BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
3
4
1) Minggu ke-28 sampai ke-32, lanugo mulai berkurang, tubuh janin mulai
membulat karena telah terbentuknya lemak. Sistem saraf mengendalikan
gerakan dan fungsi tubuh, mata sudah membuka dan testis sudah turun.
2) Minggu ke-32 sampai ke-36, lanugo sebagian besar telah terlepas tetapi
kulit masih tertutup oleh vernik caseosa, testis fetus laki-laki terdapat
didalam skrotum pada minggu ke-36, ovarium perempuan masih berada
di sekitar pelvic, kuku jari tangan dan kaki mencapai ujung jari, tulang
telah terbentuk sempurna dan umbilicus sekarang terletak lebih dipusat
abdomen.
3) Minggu ke-36 sampai ke-40, penulangan/osifikasi tulang tengkorak
masih belum sempurna, tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan
memudahkan lewatnya fetus melalui jalan lahir, jaringan lemak subkutan
sudah terbentuk, dan fetus mendapat tambahan berat badan hampir 1 kg
pada minggu tersebut.
2.1.3 Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan Trimester III
Perubahananatomi dan fisiologi pada kehamilan trimester III
meliputi sistem reproduksi, sistem pernafasan, sistem perkemihan, sistem
pencernaan, dan sistem kardiovaskuler.
1) Sistem Reproduksi
Pada serviks mengalami pelunakan atau pematangan secara bertahap
dan kanal mengalami dilatasi. (Fraser, 2009:184).Enzim kolagenase,
elastase dan enzim lain menguraikan kolagen menjandi lebih mudah larut
dan meningkatkan kadar air di serviks mengakibatkan pematangan
serviks (ripening) sehingga terjadi proses persalinan (Walsh, 2012:81).
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kontraksi ini akan terasa
semakin kuat sehingga sulit dibedakan antara kontraksi dan permulaan
persalinan. Frekuensi dan kekuatan kontraksi otot segmen atas semakin
meningkat, oleh karena itu segmen bawah rahim uterus berkembang
lebih cepat dan meregang secara radial, yang jika terjadi bersamaan
dengan pembukaan serviks dan pelunakan jaringan dasar pelvis, akan
5
b. Keluhan Utama
Menurut Varney, Kriebs dan Gegor (2007: 438-556)pada ibu hamil trimester
III keluhan-keluhan yang sering dijumpai yaitu peningkatan frekuensi
berkemih, edema dependen, konstipasi, nyeri ulu hati, nyeri punggung bagin
bawah, dan hemoroid.
1) Riwayat Kesehatan
Keadaan kesehatan ibu hamil mempengaruhi kehidupan janin. Ibu
sebaiknya dapat menjaga kesehatannya sehingga dapat melahirkan bayi
yang sehat jasmani dan rohani, pada trimester 3 riwayat kesehatan yang
biasa didapat anemia, hipertensi, jantung, dan pre eklamsia (Manuaba,
2012).
2) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji untuk mengidentifikasi penyakit
keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, perlu
dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan (Manuaba, 2012: 242).
c. Riwayat kebidanan.
1) Menstruasi
Amenore atau tidak haid adalah salah satu indikasi pertama
terjadinya kehamilan. Ibu yang mengetahui hari pertama haid terakhir
(rumus Naegle), maka dapat dengan mudahmenentukan hari perkiraan
persalinan (Manuaba, 2010:107).Sofian (2011:35) menjelaskan bahwa
wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya
dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP).
Menurut Manuaba (2010:203) taksiran tanggal persalinan (TTP) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele yaitu TTP=(hari
HPHT+7) dan (bulan HPHT-3) dan (tahun HPHT+1). Ibu yang menyusui
bayinya, perhitungan kembalinya menstruasi atau haid sulit ditentukan dan
bersifat individu.Setiap wanita atau ibu setelah melahirkan sebagian
besarmendapatkan haid atau menstruasi kembali setelah 4 sampai 6 bulan.
9
5. Riwayat Psikososial
Wanita hamil trimester III mulai memilih nama untuk bayi mempersiapkan
kebutuhan bayi, mengikuti kelas persiapan menjadi orang tua. Orang-orang
disekitarnya mulai membuat rencana untuk bayi yang akan dilahirkan (Marmi,
2011: 95).
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Normalnya baik kesadaran ibu hamil normalnya komposmentis Periksa pandang
melihat kemungkinan adanya kesempitan atau kelainan panggul misalnya wanita
dengan postur tubuh pendek < 145 cm, berjalan pincang, dan terdapat kelainan
punggung seperti kifosis, skoliosis atau lordosis (Romauli, 2011).
b. Tanda-Tanda Vital
Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, pernafasan, nadi dan
suhu.Tekanan darah dalam batas normal, yaitu 100/70–130/90 mmHg (Marmi,
2011: 163).Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.
Tekanan darah meningkat bila sistolik 30mmHg atau lebih, diatolik 15 mmHg
atau lebih. Kenaikan ini dapat berlanjut menjadi pre-eklamsi dan eklamsi kalau
tidak ditangani demngan tepat (Romauli, 2011: 173). Pernafasan normalnya 16–
24 kali per menit (Romauli, 2011: 173).Untuk memenuhi kebutuhan oksigen
yang meningkat kira-kira 20% wanita hamil selalu bernafas lebih dalam dan
bagian bawah toraknya juga melebar ke sisi (Saifuddin, 2010: 96).
Denyut nadi normal ibu antara 60-80x/menit.Denyut nadi ibu sedikit
meningkat selama masa hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut per menit
(dpm) (Wheeler, 2004: 73). Denyut nadi 100x/menit atau lebih mungkin ibu
dalam keadaan tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu, perdarahan
berat, anemia, sakit demam, dan gangguan jantung (Romauli, 2011: 173).Suhu
tubuh yang normal adalah 36,5–37,5 °C. Bila suhu tubuh lebih dari 38°C perlu
diwaspadai adanya infeksi (Romauli: 2011: 173).
c. Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan
dan lingkar lengan atas.Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai
13
dengan 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5
kg/minggu pada Trimester III (Manuaba, 2010:95).Wheeler (2004:71–72)
menjelaskan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) digunakan untuk menentukan
penambahan berat yang direkomendasikan pada wanita hamil.IMT diperoleh
dengan menghubungkan tinggi badan klien dengan berat badannya saat hamil.
Penambahan berat badan pada wanita hamil menurut IMT adalah sebagai
berikut:
(1) Penambahan 12,5-17,5 kg untuk wanita dengan berat badan yang normal
selama hamil (IMT 19,8-26)
(2) Penambahan 14-20 kg untuk wanita dengan berat badan rendah (IMT <19,8)
(3) Penambahan 7,5-12,5 kg untuk wanita dengan berat badan berlebih
(IMT 26,1-29)
(4) Sekurang-kurangnya 7,5 kg untuk wanita obesitas (IMT >29).
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Tinggi
badan harus diukur pada saat kunjungan awal (Wheeler, 2004:71).Tinggi badan
kurang dari 145 cm dapat tergolong risiko Chepalo Pelvic Disporpotion (CPD).
Pengukuran tinggi badan cukup dilakukan satu kali pada pemeriksaan pertama
(Manuaba, 2010:18).
Standar minimal ukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) pada wanita usia
reproduksi adalah 23,5 cm.Pengukuran LILA dilakukan pada kontak pertama di
peelayanan kesehatan untuk skrining ibu hamil yang berisiko mengalami kurang
energi kronis (KEK).Ukuran LILA yang kurang dari 23,5 cm pada ibu hamil
yang disebut mengalami KEK akan dapat melahirkan bayi dengan BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah (Kemenkes RI, 2013: 28).
d. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi kepala, muka, mata, telinga, mulut dan gigi, leher,
dada, payudara, abdomen, genetalia, anus, dan ekstremitas.
a) Kepala
Kulit kepalanormalnya bersih (Romauli, 2011: 174).Kulit kepala yang pucat,
pertumbuhan yang tidak merata dan rambut rapuh dapat mengindikasikan
kekurangan nutrisi (Walsh, 2007:114).
14
b) Muka
Bentuk simetris dan muka tidak pucat. Cloasma gravidarum yang tampak
merupakan akibatpigmentasiyang berlebihan(Romauli, 2011: 174). Muka
yang normal tidak edema,edema pada muka atau seluruh tubuh merupakan
tanda gejala adanya pre eklampsia (Saifuddin, 2010: 543).
c) Mata
Bentuksimetris, konjungtiva palpebral normal warna merah muda, bila pucat
menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuning menandakan
ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada konjungtivitis.
Kelopak mata yang bengkak kemungkinan adanya pre eklampsi (Romauli,
2011:174).
d) Telinga
Normal tidak ada serumen yang berlebihandan tidak berbau. Bentuk telinga
normal, dan simetris (Romauli, 2011:174).
e) Mulut dan gigi
Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan ginggivitis yang mengandung
pembuluh darah dan mudah berdarah. Ibu hamil dengan karies gigi atau
keropos menandakan ibu hamil dengan kekurangan kalsium.Kerusakan gigi
pada ibu sewaktu hamil dapat menjadi sumber terjadinya infeksi (Romauli,
2011:174).
f) Leher
Normal bila tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran limfe
dan bendungan vena jugularis (Romauli, 2011:174). Pembengkakan kelenjar
limfe menunjukkan kemungkinan adanya infeksi (Manuaba, 2012:162).
Pembesarantiroid menunjukkan adanya penyakit hipotiroid dan hipertiroid
dapat menimbulkan masalah pada ibu dan bayi.
g) Dada
Sesak nafas terjadi karena pembesaran uterus sehingga menekanan diafragma
(Varney,Kriebs dan Gegor,2007:543).Dispnea dapat menjadi tanda penyakit
pernafasan yang penting, ronki dapat menunjukkan bronkitis, mengi yang
berhubungan dengan asma (Walsh, 2007:114).
15
h) Payudara
Pada usia kehamilan setelah 12 minggu, dari puting susu dapat mengeluarkan
cairan berwarna putih agak jernih yang disebut kolostrum. Kolostrum ini
berasal dari asinus yang mulai bersekresi. Sejak usia kehamilan 32 minggu
sampai anak lahir, kolostrum yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan
banyak mengandung lemak (Romauli, 2011:77-78).Ibu dengan puting susu
datar dan puting yang masuk memerlukan konseling yang khusus mengenai
cara pemberian ASI dan cara pemenuhan nutrisi pada bayinya (Walsh,
2007:114).
i) Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra, striae
livida/palida, dan terdapat pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan
(Romauli, 2011:174).Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan dan kusam, yang disebut striae gravidarum livide. Pada
multipara selain striae kemerahan, juga sering ditemukan garis berwarna
perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya dan disebut
striae alba. Pada kebanyakan perempuan kulit di garis pertengahan perut akan
berubah menjadi hitam kecoklatan, yang disebut dengan linea nigra (Romauli,
2011:83-84). Kandung kemih yang penuh, kolon yang terdistensi, atau
obesitas, dapat memberi kesan yang salah tentang ukuran janin. Pada
sebagian besar kasus, bentuk uterus lebih panjang ketika janin berada pada
posisi longitudinal. Jika janin berada pada posisi transversal, uterus berbentuk
melebar dan terletak lebih rendah. Otot abdomen yang lemah pada ibu
multipara dapat menyebabkan uterus condong ke depan. BSC (Bekas Sectio
Caesarea) dapat mengindikasikan adanya operasi abdomen atau obstetrik
yang pernah dilakukan sebelumnya (Fraser, 2009:258).
j) Genetalia
Pemeriksaan alat genetalia eksterna terdiri dari inspeksi vulva untuk
mengetahui pengeluaran cairan atau darah dari liang senggama, perlukaan
pada vulva/labium mayus, dan pertumbuhan abnormal (kondiloma akuminata,
kondiloma matalata, kista bartholini, abses bartholini, fibroma labium
16
mayus). Pada palpasi vulva akan teraba tumor pada vulva, teraba benjolan
atau penebalan labium mayus, dan teraba pembengkakan kelenjar bartholini.
Pada pemeriksaan inspekulo, dilakukan pemeriksaan vagina yang dapat
ditemui adanya ulkus, pembengkakan, cairan dalam vagina, atau terdapat
benjolan pada vagina. Pada pemeriksaan porsio uteri, dapat ditemukan
perlukaan porsio, porsio tertutup oleh cairan atau lendir seperti bunga kolatau
nanah berdarah (Manuaba, 2012: 537).
k) Anus
Normal tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus. Hemoroid ialah
pelebaran vena-vena di anus, dapat bertambah besar dalam kehamilan karena
ada bendungan darah di dalam rongga panggul (Romauli, 2011:175). Menurut
Saifuddin(2010: 185) hemoroid dapat terjadi akibat konstipasi.
l) Ekstremitas
Pemeriksamengidentifikasi adanya edema dan lokasi. Normal bila tungkai
bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila gerakannya
berlebihan dan cepat, hal ini mungkin merupakan tanda preeklamsia. Bila
reflek patella negatif kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1.
Kekurangan B1 mempengaruhi saraf tulang belakang, dapat berdampak pada
reflek tubuh (Romauli, 2011:176).
e. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus menjelaskan tentang TFU Mc. Donald, tafsiran berat janin
(TBJ), palpasi, auskultasi, perkusi, pemeriksaan panggul luar, dan kedudukan
janin dalam rahim.
1) TFU Mc. Donald
Pertumbuhan janin dalam rahim dapat diketahui dengan melihat ukuran rahim
dalam cm. TFU sesuai dengan masa kehamilan menurut Manuaba (2010:
100) dapat dilihat pada tabel 2.1
17
Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri Sesuai Masa Kehamilan TM III
pada sisi lain teraba bagian kecil janin. Bila sulit menentukan letak
punggung pada leopold II maka dapat dilakukan dengan metode Boedin
cara menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus
dan Ahfield dengan cara pinggir tangan kiri diletakkan tegak ditengah
perut (Romauli, 2011).
c) Leopold III
Tujuannya untuk mengetahui presentasi/bagian terbawah janin yang ada di
simfisis ibu. Normal pada bagian bawah janin teraba bagian bulat, keras
dan melenting (kepala janin) (Romauli, 2011). Tekniknya dengan satu
tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis (Sofian 2015). Pada
leopold 3 kehamilan primigravida, kepala janin masuk PAP pada usia
kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida kepala janin baru
masuk PAP menjelang persalinan (Manuaba, 2012).
d) Leopold IV
Tujuannya untuk menentukan sejauh mana bagian terendah janin sudah
masuk atau belum dan mengetahui seberapa jauh masuknya dalam PAP.
Posisi tangan masih bisa bertemu (konvergen), hanya sebagian kecil dari
kepala turun ke rongga panggul. Posisi kedua tangan sejajar, berarti
separuh kepala masuk ke rongga panggul. Posisi tangan tidak bertemu
(divergen), bagian terbesar dari kepala masuk ke rongga panggul dan
ukuran terbesar dari kepala sudah melewati PAP. Pada primigravida,
posisi tangan masih bisa bertemu pada usia kehamilan <36 minggu,
sedangkan pada multigravida sebelum persalinan atau bahkan pada usia
kehamilan 36 minggu (Romauli, 2011).
4) Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi pada kehamilan dengan menentukan letak punggung
janin terlebih dahulu kemudian menghitung frekuensi bunyi jantung dengan
mendengarkan 3 kali dalam 5 detik dengan interval 5 detik. Kemudian
jumlah bunyi jantung dikalikan 4, untuk keteraturan dihitung 5 detik pertama,
5 detik ketiga, dan 5 detik kelima dalam satu menit. Interval DJJ antara 5
detik pertama, ketiga dan kelima tidak boleh lebih dari 2. Gawat janin atau
19
vital distres jika bunyi jantung kurang dari 120 kali permenit atau lebih dari
160 kali permenit atau tidak teratur, anak dalam keadaan gawat janin
(Wirakusumah, 2014).
5) Perkusi
Normalnya tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila
gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda
preeklampsia. Bila refleks patella negatif, kemungkinan pasien mengalami
kekurangan B1 (Romauli, 2011: 176).
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada ibu hamil antara lain:
1) Pemeriksaan haemoglobin (Hb)
Pemeriksaan Hb minimal dilakukan dua kali selama hamil, trimester I dan
trimester III. (Fraser dan Cooper, 2009). Menurut Manuaba (2010: 239)
hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut: Hb ≥11gr % tidak
anemia, Hb 9 – <11 gr% anemia ringan, Hb 8 – 9 gr% anemia sedang, dan
Hb < 8gr% anemia berat.
2) Protein urine
Dilakukan pada kunjungan pertama dan kunjungan trimester III.
Pemeriksaan urin dapat pula di ukur dengan cara dipstik yaitu dengan
mencelupkan strip ke dalam urine segar (5 detik) sampai semua test area
terendam dalam urine. Lalu tunggu selama 60 detik. Selanjutnya baca hasil
test dengan cara membandingkan warna pada standart warna yang tersedia
dengan waktu yang tercantum pada standart warna.
3) Protein urine dan glukosa
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin, dilakukan pada kunjungan
pertama kehamilan. Reduksi urin dapat pula diukur dengan cara dipstik
yaitu dengan mencelupkan strip ke dalam urine segar (5 detik) sampai
semua test area terendam dalam urine. Selanjutnya tunggu hingga 45 detik.
Baca hasil test dengan cara membandingkan warna pada standart warna
yang tersedia. Pembandingan warna hasil test protein urine dan reduksi urin
dapat dengan menggunakan dipstick
20
4) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG pada TM III untuk penentuan usia kehamilan, evaluasi
pertumbuhan janin, penentuan presentasi janin, penilaian jumlah cairan
amnion (Saifuddin 2010).
5) Pemeriksaan HbSAg
Menurut Romauli (2011) dilakukan pada pemeriksaan hamil yang pertama,
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya virus hepatitis B dalam darah,
baik dalam kondisi aktif maupun sebagai carier.
6) Pemeriksaan HIV
Terutama untuk daerah risiko tinggi kasus HIV dan yang dicurigai
menderita HIV. Ibu hamil setelah mendapat konseling diberi kesempatan
untuk mengambil keputusan menjalani tes HIV (Kepmenkes RI, 2011).
3. AnalisaData
Data yang telah diolah dianalisis. Bidan melakukan analisis berdasarkan
urutan diantaranya mencari hubungan antara data atau fakta yang satu dengan
yang lainnya untuk mencari sebab dan akibat, menemukan masalah dan apa
masalah utamanya, menemukan penyebab utamanya, dan menentukan tingkat
risiko masalah. Hasil analisa merupakan langkah awal dari penentuan perumusan
masalah untuk menentukan diagnosa kebidanan (Kepmenkes RI, 2011: 9).
2.2.2 Diagnosa Kebidanan
Menurut Kemenkes RI (2011: 5) perumusan diagnosa dan atau masalah
kebidanan, bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa
dan masalah kebidanan yang tepat.Kriteria perumusan diagnosa dan atau
masalah adalah:
a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
c. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri, kolaborasi,
dan rujukan.
Menurut Manuaba (2012:123) G1/>1PAPIAH, usia kehamilan 28-40 minggu,
janin hidup, tunggal, intrauterin, situs bujur, habitus fleksi, posisi punggung
21
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Tanggal : 04 November 2019, pukul 10.30 WIB.
Tempat : Puskesmas Maospati.
3.1 Data subyektif
a. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. “M” Tn. “S”
Umur : 22 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan Pabrik
Umur kawin : 21 tahun 24 tahun
Lama/brp kali kawin : 1 tahun/1 kali 1 tahun/1 kali
Alamat : Ds, Malang, Maospati, Magetan.
b. Keluhan utama
Sering kencing pada malam hari.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu,sekarang dan keluarga Ibu dan keluarga tidak
pernah menderita penyakit hipertensi, DM, asma, jantung, anemia, TBC,
hepatitis, PMS, HIV/AIDS, TORCH.
d. Riwayat kebidanan
1) Haid
27
Menarche usia 13 tahun, siklus teratur 28–30 hari, lama haid 6‒7 hari,
konsistensi encer tidak ada gumpalan. HPHT: 14-02-2019, HPL: 21-11-
2019, HPL USG: 15-11-2019.
2) Kehamilan sekarang
Hamil pertama ini, usia kehamilan 9 bulan kunjungan ke 9. Saat ini status
imunisasi TT ibu adalah T5. Ibu periksa ke bidan 6 kali dan priksa ke
dokter 3 kali. Ibu dalam kondisi sehat, saat usia kehamilan 1-3 bulan ibu
mengeluh mual, muntah, usia kehamilan 4–8 bulan ibu tidak ada keluhan,
pada usia kehamilan 9 bulan ini26
ibu mengalami keluhan sering kencing
pada malam hari. Sekarang gerakan janin aktif. Ibu sudah mendapat
penyuluhan tentang kebutuhan dasar ibu hamil, tanda bahaya dalam
kehamilan, dan Persiapan persalinan (P4K). Ibu sudah ANC terpadu
tanggal 18-04-2019.
3) Keluarga berencana (KB)
Sebelum hamil ibu belum menggunakan KB. Setelah melahirkan ini ibu
rencana menggunakan KB IUD.
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Makan 3‒4x/hari, porsi 1 piring habis, terdiri dari nasi, lauk (tahu, tempe,
telur, ikan), sayur (bayam, sawi, daun ketela, wortel), buah (pisang,
jeruk, pepaya), minum air putih 8‒12 gelas/hari. Ibu rutin minum susu
ibu hamil. Ibu tidak ada pantangan makanan.
2) Eliminasi
BAK malam hari 3‒4x/hari. Pada siang hari 4–5x/hari sejak usia
kehamilan 2 minggu yang lalu, konsistensi encer, warna kuning jernih,
bau khas, tidak ada keluhan. BAB 1x/hari, konsistensi lunak, warna
kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan.
3) Istirahat dan tidur
Ibu tidur malam ±7 jam, pukul 21.00–04.00 WIB dan Ibu tidur siang ±1
jam pukul 14.00-15.00. Saat tidur malam ibu sering terbangun karena
ingin BAK.
28
4) Aktivitas
Ibu melakukan aktivitas rumah tangga seperti biasa. Setiap pagi dan
kadang sore ibu berjalan-jalan di sekitar rumah selama ± 15 menit.
5) Personal hygiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari saat mandi pagi dan mau tidur malam,
keramas 2–3 hari sekali, ganti baju dan celana dalam 2x/hari setelah
mandi, cebok dengan air dari arah depan ke belakang setiap selesai
BAK/BAB. Membersihkan payudara tiap mandi dengan sabun.
6) Rekreasi
Saat ada waktu luang digunakan ibu untuk menonton TV bersama
keluarga.
7) Hubungan seksual
Ibu jarang melakukan hubungan seksual selama kehamilan.
f. Riwayat ketergantungan
Ibu maupun suami tidak mempunyai kebiasaan minum-minuman
beralkohol, minum jamu, mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Suami
merokok.
g. Latar belakang sosial budaya
Dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada kebiasaan pijat perut ke dukun,
minum jamu-jamuan tradisional atau obat-obatan tertentu, dan tidak ada
pantangan makanan tertentu. Dalam keluarga masih ada tradisi Jawa, seperti
selamatan dan tingkeban.
h. Riwayat psikososial dan spiritual
Ibu sekarang tinggal di rumah dengan ibu, ayah dan suaminya. Keluarga
senang dan mendukung kehamilan ini. Ibu berharap kehamilannya berjalan
lancar dan dapat melahirkan secara spontan dan normal. Pengambil
keputusan dalam keluarga adalah suami. Ibu selalu berdoa agar diberi
kesehatan dan keselamatan sampai proses persalinan nanti.
3.2 Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
29
e. Mendiskusikan pada ibu tentang P4K. Ibu rencana donor darah dari Ibu
kandungnya, ibu rencana bersalin di Puskesmas Maospati.
f. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan. Ibu mengetahui tanda-
tanda persalinan.
g. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu tanggal 11
November 2019 atau sewaktu-waktu bila ada tanda bahaya. Saat kunjungan
dilakukan pemeriksaan tentang keluhan sering kencing yang di alami,
pemeriksaan tanda-tanda vital, mengukur TFU, menimbang BB, dan pada
janin meliputi mengecek DJJ dan pergerakan janin.
Lailul M.
33
BAB 4
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Ny. M usia 22 tahun G1P00000 usia kehamilan 37-38 minggu dengan
masalah sering kencing pada malam hari. Masalah yang dihadapi Ny M
merupakan hal yang fisiologi yang di alami oleh ibu hamil. Kejadian ssering
kencing yang di alami ibu hamil trimester III ini terjadi karena bagian terbawah
janin menurun dan akan masuk kedalam panggul sehingga menekan kandung
kemih. Bagian janin yang masuk kedalam panggul akan mengurangi ruang
distensi kandung kemih yang menyebabkan ibu hamil trimester III sering
buang air kecil (Manuaba, 2012).
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mengacu pada perencanaan yang
telah dibuat. Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
tindakan yang kita lakukan memenuhi criteria hasil evaluasi yang
menggunakan metode SOAP.
34
DAFTAR33PUSTAKA
Anggraini, Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihana. Astutik, Reni Yuli. (2014). Payudara Dan Laktasi. Jakarta Selatan :
Salemba Medika.
Fraser, D. M. (2009). Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Glasier, Anna & Gebbie Alisa. (2006). Keluarga Berencana & Kesehatan
Reproduksi. Diterjemahkan oleh: Brahm. Jakarta: EGC.
Irianto, Koes. (2014). Biologi Reproduksi. Bandung: Alfabeta
Kemenkes RI. (2011). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No.
938/Menkes/SK/VIII/(2007) Tentang Asuhan Kebidanan. Jakarta.
. (2016). Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI dan JICA.
Manuaba, I. B. G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. (EGC, Ed.). Jakarta.
. (2012). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Marmi. (2014). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Romauli, Suryati. (2011). Buku Ajar Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika
Saifuddin. (2014). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, A. B. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sofian, A. (2011). Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Sukarni, Icesmi. (2013). Kehamilan, Persalinan, Nifas. Yogyakarta:
35
Nuha Medika
Varney, Helen, Kriebs, Jan M., Gegor, C. L. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Edisi 4. Jakarta: EGC.
Walsh, L. V. (2012). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
.(2014). Asuhan Persalinan34Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Walyani, Elisabeth Siwi. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Barupress