PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2016 Angka
dan angka kematian neonatal turun 47% antara tahun 1990- 2015, yaitu dari
36/1000 kelahiran hidup menjadi 19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2016
antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Indikator ini
tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai
305/100.000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Magetan 100%. Sama halnya dengan cakupan K4 tahun 2015 yang mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu 91,83 dan tahun 2015-2016 cakupan K4
juga relatif tetap namun angka ini juga belum mencapai target K4 di Kabupaten
1
2
kenaikan pada tahun 2015 yaitu 95,01%, sedangkan tahun 2016 95,6% angka
pecah dini (KPD), persalinan macet, pre eklampsia ringan ataupun berat, hingga
yaitu tahun 2014 91,1%, tahun 2015 94,97%, tahun 2016 95,4%. namun angka ini
juga belum mencapai tarjet kunjungan nifas sehigga bisa mengakibatkan tidak
terdeteksi terjadinya masalah dalam masa nifas yaitu involusi, lactase, lochea
contoh dapat terjadi kelainan seperti bendungan ASI, mastitis, payudara abses, pre
eklampsia ringan ataupun berat, hingga anemia dalam masa nifas., dan sedangkan
KN lengkap juga mengalami kenaikan tahun 2014 96,6%, tahun 2015 98,74%,
tahun 2016 99,0%. namun juga masih belum memenuhi tarjet KN maka bisa
masalah kesehatan pada neonates. Dan dampak yang terjadi yaitu pada bayi baru
lahir seperti BBLR (bayi berat lahir rendah), asfiksia, tetanus neonatorum,
kelainan kongenital, bahkan akan timbul kematian perinatal. dan peserta KB aktif
pada tahun 2016 hal ini berdampak apabila lambat dalam penggunaan kontrasepsi,
3
Upaya pemerintah dalam mengenali komplikasi yang tejadi pada ibu dan bayi
yaitu sesuai kebijakan dimulai dari program ANC dilakukan minimal 4 kali, pada
tribulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12) minggu, 1 kali pada
Peralinan dan Pencegahan Komplikasi P4K dengan stiker yang telah terbukti
Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir dilakukan dengan 3 kali kunjungan,
hari ke 8-28 selain itu bayi jugam mendapatkan pemeriksaan fisik, tali pusat,
asuhan kebidanan secara continuity of care diharapkan ibu dapat menjalani masa
kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan keluarga berencana (KB) tanpa adanya
1. 2 Rumusan Masalah
1. 3 Tujuan
kebidanan.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III fisiologis,
diharapkan:
1. Sasaran
continuity of care dimulai hamil trimester III fisiologis, bersalin, nifas, neonatus
of care mulai hamil trimester III fisiologis, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga
3. Waktu
Waktu untuk penyusunan proposal LTA dimulai bulan Februari 2018 sampai.
Maret 2018
6
1. 5 Manfaat
asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB dengan
Continuity of Care.
1. Bagi Penulis
Dapat dijadikan referensi dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada
kebidanan pada ibu hamil trimester III fisiologis bersalin, nifas, neonatus dan
kebidanan professional.
3. Institusi Pendidikan
4. Pasien
Tabel 1.2
Keaslian Laporan Tugas Akhir
NO NAMA JUDUL LTA HASIL
1 Lisa Dian P Asuhan Kebidanan Pada Hamil dengan resiko rendah, bersalin
Ny “K” Hamil Trimester spontan tanpa ada penyulit, pada nifas hari
III, Bersalin, Nifas, ke-3 mengalami konstipasi, neonatus
Neonatus, dan Keluarga normal, menyusu secara ekslusif,
Berencana di BPM Ny “S” pelayanan KB ssudah diberikan, ibu
Kabupaten Magetan menggunakan KB IUD post plasenta
2 Friska Asuhan Kebidanan Pada Hamil dengan resiko tinggi dengan
Alviadewi Ny “I” Hamil Trimester kehamilan berjarak kurang dari 2 tahun,
III, Bersalin, Nifas, bersalin spontan dengan episiotomi, masa
Neonatus, dan Keluarga nifas normal, neonatus normal, menyusu
Berencana di BPM Ny secara ekslusif, pelayanan KB sudah
“W” Kabupaten Magetan diberikan, ibu calon akseptor KB Kalender
TINJAUAN PUSTAKA
Pada BAB ini penulis menguraikan teori tentang asuhan kebidanan pada
ibu dalam masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan Keluarga Berencana
(KB).
2.1.1 Pengkajian
1. Data subjektif
a. Biodata
1) Nama
2) Umur
Kehamilan pada usia muda < 20 tahun memiliki resiko tinggi karena belum
dan kesehatan ibu, usia reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Umur
primigravida kurang dari 16 tahun atau diatas 35 tahun merupakan batas usia
3) Agama
8
9
menyiapkan segala kemungkinan yang terjadi pada masa nifas. Selain itu
untuk bayi yang dilahirkan dan pemilihan alat kontrasepsi yang dapat
4) Pendidikan
Pada ibu hamil dengan pendidikan rendah, kadang ketika tidak mendapatkan
cukup informasi mengenai kesehatannya maka ibu tidak tahu mengenai cara
5) Pekerjaan
dikurangi seiring tuanya kehamilan. Selain itu ibu juga harus memperhatikan
6) Penghasilan
kebidanan terutama masalah gizi selain itu juga dapat menimbulkan stress
7) Status Marital
Apabila ibu menikah lebih dari 1 kali, dikhawatirkan adanya penyakit seksual
(Manuaba, 2012)
10
8) Umur kawin
Menikah pada umur 20-30 tahun merupakan masa reproduksi sehat karena
9) Alamat
Untuk menetapkan identitas pasien apabila memiliki nama yang sama tetapi
b. Keluhan utama
Keluhan-keluhan yang sering dialami pada ibu hamil trimester III yaitu
hamil trimester III terutama pada ibu primigravida, hal ini disebabkan oleh
bagian terbawah janin yang akan menurun masuk pada panggul dan
menyebabkan adanya tekanan pada kandung kemih. Bagian janin yang sudah
kemih yang menyebabkan ibu hamil trimester III sering buang air kecil.
(Varney, 2007).
oleh adanya peningkatan tekanan pada vena, gangguan sirkulasi vena ini
disebabkan oleh tekanan uterus yang semakin membesar pada vena panggul
saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan juga pada vena kava inferior pada
peristaltic yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar karena adanya
Selain itu penyebab terjadinya konstipasi yaitu uterus yang makin membesar
konstipasi dapat dilakukan dengan cara banyak mengkonsumsi buah dan sayur
(Manuaba., 2012).
bertambahnya usia kehamilan. Pada ibu hamil trimester III biasanya akan
Hemoroid yang terjadi pada ibu hamil trimester III sering didahului
membesar pada saat hamil karena adanya tekanan vena disekitar uterus dan
menimbulkan bendungan aliran darah, adanya factor hormonal dan juga dapat
disebabkan oleh keturunan. Pada grande multipara gejala yang dimiliki akan
semakin tampak. Hemoroid tidak hanya terjadi pada saat masa kehamilan,
12
(Manuaba, 2012).
Sakit pinggang yang dialami ibu hamil trimester III disebabkan karena
membesar, dan adanya perubahan titik berat tubuh yang yang agak kebelakang
(Manuaba, 2012).
Nyeri ulu hati yang terjadi pada ibu hamil trimester III disebabkan karena
panas pada daerah epigastrium esophagus. Sebab lain yang yaitu regurgitasi
2012).
c. Riwayat kesehatan
1) Jantung
penyakit jantung tidak disertai gejala pada aktivitas yang biasa dilakukan.
Stadium II pada saat istirahat tidak terdapat gejala tetapi pada aktivitas
fisik terbatas dan telah menunjukkan adanya payah jantung yang yaitu
cepat lelah, palpitasi, sesak nafas atau nyeri dada, edema tungkai atau
tangan. Stadium III gerakan ibu sangat terbatas karena dengan aktivitas
13
fisik yang sangat ringan pun telah menunjukkan adanya payah jantung.
2) Hipertensi
antara lain:
a) Hipertensi esensial
dan emosi yang labil. Ditandai dengan tekanan darah antara 140/90
2012)
c) Tuberculosis
d) Asma
CO2 (Manuaba 2012). Wanita yang mengalami asma berat akan terus
mengalami dan semakin buruk pada masa hamil dan apabila wanita
e) Anemia
f) Sifilis
prematuritas atau kematian janin dalam rahim dan infeksi pada bayi
(Manuaba, 2012).
g) TORCH3
h) HIV
fisik atau sosial tempat keluarga tersebut tinggal. Diabetes meskipun tidak
keluarga lain, terutama jika mereka hamil atau obesitas. Hipertensi juga
yang lebih tinggi pada keluarga tertentu. Beberapa kondisi seperti anemia sel
sabit dan talasemia lebih banyak terjadi pada ras/suku bangsa tertentu (Fraser,
2009).
e. Riwayat Kebidanan
1) Haid
yang mengetahui hari pertama haid terakhirnya maka akan dapat menghitung
3) Riwayat Kontrasepsi
dikaji untuk mengetahui lama pemakaian, dan keluhan yang dirasakan selama
terpasang. Selama trimester 1 apabila tali IUD tampak maka dapat dilepas
oleh perawat praktik atau dirujuk ke dokter. Membiarkan IUD terpasang dapat
1) Nutrisi
kalori yang dianjurkan bagi wanita yang tidak mengandung dan 60 gram
protein, yakni 10 gram per hari melebihi asupan 50 gram yang dianjurkan
bagi wanita yang tidak mengandung. Semua ibu hamil (kecuali wanita
menerima suplemen zat besi dalam bentuk zat besi ferro 30 miligram pe
hari. Suplemen asam folat sebanyak 200 hingga 400 mikrogram atau 0,4
bersama makanan akan meningkatkan absorpsi zat besi non heme dari
sumber makanan dan juga zat besi dari suplemen zat besi (Varney, 2007).
Tabel 2.1
2) Eliminasi
transit dan tekanan pada usus bagian bawah oleh uterus atau bagian
presentasi janin. Selain itu rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh
lewatnya massa feses yang keras, dapat terjadi perdarahan dan fisura yang
relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah
3) Personal hygiene
a) Pakaian yang baik untuk wanita hamil ialah pakaian yang enak dipakai
payudara.
19
b) Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil
2010).
c) Pemeliharaan payudara
puting.
d) Kebersihan genetalia
4) Aktivitas
Ibu hamil dianjurkan jalan-jalan di pagi hari dalam udara yang masih
segar (Sofian, 2015). Wanita hamil juga dianjurkan untuk berjalan selama
20-30 menit pada akhir minggu ketiga (Helen Varney, Jan M. Kriebs,
2007). Hal ini bertujuan untuk menguatkan otot dasar panggul, dan dapat
mempercepat turunnya kepala bayi. Senam hamil dapat dimulai pada usia
itu ibu hamil juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu
yang sangat lama. Ibu harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur
mungkin harus bisa dikurangi, sebaiknya ibu hamil dapat tidur malam
sekitar 8 jam dan tidur siang atau istirahat sekitar 1 jam (Marmi, 2011).
6) Rekreasi
tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang digunakan juga
2011).
7) Hubungan seksual
(Cunningham, 2006).
kewaspadaan. Pada saat ini ibu hamil tidak sabar menantikan kelahiran sang bayi,
21
mengalami proses duka lain ketika mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak
istimewa khusus selama hamil, sehingga perhatian dari seorang suami sangat
Yang Maha Esa sangat mendalam, sering dijumpai orang jawa juga mengadakan
Meriam, 2016).
h. Riwayat ketergantungan
Wanita hamil yang merokok akan memiliki berbagai gangguan terhadap hasil
persalinan, kematian janin dan bayi serta solusio plasenta. Pemakaian alkohol
selama kehamilan dpat menyebabkan sindrom alkohol janin yang ditandai dengan
adanya gangguan pertumbuhan, kelainan wajah, dan disfungsi susunan saraf otak.
amfetamin dalam dosis besar selama hamil akan membahayakan janin, gawat
janin, berat lahir rendah dan gangguan serius akibat putus obat segera setelah lahir
(Cunningham, 2006).
makanan yang dipantang adat akantetapi baik untuk ibu hamil maka sebaiknya
kehilangan gizi dan nutrisi dari makanan tertentu, misalnya adanya larangan-
defisiensi vitamin D, kalsium, zat besi, hipokalsemi, dan rakhitis (Syafrudin &
Meriam, 2016). Kepercayaan yang masih ada dimasyarakat yaitu mengenai ibu
hamil seperti ibu hamil harus membawa benda-benda tajam seperti gunting dan
peniti yang diselipkan dibaju ibu supaya tidak mendapat gangguan dari makhluk
halus, tidak diperbolehkan minum es karena bayinya akan besar, tidak boleh
akan lama dan tidak boleh makan buah-buahan seperti nanas, durian, mentimun,
mitos ini sangat dipercaya oleh sebagian masyarakat karena dapat menyebabkan
karena tinggi kandungan vitamin C dan serat yang penting untuk menjaga
(Romauli, 2011)
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
(Manuaba, 2012).
23
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
sistolik tidak boleh lebih dari 30 mmHg dan diastolik tidak boleh
b) Nadi
Kisaran denyut nadi normal sekitar 60-80 kali per menit (Vaughan,
2011). Selama hamil denyut nadi ibu sedikit naik, akantetapi jarang
c) Suhu
yang terjadi pada ibu hamil dapat ditandai dengan demam. Bahaya
d) Pernapasan
3) Pemeriksaan antropometri
a) Tinggi badan
badan normal yang baik untuk ibu hamil >145 cm (Al Yeyeh
Rukiyah, 2009).
b) Berat badan
tidak boleh lebih dari 0,5 kg. Selama hamil kenaikan berat badan
Tabel 2.2
Anjuran Pertambahan Berat Badan Total untuk Wanita Hamil dengan
Kehamilan Tunggal
IMT prahamil Pertambahan total yang
dianjurkan dalam kg
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
2) Wajah
3) Mata
(Manuaba, 2012).
4) Mulut
5) Leher
leher dijumpai:
infeksi.
6) Dada
Pada saat auskultasi terhadap bunyi murmur, bunyi klik atau deviasi
lain dari normal. Pada ibu dengan riwayat pernafasan (asma, bronchitis
2007).
7) Payudara
MSH dan hormon seks. Selain itu kelenjar montgomery dan pembuluh
8) Abdomen
gerakan janin (Marmi, 2011). Kandung kemih yang penuh, kolon yang
9) Genetalia
10) Anus
11) Ekstremitas
darah vena disekitar kaki dan betis. Penampakan pembuluh darah vena
ini akan hilang setelah persalinan (Manuaba, 2012). Selain itu juga
dapat muncul edema pada kaki dan pergelangan kaki saja biasanya
darah vena akibat penekanan uterus yang membesar, hal ini merupakan
c. Pemeriksaan khusus
Tabel 2.3
Pemantauan tumbuh kembang janin (nilai normal)
Usia Kehamilan Tinggi Fundus
Dalam cm Menggunakan penunjuk
badan
28 minggu 28 cm (±2 cm) Di tengah, antara
umbilikus dan prosesus
sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam -
minggu = cm (±2 cm)
36 minggu 36 cm (±2 cm) Pada prosesus sifoideus
2) TBJ
Menurut Sofian (2015: 41) cara mengukur tafsiran berat janin (TBJ)
Keterangan: BB =
Keterangan:
3) Palpasi
a) Leopold I
teraba kepala bulat keras dan melenting pada goyangan. Pada letak
kepala akan teraba bokong pada fundus, tidak keras, tidak melanting
dan tidak bulat. Pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian-
b) Leopold II
yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci. Pada letak
c) Leopold III
Jika bagian terbawah janin adalah kepala maka akan teraba bulat
dan keras sedangkan bokong akan teraba tidak keras dan tidak
d) Leopold IV
4) Auskultasi
skapula.
denyut jantung janin selama satu menit dapat ditetapkan (Ai Yeyeh
5) Perkusi
vitamin B1. Jika refleknya sangat aktif dapat berkaitan dengan gestosis
(Manuaba, 2012)..
6) Pemeriksaan panggul
dua tempat yang simetris pada krista iliaka sinistra dan dekstra. Jika
panggul patologik.
iliaka sinistra dan spina iliaka anterioir superior dekstra dan spina
e) Distansia tuberum (± 10,5 cm), jarak antara tuber iskii kanan dan
kiri. Bila jarak kurang dari normal, maka arkus pubis lebih kecil
dari 90 derjat.
2011).
Janin tunggal dapat disimpulkan dari ukuran perut tidak lebih besar
terasa nyeri, palpasi janin tidak teraba dibawah kulit abdomen, ada
dikenal dua bentuk membujur (letak kepala, letak sungsang) dan letak
lintang. Habitus (sikap) apabila pada letak janin yang fisiologis badan
melipat pada paha dan lutut rapat pada badan, kepala janin berada
8) Pemeriksaan penunjang
darah ibu dan faktor Rhesus (Rh) yang perlu dilakukan pada
dan periksa ulang pada trimester ke-3, terutama pada ibu yang
(Wals, 2008).
(1) Haemoglobin
anemia sedang 7-8 gr%, anemia berat <7 gr% (Al Yeyeh
Rukiyah, 2009).
35
urin menjadi keruh berarti ada protein dalam urin. Cara menilai
hasil:
diagnosa dan atau masalah kebidanan, bidan menganalisa data yang diperoleh
rujukan.
kepala/bokong/lintang, kesan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin
baik/lemah dengan risiko rendah sampai dengan risiko sangat tinggi. Dengan
adalah sebagai berikut: peningkatan frekuensi berkemih, nyeri ulu hati, konstipasi,
kram tungkai, edema dependen, dispareunia, nyeri pinggang bawah, sesak nafas,
dan hemoroid.
2.1.3 Perencanaan
keadaan umum ibu dan janin baik dengan risiko rendah sampai dengan risiko
hemoroid.
3. Kriteria hasil:
b. Kesadaran komposmentis.
e. Pemeriksaan laboratorium :
cairan per vaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak
di wajah dan jari-jari tangan, gerak janin tidak terasa, nyeri perut yang
mungkin timbul pada ibu hamil trimester III akan mengubah cara
sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada muka dan jari
kegawatdaruratan.
kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai dan tepat
f. Pesankan untuk kontrol ulang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu bila ada
keluhan.
42
Skala nyeri 0 (tidak nyeri) atau nyeri turun menjadi nyeri ringan/sedang
skala 1-2.
adalah:
Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit di depan kaki
satu kaki sedikit di depan kaki yang lain akan memberi jarak yang
Rasional: Sepatu tumit tinggi tidak stabil untuk menopang berat tubuh
(Mender, 2004)
pengganjal.
44
umum pada vena hemoroid, penurunan tonus otot karena efek progesteron.
Kriteria hasil:
dimasukkan kembali.
dimasukkan kembali.
cukup, minum air hangat saat bangun tidur, makan makanan berserat
2) Segera BAB jika terasa dan hindari mengejan terlalu kuat saat defekasi.
menghindari konstipasi.
2.1.4 Pelaksanaan
bersalin, nifas, neonatus dan KB, bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan
2.1.5 Evaluasi
bersalin, nifas, neonatus dan KB, bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan
dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil
evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan/atau keluarga. Hasil
evaluasi harus ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien. Evaluasi ditulis
Petugas
47
1. Data subyektif
a. Biodata
1) Umur
(Verney, 2008).
2) Pendidikan
b. Keluhan utama
kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
48
1) Penyakit jantung
jantung kelas III dan IV tidak boleh hamil, karena bahaya terlampau
2) Pneumonia
3) Hipertensi
4) Asma
5) Gonorrhea
(Wiknjosastro, 2006)
6) HIV/ AIDS
2006).
2012).
(Wiknjosastro, 2006).
atonia uteri, distosia bahu karena anak besar, kelahiran mati, lebih
51
2) Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan
atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera di atasi tentu akan
3) Pada kehamilan kembar yang berasal dari satu telur, faktor hereditas
e. Riwayat kebidanan
1) Haid
Bila seorang wanita datang dengan haid terlambat dan diduga ada
rumus ini adalah: Hari +7, Bulan -3, dan Tahun +1 (Wiknjosastro,
2006).
ayah yang sama cenderung memiliki bayi yang kecil juga pada
(Verney, 2008).
Pada hari pertama dan kedua lokhea rubra atau lokhea cruenta,
Setelah satu minggu, lokhea cair tidak berdarah lagi, warnanya agak
lokhea berbau agak sedikit amis, kecuali terdapat infeksi dan akan
(Verney, 2008).
1) Nutrisi
(Fraser, 2009).
dianjurkan untuk makan dan minum dalam porsi tidak berlebih guna
2) Eliminasi
Umumnya wanita lebih suka berbaring karena sakit ketika ada his
(Varney, 2008).
55
4) Personal hygiene
yang sedang berada pada proses persalinan normal, mandi air hangat
5) Aktivitas
(Varney, 2008).
6) Riwayat ketergantungan
pada janin seperti pada obat yang teratogenik dan dapat terjadi
kesukaran
sosial buruk.
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah diukur setiap 2-4 jam, kecuali jika tidak normal,
ibu. Jika frekuensi nadi meningkat lebih dari 100 denyut per
3) Berat badan
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira di antara 6,5-16,5 kg.
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
a) Muka
tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta
b) Mata
(Wiknjosastro, 2006).
kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat
2) Leher
3) Payudara
2008).
4) Abdomen
lebih keras setiap kontraksi. Kontraksi yang terlalu lama, atau sangat
kepala, yang masih dapat dipalpasi di atas gelang pelvis. Pada wanita
5) Genetalia
6) Anus
(Romauli, 2011).
7) Ekstremitas
c. Pemeriksaan khusus
janin, denyut jantung janin akan terdengar pada usia kehamilan lebih
tabel 2.7 :
Tabel 2.6
Penurunan Kepala Janin melaui Sistem Perlimaan
No. Periksa Periksa Keterangan
luar dalam
Kepala di atas PAP, mudah
1. 5/5 -
digerakkan (konvergen)
Sulit digerakkan, bagian terbesar
2. 4/5 HI – II kepala belum masuk panggul
(konvergen)
Bagian terbesar belum masuk panggul
3. 3/5 HII – III
(sejajar)
Bagian terbesar kepala sudah masuk
4. 2/5 HIII +
panggul (divergen)
5. 1/5 HIII – IV Kepala di dasar panggul (divergen)
6. 0/5 HIV Di perineum (divergen)
Sumber: Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, halaman N-10.
4) Auskultasi
2006). Selama kala satu persalinan, nilai DJJ selama dan segera
janin dicerminkan dari DJJ yang kurang dari 120 atau lebih dari
dan catat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda
5) Perkusi
6) His
I dan frekuensi his menjadi 2–4 kontraksi tiap 10 menit. Juga durasi
detik pada akhir kala I atau pada permulaan kala II (Saifuddin, 2014)
65
7) Pemeriksaan dalam
penghalang (tumor) pada jalan lahir; sifat fluor albus dan apakah ada
d. Pemeriksaan penunjang
berat (Manuaba, 2010: 239). Diagnosis preeklamsi ringan yaitu hasil tes
urin menunjukkan protein urin >1+ atau trombosit <100.000 sel/uL pada
avulsi tali pusat dan potensial terjadi retensio plasenta serta atonia uteri.
2.2.3 Perencanaan
1. Diagnosa:
2. Tujuan:
3. Kriteria:
67
a. Kesejahteraan ibu
lebih dari 100 denyut per menit, hal tersebut dapat mengindikasikan
(Wiknjosastro, 2008).
4) Penurunan kepala sesuai yaitu 5/5 jika kepala teraba di atas simphisis
pubis, 4/5 jika kepala telah memasuki pintu atas panggul, 3/5 jika
sebagian (2/5) kepala telah memasuki rongga panggul, 2/5 jika hanya
sebagian dari kepala masih berada di atas simphisis dan 3/5 bagian
digerakkan), 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian
kepala yang berada di atas simphisis dan 4/5 bagian kepala telah
masuk ke dalam rongga panggul, 0/5 jika bagian kepala sudah tidak
dapat diraba dari pemeriksaan luar dan seluruh bagian kepala sudah
5) Kala I terdiri dari dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Pada
6) Jika ibu primigravida dan bayinya belum lahir atau persalinan tidak
akan segera terjadi setelah dua jam meneran maka ia harus segera
atau persalinan tidak akan segera terjadi setelah satu jam meneran
pembukaan sudah lengkap tapi ibu tidak ada dorongan meneran maka
7) Kala III berlangsung rata-rata 5-10 menit, dan paling lama berlangsung
30 menit (Varney, Kriebs dan Gregor, 2008). Jika plasenta belum lahir
2008).
b. Kesejahteraan bayi
2) Bayi baru lahir normal yaitu langsung menangis atau bernafas spontan
4. Intervensi:
Rasional: Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya
(Wiknjosastro, 2008).
3) Bimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his. Ibu diminta menarik nafas
(Varney, 2008).
(Wiknjosastro, 2008).
(Wiknjosastro, 2008).
7) Pantau kondisi ibu dan janin dengan menilai DJJ setiap ½ jam,
janin setiap 4 jam, tekanan darah dan temperatur suhu setiap 4 jam
1) Dengar dan lihat tanda gejala kala II. Tanda gejala kala II yaitu ibu
4) Lepas dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
(Varney, 2008).
(Wiknjosastro, 2008).
DTT.
(Wiknjosastro, 2008).
(Wiknjosastro, 2008).
kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan
Rasional: Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya
(Wiknjosastro, 2008).
12) Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi meneran (bila ada
rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke
posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan
2008).
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
60 menit.
75
15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
(Wiknjosastro, 2008).
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
penyulit pada ibu dan bayi baru lahir sehingga keadaan ini dapat
(Varney, 2008).
76
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran.
21) Tunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan
melahirkan bahu dan badan bayi. Kelahiran bahu dan badan bayi
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.
siku, dan bahu belakang saat bagian-bagian ini dilahirkan karena jika
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
26) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
ibu.
yang saat ini terakumulasi di meja atau tempat tidur di area antara
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
kuat korpus uteri karena dapat terjadi kontraksi tetanik yang akan
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
30) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Dorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31) Lakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat. Dengan satu tangan,
aktif dari tali pusat. Tali pusat pada sisi fetal harus terfiksasi dengan
baik untuk mencegah bayi kehilangan darah yang berasal dari tali
80
32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ke kulit.
(Wiknjosastro, 2008).
Rasional: IMD dan kontak kulit antara ibu dengan bayi akan
1) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5–10 cm dari vulva
(Wiknjosastro, 2008).
2) Letakkan 1 tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis
(Wiknjosastro, 2008).
2008).
(Wiknjosastro, 2008).
(Wiknjosastro, 2008).
(Wiknjosastro, 2008).
82
7) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
2008).
2008).
posterior–kulit perineum.
(Wiknjosastro, 2008).
larutan klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan
secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir,
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
84
kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan
kontraksi.
(Wiknjosastro, 2008).
5) Periksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama
1 jam pertama pasca salin dan setiap 30 menit selama jam kedua
pasca salin.
lahir (BBL) belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak
didekontaminasi.
sesuai.
10) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering.
11) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
diinginkannya.
(Wiknjosastro, 2008).
(Wiknjosastro, 2008).
balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
2008).
87
15) Pakai sarung tangan bersih/ DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik
bayi.
(Varney, 2008).
16) Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi
bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh
18) Celupkan tangan di larutan klorin 0,5%, dan lepaskan secara terbalik
lalu rendam. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir,
kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan
19) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir lalu keringkan
(Varney, 2008).
89
persalinan
medikasi.
fase persalinan.
Rasional: Pasangan yang tidak siap perlu belajar mekanisme koping pada
pilihan persetujuan.
jaringan/ hipoksia.
a) Bantu dalam penggunaan teknik relaksasi dengan tarik napas panjang dari
memperlama persalinan.
3) Masalah 3: Keletihan
klien.
membingungkan klien.
persalinan.
antara kontraksi.
Kriteria :
Intervensi :
c) Observasi DJJ
ditunjukan dari DJJ yang kurang dari 120 dan lebih dar 160 kali per menit
Dampingi ibu ke tempat rujukan dan bawa partus set, kateter penghisap lender
posterior, telusuri lengan atas dan buat sendi siku menjadi fleksi. Pegang
93
bagian lengan bawah mengusap kearah dada bayi, sehingga bahu posterior
lahir)
Kriteria :
Intervensi :
menolong persalinan
b) Sebelum bayi lahir lakukan penilaian apakah bayi cukup bulan dan
ketuban jernih
Kriteria :
detik. Jika tidak ada kontraksi istirahatkan. Jika PTT selama 15 menit
Kriteria :
Intervensi :
detik. Jika tidak ada kontraksi istirahatkan. Jika PTT selama 15 menit
Kriteria :
b) Perdarahan <500cc
a) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan masase uterus 15
baik
b) Jika uterus tidak berkontaksi dalam waktu 15 detik dan perdarahan >500
Kriteria : Robekan tidak terjadi sampai ke derajat yang lebih luas, perdarahan
<500 cc
Intervensi :
c) Jika laserasi derajat 3 atau 4 atau robekan serviks pasang infuse dengan
menggunakan jarum ukuran 16 atau 18G dan berikan cairan RL, segera
dengan BAKSOKU
Kriteria :
Intervensi :
b) Jika ibu tidak dapat berkemih, katetrisasi kandung kemih dengan teknik
(Wiknjosastro, 2008)
2.3 Konsep Dasar Nifas dan Menyusui Serta Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui
1. Data subyektif
a. Biodata
1) Agama
2012).
2) Pekerjaan
Pada ibu nifas normal pekerjaan yang berat bisa mengakibatkan ibu
b. Keluhan utama
Masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya nyeri
pada jalan lahir karena adanya laserasi pada perineum (Ambarwati, 2010).
After pain (Wiknjosastro, 2007). Bendungan ASI, puting lecet dan mastitis
(Tanto, 2014).
c. Riwayat Kesehatan
2010). Ibu nifas yang tinggal dengan keluarga yang memiliki penyakit
e. Riwayat kebidanan
1) Riwayat haid
lain spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar, keadaan bayi
Masa nifas yang lalu tidak ada penyakit seperti perdarahan pasca salin
dan infeksi nifas. Ibu menyusui eksklusif sampai usia anak 6 bulan.
Lokhea serosa hari ke-4 sampai ke-9 warna kecoklatan. Lokhea alba
hari ke-10 sampai ke-15 warna putih dan kekuningan. Ibu dengan
4) Riwayat KB
1) Nutrisi
Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (dianjurkan ibu untuk minum
padian, kentang, umbi, jagung, sagu, tepung, roti, mie dan lain-lain),
yang rusak yang bisa didapat dari telur, daging, ikan, udang, kerang,
susu, keju, tahu, tempe, kacang-kacangan dan lain-lain. Mineral, air dan
metabolisme tubuh yang diperoleh dari semua jenis sayur dan buah.
Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
40 hari pasca salin. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa
2) Eliminasi
pasien sudah harus dapat buang air kecil. Dan dalam 24 jam pertama,
3) Personal hygiene
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat dengan kencang karena tidak
2012: 202).
4) Istirahat
Ibu nifas istirahat tidur pada siang hari ± 2 jam, malam 7-8 jam. Kurang
5) Aktivitas
Ibu post partum yang riwayat persalinannya tidak dengan penyulit atau
melahirkan.
102
g. Riwayat ketergantungan
perut segera pada masa nifas (2–4 jam pertama), penggunaan kantong es
ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam setelah kelahiran karena masa
transisi adalah masa kritis untuk ikatan batin ibu dan bayi untuk mulai
Oleh karena itu kondisi ibu perlu dipahami dengan menjaga komunikasi
yang baik.
Berlangsung antara 3–10 hari setelah melahirkan. Fase ini ibu merasa
3) Letting go
4) Depresi postpartum
5) Postpartum blues
postpartum. Pada saat ini, ibu mengalami kesedihan emosi, labil, lebih
j. Seksual
pasangan. Amannya setelah darah merah berhenti dan tidak ada rasa nyeri
(Sulistyawati, 2009).
2. Data Obyektif
a. Keadaan Umum
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
105
2012:104). Tekanan darah tinggi pada saat ibu pasca salin dapat
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60–80 kali per menit.
Denyut nadi di atas 100 kali per menit pada masa nifas
3) Suhu
Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit
4) Pernafasan
c. Pemeriksaan fisik
1) Mata
2) Leher
Normal bila tidak ada pembesaran kelenjar tiroid tidak ada pembesaran
3) Dada
a) Paru-paru
2009).
5) Abdomen
Pada abdomen, periksa posisi uterus atau tinggi fundus uteri, kontraksi
a) Pemeriksaan uterus
Gambar 2.1
(DDR).
a) Lokhea rubra/merah
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post
partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar,
b) Lokhea sanguelenta
c) Lokhea serosa
leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7
sampai ke-14.
d) Lokhea alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat
Kriteria abnormal:
Keadaan perineum:
7) Ekstremitas
Tidak terdapat flagmasia alba dolens, yang merupakan salah satu bentuk
(Manuaba, 2012).
109
Terapi yang diberikan pada ibu nifas menurut Bahiyatun (2009), yaitu:
1) Pil zat besi 40 tablet harus diminum untuk menambah zat gizi
melalui ASInya.
jam kemudian.
psikologis ibu baik, keadaan umum ibu dan bayi baik/buruk. Kemungkinan
masalah yaitu nyeri pada jalan lahir karena adanya laserasi pada perineum
2.3.3 Perencanaan
psikologis ibu baik, keadaan umum ibu dan bayi baik/buruk. Kemungkinan
masalah yaitu nyeri pada jalan lahir karena adanya laserasi pada perineum
Tujuan: Masa nifas berjalan normal tanpa komplikasi bagi ibu dan bayi
(Manuaba, 2012).
Kriteria:
a. TTV normal :
N :72- 88X/menit
S : 36,5-37,50 C
R : 16-24x/menit
b. Laktasi lancar
c. Involusi baik
1) Hari 1-3 masa nifas lochea rubra warna merah berisi lender dan darah
Rasional: Menilai status ibu, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
4. Jelaskan tentang kebutuhan dasar ibu nifas dan pemenuhannya meliputi nutrisi,
Rasional: Ibu mampu mengerti pola kehidupan seharí-hari yang baik selama
masa nifas.
5. Jelaskan mengenai tanda bahaya nifas (perdarahan lewat jalan lahir, keluar
cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit
kepala dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, pyudara bengkak disertai
rasa sakit, ibu terlihat sedih, murung, menangis tanpa sebab) (Kemenkes RI,
2016)
112
6. Jelaskan mengenai hal-hal yang harus dihindari oleh ibu selama nifas
Rasional: Ibu mengetahui hal yang harus dihindari selama masa nifas.
a. Subinvolusi
Menurut Manuaba (2012: 418), flegmasia alba dolen merupakan salah satu
sehingga jika ibu mengalami hal tersebut, ibu segera pergi ke tenaga
menjaga bayi tetap hangat, perawatan tali pusar) (Kemenkes RI, 2016)
113
9. Jelaskan pada ibu cara dan posisi menyusui yang benar (Kemenkes RI, 2016)
10. Jelaskan pada ibu cara memompa dan menyimpan ASI (Kemenkes RI, 2016)
11. Beritahu ibu jadwal kunjungan selama nifas (6 jam post partum – 3 hari, 4-28
episiotomi
Kriteria :
1. Rasa nyeri pada ibu berkurang. Skala nyeri 0 (tidak nyeri) atau nyeri turun
penyembuhan
Kriteria:
1. Secara verbal ibu tidak menunjukkan rasa nyeri, muka tidak terlihat tegang/
menahan sakit. Skala nyeri 0-1 (tidak nyeri) atau nyeri turun menjadi nyeri
Intervensi :
Rasional: Kompresi uterus yang konstan pada posisi tersebut dapat mengurangi
kram secara signifikan. Posisi ini menjaga kontraksi tetap baik dan
3. Pemberian Analgesik
Rasional: Produksi ASI mulai meningkat pada 2-3 hari pasca salin, sering
Rasional: Menyusui di salah satu payudara dapat membuat payudara yang lain
menjadi bengkak.
Rasional: Air hangat dapat merelaksasi otot payudara supaya tidak tegang.
4. Gunakan bra yang kuat untuk menyangga dan tidak menekan payudara.
pembengkakan payudara.
116
2.4.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
Alat identifikasi harus tercantum nama (bayi dan ibunya), tanggal lahir,
nomor bayi, jenis kelamin dan unit (Saifuddin, 2014). Setelah bayi lahir,
b. Umur
Menurut Marmi (2012: 1) neonatus adalah bayi yang berusia 0-28 hari.
menurut Manuaba (2010: 204) dalam waktu 30 detik bayi menangis kuat
dan bernapas sempurna serta nilai Apgar 1 menit pertama sudah mencapai
8 sampai 10. Segera setelah bayi lahir dilakukan Inisiasi Menyusu Dini
c. Keluhan Utama
Menurut ladewig (2006: 180-) keluhan utama pada bayi baru lahir antara
lain hipoglikemi, hipotermia, ikterik, dan bayi rewel. Rochmah, (2013: 77-
85) menambahkan masalah bayi baru lahir antara lain bercak mongol,
d. Riwayat antenatal
bagan dengan berat dan panjang badan lahir, bagan tersebut menunjukkan
(KMK) atau Besar Masa Kehamilan (BMK). Selain itu komplikasi selama
e. Riwayat natal
dikatakan bayi normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan kongenital yang
118
berat. Menurut Manuaba (2010: 204) dalam waktu 30 detik bayi menangis
kuat dan bernapas sempurna serta nial Apgar 1 menit pertama sudah
120).
f. Riwayat postnatal
tetrasiklin 1% pada kedua mata, lakukan pemeriksaan fisik pada bayi dan
setelah 1-2 jam pemberian vitamin K1, berikan imunisai Hepatitis B 0,5
1) Nutrisi
Segera setelah bayi lahir dilakukan IMD selama 1 jam atau lebih. ASI
diberikan pada bayi minimal 8-10 kali atau lebih dalam 24 jam atau
2) Eliminasi
Tinja yang berbentuk mekonium berwarna hijau tua yang telah berada
yang diminumnya. Misalnya bayi yang mendapat air susu ibu, tinjanya
akan berwarna kuning lembek. Defekasi mungkin 3-8 kali sehari. Bayi
Bayi baru lahir tidur 16 sampai 18 jam sehari, paling sering selama 45
menit sampai 2 jam. Bayi dapat menangis sedikitnya 5 menit per hari
pada saat lahir, bayi tetap terjaga dan reaktif terhadap rangsang untuk
jangka waktu sekitar 1 jam lalu relaks dan tidur (Fraser, 2009).
4) Personal Hygiene
sampai 6 jam setelah kelahiran setelah suhu bayi stabil. Saat bayi mandi
lotion, bedak dan bahan kimia lain dapat menyebabkan ruam kulit
5) Aktivitas
Bayi dapat menangis sedikitnya 5 menit per hari sampai 2 jam perhari.
ingin berubah posisi atau merasa terlalu panas atau dingin), bosan,
2012).
membuat tali pusat cepat terlepas (Varney, 2008). Bayi diurut baru
dimandikan oleh dukun selama 40 hari, ramuan tali pusat tiap hari diganti
sampai putus. Tali pusat yang sudah lepas dibuat jimat atau obat. Bayi
ditidurkan disamping ibu, tidak boleh dibawa jauh dari rumah sebelum
i. Psikososial
2009).
121
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum
Bayi yang sehat tampak kemerah-merahan, aktif tonus otot baik, menangis
b. Tanda-tanda Vital
1) Suhu
rektal di bawah 36°C, bayi ini harus diletakkan di tempat yang lebih
dalam pangkuan ibu atau bayi dibungkus. Dapat pula dipakai lampu
2) Pernafasan
tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi dan
Frekuensi rata-rata 40 kali per menit. Rentang 30–60 kali per menit.
3) Nadi
yang kemudian turun sampai 140 – 120 kali/menit pada waktu bayi
c. Pemeriksaan Antropometri
1) Berat Badan
Dalam tiga hari pertama terjadi penurunan. Pada hari ke empat berat
makanan dengan benar, berat lahir biasanya dicapai kembali pada akhir
berlipat dua pada usia 5 bulan dan meningkat tiga kali lipat pada akhir
2) Panjang Badan
2013). Pada satu minggu pertama kelahiran berat badan bayi turun
hinggal 10%.
breghmatikus: 33-34 cm
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
2009).
2) Mata
ada dan lensa mata jelas. Jarak antara kedua mata yang normal adalah
2005).
3) Hidung
harus ada digaris tengah dan membran mukosa harus berwarna merah
mengalir dengan bebas melalui lubang hidung yang lain. Tidak adanya
2012 ).
4) Mulut
5) Telinga
6) Leher
(Muslihatun, 2010). Leher bayi yang tebal dan pendek harus diperiksa
7) Dada
8) Punggung
9) Abdomen
atau esofagi tanpa fistula). Tali pusat tidak ada perdarahan, tali pusat
pusat akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari (Wiknjosastro,
2005).
10) Genetalia
terlihat pada usia 2–7 hari, akibat efek sementara dari estrogen ibu
(Walsh, 2012). Pada anak perempuan yang lahir aterm, labia mayora
11) Anus
12) Ekstremitas
2012).
timbulnya kulit dengan warna yang tak rata (cutis marmorata) telapak
tangan, telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat
e. Pemeriksaan Neurologis
masalah. Respon yang menurun dapat muncul akibat tidak adnaya suatu
saraf secara kongenital atau akibat kerusakan pada jalur sensorik atau
bayi dengan sudut 45o, lalu biarkan kepalanya turun sekitar 1-2 cm.
Refleks ini berkembang dengan baik pada bayi yang normal dan
Refleks ini melindungi mata dari trauma. Pada saat pangkal hidung
diketuk secara pelan, bayi akan mengedipkan mata pada 4-5 ketukan
pertama.
128
keadaan umum baik. Kemungkinan masalah pada bayi baru lahir anatara
Rochmah, (2013: 77-85) menambahkan masalah bayi baru lahir antara lain
2.4.3 Perencanaan
1. Diagnosa
Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan, lahir spontan, usia 0-28
Kriteria :
S : 36,5-37,5 0C
N : 120-160 x/menit
RR : 30-60 x/menit
129
d. BB turun tidak lebih dari 10% dalam 10 hari pertama setelah lahir
Intervensi :
petugas
Rasional : suhu bayi turun dengan cepat segera setelah lahir. Oleh
karena itu, bayi harus dirawat di tempat tidur bayi yang hangat. Selama
Rasional : ibu dapat memenuhi kebutuhan dasar pada bayi baru lahir.
Raional : perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat
(Saifuddin, 2010).
131
untuk bayi baru lahir cukup bulan. ASI diberikan 2-3 jam sebagai
2008) .
2014).
132
2. Masalah 1: Hipoglikemia
b. Bayi tidak kejang, tidak latergi, pernapasan teratur, kulit kemerahan, tidak
Rasional : bayi preterm, bayi dari ibu diabetes, bayi baru lahir dengan
(Varney, 2008).
Rasional: kadar glukosa rendah terjadi pada 1-1,5 jam setelah lahir dan
Rasional : darah yang diambil dari tumit bayi baru lahir mengandung
d. Berikan ASI lebih awal atau glukosa 5-10% bagi bayi yang berisiko
hipoglikemi
b. Tidak ada tanda-tanda hipotermi seperti bayi tudak mau menetek, tampak
lesu, tubuh teraba dingin, denyut jantung bayi menurun, kulit tubuh bayi
mengeras/sklerema
Intervensi :
a. Kaji suhu bayi baru lahir, baik menggunakan metode pemeriksaan aksila
atau kulit.
2014)
134
Kriteria :
b. Kadar bilirubin > 12,5 mg% pada neonatus cukup bulan atau > 10 mg%
Intervensi :
(Varney, 2008).
135
Rasional : menjemur bayi di matahari pagi jam 7-9 selama 10 menit akan
mengubah senyawa bilirubin menjadi senyawa mudah larut dalam air agar
mudah diekskresikan.
Kriteria :
Intervensi :
a. Bersihkan daerah kulit yang bermasalah dengan sabun ringan dan air
hangat kuku.
d. Pada tahap awal iritasi, beri krim barier zink oksida (misal desitin) bila
albicans yang paling baik diobati dengan preparat antijemur topikal. Krim
Intervensi :
b. Bila bayi minum menggunakan susu formula, cuci bersih botol dan dot
susu, setelah itu diseduh dengan air mendidih atau rebus hingga mendidih
sebelum digunakan
Kriteria :
dengan memakaikan pakaian yang tipis pada bayi. Jika berkeringat, seka
tubuhnya sesering mungkin dengan handuk, lap kering atau waslap basah.
terlebih dahulu
mengangkat kerak.
2.5.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Biodata
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
Ibu yang bekerja terpisah dengan bayinya lebih dari 6 jam tidak
b. Keluhan utama
usia <20 tahun ingin menunda kehamilan, 20-35 tahun ingin menjarangkan
c. Riwayat kesehatan
2010).
abnormal atau tumor jinak rahim, penyakit trofoblas yang ganas, TBC
pelvik, kanker alat genital, dan ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
(Saifuddin, 2006).
d. Riwayat kebidanan
1) Haid
hormonal mempunyai efek pada pola haid tetapi tergantung pada lama
menyusui dalam 30 menit pasca salin. MAL dapat digunakan oleh ibu
menyusui di mulai dari setengah jam sampai satu jam setelah bayi
3) Riwayat KB
mendapat haid lagi, ibu tidak menyusui secara eksklusif, dan bayi
1) Nutrisi
2) Istirahat/tidur
(Saifuddin, 2013).
3) Aktivitas
4) Kehidupan seksual
(Affandi, 2013).
f. Riwayat ketergantungan
g. Keadaan psikologis
(Affandi, 2013)
143
2. Data obyektif
akseptor IUD dengan PID akan terjadi kenaikan suhu mencapai 38oC
b. Pemeriksaan antropometri
2013). Implant-2 yang sekarang dipakai adalah jenis lunak atau densitas
rendah, oleh sebab itu petugas pelayanan tidak perlu khawatir untuk
(Saifuddin, 2013).
c. Pemeriksaan fisik
1) Muka
(Affandi, 2013).
144
2) Mata
2013).
3) Payudara
tampak penuh, putting susu menonjol, ASI keluar lancar, saat selesai
2013).
4) Abdomen
pada uterus maka dicurigai ibu hamil dan tidak dapat menggunakan
alat kontrasepsi.
5) Genetalia
6) Ekstremitas
2013).
d. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan bimanual
3) Pemeriksaan Laboratorium
P1/>1 usia 15-49 tahun, pasca salin 2 jam – 42 hari, calon peserta KB pasca salin
program / non program, belum ada pilihan / ada pilihan, tanpa kontraindikasi / ada
kontraindikasi pada salah satu alat kontrasepsi, keadaan umum baik, prognosa
2.5.3 Perencanaan
Diagnosa : P1/>1 usia 15-49 tahun, pasca salin 2 jam – 42 hari, calon peserta KB
pasca salin program / non program, belum ada pilihan / ada pilihan, tanpa
Kriteria : Ibu memilih salah satu KB yang sesuai dengan kondisinya dan
kepentingan.
4. Bila belum ada pilihan, uraikan pada klien mengenai keuntungan, kerugian,
Rasional: Penjelasan yang tepat dan terperinci dapat membantu klien memilih
Rasional: Klien akan mampu memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan
kontrasepsi tersebut.
(Affandi, 2013).
Rasional : Ibu tenang dan lebih yakin dengan kontrasepsi yang dipakainya saat
ini
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Dinkes Magetan. (2016). Profil Dinas Kesehatan Tahun 2016. Magetan: Dinkes
Magetan.
Kemenkes RI. (2016). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Manuaba, (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
149
150
Varney, H., Kriebs, J. M., & Gegor, C. L. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Vol. 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Wheeler, L. (2004). Buku Saku Asuhan Pranatal dan Pascapartum. Jakarta: EGC.
Wulandari, S. R., & Handayani, S. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.