada

system syaraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku.

Tangan yang dominan yang paling banyak yang biasanya terkena.

4) Akroestesia (Rasa Baal dan gatal di tangan)

Akibatnya dari posisi bahu yang membungkuk dirasakan oleh

beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan

pada segmen fleksus brakialis.

5) Nyeri kepala

Akibat ketegangan umum timbul pada saat ibu merasa cemas dan

tidak pasti tentang kehamilannya. Dan dapat juga dihubungkan

dengan gangguan penglihatan sperti kesalahan refleksi, sinusitis atau

migraine.

6) Nyeri kepala ringan


44

Rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan sering terjadi pada awal

kehamilan. Ketidak stabilan vasomotor, hipotensi postural atau

hipoglikemia mungkin merupakan keadaan yang menyebabkan gejala

ini.

7) Hipokalsemia

Dapat menimbulkan masalah Neuromuskular seperti kram ototn atau

tetani. Adanya tekanan pada syaraf menyebabkan kaki menjadi

oedema. Hal ini disebabkan karena meningkatnya tekanan vena

dibagian yang lebih rendah dari uterus akibat sumbatan parsial

venakava oleh uterus yang hamil. Penurunan tekanan osmotic koloid

intertisial yang ditimbulkan oleh kehamilan normal juga cenderung

menimbulkan oedema pada akhir kehamilan.

(Indaryani, SST. 2011, hal; 101-124)

2.1.3 KETIDAKNYAMANAN SELAMA KEHAMILAN

Selama kehamilan mungkin ibu mengeluhkan bahwa ia

mengalami bebagai ketidaknyamanan, yang walaupun bersifat umum dan

tidak mengancam keselamatan jiwa, tapi itu dapat saja menjemuhkan dan

menyulitkan bagi ibu. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus

mendengarkan ibu, membicarakan tentang berbagai macam keluhan dan

membantunya mencari cara untuk mengatasinya sehingga ibu dapat

menikmati kehamilanya dengan aman dan nyaman. Keluarga dapat

memberikan perhatihan dan dukungan sehingga ibu merasa aman dan

tidak sendiri dalam menghadapi kehamilanya.


45

Untuk menciptakan rasa nyaman dapat ditempuh dengan senam

untuk memperkuat otot- otot, mengatur posisi duduk untuk mengatasi

nyeri punggung akibat janin, mengatur berbagai sikap tubuh untuk

meredahkan nyeri dan pegal, sikap berdiri yang membuat bayi leluasa,

melatih sikap santai untuk menenangkan pikiran, dan menenangkan

tubuh, melakukan relaksasi sentuhan, tehnik pemijatan.

Beberapa ketidaknyamanan yang terjadi pada kehamilan.

1. Trimester I

a. Diare, dapat dikurangi/dicegah dengan penjelasan tentang sebab-

sebabnya, kosongkan saat terasa dorongan untuk BAK,

perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum malam

hari kecuali sangat menganggu.

b. Nocturia, dapat dikurangi/dicegah dengan penjelasan tentang

sebab-sebabnya, kosongkan saat terasa dorongan untuk BAK,

perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum malam

hari kecuali sangat menganggu.

c. Garis-garis diperut, dapat dikurangi/dicegah dengan

menggunakan emollien atau indikasi, gunakan pakaian yang

menopang payudara dan abdomen.

d. Gatal-gatal, dapat dikurangi/dicegah dengan gunakan kompres,

mandi siram air jeruk, gunakan cara mandi oatmeal.

e. Hidung tersumbat/berdarah, dapat dikurangi/dicegah dengan

gunakan vaporizer udara dingin.


46

f. Mengidam, dapat dikurangi/dicegah dengan mendidik tentang

bahaya makan-makanan yang tidak baik, bahaslah rencana

makanan yang baik.

g. Kelelahan, dapat dikurangi/dicegah dengan hindari makanan

yang mengandung gas, mengunyah makanan secara sempurna,

senam harian secara teratur, pertahankan saat kebidanan buang

air.

h. Kemerahan ditelapak tangan

i. Keputihan, dapat dikurangi/dicegah dengan tingkatkan

kebersihan, pakaian dalam terbuat dari katun.

j. Keringat bertambah, dapat dikurangi/dicegah dengan

menggunakan pakaian yang tipis dan longgar, banyak minum,

mandi secara teratur.

k. Ptyalism (ludah berlebihan)

l. Mual dan muntah, dapat dikurangi/dicegah dengan hindari bau/

faktor penyebab, makan biskuit sebelum bangkit di pagi hari,

makan sedikit tapi sering, duduk tegak setiap selesai makan,

hindari makanan yang berminyak, makan makanan kering dan

minum diantara waktu makan, minum cairan berkarbonat, bangun

secara perlahan, jangan gosok gigi segera setelah makan, minum

teh herbal, istirahat cukup.

m. Sakit kepala, dapat dikurangi/dicegah dengan biofeedback, teknik

relaksasi, memassase leher dan oto bahu, penggunaan

bungkusan panas atau es ke leher, istirahat, mandi air hangat.


47

n. Spider nevi, (pembuluh sarang laba-laba) dapat

dikurangi/dicegah dengan meyakinkan ibu bahwa itu akan hilang

setelah selesai kehamilan.

2. Trimester II

a. Cloasma, dapat dikurangi/dicegah dengan hindari sinar matahari

berlebihan, gunakan bahan pelindung non alergis.

b. Diare

c. Edema dependen, dapat dikurangi/dicegah dengan hindari posisi

berbaring, hindari posisi tegak untuk waktu lama, masa istirahat

dalam posisi terlentang samping kiri dengan kaki agak diangkat,

angkat kaki ketika duduk atau istirahat, latihan kaki ditekuk, hindari

kaos kaki ketat.

d. Gatal-gatal

e. Gusi berdarah, dapat dikurangi/dicegah dengan berkumur

dengan air hangat, memeriksakan gusi secara teratur, menjaga

kesehatan gigi.

f. Hemeroid, dapat dikurangi/dicegah dengan hindari konstipasi,

gunakan kompres panas dan dingin, mandi sitz, dengan perlahan

masukan kembali kedalam rectum seperlunya.

g. Sulit tidur, dapat dikurangi/dicegah dengan gunakan teknik

relaksasi progresif, mandi air hangat, minum-minuman hangat,

hindari kegiatan yang merangsang sebelum tidur.

h. Kemerahan ditelapak tangan


48

i. Konstipasi, dapat dikurangi/dicegah dengan tingkatkan intake

cairan dan serat didalam diet, minum cairan dingin, istirahat

cukup, senam, buang air teratur, BAB setelah ada dorongan.

j. Keputihan

k. Keringat bertambah

l. Kram pada kaki, dapat dikurangi/dicegah dengan kurangi

konsumsi susu (fosfor tinggi), panaskan otot kaki.

m. Mati rasa dan geli pada jaringan tangan dan kaki, dapat

dikurangi/dicegah dengan jelaskan kemungkinan penyebab,

perhatikan postur tubuh yang benar, rebahkan kaki.

n. Hiperventilasi/sesak nafas, dapat dikurangi/dicegah dengan

jelaskan penyebabnya, atur pernafasan sehingga tetap dalam

keadaan normal, berdiri dengan tangan direntangkan diatas

kepala kemudian ambil nafas panjang, berusaha untuk nafas

diantara rusuk.

o. Nyeri ligamentum, dapat dikurangi/dicegah dengan tekut lutut

kearah abdomen, mandi air hangat, pakai bantalan pemanas pada

daerah yang sakit, topang uterus dengan bantal dibawahnya.

p. Panas dalam, dapat dikurangi/dicegah dengan makan sedikit tapo

sering, hindari makanan berlemak, kunyah permen karet.

q. Perut kembung, dapat dikurangi/dicegah dengan hindari

makanan yang menghasilkan gas, mengunyah secara sempurna,

senam secara teratur, pertahankan kebiasaan BAB.

r. Pusing, dapat dikurangi/dicegah dengan bangun perlahan, hindari

berdiri terlalu lama, hindari berbaring dalam posisi supine.


49

s. Sakit kepala

t. Sakit punggung atas dan bawah, dapat dikurangi/dicegah

dengan gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat

benda, gunakan BH yang pas dan menopang, berlatih dengan

mengangkat panggul, hindari menggunakan sepatu berhak tinggi,

gunakan kasur keras untuk tidur, gunakan bantal untuk

meluruskan punggung.

u. Varicositas pada kaki/vulva, dapat dikurangi/dicegah dengan

meninggikan kaki, berbaring pada posisi tegak lurus, kaki tidak

bersilang, hindari duduk atau berdiri terlalu lama, istirahat dalam

posisi berbaring miring kiri, serta hindari pakaian ketat.

3. Trimester III

a. Diare

b. Edema Dependen

c. Nocturia

d. Gatal-gatal

e. Hemeroid

f. Keputihan

g. Keringat bertambah

h. Konstipasi

i. Mati rasa dan geli pada jari tangan dan kaki

j. Nyeri ligamentum bundar

k. Panas dalam

l. Perut kembung

m. Pusing
50

n. Sakit kepala

o. Sakit punggung atas dan bawah

p. Varicositas pada kaki/vulva

(Indaryani, SST. 2011, hal; 226-229)


51

KETIDAKNYAMANAN YANG UMUM PADA KEHAMILAN

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
Rasa mual dan Penyebab belum - Hindari bau atau factor Jika tindakan non - penambahan berat
diketehui secara pasti, penyebab farmakologi tidak badan yang tidak
muntah kemungkinan - Pagi hari, makan berhasil, beri vitamin memadai.
biscuit atau roti bakar B6 - Malnutrisi
penyebab:
sebelum bangun dari - Hiperemesisi
- Peningkatan kadar NB : hanya untuk gravidarum
tempat tidur.
HCG, estrogen, jangka pendek - Pastikan tidak ada
progesterone. - Makan sedikit tapi
sering. appendicitis,
- Relaksasi oto-otot colesitis,
halus. - Hindari makan yang
dapat merangsang ( pankreasitis.
- Perubahan dalam
metabolism banyak mengandung
karbohidrat yang minyak dan berbumbu
berlebihan. )
- Mekanisme kongesti, - Hindari segera
inflamasi, distensi mengosok gigi setelah
pergeseran. makan.
- Reaksi alergis; sekris - Duduk dengan posisi
korpus luteum, sempurna ( punggung
antigen dari ayah, tegak lurus )
isoaglutnin,
keracunan
anthistamin.

Ngidam Penyebab belum Tidak perlu khawatir, Tidak perlu - Penambahan berat
diketehui secara pasti, berikan konseling badan yang tidak
kemungkinan berkaitan tentang makanan yang memadai.
baik dabn kurang baik - Malnutrisi.
dengan:
bagi kehamilan
- Persepsi wanita
52

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
mengenai apa yang termasuk makanan yang
dapat mengurangi ia idam-idamkan.
rasa mual.
- Indera pengecapan
menjadi tumpul, lebih
menyukai makanan
yang merangsang.

Kelelahan / fatique Penyebab belum - Yakinkan bahwa ini - Tidak perlu obat- - Tanda gejala
Selama TR I diketehui secara pasti, adalah hal yang obatan anemia
kemungkinan berkaitan fisiologis. - Suplemen/ vitamin - Ketidak mampuan
- Anjurkan ibu untuk dan tablet besi. tubuh untuk
dengan:
istirahat yang cukup. Simethicone ( melakukan
- penurunan laju efektifitasnya ) aktifitas sehari-hari
metabolism basal
- Hindari istirahat yang
berlebihan. - Tanda dan gejala
pada awal kehamilan. depresi
- Kemampuan gerak - Hindari makan yang
berlebihan gas. - Tanda dan gejala
usus berkurang yang infeksi
mengarah ke - Menguyah makan
perlambatan waktu secara sempurna.
pengkosongan ( - Senam harian secara
progesterone/ motilin teratur.
) Pertahankan saat
- Tekanan uterus yang kebiasaan buang air.
membesar terhadap
usus besar.
Penelanan udara.
Keputihan TR I, II, - Hyperplasia mukosa - Meningkatkan Tidak perlu - Jika sangat
vagina kebersihan/ personal banyak, bau
III - Peningkatan produksi hygiene menyengat, warna
lender dan kelenjar - Gunakan pakaian kuning/ abu-abu
53

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
endoservikal sebagai dalam yang terbuat (curiga; penyakit
akibat dari bahan katun kelamin)
bukan nilon - Pengeluaran
- Jaga kebersihan dan cairan seperti air-
kelembaban vagina air (curiga; air
ketuban)
- Pendarahan
pervaginam
(abruption
plasenta,
plassenta previa,
lesi pada servix/
vagina, blood
show)
Diarrhea Penyebab belum - Cairan pengganti/ - Umumnya, hindari - Dehidrasi
trisemester I, II, dan diketahui secara pasti, rehidrasi oral intervensi obat- - Demam, darah
III kemungkinan berkaitan - Hindari manana obatan dalam kotoran
dengan: berserat tinggi sereal - Hindari opiate, umum (bakteri
- Perubahan hormone kasar, buah-buahan, bismuda atau parasit)
- Makanan yang kurang sayur-sayuran, subsalyeilate,
baik laktosa yang kaopeetate
- Efek samping dari mengandung - Adsorbent tidak
infeksi virus makanan terbukti efektif
- Makkan sedikit tapi
sering untuk
pemenuhan gizi ibu
Frekuensi kemih - Tekanan uterus pada - Penjelasan mengenai Tidak memerlukan NB: wanita hamil
meningkat/ nocturia kandung kemih sebab terjadinya pengobatan menghadapi resiko
Trisemester I dan - Nocturia akibat - Kosongkan saat farmakologis yang lebih besar
III eksresi sodium yang terasa dorongan dalam hal infeksi
meningkat dengan untuk BAK saluran kemih (UTI)
54

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
kehilangan air dan - Perbanyak minum dan pyelonefritis
bersamaan pada siang hari Karena ginjal dan
- Air dan sodium - Jangan kurangi kandung kemih
terperangkap di dalam minum di malam hari berubah
tungkai bawah selama - Jika nocturia - Dysuria (UTI)
siang hari karena mengganggu tidur - Oligouria
statis vena, pada dan menyebabkan asymptomatic
malam hari terdapat keletihan. Batasi bacteria yang
aliran kembali vena minum bahan umum dijumpai
yang meningkat diuretics alamiah- pada kehamilan
dengan akibat kopi, teh, cola dengan
peningkatan jumlah caffeine
output urin - Tidur dalam posisi
berbaring miring ke
kiri, kaki ditinggikan
Hidung tersumbat/ - Tingkat estrogen dan - Gunakan vaporizer - Siraman saline - Dingin demam (<
berdarah progesterone yang udara dingin biasa hindari 38,3 0C)
Trisemester I meningkat dekongestan
- Pembesaran kapiler sitemikdan
- Relaksasi otot halus semprotan hidung
vaskuler serta untuk hidung
genangan vaskuler tersumbat biasa
hidung - Jika sangat
- Volume darah mengganggu atau
sirkulasi yang jika terdapat URI;
meningkat Bisa
gunakan;
pseudoephe
drineP.O;
dextromethor
pan,
55

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
ephedrine,
oxymetazolin
e;
antihistamine
biasanya
adalah aman
dan efektif
Efektifitas
dari obat
anastesi luar
hidari obat
kombinasi
Gatal-gatal - Kumingkinan karena - Gunakan kompres, - Pertimbangkan - Pruritus,
disemua hipersensitifitas mandi siram air sejuk menggunakan obat gravidarum
trisemester terhadap antigen - Guanakan cara luar antiprurtic dan (intrahepatik
plsenta mandi oatmeal emollient cholestasis
- Evalusi kalau-kalau kehamilan) tanpa
ada kelainan/ atau dengan sakit
penyakit kulit kuning yang
lainnya berkaitan
- Evalusi utuk dengannya
mengetahui fungsi - Jika dibarengi
kelanjar hati dari dengan mula dan
adanya penyakit muntah, sakit
kuning kuning, kencing
berwarna hitam
(cholestasis)
- Tanda/ gejala
dermatoses
lainnya (missal
scabies)
56

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
Gusi berdarah - Estrogen meningkat - Berkumur air hangat, - Bisulan
paling parah adalah aliran darah ke rongga asin - Timbulnya
selama trisemester mulut dan - Memeriksakan gusi granuloma
II mempercepat laju secara teratur gravidarum
pergantian sel-sel - Jaga kebersihan gigi - Jika perdarahan
pelapis epithelial gusi a)Menggosok gigi berlebihan
- Vaskularisasi gusi dan - Jika diikuti tanda
menjadi sangat tinggi, memutihkannya gejala kekurang
dengan penyebaran gizi atau
pembuluh darah halus preeclampsia
jaringan penghubung
menjadi hiperplastis
dan edematis
- Ketebalan permukaan
epithelial berkurang
yang menyebabkan
jaringan gusi menjadi
rapuh
Chloasma/ Kecendrungan genetis - Hindari sinar matahari Hindari penggunaan -
perubahan warna estrogen meningkat dan berlebihan selama hydroquinones
areola kemungkinan tingkat masa kehamilan b)Sedikit
Trisemester II progesterone (8 - Gunakan bahan keberhasilan
progesteron; pelindung non alergis tetapi banyak
perangsang efek sampingnya
melanogenik)
Insomnia (sulit - Pola tidur berubah- - Gunakan teknik - Gunakan - Keletihan yang
tidur) tidur nyenyak (REM) relaksasi antihistamin untuk berlebihan
Mulai pertengahan meningkat mulai - Gunakan teknik meringankan - Tanda-tanda
masa kehamilan minggu ke-25, relaksasi progresif jangka pendek saja depresi
berpuncak pada - Mandi air hangt, - Boleh
minggu ke-33, 36 minum-minuman menggunakan
57

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
kemudian menurun hangat (susu, teh vistaril dan seconal
ketingkat sebelum dengan susu) - Pada umumnya
hamil pada saat sebelum tidur hindari obat-obat
penuh bulan - Kegiatan tidak tidur (kurangi tidur
- Bangun ditengah merangsang sebelum REM dan NREM
malam tidur tahap 3 dan 1,
ketidaknyamanan crosa palsenta)
Karena hamil,
neoturia, dypnea,
panas dalam, kongesti
hidung, sakit otot,
sress dan risa
Garis-garis di perut - Terdiri dari arteriole - Gunakan emolien luar Tidak memerlukan -
tampak menonjol tengah yang terbuka atau antiprurutic pengobatan
pada bulan ke 6-7 yang datar atau menurut indikasinya farmakologis
sedikit menaik dengan - Gunakan pakaian
radiasi cabang kapiler yang menopang
yang menyebar; payudara dan
paling menonjol di abdomen
daerah-daerah kulit
yang dikosongkan dari
darah oelh vena cava
superior (sekitar mata,
leher, kerongkongan
dan lengan)
- Penyebab tidak jelas
- Bisa timbul akibat
perubahan hormone
atau gabungan antara
perubahan hormone
dan peregangan
58

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
- Bisa dikaitkan dengan
ekskresi corticosteroid
Pusing - Hipertensi postural - Bila sedang pada - - Jika kehilangan
Tisemester II dan III yang berhubungan posisi berbaring, sesadaran atau
dengan perubahan perhatikan cara terjatuh, kaji
hemodinamis bangun; miringkan tanda-tanda
- Pengumpulan darah badan dan bangun anemia
didalam pembuluh secara perlahan
tungkai, yang - Hindari berdiri terlalu
mengurangi aliran lama dalam
balik vena dan lingkungan yang
menurun output hangat atau sesak
cardiac serta tekanan - Bila pusing terus
darah dengan menerus, segera
tegangan othostatis konsultasikan pada
yang meningkat bidan/ dokter
- Mungkin berkaitan
dengan hipogekimia
- Sakit kepala pada
triwulan terakhir dapat
merupakan tanda
preeclampsia berat
Sesak napas - Peningkatan kadar - Jelaskan penyebab - - Jika disertai
(hiperventilasi) progesteron fisiologinya dengan denam,
Trisemester II dan berpengaruh secara - Ajarkan teknik batuk, pernapasan
III langsung pada pusat pernapasan cepat = malaise
pernapasan untuk (relaksasi) - Pernapasan cepat
menurunkan kadar - Secara periodic tanpa demam
CO2 serta berdiri merentangkan - Exacerrbasi
meningkatkan kadar tangan di atas kepala (memburuknya
O2, meningkatkan serta menarik nafas astma)
59

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
aktifitas metabolic panjang
- Ulterus membesar - Posisi duduk dan
dajn menekan pada berdiri sempurna
diafragma - Tidak dengan posisi
setengahduduk
- Makan tidak terlalu
banyak
- Hindari merokok
- Bila mempunyai
astma, konsultasikan
dengan dokter
Nyeri legamentum - Hipertropi dan - Penjelasan tentang - - Pastikan tidak
rotundum peregangan penyebab nyeri adanya
Trisemester II dan ligamentum selama - Tekuk lutut kea rah appendicitis,
III kehamilan abdomen peradangan
- Tekanan dari uterus - Mandi air hangat kantung empedu,
pada ligamentum - Gunakan bantalan ulserasi peptic
pemanas pada area
yang terasa sakit (
bila tidak ada
kontraindikasi)
- Topang uterus
dengan bantal di
antara lutut pada
waktu berbaring
miring
Edema dependen - Kenaikan tingkat - Hindari posisi Kaus kaki - Jika muncul pada
Trisemester II dan sodium dikarenakan berbaring penyangga (jika muka dan tangan
III pengaruh hormonal - Hindari posisi tegak mungkin) (preeclampsia)
- Macetnya sirkulasi untuk waktu yang - Jika piting dan
pada tungkal bawah lama muncul bahkan
60

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
- Masa istirahat dalam setelah semalam
posisi terlentang berbaring pada
samping kiri dengan posisi miring ke kiri
kaki agak diangkat - Jika dibarengi
- Angkat kaki jika bisa dengan gejala
- Jika perlu sering anemia atau
melatih kaki untuk urin+protein dan
ditekuk ketika hypertensi
dudukatau - Tanda-tanda
beristirahat varices dan
- Hindari kaus kaki komplikasi
yang ketat atau tromboembolic
tali/pita yang ketat
pada kaki
Varices pada kaki - Kongesti vena dalam - Tinggikan kaki - - Tanda
dan vulva vena bagian bawah sewaktu tidur/ tromboplebitis
yang meningkat berbaring/ duduk supervisial atau
karena tekanan dari - Berbaring dengan thrombosis vena
uterus yang posisi kaki ditinggikan yang dalam
membesar kurang lebih 90
- Kerapuhan jaringan derajat berapa kali
elastic akibat sehari
pengaruh estrogen - Jaga agar kaki jangan
- Kecendrungan genetis bersilang/ bertindihan
- Factor usia dan terlalu - Hindari berdiri terlalu
lama berdiri lama
- Istirahat dalam posisi
berbaring miring ke
kiri
- Senam hamil dan
gunakan pakaian
61

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
yang longgar dan
nyaman
- Gunakan kaos kaki
- Sediakan penopang
fisik untuk variositis
vulva dengan
bantalan karet busa
yang ditahan di
tempat dengan ikat
pinggang sanitari
Konstipasi - Peningkatan kadar - Tingkatkan intake - Gunakan emoliens - Rasa hebat di
Trisemester II dan progesterone yang cairan, serat - Hindari minyak abdomen, tidak
III menyebebkan - Minum cairan mineral, lubrikan, mengeluarkan gas
peristaltik usus dingin/panas ketika perangsang (stimuli = obstruksi
menjadi lambat perut kosong saline) - Rasa nyeri di
- Penurunan motilitas - Olahraga/ senam kudran kanan
sebagai akibat dari hamil bawah =
relaksasi otot-otot - Toilet training appendicitis
halus - Segera BAB bila ada
- Peningkatan dorongan
penyerapan air dari
kolon
- Tekanan dari uterus
pada usus
- Suplemen zat besi
- Kurang olah raga
- Diit yang salh
Haemorroid (wasir) - Konstipasi - Hindsari konstipasi - Saleb obat luar; - thrombi
Trisemester II dan - Tekanan yang - Makan makanan bahan anastesis(
III meningkat dari uterus bongkahan gunakan memberikan
gravid terhadap vena bungkusan es, keringanan
62

Ketidaknyamana Dasar anatomis dan Cara meringankan / Pencegahan / Tanda bahaya


n fisiologis mencegah farmakologi
hemorroidal kompres panas atau sesaat); astringent-
- Dukungan yang tidak mandi sitz witch azel,
memadai bagi vena - Dengan perlahan ealamine dan
hemorrhoid dalam masukkan kembali ke oksida seng;krim
daerah anorectal dalam rectum hydrocortisone
- Kurangnya klep dalam seperlunya
pembuluh-pembuluh
ini yang berakibat
pembalikan dalam
aliran darah
- Statis, gravitas,
tekanan vena yang
meningkat dalam
vena panggul,
kongesti vena,
pembessran vena-
vena hemorrthoid
63

2.1.4 DIAGNOSA KEHAMILAN

1. TANDA PRESUMTIVE KEHAMILAN/ TANDA KEMUNGKINAN / TIDAK

PASTI

Presumptive symptoms disebut juga tanda subyektif, karena tanda

dan gejala- gejal ini biasanya dirasakan oleh ibu. Tanda dan gejala yang

muncul mungkin saja mengarah kepada kehamilan sebelum provider (

pemberi layanan ) kesehatan mendiagnosa secara pasti kehamilan

tersebut. Tanda Presumptive ini juga dapat ditemukan pada kondisi-

kondisi lain. Tanda dan gejala tersebut antara lain.

a. Amenorrhoe

Pada wanita yang memiliki siklus menstruasi yang regular,

amenorrhoe merupakan salah satu gejala presumptive yang dapat

mengarah pada kehamilan. Kadang-kadang juga amenorrhoe juga

disebabkan hal-hal lain di antaranya penyakit berat seperti : TBC,

thypus, anemia, kehilangan berat badan yang drastris, eating

disorders, penggunaan kontrasepsi, menopause atau kadang

pengaruh psikis.

b. Perubahan pada payudara (perasaan dada berisi dan agak nyeri)

Perasaan dada berisi dan agak nyeri biasanya dirasakan oleh

beberapa wanita sebelum mengalami mestruasi. Keadaan ini juga

dapat dialami pada wanita hamil yang disebabkan perubahan

hormone estrogen dan progesterone yang merangsang duktil dan

alveoli mamae.
64

c. Mual dan muntah

Perubahan hormone pada kehamilan (peningkatan kadar HCG dan

estrogen) berpengaruh terhadap system gastrointestinal yang dapat

menyebabkan mual dan muntah. Sering terjadi pada pagi hari

sehingga disebut morning sickness. Tetapi dapat juga terjadi

sepanjang hari. Hal ini juga dapat terjadi pada kondisi-kondisi lain

seperti stress dan gastrointestinal viruses.

d. Sering kencing

Sering kencing terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan

pertama kehamilan antara minggu ke 8-14 tertekan oleh uterus yang

mulai membesar. Pada trimester kedua umumnya keluhan ini hilang

karena uterus mulai membesar keluar rongga panggul. Pada trimester

akhir, geja

la ini timbul kembali karena janin mulai turun dan menekan kambali

kandung kemih. Sering kencing juga dapat mengarah pada keadaan

infeksi saluran kemih.

e. Hyperpigmentasi pada kulit

Pada muka disebut melasma atau closma gravidarum. Areola dan

papilla yang berlebih. Daerah leher menjadilebih hitam(linea grisea).

Hyperpigmentasi linea alba(putih) menjadi linea fusca (coklat) atau

linea nigra (hitam). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh hormone

kortikosteroid plasenta yang merangsang melanefor dan kulit pada

kehamilan. Tetapi keadaan ini juga dapat ditemukan pada kondisi-

kondisi seperti pada penggunaan oral kontrasepsi, strectching pada


65

kulit karena kenaikan berat badab atau pada penyakit-penyakit

tertentu.

f. Merasakan pergerakan janin oleh ibu

Gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu (primigravida pada kehamilan

18-20 minggu, sedangkan pada multigravida sudah dapat dirasakan

pada kehamilan 16 minggu. Keadaan seperti gerakan janin juga dapat

dirasakan karena peningkatan peristaltic usus, flatus atau kontraksi

otot abdominal. Bagian anak dapat diraba jika anak sudah agak

besar. Tetapi, kadang-kadang tumor padat seperti myoma, fibroma

dapat menyerupai bentuk anak.

g. Merasa lelah (fatique)

Perasaan lelah mulai terasa pada sekitar minggu ke-6. Hal ini dapat

timbul disebabkan oelh ketidaknyamanan yang dirasakan ibu,

perubahan kebiasaan tidur akibat stress, perubahan life style atau

karena kondisi sakit.

h. Peningkatan suhu basal

Peningkatan suhu basal merupakan tanda presumptive. Suhu tubuh

akan meningkat ketika terjadi ovulasi dan akan normal setelah 10 hari

pasca ovulasi. Dapat diobservasi juga mulai kehamilan 4 minggu.

Terjadi peningkatan suhu di daerah payudara sekitar 0,7 o c jika

dibandingkan dengan suhu tubuh di atas sternum. Hal ini

kemungkinan disebabkan karena peningkatan vaskularisasi pada

payudara, peningkatan suhu tersebut dapat diobservasi dengan

menggunkan sensitive infrared thermometer. Keadaan ini juga dapat

disebabkan karena infeksi atau karena peningkatan aktivitas tubuh.


66

2. TANDA- TANDA PROBABLE KEHAMILAN / TANDA MUNGKIN

Tanda tanda mungkin ( probable sign ) sudah timbul pada saat

kehamilan muda. Dengan tanda- tanda ini kemungkinan hamil dapat

diduga. Semakin banyak tanda- tanda mungkin didapati semakin

besar kemungkinan seseorang wanita didiagnosa hamil. Tanda-

tanda mungkin ini biasanya ditemukan oleh pemeriksa ( obyektif )

tetapi tidak menutup kemungkinan wanita itu sendiri juga dapat

mengobservasi ( subyektif ).

Tanda tanda mungkin diantaranya adalah :

a. Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim

Uterus pada wanita hamil semakin lama semakin besar dan

semakin bundar bentuknya. Pada kehamilan muda pembesaran

rahim dapat diraba dengan melakukan pemeriksaan dalam.

Kadang-kadang pembesaran tidak rata, pada daerah telur yang

bernidasi tumbuhnya lebih cepat, dikenal dengan istilah piskaceks

sign.

Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak

terutama daerah isthmus uteri yang dikenal dengan Hegars sign.

Karena demikian lunaknya, apabila dilakukan pemeriksaan dalam

dengan meletakkan 2 jari dalam forniks posterior dan tangan yang

lain diletakkan pada pinggir atas sympisis maka isthmus ini tidak

teraba. Seolah-olah korpus uteri sama sekali terpisah dari serviks.

Tanda ini disebut tanda hegar dan dapat dideteksi pada awal

kehamilan sekitar minggu ke 6-12.


67

b. Perubahan pada mucosa vagina dan vulva

Adanya vaskularisasi mengakibatkan vulva dan vagina menjadi

tampak lebih merah agak kebiru-biruan. Tanda ini disebut tanda

Chadwick atau jacquemers sign. Biasanya mulai dari minggu ke-8

akibat vaskularisasi yang meningkat. Kondisi ini juga dapat

ditemui pada kondisi vasokongesti.

c. Perubahan pada serviks

Dalam kehamilan, serviks menjadi semakin lunak jika

dibandingkan dengan sebelum hamil, tanda ini disebut goodells

sign. Hal tersebut dapat mulai terjadi dari minggu ke-12 kehamilan

sampai aterm sebagai persiapan untuk mendukung proses

persalinan. Biasanya disertai juga dengan peningkatan

pengeluaran leukorrhoe akibat meningkatnya produksi asam laktat

dari glikogen dalam epitel vagina oleh kerja lactobacillus

acidophilus. Melunaknya serviks dapat juga ditemui pada wanita

yang menggunakan oral kontrasepsi.

d. Kontraksi Braxton hick

Selama kehamilan uterus dapat berkontraksi. Kontraksi ini

mungkin dapat dirasakan ataupun tidak oleh ibu. Pemeriksa

mungkin dapat merasakan kontraksi ini pada saat melakukan

palpasi pada abdomen. Kontraksi ini dapat terjadi mulai usia

kehamilan 16 atau 20 minggu. Juga dapat terjadi pada saat

melakukan pemeriksaan dalam, rahim yang teraba lunak

sekonyong-konyong menjadi keras karena adanya kontraksi.


68

e. Balotemen (Ballotemen)

Pada bulan ke-4 dan 5 janin lebih kecil dengan jumlah banyaknya

air ketuban, maka kalau rahim didorong dengan sekonyong-

konyong atau digoyangkan, maka anak melenting di dalam rahim,

ini dikanal dengan istilah ballotemen. Balotemen dapat ditentukan

dengan pemeriksaan luar maupun dengan pemeriksaan dalam.

Oleh beberapa ahli, balotemen dalam rahim dianggap sebagai

tanda pasti.

Pada kehamilan muda, seluruh badan janin melenting dan disebut

sebagai balotemen untuk membedakannya dengan balotemen

yang ditimbulkan oleh kepala saja pada saat kehamilan lebih tua.

f. Pembesaran Perut

Sebelum 12 minggu kehamilan, uterus masih berada dalam

rongga panggul dan untuk melihat pembesarannya dapat

dilakukan dengan pemeriksaan bimanual. Setelah kehamilan 12

minggu, uterus mulai dapat dipalpasi dari luar. Dari minggu ke 12-

20, perkiraan usia kehamilan dapat dilakukan dengan palpasi

pada uterus. Dari minggu ke 20-36 usia kehamilan dapat

diperkirakan dengan melakukan pergukuran tinggi fundus uteri

dengan menggunakan pita mengukur ( 2cm). dari minggu ke-36

sampai persalinan hasilnya bervariasi sesuai dengan berat badan

janin dank arena terjadi penurunan bagian terendah janin.


69

g. Pemeriksaan Biologis

Tidak dimasukkan ke dalam tanda pasti kehamilan karena pada

keadaan lain seperti pada penyakit tropoblastik dapat

menimbulkan reaksi positif. Reaksi kehamilan ini tergantung dari

kadar HCG beredar dan 0,5 satuan internasional HCG per ml air

kencing adalah kadar terendah untuk menimbulkan hasil positif.

Kadar 500 satuan internasional HCG sehari baru didapatkan pada

8 hari sesudah haid tidak dating atau 20 hari sesudah terjadinya

pembuahan. Jika reaksinya negative, maka reaksi sebaiknya

diulang seminggu kemudian.

3. TANDA TANDA POSITIVE KEHAMILAN / TANDA PASTI

Tanda tanda pasti ( positif sign ) kehamilan merupakan tanda obyektif

yang didapatkan dari hasil pemeriksaan oleh provider. Apabila ditemukan

salah satu tanda tersebut, maka diagnos kehamilan dapat dibuat dengan

pasti.

Tanda pasti kehamilan adalah:

a. Mendengarkan bunyi jantung anak

Bunyi Jantung Anak (BJA) atau Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat

dideteksi dengan fetoskop atau doptone. Pada awal kehamilan, denyut

jantung janin dapat diidentifikasi dengan menggunakan transvaginal

ultrasound pada kehamilan 6 minggu. Sedangkan dengan USG

transabominal dapat dideteksi mulai usia kehamilan 8 minggu. Denyut

jantung janin juga terdengar pada usia kehamilan 10-12 minggu

dengan menggunakan doptone sedangkan apabila menggunakan


70

pinards fetal stethoscope baru dapat terdengar mulai usia kehamilan

20-24 minggu.

b. Melihat dan meraba pergerakan dan bagian janin oleh pemeriksa

Apabila pemeriksa meraba ataupun melihat pergerakan anak maka hal

tersebut termasuk salah satu tanda pasti kehamilan. Pergerakan janin

dapat dirasakan oleh pemeriksa mulai usia kehamilan 20-24 minggu.

Sedangkan bagian-bagian janin dapat dipalpasi mulai kehamilan 24

minggu.

c. Melihat rangka janin dengan sinar Rontgen atau dengan

ultrasound

Pemeriksaan dengan rontgen khusunya pada kehamilan muda akan

berpengaruh terhadap janin sehingga pemeriksaan rontgen ini

dianjurkan dilakukan setelah kehamilan lebih dari 18 minggu (bulan ke-

4). Selain itu rangka janin pada kehamilan muda, belum Nampak.

Tetapi saat ini pemeriksaan dengan rontgen untuk menentukan tanda

pasti kehamilan jarang dilakukan, sebagai gantinya penggunaan USG

semakin banayk digunakan karena relative lebih aman jika

dibandingkan dengan penggunaan rontgen. Dengan menggunakan

USG, kandung kehamilan sudah dapat dilihat pada kehamilan 5

minggu.
71

4. MENENTUKAN USIA KEHAMILAN

Menentukan usia kehamilan dilakukan dengan beberapa cara

sebagai berikut:

a. Lamanya Amenorhoea ( hari pertama haid terakhir/ HPHT )

Perhitungan usia kehamilan dapat dilakukan dengan menanyakan

pada ibu hamil tersebut kapan haid pertama haid terakhir ( HPHT ,

Kemudian dihitung perminggu secara manual.

b. Dari Tinggi Fundus Uteri

Menentukan usia kehamilan dapat dilakukan dengan mengukur

tinggi fundus uteri. Pengukuran tinggi fundus uteri di atas simpisis

pubis dipakai sebagai suatu indicator kemajuan pertumbuhan

janin. Pengukuran tinggi fundus uteri juga memungkinkan

perkiraan usia kehamilan secara kasar. Pengukuran tinggi fundus

uteri juga dapat membantu mengidentifikasi factor- factor resiko

tinggi: tinggi fundus yang stabil atau menurun dapat

mengidentifikasi retardasi pertumbuhan intrauterine, peningkatan

yang berlebihan dapat menujukkan adanya kehamilan kembar

atau hidramnion.

Beberapa cara menghitung usia kehamilan dari fundus uteri:

1) Pengukuran tinggi fundus uteri mengunakan pita ukur yang

diukur dari tulang simpisis ke fundus uteri.

2) Pengukuran tinggi fundus uteri dengan cara

mengkombinasikan pengetahuan. Memikirkan dimana tinggi

fundus uteri berada pada setiap minggu kehamilan

dihubungkan dengan simpisis, umbilicus dan ujung dari


72

prosesus xipordeus dengan menggunakan lebar jari- jari

penguji sebagai alat ukur.

3) Rumus kehamilan, hubungan tinggi fundus uteri dengan

tuanya kehamilan

Hubungan tinggi fundus uteri dengan tuanya kehamilan

Tinggi fundus uteri ( cm ) = tuanya kehamilan ( bulan )

3,5 cm

Atau dapat juga dikemukakan dengan usia kehamilan

20 minggu TFU =20 CM ( 2 cm )

24 minggu TFU = 24 cm ( 2cm )

28 minggu TFU = 28 cm ( 2cm )

Dan begitu seterusnya

Tinggi fundus yang diukur dengan centimeter adalah sama

dengan usia kehamilan ( 2cm )

Akhir bulan Besar Uterus TFU

1 Lebih besar dari biasa Belum teraba

2 Telur bebek Di belakang simpisis

3 Telur angsa 1-2 jari atas simpisis

4 Kepala bayi Pertengahan simpisis

5 Kepala dewasa 2-3 jari di bawah pusat

6 Kepala dewasa Sepusat

7 Kepala dewasa 2-3 jari atas pusat

8 Kepala dewasa Pertengahan pusat px

9 Kepala dewasa 3 jari bawah px


73

10 Kepala dewasa Sama dengan 8 bulan

Tabel 2.4 hubungan tuanya kehamilan, besar uterus TFU

5. MENENTUKAN PERIODE KEHAMILAN

Ditinjau dari tuanya kehamilan, periode kehamilan dibagi menjadi

3 triwulan yaitu:

1) Triwulan pertama / 0- 12 minggu

2) Tirwulan kedua / > 12- 28 minggu

3) Triwulan tiga/> 28- 40 minggu.

6. MENENTUKAN TANGGAL PERKIRAAN PERSALIAN

Tanggal perkiran persalinan/ estimated date confinement ( EDC )

atau biasa digunakan istilah estimated date delivery ( EDD ) dapat

diperkirakan dengan mengunakan teori Nagele. Peraturan nagele

menyatakan bahwa untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan

digunakan perhitungan : HPHT, hari ditambah 7, bulan dikurang 3dan

tahun ditambah 1 ( Bobak, 2000; 296 ). Dalam istilah kebidanan EDD

dikenal juga dengan istilah taksiran persalianan atau ( TP ).

Contoh soal

Pada hari senin tanggal 11 april 2011, Ny. S datang ke BPS mengatakan

hamil anak ke dua, dengan HPHT tanggal 10 Desember 2010, tentukan

perkiraan persalinannya?
74

HPHT : 10 12- 2010

+7 -3 +1

TP : 17 9 2011

Maka, perkiraan persalinanya adalah htanggal 17 september 2011

peraturan nagele berguna bahwa wanita memiliki siklus 28 hari dan

kehamilan terjadi pada hari ke- 14. Penyusaian order jika siklulebih

lama atau pendek lebih lama atau lebih pendek dari 28 hari.

Jika siklushaid kurang dari 28 hari, maka dikurangi dengan

jumlah hari dan tanggal perkiraan persalinan.

Jika siklus haid lebih lama dari 28 hari, maka ditambah dengan

jumlah hari pada perkiraan tanggal kelahiran ( TP )

Atas dasar dari peraturan nagele hanya kira- kira 4- 10% wanita

hamil akan melahirkan dengan spontan pada perkiraan tanggal

persalinan ( EDD ). Namun sebagian besarwanita melahirkan

selama periode memperpanjang dan lebih dari sebelum sampai 7

hari sesudah tanggal perkiraan persalinan ( Bobak, 200;296 )

(Indaryani, SST. 2011, hal; 138-150)

7. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI

Kehamilan berlangsung selama kira- kira 10 bulan lunar atau atau

9 bulan kalender atau 40 minggu atau 280 hari. Lama kehamilan dihitung

dari pertama haid terakhir/ last menstrual period ( LPM ) . akan tetapi

sebenarnya konsepsi terjadi sekitar 2 minggu setelah hari pertama

periode menstruasi terakhir ( 14 hari atau saat ovulasi ). Dengan

demikian, umur janin pascakonsepsi + 2 minggu, yakni 266 hari atau 38


75

minggu. Usia pascakonsepsi akan digunakan untuk membahas

perkembangan janin.

Awal perkembangan manusia dilalui dengan beberapa periode (

moore,1973,1988)

a) Zygote, yaitu sel yang terbentuk sebagai hasil fertilisasi ovum oleh

spermatozoa.

b) Blastomer, yaitu pembelahan miotik ( cleavage ) zigot menghasilkan

sel anak yang disebut blastomer.

c) Morula, yaitu sel berbentukbola padat yang berbentuk dari 16 atau

lebih blastomer.

d) Blastokista, yaitu setelah morula mencapai uterus, terbentuk suatu

rongga berisi cairan yang mengubah morula menjadi blastoksita.

e) Mudigah ( embryo ), yaitu sel sel pembentuk mudigha, yang

berkelompok sebagai suatu massa sel dalam ( inner cell

mas),menghasilkan mudigah bila sudah terbentukterbentuk lempeng

embrionik biliminiar. Periode mudigah memanjang sampai akhir

minggu ke-7 atau ke-8 saat stuktur- struktur utama mulai ditemukan.

Embrio ( organis,me yang tengah berkembang, sejak hari ke-4

setelah pembuahan sampai akhir minggu ke-8 )

f) Jani ( fetus ), yaitu setelah periode mudigah, hasil konsepsi yang

tumbuh disebut janin.

Fetus ( keturunan yang belum dilahirkan sejak 9 bulan setelah

fertilisasi samapi kelahiran

Gambar 2.1 Hegar`s sign


76

Gambar 2.2 fertilization- implantation

Setelah produk jaringan hasil konsepsi- mudigah, janin, membrane

janin dan plasenta disebut dengan konseptus. Konseptus mencakup

semua jaringan, baik embrionik maupun ekstraembrionik, yang

berkembang dari zygot.

Perkembangan intrauterine dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

1. Tahap ovum

Berlangsung sejak konsepsi hingga hari ke-14. Pada periode ini

terjadi replikasi seluler, pembentukan blastosis, perkembangan awal

selaput embrio lapisan germinal primer.

2. Tahap embrio

Berlangsung dari hari ke-15 hingga sekitar 8 minggu setelah

konsepsi.
77

3. Tahap janin

Setelah tahap embrio, hasil konsepsi yang tumbuh disebut jani.

Meliputi masa pertumbuhan intrauterine antara usia kehamilan

minggu ke 8-12 sampai dengan sekitar minggu ke- 40 ( pada

kehamilan normal/ aterm ). Dimana organism yang telah memiliki

stuktur lengkap tersebut melanjutkan pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat sampai pada keadaan yang

memungkinkan untuk hidup dan berfungsi di dunia luar (ekstrauterin)

8. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO

Tahap embrio yang berlangsung dari hri ke-15 hingga sekitar 8

minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3cm, dari

puncak kepala sampai bokong. Tahap ini merupakan massa yang paling

kritis dalam perkembangan system organ dan penampilan luar utama

janin.

a. Membrane

Pada saat implantasi, dua membrane fetal yang mengelilingi

embrio yang sedang berkembang mulai terbentuk. Chorion

berkembang dan trophoblast dan mengandung villi chorionic pada

permukaany. Villi ini akan membuat lubang ke mdalam decidua

basalis yang meningkat dalam ukurann dan kompleksitasnya sebagai

proses vaskuler yang berkembang di dalam plasenta. Chorion

menjadi menutupi sisi fetal plasenta yang mengandung pembuluh

darah umbilical utama sebagai percabangan keluar di atas

permukaan plasenta. Pada saat embrio berkembang, deciduas


78

kapsularis menjadi terengang. Villi chorion pada sisi lain menjadi

atrofi dan generasi, meninggalkan membrane khorionik yang halus.

Membrane sel bagian dalam, amnion, berkembang dari sel- sel

interior blastoksita. Rongga yang berkembang di antara masa sel

bagian dalam dan lapisan terluar dari sel ( tropoblast ) disebut rongga

amnion. Pada pertumbuhan lanjut, amnion terbentuk pada sisi yang

berlawanan pada blastocyst. Ketika embro tumbuh lebih besar,

amnion akan membesar untuk mengakomodasi fetal embrio dan

cairan amnion yang melindunginya. Amnion pada akhirnya akan

kontak dengan korion pada seluruh permukaan fetus.

b. Cairan amnion

Cavum amnion menerima cairan dengan difusi dari darah

manternal. Jumlah cairan meningkat setiap minggunya, sehingga

pada usia kehamilanyang matang normalnya terdapat 800 samapai

1200 ml cairan yang transparan berwarna agak kekuningan.fetus

menelan cairan tersebut dan mengalirkanya ke dalam dan keluar

paru fetal. Urine fetus juga mengalir masuk ke dalam cairan ini yang

akan mempertinggi volume cairan amnion. Sedikitnya kurang daro

300 ml cairan amnion dihubungkan dengan malformasi

gastrointestinal dan malformasi lainya.

Cairan amnion merupakan bantalan bagi fetus akibat trauma

dengan memperhalus dan menghilangkan kekuatan benturan dan

memungkinkan pergerakan yang bebas bagi perkembangan system

musculoskeletal. Cairan amnion menjaga nfetus dari lilitan dengan

membrane sehingga memfasilitasi pertumbuhan yang simetris dari


79

fetal. Jika embrio terputus dengan membrane, memungkinkan

terjadinya amputasi eksremitas atau deformitas lain yang disebabkan

kontraksi pita amnion. Cairan amnion membantu memelihara

temperature tubuh secara konstan. Cairan amnion merupakan

sumber bagi cairan oral sebagai tempat penyimpanan zat sisa.

c. Yolk sack

Rongga blastokista lainya dibentuk pada sisi lain dari piringan

embrio yang sedang berkembang. Rongga ini menjadi dikelilingi oleh

membrane membentuk yolk sac. Hal ini membantu alam transfer

nutrient dan oksigen manternal yang akan didifusikan melalui chorion

ke dalam embrio. Bentuk- bentuk pembuluh darah membantu

transfer.

Pada minggu ke-3, sel darah dan plasma diproduksi pada yolk

sac. Pada akhir minggu ke 3 jantung primitive mulai berdenyut

memompakan sikulasi darah ke embrio, tungkai penghubung, chorion

dan yolk sac.

Lipatan embrio selama minggu ke 4 menghasilkan bagian lain

yolk sac yang masuk kedalam tubuh embrio sebagai saluran

pencernaan primitive. Sel germ primordial berada di dalam yolk sac

dan migrasi ke dalam embrio. Penyusutan menyebabkan yoll sac

mengalami degenerasi. Pada kehamilan 5 minggu, sisa- sisanya

akan terpisah dari embrio.

d. Lapisan germ primer

Selama minggu ke 2 setelah konsepsi, piringan embrio

mengalami differensiasi menjadi 3 lapisan germ primer: ectoderm,


80

mesoderm dan endoderm. Dari seluruh ketiga lapisan ini berkembang

seluruh jaringan dan organ embrio.

Lapisan paling atas ( ectoderm ) pada piringan embrio

membentuk epidermis, kelenjar, kuku dan rambut, system syaraf dan

perifer, lensa mata, enamel gigi dan dinding cavum amnion.

Lapisan tengah ( mesoderm ) berkembang menjadi tulang gigi.

Otot, dermis, jaringan penyambung, system kardiovaskuler dan

spleen dan system urogenetal.

Lapisan paling bawah ( endoderm ) membentuk epitel saluran

pernapasan dan saluran pencernaan, termasuk di dalamnya

oropharynx, hati dan pancreas, urethra, vagina. Bentuk endoderm

merupakan atap dari yolk sac.

e. Umbilical cord

Selama minggu ke 5 setelah embrio memiliki cekungan ke

dalam dari kedua sisinya membawa tangkai penghubung menjadi

tertekan dari kedua sisi oleh pembentukan amnion dari umbilical cord

yang sempit. Dua arteri membawa darah dari embrio ke villi chorion

dan satu vena mengembalikan darah ke embrio. Satu persen

umbilical cord memiliki hanya dua pembuluh, stu arteri dan satu vena.

Kejadian ini kadang- kadang dihubungkan dengan malformasi

congenital.

Cord meningkat secara cepat dalam ukuran panjangnya. Pada

kemantangan, cord ini berkisar dari 30 sampai 90 cm panjanganya

dan memilikidiameter 2 cm. cord memungkinkan membelok secara

spiral membentuk loop mengelilingi embrio-fetus. Satu simpul asli,


81

jarang, tetapi simpul palsu terjadi sebagai lipatan atau kerutan dari

cord. Jaringan penghubung disebut Wharton`s jelly mencegah

penekanan pembuluh darah untuk menjamin berlanjutan zat- zat

makanan pada embrio-fetus. Penekanan dapat terjadi apabila cord

terletak diantara kepala fetal dal pelvis atau membelok melingkari

tubuh fetal. Bila cord melilit pada leher fetal, keadaan ini disebut

dengan nuchal cord

Jaringan / cairan 10 mgu 20 mgu 30 mgu 40 mgu

Janin 5 300 1500 3400

Plasenta 20 170 430 650

Cairan amnion 30 350 750 800

Uterus 140 320 600 970

Payudara 45 180 360 405

Darah 100 600 1300 1250

Cairan 0 30 80 1680

Cadangan ibu 310 1950 5020 9155

Penambahan BB total 650 4000 8500 12500

Table 2.5 pertambahan berat badan selama kehamilan

9. PERKEMBANGAN BAYI DARI 1MINGGU SAMPAI 40 MINGGU

Minggu 1

Bayi

Delapan hari selepas persenyawaan, blastosis akan merembeskan

mukus untuk menyatakan kehadirannya di dalam rahim.


82

Minggu 2

Bayi

Blastosis mula mengelembung dan membahagi dua kali dalam tempoh

sehari. Pada hari ke-12, jumlahnya akan menjadi beribu-ribu. Setelah itu,

blastosis ditanam dengan kukuh pada endometrium.


83

Minggu 3

Bayi

tiga minggu persenyawaan, saiz embrio ialah sepanjang 2 mm. Gen janin

mula membentuk tiga lapisan sel daripada organ badan yang akan

bergabung.

Minggu 4

Bayi

Bentuk asas seorang manusia mula bergabung. Panjang embrio lebih

kurang 6 mm. Pada minggu ini, akan kelihatanlah bentuk awal otak dan

tulang belakang fetus. Jantungnya mengepam darah ke paru-paru dan

aorta (urat besar yang mengalirkan darah dar ipada jantung).


84

Minggu 5

Bayi

Walaupun anggota tubuh badan embrio yang jelas kelihatan hanyalah

matanya, namun otaknya kini dalam proses perkembangan. Begitu juga

dengan saluran darah yang tidak lama lagi akan bertukar menjadi

jantung. Saiz embrio sudah mencecah 4 mm.

Tubuh

Haid anda tidak datang. Minggu ini merupakan minggu paling sesuai

untuk anda menjalani ujian air kencing yang boleh menentukan sama ada

anda hamil ataupun sebaliknya.

Minggu 6

Bayi

Jantungnya kini sudah terbentuk dan mula berdenyut. Di akhir minggu ini,

saluran yang menghubungkan embrio dengan plasenta mula membesar

menjadi tali pusat. Selain itu, saluran darah juga terbentuk. Saiz embrio

kini sebesar jari kelengkeng dan pergerakannya hanya dapat dilihat

melalui ujian imbasan.


85

Tubuh

Jika anda menderita morning sickness, bau-bau tertentu akan

membuatkan anda jadi lebih teruk lagi. Kulit anda juga berubah menjadi

lebih gelap sehingga menjadi bertompok-tompok dan mengelupas.

Minggu 7

Bayi

Fetus kini berukuran 1.3 sm. Lubang hidung, bibir, lidah dan giginya

dalam proses pembentukan. Manakala kaki dan lengannya kian

berkembang. Dalam pada itu, tulang belakang, usus dan otak hampir

terbentuk sepenuhnya.
86

Tubuh

Anda mungkin berasa pening ataupun pengsan jika anda berdiri terlalu

lama. Selain itu, jika anda berada dalam keadaan sesak, anda juga

mungkin berkeadaan sebegini. Anda juga turut mudah berasa letih. Jadi

pastikan anda mendapat rehat secukupnya.

Minggu 8

Bayi

Fetus kini berukuran 1.3 sm. Lubang hidung, bibir, lidah dan giginya

dalam proses pembentukan. Manakala kaki dan lengannya kian

berkembang. Dalam pada itu, tulang belakang, usus dan otak hampir

terbentuk sepenuhnya.

Tubuh

Anda mungkin berasa pening ataupun pengsan jika anda berdiri terlalu

lama. Selain itu, jika anda berada dalam keadaan sesak, anda juga

mungkin berkeadaan sebegini. Anda juga turut mudah berasa letih. Jadi

pastikan anda mendapat rehat secukupnya.


87

Minggu 9

Bayi

Bentuk muka fetus mula berkembang, malah mulut dan hidungnya jelas

kelihatan. Begitu juga dengan kaki dan tangannya. Fetus kini berukuran

kira-kira 3 sm.

Tubuh

Berat anda mula bertambah. Anda digalakkan untuk merekodkan setiap

pertambahan berat badan yang dialami. Ketika ini, gusi anda menjadi

lebih lembut dan nipis disebabkan oleh perubahan hormon. Jadi, beri

perhatian khusus kepada kebersihan gigi.

Minggu 10

Bayi

Telinga luaran fetus mula jelas kelihatan. Tubuhnya kini mula memanjang

di mana ibu jari dan jari-jari yang lain jelas terlihat tetapi bentuknya belum

sempurna seperti jari normal manusia. Pada tahap ini, saiz fetus ialah 4.5

sm dan beratnya pula 5 g.


88

Tubuh andaJumlah darah yang mengalir di dalam tubuh kian meningkat.

Ini akan membuatkan anda berasa lebih panas daripada biasa. Saiz

rahim anda kini sebesar buah oren. Perubahan fizikal memaksa anda

memakai pakaian yang lebih selesa sesuai dengan saiz baru anda.

Minggu 11

Bayi

Di minggu ini, majoriti organ kandungan anda sudah terbentuk. Jadi,

sesetengah kesakitan yang dialami akan berakhir pada penghujung

minggu ini. Kini, fetus berada dalam zon selamat daripada sebarang

ketidaknormalan pada janin dan jangkitan tertentu. Berat fetus pada

minggu ini sepatutnya mencecah antara 10 gm dan panjangnya pula

5.5sm
89

Tubuh

Sebarang perubahan (kesakitan) yang dialami akan membuatkan anda

mudah berasa letih. Jadi, anda perlu mengambil peluang merehatkan diri

jika ada kesempatan. Selain itu, jika berasa khuatir dengan perubahan-

perubahan yang berlaku, segeralah bertemu dengan doktor agar

kemusykilan anda dapat dileraikan.

Minggu 12

Bayi

Jantung fetus berdegup antara 110 hingga 160 kali seminit. Pada minggu

ini dadanya turun naik kerana dia sudah mula bernafas. Bentuk tubuhnya

sudah mula kelihatan. Ibu jari dan jari-jari lainnya sudah lengkap

terbentuk. Begitu juga dengan kukunya. Fetus sudah mampu menghisap

ibu jarinya dan menelan cecair amniotik seterusnya menukarkannya

menjadi urin. Cecair amniotik akan diganti setiap 24 jam. Panjang fetus

kini ialah 6.5 sm manakala beratnya pula 20 gm.


90

Tubuh

Berat badan anda akan bertambah kira-kira satu perempat daripada

berat badan normal di antara minggu ini hingga minggu 20. Ketika

minggu ini anda akan berasa lebih bertenaga berbanding minggu-

minggu sebelumnya. Teliti gaya hidup dan pemakanan anda dan

pastikan diet anda mengandungi himpunan makanan yang baik dan

seimbang untuk anda dan kandungan.

Minggu 13

Bayi

Saiz fetus kini 7.5 sm dan beratnya pula 30 gm. Tulangnya mula

berkembang, begitu juga dengan gigi. Pada tahap ini, fetus sentiasa

menggerakkan bibirnya sebagai persediaan untuk merangsang otot

bibirnya supaya daya hisapannya dapat berfungsi dengan baik setelah

dia lahir nanti.


91

Tubuh

Perubahan saiz rahim yang kian membesar akan membuatkan anda

menyedari bahawa perasan perut anda buncit. Dalam pada itu,

perubahan warna puting turut berlaku. Warna bahagian tersebut berubah

menjadi lebih gelap dan urat biru pada payu dara anda mula jelas

kelihatan.

Minggu 14

Bayi

Pada trimester kedua, organ-organ bayi dalam kandungan sudah mulai

matang. Dagu, dahi dan hidung kini semakin menyerlah. Bayi anda juga

berupaya untuk mengerak-gerakkan kepalanya dan ada kalanya dia

boleh mengerutkan kening. Bayi anda kini berukuran 9 sm dengan berat

sebanyak 60 gm.

Tubuh

Kuantiti darah yang mengalir dalam badan semakin banyak. Dalam masa

yang sama bayi juga perlukan oksigen. Oleh yang demikian, jantung perlu
92

bekerja kuat. Jadi, tidak hairanlah jika ketika ini jantung anda kelihatan

sedikit besar. Semua itu adalah untuk memastikannya mampu

menjalankan tugas sebaiknya. Hasil daripada pertambahan kuantiti darah

dalam badan, anda kini jadi lebih bertenaga berbanding sebelumnya.

Dalam erti kata lain, inilah waktu yang paling sesuai untuk anda dan

keluarga pergi bercuti sebelum melahirkan.

Minggu 15

Bayi

Tulang rangka bayi anda sedang giat berkembang. Kini kakinya lebih

panjang daripada tangan. Rambut pada kepala juga semakin menebal.

Begitu juga dengan kening dan bulu matanya. Semua makin jelas

kelihatan. Bayi anda pada ketika ini sudah boleh mendengar. Antara yang

paling jelas didengarnya ialah suara anda selain daripada degupan

jantung dan bunyi perut anda. Bayi anda sekarang sudah sepanjang 12

sm dan beratnya kira-kira 100 gm.

Minggu 16

Bayi

Bayi semakin kerap bergerak. Tubuh mereka juga pada ketika ini mula

diselaputi lanugo iaitu rerambut halus. Tujuannya ialah untuk

mengekalkan keseimbangan suhu badan. Jantina bayi anda juga sudah

boleh diketahui semasa ultrasound dilakukan. Bayi anda kini berukuran

16 sm panjang dengan beratnya 135 gm.


93

Pada saat ini anda sepatutnya rasa lebih segar, seronok dan gembira.

Selera makan juga semakin bertambah. Anda mungkin dapat merasa

pergerakan pertama bayi dalam kandungan. Akan tetapi pergerakan bayi

anda tidaklah terlalu ketara. Pada masa yang sama, garis halus berwarna

gelap di bawah abdomen yang dikenali sebagai linea nigra semakin

menyerlah. Dan garis ini kembali pudar selepas anda melahirkan.

Minggu 17

Anggota badan bayi dalam kandungan anda kini terbentuk dengan

sempurna. Deria rasanya juga sudah mula dibina. Bayi anda sekarang

sudah mempunyai cap jarinya sendiri. Dan kini, dia berukuran 18 sm

dengan berat sekitar 185 gm.


94

Pinggang ramping anda kini sudah menghilangkan dirinya. Yang

tinggal hanyalah perut yang semakin membesar di samping kehadiran

sedikit tanda rekahan pada bahagian tersebut. Selain perut, gusi juga

mengalami sedikit gangguan. Gusi berdarah ialah antara masalah yang

biasa dialami wanita hamil. Jangan risau. Pergilah bertemu doktor gigi

untuk rawatan.

Minggu 18

Kulit bayi anda ketika ini masih lagi berkedut kerana mereka

belum pun mengumpul lemak. Dia juga sangat aktif bergerak. Bayi anda

juga mula peka terhadap bunyi-bunyian daripada luar. Oleh yang

demikian, janganlah terperanjat jika tiba-tiba bayi anda menendang

setelah terdengar bunyi kuat yang tidak anda duga. Bayi anda kini

berukuran kira-kira 21 sm dengan beratnya 235 gm.


95

Ketika ini anda sudah semakin dapat rasa pergerakan anak.

Dalam masa yang sama, ibu hamil juga mungkin mengalami masalah

untuk bernafas. Hal ini terjadi kerana semasa hamil, membran dalam

hidung akan membengkak seterusnya mengganggu peredaran udara

masuk ke dalamnya. Selain itu, lelehan faraj juga semakin bertambah.

Sepanjang trimester kedua ini, anda akan dapat mengesan beberapa

perubahan sampingan yang ketara pada tubuh selain daripada

pertambahan berat badan.

Minggu 19

Sama seperti anda, janin dalam kandungan juga semakin membesar.

Ketika ini gigi susu mereka mulai terbentuk dalam gusi. Dalam masa yang

sama, tunas untuk pembentukan gigi kekal juga muncul. Janin anda

sudah menjangkau 23 sm dengan beratnya kira-kira 285 gm.


96

Saat ini berat badan anda semakin bertambah. Punggung, paha dan

bahagian abdomen adalah antara kawasan yang paling ketara

pertambahan beratnya. Urat-urat halus juga mula kelihatan pada muka

anda. Jangan risau, semua itu akan kembali seperti sedia kala setelah

anda melahirkan.

Minggu 20

Bayi Anda

Vernis merupakan sejenis bahan putih berminyak mula menyelaputi kulit

bayi untuk melindunginya daripada cecair amniotik semasa berada dalam

kandungan. Bayi anda kini berukuran 25.5 sm dengan berat 340 gm.
97

Tubuh

Rahim semakin cepat membesar dan anda kini telah kelihatan sama

seperti ibu hamil lain. Akibat pembesaran perut yang begitu cepat, pusat

hampir tidak kelihatan. Tetapi, ada sesetengah ibu hamil pusatnya tidak

menjadi rata sebaliknya tertonjol keluar. Ketika ini masalah pedih ulu hati

bukan suatu yang asing.

Minggu 21

Bayi

Bayi anda kini sangat aktif. Hampir setiap saat anda akan dapat rasa

pergerakannya. Jadi, tidak hairanlah kalau setiap malam tidur anda

diganggu. Jika hal ini terjadi kepada anda, usap perlahan perut sambil

berkata-kata kepada anak. Dipercayai dengan cara iniakan dapat

menenangkan bayi. Kini, bayi sudah semakin besar dan beratnya kira-kira

390 gm dan dianggarkan 28 sm panjang.


98

Tubuh Anda

Pada masa ini anda berpeluang untuk melihat perut bergelombang hasil

daripada pergerakan bayi dalam kandungan. Anda juga mungkin ada

masalah untuk bernafas kerana paru-paru semakin terhimpit akibat

ditekan rusuk yang semakin mengembang. Pada masa ini anda juga

kelihatan lebih bertenaga dan mungkin inilah masa yang sesuai untuk

membuat persediaan menerima kehadiran cahaya mata.

Minggu 22

Bayi

Bayi dalam kandungan anda terus membesar akibatnya ruang untuk

mereka bergerak semakin kurang. Bayi anda kini mungkin berhubungan

dengan anda melalui tendangan ataupun gerakan yang dilakukannya.

Sistem pernafasan mereka masih dalam proses pembinaan dan paru-

paru belum lagi berfungsi untuk menyalurkan oksigen ke salur darah. Bayi

anda kini berukuran 29 sm dengan berat kira-kira 410 gm.


99

Tulang rusuk bahagian bawah anda mula rasa sakit akibat ditolak

keluar oleh rahim yang semakin membesar. Untuk kurangkan rasa tidak

selesa, cuba duduk setegak mana yang anda mampu atau anda boleh

mengangkat tangan dengan lurus melepasi kepala. Selain itu, jika anda

ada cara lain yang lebih menyelesakan, amalkanlah kerana inilah waktu

terbaik untuk anda cuba apa sahaja cara asalkan kesakitan yang dialami

tidak berlarutan.

Minggu 23

Bayi Anda

Bayi anda kini sudah semakin sempurna pembentukannya. Jika dia lelaki,

skrotumnya sudah terbentuk sempurna dan jika dia perempuan, dalam

ovarinya kini sudah pun terkandung beberapa juta telur. Jumlah telur ini

akan berkurangan ke sekitar dua juta ketika dilahirkan dan jumlahnya


100

semakin berkurangan apabila usia anak semakin meningkat. Bayi anda

kini berukuran kira-kira 31 sm dengan berat sebanyak 440 gm.

Anda mula dapat rasakan kehadiran bayi dalam perut. Anda akan

rasa tegang pada bahagian tersebut. Kadangkala anda akan rasa sakit

seperti mencucuk-cucuk pada bawah perut kerana otot uterine sedang

meregang. Rasa sakit ini akan hilang apabila anda berehat.

Minggu 24

Bayi Anda

Bayi anda semakin lasak bergerak. Anda juga semakin mahir membaca

pergerakannya. Degupan jantung bayi anda sudah boleh didengar

walaupun hanya menggunakan stetoskop biasa. Bayi anda juga sudah

boleh mendengar kata-kata anda dengan jelas. Kini berat bayi anda

sudah menjangkau 500 gm dengan panjangnya 33 sm.


101

Tubuh anda kini mula menambah beratnya sebanyak setengah kilo

seminggu. Dalam masa yang sama, kaki anda akan mula rasa tegang

akibat berat badan yang bertambah dengan banyak. Untuk mengelakkan

rasa tidak selesa, pastikan kasut yang sesuai.

Minggu 25

Bayi

Sel-sel otak pada bayi terus berkembang dan menjadi semakin kompleks.

Tulang-temulang juga semakin keras. Kini, bayi anda semakin aktif

belajar bernafas, menyedut dan keluarkan kembali cecair amniotik yang

wujud di sekitar mereka. Dan ketika ini jika bayi anda tertelan terlalu

banyak cecair tersebut, dia boleh sedu. Bayi dalam kandungan anda

sekarang berukuran 34 sm dengan berat sekitar 600 gm.

Tubuh anda

Anda kini kelihatan lebih berseri-seri. Muka semakin bercahaya.

Semuanya kerana meningkatnya peredaran darah di bawah kulit.


102

Tekanan pada punci kencing juga adalah punca mengapa anda sering ke

tandas. Kekejangan, sakit belakang dan pedih ulu hati semakin kerap

berlaku.

Minggu 26

Bayi

Walaupun bayi anda kelihatan kurus kering, mereka sebenarnya sudah

mula membentuk lemak-lemak di bawah kulit. Lemak-lemak ini

kemudiannya akan membantu mengekalkan suhu badan sehinggalah

selepas dilahirkan. Bayi anda kini sepanjang 35 sm dengan berat 700 gm.

Tubuh anda

Dengan perut yang semakin membesar, tidur anda kini sering tidak

nyenyak. Selain daripada rasa tidak selesa semasa berbaring, anda juga

semakin kerap ke bilik air. Ketika ini cara tidur yang betul penting untuk

memastikan anda berpeluang untuk berehat secukupnya. Agar anda rasa

selesa ketika berbaring, alaskan perut dan kaki dengan bantal.


103

Minggu 27

Bayi

Bayi anda kini sudah boleh membuka matanya. Jadi, dia kini boleh

melihat cahaya luar menerusi bahagian abdomen anda. Ketika ini juga

bayi mula belajar menghisap dan mereka mungkin berupaya menghisap

ibu jari atau pun genggaman tangan. Bayi anda kini berukuran 36 sm

dengan berat lebih kurang 800 gm.

Tubuh

Anda semakin hari semakin besar dan tentunya berat semakin

bertambah. Antara bahagian yang paling ketara pertambahan beratnya

ialah di sekitar dada terutamanya pada bahagian payu dara. Oleh yang

demikian, pemakaian baju dalam yang sesuai sangat penting. Elakkan

berbaring secara menelentang kerana cara ini akan membuatkan anda

rasa tidak selesa dan dalam masa yang sama salur darah anda akan

ditekan oleh rahim anda yang semakin membesar.


104

Minggu 28

Bayi

Pada usia ini, bayi sudah cukup sifatnya dan boleh lahir pada bila-bila

masa. Jika bayi lahir pada usia ini, dia dikategorikan sebagai bayi

pramatang. Jantungnya kini berdegup sebanyak 150 degupan seminit.

Berat badannya kini mencecah 900 gm.

Tubuh

Payudara anda mungkin sudah mengeluarkan kolostrum iaitu sejenis

cecair likat. Jika anda berasa tidak selesa dengan pengeluaran kolostrum

tersebut, cuba pakai pad pada coli bagi mengelakkan rasa melekit. Pada

usia kandungan ini, darah anda akan diuji buat kali kedua untuk melihat

tahap anemia dalam badan. Sekiranya anda didapati anemia positif,

bekalan zat besi berbentuk pil akan diberikan.


105

Minggu 29

Bayi

Bayi semakin membesar dan memenuhi ke seluruh ruang dalam perut.

Kepalanya mula sepadan dengan badan. Kening dan bulu mata tumbuh

sepenuhnya. Bulu pada badannya terus tumbuh. Matanya, boleh

membuka dan ditutup dan mula fokus. Berat bayi kini dalam 1 kg dan

ukuran badan mencecah 38 sm.

Anda akan berasa dengan kerap pergerakan bayi dalam kandungan.

Bayi juga akan mula mengeras badan. Oleh yang demikian,

banyakkanlah berehat sama ada dengan duduk atau berbaring.


106

Minggu 30

Bayi

Bayi kini sudah pandai menyesuaikan keadaan mengikut keselesaan.

Berat badannya kini boleh mencecah 1.1 kg dan panjangnya lebih kurang

39 sm.

Anda akan cepat rasa letih kerana perut semakin membesar. Jika

berjalan terlalu laju anda akan cepat lelah. Jadi adalah penting untuk

anda menjaga posisi. Tidur pada waktu malam juga mungkin akan

terganggu.

Minggu 31

Bayi

Fizikal bayi lengkap sepenuhnya kecuali sebahagian kecil paru-parunya.

Begitu juga pada bahagian otaknya. Otak dikatakan masih dalam proses

perkembangan tetapi semakin laju dan bayi sekarang boleh mendapat

dan memproses maklumat dengan cepat. Bayi juga mula berasa sakit jika
107

kedudukannya tidak betul. Dia akan bertukar posisi kepada lebih selesa.

Berat kini menjangkau 1.4 kg dan tingginya pula 40 sm.

Sesak nafas atau termengah-mengah akan mudah berlaku sekiranya

anda tidak berhenti bergerak. Jadi banyakkan berehat. Jika waktu malam

anda rasa kurang selesa untuk bernafas, pastikan pakaian anda tidak

terlalu ketat dan panas.

Minggu 32

Bayi Anda

Bayi semakin aktif bergerak. Dia akan memusingkan badan, menendang

dan membuat lebih banyak lagi aksi berbanding sebelum ini. Walau

bagaimanapun, kedudukan kepala bayi tetap berada di permukaan


108

serviks untuk keluar pada bila-bila masa. Berat badannya kini 1.6 kg.

Manakala ukurannya mencapai 40.5 sm.

Jika anda bekerja, mulakan cuti sekarang. Nikmati hujung minggu

kehamilan ini dengan pelbagai persediaan mental dan fizikal.

Minggu 33

Bayi

Jari jemari mulai terbentuk dengan sempurna. Begitu juga halnya dengan

paru-paru. Ketika ini, bayi mula berlatih bernafas. Ukuran janin kini

berukuran 41.5 sm dengan berat 1.8 kg.


109

Kenaikan berat badan kini tidak terlalu cepat. Jika tidak pun, berat

badan hanya meningkat lebih kurang 1kg untuk setiap minggu. Anda

digalakkan memeriksa tahap kesihatan dengan kerap agar tidak berlaku

sebarang masalah.

Minggu 34

Bayi

Berat badannya semakin bertambah. Matanya mula sensitif terhadap

cahaya. Kening dan bulu mata kini sudah cukup matang dan mata janin

kini sudah pandai berkedip-kedip. Sekiranya janin adalah lelaki, testisnya

mula membentuk dengan sempurna. Berat badannya kini menjangkau 2

kg, Manakala, ukuran badannya kini mencecah 43 sm.


110

Tubuh

Tekanan darah mungkin akan meningkat agak tinggi. Jadi, jaga sedikit

perasan dan emosi anda pada peringkat ini.

Minggu 35

Bayi Anda

Bayi masih lagi membesar dan memenuhi ruang dalam perut. Bayi tidak

bergerak terlalu aktif kerana ruang agak sempit. Berat badannya kini

meningkat kepada 2.3 kg dan panjangnya 44.5 sm.

Banyakkan berbincang tentang emosi dan kesediaan anda ketika di

bilik bersalin bersama pasangan atau sesiapa yang akrab agar rasa

gentar dan risau semakin hilang. Dalam masa yang sama, kawal diet.

Jangan berjalan keluar rumah kerana takut kontraksi boleh bermula pada

bila-bila. Bersiap sedia dari sekarang.


111

Minggu 36

Bayi

Kontraksi awal boleh bermula sekarang. Tetapi jika ia berlaku tidak terlalu

kerap, itu bukan tanda ingin bersalin. Tetapi ia hanya tanda-tanda yang

kandungan anda kini semakin mencapai tahap matang. Bayi kini mula

pandai bernafas dengan betul, menghisap jari dan belajar menelan. Berat

kini 2.5 kg dan panjang 46 sm.

Tubuh anda

Bernafas kini semakin tidak selesa. Pangkal rahim juga rasa sakit akibat

tekanan yang dibuat oleh bayi dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan

pula akan dijalankan setiap minggu mulai sekarang.


112

Minggu 37

Bayi

Bulu pada badan bayi mulai berkurangan. Bayi mula mengeluarkan

hormon yang dinamakan cortisone yang membantu mematangkan organ

pernafasan. Berat kini 2.7 kg manakala panjang 47 sm.

Tubuh

Bersedia, mungkin anda bersalin pada minggu ini. Periksa semua

persiapan sebelum dan selepas bersalin. Jangan takut untuk bertanya

apa jua soalan berkaitan dengan proses kelahiran kepada orang yang

berpengalaman. Sikap ini membantu anda menambah lagi ilmu untuk di

gunakan ketika di bilik bersalin.


113

Minggu 38

Bayi

Lemak mulai terbina dalam badan bayi. Kulit bayi kini sudah menjadi

sedikit merah jambu. Rambut mulai memancang sehingga mencecah

ukuran 5 sm. Begitu juga dengan kukunya. Pada usia ini, bayi anda

mempunyai berat badan lebih kurang 2.9 kg dan panjangnya pula 48 sm.

Tubuh

Senantiasa peka dengan perubahan diri. Pastikan tanda-tanda ingin

bersalin. Jika ada tanda cepat-cepat pergi ke hospital. Jangan terlalu

banyak membuat kerja-kerja rumah takut nanti tenaga anda hilang.

Kumpulkan tenaga untuk beberapa hari ini supaya tenaga yang disimpan

itu dapat digunakan sepenuhnya ketika di bilik bersalin.

Minggu 39

Bayi

Kini bayi matang sepenuhnya. Berat kini 3.1 kg dan panjang 49 sm.
114

Tubuh

Masa kini sudah tiba. Rasa sakit kontraksi kini semakin kerap. Walaupun

begitu, jangan biarkan rasa sakit itu menghantui anda. Tenangkan fikiran

dan bersiap sedia untuk ke hospital.

Minggu 40

Persalinan dapat terjadi 2 minggu sebelum atau sesudah

perkiraan,induksi persalinan saat 41 minggu, tanda- tamda persalinan

mulai kontrasik yang teratur ( tiap 5- 10 menit) dan progesift, lender

darah, jangan meneran sebelum pembukaan mencapai 10 cm.


115

2.1.5 STANDAR PELAYANAN PADA MASSA KEHAMILAN

Unsur penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian

ibu dan bayi adalah memberikan pelayanan dan pemeliharaan kesehatan

sewaktu hamil secara memadai dan sesuai standar pelayanan kebidanan.

Pelayanan antenatal skesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan

fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi

(Depkes RI, 2009).

Secara operasionalnya Depkes RI (2009) menentukan pelayanan

antenatal dengan standar pelayanan, antara lain:

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2) Ukur tekanan darah

3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4) Ukur tinggi fundus uteri

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

7) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan

8) Test laboratorium (rutin dan khusus)

9) Tatalaksana kasus

10) Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan

pencegahan.

Menurut Sulistyawati (2009), standar pelayanan antenatal dikenal

dengan standar 7T, antara lain:

1) Timbang berat badan

2) Ukur tekanan darah

3) Ukur tinggi fundus uteri


116

4) Pemberian imunisasi TT lengkap

5) Pemberian tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan

dengan dosis satu tablet setiap harinya

6) Lakukan tes penyakit menular seksual (PMS)

7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Pemeriksaan antenatal di tingkat puskesmas dilakukan sesuai

dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan urutan sebagai

berikut :

1. Anamnese, meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB,

kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang.

2. Pemeriksaan umum, meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus

dan kebidanan.

3. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa.

4. Pemberian obat-obatan, imunisasi tetanus toxoid (TT) dan tablet besi

(Fe)

5. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olahraga, pekerjaan dan

perilaku sehari-hari, perawatan payudara dan ASI, pentingnya

pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan terlatih (Depkes RI,

2004).

1. STANDAR PELAYANAN UMUM Terdapat dua standar pelayanan

1) Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat

Persyaratan standar : Bidan memberikan penyuluhan dan

nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap

segala halyang berkaitan dengan kehamilan, termasuk


117

penyuluhan umum, gizi, KB, kesiapan dalam menghadapi

kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan

yang tidak baik dan mendukung kebiasaan baik

2) Standar 2 : Pencatatan dan Pelaporan Persyaratan standar :

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukan,

yaitu registrasi. Semua ibu hamil diwilayah kerja, rincian yan yg

diberikan kpd setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan BBL, semua

kunjungan rumah dan penyuluhan kpd masy. Disamping itu

bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua

ibu hamil dan meninjau upaya masy yg berkaitan dg ibu dan

BBL. Bidan meninjau scr teratur cat tsb untukmenilai kinerja dan

penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan

pelayanannya.

2. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL

Terdapat enam standar pelayanan

1) Standar 3 : Identifikasi Ibu hamil Persyaratan standar : Bidan

melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untukmemberikan penyuluhan dan

memotivasi ibu, suami dan anggota masyarakat agar mendorong

ibu untuk memeriksakan kehamilan sejak dini secara teratur

2) Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal Persyaratan

standar : Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelyanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin

dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangung normal.
118

3) Bidan juga hrs mengenal resti/kelainan, khususnya anemia,

kurang gizi,hipertensi, PMS/infeksi HIV;memberikan pelayanan

imunisasi, nasehat dan penyuluhan kes serta tugas terkaitlainnya

yg diberikan oleh puskesman. Bidan harus mencatat data yang

tepat pada setiapkunjungan Bila ditemukan kelainan, bidan harus

mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujukuntuk

tindakan selanjutnya

4) Standar 5 : Palpasi Abdomen Persyaratan standar : Bidan

melakukan pemeriksaan abdominal secara seksamamelakukan

palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, dan bilaumur

kehamilan bertambahmemeriksa posisi, bagian terendah janin

dan masuknya kepalajanin ke dalam rongga panggul, untuk

mencari kelaianan serta melakukan rujukan tepat waktu

5) Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Persyaratan

standar : Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada

kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6) Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Persyaratan standar : Bidan menemukan secara dini setiap

kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda

serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang

tepat dan merujuknnya

7) Standar 8 : Persiapan Persalinan Pernyataan standar : Bidan

memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta

keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa


119

persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang

menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping

persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba

terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan

kunjungan rumah untuk hal ini.

2.1.6 PEMERIKSAAN FISIK MASA KEHAMILAN

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kunjungan awal, bukan

hanya untuk mendeteksi adanya ketidak normalan atau factor resiko yang

mungkin ditemukan tetapi juga sebagai data dasar untuk pemeriksaan

pada kunjungan selanjutnya sehingga sangat penting untuk melakukan

pemeriksaan secara akurat dan seluruh informasi yang didapatkan dicatat

dengan baik.

Pemeriksaan harus dilakukan dengan memberikan penjelsaan

secara hati- hati kepada klien. Bidan dapat mendorong klien untuk

berbicara denganya selama pemeriksaan. Hal tersebut dapat membantu

klien lebih relaks dan dapat membantu bidan untuk melihat sikap mental

klien baik secara psikologi maupun emosional.

Pada saat pemeriksaan, klien dianjurkan untk tidak terus tidur

terlentang selama lebih dari 10 menit karena dapat menyebabkan supine

hypotensive syndrome. Penting juga dipertahankan privacy klien pada

saat dilakukan pemeriksaan oleh bidan, tutup tubuh klien dengan selimut

atau dengan kain klien bersih dan hanya bagian tubuh yang diperiksa

saja yang terekspose, memahami dan melakukan seluruh prosedur

dengan gentle.
120

Apabila ada ketidak normalan baik secara fisik maupun psikologi

atau factor resiko yang ditemukan pada saat pemeriksaan, catat pada

kartu klien dan rujuk kepada dokter ahli segera setelah dilakukan

pemeriksaan. (Indaryani, SST. 2011, hal;239-240 )

a. Anamnesa

1) Anamnesa identita pribadi dan suami : nama, umur, agama,

pekerjaan, suku bangsa, pendidikan dan alamat

2) Menanyakan tujuan kunjungan dan keluhan apa yang ibu rasakan

saat ini.

3) Menanyakan mengenai riwayat menstruasi.

4) Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

5) Menanyakan riwayat kehamilan yang sekarang ( HPHT, gerak

janin, masalah /keluhan, pola sehari-hari,, imunisasi, penyakit

yang pernah diderita)

6) Anamnesa keluarga : adakah penyakit keturunan dalam keluarga,

anak kembar atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi

persalinan

7) Riwayat Psiko Sosial-Ekonomi (Status perkawinan, respon-respon

terhadap kehamilan dan persalinan, riwayat KB, dukungan

keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, gizi yang di

konsumsi, gaya hidup, rencana tempat dan penolong persalinan)

(Kusmiyati, 2008)
121

b. Pemeriksaan

1. General examination

a) Memperhatikan tingkat energy ibu, nilai dan catat keadaan

emosional dan psikologi ibu; apakah klien sadar, cooperative

dan komunikatif atau lamban dan kurang tanggap, tenang atau

gelisah dan cemas, ramah atau aggressive atau tampak

depresi? Perhatikan juga posturnya pada saat dilakukan

pemeriksaan.

b) Menjelaskan seluruh prosedur sambil melakukan pemeriksaan

c) Menganjukan pertanyaan lebih lanjut untuk klasifikasi sambil

melakukan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan dan

kelayakan.

d) Meminta pasien untuk memberikan specimen urine untuk

dilakukan pemeriksaan.

e) Mengukur tinggi bandan. Perhatikan juga postur tubuhnya

apakah loyo, berjalan tertatih- tatih atau pincang, terlalu tinggi

atau terlalu pendek, kyphosis, scoliosis, terlalu lordosis, cacat

juga terdapat a pendulous abdomen ( perut berjuntai / perut

gantung )

2. Tanda- tanda Vital

a) Mengukur tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan sesuai

dengan prosedur dan standar

b) Meminta klien untuk melepaskan pakaian dan menawarkan kain

linen penutup tubuhnya ( atau meminta klien untuk


122

melonggarkan pakaian dan menggunakan selimut untuk

penutup tubuhnya)

c) Perhatikan juga keadaan, kondisi dan tekstur kulitnya, rasakan

juga kulitnya ( harus lembut dan elastic), tidak ada atau ada

sedikit oedema ( 50- 70% wanita hamil ada sedikit oedema pada

kehamlan lanjut), tidak ada lesi atau rashe/ kudis/ bintik merah (

cacar apabila ada pucat, jaundice, cyanosis, kasar, tidak elastic,

oedema, rashe atau lesi, memar atau ptekie).

3. Kepala dan leher

a) Perhatikan warna, texture, dan distribusi rambutnya

b) Memeriksa apakah terjadi oedema pada wajah dan pigmentasi

c) Memeriksa mata; sclera, rekasi pupilnya, pengeluaran serta

konjung tiva

d) Memeriksa mulut; bibir, gusi, lidah, palatum, pharynk dan gigi

e) Memriksa dan meraba leher untuk mengetahui adanya

pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh limfe atau adanya

peningkatan tekanan pada vena juguralis.

4. Payudara

a) Inspeksi keadaan dada dan payudara. Dengan posisi tangan

klien di samping, periksa bentuk, ukuran dan simetris tidak,

putiing, adanya pengeluaran dari putting serta benjolan.

b) Pada saat klien mengangkat tangan ke atas kepala, lihat apakah

adanya retraksi atau dimpling


123

c) Lakukan palpasi secara sistematis dari arah payudara ke axsila

untuk mengetahui adanya massa atau pembesaraan pembuluh

limfe.

5. Abdomen

Pemeriksaan abdomen dapat meyakinkan ibu bahwa

kehamilanya berkembang dengan baik. Ibu dapat memperoleh

informasi dan keyakinan, ibu juga menghargai sentuhan

therapeutic dan peluang untuk menerima asuhan holistic dan

bersifat individual. Meskipun merupakan pemeriksaan yang

sederhana, setiap komponen dalam pemeriksaan ini perlu

dilakukan dan dapat memberikan berbagai informasi yang

bermakna. Pemeriksaan abdomen tidak pernah dilakukan secara

terpisah, selalu menjadi bagian dari pemeriksaan antenatal yang

lengkap.

Pemeriksaan abdomen saja dianggap tidak akurat untuk mengkaji

pertumbuhan janin, tehnik lain seperti USG dapat dilakukan jika

terdapat alas an untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Tujuan pemeriksaan

1) Mengkaji pertumbuhan, ukuran dan kesejahteraan janin

2) Mendeteksi posisi dan prsentasi janin

3) Mendeteksi adanya penyimpangan dari keadaan normal

Indikasi

1) Setiap pengkajian antenatal

2) Pada saat masuk rumah sakit untuk alas an apapun

3) Secara umum dilakukan setiap hari selama dirumah sakit


124

4) Sebelum dilakukan test skrining infasif, misalnya amniosintesis

5) Sebelum auskultasi jantung janin dan pengunaan alat CTG

Kontra indikasi

Uterus dapat berstimulus ketika dilakuan pemerksaan sehingga

pemeriksaan harus dilakukan secara hati- hati bila terdapat:

1) Abrupsio plasenta

2) Persalinan preterm atau premature

Tehnik

Pemeriksaan abdomen terdiri dari tiga tahap:

1) Inspeksi

a) Ukuran: mungkin dipengaruhi oleh obesitas, otot abdomen

yang kendur, kehamilan kembar, poli dan oligohydramnion,

ukuran dan letak janin dan usia genetasi

b) Bentuk : dapat memberikan indikasi posisi presentasi janin

c) Perubahan kulit: linea, striae gravidarum, tanda- tanda

bedah abdomen / luka bekas opersi sebelumnya

d) Pergerakan janin ataupun kontraksi.

Palpasi

Pemeriksaan abdomen hanya dapat dilakukan apabila klien

dalam posisi tidur dengan satu atau dua bantal yang menyangga

kepala klien untuk berbaring di meja/ tempat tidur pemeriksaan

yang bersih.
125

Janagan membiarkan ibu hamil terlentang dengan punggu datar,

karena berat uterus dapat menekan pembuluh darah balik ke

jantung sehingga bisa mengakibatkan sindrom hypotensi

terlentang / pingsan. Bantu klien dengan duduk semi flower.

Sebelum dilakuakan pemeriksaan abdomen. Hendaknya

kandung kencing klien dalam keadaan kosong karena kandung

kemih yang penuh akan mempengaruhi tinggi fundus.

(Indaryani, SST. 2011, hal;239-242)

Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan

pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian

yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan

pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-

bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat

tekanan tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard

Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah UK 24

minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba. Teknik

pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi

dan letak janin pada uterus, dapat juga berguna untuk

memastikan usia kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin.

Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu

hamil yang gemuk (dinding perut tebal) dan yang mengalami

polihidramnion. Pemeriksaan ini juga kadang-kadang dapat

menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak dipastikan dalam

keadaan santai dan diposisikan secara memadai. Untuk


126

membantu dalam memudahkan pemeriksaan, maka persiapan

yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan adalah:

1) Instruksikan ibu hamil untuk mengosongkan kandung

kemihnya

2) Menempatkan ibu hamil dalam posisi berbaring

telentang, tempatkan bantal kecil di bawah kepala untuk

kenyamanan

3) Menjaga privasi

4) Menjelaskan prosedur pemeriksaan

5) Menghangatkan tangan dengan menggosok bersama-

sama (tangan dingin dapat merangsang kontraksi rahim)

6) Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari.

Gambar 2.3 pemeriksaan leopold


127

a. Leopold 1

1) Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang

ada di fundus

2) Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a) Pemeriksaan menghadapi pasien.

b) Kedua tangan bagian fundus dan mengukur beberapa

tinggi fundus uteri. Berdasarkan evicebased, pengukuran

tinggi fundus dapat dilakukan dengan cara Mc Donald yaitu

dengan penggunaan pita ukur (> 22 minggu kehamilan )

c) Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba benda

bulat, melenting, mudah digerakan, maka itu adalah

kepala. Namaun teraba benda bulat, besar lunak, tidak

melenting, dan susah digerakan maka itu adalag bokomng

Gambar 2.4 : Palpasi Leopold 1


128

b. Leopold II

Tujuan: untuk menentukan bagian janin yang berada pada

kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala

janin.

Gambar 2.5 : Palpasi Leopold 2

Teknik:

a) Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa

menghadap ibu

b) Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan

dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu

secara sejajar dan pada ketinggian yang sama

c) Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan

(simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser

ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan

memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).


129

Hasil:

1) Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak

dapat digerakkan

2) Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil,

bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba

gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.

c. Leopold III

Tujuan: untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau

bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah

bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas panggul

(PAP).

Gambar 2.6 : Palpasi Leopold 3

Teknik:

1) Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa

menghadap ibu
130

2) Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri

bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu

3) Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk

mentukan bagian terbawah bayi

4) Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya

kemudian goyang bagian terbawah janin.

Hasil:

a) Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala

sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah

bokong

b) Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat

bagian bawah digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan).

d. Leopold IV

serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah

memasuki pintu atas panggul.

Gambar 2.7: Palpasi Leopold 4


131

Teknik:

a) Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu

lurus

b) Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri

dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan

berada pada tepi atas simfisis

c) Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan

semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.

d) Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu

(konvergen) atau tidak bertemu (divergen)

e) Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada

bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan

memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi

bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi)

f) Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul

kemudian meletakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri

dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah

memasuki pintu atas panggul.

Hasil:

a) Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen)

berarti bagian terendah janin belum memasuki pintu atas

panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa

membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) mka bagian

terendah janin sudah memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)


132

b) Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih

meraba kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1

jari dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian),

dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP)

Metode perlimaan

Penurunan bagian terbawah dapat diukur dengan metode lima

jari,

1) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas

simpisis pubis

2) 4/5 jika sebagian ( 1/5 ) bagian terbawah janain telah

memasuki PAP

3) 3/5 jika sebagian ( 2/5 )bagian terbawah janin telah memasuki

rongga panggul

4) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih

berada di simpisis dan 3/5 bagian telah turun melewati bidang

tengah rongga panggul ( tidak dapat digerakan )

5) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian

terbawah janian yang berada di atas simpisis dan 4/5 bagian

telah turun ke dalam rongga panggul

6) 0/5 bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari

pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah

masuk ke dalam rongga panggul.


133

Tabel. 2.6.Perkiraan Tinggi Fundus yang diharapkan pada

berbagai Minggu Usia Gestasi

Minggu Perkiraan Tinggi Fundus yang diharapkan

Gestasi

12 Sejajar sympisis pubis

16 Diantara Sympisis pubis dan umbilicus

20 1- 2 jari di bawah umbilicus

24 1- 2 jari di atas sympisis

28- 30 3- 4 jari di atas umbilicus

32 3-4 jari di bawah prosessus xipoideus

36- 38 1 jari di bawah xipoideus

40 2- 3 jari di bawah prosessus xipoideus apabila

telah ada penurunan kepala

Tabel. 2.6.Perkiraan Tinggi Fundus yang diharapkan pada

berbagai Minggu Usia Gestasi


134

Tinggi Fundus
Usia
Menggunakan Penunjuk-
Kehamilan Dalam Cm
penunjuk Badan

Hanya teraba di atas simpisis


12 minggu -
pubis

Di tengah antara simpisis pubis


16 minggu -
dan umbilicus

20 minggu 20 cm ( 2 cm) Pada umbilicus

22-27 Usia kehamilan dalam


-
minggu minggu = cm ( 2 cm)

29-35 Usia kehamilan dalam


-
minggu minggu = cm ( 2 cm)

36 minggu 36 cm ( 2 cm) Pada prosesus sifoedeus

Tabel. 2.7. Menentukan Tumbuh Kembang Janin (Nilai Normal)

Taksiran berat badan janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson

Toshack.

Taksiran berat badan janin=(tinggi fundus uteri (dalam cm) N) x 155

Ket : N = 11 : Bila kepala masih berada dibawaah spina isciadika

N = 12 : Bila kepala berada di atas spina ischiadika

N = 13 : Bila kepala belum melewati pintu atas panggul

(Winkjoksastro, 2007).
135

Gambar 2.8 Gambaran Tinggi Fundus Uteri (TFU) Dikonversikan dengan

Usia Kehamilan (UK)

Keterangan:

a) Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di

atas simpisis

b) Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara

simpisis dan pusat

c) Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di

bawah pusat

d) Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di

pusat

e) Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas

pusat

f) Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di

pertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat

g) Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di

bawah Prosesus Xipoideus


136

h) Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di

pertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat. (Lakukan

konfirmasi dengan wawancara dengan pasien untuk membedakan

dengan usia kehamilan 32 minggu).

Auskultasi

Auskultasi denyut jantung janin ( DJJ ). Hitung DJJ selama 1 menit

( normal : 120- 160 kali permenit ). Adanya denyut jantung janin

merupakan tanda pasti hamil

6) Tangan dan kaki

a) memeriksa tangan dan kaki apakah terdapat oedema atau

tampak pucat pada ujung- ujung jarinya.

b) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya

varices

c) Memeriksa reflex patella untuk melihat apakah terjadi

gerakan hipo atau hiper.

7) Pemeriksaan pervaginam

Saat ini pemeriksaan pervaginam pada awal kehamilan tidak

selalu digunakan. Tetapi dengan pemeriksaan ini dapat

mendeteksi tanda kehamilan, dan melakukan palpasi kelenjar

bartholini untuk mengetahui pembekakan, massa, kriste atau

cairan, dan menayakan atau memeriksa apakah ada varices

pada vulva.

8) Pemeriksaan anus

Apakah ada hemoroid atau ketidak normalan lainnya.


137

9) Pemeriksaan panggul

Pemeriksaan panggul dapat dilakukan pada usia 36- 38 minggu

jika belum engaged. Pada saat tersebut, rongga panggul lebih

relaks dan pemeriksaan yang dilakukan menyebabkan sedikit

ketidaknyamanan. Pada ibu yang memiliki riwayat arbosi,

penting untuk menghindari pemeriksaan pervaginam pada awal

kehamilan.

10) Pemeriksaan laboraturium

Ibu hamil hendaknya periksa air kencing dan darahnya

sekurang- kurangnya 2 X selama kehamilan, sekali pada

permulaan dan sekali lagi pada akhir kehamilanya ( mochtar,

1998 )

a. Pemeriksaan urin

Pemeriksaan urin yang dilakukan secara rutin pada

kunjungan awal adalah untuk melihat adanya glukosuria

yang mungkin berhubungan dengan renal system atau

adanya diabetes mellitus,

Apabila pemeriksaan urin memiliki keto atau adanya

endapan maka adanya hipertensi.

b. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah yang dilakukan adalah pemeriksaan

hemoglobin untuk mendeteksi adanya anemia.


138

2.1.7 KEBUTUHAN IBU HAMIL

1. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada manusia

termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada

saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan

oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung.

Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatan perfusi uterus dan

oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena

asenden (hipotensi supine).

2. Nutrisi

Pada saat hamil hal yang penting diperhatikan bahwa nutrisi

merupakan perhatian utama. Ibu hamil harus makan makanan yang

mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan

dengan harga yang mahal. Aspek-aspek kebutuhan nutrisi seperti

jumlah kalori, protein, zat besi, asam folat, vitamin, serta minum

cukup cairan (menu seimbang)

Kalori dan zat makanan Kebutuhan ibu hamil

Kalori 2300

Protein 65 gram

Kalsium (ca) 1 gram

Zat besi (fe) 17 gram

Vitamin A 6000 IU

Vitamin D 600 IU

Tiamin 1 mg
139

Riboflavin 1,3 mg

Niasin 15 mg

Vitamin C 90 mg

2.8Table Kebutuhan makanan sehari-hari ibu hamil

Pemasukan makanan pada ibu hamil pada trimester 1 sering

mengalami penurunan karena menurunya nafsu makan dan sering

timbul mual atau muntah, tetapi makanan ini harus tetap di berikan

seperti biasa untuk mengatasi rasa mual atau muntah sebaiknya

porsi makanan ibu di berikan lebih sedikit dengan frekuensi

pemberian lebih sering.

Sedangkan pada trimester II nafsu makan ibu biasanya sudah

meningkat. Kebutuhan akan zat tenaga banyak di bandingkan

kebutuhan saat hamil muda, demikian juga zat pembangun dan zat

pengatur seperti lauk pauk, sayuran dan buah-buahan berwarna.

Untuk memenuhi kebutuhan zat tenaga, zat pembangun dan zat

pengatur di perlukan tambahan konsumsi makanan sehari-hari.

Pada kehamilan trimester III, janin mengalami pertumbuhan

dan perkembangan yang sangat pesat. Umunya nafsu makan ibu

sangat baik, dan sering merasa lapar. Pada masa ini hindari makan

berlebihan hingga berat badan tidak naik terlalu banyak. Bahan

makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti

yang manis-manis dan gorengan perlu di kurangi. Bahan makanan

sumber zat pembangunan dan pengatur perlu di berikan lebih banyak

di bandingkan pada kehamilan trimester II, karena selain untuk


140

pertu,buhan janin sangat pesat juga di perlukan untuk ibu dalam

persiapan persalinan (saifuddin, 2006).

Table Kebutuhan makan ibu hamil dalam sehari

Bahan Wanita dewasa Ibu hamil

makanan tidak hamil Trimester I Trimester II Trimester

III

Nasi 31/2 piring 31/2 piring 4 piring 3 piring

Ikan 11/2 potong 11/2 piring 2 potong 3 potong

Tempe 3 potong 3 potong 4potong 5 potong

Sayuran 11/2 potong 11/2mangkuk 3mangkuk 3mangkuk

Buah 2 potong 2 potong 2 potong 2 potong

Gula 5 sdm 5 sdm 5 sdm 5 sdm

Susu - 1 gelas 1 gelas 1 gelas

Air 4 gelas 6 gelas 6 gelas 6 gelas

2.9Table Kebutuhan makan ibu hamil dalam sehari

Nilai gizi dapat di tentukan dengan bertambahnya berat badan.

Sekitar 6,5-15 kg selama hamil. Berat badan yang bertambah terlalu

besar atau kurang perlu perhatian khusus. Karena kemungkinan

dapat terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh

lebih dari 1/2 kg/minggu.

3. Merokok

Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik pada saat

hamil maupun tidak hamil dan baik merokok secara katif maupun
141

pasif. Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu

banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah

mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu,

sebaiknya wanita hamil dilarang merokok.

4. Obat-obatan

Jangan memberikan obat yang tidak perku benar, terutama pada

trimesdter pertama dan kedua kehamilan. Ada obat yang

teratogenik sehingga dapat meenimbulkan kelainan teratogenig

pada janin, misalnya thalidomid, yang sekarang telah dicabut

dalam peredaran.

5. Kebersihan dan pakaian

Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan.

Mandi diperlukan untuk kebersihan atau hygiene terutama

perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah.

Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ringan. Mandi

berendam tidak dianjurkan. Baju hendaknya yang longgar dan mudah

dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit tinggi hendaknya

jangan dipakai, oleh karena itu tempat titik berat wanita hamil

berubah, sehingga mudah tergelincir dan terjatuh.

6. Koitus

Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang

sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu.

Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta kemungkinan abortus

menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus memang diperbolehkan


142

pada kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir

kehamilan, jika kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya

dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan

perdarahan.

7. Perawatan gigi

Pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan

muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawwatan

gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga tumbuh karies,

ginggivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan

dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis

oleh karena rongga mulut. Misalnya, pulpitis, yang telah menahun,

dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana.

Maka dari itu bila keadaan memungkinkan, tiap hamil harus

memeriksakan gignya secara teratur sewaktu hamil.

8. Imunisasi

Tiap wanita hamil yang akan berpergian keluar negri dan di dalam

negri dibolehkan mengambil bvaksinasi ulangan terhadap cacar,

colera dan tifus. Dahulu di indonesia pencacaran merupakan suatu

keharusan, maka untuk wanita hamil opencacaran merupakan

pencacaran ulang yang tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah,

maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilkukan untuk

melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melewati plasenta dan

dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat


143

dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada

wanita hamil yang baru pertama kali dicacar. Maka dari itu dianjurkan

untuk pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua

kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan

dilahirkan terhadap tetanus neonatorium dewas ini dianjurkan untuk

diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.

9. Perawatan Payudara

Perawatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi

makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah

dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai dengan besarnya

payudara, yang sifatnya harus menyokong payudara dari bawah,

bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage,

kolostrum dikeluarkan untuk mencegah putingg susu kering dan

mudah pecah, maka putting susu dab aerola payudara dirawat baik-

baik dengan cara dibersihkan menggunakan air sabun atau biocream

bila putingg sus masuk kedalam perbaiki dengan cara menarik-narik

keluar.

10. Posisi Meneran

Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin atau melahirkan

memilih posisi melahirkan yang diinginkan dan bukan berdasarkan

keinginkan bidanya sendiri. Dengan kebebasan untuk menentukan

posisi yang dipilihnya, ibu akan merasa aman.

Berdasarkan penelitian pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu :


144

1) Memberi banyak manfaat

2) Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan

3) Kala II persalinan dapat menjadi lebih sedikit

4) Lebih membantu dalam meneran

5) Nilai APGAR lebih baik.

Posisi untuk meneran :

1) Posisi berjongkok, berlutut, merangkak

2) Posisi jongkok/ setengah jongkok

3) Posisi merangkak

4) Posisi mereng ke samping

5) Posisi berdiri

11. Cara Mengedan

Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu

mulut rahim sudah membuka kira-kira 10 cm. Jika para calon ibu

mengedan sebelum pembukaan lengkap, bisa-bisa mulut rahim

pembengkakan dan bisa menghambat proses pembukaan dan

berujung pada lamanya proses persalinan. Juga agar ibu tidak tidak

kehabisan tenaga karena tidak kelelahan pada waktu tiba

sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik nafas panjang

untuk menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri

kontraksi.

12. Persiapan Persalianan

1) Siapa yang akan membantu pada waktu persalinan

2) Tempat melahirkan

3) Peralatan yang dibutuhkan ibu dan bayi


145

4) Sarana transportasi

5) Persiapan biaya

6) Pembuat keputusan dalam keluarga

2.1.8 TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Tanda bahaya dalam kehamilan (Argywiyanto, Buku KIA tahun 2008)

Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam

kehamilan lanjut, adalah :

a) Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada hamil muda dapat menyababkan keguguran.

Perdarahan ibu hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan

bayi dalam kandungan.

b) Bengkak di kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala kadang kala

disertai kejang.

Bengkak atau sakit kepala pada ibu hamil bisa membahayakan

keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan.

c) Demam tinggi.

Biasanya karena infeksi atau malaria. Demam tinggi bisa

membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan keguguran atau

kelahiran kurang bulan.

d) Keluar air ketuban sebelum waktunya

Merupakan tanda adanya gangguan kehamilan dan dapat

membahayakan bayi dalam kandungan.

e) Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergera

Keadaan ini merupaka tanda bahaya pada janin.


146

f) Ibu muntah terus dan tidak mau makan.

keadaan ini membahayakan kesehatan ibu.

1. Fisiologi/patologi

Fisiologi dan patologi (Wiknjosastro,2006,Hal.448-450)

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah

(hypervolemia) merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan

eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam tubuh. Tetapi

peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya

jauh lebih besar sehingga menberikan efek yaitu konsentrasi HB

berkurang dari 12 mg/10 ml.

Pengenceran darah (Hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi

dengan peningkatan volume plasma 30%-40% peningkatan sel darah

merah 18-30 % dan hemoglobin 19 % secara fisiologi hemodilusi untuk

mengurangi beban kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10

minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. bila

hemoglobin itu sebelum sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan

mengakibatkan anemia fisiologi dan Hb akan menjadi 9,5 sampai 10

gr%

1) Pengawasan penyakit infeksi

Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi

dampak gizi yang tidak diinginkan. Tindakan yang penting sekali

dilakukan selama penyakit berlangsung adalah keluarga penderita

tentang cara makan yang sehat selama dan sesudah sakit.


147

Pengawasan penyakit infeksi ini memerlukan upaya kesehatan

masyarakat, pencegahan seperti penyediaan air bersih, perbaikan

sanitasi dan kebersihan perorangan.

1.2 Persalinan

1.2.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar janin dan

placenta dari dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim.

Persalinan normal adalah persalinan dengan presentasi verteks, aterm,

selesai dalam tempo 4-24 jam, dan tidak melibatkan bantuan artifisial

maupun komplikasi (Forrer, 2001).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan

janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan

kejadian fisiologi yang normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).

Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal,

namun apabila tidak dikelolah dengan tepat dapat berubah menjadi

abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008).

Persalinan adalah fungsi seorang wanita, dengan fungsi ini

produksi konesepsi (janin, air ketuban, plasenta dan selaput ketuban)

dilepaskan dan dikeluarkan dari uterus melalui vagina kedunia luar

(Oxorn, 2003).

Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plesenta, dan

membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005).


148

1.2.2 Tujuan Asuhan Persalinan Normal

Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan

kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu

dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta

intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan

dapat terjaga pada tingkat optimal.

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan

hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan

bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan

intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas

pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).

Tujuan asuhan persalinan normal adalah tercapainya

kelangsungan hidup dan kesehatan yang tinggi bagi ibu serta bayinya,

melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap namun menggunakan

intervensi seminimal mungkin sehingga prinsip keamanan dan kualitas

layanan dapat terjaga pada tingkat yang seoptimal mungkin. pendekatan

seperti ini berarti bahwa: dalam asuhan persalinan normal harus ada

alasan yang kuat dan bukti manfaat apabila akan melakukan intervensi

terhadap jalannya proses persalinan yang fisiologis/alamiah.

1.2.3 Sebab-Sebab yang Menimbulkan Persalinan

Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui

benar yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara

lain faktor-faktor humoral, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh

tekanan pada syaraf dan nutrisi.


149

a. Teori penuruman hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi

penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron

bekerja sebagai penenang otot-otot polos yang menyebabkan

kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar

progesteron turun.

b. Teori plasenta menjadi tua : menyebabkan turunnya kadar estrogen

dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal

ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

c. Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan merenggang

menyebabkan iskhemia otot-otot rahim, sehingga menganggu

sirkulasi uteroplasenter.

d. Teori iritasi mekanik : dibelakang serviks terletak ganglion servikale,

bila ganglion ini digeser dan ditekan oleh kepala janin akan timbul

kontraksi uterus.

e. Induksi partus :dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria

yang dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang

pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin

drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus (Mochtar

M.ph, 1992).

1.2.4 Tanda-Tanda Mulainya Persalinan

Tanda-tanda mulainya persalinan adalah Lightening yaitu

terbenamnya kepala janin kedalam rongga panggul karena berkurangnya

tempat didalam uterus dan sedikit melebatnya simfisis. Sering buang air

kecil yang disebabkan oleh tekanan kepala janin pada kendung kemih.
150

Kontraksi Brakton-Hicks pada saat uterus yang teregang dan mudah

dirangsang yang dapat menimbulkan distenfensi dinding abdomen

sehingga dinding abdomen menjadi lebih tipis dan kulit menjadi lebih

peka terhadap rangsangan (Forrer, 2001).

Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling

atau dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas

panggul terutama pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar,

fundus uteri turun. Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil

karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan

sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah

diuterus. Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya

bertambah bisa bercampur darah (Mochtar M.ph, 1992).

Berikut ini akan dijelaskan mengenai tanda-tanda persalinan,

antara lain :

a. Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai sifat :

- Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan

- Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya maki

besar

- Mempunyai pengaruh terhadap perubahan servik

- Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah

- Pengeluaran lendir dan darah (blood show)

b. Perubahan serviks

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan :
151

- Pendataran dan pembukaan

- Pembukaan menyebabkan sumbatan lendir yang terdapat pada

kanalis servikalis lepas dan bercampur darah (bloody show) karena

kapiler pembuluh darah pecah.

c. Pengeluaran cairan

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang

pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan

persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

1.2.5 Mekanisme Persalinan

a. Turunnya kepala

Turunnya kepala dapat dibagi dalam :

1) Masuknya kepala dalam pintu atas panggulMasuknya kepala janin

kedalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada

bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru

terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala janin ke

dalam pintu ats panggul biasanya dengan sutura sagitalis

melintang dan dengan fleksi yang ringan.

2) Majunya kepalaPada primigravida majunya kepala terjadi setelah

kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai

pada kala II. Pada multipara sebaliknya, majunya kepala dan

masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Hal-

hal yang menyebabkan majunya kepala ialah : tekanan cairan

intrauterine, tekanan langsung oleh fundus pada bokong, kekuatan


152

mengejan pada ibu, melurusnya badan anak oleh perubahan

bentuk rahim.

b. Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-

ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari

bertambahnya fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil

melalui jalan lahir. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju

dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul,

cervix, dinding panggul, atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini

ialah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih

besar dari moment yang menimbulkan defleksi.

c. Putaran paksi dalam

Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian

terendah janin dari bagian depan memutar ke depan ke bawah

sympisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah

ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke

depan dan ke bawah sympisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu


153

dalam persalinan untuk kelahiran kepala karena putaran paksi dalam

merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan

bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah

panggul.

Putaran paksi dalam tidak terjadi sendiri, tetapi selalu bersamaan

dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke

bidang hodge III, kadang-kadang baru terjadi setelah kepala sampai ke

dasar panggul.

Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam ialah :

- Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian

terendah dari kepala.

- Bagian terendah dari kepala janin ini mencari tahanan yang paling

sedikit terdapat sebelah depa atas dimana terdapat hiatus genitalis

antara m. Levator ani kiri dan kanan.

- Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter

anteroposterior.

d. Ekstensi

Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar

panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini

disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul

mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan

ekstensi untuk melaluinya. Jika ekstensi tidak terjadi, kepala aka

tertekan pada perineum dan menembusnya. Pada kepala bekerja dua

kekuatan, yang satu mendesaknya ke bawah dan satunya disebabkan

tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas. Resultannya adalah


154

kekuatan ke arah depan atas. Setelah subocciput tertahan pada

pinggir bawah sympisis maka yang dapat maju karena kekuatan

tersebut di ats bagian yang berhadapan dengan subocciput, maka

lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar,

dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.

e. Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah

punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi

karena putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga

belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum. Gerakan yang

terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan

karena ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior

dari pintu bawah panggul.

f. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah sympisis dan

menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu

depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah

dengan paksi jalan lahir.

1.2.6 Kala Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu :

a. Kala I Persalinan

Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

Kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu :


155

Fase laten persalinan:

a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap.

b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

c) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

Fase aktif persalinan:

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap (kontraksi dianggap adekuat atau memadai jika terjadi

tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama

40 detik atau lebih).

b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau

10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam

(nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada

multipara.

c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah janin turun ke

dasar panggul, hodge menentukan bidang penurunan janin

sebagai berikut :

1) Hodge I : bidang yang sama dengan pintu atas panggul

2) Hodge II : bidang sejajar dengan Hodge I setinggi tepi

bawah simpisis

3) Hodge III : bidang sejajar dengan Hodge I setinggi spina

ischiadika

4) Hodge IV : bidang sejajar dengan Hodge I setinggi tulang

cocxigi
156

Di dalam fase aktif ini terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1) Akselerasi : Yang berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4

cm.

2) Dilatasi maksimal/kemajuan maksimal : Yang berlangsung

selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat dari pembukaan

4 cm menjadi 9 cm

3) Deselerasi : Yang berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam dari

pembukaan 9 sampai 10 cm atau lengkap.

b. Kala II Persalinan

Kala dua persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai

bayi lahir. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi.

Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada

multi.

Tanda dan gejala kala II persalinan, yaitu:

1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi
157

2) Ibu merasakan adanya peningkatan pada rektum dan/atau

vaginanya

3) Perineum menonjol

4) Vulva vagina dan sfingter ani membuka

5) Peningkatan pengeluaran lendir bercampur darah

Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi

objektif) yang hasilnya adalah :

1) Pembukaan serviks telah lengkap, atau

2) Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

c. Kala III Persalinan

Kala tiga persalinan dimulai setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta dan selaput ketuban, yang berlangsung tidak lebih dari 30

menit.

Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi

mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi.

Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat

perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil,

sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan

terlihat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah

lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam

vagina.

Tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu:

1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus; setelah bayi lahir dan

sebelum miometrum mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat

penuh (diskoid) dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat,


158

setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah,

uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan

fundus berada diatas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).

2) Tali pusat memanjang; tali pusat terlihat menjulur keluar melalui

vulva (tanda ahfeld).

3) Semburan darah mendadak dan singkat; darah yang terkumpul di

belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar

dan dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah

(retroplasental pooling) dalam ruang diantara dinding uterus dan

permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka

darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.

d. Kala IV Persalinan

Kala empat persalinan dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2

jam pertama postpartum.

1.2.7 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Ibu bersalin

a. Anamnesis bagi ibu yang sedang bersalin

Tujuan dari anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat

kesehatan dan kehamilan. Informasi ini digunakan dalam proses

membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan

mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai.

Tanyakan pada ibu :

1) Nama, umur dan alamat

2) Gravida dan para

3) Hari pertama haid terakhir


159

4) Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)

5) Alergi obat-obatan

6) Riwayat kehamilan sekarang :

(a) Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal ? Jika ya,

periksa kartu asuhan antenatalnya (jika mungkin).

(b) Pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilannya

(misalnya perdarahan, hipertensi, dll.)

(c) Kapan mulai kontraksi ?

(d) Apakah kontraksi teratur ? Seberapa sering terjadi kontraksi ?

(e) Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi ?

(f) Apakah selaput ketuban sudah pecah ? Jika ya, apa warna

cairan ketuban ? Apakah kental atau encer ? Kapan selaput

ketuban pecah ? (periksa perineum ibu dan lihat air ketuban di

pakaiannya)

(g) Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu ? Apakah

berupa bercak atau darah segar per vaginam ? (Periksa

perineum ibu dan lihat darah di pakaiannya)

(h) Kapankah ibu terakhir kali makan atau minum ?

(i) Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih ?

7) Riwayat kehamilan sebelumnya :

(a) Apakah ada masalah selama persalinan atau kelahiran

sebelumnya (bedah sesar, persalinan dengan ekstraksi vakum

atau forseps, induksi oksitosin, hipertensi yang diinduksi oleh

kehamilan, pre eklampsia / eklampsia, perdarahan pasca

persalinan) ?
160

(b) Berapa berat badan bayi paling besar yang pernah ibu lahirkan ?

(c) Apakah ibu mempunyai masalah dengan bayi-bayi sebelumnya ?

8) Riwayat medis lainnya (masalah pernapasann, hipertensi,

gangguan jantung, gangguan berkemih, dll.)

9) Masalah medis saat ini (sakit kepala, ganngguan penglihatan,

pusing atau nyeri epigastrium). Jika ada, periksa tekanan darahnya

dan jika mungkin periksa protein dalam urin ibu.

10) Pertanyaan tentang hal-hal lain yang belum jelas atau berbagai

bentuk kekhawatiran lainnya.

b. Pemeriksaan Fisik

Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kesehatan dan

kenyamanan fisik ibu dan bayinya. Informasi yang dikumpulkan dan

pemeriksaan fisik akan digunakan bersama dengan informasi dan hasil

anamnesis untuk proses membuat keputusan klinik untuk menentukan

diagnosis serta mengembangkan rencana asuhan atau perawatan

yang paling sesuai.

Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang apa yang akan dilakukan

selama pemeriksaan dan jelaskan pula aiasannya. Anjurkan mereka

untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga

mereka memahami kepentingan pemeriksaan.

Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan fisik :

1) Cuci tangan sebelum memulai pemeriksaan fisik.

2) Bersikaplah lemah lembut dan sopan, tenteramkan hati ibu dan

bantu ibu agar merasa nyaman. Jika ibu tegang atau gelisah,

anjurkan untuk menarik napas perlahan dan dalam.


161

3) Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya. (Jika perlu,

periksa jumlah urin, protein dan aseton dalam urin).

4) Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana hatinya, tingkat

kegelisahan atau nyeri, warna konjungtiva, kebersihan, status

nutrisi dan kecukupan air tubuh.

5) Nilai tanda-tanda vital ibu (tekanan darah, temperatur, nadi dan

pernapasan). Agar su paya bisa menilai tekanan darah dan nadi

ibu dengan akurat, lakukan pemeriksaan di antara dua kontraksi.

6) Lakukan pemeriksaan abdomen

7) Lakukan pemeriksaan dalam

Pemeriksaan abdomen

Pemeriksaan abdomen digunakan untuk :

1) Menentukan tinggi fundus

2) Memantau kontraksi uterus

3) Memantau denyut jantung janin

4) Menentukan presentasi

5) Menentukan penurunan bagian terbawah janin

Sebelum memulai pemeriksaan, pastikan bahwa ibu sudah

mengosongkan kandung kemihnya. Minta ibu berbaring, tempatkan

bantal di bawah kepala dan bahunya kemudian minta ibu untuk

menekukkan lututnya. Jika ibu gugup, bantu untuk santai dan tenang

dengan cara meminta ibu menarik napas dalam.

6) Menentukan tinggi fundus

Pastikan tidak terjadi kontraksi selama penilaian. Ukur tinggi fundus

dengan menggunakan pita pengukur. Mulai dan tepi atas simfisis


162

pubis, rentangkan hingga ke puncak fundus uteri mengikuti aksis

atau linea medialis pada abdomen (lihat Gambar 2 Pita pengukur

harus menempel pada kulit abdomen. Jarak antara tepi atas simfisis

pubis dan pun cak fundus uteri adalah tinggi fundus.

7) Memantau kontraksi uterus

Gunakan jarum detik yang ada pada jam dinding atau jam tangan

untuk mcmantau kon traksi uterus. Letakkan tangan (dengan hati-

hati) di atas uterus dan rasakan jum]ah kon traksi yang terjadi

dalam kurun waktu 10 menit. Tentukan durasi atau lama setiap

kontraksi berlangsung. Pada fase aktif, minimal terjadi dua kontraksi

dalam waktu 10 menit, lama kontraksi 40 detik atau lehih. Di antara

dua kontraksi. dinding uterus melunak kembali dan mengalami

relaksasi.

8) Memantau denyut jantung janin

Gunakan jarum detik yang ada pada jam dinding atau jam tangan

dan scbuah fetoskop Pinnards atau Doppler untuk memantau

denyut jantung janin (DJJ); Dengan fetoskop dengarkan denyut

jantung janin yang dihantarkan melalui dinding abdomen. Tentukan

titik tertentu pada dinding abdomen di mana DJJ terdengar paling

kuat.Nilai DJJ selama dan segera setelah kontraksi uterus. Mulailah

penilaian sebelum atau selama puncak kontraksi. Dengarkan DJJ

selama minimal 60 detik, dengarkan sampai sedikitnya 30 detik

setelah kontraksi berakhir. Lakukan penilaian DJJ tersebut pada

lebih dan satu kontraksi. Jika DJJ kurang dan 120 atau lebih dan

160, pertimbangkan adanya gangguan sirkulasi utero-plasenter


163

padajanin. Jika DJJ kurang dan 100 atau lebih dan 180 per menit,

baringkan ibu ke sisi kiri dan anjurkan ibu untuk santai. Lakukan

penilaian ulang denyut jantung 5 menit kemudian untuk menentukan

apakah DJJ tetap abnormal., Jika DJJ tidak mengalami perbaikan,

siapkan untuk segera dirujuk.

9) Menentukan presentasi

Untuk menentukan presentasi bayi (apakah presentasi kepala atau

bokong/sungsang) :

a) Berdiri di samping ibu, menghadap ke arah kepalanya (pastikan

lutut ihu ditekuk).

b) Dengan ibu jari dan jari tengah dan satu taugan (hati-hati tapi

mantap) pegang bagian bawah abdomen ibu, tepat di atas

simfisis pubis. Bagian terbawah janin atau presentasi dapat

diraba di antara ibu jari dan jari tengah.

c) Jika bagian terbawah janin belum masuk ke dalam rongga

panggul, bagian tersebut masih bisa digerakkan. Jika bagian

terbawah janin sudah masuk ke dalam panggul maka bagian

tersebut tidak dapat digerakkan lagi.

d) Untuk menentukan apakah presentasi adalah kepala atau

bokong, pertimbangkan bentuk, ukuran dan kepadatan bagian

tersebut. Jika bulat, keras dan mudah digerakkan

mungkin presentasi kepala, atau jika tidak beraturan, lebih besar,

tidak keras dan sulit digerakkan mungkin bokong. Sungsang

berarti terbalik dan ini diidentikkan dengan bokong sebagai

kebalikan dan kepala.


164

10) Menentukan penurunan janin

Akan lebih nyaman bagi ibu jika penurunan janin ditentukan melalui

pemeriksaan abdomen dibandingkan dengan pemeriksaan dalam.

Menilai penurunan melalui palpasi abdomen juga memberikan

informasi mengenai kemajuan persalinan dan membantu mencegah

pemeriksaan dalam yang tidak perlu.

Nilai penurunan kepala janin dengan hitungan per lima bagian

kepala janin yang bisa di palpasi di atas simfisis pubis (ditentukan

oleh jumlah jan yang bisa ditempatkan di bagian kepala di atas

simfisis pubis.

Kepala janin adalah:

a) 5/5 (lima per lima) jika keseluruhan kepala janin dapat diraba di

atas simfisis pubis.

b) 4/5 jika sebagian besar kepala janin berada di atas simfisis

pubis.

c) 3/5 jika hanya tiga dan lima jam bagian kepala janin teraba di

atas simfisis pubis.

d) 2/5 jika hanya dua dan lima jan bagian kepala janin berada di

atas simfisis pubis. Berarti hampir seluruh kepala telah turun ke

dalam saluran panggul (bulatnya kepala tidak dapat diraba dan

kepala janin tidak dapat digerakkan).

e) 1/5 jika hanya sebagian kecil kepala dapat diraba di atas simfisis

pubis.

f) 0/5 jika kepalajanin tidak teraba dan luar atau seluruhnya sudah

melalui simfisis pubis.


165

2.9 Penurunan Kepala Janin Menurut Perlimaan

Pemeriksaan dalam

Sebelum melakukan pemeriksaan dalam, tangan dicuci dengan sabun

dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan dengan handuk

kering dan bersih. Minta ibu untuk berkemih dan membasuh regio

genitalia dengan sabun dan air bersih (jika ibu belum melakukannya).

Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama

pemeriksaan. Tenteramkan dan anjurkan ibu untuk nicks. Pastikan

privasi ibu terjaga selama pemeriksaan dilakukan.

Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan dalam yaitu :

1) Tutupi badan ihu sebanyak mungkin dengan sarung atau selimut.

2) Minta ibu berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan paha

dibentangkan (mungkin akan membantu jika ibu menempelkan

kedua telapak kakiriya satu sama lain).


166

3) Menggunakan sarung tangan DTT atau steril pada saat melakukan

pemeriksaan.

4) Menggunakan kasa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke

air DTT atau larutan antiseptik. Membasuh labia secara hati-hati,

seka dan depan kebelakang untuk menghindarkan kontarninasi

feses (tinja).

5) Memeriksa genitalia eksterna, apakah terdapat luka atau massa

(termasuk kon dilornata), varikositas vulva atau rektum, atau luka

parut di perineum.

6) Nilai cairan vagina dan tentukan apakah terdapat bercak darah,

perdarahan pervaginam atau mekonium.

7) Jika ada perdarahan per vaginam, jangan lakukan pemeriksaan

dalam.

8) Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika

mekonium ditemukan, lihat apakah kental atau encer dan periksa

DJJ:

(a) Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ

secara seksama menurut petunjuk pada partograf. Jika ada

tanda-tanda akan terjadinya gawat janin, rujuk segera.

(b) Jika mekonium kental, nilai DJJ dan rujuk segera.

(c) Jika bau busuk, Ibu mungkin mengalami infeksi.

9) Dengan hati-hati pisahkan labia dengan jari manis dan ibu jari

tangan (gunakan sarung tangan pemeriksa). Masukkan jari telunjuk

dengan hati-hati, diikuti oleh jari tengah. Pada saat kedua jari

berada di dalam vagina, jangan mengeluarkannya sebelum


167

pemeriksaan selesai. Jika ketuban belum pecah, jangan lakukan

amniotomi (memecah kannya).Alasan: Amniotomi ineningkatkan

risiko infeksi pada ibu dan bayi, serta gawat janin.

11) Nilai vagina. Luka parut lama di vagina bisa memberikan indikasi

luka atau episiotomi sebelumnya, hal ini mungkin menjadi informasi

penting pada saat kelahiran bayi.

12) Nilai pembukaan dan penipisan serviks.

13) Pastikan tali pusat umbilikus dan/atau bagian-bagian kecil (tangan

atau kaki bayi) tidak teraba pada saat melakukan pemeriksaan per

vaginam. Jika teraba, ikuti langkah-Iangkah kedaruratan dan segera

rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang sesuai.

14) Nilai penurunan janin dan tentukan apakah kepala sudah masuk ke

dalam panggul. Bandingkan penurunan kepala dengan temuan-

temuan dan pemeriksaan abdomen Untuk menentukan kemajuan

persalinan.

15) Jika kepala dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitalis

untuk menilai penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang

tindihnya, dan apakah kepala janin Sesuai dengan diameter jalan

lahir.

16) Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jan pemeriksa

dengan hati-hati, celupkan sarung tangan ke dalam larutan

dekontaminasi, lepaskan sarung tangan secara terbalik dan rendam

dalam larutan dekontaminasi selama 10 menit.

17) Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk bersih

dan kering.
168

18) Bantu ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.

19) Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan pada ibu dan ke!uarganya.

1.2.8 Pimpinan Persalinan

a. Kala I

Kala 1 adalah kala pembukaan yang berlangsung mulai dari

pembukaan 0 sampai pembukaan lengkap pada permulaan His.

Dimana pada kala ini terjadi kontraksi uterus yang teratur dan

meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka

lengkap (10 cm). Pada kala 1 Ibu masih dapat berjalan-jalan kala

pembukaan ini berlangsung tidak begitu kuat.

a) Memberikan dukungan persalinan

Untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang

menegangkan yang mungkin akan terjadi pada Ibu pada saat

persalinan, sebaiknya petugas kesehatan mampu memberikan

dukungan kepada Ibu selama persalinan dan proses kelahiran

bayinya. Petugas kesehatan juga harus mampu memberikan

kenyamanan pada ibu, baik dari segi emosi, perasaan maupun fisik.

Asuhan sayang Ibu yang dapat diberikan oleh petugas kesehatan

kepada Ibu diantaranya:

- Memberikan dukungan emosional

Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain

untuk mendampingi Ibu selama persalinan dan proses kelahiran

bayi nya. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam

mendukung dan mengenali berbagai upaya yang mungkin


169

sangat membantu kenyamanan Ibu. Hargai keinginan Ibu untuk

menghadirkan teman atau saudara yang secara khusus diminta

untuk menemani nya.

- Membantu mengatur posisi Ibu

Apabila Ibu tersebut tampak kesakitan ,anjurkan Ibu untuk

mencoba melakukan perubahan posisi yang dapat membuat Ibu

merasa nyaman selama persalinan dan melahirkan bayi dimana

posisi tersebut juga sebaiknya merupakan posisi yang di

inginkan oleh Ibu. Dalam melakukan perubahan posisi, anjurkan

juga suami dan pendamping lain nya untuk membantu Ibu dalam

berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok,

berbaring miring, atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan,

berdiri atau jongkok dapat membantu turun nya kepala bayi dan

sering kali memperpendek waktu persalinan. Bantu Ibu untuk

sering berganti posisi selama persalinan. Beritahukan kepada Ibu

untuk tidak berbaring terlentang lebih dari 10 menit.

- Memberikan cairan dan nutrisi

Anjurkan Ibu untuk mendapatkan apapun (makanan ringan dan

minum air) selama persalinan dan proses kelahiran bayi.

Sebagian Ibu masih ingin makan selama fase laten persalinan,

tetapi setelah memasuki fase aktif, mereka hanya ingin

mengkonsumsi cairan saja. Anjurkan agar anggota keluarga

sesering mungkin menawarkan minum dan menawarkan

makanan ringan selama proses persalinan.

- Menggunakan kamar mandi secara teratur


170

Anjurkan Ibu untuk mengosongkan kandung kemih nya secara

rutin selama persalinan, Ibu harus berkemih sedikit nya setiap 2

jam, atau lebih sering jika Ibu merasa ingin berkemih atau jika

kandung kemih terasa penuh. Periksa kandung kemih sebelum

memeriksa denyut jantung janin (amati atau lakukan palpasi

tepat di atas simpisis pubis untuk mengetahui apakak kandung

kemih penuh). Anjurkan dan antarkan Ibu untuk berkemih di

kamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi,

berikan wadah urin.

- Pencegahan Inpeksi

Menjaga lingkungan tetap bersih merupakan hal penting dalam

mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi Ibu dan bayi

nya.Hal ini merupakan unsur penting dalam asuhan sayang

Ibu.Kepatuhan dalam menjalankan praktik-praktik pencegahan

infeksi yang baik juga akan melindungi penolong persalinan dan

keluarga Ibu dari infeksi.Ikuti prakti-praktik pencegahan infeksi

yang telah di tetapkan untuk mempersiapakan persalinan dan

proses kelahiran bayi. Anjurkan Ibu untuk mandi pada saat awal

persalinan dan pastikan Ibu memakai pakaian yang bersih. Cuci

tangan sesering mungkin, gunakan peralatan steril atau

desinfeksi tingkat tinggi dan gunakan sarung tangan saat

diperlukan. Anjurkan anggota keluarga untuk mencuci tangan

mereka sebelum dan setelah melakukan kontak dengan Ibu dan

bayi baru lahir.


171

Alasan: Pencegahan Infeksi sangat penting dalam menurunkan

kesakitan dan kematian Ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan

keterampilan untuk melaksanakan prosedur pencegahan infeksi

secara baik dan benar juga dapat melindungi penolong

persalinan terhadap resiko infeksi.

b) Pengurangan Rasa Sakit

Rasa sakit pada saat melahirkan sudah diketahui setiap orang,hal

ini menyebabkan rasa takut Ibu menghadapi waktu yang semakin

dekat untuk bersalin. Mengurangi rasa sakit/ memberikan

ketenangan disebut dengan Hypnobirting yang berguna untuk

meningkatkan ketenangan pikiran sehingg dapat menghadapi

persalinan dengan nyaman. Dengan kondisi yang tenang,

ketenangan pikiran juga di rasakan bayi dalam kandungan. Metode

Hynobirting bisa dilakukan di usia kehamilan berapa pun. Namun

umumnya dilakukan di usia kehamilan 7 bulan/2 minggu sebelum

proses persalinan. Hal ini bisa dilakukan 2 kali sehari/disaat pagi

maupun menjelang tidur malam, lamanya sekitar 10 sampai 15

menit.

c) Persiapan Persalinan

Persalinan Kala 1 mempunayai tenggang waktu panjang yang

memerlukan kesabaran pasien dan penolong.Mental penderita perlu

dipersiapkan agar tidak cepat putus asa dalam situasi menunggu

disertai sakit perut karena His yang makin lama makin bertambah

Kuat.
172

Tindakan yang perlu dilakukan adalah :

- Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi

Ruangan hangat yang bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik

dan terlindung dari tiupan angin. Sumber air bersih yang

mengalir untuk cuci tangan dan memandikan Ibuv sebelum dan

sesudah melahirkan. Air desinfeksi tinggkat tinggi ( air yang didih

kan dan di dingin kan )untuk membersihkan vulva dan perineum

sebelum di lakukan periksa dalam perineum Ibu setelah bayi

lahir.

Kecukupan air bersih, klorin, detergen, kain pembersih, kain pel

dan sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan, lantai,

perabotan, dekontaminasi dan proses peralatan. Kamar mandi

yang bersih untuk kebersihan pribadi Ibu dan penolong

persalinan. Pastikan bahwa kamar kecil dan kamar mandi telah

didekontaminasi dengan larutan klorin 0.5 %, dibersih kan

dengan detergen dan air sebelum persalinan di mulai dan

setelah bayi lahir. Tempat yang lapang untuk Ibu berjalan-jalan

dan menunggu saat persalinan, melahirkan bayi dan untuk

memberikan asuhan bagi Ibu dan bayi nya setelah persalinan.

Penerangan yang cukup, baik yang siang maupun malam hari.

Tempat tidur yang bersih untuk Ibu. Meja yang bersih atau

tempat untuk menaruh peralatan persalinan. Meja untuk tindakan

resusitasi bayi baru lahir.

- Persiapan perlengkapan ,bahan-bahan dan obat-obatan yang

diperlukan.
173

Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang

diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap

persalinan dan kelahiran bayi. Pada setiap persalinan dan

kelahiran. Periksa semua peralatan sebelum dan setelah

memberikan asuhan. Periksa semua obat-obatan dan bahan-

bahan sebelum dan setelah menolong Ibu bersalin dan

melahirkan bayinya. Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-

bahan sudah bersih dan siap pakai.

- Persiapan rujukan

Jika terjadi penyulit,keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas

yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu dan bayinya.

- Memberikan asuhan sayang

(a) Menyapa Ibu dengan ramah dan sopan,bersikap dan

bertindak tenang dan berikan dukungan penuh selama

persalinan dan kelahiran bayi

(b) Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh Ibu dan

anggota keluarga

(c) Anjurkan suami dan anggota keluarga Ibu untuk hadir dan

memberikan dukungannya

(d) Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses

persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan.

Siap dengan rencana rujukan.

Di dalam persiapan persalinan yang lebih penting adalah:


174

- Persiapan fisik: Ibu pada trimester III harus mempunyai fisik yang

baik seperti kebutuhan gizi Ibu harus seimbang dengan janin

tersebut.

- Persiapan mental: Ibu yang hamil akan mengalami perubahan

fisiologis untuk mengadakan penyesuaian diri dengan kehamilan.

- Persiapan materi yang cukup :Kita dapat memberikan materi

yang cukup kepada Ibu dengan cara : memberikan pengertian

kepada Ibu tentang persalinan, menunjukkan kesediaan untuk

menolong dengan hati yang ikhlas, mengajak Ibu berdua untuk

menyerah kan diri dan mohon bantuan Tuhan dengan

agamanya, memberikan gambaran yang jelas tentang jalannya

persalinan.

d) Pemenuhan kebutuhan fisik dan Psikologis

b. Kala II

Pada kala II dimulai, bila pembukaan serviks lengkap, umumnya pada

kala I atau permulaan kala II dengan kepala janin sudah masuk dalam

ruang panggul atau ketuban pecah sendiri. Kadang-kadang pada

permulaan kala II wanita ingin muntah atau muntah disertai timbulnya

rasa ingin mengedan kuat. His akan timbil lebih sering dan merupakan

tenaga pendorong janin.

Ada 2 cara mengedan :

1) Waniata hamil dalam posisi berbaring merangkul kedua pahanya

sampai batas siku. Kepala sedikit diangkat sehingga dagunya

mendekati dadanya dan ibu hamil dapat melihat perutnya.


175

2) Posisi badan seperti no 1, tetapi posisi badan miring kekiri dan

kekanan tergantung pada letak punggung anak, hanya satu kaki

dirangkul yakni kaki yang atas. Posisi ini baik dilakukan bila putaran

paksi dalam belum sempurna. Dokter atau penolong persalinan

berdiri pada posisi kanan ibu. Bila kepala janin telah sampai didasar

panggul, vulva mulai membuka, rambut kepala janin sudah mulai

tampak, perineum dan anus tampak mulai meregang, maka bila

tanda-tanda diatas mulai tampak maka kita dapat memimpin

persalinan. Dengan cara tangan menekan perineum dengan ujung-

ujung jari tangan kanan melalui kulit perineum dicoba menggait

dagu janin dan ditekan kearah simfisis dengan hati-hati. Dengan

demikkian kepala janin dilahirkan perlahan-lahan keluar. Setelah

kepala lahir diselidiki apakah ada lilitan tali pusat pada leher janin.

Bila terdapat hal demikian, lilitan dapat dapat dilonggarkan atau

dilepaskan dengan cara menjepit tali pusat 2 cunam kocher,

kemudian diantaranya dipoting dengan gunting yang tumpul

ujungnya. Setelah kepala lahir, kepala akan mengadakan putar

paksi luar kearah letak punggung janin. Setelah janin lahir bayi

sehat dan normal umunya. Segera menarik nafas dan menangis

keras. Kemudian bayi dilketakkan dengan kepala dibawah kira-kira

membentuk sudut 30 dengan bidang datar. Lendir pada jalan nafas

segera dibersihkan atau dihisap pada penghisap lendir. Tali pusat

digunting 5-10 cm dari umbilikus dan ujung tali pusat bagian bayi

didesinfeksi dan diikat dengan kuat. Ikatan dapat terlepas dan

pendarahan tali pusat masih dapat terjadi dan membahayakan bayi.


176

Kemudian diperhatikan kandung kencing ibu bila penuh. Dilakukan

pengosongan kandung kencing. Sedapat-dapatnya wanita

bersangkutan disuruh kencing sendiri. Kandung kemih yang penuh

dapat menimbulkan atonia uteri dan mengganggu pelepasan

plasenta, yang berarti menimbulkan perdarahan post partum.

KEBUTUHAN IBU PADA KALA II

1) Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan cara

mendampingi ibu agar merasa nyaman, menawarkan minum,

mengipasi dan memijat ibu

2) Menjaga kebersihan ibu

Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi. Jika ada

darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan.

3) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau

ketakutan ibu dengan cara: menjaga privasi ibu, menjelaskan

tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu,

menjelaskan tentang proses dan kemajuan persalinan, mengatur

posisi ibu dalam membimbing mengedan dapat dipilih posisi

berikut:
177
178
179

Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri,

mudah mengedan, kurangnya trauma vagina dan perineum dari

infeksi.

4) Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan berkemih

sesesring mungkin.

5) Memberikan cukup minum dan memberi tenaga serta mencegah

dehidrasi

6) Memimpin mengedan

Ibu dipimpin mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk

mengambil nafas. Mengedan tanpa diselingi bernafas,

kemungkinan menyebabkan denyut jantung tidak normal dan nilai

APGAR rendah.

7) Ibu diminta bernafas sebagai kontraksi ketika kepala akan lahir. Hal

ini menjaga agar perineum meregang pelan dan mengontrol

lahirnya kepala serta mencegah robekan.

MELAHIRKAN KEPALA

Setelah ada melihat puncak kepala tahan perineum dengan tangan

kanan anda dibawah tangan kiri anda pada kepala bayi. Biarkan

secara bertahap keluar dibawah tangan kiri anda dengan tangan

kanan yang cukup kuat namun tidak menghalanginya.


180

Alasan:

Tindakan ini akan mengurangi robekan perineum akibat proses

defleksi kepala janin yang tepat. Letakkan ibu jari dan jari telunjuk

serta jari tengah kanan anda dilipatkan sengkangan pada sisi

perineum. Awasi setelah seluruh kepala lahir, usap muka bayi

menggunakan kain bersih. Apabila cairan ketuban mengandung

mekonium, hisap cairan dari mulut dan hidung dengan menggunakan

penghisap lendir setelah kepala lahir sebelum melahirkan bahu.

PERIKSA TALI PUSAT PADA LEHER

Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan

bernapas cepat. Raba leher bayi, apakah ada lilitan tali pusat. Jika ada

lilitan longgarkan dan lepaskan melewati kepala bayi. Jika lilitan tali

pusat sangat erat maka jepit tali pusat dengan klem pada 2 tempat

dengan jarak 3 cm kemudian potong tali pusat diantara klem tersebut.


181

MEMBANTU KELAHIRAN BAHU

Setelah kepala janin keluar selanjutnya kita melahirkan bahu janin

bagian depan dengan cara kedua telapak tangan pada samping kiri

dan kanan kepala janin. Kepala janin ditarik perlahan-lahan kearah

anus sehingga bahu depan lahir. Tidak dibenarkan penarikan yang

terlalu keras dan kasar oleh karena dapat menimbulkan robekan pada

muskulus sternokledomastoideus, kemudian kepala janin diangkat

kearah simfisis untuk melahirkan bahu depan.


182

MELAHIRKAN SELURUH TUBUH BAYI

1) Saat bahu posterior lahir gesertangan bawah atau posterior kearah

perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan

tersebut.

2) Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan

tangan posterior saat melewati perineum.

3) Tangan bawah atau posterior menopang samping lateral tubuh

bayi saat lahir.

4) Secara simultan, tangan atas atau anterior untuk menelusuri dab

memegang bahu, siku dan lengan bagian anterior.

5) Lanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi kebagian

punggung janin, bokong dan kaki.

6) Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan diantara kedua

kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari

tangan lainnya.

7) Letakkan bayi diatas kain atau handuk ynag telah disiapkan pada

perut bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rendah dari

tubuhnya.

8) Segera keringkan sambil melakukan rangsanagan pada tubuh bayi

dengan kain atau selimut diatas perut ibu. Pastikan bahwa kepala

bayi tertutup dengan baik.


183

MEMOTONG TALI PUSAT

Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi

kecuali tali pusat. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm

dari umbilikus bayi. Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan

dari klem pertama. Memegang tali pusat di antara 2 klem

menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari tangan kiri,

memotong tali pusat di antara 2 klem.


184

Tabel Tindakan Selama Kala II

No. Tindakan
I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA II
1. Mengamati tanda dan gejala kala dua :

- Ibu mempunyai keinginan untuk meneran

- Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum

dan atau vagina

- Perineum menonjol

- Vulva,vagina, dan spingter ani membuka

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN

2. Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi

ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi tempat datar, rata, bersih,

kering dan hangat, 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat

penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas

tubuh bayi.
185

- Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi serta

ganjal bahu bayi.

- Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai

di dalam partus set.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih

4. Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang dipakai, mencuci

kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang kering dan

bersih.

5. Memakai sarung tangan DTT atau steril untuk pemeriksaan dalam.

6. Menghisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik dengan memakai

sarung tangan DTT atau steril dan meletakan kembali ke wadah

partus set tanpa mengkontaminasi tabung suntik.

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN

BAYI

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang

sudah di basahi air DTT.

- Jika mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh

kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara

menyeka dari depan ke belakang.

- Buang kapas yang kotor dalam wadah yang benar.

- Ganti sarung tangan jika terkontaminasi

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, lakukan pemeriksaan dalam

untuk memastikan pembukaan serviks sudah lengkap


186

- Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan

sudah lengkap, lakukan amniotomi.

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta

merendamnya selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung

tangan dilepaskan.

10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa

DJJ dalam batas normal (120-160 kali permenit)

- Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

- Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua

hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya dalam asuhan pada

partograf

IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU

PROSES PIMPINAN MENERAN

11. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

- Tunggu hingga ibu mempunyai keinginan meneran, melanjutkan

pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai

dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan

temuan-temuan

- Jelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat

mendukung dan memberi semangat pada saat ibu mulai

meneran

12. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran

(pada saat adanya his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
187

pastikan dia merasa nyaman).

13. Laksanakan pimpinan meneran disaat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran.

- Bimbing ibu untuk meneran secara benar dan efektif

- Dukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran

- Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai

pilihannya (tidak meminta ibu untuk berbaring terlentang)

- Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi

- Anjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat

pada ibu

- Berikan cukup asupan cairan peroral

- Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai

- Segera rujuk jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum

akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran

untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara

14. Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam

60 menit.

V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

meletakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

16. Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.

17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat

dan bahan.

18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.


188

VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI

Lahirnya kepala.

19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakan tangan

yang lain di kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan

membantu lahirnya kepala, menganjurkan ibu untuk meneran

perlahan-lahan saat kepala lahir.

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika

terjadi lilitan tali pusat.

a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat

bagian atas kepala bayi.

b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua

tempat dan potong diantara kedua klem tersebut.

21. menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran peksi luar secara

spontan.

Lahirnya Bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tepatkan ke dua

tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk

meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut menariknya

kearah bawah dan kearah luar sehingga bahu anterior muncul di

bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah

atas dan kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.

Lahirnya badan dan tungkai

23. Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala

bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan


189

bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan

kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan

tangan bagian bawah saat menyangga tubuh bayi saat

dilahirkan.Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk

mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di

atas ( anterior ) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangga

saat punggung dan kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi dan

dengan hati hati membantu kelahiran kaki.

VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

25. Lakukan penilaian (selintas) :

a. Apakah bayi menangis kuat dan / bernafas tanpa kesulitan

b. Apakah bayi bergerak dengan aktif

Jika bayi tidak menangis, tidak bernafasatau mengap-mengap

lakukan resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfeksia bayi

baru lahir).

26. Keringkan tubuh bayi

Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya

kecuali tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah

dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.

27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam

kedua.

28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
190

di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya

terlebih dahulu.

30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-

kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai

dari klem dari arah bayi dan memasang klem ke dua 2 cm dari klem

pertama ke arah ibu.

31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat

a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit

(lindungi perut bayi), dan lakukan penguntungan tali pusat diantara

dua klem tersebut.

b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya

dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

c. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah

disediakan.

32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.

Letakkan bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga

bayi menempel di dada/perut ibu. Usahan kepala bayi berada

diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting

payudara ibu.

33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala

bayi.

VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III

34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.

35. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas
191

tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi

kontraksi dan menstabilkan uterus, memegang tali pusat dan klem

dengan tangan yang lain.

36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (

dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).

Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan

tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi

prosedur diatas.

- Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau

anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

Mengeluarkan Plasenta

37. Lakukan penegangnan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat

dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti

poros jalan lahir, (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.

b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali

pusat:

1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM

2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.

3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

4. Ulangi penegangna tali pusat 15 menit berikutnya.

5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau
192

bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual.

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

menggunakan ke dua tangan. Memegang plasenta dan dengan hati-

hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan

lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

- Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan DTT atau

steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.

Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forceps DTT atau

steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

Rangsangan Taktil (Masase) Uterus

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan

Masase uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan melakukan

masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi ( Fundus menjadi keras).

- Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi

setelah 15 detik masase.

XI. MENILAI PERDARAHAN

40. Periksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan

pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plesenta

kedalam kantung plastik atau tempat khusus.

41. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera

menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera

lakukan penjahitan.

X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN


193

42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

Mengevaluasi perdarahan pervaginam.

43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling

sedikit 1 jam.

a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui

dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya

berlangsung sekitar 10-15 menit bayi cukup menyusu dari satu

payudara.

b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi

sudah berhasil menyusui.

44. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam :

- 2 - 3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan

- Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan

- Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska persalinan

- Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan

yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri.

45. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan memeriksa

kontraksi uterus.

46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

47. Periksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15

menit selama 1 jam pertama paska persalinan dan setiap 30 menit

selama jam kedua pasca persalinan

a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam

pertama paska persalinan


194

b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak

normal.

48. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan

bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu

tubuh normal (36,5-37,50C).

Kebersihan Dan keamanan

49. Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

didekontaminasi.

50. Membuang bahan bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

51. Bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.

Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu untuk

memakai pakaian yang bersih dan kering.

52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5% .

53. Setelah 1 jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri

antibiotika salep mata pencegahan, dan vit K 1 mg IM di paha kiri

anterolateral.

54. Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi hepatitis B

di paha kanan anterolateral.

55. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI, anjurkan

keluarga untuk memberi ibu minum dan makan yang diinginkannya.

56. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%

membalikkan bagian sarung tangan dalam ke luar dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.


195

57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi

58. Melengkapi patograf

(APN,2012)

c. Kala III

Kala III dimulai saat proses pengeluaran bayi selesai dan berakhir

dengan lahirnya plasenta, proses ini dikenal sebagai kala persalinan

plasenta. Kala III persalinan berlangsung selama atau rata-rata antara

5-10 menit, akan tetapi tapsiran normal kala III sampai 30 menit, resiko

pendarahan meningkat apabila kala III lebih lama dari 30 menit

terutama antara 30 dan 60 menit (Varney H,2007).

Kala III persalinan terdiri atas 2 fase yaitu :

1) Fase pelepasan plasenta

2) Fase pengeluaran plasenta

Pelepasan dan pengeluaran terjadi karena kontraksi, mulai terjadi lagi

setelah berhenti singkat setelah kelahiran bayi. Kontraksi kurang lebih

setiap 2-2,5 menit selama kala III persalinan. Setelah bayi lahir

kontraksi berikutnya tidak terjadi selama 3 5 menit. Kontraksi

mungkin berlanjut setiap 4-5 menit, sampai plasenta telah lepas keluar,

setelah itu uterus kosong dan berkontraksi dengan sendirinya dan

tetap berkontraksi jika tonus otot baik. Apabila tonus tidak baik seorang

wanita akan mengalami peningkatan lochia dan kontraksi uterus

berulang sewaktu uterus relaksasi. Hal ini menyebabkan nyeri setelah

melahirkan (Varney H,2007).


196

Untuk mengetahui apakah plasenta telah lepas dari tempatnya

implantasi dipakai beberapa perasat :

Perasat Kustner :

Tangan kanan mereganngkan atau menarik sedikit tali pusat,

tangan kiri menekan daerah atas simfisis bila tali pusat ini masuk

kembali kedalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding

uterus, bila tetap atau masuk kembali kedalam vagina berarti

plasenta sudah lepas dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya

dilakukan hati-hati, apabila hanya sebagian plasenta terlepas

pendarahan akan banyak terjadi.

Perasat Strassmann

Tangan kanan meregangkan atau tarik sedikt tali pusat,tangan kiri

mengetuk-ngetuk fundus uteri, bila terasa getaran pada tali pusat

yang diregangkan ini berarti plasenta lepas dari dinding uterus, bila

tidak terasa getaran berarti plasenta tidak lepas dari dinding uterus.

Perasat Klien

Wanita tersebut disuruh mengedan, tali pusat tampak turun

kebawah, bila pengedarannya dihentikan dan tali pusat masuk

kembali kedalam vagina berarti plasenta belum lepas dari dinding

uterus.

Perasat Crede

Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar supaya

plasenta lepas dari dinding uterus, hanya dipergunakan bila

terpaksa. Misalnya pendarahan. Perasat ini dapat mengakibatkan

pendarahan post partum. (Wiknjosastro H,2007 )


197

Jika anda tidak yakin apakah plasenta telah lepas anda dapat

mengecek denngan menggunakan modivikasi

Perasat Brande Andreus :

Pegang tali pusat dan tegang pada introitus vagina dengan satu

tangan dan gunakan klem untuk mengangkat, bawa ujung jari anda

pada abdomen, dengan jari dekat satu sama lain lurus kebawah

abdomen bawah tepat diatas simfisis pubis terlihat apa yang terjadi

pada tali pusat, jika tali pusat mundur kedalam vagina plasenta

belum lepas. Jika tali pusat terasa longgar dan panjangnya tetap

sama atau memanjang melewati posisinya di introitus vagina berarti

plasenta sudah lepas (Varney H,2007).

Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atua semua

hal dibawah ini :

Perubahan bentuk dan tinggi fundus,setelah bayi lahir dan

sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat,

penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus

berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk

segitiga atau seperti buah alvukat dan fundus berada diatas

pusat.

Tali pusat memanjang, tali pusat terlihat menjulur keluar melalui

vulva.

Semburan darah mendadak dan singkat.

(Azwar A,2007)
198

d. Kala IV

Kala IV adalah 0 menit sampai 2 jam setelah persalinan plasenta

berlangsung. Ini merupakan masa kritis bagi ibu, karena kebanyakan

wanita melahirkan kehabisan darah atau mengalami suatu keadaan

yang menyebabkan kematian pada kala IV ini. Bidan harus terus

memantau keadaan ibu sampai masa kritis ibu telah terlewati.

Penanganan

- Periksa apakah ada laserasi akibat persalinan atau tidak. Jika ada

maka segera lakukan penjahitan sesuai dengan derajat laserasi.

- Periksa fundus setiap 15 menit pada satu jam pertama, dan setiap

20-30 menit pada satu jam kedua. Jika tidak ada kontraksi lakukan

massase uterus, namun jika ada selalu pantau kontraksi uterus,

karena hal ini akan menyebabkan pembuluh darah terjepit dan

perdarahan akibat persalinan akan perlahan-lahan terhenti.

- Pemeriksaan tekanan darah, nadi dan kantong kemih setiap 15

menit jam pertama dan 30 menit pada satu jam kedua.

- Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi.

- Tawarkan ibu untuk makan minum yang disukai.

- Bersihkan perineum ibu, ganti pakaian ibu dengan pakaian bersih,

dan kenakan gurita ibu.

- Inisiasi dini harus tetap dilakukan agar bayi mendapat kolostrum ibu

dan membantu uterus berkontraksi.

- Evaluasi dan Penatalaksanaan Uterus


199

Setelah lahirnya placenta :

1) Lakukan rangsangan taktil (pemijatan) uterus untuk merangsang

uterus berkontraksi

2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan anda secara

melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar

dengan pusat atau lebih bawah. Misalnya,jika 2 jari bisa diletakkan

dibawah pusat dan di atas fundus uteri maka disebut 2 jari di

bawah pusat .

3) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

4) Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah dari

laserasi atau episiotomi).

5) Periksa kondisi ibu secara umum

6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala empat

persalinan di halaman belakang partograf segera setelah asuhan

diberikan atau setelah penilaian dilakukan.

Jadi tindakan pertama bidan setelah kelahiran plasenta adalah

mengevaluasi konsistensi uterus dan melakukan massase uterus

sesuai kebutuhan untuk memperkuat kontraksi. Pada saat yang

sama,derajat penurunan servik atau uterus ke dalam vagina dapat

dikaji. Kebanyakan uterus yang sehat dapat berkontraksi dengan

sendirinya. Apabila bidan menetapkan bahwa uterus relaksasi atau

atonik,penyebab nya harus dikaji dan penatalaksanaan untuk

sepenuhnya membantu kontraksi uterus segera dimulai. Kegagalan

mengatasi masalah atonik dapat mengakibatkan perdarahan pasca

partus.
200

Faktor-faktor yang dipertimbangkan sebagai berikut :

1) Konsistensi uterus ; uterus harus berkontraksi efektif,teraba padat

dan keras.

2) Potensial untuk relaksasi uterus ,termasuk hal-hal berikut :

- Riwayat atonia uterus pada kehamilan sebelumnya

- Status ibu sebagai grand multipara

- Distensi berlebihan pada uterus, misalnya pada kehamilan

kembar, polihidramnion dan makrosemia

- Induksi atau augmentasi persalinan

- Persalinan presipitatus

- Persalinan memanjang

3) Kelengkapan placenta dan membrane pada saat inspeksi.

4) Status kandung kemih.

5) Ketersediaan orang kedua untuk membantu konsistensi uterus dan

aliran lochea.

6) Kemampuan pasangan ibu dan bayi untuk pemberian ASI.

Inspeksi dan Evaluasi Serviks, Vagina dan perineum.

Indikasi untuk pemeriksaan tersebut mencakup kondisi berikut :

1) Aliran menetap atau sedikit aliran perdarahan pervaginam berwarna

merah terang,dari bagian atas tiap laserasi yang diamati,setelah

kontraksi uterus dipastikan.

2) Persalinan cepat atau precipitatus.

3) Manipulasi serviks selama persalinan.

4) Dorongan maternal (mengedan) sebelum dilatasi servik lengkap.

5) Kelahiran pervaginam
201

Memperkirakan kehilangan darah

Sangat sulit untuk memperkirakan kehilangan darah secara tepat

karena darah seringkali bercampur dengan cairan ketuban atau urin

dan mungkin terserap di handuk,kain atau sarung. Tidak mungkin

menilai kehilangan darah secara akurat dengan menghitung sarung

karena ukuran sarung bermacam-macam dan mungkin diganti jika

terkena sedikit darah atau pada saat benar-benar basah oleh darah.

Meletakkan wadah atau pispot di bawah bokong ibu untuk

mengumpulkaan darah bukanlah cara yang efektif untuk mengukur

kehilangan darah dan bukan merupakan cerminan asuhan sayang ibu;

berbaring di atas wadah atau pispot sangat tidak nyaman dan

menyulitkan ibu untuk memegang dan menyusui bayinya.

Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan cara melihat

darah tersebut dan memperkirakan berapa banyak botol berukuran

500 ml yang bisa dipenuhi arah tersebut. Jika darah bisa mengisi dua

botol, ibu telah kehilangan satu liter darah. Jika darah bisa mengisi

setengah botol, ibu kehilangan 250 ml darah. Memperkirakan

kehilangan darah hanyalah salah satu cara untuk menilai kondisi ibu.

Memeriksa perineum untuk perdarahan aktif

Evaluasi laserasi dan perdarahan aktif pada perineum dan vagina.

Nilai perluasan laserasi perineum. Laserasi diklasifikasikan

berdasarkan luasnya robekan.

1) Derajat satu

- mukosa vagina

- fourchette posterior
202

- kulit perineum

Penjahitan tidak diperlukan jika tidak ada perdarahan dan jika luka

teraposisi secara ilmiah.

2) Derajat dua

- mukosa vagina

- fourchette posterior

- kulit perineum

- otot perineum

Jahit dengan menggunakan tekhnik-tekhnik tertentu

3) Derajat tiga

- mukosa vagina

- fourchette posterior

- kulit perineum

- otot perineum

- otot spingter ani eksternal

segera lakukan rujukan

4) Derajat empat

- mukosa vagina

- fourchette posterior

- kulit perineum

- otot perineum

- otot sfingter ani eksternal

- dinding rectum anterior

segera lakukan rujukan


203

Pencegahan infeksi

Setelah persalinan, dekontaminasi alas plastic, tempat tidur dan

matras dengan larutan clorin 0,5% kemudian bilas dengan deterjen

dan air bersih. Jika sudah bersih keringkan dengan kain bersih supaya

ibu tidak berbaring di atas matras yang basah. Dekontaminasi linen

yang digunakan selam persalinan dalam larutan clorin 0,5% dan

kemudian cuci segera dengan air dan deterjen.

Pemantauan Keadaan Umum

Selama dua jam pertama pasca persalinan :

- Pantau tekanan darah,nadi,tinggi fundus,kandung kemih dan

perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama

dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua kala empat. Jika ada

temuan yang tidak normal, lakukan observasi dan penilaian lebih

sering.

- Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras setiap 15

menit dalam satu jam pertama dan setia 30 menit dalam jam kedua

kala empat. Jika ada penemuan yang abnormal, tingkatkan

frekuensi observasi dan penilaian.

- Pantau temperature tubuh ibu satu kali setiap jam selama dua jam

pertama pasca persalinan. Jika temperature meningkat pantau lebih

sering.

- Nilai perdarahan. Periksa perineum an vagina setiap 15 menit

dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua pada

kala empat.
204

- Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan

perdarahan uterus,juga bagaimana melakukan pemijatan

(rangsangan taktil) jika uterus menjadi lembek.

- Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan Bantu

ibu untuk mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering,atur

posisi ibu agar nyaman. Jaga agar kepala dan tubuh bayi terselimuti

dengan baik,berikan bayi kepada ibu dan anjurkan untuk dipeluk

dan diberi ASI.

Jangan anjurkan penggunaan kain pembebat perut selama dua jam

pertama pascapersalinan atau hingga ibu sudah stabil. Kain pembebat

perut menyulitkan penolong untuk menilai kondisi uterus ibu secara

memadai.

Jika kandung kemih penuh, Bantu ibu untuk mengosongkan kandung

kemihnya dan anjurkan untuk mengosongkan kandung kemihnya

setiap kali diperlukan. Ingatkan ibu bahwa keinginan untuk berkemih

mungkin berbeda setelah ia melahirkan bayinya. Jika ibu tidak dapat

berkemih, Bantu ibu dengan cara menyiramkan air bersih dan hangat

ke perineumnya. Berikan privasi atau masukkan jari-jari ibu ke dalam

air hangat untuk merangsang keinginan berkemih secara spontan. Jika

setelah tindakan-tindakan ini ibu tetap tidak dapat berkemih secara

spontan,mungkin diperlukan tindakan kateterisasi. Jika kandung kemih

penuh atau dapat dipalpasi,gunakan tehnik aseptic pada saat

memasukkan kateter nelaton disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk

mengosongkan kandung kemih. Setelah mengosongkan kandung


205

kemih, lakukan pemijatan untuk merangsang uterus berkontraksi

dengan baik.

Sebelum meninggalkan ibu, pastikan bahwa ibu bisa berkemih sendiri

dan ibu serta keluarganya mengetahui bagaimana cara menilai tonus

dan perdarahan uterus. Ajarkan pada mereka bagaimana mencari

pertolongan jika ada tanda-tanda bahaya seperti :

- Demam

- Perdarahan aktif

- Bekuan darah yang banyak

- Bau busuk dari vagina

- Pusing

- Lemas luar biasa

- Nyeri perut atau abdomen yang lebih dari keram uterus biasa

2.3 NIFAS

2.3.1 Definisi

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah

plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali ke

keadaan sebelum hamil. masa nifas berlangsung selama kira-kira 2-6

minggu.(Sarwono, 2002:122).

Masa nifas adalah masa pulihnya kembali ke dalam keadaan

sebelum hamil dan masa nifas berlangsung selama kira-kira 2-6

minggu.(Maternal dan Neonatal, 2002).


206

Masa nifas adalah masa pulihnya kembali mulai dari persalinan,

sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8

minggu (Mochtar, 1990).

Masa nifas adalah masa dimulainya dari lahirnya plasenta sampai

mencakup 6 minggu berikutnya. (Pusdiknakes, 2001).

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah partus selesai serta

lahirnya plasenta dan berakhir sampai alat-alat kandungan kembali

kekeadaan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira 2- 6

minggu.

2.3.2 Tujuan Asuhan Kebidanan

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada

bayinya dan perawatan bayi sehat

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana

2.3.3 Masa Nifas Dibagi dalam 3 Periode

1) Puerperium Dini

Yaitu dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam

agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
207

2) Puerperium Inter Medial

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8

minggu.

3) Remote Puerperium

Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,

bulanan atau tahunan (Mochtar, 1998 : 115)

2.3.4 Perubahan-Perubahan Fisik Pada Masa Nifas

1) Involusi Corpus Uteri

Segera setelah placenta lahir, fundus korpus uteri berkontraksi,

letaknya kira-kira pusat dan symfisis atau sedikit lebih

tinggi. Umumnya organ ini mencapai ukuran tidak hamil seperti semula

dalam waktu ukuran sekitar 6-8 minggu. Proses involusio uterus

meliputi 3 aktivitas, yaitu :

a. Kontraksi uterus

b. Autolysis sel-sel myometrium

c. Regenerasi epithelium

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat dan 500 gram


symfisis

2 minggu Tidak teraba di atas symfisis 350 gram


208

6 minggu Bertambah Kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 ram

2.10 Tabel TFU dan Berat Uterus Menurut Masa Involusio

2) Bekas Implantasi Uri

Tempat placenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum

uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm.

Pada minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya pulih.

3) Lochea

Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam

masa nifas. Ada beberaa macam lochea antara lain :

a. Lochea rubra (cruenta)

Berwarna merah segar, berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium,

selama 2 hari pasca persalinan.

b. Lochea sanguinolenta

Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir.Terjadi pada hari

ke 3-7 pasca persalinan.

c. Lochea serosa

Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7-

14 pasca persalinan.

d. Lochea alba

Berupa cairan berwarna putih, berisi leukosit dan mukosa servik

terjadi setelah 2 minggu pasca persalinan.


209

e. Lochea purulenta

Terjadi dikarenakan adanya infeksi, keluar cairan seperti nanah

dan berbau busuk.

f. Lochiostasis

Yaitu lochea yang keluarnya tidak lancar.

4) Perubahan Servik dan Segmen Bawah Rahim

Segera setelah placenta lahir, servik dan segmen bawah rahim

menjadi struktur yang tipis, kolaps dan kendur. Mulut servik mengecil

perlahan-lahan sebelum beberapa hari mulut serviks mudah dimasuki

oleh 2 jari, tetapi pada akhir minggu pertam telah menjadi sedemikian

sempitnya sehingga jari sulit untuk masuk, sewaktu servik menyempit,

servik menebal dan salurannya terbentuk kembali, tetapi masih ada

tanda-tanda servik parut.

Setelah kelahiran, miometrium segmen bawah rahim yang sangat

menipis berkontraksi dan beretraksi tetapi tidak sekuat pada korpus

uteri. Dalam perjalanan beberapa minggu segmen bawah rahim

diubah dari struktur yang jelas dan cukup besar untuk memuat

kebanyakan kepala janin cukup bulan menjadi isthmus yang hampir

tidak dapat dilihat.

5) Perubahan Vagina dan Pintu Keluar Vagina

Pada perlukaan jalan lahir akan sembuh dalam 6-7 hari, bila tidak

disertai infeksi dan faktor gizi juga sangat berpengaruh dalam

penyembuhan luka jalan lahir tersebut, karena dengan gizi yang cukup

akan mempercepat pertumbuhan sel-sel tubuh yang rusak.


210

Vagina dan pintu keluar vagina pada bagian pertama masa nifas

membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara

perlahan-lahan mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran semula.

Rugae terlihat kembali pada minggu ke 3 dan terdapatcarunculae

mirtiformis yang khas pada wanita yang pernah melahirkan.

6) Rasa Sakit

Yang disebut juga after pains (meriang atau mules-mules)

disebabkan oleh kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca

persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu, mengenai hal ini dan

bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obatan anti sakit dan anti

mulas.

7) Ligament-ligament

Ligament fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu

persalinan. Setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut

dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan

menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor.

Setelah melahirkan, kebiasaan wanita Indonesia melakukan

berkusuk atau berurut dimana sewaktu diurut tekanan intra

abdomen bertambah tinggi. Karena setelah melahirkan ligamen, fasia

dan jaringan penunjang menjadi kendor, jika dilakukan urut, banyak

wanita akan mengeluh kandungannya turun atau terbalik. Untuk

memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan senam

pasca persalinan/senam nifas. Biasanya striae yang terjadi pada saat

kehamilan akan berkurang.


211

8) Perubahan Saluran Kencing

Peregangan dan dilatasi selama kehamilan yang menyebabkan

perubahan permanen di pelvis renalis dan ureter, kecuali ada infeksi

kembali normal pada waktu 2-8 minggu, bergantung pada :

- Keadaan atau status sebelum persalinan

- Lamanya partus kala II

- Besarnya kepala yang menekan pada saat persalinan

9) Sistem Kardio Vaskuler

Penurunan volume darah diasumsikan dengan kehilangan darah.

Pada saat persalinan volume plasma menurun 1000 ml karena

kehilangan darah dan diuresis. Setelah 3 hari volume darah meningkat

1200 ml sebagai akibar cairan ekstra seluler ke intra seluler. Total

volume darah menurun 16% setelah persalinan. Perkiraan kehilangan

darah dapat dibandingkan setelah persalinan. Kehilangan darah 500

ml akan menyebabkan pengurangan Hb 1%, nadi dan cardiac

output meningkat selama 1-2 jam post partum. Segera setelah

melahirkan, cardiac outputmeningkat 50-60 % dan menurun setelah 10

menit.

10) Payudara

Pada semua wanita setelah melahirkan, laktasi dimulai secara

alami dan normal. Proses menyusui mempunyai 2 mekanisme

fisiologis, yang meliputi: produksi susu dan sekresi susu atau let down.

Fisiologi dari produksi ASI masih belum sepenuhnya dimengerti.

Dipikirkan bahwa konsentrasiestrogen dan progesteron yang tinggi

sebelum kehamilan menghambat produksi prolaktin, yang dibutuhkan


212

untuk laktasi. Hal ini menjelaskan mengapa seorang wanita tidak

memproduksi ASI sepanjang kehamilannya.

Pada saat placenta lahir, terjadi perubahan drastis yang

mendadak pada kadar estrogen danprogesteron. Keadaan ini

membuat kelenjar hipofise anterior memproduksi prolaktin. Produksi

ASI juga dipengaruhi oleh hisapan bayi yang dapat menyebabkan

kenaikan atau kelanjutan dari pelepasan prolaktin dari hipofise

anterior.

Seorang bayi akan menekan sinus laktiferussewaktu menghisap

ASI. Hisapan ini akan mendorong air susu melalui ductus

laktiferus menuju tempat akhir, yaitu mulut bayi. Aliran susu dan sinus

laktiferus disebut let down dan dalam hal ini dapat dirasakan oleh ibu.

2.3.5 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

1) Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

Bagi ibu yang menyusui harus mendapatkan gizi / nutrisi yang baik

untuk tumbuh kembang bayinya. Untuk itu, Ibu yang menyusui harus:

- Mengkonsumsi tambahan 500 - 800 kalori tiap hari (ibu harus

mengkonsumsi 3 sampai 4 porsi setiap hari)

- Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan karbohidrat,

protein, mineral, dan vitamin yang cukup

- Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum

setiap kali menyusui)

- Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya

selama 40 hari pasca bersalin


213

- Minum kapsul vitamin A (200.000 iu) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI nya. Pemberian vit dalam

bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas asi,

meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan

hidup anak.pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi bergantung

pada vitamin A yang terkandung dalam asi.

Zat makanan Wanita hamil 20 minggu Wanita menyusui


terakhir
Kalori 3000 kalori 500 - 800 kalori

Protein 20 gram 40 gram

Calsium 0,6 gram 0,6 gram

Ferrum 5 mg 5 mg

Vitamin A 1000 iu 2000 iu

Thamin 0,2 mg 0,5 mg

Riboflavin 0,2 mg 0,5 mg

Niacin 2 mg 5 mg

Vit C 30 mg 30 mg

2.11Tabel Penambahan Makanan Pada Wanita Hamil Dan Menyusui

2) Kebutuhan Ambulasi

Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah

persalinan usai. Aktifitas tersebut amat berguna bagi semua sistem

tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru.

Hal tersebut juga membantu mencegah thrombosis pada pembuluh

tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit


214

menjadi sehat. Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap,

memberikan jarak antara aktivitas dan istirahat.

- Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan

mobilisasi

- Dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap

- Dapat dilakukan dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu,

kemudian duduk dan berangsur-angsur untuk berdiri dan jalan.

Mobilisasi Dini (Early mobilization) bermanfaat untuk :

- Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi puerperium

- Ibu merasa lebih sehat dan kuat

- Mempercepat involusi alat kandungan

- Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik

- Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga

mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolism

- Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu

- Mencegah trombosis pada pembuluh tungkai.

3) Kebutuhan Eliminasi BAK/BAB

a. Miksi

- Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar

tidak mengalami hambatan apapun. Kebanyakan pasien dapat

melakukan BAK secara spontan dalam 8 jam setelah

melahirkan.

- Miksi hendaknya dilakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang

wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan

oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus spinchter


215

ani selama persalinan, juga karena adanya edema kandung

kemih yang terjadi selama persalinan.

- Bila dalam 3 hari ibu tidak dapat berkemih, dapat dilakukan

rangsangan untuk berkemih dengan mengkompres vesica

urinaria dengan air hangat, jika ibu belum bisa melakukan

maka ajarkan ibu untuk berkemih sambil membuka kran air, jika

tetap belum bisa melakukan juga maka dapat dilakukan

kateterisasi.

b. Defekasi

- Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut

dengan luka episiotomy

- Bila sampai 3-4 hari belum buang air besar, sebaiknya

dilakukan diberikan obat ransangan per oral atau per rektal, jika

masih belum bisa dilakukan klisma untuk merangsang buang

air besar sehingga tidak mengalami sembelit dan

menyebabkan jahitan terbuka.

4) Kebersihan Diri atau Personal Hygiene.

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan

meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk

menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2

kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan

dimana ibu tinggal.Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat

perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol)

dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke

belakang.
216

Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari

infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.

- Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap

keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat

yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil.

Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara

tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar

tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.

- Rambut

Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut

akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi

lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya

kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang

lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa

bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu

menggunakan sisir yang lembut.

- Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil

akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk

menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan

ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah

melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak

dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit

tetap kering.
217

- Kebersihan vulva dan sekitarnya.

Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara

membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan

ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.

Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.

Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut

setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah

dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau

disetrika.

Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air

sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi : sarankan

kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air

dingin atau cuci menggunakan sabun. Perawatan luka perineum

bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman

dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat

dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan

sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci

bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum dan

sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut

hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang

dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai

kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan

disetrika
218

5) Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang

dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada

siang hari.

a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan

yang berlebihan

b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah

tangga secara perlahan.

c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :

- Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

- Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan

- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat

bayi dan dirinya.

6) Kebutuhan Seksual

- Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua

jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah

berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai,

melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap

- Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan

suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6

minggu setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan

yang bersangkutan.
219

Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka

episiotomi telahsembuh dan lokea telah berhenti.Hendaknya pula

hubungan seksual dapat ditunda sedapat mungkin sampai 40 hari

setelah persalinan, karena pada waktu itu diharapkan organ-

organtubuh telah pulih kembali.Ibu mengalami ovulasi dan mungkin

mengalami kehamilan sebelum haid yang pertama timbul setelah

persalinan.Untuk itu bila senggama tidak mungkin menunggu sampai

hari ke-40, suami/istri perlu melakukan usaha untuk mencegah

kehamilan.Pada saat inilah waktu yang tepat untuk memberikan

konseling tentang pelayanan KB.

7) Rencana KB

Rencana KB setelah ibu melahirkan itu sangatlah penting,

dikerenakan secara tidak langsung KB dapat membantu ibu untuk

dapat merawat anaknya dengan baik serta mengistirahatkan alat

kandungannya (pemulihan alat kandungan). Ibu dan suami dapat

memiih alat kontrasepsi KB apa saja yang ingin digunakan.

Mengapa ibu perlu ikut KB?

Agar ibu tidak cepat hamil lagi (minimal 2 tahun).

Agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan

keluarga.

8) Kebutuhan Perawatan Payudara

Sebaiknya perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil

supaya puting lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan

untuk menyusui bayinya.


220

Ibu menyusui harus menjaga payudaranya untuk tetap bersih dan

kering.

Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar

pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui, kemudian

apabila lecetnya sangat berat dapat diistirahatkan salam 24 jam.

Asi dikeluarkan dan diminumkam dengan menggunakan sendok.

Selain itu, untuk menghilangkan rasa nyeri dapat minum

paracetamol 1 tablet setiap 4 6 jam .

Pelaksanaan perawatan payudara pasca persalinan dimulai sedini

mungkin yaitu 1 2 hari sesudah bayi dilahirkan. Hal itu dilakukan

2 kali sehari.

Perawatan Payudara

Persiapan Alat

- Baby oil secukupnya

- Kapas secukupnya

- Waslap, 2 buah

- Handuk bersih, 2 buah

- Bengkok

- 2 baskom berisi air (hangat dan dingin)

- BH yang bersih untuk menyokong payudara dan terbuat dari

katun

Persiapan Ibu

Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan

dengan handuk

Baju ibu bagian depan dibuka


221

Pasang handuk

Pelaksanaan Perawatan Payudara

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan

perawatan payudara pasca persalinan, yaitu:

a. Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4

menit, kemudian bersihkan dengan kapas minyak tadi.

b. Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan

jari telunjuk diputar kedalam 20 kali keluar 20 kali.

c. Penonjolan puting susu yaitu :

Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali

Dirangsang dengan menggunakan ujung waslap

Pengurutan payudara:

- Telapak tangan petugas diberi baby oil kemudian

diratakan

- Peganglah payudara lalu diurut dari pangkal ke putting

susu sebanyak 30 kali

- Pijatlah puting susu pada daerah areola mammae

untuk mengeluarkan colostrums.

- Untuk menghilangkan nyeri,ibu dapat minum

parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.

- Bersihkan payudara dengan air bersih memakai

waslap.

- Apabila payudara bengkak,akibat pembendungan ASI

maka ibu dapat melakukan:


222

Pengompresan payudara dengan menggunakan

kain basah hangat selama 5 menit.

Urut payudara dari arah pangkal ke arah putting

Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan

payudara, sehingga payudara menjadi lunak

Susukan Bayi setiap 2-3 Jam,apabila bayi tidak

dapat mengisap seluruh ASI,sisanya keluarkan

dengan tangan.

Letakkan kain dingin pada payudara setelah

menyusui.

Gambar 2.10. Pengurutan buah dada dari tengah

ke samping kemudian ke bawah

Gambar 2.11. Pengurutan buah dada berputar

dari tengahke samping kemudian ke bawah


223

Gambar 2.12. Pengurutan buah dada berputar dari tengah

ke samping kemudian ke bawah

Gambar 213. Pengurutan buah dada dari pangkal ke puting

Setelah selesai pengurutan, payudara disiram dengan

air hangat dan dingin secara bergantian selama 5

menit (air hangat dahulu kemudian air dingin).

Kemudian pakailah BH yang menyangga payudara.

Diharapkan dengan melakukan perawatan payudara,

baik sebelum maupun sesudah melahirkan, proses

laktasi dapat berlangsung dengan sempurna.

9) Latihan Senam Nifas

Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan

fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama

dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan


224

normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat

baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak perlu takut

untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan

bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim

untuk kembali kebentuk semula.

a. Pengertian senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama

melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari

sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat

pemulihan keadaan ibu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan senam nifas

adalah :

- Diskusikan pentingnya pengembalian otot perut dan panggul

karena dapat mengurangi sakit punggung

- Anjurkan ibu untuk melakukan ambulasi sedini mungkin secara

bertahap, misal latihan duduk, jika tidak pusing baru boleh

berjalan.

- Melakukan latihan beberapa menit sangat membantu.

b. Tujuan senam nifas

Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan

adalah :

- Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu

- Mempercepat proses involusi dan pemulihan fungsi alat

kandungan
225

- Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot

panggul, perut dan pirenium terutama otot yang berkaitan

dengan kehamilan dan persalinan

- Memperlancar pengeluaran lochea

- Membantu mengurangi rasa sakiit pada otot-otot setelah

melahirkan

- Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan

dan persalinan

- Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas,

misalnya emboli, trombosia dan lain-lain.

c. Manfaat senam nifas

Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah,

memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan,

memperbaiki otot tonus, pelvis dan peregangan otot abdomen,

memperbaiki juga memperkuat otot panggul dan membantu ibu

untuk lebih relaks dan segar pasca melahirkan.

d. Kapan harus dilakukan senam nifas

Senam ini dilakukan pada saat sang ibu benar-benar pulih

dan tidak ada komplikasi obstetrik atau penyulit masa nifas. Ibu

yang keadaan umumnya tidak baik merupakan kontraindikasi

dilakukannya senam nifas misalnya hipertensi, pasca kejang,

demam.Untuk itu bila senam nifas didampingi oleh bidan/tenaga

kesehatan sebelumnya dilakukan senam nifas sebaiknya perikasa

dulu tanda-tanda vitalnya dan memastikan bahwa kondisi ibu baik

dan bisa melakukan geraakan-gerakan senam nifas. Akan tetapi


226

tidak menutup kemumgkinan ibu melakukan sendiri gerakan

senam nifas di rumah setelah kondisi ibu pulih.

Senam nifas sebaiknya dilakukan diantara waktu makan.

Melakukan senam nifas setelah makan membuat ibu merasa tidak

nyaman karena perut masih penuh. Sebaliknya jika dilakukan

disaat lapar, ibu tidak mempunyai tenaga dan lemas. Senam nifas

bisa dilakukan pagi atau sore hari.

Ada berbagaai versi gerakan senam nifas. Meskipun

demikian tujuan dan manfaatnya sama. Perkembangan dunia oleh

tubuh sudah menciptakan berbagai pilihan bagi ibu

untuk berolahraga seperti pilates, yoga, body language.

e. Persiapan senam nifas

Sebelum melakukan senam nifas ada hal-hal yang perlu

dipersiapkan yaitu :

- Sebaiknya mengenakan baju yang nyaman untuk berolahraga.

- Persiapkan minum, sebaiknya air putih.

- Bisa dilakukan di matras atau tempat tidur.

- Ibu yang melakukan senam nifas di rumah sebaiknya mengecek denyut

nadinya dengan memegang pergelangan tangan dan merasakan

adanya denyut nadi kemudian hitung selama satu menit penuh.

Frekuensi nadi yang normal adalah 60-90 kali per menit.

- Boleh di iringi dengan musik yang menyenangkan jika

menginginkan.

- Petunjuk untuk bidan/tenaga kesehatan yang mendapingi ibu

untuk melakukan senam nifas : perhatikan keadaan umum ibu


227

dan keluhan-keluhan yang dirasakan, pastikan tidak ada

kontraindiksi dan periksa tanda vital secara lengkap untuk

memastikan pulihnya kondisi ibu yaitu tekanan darah, suhu,

pernafasan, dan nadi. Hal tersebut dilakukan sebelum dan

sesudah senam nifas. Perhatikan pula kondisi ibu selama

senam. Tidak perlu memaksakan ibu jika tampak berat dan

kelelahan. Anjurkan untuk minum air putih jika diperlukan.

f. Latihan senam nifas

- Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut

di bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung

dan kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding

abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru.

- Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak

terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan

lengan kanan. Pada waktu yang bersamaaan rilekskan kaki kiri

dan regangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh pada

seluruh bagian kanan tubuh.


228

- Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit

diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan

kemudian rileks.

- Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk.

Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut sampai tulang

punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan 3

detik kemudian rileks.

- Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut.

Angkat kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan

rilekskan dengan perlahan.


229

- Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di

bagian luar lutut kiri.

- Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki

diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut

mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan

angkat kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan

kembali ke lantai.

- Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan

meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung

dengan letak pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan
230

pada jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan

ini selama setengah menit.

- Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke

dalam dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama

setengah menit.

- Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke

bawah seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah

menit.

- Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan

gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan

kaki kanan, sedangkan tangan memegang ujung kaki, dan


231

urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha.

Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.

- Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di

bawah kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah

sekuat-kkuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari

kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4

sampai 6 kali selama setengah menit.

- Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di

samping badan. kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan

tekan yang kuat. Pada saat yang sama tegangkan kaki dan

kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik.

Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah menit.


232

2.3.6 Proses Laktasi dan Teknik Menyusui yang Benar

1) Pengertian Laktasi

Adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI.

2) Proses Laktasi

Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu produksi

dan pengeluaran ASI. Keduanya harus sama baiknya. Pada saat hamil

payudara membesar karena pengaruh berbagai hormon, antara lain

estrogen, progesteron, HPL, dan prolaktin. Hormon lain yang berfungsi

memperlancar pembentukkan ASI (sintesa protein) adalah insulin,

kortikosteroid, tiroksin, dan lain-lain.

Ada 2 refleks yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu

refleks prolaktin dan refleks aliran. Kedua refleks ini bersumber dari

perangsangan putting susu akibat isapan bayi yaitu :

a. Refleks prolaktin

Dalam putting susu banyak terdapat ujung saraf peraba. Bila ini

dirangsang, maka akan timbul implus (aliran listrik) yang menuju

hipotalamus selanjutnya kekelenjar hipofisis bagian depan sehingga

kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang


233

memegang peran utama dalam produksi ASI di tingkat afeolus.

Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan

penyusuan makin banyak pula produksi ASI.

b. Refleks Aliran (Let down reflex)

Rangsangan yang berasal dari putting susu, tidak hanya diteruskan

sampai kekelenjar hipofisis depan, tetapi juga kekelenjar hipofisis

bagian belakang. Akibatnya bagian ini mengeluarkan hormon

oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang

ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga asi di pompa

keluar. Makin sering menyusui, pengkosongan alveolus dan saluran

makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu

makin kecil, dan menyusui makin lancar. Saluran asi yang

mengalami bendungan tidak hanya mengganggu penyususan,

tetapi juga mudah terkena infeksi.

Dengan keluarnya oksitosin, hormon ini akan memacu otot rahim

sehingga involusi rahim makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu

merasa mulas pada hari pertama menyusu ini adalah mekanisme

alamiah yang baik untuk kembalinya rahim ke bentuk semula.

3) Tiga hal yang penting dalam mekanisme isapan bayi, yaitu :

a. Reflek menangkap (rooting reflek)

Reflek ini terjadi bila bayi baru lahir tersentuh pipinya. Dia akan

menoleh apabila sentuhan bila pipinya dirangsang dengan papilla,

maka akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkapnya.

b. Reflek mengisap
234

Reflek ini mulai apabila langit-langit mulut bayi tersentuh, sentuhan

ini mencapai bagian palatum, maka sebagian besar areola harus

tertangkap mulut bayi maka sinuslaktiverus yang berada di bawah

areola akan tertekan antara gusi, lidah dan palatum, sehingga

pemerasan ASI lebih sempurna

c. Reflek menelan

Bila ASI masuk ke mulut ia akan menelannya.

4) Anjuran pemberiaan ASI

- 0-6 bulan :

ASI eksklusif memenuhi 100% kebutuhan

- 6-12 bulan :

ASI memenuhi 60-70% kebutuhan, perlu makanan pendamping ASI

yang adekuat

- >12 bulan :

ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan, ASI tetap diberikan untuk

keuntungan lainnya

5) ASI berdasarkan waktu reproduksi

- Colostrum : ASI yang keluar pada hari 1 3 berupa ASI yang kental,

berwarna kuning.

- Masa transisi : ASI dari hari ke 3 10 berwarna putih sampai 3 5

mg PP.

- ASI matur : ASI atau Susu basa pada hari 10 bulan yang pertama
235

6) Manfaat Menyusui

a. Manfaat bagi bayi:

- Komposisi sesuai kebutuhan . Air susu setiap spesies makhluk hidup

yang menyusui itu berbeda-beda sesuai dengan laju pertumbuhan

dan kebiasaan menyusu anaknya.

- Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan .

Dengan manajemen laktasi yang baik, produksi ASI cukup sebagai

makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi normal sampai usia enam

bulan.

- ASI mengandung zat pelindung . Antibodi (zat kekebalan tubuh) yang

terkandung dalam ASI akan memberikan perlindungan alami bagi bayi

baru lahir. Antibodi dalam ASI ini belum bisa ditiru pada susu formula.

- Perkembangan psikomotorik lebih cepat . Berdasarkan penelitian,

bayi yang mendapat ASI bisa berjalan dua bulan lebih cepat bila

dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula.

- Menunjang perkembangan kognitif . Daya ingat dan kemampuan

bahasa bayi yang mendapat ASI lebih tinggi bila dibandingkan bayi

yang diberi susu formula.

- Menunjang perkembangan penglihatan . Hal ini antara lain karena ASI

mengandung asam lemak omega 3.

- Memperkuat ikatan batin ibu-anak . Rasa aman dalam diri bayi akan

tumbuh saat ia berada dalam dekapan ibunya. Ia menikmati sentuhan

kulit yang lembut dan mendengar bunyi jantung sang ibu seperti yang

telah dikenalnya selama dalam kehamilan.


236

- Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat . Melalui proses

menyusui, anak akan belajar berbagi dan memberikan kasih sayang

pada orang-orang di sekitarnya.

- Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri .

Terjalinnya komunikasi langsung antara ibu dan bayinya selama

proses menyusui akan meningkatkan kelekatan di antara mereka.

Rasa lekat dan percaya bahwa ada seseorang yang selalu ada

apabila dibutuhkan lambat laun akan berkembang menjadi percaya

pada diri sendiri.

b. Manfaat bagi ibu:

- Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat

kembalinya rahim ke bentuk semula . Hal ini karena hormon

progesteron yang merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI

sehingga ASI terperah keluar juga akan merangsang kontraksi rahim.

Jadi, susuilah bayi segera setelah lahir, agar tidak terjadi perdarahan

pasca persalinan dan proses pengerutan rahim berlangsung lebih

cepat.

- Mencegah anemia defisiensi zat besi . Bila perdarahan pasca

persalinan tidak terjadi atau berhenti lebih cepat, maka risiko

kekurangan darah yang menyebabkan anemia pada ibu akan

berkurang.

- Mempercepat ibu kembali ke berat sebelum hamil . Dengan

menyusui, cadangan lemak dalam tubuh ibu yang memang disiapkan

sebagai sumber energi selama kehamilan untuk digunakan sebagai


237

energi pembentuk ASI akan menyusut. Penurunan berat badan ibu

pun akan terjadi lebih cepat.

- Menunda kesuburan . Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara

mencegah kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi,

yaitu: bayi belum diberi makanan lain; bayi belum berusia enam

bulan; dan ibu belum haid.

- Menimbulkan perasaan dibutuhkan . Rasa bangga dan bahagia

karena dapat memberikan sesuatu dari dirinya demi kebaikan bayinya

akan memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya.

- Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium . Penelitian

membuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara eksklusif

memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25%

lebih kecil bila dibandingkan ibu yang tidak menyusui secara eksklusif.

c. Manfaat bagi keluarga:

- Mudah pemberian ASI selalu tersedia dalam suhu yang sesuai, dan

dapat diberikan kapan saja saat bayi merasa lapar.

- Mengurangi biaya rumah tangga . ASI tidak perlu dibeli, seperti halnya

susu formula. Uang untuk membeli susu bisa dialihkan untuk

membiayai kebutuhan rumah tangga yang lain.

- Mengurangi biaya pengobatan . Bayi yang mendapat ASI jarang sakit,

sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.

d. Manfaat bagi negara:

- Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan .

Angka kematian dan kesakitan bayi yang mendapat ASI akan


238

berkurang. Selain itu, dengan tertundanya masa suibur ibu,

penggunaan obat/alat KB dapat dihemat untuk beberapa bulan.

- Penghematan devisa untuk pembelian susu formula dan

perlengkapan menyusu . Pemerintah dapat menghemat biaya

pengeluaran untuk membeli susu formula, botol, dot, dan bahan bakar

minyak/gas yang diperlukan dalam mempersiapkan air panas untuk

membuat susu formula.

- Mengurangi polusi Pemberian ASI tidak akan menyebabkan

terjadinya tumpukan kaleng/karton susu dan pencemaran udara.

- Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas . Anak

yang jarang sakit dan tumbuh-kembang dengan optimal akan tumbuh

menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berpotensi

sebagai SDM yang berkualitas.

7) Teknik Menyusui Yang Benar

a. Pengertian teknik menyusui yang benar :

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada

bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar

(Perinasia, 1994).

b. Pembentukan dan Persiapan ASI :

Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak

serta berkembangnya kelenjar kelenjar payudara yang dirasakan

tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan,

perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak.


239

Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah

makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.

Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan :

- Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel

yang lepas tidak menumpuk.

- Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk

memudahkan isapan bayi.

- Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau

dengan jalan operasi.

c. Posisi dan perlekatan menyusui

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang

tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau

berbaring.

Gambar 2.14. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar


240

Gambar 2.15 Posisi menyusui sambil duduk yang benar

Gambar 2.16 Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu

pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan

posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara

seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan

kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan

diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan

posisi ini bayi tidak tersedak.


241

Gambar 2.17. Posisi menyusui balita pada kondisi normal

Gambar 2.18 Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia,

2004)

Gambar 2.19. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah

(Perinasia, 2004)

Gambar 2.20 Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)
242

Gambar 2.21. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)

d. Langkah-langkah menyusui yang benar

Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan

oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.

Gambar 2.22 Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)

Gambar 2.23 Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)

Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh

tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi
243

lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan

dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir

bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

Gambar 2.24. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)

Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga

bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut

bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi

terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

Gambar 2.25. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)

Gambar 2.26. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)


244

e. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan

puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga

mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.

Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan

memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :

- Bayi tampak tenang.

- Badan bayi menempel pada perut ibu.

- Mulut bayi terbuka lebar.

- Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.

- Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih

banyak yang masuk.

- Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

- Puting susu tidak terasa nyeri.

- Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

- Kepala bayi agak menengadah.

Gambar 2.27. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)


245

Tanda tanda bayi cukup ASI :

- BAK > 6 X dalam sehari

- BAB berbiji

- Setiap menyusu dengan lahap

- Payudara ibu terasa lunak

- BB bayi bertambah

- BB tidak rewel

f. Lama dan frekuensi menyusui

Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan

menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena

bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui

bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing,

kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah

merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat

mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam

lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi

tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan

mempunyai pola tertentu setelah 1 2 minggu kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena

isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI

selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi

akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja

dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering

disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.


246

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka

sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara.

Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara

terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali

menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama

masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat

menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

Gambar 2.28. BH yang baik untuk ibu menyusui (Perinasia, 2004)

g. Kondisi / Masalah Bayi

Bayi dengan bingung putting :

Penyebab : menyusu bergantian dengan minum botol

Tanda:

- Bayi menolak menyusu dari ibu

- Menyusu dengan mulut mencucu

- Waktu menyusu terputus-putus

Pencegahan : Berikan ASI perah dengan sendok

Bayi enggan menyusu :

Penyebab:

- Bayi sakit : sariawan


247

- Bayi bingung puting

- Bayi telah diberi minum lain

- Teknik menyusui yang salah

- ASI kurang lancar

Bayi sering menangis :

Menangis merupakan suatu cara bayi berkomunikasi.

Penyebab : lapar, haus, basah, kotor, bosan, kesepian, rasa ASI

berubah, sakit, kolik.

Sering menangis : bayi lelah menyebabkan menghisap kurang ,

ibu kesal menyebabkan proses laktasi terganggu.

2.3.7 Gambaran Klinis Masa Puerperium

Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu badan,

tetapi tidak boleh lebih dari 38oC. Bila terjadi peningkatan melebihi 38oC

berturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Uterus yang telah

menyelesaikan tugasnya akan menjadi keras karena kontraksinya,

sehingga terdapat penutupan darah. Kontraksi uterus yang diikuti his

pengiring menimbulkan rasa nyeri yang disebut dengan nyeri ikutan

terutama pada multipara (Manuaba, 1998 : 192).

2.3.8 Program dan Kebijakan Tekhnis


248

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai

keadaan ibu dan BBL dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani

masalah-masalah yang terjadi.

Tabel Frekuensi Kunjungan Masa Nifas (Anonim, 2002 : N23)

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam setelah - Mencegah perdarahan masa nifas

persalinan karena atonia uteri

- Mendeteksi dan merawat penyebab

lain perdarahan, rujuk jika perdarahan

berlanjut

- Memberikan konseling pada ibu atau

salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan

masa nifas karena atonia uteri

- Pemberian ASI awal

- Melakukan hubungan antara ibu dan

bayi baru lahir

- Menjaga bayi tetap sehat dengan

cara mencegah hipotermia

- Jika petugas kesehatan menolong

persalinan, ia harus tinggal dengan

ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam


249

pertama setelah kelahiran, atau

sampai ibu dan bayi dalam keadaan

stabil

2 6 hari setelah - Memastikan involusi uterus berjalan

persalinan normal: uterus berkontraksi, fundus

dibawah umbilikus, tidak ada

perdarahan abnormal, tidak ada bau

- Menilai adanya tanda-tanda demam,

infeksi atau perdarahan abnormal

- Memastikan ibu mendapatkan cukup

makanan, cairan dan istirahat

- Memastikan ibu menyusui dengan

baik dan tak memperlihatkan tanda-

tanda penyulit

- Memberikan konseling pada ibu

mengenai asuhan pada tali pusat,

menjaga bayi tetap hangat dan

merawat bayi sehari-hari

3 2 minggu setelah - Sama seperti di atas (6 hari setelah

persalinan persalinan)

4 6 minggu setelah - Menanyakan pada ibu tentang

persalinan penyulit-penyulit yang ia atau bayi

alami

- Memberikan konseling untuk KB


250

secara dini

2.3.9 Perubahan Pengeluaran Lochea

Perubahan pengeluaran lochea menunjukkan keadaan abnormal yaitu :

1) Perdarahan berkepanjangan

2) Pengeluaran lochea tertahan/lochea statiska

3) Lochea purulenta berbentuk nanah

4) Rasa nyeri yang berlebihan

5) Dengan memperhatikan bentuk perubahan dapat diduga

6) Terdapat sisa placenta yang merupakan sumber perdarahan

7) Terjadi infeksi intra uterin (Manuaba, 1998 : 193)


251

2.4 BAYI BARU LAHIR

2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir

Pengertian bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan

37 minggu sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.

Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir

dengan umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi

kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan

dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram serta harus dapat melakukan

penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 4000 gram, cukup

bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat

bawaan) yang berat.

Bayi baru lahir adalah bayi segera setelah lahir sampai dua puluh delapan

hari. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan,

melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil.

Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran

dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra

uterin.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.

Pengertian bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan

37 minggu sampai dengan 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gr sampai

dengan 4000 gr.


252

2.4.2 Tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir

1. Membersihkan jalan nafas

2. Memotong dan merawat tali pusat

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi

4. Identifikasi

5. Pencegahan infeksi

(Sarwono,2006)

2.4.3 Membersihkan Jalan Nafas

Bayi normal akan langsung menangis spontan segera setelah lahir. Bila

tidak maka segera bersihkan jalan napas dengan cara :

1. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang sangat keras

2. Gulung kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan

kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit menengadah ke

belakang.

3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tengorokan bayi dengan jari tangan

yang dibungkus kasa steril.

4. Tepuk kedua telapak kaki bayi 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain

kering dan kasar biasanya bayi langsung menangis).

Sangat penting membersihkan jalan napas, sehingga upaya bayi

bernapas tidak menyebabkan aspirasi lendir. Alat penghisap lendir mulut (delee)

atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus

siap di tempat. Petugas harus membawa dan mencatat usaha nafas pertama,

warna kulit, adanya cairan mekonium dalam hidung atau mulut, harus
253

diperhatikan. Apabila dalam 1 menit pertama bayi tidak bernafas maka lakukan

pemompaan.

2.4.4 Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi

Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan

membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat, caranya

seperti berikut :

1. Keringkan bayi dengan seksama, selimuti bayi dengan kain bersih.

2. Tutup bagian kepala bayi anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui

bayinya.

3. Jangan memandikan bayi dengan segera setelah lahir paling sedikitnya 6

jam.

4. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

Mekanisme kehilangan panas :

a. Evaporasi : karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh

oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak

segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang lahir

terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan

diselimuti.

b. Konduksi : Kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi

dan permukaan dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang

temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh

bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-

benda tersebut.
254

c. Konveksi : Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar

udara sekitarnya yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau

ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami

kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi

aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau

pendingin ruangan.

d. Radiasi : Kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat

benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.

2.4.5 Perubahan Yang Segera Terjadi Sesudah Kelahiran

1. Perubahan pernafasan / pada sistem pernafasan

Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas

melalui plasenta. Setelah bayi lahir harus melalui paru - paru bayi bernafas

pertama kali pada BBL terjadi normal dalam waktu 30 detik. Setelah kelahiran

tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam

mengakibatkan cairan paru - paru (pada bayi normal jumlahnya 80 100 ml).

kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut sehingga cairan yang hilang ini diganti

dengan udara. Pernafasan pada neonatus terutama pernafasan diafragmatik dan

abdominal dan biasanya masih tidak teratur frekuensi dan dalamnya pernafasan.

Bayi itu umumnya segera menangis sekeluarnya dari jalan lahir. Sebagai sebab-

sebab yang menimbulkan pernafasan yang pertama, dikemukakan :

a. Rangsangan pada kulit bayi.

b. Tekanan pada thorax sebelum bayi lahir.

c. Penimbunan CO2
255

Setelah anak lahir kadar CO2 dalam darah anak naik dan ini merupakan

rangsangan pernafasan.

d. Kekurangan O2

e. Pernafasan intrauterine

Anak sudah mengadakan pergerakan pernafasan dalam rahim, malahan

sudah menangis dalam rahim. Pernafasan di luar hanya merupakan

lanjutan dari gerakan pernafasan di dalam rahim.

f. Pemeriksaan bayi

Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam beberapa detik setelah

lahir dan menangis dalam setengah menit.

2. Perubahan metabolisme karbohidrat / glukosa

Fungsi otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan

penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai

mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri.

Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 - 2

jam).

Koreksi penurunan gula darah dapat terjadi dengan 3 cara :

a. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk

menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).

b. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis).

c. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak

(glukoneogenesis).
256

3. Perubahan suhu tubuh

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan

mengalami stres dengan adanya perubahan - perubahan lingkungan.

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui :

a. Evaporasi : cairan menguap pada kulit yang basah.

b. Konduksi : kehilangan panas oleh karena kulit bayi berhubungan

langsung dengan benda / alat yang suhunya lebih dingin.

c. Konveksi : terjadi bila bayi telanjang di ruang yang relatif dingin (25oC

atau kurang)

d. Radiasi adalah kehilangan panas karena tubuh bayi yang lebih panas

menyentuh permukaan yang lebih dingin.

4. Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Pada sistem kardiovaskuler harus terjadi 2 perubahan besar, yaitu :

a. Penutupan foramen ovale atrium jantung.

b. Penutupan duktus afteriosus antara arteri paru dan aorta.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh :

Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh darah meningkat dan

tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena

berkurangnya aliran darah ke atrium kanan yang mengurangi volume dan

selanjutnya tekanannya. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan

oksigen sedikit mengatur ke paru - paru untuk mengalami proses oksigenasi

ulang.

Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh paru dan

meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini


257

menimbulkan relaksasi dan terbakarnya sistem pembuluh baru. Dengan

peningkatan tekanan pada atrium kiri foramen ovale secara fungsi akan

menutup.

5. Perubahan sistem gastrointestinal, ginjal

Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna

makanan masih terbatas, juga hubungan antara osephagus bawah dan lambung

masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan

bayi muda. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas kurang dari 30 cc.

Feses pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak berbau, substansi yang

kental disebut mekonium. Feses ini mengandung sejumlah cairan amnion,

verniks, sekresi saluran pencernaan, empedu, dan zat sisa dari jaringan tubuh.

Pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari ke 2 - 3. Pada hari ke 4 - 5 warna

tinja menjadi coklat kehijauan.

Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan

keluar dalam waktu 24 jam yang harus dicatat adalah kencing pertama, frekuensi

kencing berikutnya, serta warnanya bila tidak kencing / menetes / perubahan

warna kencing yang berlebihan.

6. Perubahan berat badan

Dalam hari - hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran

(mekonium, urine, keringat) dan masuknya cairan belum mencukupi. Turunnya

berat badan tidak lebih dari 10%. Berat badan akan naik lagi pada hari ke 4

sampai hari ke 10. Cairan yang diberikan pada hari 1 sebanyak 60 ml/kg BB

setiap hari ditambah sehingga pada hari ke 14 dicapai 200 ml/kg BB sehari.
258

7. Sistem skeletal

Tulang - tulang neonatus lunak karena tulang tersebut sebagian besar terdiri

dari kartilago yang hanya mengandung sejumlah kecil kalsium.

8. Sistem neoromuskular

Pada saat lahir otot bayi lambat dan lentur, otot-otot tersebut memiliki tonus

kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang, tetapi bayi kurang mempunyai

kemampuan untuk mengontrolnya. Sistem persarafan bayi cukup berkembang

untuk bertahan hidup tetapi belum terintegrasi secara sempurna.

2.4.6 Penilaian Bayi Untuk Tanda Tanda Kegawatdaruratan

1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit.

2. Kehangatan dengan suhu antara 37-38C.

3. Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat memar.

4. Pemberian makanan seperti hisapan lemah, mengantuk berlebihan dan

banyak muntah.

5. Tali pusat seperti merah bengkak, keluar cairan, bau busuk dan pernapasan

sulit

6. Tinja atau kemih seperti tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering

berwarna hijau tua, ada lender atau darah pada tinja.

7. Aktivitas seperti menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, lunglai, kejang

halus, tidak bisa tenang dan menangis terus menerus.


259

2.4.7 Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Inisiasi menyusui dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini

adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi

manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu

sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya

selama satu jam segera setelah lahir (Roesli, 2008).

Sesaat setelah ibu melahirkan maka biasanya bayi akan dibiarkan atau

diletakkan diatas dada si ibu agar sang anak mencari sendiri puting ibunya, ini

disebut dengan inisiasi menyusu dini/IMD (Kodrat, 2010). Pemberian ASI secara

dini juga membiasakan bayi agar terbiasa mengkonsumsi ASI untuk

pertumbuhan dan perkembangannya, sebab untuk ASI merupakan makanan

yang memiliki nilai gizi yang tinggi yang didalam ASI mengandung unsur-unsur

gizi lengkap yang diperlukan bayi dalam pertumbuhan dan perkembangannya

kelak (Saleha, 2008).

Gambar 2.26 Inisiasi Menyusui Dini

1. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini

Manfaat Inisiasi menyusu dini bagi bayi adalah memenuhi kebutuhan

nutrisi bayi karena ASI merupakan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang

optimal; memberi kekebalan pasif kepada bayi melalui kolostrum sebagai

imunisasi pertama bagi bayi; meningkatkan kecerdasan; membantu bayi

mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas; meningkatkan jalinan kasih sayang

ibu dan bayi; mencegah kehilangan panas; serta merangsang kolostrum segera
260

keluar. Sedangkan manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu adalah: merangsang

produksi oksitosin dan prolaktin; meningkatkan keberhasilan produksi ASI; dan

meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi (Sidi et all, 2004).

2. Manfaat Kontak Kulit antara Ibu dan Bayi

Manfaat kontak kulit antara ibu dan bayi adalah: dada ibu mampu

menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara

sehingga akan menurunkan kematian karena kedinginan (hypothermia); baik ibu

maupun bayi akan merasa lebih tenang, pernapasan dan detak jantung bayi

lebih stabil dan bayi akan jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian

energy; saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit

ibunya melalui jilatan dan menelan bakteri menguntungkan dikulit ibu sehingga

bakteri ini akan berkembang biak membentuk koloni disusu dan kulit bayi,

menyaingi bakteri yang merugikan.

Bonding (ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi akan lebih baik karena

pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga dan setelah itu bayi akan tidur

dalam waktu yang lama; makanan yang diperoleh bayi dari ASI sangat

diperlukan bagi pertumbuhan bayi dan kemungkinan bayi menderita alergi dapat

dihindari lebih awal; bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil

menyusu eksklusif dan lebih lama disusui; hentakan kepala bayi ke dada ibu,

sentuhan tangan bayi di puting susu ibu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi

pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.

Bayi mendapat ASI / kolostrum yang pertama kali keluar, cairan ini kaya

akan zat yang meningkatkan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan infeksi,

penting untuk pertumbuhan, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan


261

membuat lapisan yang melindungi usus bayi yang masih belum matang

sekaligus mematangkan dinding usus (Roesli, 2007)

3. Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini Secara Umum

Pelaksanaan inisiasi menyusu dini dimulai dengan memberitahu ibu dan

keluarga tentang asuhan yang akan diberikan, suami atau keluarga dianjurkan

untuk mendampingi ibu saat persalinan, biarkan ibu menentukan cara melahirkan

yang diinginkan (normal, dengan posisi jongkok atau melahirkan di dalam air),

dan hindari penggunaan obat kimiawi saat persalinan, dapat diganti dengan cara

non-kimiawi (pijat, aroma terapi, gerakan atau hypnobirthing).

Setelah bayi lahir, keringkan seluruh badan dan kepala bayi (kecuali

kedua tangan) secepatnya, biarkan lemak putih (vernix) karena dapat

menyamankan kulit bayi. Lakukan pemotongan dan pengikatan talipusat

kemudian tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dan biarkan kulit bayi

melekat diperut ibu, posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimal

satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Selimuti ibu dan bayi, jika perlu

gunakan topi bayi. Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu, ibu dapat

merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak boleh memaksakan bayi

ke puting susu. Hal ini dapat berlangsung selama beberapa menit atau satu jam,

bahkan lebih.

Selanjutnya, anjurkan suami/keluarga untuk mendukung ibu dan

membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum

menyusu, karena dukungan ini akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan

bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu

jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum
262

menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi

tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.

Kesempatan kontak kulit dengan kulit juga dianjurkan pada ibu yang melahirkan

dengan tindakan, misalnya operasi caesar.

Bayi hanya boleh dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap

setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya

suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda. Rawat gabung _ibu dan

bayi dirawat dalam satu kamar_ selama satu jam ibu-bayi tidak dipisahkan dan

bayi selalu dalam jangkauan ibu. Hindari pemberian minuman pre-laktal (cairan

yang diberikan sebelum ASI keluar) (Baskoro, 2008).

4. Ada lima tahapan perilaku yang dilakukan bayi sebelum ia berhasil

menemukan puting susu ibunya dan menyusu :

a. 30 45 menit pertama. Bayi akan diam dalam keadaan siaga. Sesekali

matanya membuka lebar dan melihat bundanya. Masa ini merupakan

masa penyesuaian atau peralihan dari dalam kandungan ke luar

kandungan.

b. 45 60 menit selanjutnya. Bayi akan menggerakkan mulutnya seperti

mau minum, mencium, kadang mengeluarkan suara, dan menjilat

tangannya. Bayi akan mencium dan merasakan cairan ketuban yang

ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan

payudara ibu. Inilah yang akan membimbing bayi menemukan payudara

dan puting susu ibu. Itulah sebabnya tidak dianjurkan mengeringkan

kedua tangan bayi pada saat bayi baru lahir.


263

c. Mengeluarkan liur. Saat bayi siap dan menyadari adanya makanan di

sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liur.

d. Bergerak ke arah payudara. Areola payudara akan menjadi sasarannya

dengan kaki bergerak menekan perut ibu. Bayi akan menjilat kulit ibu,

menghentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri, serta

menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan

tangannya.

e. Menyusu. Akhirnya bayi menemukan puting susu ibunya, membuka

mulut lebar - lebar, dan melekat dengan baik serta mulai menyusu.

2.4.8 Tanda Bahaya Pada Bayi

1. Bayi tidak mau menyusu

Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti yang

kita ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak

mau menyusu maka asupan nutrisinya kan berkurang dan ini akan berefek

pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah

dalam kondisi lemah, dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi berat.

2. Kejang

Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda perhatikan

adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi

demam. Jika ya kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu sediakan

obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi anda

kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah lain.

Perhatikan frekuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.


264

3. Lemah

Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan

biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah

yang berlebihan ataupun infeksi berat.

4. Sesak Nafas

Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu

sekitar 30 - 60 kali per menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per menit

atau lebih dari 60 kali per menit maka anda wajib waspada. Lihat dinding

dadanya, ada tarikan atau tidak.

5. Merintih

Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi kita

merintih terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk,

maka konsultasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain

yang bayi rasakan.

6. Pusar Kemerahan

Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi.

Yang harus anda perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat

bayi tetap kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan

kering. Betadin dan alcohol boleh diberikan tapi tidak untuk dikompreskan.

Artinya hanya dioleskan saja saat sudah kering baru anda tutup dengan

kassa steril yang bisa anda beli di apotik.

7. Demam atau Tubuh Merasa Dingin

Suhu normal bayi berkisar antara 36,50C 37,50C. Jika kurang atau lebih

perhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi di sekitar membuat bayi anda
265

kehilangan panas tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian yang

basah.

8. Mata Bernanah

Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi yang

berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air

hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.

9. Kulit Terlihat Kuning

Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika

kuning pada bayi terjadi pada waktu 24 jam setelah lahir atau 14 hari

setelah lahir, kuning menjalar hingga telapak tangan dan kaki bahkan tinja

bayi berwarna kuning maka anda harus mengkonsultasikan hal tersebut

pada dokter.

2.4.9 Refleks Refleks pada Bayi

1. Refleks Moro

Jika bayi dikagetkan oleh suara keras, gerakan mendadak atau seperti

memeluk bila ada rangsangan, cahaya atau posisi secara mendadak,

seluruh tubuhnya bereaksi dengan gerakan kaget, yaitu gerakan

mengayunkan/merentangkan lengan dan kaki seolah ia akan meraih sesuatu

dan menariknya dengan cepat kearah dada dengan posisi tubuh meringkuk

seperti berpegangan dengan erat, mendorong kepala kebelakang, membuka

mata dan mungkin menangis.


266

2. Refleks Rooting

Jika seorang mengusapkan sesuatu dipipi bayi, ia akan memutar kepala

kearah benda itu dan membuka mulutnya. Reflex ini terus berlangsung

selama bayi menyusu.

3. Refleks Sucking

Refleks menhisap pada bayi

4. Refleks Swallowing

Muncul ketika benda-benda yang dimasukan kedalam mulut seperti putting

susu ibu dan bayi akan berusaha menghisap lalu menelan. Proses menelan

ini yang disebut refleks swallowing. Refleks ini tidak akan hilang.

5. Refleks Berkedip atau Refleks Corneal

Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba atau pada pandel

atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak

ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.

6. Refleks Pupil

Pupil kontraksi bila sinar terang diarahkan padanyya, refleks ini ada

sepanjang hidup.

7. Refleks Glabela

Ketika kedua tangan bayi diangkat, bayi akan berusaha mengangkat

kepalanya. Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau

jika refleks ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan

mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian ,

refleks tonic neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala

bayi yang akan menyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar.


267

8. Refleks Tonic Neck

Pada posisi terlentang , refleks ini dapat diamati dengan mengangkat tungkai

bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan

sesaat, kemudia jatuh. Refleks ini akan hilang pada usia 6 bulan.

9. Refleks Palmar Grasping

Bayi baru lahir menggenggam / merenggut jari ibu jika ibu menyentuh

telapak tangannya. Genggaman tangan ini sangat kuat hingga ia bisa

menopang seluruh berat badan jika ibu mengangkatnya dengan satu jari

tergenggam dalam setiap tangannya. Gerakan refleks ini juga terdapat

ditelapak kaki yang melengkung saat disentuh. Gerakan refleks ini hilang

setelah beberapa bulan. Ia harus belajar menggenggam dengan sengaja.

Menurun setelah 10 hari dan biasanya menghilang setelah 10 hari dan

biasanya menghilang setelah 1 bulan. Untuk gerakan kaki berlanjut hingga 8

bulan.

10. Refleks Crawling

Jika ibu atau sesorang menelungkupkan bayi baru lahir , ia membentuk

posisi merangkak karena saat didalam rahim kakinya tertekuk kearah

tubuhnya

11. Refleks Stepping (berjalan dan melangkah)

Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dan

telapak kakinya menyentuh permukaan yang keras, maka bayi akan

melakukan gerakan seperti akan melangkah .

12. Refleks Babinski

Jari-jari mencengkram / hiperekstensi ketika bagian bawah kaki

diusap,indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.


268

13. Refleks Blinking

Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin , matanya akan menutup atau

dia akan mengeriapkan matanya.

14. Refleks Yawning

Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, biasanya kemudian

disertai dengan tangisan.

15. Refleks Plantar

Refleks ini juga disebut refleks plantar graps, muncul sejak lahir dan

berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Refleks plantar ini dapat

diperiksa dengan menggosokan sesuatu di telapak kakinya, maka jari jari

kakinya akan melekuk secara erat.

16. Refleks Swimming

Refleks ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang berisi air, ia

akan mulai mengayuh dan menedang seperti gerekan berenang. Refleks ini

akan menghilang pada usi empat sampai enam bulan.

17. Refleks Ekstrusi

Bila lidah ditekan atau disentuh, bayi merespon dengan mendorong keluar.

Reflek ini akan hilang pada usia 4 bulan

18. Refleks Startle

Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku

tangan tetap tergenggam.

19. Refleks Neck-righting

Jika bayi terlentang,kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang

tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.


269

20. Inkurvasi Batang Tubuh (gallant)

Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan

panggul bergerak kearah sisi yang terstimulasi.

21. Refleks Batuk dan Bersin

Refleks ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernafasan.

22. Refleks Leher Asimetrik Tonik

Data bayi dimiringkan tangan kiri bayi akan merentang lurus keluar dan

tangan kanannya akan menekuk kearah kepala atau muka.

23. Refleks mempertahankan Diri

Menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang,fungsi nya untuk

menyediakan O2 dan membuang O2.

2.4.10 ASI Eksklusif

1. Pengertian ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar mamae ibu,

yang berguna sebagai makanan bagi bayinya.

ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi

sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain.

ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan

dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan

makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai

tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization /

Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam

bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.


270

2. Keuntungan ASI Eksklusif

a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis,

ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu

buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat

yang bermanfaat untuk :

1) Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.

2) Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat

menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis

vitamin.

3) Memudahkan penyerahan berbagai jenis mineral, seperti calsium,

magnesium.

c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi

selama 5-6 bulan

d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan

alergi pada bayi.

e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu

dan bayi. Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui bayi juga

dapat memberikan keuntungan bagi ibu

3. Manfaat ASI Eksklusif

a. ASI bagi Bayi

a. Nutrisi dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi


271

b. ASI mengandung zat protektif yang memberikan bayi agar jarang

mengalami sakit

c. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi

d. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan menjadi baik

e. Membuat gigi bayi sukar berlubang

f. Semua gizi yang diinginkan pada bayi ada di ASI

g. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik

b. ASI bagi Ibu

1) Hisapan bayi membantu mengecilkan rahim ibu, mempercepat


kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi
risiko perdarahan
2) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa
kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing
kembali
3) Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko
lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
4) ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan
mensterilkan botol susu, dot, dsb
5) ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa
harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu
formula, air panas, dsb
6) ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan
perlengkapannya
7) ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum
tentu steril
8) Karena ASI, bisa lebih dekat antara bayi dan ibu
9) Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui
bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional.
272

c. ASI bagi Keluarga

1) Aspek Ekonomi : ASI tidak perlu dibeli, mudah dan praktis,


mengurangi biaya berobat (bayi yang diberi susu formula sering
mengalami diare)
2) Aspek Psikologis : dengan memberikan ASI, kebahagiaan keluarga
menjadi bertambah, kelahiran jarang, kejiwaan ibu baik dan tercipta
kedekatan antara ibu, bayi, dan anggota keluarga. Apabila
menyusui praktis, dapat diberikan kapan saja.

2.4.11 Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Berikut akan dijelaskan cara atau penilaian pemeriksaan fisik pada bayi

baru lahir :

1. APGAR score

Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, dimulai sejak menit-menit pertama

setelah bayi lahir, yaitu dengan penilaian APGAR score. Penilaian APGAR score

dilakukan untuk mengetahui apakah bayi tersebut normal atau asfiksia. Tabel

APGAR score

Tabel 2.13
Penilaian APGAR Score

NO Aspek yang Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


dinilai
1. Appearance Seluruh tubuh Tubuh merah Seluruh
(warna kulit) biru ekstrimitas biru tubuh
merah
2. Pulse (denyut Tidak ada <100 >100
jantung) kali/menit kali/menit
3. Grimace Tidak ada Sedikit bersin
(rangsangan) menyeringai
4. Activity (tonus Tidak ada Sedikit fleksi Bergerak
otot) aktif
5. Respiratory Tidak ada merintih Menangis
(pernapasan) kuat
273

2. Pengukuran Antropometri

Pengukuran antropometri dilakukan dengan cara mengukur berat badan,

panjang badan, lingkar kepala, dan lingkar dada.

a. Berat badan bayi baru lahir normalnya 2500 sampai 4000gr.

b. Panjang badan diukur dari puncak kepala sampai tumit, normalnya 48 -

53cm.

c. Lingkar kepala dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada

lingkar oksipito-frontal, normalnya 33 - 35cm.

d. Lingkar dada normalnya 30 - 38 cm.

e. Lingkar lengan atas normalnya 10 - 11 cm.

3. Pemeriksaan tanda vital

a. Suhu tubuh

Hipotalamus bayi belum sempurna, sehingga suhu tubuh belum stabil,

terutama jika bayi terpapar udara yang dingin. Bayi mempertahankan suhu

tubuh dengan sikap fleksi serta meningkatkan frekuensi pernafasan dan

aktivitasnya. Kisaran suhu normal pada bayi adalah 36,50 C-37,50 C.

Diperlukan nutrisi dan pergerakan yang cukup, sehingga tidak dianjurkan

pembedongan yang terlalu kuat.

b. Denyut Nadi

Tabel 2.14
Denyut Nadi Berdasarkan Usia pada Bayi & Balita

Umur Istirahat (bangun) Istirahat Aktif/


(tidur) demam
BBL 100-180 80-160 220
1mgg s/d 3 bulan 100-220 80-200 220
4 bulan s/d 2th 80-150 70-120 200
2-10 th 70-110 60-90 200
274

c. Pernafasan

Tabel 2.15
Pernafasan pada Bayi & Balita

Umur Range Waktu tidur


Neonatus 30-60 35
1bulan-1tahun 30-60 30
1-2 tahun 25-50 25
3-4 tahun 20-30 22
5-9 tahun 15-30 18
10 tahun 15-30 16

d. Tekanan Darah

Tekanan darah pada BBL sulit untuk diukur secara akurat dengan

menggunakan spigmomanometer konvensional, bila menggunakan manset

selebar 1 inchi (2,5 cm), tekanan sistolik rata-rata adalah 60-80/40-45

mmHg, pada saat lahir 100/50 mmHg sampai hari ke-10.

4. Pemeriksaan lainnya

a. Pemeriksaan kepala

Pemeriksaan wajah dan tengkorak, dapat dilihat adanya molase, yaitu

tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir untuk dilihat

asimetris atau tidak. Ada tidaknya caput succedaneum (edema pada kulit

kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, serta

menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari). Adanya

cephal hematom terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari

pertama karena tertutup oleh caput succedaneum, konsistensinya lunak,

berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi hilang tengkorak, tidak

menyeberangi sutura, dan apabila menyeberangi sutura akan mengalami

fraktur tulang tengkorak yang akan hilang sempurna dalam waktu 2-6
275

bulan. Adanya perdarahan yang terjadi karena pecahnya vena yang

menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak

tegas, sehingga bentuk kepala tampak asimetris. Ubun Ubun Besar

ukurannya 4 5 cm dan menutup pada usia 12 18 bulan dan gunannya

untuk memberi kesempatan otak untuk berkembang dan Ubun Ubun

Kecil ukurannya 0,5 1 cm dan menutup pada usia 2 bulan.

b. Pemeriksaan mata

Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak, yaitu

koordinasi gerakan mata yang belum sempurna. Cara memeriksanya

adalah dengan menggoyangkan kepala secara perlahan-lahan, sehingga

mata bayi akan terbuka, kemudian baru diperiksa. Apabila ditemukan

jarang berkedip atau sensitivitas terhadap cahaya berkurang, maka

kemungkinan mengalami kebutaan. Apabila ditemukan adanya epicantus

melebar, maka kemungkinan anak mengalami sindrom down. Pada

glaukoma kongenital, dapat terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan

pada kornea. Katarak kongenital dapat dideteksi apabila terlihat pupil

yang berwarna putih. Apabila ada trauma pada mata maka dapat terjadi

edema palpebra, perdarahan konjungtiva, retina, dan lain-lain.

c. Pemeriksaan telinga

Pemeriksaan telinga dapat dilakukan untuk menilai adanya gangguan

pendengaran. Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara jika terjadi

refleks terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka kemungkinan akan

terjadi gangguan pendengaran. Selain untuk menilai adanya gangguan

pendengaran pada telinga, sebaiknya dilihat juga kesimetrisan bentuk

telinga antara telinga kiri dan kanan.


276

d. Pemeriksaan hidung

Pemeriksaan hidung dapat dilakukan dengan cara melihat pola

pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut, maka kemungkinan

bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana

bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke

nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan

gangguan pada paru, lubang hidung kadang-kadang banyak mukosa.

e. Pemeriksaan mulut

Pemeriksaan mulut dapat dilakukan dengan melihat adanya kista yang

ada pada mukosa mulut. Pemeriksaan lidah dapat dinilai melalui warna

dan kemampuan refleks mengisap. Apabila ditemukan lidah yang

menjulur keluar, dapat dilihat adanya kemungkinan kecacatan kongenital.

Adanya bercak pada mukosa mulut, palatum, dan pipi bisanya disebut

sebagai monilia albicans, gusi juga perlu diperiksa untuk menilai adanya

pigmen pada gigi, apakah terjadi penumpukan pigmen yang tidak

sempurna.

f. Pemeriksaan Tangan

Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan

kedua lengan ke bawah. Kedua lengan harus bebas bergerak, jika

gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur.

Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili. Telapak

tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan

dengan abnormalitas kromosom, seperti trisomi 21.


277

g. Pemeriksaan abdomen dan punggung

Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi

untuk melihat bentuk dari abdomen, apabila didapatkan abdomen

membuncit dapat diduga kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali

atau cairan di dalam rongga perut. Pada perabaan, hati biasanya teraba 2

sampai 3 cm di bawah tulang iga kanan, limfa teraba 1 cm di bawah

tulang iga kiri. Pada palpasi ginjal dapat dilakukan dengan pengaturan

posisi telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam

keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus di

antara garis tengah dan tepi perut. Bagian-bagian ginjal dapat diraba

sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh

neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis. Untuk menilai

daerah punggung atau tulang belakang, cara pemeriksaannya adalah

dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap. Raba sepanjang tulang

belakang untuk mencari ada atau tidaknya kelainan seperti spina bifida

atau mielomeningeal (defek tulang punggung, sehingga medula spinalis

dan selaput otak menonjol).

h. Pemeriksaan genetalia

Pemeriksaan genitalia ini untuk mengetahui keadaan labium minor yang

tertutup oleh labia mayor, lubang uretra dan lubang vagina seharusnya

terpisah, namun apabila ditemukan satu lubang maka didapatkan

terjadinya kelainan dan apabila ada sekret pada lubang vagina, hal

tersebut karena pengaruh hormon. Pada bayi laki-laki sering didapatkan

fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah 3-4 cm dan 1-1,3

cm untuk lebarnya, kelainan yang terdapat pada bayi adalah adanya


278

hipospadia yang merupakan defek di bagian ventral ujung penis atau

defek sepanjang penisnya.

i. Pemeriksaan anus

Pemeriksaan pada anus dapat dilakukan untuk mengetahui adanya

atresia ani dan posisi anus yang normal atau tidak normal.

j. Pemeriksaan Tungkai

Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki

dengan meluruskan keduanya dan bandingkan. Kedua tungkai harus

dapat bergerak bebas. Kurangnya gerakan berkaitan dengan adanya

trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis. Periksa adanya polidaktili

atau sidaktili pada jari kaki.

2.4.12 Memijat Bayi

1. Pengertian memijat bayi

Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling

populer. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang

dipraktekkan sejak berabad- abad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah

dikenal sejak awal manusia diciptakan kedunia, mungkin karena pijat

berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia.

Pengalaman pijat pertama yang dialami manusia ialah pada waktu

dilahirkan yaitu pada waktu melalui jalan lahir si ibu.


279

2. Manfaat pijat bayi

Efek biokimia dan fisik yang positif

a. Menurunkan kadar hormon stres

b. Meningkatkan kadar serotonin

Selain efek biokimia, pijatan memberikan efek fisik / klinis sebagai berikut:

1) Meningkatkan jumlah dan sitoksisitas dari sistem imunitas (sel

pembunuh alami)

2) Mengubah gelombang otak secara positif

3) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan

4) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan

5) Meningkatkan kenaikan berat badan

6) Mengurangi depresi dan ketegangan

7) Meningkatkan kesiagaan

8) Membuat tidur lelap

9) Mengurangi rasa sakit

10) Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut)

11) Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya

12) Meningkatkan volume air susu ibu

3. Petunjuk praktis pemijatan bayi

a. Kapan pijat Bayi Dimulai?

Pijat bayi dapat segera dimulai segera setelah bayi dilahirkan, sesuai

keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan

mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi pemijatan dapat

dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6 - 7 bulan.
280

b. Waktu terbaik Memijat Bayi

Pemijatan dapat dilakukan pada waktu - waktu berikut ini.

1) Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru.

2) Malam hari, sebelum tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi tidur

nyenyak.

c. Persiapan sebelum memijat

Sebelum melakukan pemijatan perhatikanlah hal - hal berikut ini :

1) Tangan bersih dan hangat

2) Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit

bayi.

3) Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap.

4) Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar.

5) Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu minimum

selama 15 menit guna melakukan seluruh tahap - tahapan pemijatan.

6) Duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang.

7) Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut dan bersih.

8) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil/lotion)

9) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara

membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara.

Selama melakukan pemijatan, dianjurkan untuk selalu melakukan hal- hal

berikut ini:

a) Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan

berlangsung.
281

b) Bernyanyilah atau putarkanlah lagu - lagu yang tenang/lembut, guna

membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung.

c) Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara

bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan,

khususnya apabila anda sudah merasa yakin pada

d. Tindakan yg tdk dianjurkan dalam melakukan pijat bayi

Tindakan tersebut diantaranya :

1) Jangan memijat langsung setelah bayi makan

2) Jangan membangunkan bayi khusus untuk pijat

3) Jangan memijat saat bayi sedang tidak sehat

4) Jangan bayi pada saat tidak mau dipijat

5) Jangan memaksakan posisi tertentu pada bayi

e. Keistimewaan pijat bayi :

1) Teknik pijat sangat mudah, hanya 15 menit

2) Pelaksanaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan bayi dan pemijat

3) Tidak ada teknik pijat yang baku

4) Urutan pemijatan dapat disesuaikan secara individual

f. Cara pemijatan untuk kelompok Umur

1) Bayi 0 -1 bulan

beri gerakan yang lebih mendekati usapan halus. Sebelum tali pusat

lepas sebaiknya perut tidak dipijat.

2) Bayi 1 - 3 bulan

Beri gerakan halus disertai tekanan ringan dlm waktu lebih singkat.

3) Bayi 3 bulan 2 tahun


282

Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu makin meningkat

15 menit.

2.4.13 Imunisasi

Imunisasi merupakan satu proses memberi vaksin kepada bayi

bertujuan untuk mencegah penyakit-penyakit berjangkit. Vaksin ialah virus atau

bakteria yang mati atau dilemahkan. Imunisasi boleh diberi secara suntikan

(melalui otot atau di bawah kulit) atau melalui mulut. Kesan sampingan vaksinasi

adalah perkara biasa dan pada kebiasaannya adalah ringan dan tidak

membahayakan.

Tabel 2.16
Macam-macam Imunisasi Dasar pada Bayi

Vaksin Keterangan

BCG Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri.
Bentuknya vaksin beku kering seperti vaksin campak berbentuk
bubuk yang berfungsi melindungi anak terhadap penyakit
tuberculosis (TBC). Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah
dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Guerint. Sebelum
menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc
cairan pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan
harusdigunakan dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila
kena sinar matahari langsung.

Hepatitis B Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus.


Vaksinhepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar
(mantel virus) yang telahmengalami proses pemurnian. Vaksin
hepatitis B akan rusak karena pembekuan dan pemanasan. Vaksin
hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2,8C. Biasanya
tempat penyuntikan di paha 1/3 bagian atas luar.
283

Pertama diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir.

Polio Bibit penyakit yang menyebabkan polio adalah virus, vaksin yang
digunakan oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah vaksin
hidup (yang telah diselamatkan) vaksin berbentuk cairan.
pemberian pada anak dengan meneteskan pada mulut. Kemasan
sebanyak 1cc / 2 cc dalam 1 ampul. Diberikan 2 tetes/ oral.

DPT Terdiri toxoid difteri, bakteri pertusis dan tetanus toxoid, kadang
disebut triplevaksin. Berisi vasin DPT, TT dan DT. Vaksin DPT
disimpan pada suhu 2,8C kemasan yangdigunakan : Dalam - 5 cc
untuk DPT, 5 cc untuk TT, 5 cc untuk DT. Pemberian
imunisasiDPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc. Dalam
pemberiannya biasanya berupa suntikan paha

Hib Penyakit Hib disebabkan bakteri Haemophilus Influenza type B


(Hib). Hib biasa menyerang anak di bawah 5 tahun. Kuman tertular
melalui kontak dengan penderita Hib. Jika bakteri Hib berada di
rongga hidung atau tenggorokan, mungkin tidak menyebabkan
sakit. Namun bakteri Hib dapat masuk ke paru-paru dan peredaran
darah dan menyebabkan penyakit serius. Penyakit Hib merupakan
penyebab utama radang selaput otak (meningitis) pada anak di
bawah 5 tahun. Meningitis menyebabkan kerusakan otak dan
medulla spinalis. Hib juga menyebabkan pneumonia, infeksi berat
di tenggorokan, infeksi pada persendian, tulang dan selaput
jantung, bahkan kematian.

Campak Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin


yang digunakan adalah vaksin hidup. Kemasan dalam flacon
berbentuk gumpalan yang beku dankering untuk dilarutkan dalam
5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan vaksin ini, harus
terlebihdahulu dilarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bidest).
Disebut beku kering oleh karena pabrik pembuatan vaksin ini
pertama kali membekukan vaksin tersebut kemudian
mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan potensinya cepat
menurun dan hanya bertahan selama 8 jam.
284

Tabel 2.17
Imunisasi Tambahan Pada Bayi dan Balita

Vaksin Keterangan

Pneumokokus Dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 7


( PCV ) 12 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur >
1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu dosis ulangan 1
kali pada umur 15 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis
terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup
1 kali.

Influenza Diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Pada umur < 9
tahun yang mendapat vaksin influenza pertama kalinya harus
mendapat 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

MMR Dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat


vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan
diberikan pada umur 5-7 tahun.

Tifoid Tifoid polisakarida injeksi diberikan pada umur 2 tahun, diulang


setiap 3 tahun.

Hepatitis A Hepatitis A diberikan pada umur > 2 tahun, dua kali dengan
interval 6-12 bulan.

HPV Jadwal vaksin HPV bivalen 0, 1, 6 bulan; vaksin tetravalen 0, 2,


6 bulan. Dapat diberikan mulai umur 10 tahun.

Varisela Dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur


sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12
tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
285

Tabel 2.18
Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar

Umur Jenis Imunisasi Dosis Cara Penyuntikan


0 Bulan Hepatitis B 0,05 ml IM, pada paha kanan
1 Bulan BCG dan Polio1 0,05 ml IC, pada lengan
kanan atas
2 Bulan DPT-HB-Hib1 dan Polio2 0.5 ml IM, pada paha kiri/
kanan
3 Bulan DPT-HB-Hib2 dan Polio3 0.5 ml IM, pada paha kiri/
kanan
4 Bulan DPT-HB-Hib3 dan Polio4 0.5 ml IM, pada paha kiri/
kanan
9 Bulan Campak 0.5 ml IM, pada lengan kiri
atas

2.5 KONTRASEPSI

2.5.1 Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan,

sedangkan Konsepsi adalah pertemuan antara sel telur ( sel wanita ) yang

matang dan sel sperma ( sel pria ) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari

kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat

pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut

2.4.10 Cara kerja Kontrasepsi

Bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi sbb :

1) Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi

2) Melumpuhkan sperma.

3) Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma

2.4.11 Metode Kontrasepsi


286

Pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi

metode kontrasepsi sederhana dan modern (Hartanto, 2009: 42).

1. Metode Kontrasepsi Sederhana

Metode Kontrasepsi Sederhana adalah suatu cara yang dikerjakan

sendiri oleh peserta KB tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu.

Metode ini terdiri dari dua macam yaitu metode kontrasepsi

sederhana tanpa alat atau obat dan metode kontrasepsi sederhana

dengan alat atau obat.

2. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat

a) Senggama Terputus

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana

tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya dari

vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga sperma tidak

masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.

b) Pantang Berkala

Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa

subur seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi. Agar

kontrasepsi dengan cara ini berhasil, seorang wanita harus

benar-benar mengetahui masa ovulasinya (waktu dimana sel

telur siap untuk dibuahi). Kerugian dengan cara ini adalah masa

puasa bersenggama sangat lama sehingga menimbulkan

kadang-kadang berakibat pasangan tersebut tidak mentaati.

3. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat

a) Kondom
287

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang

pada penis saat berhubungan seksual. Cara kerja kondom yaitu

untuk menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur

dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang

dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah

ke dalam saluran reproduksi perempuan, selain itu kondom

juga dapat mencegah penularan mikroorganisme (HIV/AIDS)

dari satu pasangan kepada pasangan yang lain. Secara ilmiah

didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12

kehamilan per 100 perempuan per tahun (Saifuddin, 2009: 17).

Keuntungan menggunakan kondom adalah :

(a) Efektif bila digunakan dengan benar

(b) Tidak mengganggu kesehatan pengguna

(c) Murah dan dapat dibeli secara umum

Kerugian menggunakan kondom adalah :

(a) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi

sentuhan langsung)

(b) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual


288

(c) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan

kontrasepsi.

b) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari

karet yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan

seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya yaitu menekan

sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat

reproduksi bagian atas.

Keuntungan menggunakan diafragma adalah :

(a) Tidak mengganggu reproduksi ASI

(b) Tidak mengganggu kesehatan pengguna

(c) Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah

terpasang sampai 6 jam sebelumnya

Kerugian menggunakan diafragma adalah :

(a) Pemasangannya membutuhkan keterampilan


289

(b) Untuk pemakaian perlu instruksi dan cara pemasangan

oleh tenaga klinik yang terlatih

(c) Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi

saluran uretra

2. Metode Kontrasepsi Modern

a. Kontrasepsi Hormonal

1) Pil KB

Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang

berbentuk pil/tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon

estrogen dan hormon progesteron atau yang hanya terdiri dari

hormon progesteron saja.

Keuntungan menggunakan pil KB adalah :

a) Mudah menggunakan

b) Mudah dihentikan setiap saat

c) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih

ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan

d) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil

dihentikan
290

Kerugian menggunakan pil KB adalah :

a) Memerlukan disiplin dari pemakai

b) Dapat mengurangi ASI pada pil yang mengandung

estrogen

c) Kembalinya kesuburan agak lambat

2) Suntik KB

Suntik KB ini mencegah lepasnya sel telur dari indung telur

wanita, dan mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga

spermatozoa (sel mani) tidak dapat masuk ke dalam rahim.

Keuntungan menggunakan suntik KB adalah :

a) Jangka panjang

b) Risiko terhadap kesehatan kecil

c) Aman

Kerugian menggunakan suntik KB adalah :

a) Terjadi perubahan pada pola haid

b) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah

penghentian pemakaian

3) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Implant/Susuk KB)


291

AKBK yaitu kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit.

Dengan disusupkannya implan dibawah kulit, stiap hari

dilepaskan secara tetap suatu hormon ke dalam darah melalui

proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik

tersebut, sehingga dapat menghambat terjadinya ovulasi.

Keuntungan menggunakan susuk KB adalah :

a) Tidak menekan produksi ASI

b) Tidak terdapat faktor lupa

c) Masa pakai jangka panjang (3-5 th)

d) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon

estrogen

Kerugian menggunakan susuk KB adalah :


292

a) Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan

yang terlatih

b) Petugas kesehatan perlu dilatih khusus dan praktek untuk

pemasangan dan pengangkatan implant

c) Implant sering mengubah pola haid

4) Intra Uterine Devices (IUD,AKDR)

IUD/AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam

rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik.

Keuntungan menggunakan IUD adalah :

a) Praktis
293

b) Jangka panjang dan sangat efektif karena tidak perlu lagi

mengingat-ingat

Kerugian menggunakan IUD adalah :

a) Tidak dapat dilepas oleh dirinya sendiri (pengguna)

b) Sedikit nyeri setelah pemasangan AKDR

5) Kontrasepsi mantap

Kontrasepsi mantap (kontap) adalah salah satu kontrasepsi dengan

tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran mani

yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak

akan memperoleh keturunan lagi.

6) Vasektomi (MOP)

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas

reproduksi pria dengan jalan melakukan operasi kecil sehingga alur

transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.


294

Keuntungan MOP adalah :

a) Efektif

b) Sederhana

c) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit

d) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal

saja

e) Biaya rendah
295

f) Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana

wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria untuk kurang

tersedia dokter wanita dan paramedis wanita

Kerugian MOP adalah :

a) Diperlukan suatu tindakan operatif

b) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan

atau infeksi

c) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai

keturunan lagi

2.4.12 Jenis-jenis Kontrasepsi

1. Kontrasepsi Sterilisasi

Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada

wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses

sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan).

Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan

secara permanen, misalnya karena faktor usia.

2. Kontrasepsi Teknik
296

1) Coitus Interruptus (senggama terputus)

Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor

kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah

keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat

menarik penis keluar.

2) Sistem kalender (pantang berkala)

Tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan

dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel

telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi.

Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah

menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak

teratur sehingga perhitungan tidak akurat.

Cara menghitung masa subur pada siklus teratur /tetap adalah :

Kurangi 14 hari dari hari pertama haid berikutnya.

kisarannya dengan tambah dan kurangi 2 hari.

Contoh : pada wanita dengan siklus 28 hari maka masa subur

berada pada haid hari ke-14 dengan kisaran hari ke 12-16.

Pada siklus 24 hari, masa subur berada pada hari ke-10 dengan

kisaran hari ke 8-12.

Berapapun siklus haid Anda jika jatuh pada jumlah hari yang

sama maka pengurangnya sama yaitu 14. (merupakan masa

fase sekresi yang selalu tetap 14 hari)


297

Siklus haid tidak teratur

Pada wanita dengan siklus haid tidak teratur akan lebih sulit

mengetahui masa subur secara pasti, karena rentangnya akan

semakin panjang.

Cara menghitung masa subur pada siklus tidak teratur:

Hari pertama masa subur = jumlah siklus haid terpendek

kurangi 18

Hari terakhir masa subur = jumlah siklus haid terpanjang

kurangi 11

Contoh siklus: haid terpendek 26 hari dan terpanjang 38 hari

maka rentang masa subur berada pada hari ke 8-27.

Tampak bahwa pada masa subur pada siklus teratur memiliki

rentang waktu yang lebih pendek, sehingga akan lebih mudah

mendapatkan waktu ovulasi secara tepat.


298

3) Prolonged lactation atau menyusui

Selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI

dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil.

Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan

terjadi kehamilan cukup besar.

3. Kontrasepsi Mekanik

a) Kondom

Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria

maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier

sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak

dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat

menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas

dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan

metode ini:

(a) Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain

(b) Membutuhkan waktu untuk pemasangan

(c) Mengurangi sensasi seksual

b) Spermatisida

Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk

cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke

dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya

70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan

sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah


299

spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah

dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.

4. Vaginal diafragma

Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim

bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama.

Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama

spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila

ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu

cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama.

3. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral

Terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya

tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%.

Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi

panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi

lebih banyak dari biasanya.

4. IUS atau Intra Uterine System

Bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron

sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga,

ditambah dengan beberapa nilai plus: Lebih tidak nyeri dan

kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil Menstruasi


300

menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih

singkat.

5. Kontrasepsi Hormonal

1. Pengertian

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya

mengandung preparat estrogen dan progesterone.

2. Jenis kontrasepsi

Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam

kontrasepsi hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi

Oral (Pil), Kontrasepsi Implant. Dengan fungsi utama untuk

mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi), kontrasepsi

ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan

hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh.

Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua

jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu:

a) Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh

diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan

pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor

dalam rahim.

b) Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan

intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM),

hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan

jantung.
301

c) Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum

sesuai petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap

blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode

tertentu koyo KB atau spiral berhormon

2. Kontrasepsi Suntikan

1) Depo provera yang mengandung medroxyprogestin

acetate 50 Mg.

2) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron

acetate dan strogen.

3) Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang

mengandung derivate testosteron.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto .2009)

a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi

pelepasan ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan

menekan pembentukan releasing faktor dari ipotalamus.

b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus

oleh spermatozoa.

c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak

sempurna untuk implantasi dari hasil konsepsi.

Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan

1) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali

setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama

kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.


302

2) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu

dengan dosis 150 mg.

3) Tingkat efektifitasnya tinggi

4) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang

bayi.

5) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.

6) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.

7) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan

cara tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang

non-bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.

8) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan

tanpa perlu memberitahukan kepada siapapun termasuk

suami atau keluarga lain.

9) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang

disebabkan estrogen, antara lain mual atau efek samping

yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah disamping

estrogen juga dapat menekan produksi ASI.

Kerugian

1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti: siklus haid yang

memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau

sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak

(spotting), tidak haid sama sekali.

2) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan

kesehatan (harus kembali untuk suntikan)


303

3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikutnya.

4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit

menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.

6) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentikan

pemakaian.

7) Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya

kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan karena

belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat

suntikan).

8) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan

pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit

kepala, nervositas, jerawat

2.5 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

2.6.1 Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk

pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan

kebidanan sehingga langkah-langkah dalam manajemen

kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam memecahkan masalah atau

pengambilan keputusan klinis.

Tujuan pendokumentasian :

a. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang diberikan

kepada pasien

b. Memungkinkan berbagai informasi diantara para pemberi asuhan


304

c. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan

d. Memungkinkan data untuk catatan nasional, riset dan statistik

mortalitas/morbiditas

e. Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu

tinggi kepada klien

f. Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu

tinggi kepada klien


305

2.6.2 Metode Pendokumentasian Kebidanan

SOAP

SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas dan logis dan

tertulis. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali ia

bertemu pasiennya. Pentingnya SOAP sebagai pendokumentasian

adalah pendokumentasian metode SOAP merupakan kemajuan informasi

yang sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi

suatu rencana asuhan. Metode ini merupakan penyaringan intisari dari

proses penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan

pendokumentasian asuhan dan SOAP merupakan urut-urutan yang dapat

membantu anda dalam mengorganisir pikiran anda dan memberikan

asuhan yang menyeluruh.

SOAP merupakan singkatan dari :

S : Subjektif

Menggambarkan hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik,

laboratorium, test diagnosa dan dirumuskan dalam data fokus untuk

mendukung assessment

A : Analisi

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan intrepretasi

dan subjektif dan objektif (langkah II, III dan IV)

P : Penatalaksaan
306

Menggambarkan pendokumentasian dari rencana dan

evaluasi assasment (langkah II,III dan IV) atau apa yang dilakukan

berdasarkan hasil pengevaluasian tersebut diatas.

Kegunaan dokumentasi adalah sebagai berikut :

1. Sebagai data atau fakta yang dapat dipakai untuk mendukung

ilmu pengetahuan

2. Merupakan alat untuk mengambil keputusan, perencanaan,

pengontrolan terhadap suatu masalah

3. Sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap aman

terpelihara dengan baik

Sifat dokumentasi adalah tertutup dan terbuka. Tertutup

artinya, apabila didalamnya berisi rahasia yang tidak pantas untuk

diperlihatkan, diungkapkan dan disebarluaskan kepada masyarakat.

Bersifat terbuka artinya, dokumentasi selalu berinteraksi dengn

lingkungannya untuk menerima dan menghimpun informasi.

(salmah,2006 :172)

Anda mungkin juga menyukai