TINJAUAN PUSTAKA
dan untuk perawatan pada bayi baru lahir. Jadi, asuhan berkesinambungan
dengan pendekatan Continuety of care the life cycle yang menekankan bahwa
upaya promotif dan preventif sama pentingnya dengan upaya kuratif dan
rehabilitatife pada tiap siklus kehidupan pada setiap level pelayanan. Continue
of care the life cyle adalah pelayanan yang diberikan siklus kehidupan yang
dimulai dari prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas dan bayi, balita, anak
B. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
b. Etiologi Kehamilan
yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak menuju tuba
dengan tujuh hari. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
ovum membagi dan masuk kedalam uterus menemprl sekitar hari ke-
1. Minggu ke-4 jantung, sirkulasi darah dan saluran pencernaan
dan menjaga minyak pada kulit, alis bulu mata dan rambut
terbentuk.
0.7-0,8 kg.
penting. Perubahan yang terdapat pada ibu hamil antara lain terdapat
pada uterus, serviks uteri, vagina dan vulva, ovarium, payudara, serta
1) Uterus
berkembang lebih cepat dan meregang secara radial, yang jika terjadi
dalam pelvis bagian atas. Tanda piscaseck, yakni bentuk rahim yang
x 22,5 x 20 cm.
a) 28 minggu: fundus uteri terletak kira-kira tiga jari diatas pusat atau
(30cm).
mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-
4) Mammae
Selain itu, pada aerola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi
yang berlebihan.
6) Sistem Kardiovaskuler
dan aliran darah selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan
vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol (varises). Pada
akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul
7) Sistem Pernapasan
susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang
ibu yang baru pertama kali hamil akan merasa lega dan bernapas lebih
8) Sistem Pencernaan
9) Sistem Perkemihan
menunggu dan waspada sebab pada saat ibu merasa tidak sabar
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua
hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Disamping hal tersebut ibu
waktu
persalinan
tenaga kesehatan
persalinan.
dilakukan oleh seorang bidan untuk menapis adanya risiko ini yaitu
Adapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa
1) Perdarahan Pervaginam
2) Penglihatan Kabur
pada muka dan wajah. Hal ini dapat disebabkan adanya pertanda
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam
12 jam). Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/
daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T adalah sebagai berikut:
<145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk
Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil didasarkan
pada indeks masa tubuh pra kehamilan (body mass index) yang
Tabel 2.1
Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
ditekan).
Tabel 2.2
Pengukuran Tinggi fundus uteri
c. Tekanan Darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah
Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas,
pertumbuhan janin.
e. Pemberian Imunisasi TT
penyuntikan.
Tabel 2.3
Jadwal Pemberian TT
% Masa
Imunisasi Interval
Perlindungan perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC 0% Tidak ada
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 80 % 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 95 % 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 99 % 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 99 % 25 tahun /
seumur hidup
Sumber: Walyani S. E. 2016. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
f. Pemeriksaan HB
Pemeriksa Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali,
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine
lain syphilis.
penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan
suami.
j. Perawatan Payudara
susu terbenam)
Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk para ibu hamil didaerah
endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria atau panas
3) Gangguan pertumbuhan;
n. Temu Wicara
1) Definisi Konseling
2) Prinsip-prinsip Konseling
Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu:
a) Keterbukaan
b) Empati
c) Dukungan
2018).
eksklusif.
Data Subjektif
a. Identitas:
Nama, usia, nama suami, alamat, no. telepon, agama, suku, lama
menikah
cairan.
2) Sering Buang Air Kecil
3) Pegal – Pegal
olahraga.
5) Gangguan Pernapasan
diafragma ke atas
2) Siklus haid
3) Taksiran waktu persalinan
4) Perdarahan pervaginam
5) Keputihan
9) Keluhan lainnya
d. Riwayat kontrasepsi
1) Jumlah kehamilan
2) Jumlah persalinan
6) Cara persalinan
7) Jumlah keguguran
8) Jumlah aborsi
1) Penyakit jantung
2) Hipertensi
6) Riwayat operasi
dankelainan congenital
Data Objektif
2) Tekanan darah
3) Nadi
4) Suhu badan
Suhu badan normal adalah 36,50C – 37,50C. bila suhu lebih tinggi dari
5) Tinggi badan
Diukur dalam cm, tanpa sepatu. Tinggi badan kurang dari 145 cm
6) Berat badan
b. Pemeriksaan Kebidanan
1) Pemeriksaan luar
a) Inspeksi
payudara
b) Palpasi
di dalam abdomen.
1. Leopold I
2. Leopold II
sebelah kanan dan kiri perut ibu, dan lebih mudah untuk
3. Leopold III
Untuk menentukan bagian janin yang ada di bawah
(presentasi).
4. Leopold IV
c) Auskultasi
d) Perkusi
2) Pemeriksaan dalam
c. Pemeriksaan Penunjang
menderita anemia gizi atau tidak. Anemia adalah kondisi ibu dengan
2) Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemik meluas dan
terkonsentrasi.
4) Memberikan imunisasi
Pemberian imunisasi pada wanita subur atau ibu hamil harus didahului
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) wajib dimiliki oleh setiap ibu
C. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan
janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
b. Tanda-tanda Persalinan
dengan bloddy slim. Bloody slim paling sering terlihat sebagai rabas
rasa sakit di perut atau bagian belakang dan dibarengi oleh kontraksi
yang teratur.
dari vagina, tidak ada rasa sakit yang menyertai pemecahan ketuban
4) Pembukaan Serviks
pemeriksaan dalam.
proses persalinan menjadi lancar, antara lain faktor jalan lahir (passage),
faktor kekuatan mengedan (power), faktor passanger, faktor psikis dari
ibu bersalin itu sendiri, serta yang tidak kalah pentingnya adalah faktor
penolong.
Jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
Kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
3) Faktor Passenger
Passanger utama lewat jalan lahir adalah janin. Posisi dan besar kepala
5) Faktor Penolong
d. Tahap Persalinan
kala yaitu:
a) Fase Laten
b) Fase Aktif
cm.
mendorong janin hingga keluar. Pada Kala II ini memiliki cirri khas:
a) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2 -3x/menit
Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu:
Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak
mulut dikatup, dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring kearah
dimana punggung janin berada dan hnaya satu kaki yang dirangkul
Kala uri (kala pengeluaran plasenta dan selaput ketuban). Setelah bayi
lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.
menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada
fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200cc.
Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina tapi tidak
banyak yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim
tindakan secepatnya.
aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan
hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
pada tingkat yang optimal. Dengan pendekatan seperti ini, berarti bahwa
upaya asuhan persalinan normal harus didukung oleh adanya alasan yang
kuat dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukkan adanya manfaat
Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang penting dan
saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman (JNPK-KR,
klien. Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi
pertolongan.
meraka akan mendapatkan rasa aman dan hasil yang lebih baik.
c) Ajarkan ibu dan keluarga tentang nutrisi dan istirahat yang cukup
setelah melahirkan.
3) Pencegahan Infeksi
terkontaminasi.
4) Pencatatan (Dokumentasi)
Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan bayinya. Jika
asuhan atau perawatan bagi ibu atau bayinya. Partograf adalah bagian
keputusan klinik.
yang diberikan.
kesehatan lainnya.
lahir.
catatan.
tersedia.
5) Rujukan
menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian
lahir.
multidisiplin).
sesuai.
19).
5) Pada zona merah (risiko tinggi), orange (risiko sedang), dan kuning
(risiko rendah), ibu hamil dengan atau tanpa tanda dan gejala COVID-
pemeriksaan darah NLR atau rapid test (jika tersedia fasilitas dan
sumber daya). Untuk daerah yang mempunyai kebijakan lokal dapat
19 pada ibu hamil jika ibu memiliki kontak erat dan atau gejala.
7) Untuk ibu dengan status kontak erat tanpa penyulit obstetrik (skrining
awal: anamnesis, pemeriksaan darah normal (NLR < 5,8 dan limfosit
persalinan.
(MKJP).
keringkan tangan dengan tisue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
DTT.
tangan dilepaskan.
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/ saat relaksasi
x/menit).
11) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lenngkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. Bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu keposisi
setengah duduk atau posisi lain yang di inginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman.
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
60 menit.
15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika
16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
21) Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan.
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan
23) Setelah kedua bahu lahi, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
26) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
handuk basah dengan handuk/ kain yang kering. Biarkan bayi diatas
perut ibu.
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
32) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
33) Selimut ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
34) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35) Letakkan satu tangan di atas kain pada ibu, di tepi atas simfisis, untuk
36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
telah disediakan.
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
teraba keras).
40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bagian bayi dan
42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43) Biarkan bayi tetap melakukan kintak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
44) Setelah satu jam, lakukan penimbangan/ pengukuran bayi, beri tetes
kiri anterolateral.
pervaginam.
47) Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
50) Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
didekontaminasi.
sesuai.
53) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering.
54) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI dan
diinginkan.
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
58) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
KALA I
Subjektif
f. Apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, apa warna cairan
dipakaiannya?
berkemih, dll).
kekhawatiran lainnya.
Objektif
Bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayinya, serta tingkat
2. Tunjukan sikap ramah dan sopan, tentramkan hati dan bantu ibu agar
merasa nyaman
3. Minta ibu menarik nafas perlahan dan dalam jika iya merasa tegang
atau gelisah
air ibu
menit.
d. Menetukan presentasi
akan teraba kenyal relative lebih besar dan sulit terpegang secara
mantap.
pubis.
2) 4/5 jika 1/5 bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas
panggul.
3) 3/5 jika 2/5 bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas
panggul.
4) 2/5 jika 3/5 bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas
panggul.
5) 1/5 jika 4/5 bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas
panggul.
6) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari
pemeriksaan luar.
ibu.
2) Jika ketuban sudah pecah lihat warna dan bau air ketuban.
3) Jika terjadi pewarnaan meconium nilai apakah kental atau encer
d. Pastikan tali pusat atau bagian kecil lainnya tidak teraba saat
pemeriksaan dalam.
9. Pemeriksaan janin
a. Jika didapati denyut jantung janin tidak normal < 100 atau > 160
Analisa
Tabel 2.4
Pembukaan Serviks
Gejala dan Tanda KALA Fase
Serviks belum berdilatasi Persalinan palsu/ -
belum inpartu
Serviks berdilatasi kurang Kala I Laten
dari 4 cm
Serviks berdilatsi 4-9 cm Kala I Fase aktif
Kecepatan
pembukaan 1 cm
atau lebih / jam
Penurunan kepala
dimulai
Serviks membuka lengkap Kala II Fase awal (Non
(10 cm) ekspulsif)
Penurunan kepala
berlanjut
Belum ada
keinginan untuk
meneran
Serviks membuka lengkap Kala II Fase akhir (ekspulsif)
10 cm
Bagian terbawah
telah mencapai
dasar panggul
Ibu meneran
Penatalaksanaan
memandikan ibu.
mendekontaminasikan alat.
persalinan.
bahan-bahan.
3. Persiapkan rujukan
keluarganya
dukungan
selama persalinan
c. Relaksasi pernafasan
f. Asuhan diri
7. Eliminasi
8. Partograf
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
KALA II
Subjektif
terjadinya kontraksi.
Objektif
a. Usaha mengedan.
1) Frekuensi
2) Lamanya
3) Kekuatan
2. Janin, yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak
1) Keadaan dehidrasi
3) Tingkat tenaga
3. Kondisi ibu
Analisa
Penatalaksanaan
ibu.
a. Jongkok
b. Menungging
c. Tidur miring
d. Setengah duduk
panggul.
Minta ibu untuk bernafas selagi kontraksi ketika kepala akan lahir
cepat.
darah.
Bila lilitan tali pusat terlalu ketat, klem pada dua tempat kemudian
d. Selipkan satu tangan anda kebahu dan lengan bagian belakang bayi
14. Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh
Subjektif
1. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi kedua; jika ada,
2. Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak, rawat
Objektif
tidak.
2. Kontraksi uterus
dengan baik.
perineum.
4. Tanda vital
a. Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum persalinan
(Oktarina, 2016).
5. Tingi fundus uteri bertujuan untuk mengetahui masih ada janin dalam
uterus.
kontraksi uterus.
7. Personal Hygiene
DTT.
Penanganan
plasenta.
2. Memberikan oksitosin
pelepasan plasenta.
bayi jika petugas lebih dari satu dan pastikan hanya ada bayi
tunggal.
b. Oksitosin dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi jika
4. Masase Fundus
Subjektif
Menanyakan kepada ibu tentang perasaan yang ibu alami dan keluhan
Objektif
1. Fundus
2. Tanda-tanda Vital
Periksa tanda tanda vital Setiap 15 menit pada jam pertama setelah
3. Plasenta
4. Selaput ketuban
7. Lochea
Periksa apakah ada darah keluar langsung pada saat memeriksa uterus.
menstruasi.
8. Kandung kemih
berkontraksi sepenuhnya.
9. Kondisi ibu
pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tida stabil,
Analisa
1. Involusi normal
Penatalaksanaan
kala III persalinan, maka tali pusta di klem, dan gunting dan beri
masase fundus agar berkontraksi, baru tali pusat diikat dan klem
dilepas.
pada jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai
4. Bersihkan ibu
Bersihkan perineum dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
5. Istirahat
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
7. Memulai menyusui
Bayi dengan siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk
berkontraksi.
Jika ibu ingin kekamar mandi ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu
dan selamat karena ibu masih dalam keadaan lemah atau pusing
setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam
postpartum.
c. Partograf
dicatat. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan
seksama, yaitu:
aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatan hasil-
2) Kondisi janin
cranium janin.
3) Kemajuan serviks
atau penilaian.
5) Kontraksi uterus
7) Kondisi ibu
datau protein).
D. Nifas
a. Pengertian Nifas
(Maritalia,2017).
Masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira –
2015).
Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika
baik secara fisiologi maupun psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan
(Nurjanah, 2013).
2) Sistem Gastrointestinal
normal.
3) Sistem Perkemihan
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
4) Uterus
Tabel 2.5
Involusi Uterus
Berat Diameter Bekas
Tinggi Fundus Keadaan
Involusi Uterus Melekat
Uteri Serviks
(gr) Plasenta (cm)
Bayi Setinggi pusat 1000 - -
Lahir
plasenta 2 jari di bawah 750 12,5 Lembek
Lahir pusat
Satu Pertengahan 500 7,5 Beberapa
Minggu pusat-simfisis hari setelah
Dua Tak teraba di atas 350 3-4 postpartum
Minggu simfisis dapat dilalui
Enam Bertambah kecil 50-60 1-2 2 jari
Minggu Akhir
Delapan Sebesar normals 30 - minggu
minggu pertama
dapat
dimasuki 1
jari
Sumber: Vivian Nanny dan Sunarsih, 2017.
Tabel 2.6
Perubahan Lochea pada Masa Nifas
5) Sistem Muskulokeletal
Setelah proses persalinan selesai, dinding perut akan menjadi longgar,
1) Fase taking in
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu,
dukungan yang tidak ternilai bagi ibu. Kehadiran suami dan keluarga
yang disampaikan oleh ibu agar dia dapat melewati fase ini dengan
baik.
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari
berikut:
1) Kebutuhan Nutrisi
akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa karena berguna untuk
harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori bagus untuk
2) Kebutuhan Cairan
membuat tubuh ibu tidak dehidrasi. Asupan tablet tambah darah dan
zat besi diberikan selama 40 hari postpartum. Minum kapsul Vit. A
(200.000 unit).
3) Kebutuhan Ambulasi
lebih sehat, dan lebih kuat. Faal usus dan kandung kemih lebih baik,
4) Eliminasi
a) Miksi
dinding kandung kemih kurang sensitif. bila dalam 3 hari ibu tidak
membuka kran air, jika tetap belum bisa melakukan maka dapat
dilakukan kateterisasi.
Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut
dengan luka episiotomi, bila sampai 3-4 hari ibu belum buang air
5) Personal Gygiene
d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari. Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi
berlebihan.
dirinya sendiri.
7) Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus
vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan
2. Konsep Asuhan
Asuhan pada masa nifas adalah asuhan yang diberikan pada ibu nifas
Tujuan:
perdarahan berkelanjutan.
g) Jika petugas kesehatan harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi
Tujuan:
ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
tanda-tanda penyulit.
Tujuan:
abnormal.
tanda-tanda penyulit.
Tujuan:
2017).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan
diselimuti.
c) Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin
ruangan).
Dengan tindakan penjepitan tali pusat memakai klem pada saat lahir
Glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam) (Rukiyah,
2012).
(glukogenesis).
diantaranya yaitu:
alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang
7) Susunan Syaraf
Menurut Sudarti, 2017, Asuhan segera pada bayi baru lahir normal
adalah asuhan yang di berikan pada bayi selama jam pertama setelah
b. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit bayi dengan
kulit ibu.
c. Ganti handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan
menit.
Biodata
Nama Bayi : Untuk menghindari kekeliruan
Keluhan Utama
Ibu mngatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal ... Jam ... WIB
Riwayat Prenatal:
selama hamil.
Riwayat Natal:
lama kala I, lama kala II, BB bayi, denyut bayi, respirasi, suhu,
Observasi TTV, keadaan tali pusat, apakah telah diberi injeksi vitamin K,
Kebutuhan Dasar
Pola nutrisi:
Setelah bayi lahir segera susukan pada ibunya, apakah ASI keluar sedikit,
Pola Eliminasi:
Proses pengeluaran defekasi dan urin terjadi 24 jam pertama setelah lahir,
Pola Istirahat:
Pola Aktivitas:
Pada bayi seperti menangis, BAK, BAB, serta memutar kepala untuk
Riwayat Psikososial:
b. Data Objektif
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan Fisik
ubun-ubun tertutup
Pemeriksaan Neurologis
Refleks moro/terkejut:
apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari dan tangan,
Refleks menggenggam:
Refleks rooting/mencari:
apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa, maka ia akan menoleh dan
apabila bayi diberi dot atau putting maka ia berusaha untuk menghisap.
Glabella Refleks:
apabila bayi diangkat dari tempat tidur atau digendong maka ia akan
Ukuran Kepala:
b) Diameter suboksipitofrontalis 11 cm
c) Diameter frontooksipitalis 12 cm
f) Diameter biparitalis 9 cm
g) Diameter bitemporalis 8 cm
Adaptasi sosial: sejauh mana bayi dapat beradaptasi sosial secara baik
anggota badannya.
c. Analisa
1. Bayi besar
2. Meningitis
3. Pnemunia
4. Encephalitis
5. Gagal jantung
6. Tetanus
d. Penatalaksanaan
jam setelah persalinan, jaga kontak antara ibu dan bayi serta tutupi
2. Tanyakan pada ibu atau keluarga tentang masalah kesehatan pada ibu
menangis)
rujukan.
atau bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasehatkan hal ini kepada
pusat,
e. Luka tali pusat harus dijaga tetap bersih dan kering sampai sisa tali
f. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan hati-hati dengan air DTT
kulit sekitar tali pusat tampak nanah atau berbau. Jika terdapat
kesehatan.
minum bayi.
b. Kejang
c. Bergerak hanya jika dirangsang
g. Merintih
l. Diare
n. Perdarahan
pengerasan kulit
kesehatan
Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and
sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti
menyeluruh, yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan method alamiah
yang ilmiah, serta ilahia yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan
sistem yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan
seorang individu merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari dimensi fisik,
mental, emosional, sosio kultural dan spiritual, dan setiap bagiannya memiliki
sedangkan aspek spiritualitas sendiri juga melekat pada praktik dan peran bidan
makna dan tujuan dari hidup, termasuk berkaitan dengan kondisi yang sedang
mereka hadapi.
baik dalam masa kehamilan, maupun persalinan. Selain itu, hal ini juga akan
membantu klien dalam memperbaiki konsep diri bahwa kondisi sakit ataupun
tidak nyaman yang dialami juga bentuk lain dari cinta yang diberikan oleh
Tuhan.
menunjang kebutuhan klien. Ibu dan bayi yang sehat, fase tumbuh kembang
anak yang sehat, serta menjadi manusia yang berhasil dan berkontribusi positif
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berperan dalam kesehatan ibu dan
kebidanan".
G. Teori Komplementer
intervensi medis baik saat masa kehamilan, persalinan maupun masa nifas.
kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi
intervensi medis saat hamil dan melahirkan, dan berdasarkan pengalaman hal
tersebut cukup membantu. Namun, sebagian besar terapi ini tidak dianggap
seperti yang telah disebutkan dalam paragraf pertama bahwa telah terjadi
2012).
Birth ball adalah bola terapi fisik yang membantu ibu inpartu kala I ke
posisi yang membantu kemajuan persalinan. Sebuah bola terapi fisik yang
bertanggung jawab untuk mensekresi endorfin (Gau & Tian S-H, 2011).
menghilangkan rasa nyeri yang aman bagi wanita yang sedang dalam proses
banyak ibu bersalin merasa puas dengan penggunaan birth ball. Birth ball
bersalin cara alternatif untuk manajemen rasa sakit selama persalinan (Hau
& Kwan W, 2012). Penggunaan birth ball selama persalinan mencegah ibu
birth ball yang dilakukan oleh Kwan et al, yaitu evaluasi penggunaan birth
melaporkan nyeri yang lebih dari sebelumnya, 26% melaporkan tidak ada
perubahan dalam tingkat nyerinya (Gau & Tian S-H, 2011). Dalam hal
kepuasan dan serta kesejahteraan ibu-ibu (Hau & Kwan W, 2012). Latihan
birth ball dapat meningkatkan mobilitas panggul ibu hamil. Latihan ini
dilakukan dalam posisi tegak dan duduk, yang diyakini untuk mendorong
2. Teknik Rebozo
jahitam atau robekan, dan tidak mengejan sama sekali. Rebozo berasal dari
bahasa Spanyol yang berarti shawl atau lebih mudah kita kenal dengan
nama selendang. Bahannya pun bisa bermacam-macam, bisa dari katun,
a. Rebozo shifting, pada teknik ini ibu yang sedang dalam fase persalinan
melilitkan kain jarik dibagian perut ibu. Ketika ibu mulai merasakan
goyangkan bagian perut ibu secara lembut. Gerakan ini membantu ibu
merasa lebih nyaman. Lilitan yang tepat akan membuat ibu merasa
kiri dan ke kanan. Selain membuat nyaman ibu, rebozo juga membantu
memberikan ruang pelvis yang lebih luas untuk ibu sehingga bayi lebih
melakukan teknik ini selama persalinan, jangan melakukan teknik ini jika
dan kehamilan serta janin sensitive terhadap gerakan. Teknik rebozo ini
3. Massage Effleurage
Massage Effleurage, pijat oksitosin dan senam nifas merupakan teknik
banyak alat, tidak memerlukan biaya, tidak memiliki efek samping dan
manipulasi gosokan yang halus dengan tekanan relatif ringan sampai kuat,
permukaan kedua belah tangan, sentuhan yang sempurna dan arah gosokan
selalu menuju ke jantung atau searah dengan jalannya aliran pembulu darah
Menurut Wijanarko dan Riyadi (2010), ada beberapa efek massage yaitu:
penekanan kepada jaringan otot maka darah yang ada di dalam jaringan
lagi terlepas keluar dari jaringan otot dan masuk kedalam pembuluh
kelelahan dapat dikurangi. Selain itu massage juga memberi efek bagi
ketegangan.
Sistem saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf yang di dalam
sarafnya terdiri dari sel-sel saraf motorik yang terletak di luar otak dan
informasi dari sistem saraf pusat (SSP) ke organ, otot, dan kelenjar.
Sistem saraf perifer dibagi menjadi dua cabang yaitu sistem saraf somatik
sistem saraf motorik, yang semua sistem saraf ke otot, sedangkan sistem
saraf otonom adalah sistem saraf yang mewakili persarafan motorik dari
otot polos, otot jantung dan sel-sel kelenjar. Sistem otonom ini terdiri
dari dua komponen fisiologis dan anatomis yang berbeda, yang saling
medulla spinalis dan otak di hambat. Selain itu teori gate control
mengatakan bahwa massage effleurage mengaktifkan transmisi serabut
saraf sensori A – beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini
selama 10-15 menit. Massage effleurage membantu ibu merasa lebih segar,
rileks, dan nyaman selama persalinan, lebih bebas dari rasa sakit, seperti
menjadi nyeri ringan, hal ini berarti massage effleurage efektif terhadap
primipara.
dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf
refleks oksitosin Atau let down reflex. Selain untuk merangsang let down
Efek fisiologis dari pijat oksitosin ini adalah merangsang kontraksi otot
polos uterus baik pada proses saat persalinan maupun setelah persalinan.
Brain gym atau senam otak adalah rangkaian gerakan dan sentuhan
yang bisa merangsang otak agar dapat bekerja secara optimal. Aktivitas
demikian saraf otak akan dapat berkembang lebih pesat sehingga dapat
Sakelar Otak
motorik halus baby. Caranya: gunakan satu tangan untuk memijat jaringan
lunak di bawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada selama 20
hingga 30 menit. Tidak hanya itu, gunakan tangan yang satu lagi untuk
Tombol Bumi
dan bawah. Gerakannya hanya dengan memijat titik dibawah bibir dengan
Tombol Angkasa
Gerakan ini menstimulus energy ke otak dengan memijat titik di atas bibir
dengan satu tangan, sementara tangan lain memegang tulang ekor. Tombol