Anda di halaman 1dari 35

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43minggu). Kehamilan 40 minggu
disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu
disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36minggu
disebut kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi
3 bagian yaitu kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu),
kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu), kehamilan trimester
terakhir (antara 28 sampai 40 minggu). Janin yang dilahirkan dalam trimester
terakhir telah viable (dapat hidup). (Hanifa Wiknjosastro, 2007). Kehamilan
normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik buruk dan ukuran
uterus sama / sesuai usia kehamilan.
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu
yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian
khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada
persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal
care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal
care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah
satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat
mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-
tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering
memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat
inpartu.

1
2

Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan


obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil
memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan kehamilan?
2. Apa saja perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil?
3. Bagaimana asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil trimester III?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk
melaksanakan asuhan kebidanan langsung kepada pasien secara optimal dan
mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, sehingga didapat
ibu dan anak yang sehat.
2. Tujuan Khusus
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses
asuhan kebidanan serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan
asuhan kebidanan penulis diharapkan mampu :
a. Melaksanakan pengkajian data.
b. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.
b. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah.
c. Melaksanakan rencana asuhan dengan masalah.
d. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan.
1.4 Manfaat Penulisan
a. Agar mahasiswa mengetahui apa yang di maksud dengan kehamilan.
b. Agar mahasiswa mengetahui apa saja perubahan fisik yang terjadi pada
ibu hamil.
c. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana asuhan kebidanan kehamilan
pada ibu hamil, khususnya pada ibu hamil trimester III.
3

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Pengertian
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambungan dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa, ovum, konsepsi, nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta, pertumbuhan zigot, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm (Manuaba, 2010:75). Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu
ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
(Saifuddin (2010: 213).
2.1.2 Fisiologi Kehamilan
1) Perkembangan Awal Embrio
Fisiologis kehamilan dinyatakan sebagai proses yang berkesinambungan
menurut Manuaba (2010: 75-83) segera setelah fertilisasi, zigot yang
dihasilkan mulai mengalami proses pembelahan. Proses pembelahan zigot
terjadi dalam 3 hari dan akanterbentuk suatu kelompok sel yang sama
besarnya yang disebut stadium morula.Morula akan mengalami reorganisasi
sel untuk menjadistadium blastula yang disebut blastokista (blastocyst)yang
bagian luarnya adalah trofoblas dan bagian dalamnya disebut massa inner
cell. Massa inner cell ini akan berkembang menjadi janin dan trofoblas akan
berkembang menjadi plasenta. Menurut Saifuddin (2010: 143)
keseimbangan antara trofoblas dan endometriumakan menghasilkan nidasi
dan plasentasi yang normal sehingga hasil konsepsi akan tumbuh dan
berkembang di endometrium.
2) Perkembangan Janin Trimester III
Menurut Romauli (2011: 62–63) perkembangan janin pada trimester III
sebagai berikut:

3
4

1) Minggu ke-28 sampai ke-32, lanugo mulai berkurang, tubuh janin mulai
membulat karena telah terbentuknya lemak. Sistem saraf mengendalikan
gerakan dan fungsi tubuh, mata sudah membuka dan testis sudah turun.
2) Minggu ke-32 sampai ke-36, lanugo sebagian besar telah terlepas tetapi
kulit masih tertutup oleh vernik caseosa, testis fetus laki-laki terdapat
didalam skrotum pada minggu ke-36, ovarium perempuan masih berada
di sekitar pelvic, kuku jari tangan dan kaki mencapai ujung jari, tulang
telah terbentuk sempurna dan umbilicus sekarang terletak lebih dipusat
abdomen.
3) Minggu ke-36 sampai ke-40, penulangan/osifikasi tulang tengkorak
masih belum sempurna, tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan
memudahkan lewatnya fetus melalui jalan lahir, jaringan lemak subkutan
sudah terbentuk, dan fetus mendapat tambahan berat badan hampir 1 kg
pada minggu tersebut.
2.1.3 Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan Trimester III
Perubahananatomi dan fisiologi pada kehamilan trimester III
meliputi sistem reproduksi, sistem pernafasan, sistem perkemihan, sistem
pencernaan, dan sistem kardiovaskuler.
1) Sistem Reproduksi
Pada serviks mengalami pelunakan atau pematangan secara bertahap
dan kanal mengalami dilatasi. (Fraser, 2009:184).Enzim kolagenase,
elastase dan enzim lain menguraikan kolagen menjandi lebih mudah larut
dan meningkatkan kadar air di serviks mengakibatkan pematangan
serviks (ripening) sehingga terjadi proses persalinan (Walsh, 2012:81).
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kontraksi ini akan terasa
semakin kuat sehingga sulit dibedakan antara kontraksi dan permulaan
persalinan. Frekuensi dan kekuatan kontraksi otot segmen atas semakin
meningkat, oleh karena itu segmen bawah rahim uterus berkembang
lebih cepat dan meregang secara radial, yang jika terjadi bersamaan
dengan pembukaan serviks dan pelunakan jaringan dasar pelvis, akan
5

menyebabkan presentasi janin mulai menurun ke dalam pelvis bagian


atas (Fraser, 2009:184).
Pada usia kehamilan 28 minggu kolostrum dapat keluar dari
payudara. Hormon progesteron menyebabkan puttingsusumenjadi lebih
menonjol (Fraser,2009:202).
2) Sistem Pernafasan, Perkemihan dan Pencernaan
Pada sistem pernafasan, uterus yang membesar ke arah diafragma
menyebabkan diafragma kurang leluasa bergerak, sehingga menimbulkan
kesulitan bernafas (Walsh, 2008:88).Pada sistem perkemihan, kepala
janin telah turun ke rongga panggul yang mulai menekan kandung kemih
sehingga timbul keluhan sering kencing (Saifuddin, 2010: 185). Pada
sistem pencernaan, ukuran uterus yang bertambah besar menyebabkan
lambung dan usus akan tergeser ke arah atas dan lateral (Fraser,
2009:197).
3) Sistem Kardiovaskuler
Pada sistem kardiovaskulerdipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta untuk memenuhi kebutuhan janin.Pada trimester III terjadi
peningkatan curah jantung hingga UK 28–32 minggu kemudian
dipertahankan sampai dengan aterm (Fraser, 2009:186-187). Volume
plasma akan meningkat kira-kira 40–45% yang dapat menyebabkan
hemodilusi dan penurunan konsentrasi haemoglobin dari 15 g/dl menjadi
12,5 g/dl (Saifuddin, 2009: 180).
2.1.4 Perubahan Psikologis
Perubahan psikologi ibu hamil trimester III menurut
Romauli(2011:90) yaitu rasa tidak nyaman mulai timbul kembali, ibu
merasa dirinya menjadi jeleksehubungan dengan bentuk tubuh yang
bertambah besar, merasa terlihat aneh, tidak menarik, merasa tidak
menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu, takut rasa sakit dan
bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan
keselamatannya dan janin yang dikandungnya, khawatir janin yang akan
dilahirkan dalam keadaan tidak normal, dan libido menurun.
6

2.2 Asuhan Kehamilan


2.2.2 Pengkajian
Pengkajian data menjelaskan tentang data subyektif, data obyektif dan analisa
data.
1. Data Subyektif
Data subyektif menjelaskan tentang biodata, keluhan utama, riwayat kesehatan,
riwayat kesehatan keluarga, riwayat kebidanan, pola kebiasaan sehari-hari, riwayat
ketergantungan, latar belakang sosial budaya, dan keadaan psikososial dan spiritual.
a. Biodata
1) Nama
Nama merupakan identitas pasien untuk membedakan dengan pasien yang
lain. Nama juga digunakan untuk mengenal pasien dan untuk menjalin
hubungan saling percaya antara petugas dan pasien, identitas ini juga
berlaku di persalinan, Nifas, Bayi baru lahir dan KB (Manuaba, 2012).
2) Umur
Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi dibandingkan “kurun waktu
reproduksi sehat” antara usia 20-35 tahun. Keadaan ini dapat merugikan
kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba,
2012).
3) Agama
Agama dikaji untuk memberikan dukungan moral terhadap kegiatan yang
dilakukan sesuai ketentuan agama. Informasi ini dapat menuntun ke diskusi
tentang pentingnya agama dalam kehidupan, tradisi keagamaan dalam
kelahiran, dan pada beberapa kasus penggunaan produk darah untuk
menyiapkan segala kemungkinan yang terjadi pada masa nifas. Selain itu
untuk bayi yang dilahirkan dan pemilihan alat kontrasepsi yang dapat
mempengaruhi menurut suatu keyakinan agama tertentu (Marmi, 2014).
4) Pendidikan
Kurangnya pendidikan sehingga tetap berorientasi pada pengobatan dan
pelayanan tradisional (Manuaba, 2012).Faktor pendidikan dan ekonomi
diperhitungkan karena dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dan
7

perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2012). Tingkat pendidikan


mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang dan kemudahan dalam
menerima informasi (Romauli, 2011).
5) Pekerjaan
Dalam hal ini ibu hamil diperbolehkan melakukan pekerjaan rumah tangga
dan dapat melaksanakannya secara rutin. Bekerja sesuai dengan kemampuan
dan makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan karena selama hamil
diperlukan perhatian yang dapat membahayakan kelangsungan kehamilan
dan segera memeriksakan diri jika menemui tanda bahaya tersebut
6) Penghasilan
Penghasilan yang terbatas dapat menimbulkan berbagai masalah pada
kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB serta menambah sulitnya masalah
ekonomi dan dapat menimbulkan stres (Manuaba 2012).
7) Status Menikah
Status klien sudah menikah atau belum sangat penting untuk mengetahui
kehamilan tersebut berasal dari pernikahan atau kehamilan yang tidak
diinginkan. Status pernikahan bias berpengaruh pada psikologis ibu saat
masa kehamilan (Walyani, 2015).
8) Lama/berapa kali menikah
Seorang wanita dengan lama pernikahan 5 tahun dan baru hamil disebut
primigravida tua. Jika lama menikah ≥ 4 tahun kemudian hamil, kehamilan
tersebut mempunyai risiko tinggi (RI, Kemenkes, 2016). Menikah lebih dari
1 kali, dikhawatirkan adanya penyakit menular seksual (Manuaba, 2012).
9) Alamat
Alamat berfungsi untuk menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya
sama. Ibu yang tinggal di daerah pegunungan memiliki risiko tinggi
kekurangan yodium. Kekurangan yodium akan berpengaruh pada tumbuh
kembang janinnya. Kesehatan lingkungan menjadi tanggung jawab manusia.
Pencemaran lingkungan oleh manusia atau bangunan yang dibuat manusia
sendiri memberikan dampak penyakit (Manuaba, 2012).
8

b. Keluhan Utama
Menurut Varney, Kriebs dan Gegor (2007: 438-556)pada ibu hamil trimester
III keluhan-keluhan yang sering dijumpai yaitu peningkatan frekuensi
berkemih, edema dependen, konstipasi, nyeri ulu hati, nyeri punggung bagin
bawah, dan hemoroid.
1) Riwayat Kesehatan
Keadaan kesehatan ibu hamil mempengaruhi kehidupan janin. Ibu
sebaiknya dapat menjaga kesehatannya sehingga dapat melahirkan bayi
yang sehat jasmani dan rohani, pada trimester 3 riwayat kesehatan yang
biasa didapat anemia, hipertensi, jantung, dan pre eklamsia (Manuaba,
2012).
2) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji untuk mengidentifikasi penyakit
keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, perlu
dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan (Manuaba, 2012: 242).
c. Riwayat kebidanan.
1) Menstruasi
Amenore atau tidak haid adalah salah satu indikasi pertama
terjadinya kehamilan. Ibu yang mengetahui hari pertama haid terakhir
(rumus Naegle), maka dapat dengan mudahmenentukan hari perkiraan
persalinan (Manuaba, 2010:107).Sofian (2011:35) menjelaskan bahwa
wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya
dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP).
Menurut Manuaba (2010:203) taksiran tanggal persalinan (TTP) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele yaitu TTP=(hari
HPHT+7) dan (bulan HPHT-3) dan (tahun HPHT+1). Ibu yang menyusui
bayinya, perhitungan kembalinya menstruasi atau haid sulit ditentukan dan
bersifat individu.Setiap wanita atau ibu setelah melahirkan sebagian
besarmendapatkan haid atau menstruasi kembali setelah 4 sampai 6 bulan.
9

2) Riwayat hamil, persalinan, dan nifas yang lalu


Normalnya ibu pada kehamilan, persalinan, nifas yang lalu tidak mengalami
komplikasi (keguguran, persalinan prematur, kehamilan mati dalam rahim)
jika kehamilan yang lalu terdapat komplikasi maka kehamilan ini harus
dipantau secara dini sehingga jika komplikas terlihat secara dini ibu perlu
dikirim ke rumah sakit (Manuaba, 2012). Pada ibu hamil dengan jarak < 2
tahun akan mengalami pertumbuhan janin kurang baik, partus lama dan juga
perdarahan (Irianto, 2014). Sedangkan jarak > 10 tahun ibu akan mengalami
BBLR, perdarahan, prematuritas, plasenta previa, kehamilan kembar,
penyakit trofoblas (Manuaba, 2010). .
3) Riwayat kehamilan sekarang
Gerak janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibu pada usia
kehamilan 18 minggu. Pada multigravida gerak janin dapat dirasakan oleh
ibu pada usia kehamilan 16 minggu. Setiap wanita hamil memerlukan
sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal yaitu satu kali
kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali
kunjungan selama trimester kedua (antara 14-28 minggu), dua kali
kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-40 minggu).
Pelayanan asuhan kehamilan standar 14 T yaitu timbang berat
badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi
TT (Tetanus Toksoid), pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama
kehamilan, pemeriksaan Hb (Hemoglobin), pemeriksaan VDRL (Vederal
Desease Research Laboratory), perawatan payudara, senam hamil,
pemeriksaan protein urine atas indikasi, pemeriksaan reduksi urine atas
indikasi, pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis, temu
wicara dalam rangka persiapan rujukan, dan pemberian terapi anti malaria
untuk daerah endemis malaria.Vaksinasi dengan tetanus toksoid dianjurkan
untuk dapat menurunkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus.
4) Riwayat kontrasepsi
Pemakaian alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan klien
dikaji lama pemakaian serta keluhan yang dirasakan selama pemakaian
10

(Marmi, 2011: 158).Pemeriksaan postpartum merupakan waktu yang tepat


untuk membicarakan metode KB untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan (Manuaba, 2010: 204). Biasanya wanita tidak menghasilkan telur
(ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki, oleh
karena itu metode amenore laktasi dapat dipakai selama ibu belum
mendapat haid. Pasangan harus menunggu sekurangnya 2 tahun sebelum ibu
hamil kembali.Pada kehamilan ketika IUD masih terpasang, bisa dilepas
jika talinya tampak selama trimester pertama tapi lebih baik dirujuk ke
dokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu. Pelepasan IUD
menurunkan risiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD tetap terpasang
meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester.
2. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
Pada trimester III, janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat. Perkembangan janin yang pesat ini terjadi pada 20 minggu
terakhir kehamilan. Umumnya nafsu makan ibu akan sangat baik dan ibu
merasa cepat lapar (Romauli, 2011:135).
2) Eliminsi
Pada akhir kehamilan, ibu akan sering berkemih karena kandung kemih
akan tertekan oleh uterus akibat kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas
panggul (Saifuddin, 2009: 185). Desakan tersebut menyebabkan kandung
kemih cepat terasa penuh. Hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin
lancar sehingga pembentukan urin akan bertambah (Manuaba, 2010:94).
3) Istirahat dan tidur
Kebutuhan tidur wanita hamil pada malam hari kurang lebih 8 jam dan
istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam (Romauli, 2011:
144).
4) Aktivitas
Tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita duduk
atau berdiri dan pada vena kava inferior saat ia dalam posisi terlentang akan
menyebabkan gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
11

ekstremitas bawah sehingga menyebabkan edema dependen pada kaki.


Edema dependen ini akan membatasi gerakan atau aktivitas ibu hamil
(Varney, 2007:540).Aktivitas yang terlalu berat dapat menyebabkan abortus
dan persalinan prematur (Romauli, 2011:171).
5) Personal hygiene
Mandi minimal 2 kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan
kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan
dengan air dan dikeringkan (Romauli, 2011:138).
6) Rekreasi
Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama
dan melelahkan karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan
mengakibatkan gangguan sirkulasi serta oedema tungkai karena kaki
tergantung jika duduk terlalu lama (Marmi, 2011:125).
7) Hubungan seksual
Keinginan seksual ibu hamil trimester III sudah berkurang karena berat
perut yang semakin membesar dan tekniknya pun sudah sulit dilakukan.
Posisi diatur untuk menyesuaikan pembesaran perut (Marmi, 2011:123).
3. Riwayat ketergantungan
Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik secara langsung dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan menimbulkan
kelahiran dengan berat badan rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan
atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental. (Manuaba, 2012:122).
4. Latar belakang sosial budaya
Mitos di masyarakat yang berkaitan dengan kehamilan yaitu pantangan
makanan, misalnya ibu hamil harus pantang terhadap makanan yang berasal
dari daging, ikan, telur, dan goreng-gorengan karena percaya akan
menyebabkan kelainan pada janin. Adat ini akan sangat merugikan ibu dan
janin karena hal tersebut akan membuat pertumbuhan janin tidak optimal dan
pemulihan kesehatannya akan lambat (Romauli, 2011:169).
12

5. Riwayat Psikososial
Wanita hamil trimester III mulai memilih nama untuk bayi mempersiapkan
kebutuhan bayi, mengikuti kelas persiapan menjadi orang tua. Orang-orang
disekitarnya mulai membuat rencana untuk bayi yang akan dilahirkan (Marmi,
2011: 95).
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Normalnya baik kesadaran ibu hamil normalnya komposmentis Periksa pandang
melihat kemungkinan adanya kesempitan atau kelainan panggul misalnya wanita
dengan postur tubuh pendek < 145 cm, berjalan pincang, dan terdapat kelainan
punggung seperti kifosis, skoliosis atau lordosis (Romauli, 2011).
b. Tanda-Tanda Vital
Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, pernafasan, nadi dan
suhu.Tekanan darah dalam batas normal, yaitu 100/70–130/90 mmHg (Marmi,
2011: 163).Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.
Tekanan darah meningkat bila sistolik 30mmHg atau lebih, diatolik 15 mmHg
atau lebih. Kenaikan ini dapat berlanjut menjadi pre-eklamsi dan eklamsi kalau
tidak ditangani demngan tepat (Romauli, 2011: 173). Pernafasan normalnya 16–
24 kali per menit (Romauli, 2011: 173).Untuk memenuhi kebutuhan oksigen
yang meningkat kira-kira 20% wanita hamil selalu bernafas lebih dalam dan
bagian bawah toraknya juga melebar ke sisi (Saifuddin, 2010: 96).
Denyut nadi normal ibu antara 60-80x/menit.Denyut nadi ibu sedikit
meningkat selama masa hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut per menit
(dpm) (Wheeler, 2004: 73). Denyut nadi 100x/menit atau lebih mungkin ibu
dalam keadaan tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu, perdarahan
berat, anemia, sakit demam, dan gangguan jantung (Romauli, 2011: 173).Suhu
tubuh yang normal adalah 36,5–37,5 °C. Bila suhu tubuh lebih dari 38°C perlu
diwaspadai adanya infeksi (Romauli: 2011: 173).
c. Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan
dan lingkar lengan atas.Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai
13

dengan 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5
kg/minggu pada Trimester III (Manuaba, 2010:95).Wheeler (2004:71–72)
menjelaskan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) digunakan untuk menentukan
penambahan berat yang direkomendasikan pada wanita hamil.IMT diperoleh
dengan menghubungkan tinggi badan klien dengan berat badannya saat hamil.
Penambahan berat badan pada wanita hamil menurut IMT adalah sebagai
berikut:
(1) Penambahan 12,5-17,5 kg untuk wanita dengan berat badan yang normal
selama hamil (IMT 19,8-26)
(2) Penambahan 14-20 kg untuk wanita dengan berat badan rendah (IMT <19,8)
(3) Penambahan 7,5-12,5 kg untuk wanita dengan berat badan berlebih
(IMT 26,1-29)
(4) Sekurang-kurangnya 7,5 kg untuk wanita obesitas (IMT >29).
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Tinggi
badan harus diukur pada saat kunjungan awal (Wheeler, 2004:71).Tinggi badan
kurang dari 145 cm dapat tergolong risiko Chepalo Pelvic Disporpotion (CPD).
Pengukuran tinggi badan cukup dilakukan satu kali pada pemeriksaan pertama
(Manuaba, 2010:18).
Standar minimal ukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) pada wanita usia
reproduksi adalah 23,5 cm.Pengukuran LILA dilakukan pada kontak pertama di
peelayanan kesehatan untuk skrining ibu hamil yang berisiko mengalami kurang
energi kronis (KEK).Ukuran LILA yang kurang dari 23,5 cm pada ibu hamil
yang disebut mengalami KEK akan dapat melahirkan bayi dengan BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah (Kemenkes RI, 2013: 28).
d. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi kepala, muka, mata, telinga, mulut dan gigi, leher,
dada, payudara, abdomen, genetalia, anus, dan ekstremitas.
a) Kepala
Kulit kepalanormalnya bersih (Romauli, 2011: 174).Kulit kepala yang pucat,
pertumbuhan yang tidak merata dan rambut rapuh dapat mengindikasikan
kekurangan nutrisi (Walsh, 2007:114).
14

b) Muka
Bentuk simetris dan muka tidak pucat. Cloasma gravidarum yang tampak
merupakan akibatpigmentasiyang berlebihan(Romauli, 2011: 174). Muka
yang normal tidak edema,edema pada muka atau seluruh tubuh merupakan
tanda gejala adanya pre eklampsia (Saifuddin, 2010: 543).
c) Mata
Bentuksimetris, konjungtiva palpebral normal warna merah muda, bila pucat
menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuning menandakan
ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada konjungtivitis.
Kelopak mata yang bengkak kemungkinan adanya pre eklampsi (Romauli,
2011:174).
d) Telinga
Normal tidak ada serumen yang berlebihandan tidak berbau. Bentuk telinga
normal, dan simetris (Romauli, 2011:174).
e) Mulut dan gigi
Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan ginggivitis yang mengandung
pembuluh darah dan mudah berdarah. Ibu hamil dengan karies gigi atau
keropos menandakan ibu hamil dengan kekurangan kalsium.Kerusakan gigi
pada ibu sewaktu hamil dapat menjadi sumber terjadinya infeksi (Romauli,
2011:174).
f) Leher
Normal bila tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran limfe
dan bendungan vena jugularis (Romauli, 2011:174). Pembengkakan kelenjar
limfe menunjukkan kemungkinan adanya infeksi (Manuaba, 2012:162).
Pembesarantiroid menunjukkan adanya penyakit hipotiroid dan hipertiroid
dapat menimbulkan masalah pada ibu dan bayi.
g) Dada
Sesak nafas terjadi karena pembesaran uterus sehingga menekanan diafragma
(Varney,Kriebs dan Gegor,2007:543).Dispnea dapat menjadi tanda penyakit
pernafasan yang penting, ronki dapat menunjukkan bronkitis, mengi yang
berhubungan dengan asma (Walsh, 2007:114).
15

h) Payudara
Pada usia kehamilan setelah 12 minggu, dari puting susu dapat mengeluarkan
cairan berwarna putih agak jernih yang disebut kolostrum. Kolostrum ini
berasal dari asinus yang mulai bersekresi. Sejak usia kehamilan 32 minggu
sampai anak lahir, kolostrum yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan
banyak mengandung lemak (Romauli, 2011:77-78).Ibu dengan puting susu
datar dan puting yang masuk memerlukan konseling yang khusus mengenai
cara pemberian ASI dan cara pemenuhan nutrisi pada bayinya (Walsh,
2007:114).
i) Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra, striae
livida/palida, dan terdapat pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan
(Romauli, 2011:174).Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan dan kusam, yang disebut striae gravidarum livide. Pada
multipara selain striae kemerahan, juga sering ditemukan garis berwarna
perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya dan disebut
striae alba. Pada kebanyakan perempuan kulit di garis pertengahan perut akan
berubah menjadi hitam kecoklatan, yang disebut dengan linea nigra (Romauli,
2011:83-84). Kandung kemih yang penuh, kolon yang terdistensi, atau
obesitas, dapat memberi kesan yang salah tentang ukuran janin. Pada
sebagian besar kasus, bentuk uterus lebih panjang ketika janin berada pada
posisi longitudinal. Jika janin berada pada posisi transversal, uterus berbentuk
melebar dan terletak lebih rendah. Otot abdomen yang lemah pada ibu
multipara dapat menyebabkan uterus condong ke depan. BSC (Bekas Sectio
Caesarea) dapat mengindikasikan adanya operasi abdomen atau obstetrik
yang pernah dilakukan sebelumnya (Fraser, 2009:258).
j) Genetalia
Pemeriksaan alat genetalia eksterna terdiri dari inspeksi vulva untuk
mengetahui pengeluaran cairan atau darah dari liang senggama, perlukaan
pada vulva/labium mayus, dan pertumbuhan abnormal (kondiloma akuminata,
kondiloma matalata, kista bartholini, abses bartholini, fibroma labium
16

mayus). Pada palpasi vulva akan teraba tumor pada vulva, teraba benjolan
atau penebalan labium mayus, dan teraba pembengkakan kelenjar bartholini.
Pada pemeriksaan inspekulo, dilakukan pemeriksaan vagina yang dapat
ditemui adanya ulkus, pembengkakan, cairan dalam vagina, atau terdapat
benjolan pada vagina. Pada pemeriksaan porsio uteri, dapat ditemukan
perlukaan porsio, porsio tertutup oleh cairan atau lendir seperti bunga kolatau
nanah berdarah (Manuaba, 2012: 537).
k) Anus
Normal tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus. Hemoroid ialah
pelebaran vena-vena di anus, dapat bertambah besar dalam kehamilan karena
ada bendungan darah di dalam rongga panggul (Romauli, 2011:175). Menurut
Saifuddin(2010: 185) hemoroid dapat terjadi akibat konstipasi.
l) Ekstremitas
Pemeriksamengidentifikasi adanya edema dan lokasi. Normal bila tungkai
bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila gerakannya
berlebihan dan cepat, hal ini mungkin merupakan tanda preeklamsia. Bila
reflek patella negatif kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1.
Kekurangan B1 mempengaruhi saraf tulang belakang, dapat berdampak pada
reflek tubuh (Romauli, 2011:176).
e. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus menjelaskan tentang TFU Mc. Donald, tafsiran berat janin
(TBJ), palpasi, auskultasi, perkusi, pemeriksaan panggul luar, dan kedudukan
janin dalam rahim.
1) TFU Mc. Donald
Pertumbuhan janin dalam rahim dapat diketahui dengan melihat ukuran rahim
dalam cm. TFU sesuai dengan masa kehamilan menurut Manuaba (2010:
100) dapat dilihat pada tabel 2.1
17

Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri Sesuai Masa Kehamilan TM III

Usia Tinggi Fundus


Kehamilan Dalam cm Menggunakan penunjuk-
penunjuk badan
28 minggu 28 cm (± 2cm) Di tengah antara umbilicus
dan prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam -
minggu = cm (± 2cm)
36 minggu 36 cm (± 2cm) Pada prosesus sifoideus
Sumber: Saifuddin, Abdul Bari, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal, Jakarta, halaman 93

2) Tafsiran Berat Janin (TBJ)


Menurut Sofian (2012:41) menurut rumusnya Johnson Tausak adalah (tinggi
fundus dalam cm - n) x 155=berat badan (gram).Bila kepala belum masuk
PAP maka n=12, dan bila kepala sudah masuk PAP maka n=11.
3) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba. Menurut
Romauli (2011: 175) pemeriksaan palpasi tersebut meliputi:
a) Leopold I
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terletak di fundus.
Normalnya pada ibu hamil fundus teraba bokong. Sifat kepala ialah keras,
bundar, dan melenting. Sifat bokong ialah kurang bundar dan kurang
melenting, pada letak lintang teraba kosong. Perubahan pada ukuran uterus
menurut Manuaba, 2012
b) Leopold II
Tujuannya untuk mengetahui batas kiri atau kanan pada uterus ibu, yaitu
punggung pada letak bujur dan kepala pada letak lintang. Normal teraba
bagian panjang, keras seperti papan (punggung) pada satu sisi uterus dan
18

pada sisi lain teraba bagian kecil janin. Bila sulit menentukan letak
punggung pada leopold II maka dapat dilakukan dengan metode Boedin
cara menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus
dan Ahfield dengan cara pinggir tangan kiri diletakkan tegak ditengah
perut (Romauli, 2011).
c) Leopold III
Tujuannya untuk mengetahui presentasi/bagian terbawah janin yang ada di
simfisis ibu. Normal pada bagian bawah janin teraba bagian bulat, keras
dan melenting (kepala janin) (Romauli, 2011). Tekniknya dengan satu
tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis (Sofian 2015). Pada
leopold 3 kehamilan primigravida, kepala janin masuk PAP pada usia
kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida kepala janin baru
masuk PAP menjelang persalinan (Manuaba, 2012).
d) Leopold IV
Tujuannya untuk menentukan sejauh mana bagian terendah janin sudah
masuk atau belum dan mengetahui seberapa jauh masuknya dalam PAP.
Posisi tangan masih bisa bertemu (konvergen), hanya sebagian kecil dari
kepala turun ke rongga panggul. Posisi kedua tangan sejajar, berarti
separuh kepala masuk ke rongga panggul. Posisi tangan tidak bertemu
(divergen), bagian terbesar dari kepala masuk ke rongga panggul dan
ukuran terbesar dari kepala sudah melewati PAP. Pada primigravida,
posisi tangan masih bisa bertemu pada usia kehamilan <36 minggu,
sedangkan pada multigravida sebelum persalinan atau bahkan pada usia
kehamilan 36 minggu (Romauli, 2011).
4) Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi pada kehamilan dengan menentukan letak punggung
janin terlebih dahulu kemudian menghitung frekuensi bunyi jantung dengan
mendengarkan 3 kali dalam 5 detik dengan interval 5 detik. Kemudian
jumlah bunyi jantung dikalikan 4, untuk keteraturan dihitung 5 detik pertama,
5 detik ketiga, dan 5 detik kelima dalam satu menit. Interval DJJ antara 5
detik pertama, ketiga dan kelima tidak boleh lebih dari 2. Gawat janin atau
19

vital distres jika bunyi jantung kurang dari 120 kali permenit atau lebih dari
160 kali permenit atau tidak teratur, anak dalam keadaan gawat janin
(Wirakusumah, 2014).
5) Perkusi
Normalnya tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila
gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda
preeklampsia. Bila refleks patella negatif, kemungkinan pasien mengalami
kekurangan B1 (Romauli, 2011: 176).
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada ibu hamil antara lain:
1) Pemeriksaan haemoglobin (Hb)
Pemeriksaan Hb minimal dilakukan dua kali selama hamil, trimester I dan
trimester III. (Fraser dan Cooper, 2009). Menurut Manuaba (2010: 239)
hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut: Hb ≥11gr % tidak
anemia, Hb 9 – <11 gr% anemia ringan, Hb 8 – 9 gr% anemia sedang, dan
Hb < 8gr% anemia berat.
2) Protein urine
Dilakukan pada kunjungan pertama dan kunjungan trimester III.
Pemeriksaan urin dapat pula di ukur dengan cara dipstik yaitu dengan
mencelupkan strip ke dalam urine segar (5 detik) sampai semua test area
terendam dalam urine. Lalu tunggu selama 60 detik. Selanjutnya baca hasil
test dengan cara membandingkan warna pada standart warna yang tersedia
dengan waktu yang tercantum pada standart warna.
3) Protein urine dan glukosa
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin, dilakukan pada kunjungan
pertama kehamilan. Reduksi urin dapat pula diukur dengan cara dipstik
yaitu dengan mencelupkan strip ke dalam urine segar (5 detik) sampai
semua test area terendam dalam urine. Selanjutnya tunggu hingga 45 detik.
Baca hasil test dengan cara membandingkan warna pada standart warna
yang tersedia. Pembandingan warna hasil test protein urine dan reduksi urin
dapat dengan menggunakan dipstick
20

4) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG pada TM III untuk penentuan usia kehamilan, evaluasi
pertumbuhan janin, penentuan presentasi janin, penilaian jumlah cairan
amnion (Saifuddin 2010).
5) Pemeriksaan HbSAg
Menurut Romauli (2011) dilakukan pada pemeriksaan hamil yang pertama,
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya virus hepatitis B dalam darah,
baik dalam kondisi aktif maupun sebagai carier.
6) Pemeriksaan HIV
Terutama untuk daerah risiko tinggi kasus HIV dan yang dicurigai
menderita HIV. Ibu hamil setelah mendapat konseling diberi kesempatan
untuk mengambil keputusan menjalani tes HIV (Kepmenkes RI, 2011).
3. AnalisaData
Data yang telah diolah dianalisis. Bidan melakukan analisis berdasarkan
urutan diantaranya mencari hubungan antara data atau fakta yang satu dengan
yang lainnya untuk mencari sebab dan akibat, menemukan masalah dan apa
masalah utamanya, menemukan penyebab utamanya, dan menentukan tingkat
risiko masalah. Hasil analisa merupakan langkah awal dari penentuan perumusan
masalah untuk menentukan diagnosa kebidanan (Kepmenkes RI, 2011: 9).
2.2.2 Diagnosa Kebidanan
Menurut Kemenkes RI (2011: 5) perumusan diagnosa dan atau masalah
kebidanan, bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa
dan masalah kebidanan yang tepat.Kriteria perumusan diagnosa dan atau
masalah adalah:
a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
c. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri, kolaborasi,
dan rujukan.
Menurut Manuaba (2012:123) G1/>1PAPIAH, usia kehamilan 28-40 minggu,
janin hidup, tunggal, intrauterin, situs bujur, habitus fleksi, posisi punggung
21

kanan/pungung kiri, presentasi kepala,kesan panggul normal, keadaan umum


ibu dan janin baik dengan risiko rendah sampai dengan risiko sangat tinggi.
Menurut Varney, Kriebs dan Gegor (2007: 438-556) masalah yang mugkin
terjadi anatara lain edema dependen, gangguan rasa nyaman sehubungan
dengan sering BAK, konstipasi, nyeri ulu hati, nyeri pinggang, dan hemoroid.
Prognosa baik.
2.2.3 Perencanaan
Menurut Kemenkes RI (2011: 6) bidan merencanakan asuhan kebidanan
berdasarkan diagnosa atau masalah,tindakan segera dan tindakan antisipatif.
1. Diagnosa
kebidanan:G1/>1PAPIAH, UK 28-40 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterin,
situs bujur, habitus fleksi, posisi punggung kanan/pungung kiri, presentasi
kepala,kesan panggul normal, KU ibu dan janin baik dengan risiko rendah
samapai dengan risiko sangat tinggi (Manuaba, 2012:123).
Tujuan : Ibu dan janin sehat, sejahtera sampai melahirkan
Kriteria menurut Handajani (2010:21) adalah:
a. Kesejahteraan Ibu
1) Kesadaran composmentis
2) TTV normal
TD : 100/70-130/90 mmHg
N : 80-100 x/menit
S : 36,5 – 37,5ºC
R : 16-24 x/menit
3) Pemeriksaan laboratorium meliputi Hb ≥ 11 gr%, protein urine (-),
reduksi urine (-).
4) TFU sesuai dengan usia kehamilan yaitu usia kehamilan 28 minggu
TFU 3 jari diatas pusat (26,7 cm), 32 minggu TFU pertengahan pusat-
prosesus xiphoideus (29,5–30 cm), 40 minggu TFU pertengahan pusat-
prosesus xiphoideus (37,7 cm).
22

5) Tidak terdapat tanda-tanda bahaya kehamilan seperti muntah, demam


tinggi, bengkak, gerakan janin berkurang, perdarahan, dan ketuban
pecah dini (Kemenkes RI).
b. Kesejahteraan Janin
1) DJJ (+) 120-160x/menit, intensitas kuat, teratur, punctum maksimum 2
jari kanan/kiri bawah pusat.
2) Gerakan janin normal, yaitu 10 gerakan dalam 12 jam (Saifuddin,
2009:285)
3) Situs bujur dan presentasi kepala.
4) Pada primi kepala masuk saat usia kehamilan 36 minggu, pada multi
kepala masuk saat menjelang persalinan.
5) Tidak terdapat tanda bahaya kehamilan
a) Muntah terus dan tak mau makan
b) Demam tinggi
c) Bengkak, kaki, tangan dan wajah
d) Janin dirasakan kurang bergerak
e) Perdarahan pada hmil muda
f) Air ketuban pecah sebelum waktunya.
Intervensi menurut Varney, Kriebs dan Gegor (2007: 554-556) yaitu:
1) Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
Rasional: penjelasan hasil pemeriksaan merupakan pendukung
pengambilan keputusan untuk tindakan selanjutnya (Fraser, 2009: 22).
2) Jelaskan tentang ketidaknyamanan dan masalah yang mungkin timbul pada
ibu hamil trimester III (Fraser, 2009:180).
Rasional: perubahan fisiologis kehamilan normal memungkinkan
identifikasi perubahan yang terjadi akibat kehamilan dan mendeteksi
abnormalitas.
3) Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan dasar ibu hamil meliputi nutrisi,
eliminasi, istirahat dan tidur, personal hygiene, aktivitas, hubungan
seksual, perawatan payudara, dan senam hamil.
23

Rasional: kebutuhan dasar ibu hamil terpenuhi maka kehamilan dapat


berlangsung dengan aman dan lancar.
4) Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III
Rasional: tanda bahaya kehamilan dapat menyebabkan komplikasi pada
kehamilanya dan segera mendapatkan pertolongan dari petugas kesehatan.
5) Diskusikan dengan ibu tentang persiapan persalinan (penolong, tempat,
biaya, pendonor, kendaraan).
Rasional: rencana persalinan akan mengurangi kebingungan pada saat
persalinan dan menerima asuhan yang sesuai dan tepat waktu.
6) Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan.
Rasional: pemahaman ibu tentang tanda persalinan membantu ibu
mengambil keputusan untuk datang ke pelayanan kesehatan.
7) Berikan tablet Fe dan Asam folat.
Rasional: tablet Fe dapat membantu mencegah anemia dan asam folat
dibutuhkan untuk pertumbuhan otak janin.
8) Jadwalkan pada ibu untuk kontrol ulang sesuai jadwal yaitu 2 kali
seminggu pada usia kehamilan 7-9 bulan, 1 kali seminggu setelah usia
kehamilan 9 bulan, atau sewaktu-waktu bila ada keluhan.
Rasional: kunjungan ulang merupakan persiapan kelahiran, pendeteksi
komplikasi dan kegawatdaruratan.
Masalah Potensial yang mungkin terjadi, dalam hal ini penulis
mencantumkan masalah sesuai masalah dengan kasus nyata.
1. Masalah I :
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan sering BAK
Tujuan : Ibu mengerti dan dapat beradaptasi dengan keadaannya.
Kriteria : Keluhan sering BAK berkurang dan infeksi saluran kemih
Tidak terjadi.
Intervensi menurut Varney (2007: 538) untuk masalah sering BAK yaitu:
a. Jelaskan
penyebab terjadinya sering BAK.
24

Rasional: membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi


berkemih. Pembesaran uterus trimester III menurunkan kapasitas kandung
kemih, mengakibatkan sering berkemih.
b. Kurangi asupan cairan sebelum tidur malam hari.
Rasional: mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat, yang
mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik.
c. Anjurkan ibu untuk menghindari
minum-minuman yang mengandung diuretik alamiah seperti kopi, teh, dan
coca cola yang mengandung kafein.
Rasional: bahan diuretik akan menambah frekuensi berkemih, sehingga
mengakibatkan dehidrasi/ hipovolemia berat.
d. Anjurkan ibu segera mengosongkan
kandung kemih ketika ingin berkemih.
Rasional: menahan BAK akan menyebabkan timbulnya iritasi dan infeksi
pada saluran kemih.
e. Anjurkan ibu untuk banyak minum di
siang hari.
Rasional: pengaturan pola minum di siang hari akan membuat ibu BAK di
siang hari.
2.2.4 Pelaksanaan
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam
bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.Dilaksanakan
secara mandiri, kolaborasi dan rujukan (Kepmenkes RI, 2011:6).
2.2.5 Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan
untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan
segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil
evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan/atau keluarga.
Hasil evaluasi harus ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
25

Menurut Kepmenkes RI (2011:7-8), evaluasi ditulis dalam bentuk catatan


perkembangan SOAP, yaitu sebagai berikut:
S : Adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
O : Adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
A : Adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
P : Adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.
26

BAB 3
TINJAUAN KASUS
Tanggal : 04 November 2019, pukul 10.30 WIB.
Tempat : Puskesmas Maospati.
3.1 Data subyektif
a. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. “M” Tn. “S”
Umur : 22 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan Pabrik
Umur kawin : 21 tahun 24 tahun
Lama/brp kali kawin : 1 tahun/1 kali 1 tahun/1 kali
Alamat : Ds, Malang, Maospati, Magetan.
b. Keluhan utama
Sering kencing pada malam hari.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu,sekarang dan keluarga Ibu dan keluarga tidak
pernah menderita penyakit hipertensi, DM, asma, jantung, anemia, TBC,
hepatitis, PMS, HIV/AIDS, TORCH.
d. Riwayat kebidanan
1) Haid
27

Menarche usia 13 tahun, siklus teratur 28–30 hari, lama haid 6‒7 hari,
konsistensi encer tidak ada gumpalan. HPHT: 14-02-2019, HPL: 21-11-
2019, HPL USG: 15-11-2019.
2) Kehamilan sekarang
Hamil pertama ini, usia kehamilan 9 bulan kunjungan ke 9. Saat ini status
imunisasi TT ibu adalah T5. Ibu periksa ke bidan 6 kali dan priksa ke
dokter 3 kali. Ibu dalam kondisi sehat, saat usia kehamilan 1-3 bulan ibu
mengeluh mual, muntah, usia kehamilan 4–8 bulan ibu tidak ada keluhan,
pada usia kehamilan 9 bulan ini26
ibu mengalami keluhan sering kencing
pada malam hari. Sekarang gerakan janin aktif. Ibu sudah mendapat
penyuluhan tentang kebutuhan dasar ibu hamil, tanda bahaya dalam
kehamilan, dan Persiapan persalinan (P4K). Ibu sudah ANC terpadu
tanggal 18-04-2019.
3) Keluarga berencana (KB)
Sebelum hamil ibu belum menggunakan KB. Setelah melahirkan ini ibu
rencana menggunakan KB IUD.
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Makan 3‒4x/hari, porsi 1 piring habis, terdiri dari nasi, lauk (tahu, tempe,
telur, ikan), sayur (bayam, sawi, daun ketela, wortel), buah (pisang,
jeruk, pepaya), minum air putih 8‒12 gelas/hari. Ibu rutin minum susu
ibu hamil. Ibu tidak ada pantangan makanan.
2) Eliminasi
BAK malam hari 3‒4x/hari. Pada siang hari 4–5x/hari sejak usia
kehamilan 2 minggu yang lalu, konsistensi encer, warna kuning jernih,
bau khas, tidak ada keluhan. BAB 1x/hari, konsistensi lunak, warna
kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan.
3) Istirahat dan tidur
Ibu tidur malam ±7 jam, pukul 21.00–04.00 WIB dan Ibu tidur siang ±1
jam pukul 14.00-15.00. Saat tidur malam ibu sering terbangun karena
ingin BAK.
28

4) Aktivitas
Ibu melakukan aktivitas rumah tangga seperti biasa. Setiap pagi dan
kadang sore ibu berjalan-jalan di sekitar rumah selama ± 15 menit.
5) Personal hygiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari saat mandi pagi dan mau tidur malam,
keramas 2–3 hari sekali, ganti baju dan celana dalam 2x/hari setelah
mandi, cebok dengan air dari arah depan ke belakang setiap selesai
BAK/BAB. Membersihkan payudara tiap mandi dengan sabun.
6) Rekreasi
Saat ada waktu luang digunakan ibu untuk menonton TV bersama
keluarga.
7) Hubungan seksual
Ibu jarang melakukan hubungan seksual selama kehamilan.
f. Riwayat ketergantungan
Ibu maupun suami tidak mempunyai kebiasaan minum-minuman
beralkohol, minum jamu, mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Suami
merokok.
g. Latar belakang sosial budaya
Dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada kebiasaan pijat perut ke dukun,
minum jamu-jamuan tradisional atau obat-obatan tertentu, dan tidak ada
pantangan makanan tertentu. Dalam keluarga masih ada tradisi Jawa, seperti
selamatan dan tingkeban.
h. Riwayat psikososial dan spiritual
Ibu sekarang tinggal di rumah dengan ibu, ayah dan suaminya. Keluarga
senang dan mendukung kehamilan ini. Ibu berharap kehamilannya berjalan
lancar dan dapat melahirkan secara spontan dan normal. Pengambil
keputusan dalam keluarga adalah suami. Ibu selalu berdoa agar diberi
kesehatan dan keselamatan sampai proses persalinan nanti.
3.2 Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
29

1) Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, postur tubuh normal,


sikap tubuh lordosis, cara berjalan normal.
2) Tanda-tanda vital
TD: 110/70 mmHg, S: 36,2 C, N: 82 x/menit, RR : 22x/ menit.
3) Pemeriksaan antropometri
TB : 157 cm
BB sebelum hamil : 50 kg (IMT : 20,3 : normal)
BB (25 Oktober 2019) : 63 kg
BB (04 November 2019): 63,5 kg
Lila : 24 cm
4) Skrining Pe : Tanggal : 08 – 07 – 2019, UK : 20 – 21 minggu.
Bagian I : ya = 1 (Primigravida).
Bagian II : ya = 0
Bagian III : ya = 0
Hasil akhir Ya = 1, tidak = 14 (tidak preeklamsi).
Ibu tidak memiliki riwayat keluarga hamil dengan preeklamsia, hamil
anak pertama, tidak mempunyai riwayat kehamilan kembar, usia ibu 22
tahun, IMT normal yaitu 20,3, MAP : 86,7 mmHg, ROT : 10 mmHg,
tidak mempunyai riwayat hipertensi dalam kehamilan, hipertensi kronis,
kelainan ginjal, diabetes, dan penyakit autoimun. Tidak mengalami
peningkatan resistensi dan atau Notching.
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala: rambut hitam, penyebaran merata, tidak mudah rontok, kulit
kepala bersih, tidak ada luka.
2) Muka: tidak sembab, tidak pucat.
3) Mata: simetris, sklera putih, konjungtiva palpebrae merah muda, kelopak
mata tidak edema.
4) Mulut: bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak terdapat
karies gigi.
5) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada
bendungan vena jugularis.
30

6) Dada: simetris, gerakan pernapasan teratur, payudara simetris, tidak ada


benjolan abnormal, puting susu menonjol, kolostrum sudah keluar sejak 2
minggu yang lalu, pada aksila tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
7) Abdomen: Arah pembesaran membujur, tidak ada bekas luka operasi,
tidak mengkilat, teraba pergerakan janin.
8) Genetalia: bersih, tidak ada kondiloma akuminata dan kondiloma
matalata, tidak ada edema, terdapat fluor albus, tidak ada pembesaran
kelenjar skene dan bartholini.
9) Anus: tidak hemoroid.
10) Ekstremitas: ekstremitas atas dan bawah simetris, normal, kaki tidak
edema.
11) Perkusi: Refleks patella kaki kanan kiri positif (+/+) .
c. Pemeriksaan khusus
1) TFU Mc. Donald: 32 cm
2) TBJ = (TFU-11) x 155 = (32-11) x 155 = 3.255 gram
3) Palpasi Leopold
Leopold I: TFU 2 jari bawah arcus castae, pada fundus teraba bagian
yang lunak, kurang bulat, dan tidak melenting.
Leopold II: Pada perut sebelah kiri teraba bagian kecil janin, pada perut
sebelah kanan teraba bagian yang keras, datar, memanjang
seperti papan.
Leopold III: Pada perut bagian bawah teraba bagian yang keras, dan
tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV: Divergen
4) Auskultasi: DJJ (11-11-11) 132x/menit, kuat, keras dan teratur, punctum
maximum 2 jari kanan bawah pusat.
d. Pemeriksaan penunjang tanggal : 18-04-2019
a) Pemeriksaan Hemoglobin : Kadar Hb 12,1 gr%
b) Pemeriksaan Reduksi Urin : (-) Negatif
c) Golongan Darah :A
d) Pemeriksaan Protein Urine : (-) Negatif
31

e) HbsAg : (-) Negatif


f) HIV : NR
g) Sipilis : Negatif

USG : Tanggal 20-10-2019 hasil


Janin tunggal, ketuban cukup, plasenta di fundus, usia kehamilan 33-34
minggu, HPL: 15-11-2019.
Therapi yang didapat :
1. Fe 250 mg 90 tablet, 1x sehari 1 tablet
2. Kalk 90 tablet, 1x sehari 1 tablet
3. Multivitamin 90 tablet, 1x seahri 1 tablet
e. Skrining/Deteksi dini Ibu Risiko Tinggi
Skor awal ibu hamil: 2, Jumlah Skor: 2.
Kategori Kehamilan Risiko Rendah (KRR).
3.3 Assessment
G1P00000, usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, situs
bujur, habitus fleksi, posisi punggung kanan, presentasi kepala sudah masuk
PAP, kesan jalan lahir normal, dengan masalah sering kencing pada malam
hari. KU ibu dan janin baik dengan kehamilan risiko rendah. Prognosa baik.
3.4 Penatalaksanaan
a. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janin sehat.
Ibu lega dan bersyukur atas kondisi kehamilannya.
b. Menjelaskan mengenai masalah sering kencing meliputi pengertian,
penyebab, dan cara mengatasinya. Ibu mengerti pengertian, penyebab, dan
cara mengatasinya.
c. Mendiskusikan dengan ibu tentang kebutuhan dasar ibu hamil trimester III.
Ibu mengerti dan melaksanakan sesuai kebutuhan dasar ibu hamil trimester
III.
d. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III. Ibu
mengerti tanda bahaya trimester III.
32

e. Mendiskusikan pada ibu tentang P4K. Ibu rencana donor darah dari Ibu
kandungnya, ibu rencana bersalin di Puskesmas Maospati.
f. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan. Ibu mengetahui tanda-
tanda persalinan.
g. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu tanggal 11
November 2019 atau sewaktu-waktu bila ada tanda bahaya. Saat kunjungan
dilakukan pemeriksaan tentang keluhan sering kencing yang di alami,
pemeriksaan tanda-tanda vital, mengukur TFU, menimbang BB, dan pada
janin meliputi mengecek DJJ dan pergerakan janin.

Lailul M.
33

BAB 4
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Ny. M usia 22 tahun G1P00000 usia kehamilan 37-38 minggu dengan
masalah sering kencing pada malam hari. Masalah yang dihadapi Ny M
merupakan hal yang fisiologi yang di alami oleh ibu hamil. Kejadian ssering
kencing yang di alami ibu hamil trimester III ini terjadi karena bagian terbawah
janin menurun dan akan masuk kedalam panggul sehingga menekan kandung
kemih. Bagian janin yang masuk kedalam panggul akan mengurangi ruang
distensi kandung kemih yang menyebabkan ibu hamil trimester III sering
buang air kecil (Manuaba, 2012).
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mengacu pada perencanaan yang
telah dibuat. Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
tindakan yang kita lakukan memenuhi criteria hasil evaluasi yang
menggunakan metode SOAP.
34

DAFTAR33PUSTAKA
Anggraini, Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihana. Astutik, Reni Yuli. (2014). Payudara Dan Laktasi. Jakarta Selatan :
Salemba Medika.
Fraser, D. M. (2009). Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Glasier, Anna & Gebbie Alisa. (2006). Keluarga Berencana & Kesehatan
Reproduksi. Diterjemahkan oleh: Brahm. Jakarta: EGC.
Irianto, Koes. (2014). Biologi Reproduksi. Bandung: Alfabeta
Kemenkes RI. (2011). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No.
938/Menkes/SK/VIII/(2007) Tentang Asuhan Kebidanan. Jakarta.
. (2016). Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI dan JICA.
Manuaba, I. B. G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. (EGC, Ed.). Jakarta.
. (2012). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Marmi. (2014). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Romauli, Suryati. (2011). Buku Ajar Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika
Saifuddin. (2014). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, A. B. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sofian, A. (2011). Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Sukarni, Icesmi. (2013). Kehamilan, Persalinan, Nifas. Yogyakarta:
35

Nuha Medika
Varney, Helen, Kriebs, Jan M., Gegor, C. L. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Edisi 4. Jakarta: EGC.
Walsh, L. V. (2012). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
.(2014). Asuhan Persalinan34Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Walyani, Elisabeth Siwi. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Barupress

Anda mungkin juga menyukai