BAB 1
PENDAHULUAN
Kehamilan, persalinan, dan nifas yang dialami oleh setiap wanita adalah suatu
masa reproduksi dan merupakan proses alamiah dan fisiologis (Walyani, 2015).
Setiap wanita yang mengalaminya pasti mengharapkan berjalan dengan lancar dan
bayi yang dilahirkan juga dalam kondisi sehat. Kehamilan, persalinan dan nifas
tiba-tiba menjadi ke arah patologis atau disertai komplikasi yang bahkan dapat
mengancam jiwa ibu dan bayi yang dilahirkan dalam keadaan abnormalitas.
anaknya dan juga mempengaruhi Keluarga Berencana (KB). Masalah yang terjadi
saat ini, masih ada beberapa ibu hamil yang mengalami komplikasi, salah satunya
berat janin lebih dari 1000 gram (Manuaba, 2010). Beberapa gejala yang
plasenta.
Berdasarkan data yang diperoleh dari LB3KIA tahun 2018 (Dinkes, 2018)
didapatkan jumlah ibu hamil di Kabupaten Magetan terdapat 8.777 ibu hamil,
yang mengalami Perdarahan pada kehamilan 62 ibu hamil, sedangkan jumlah ibu
1
2
Perdarahan pada kehamilan terdapat 4 (0,05%) ibu hamil yang dibagi menjadi
Perdarahan pada kehamilan adalah kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan
previa) , kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion
(vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. Meskipun demikian, faktor
dilakukan dengan baik akan berdampak pada masa kehamilan terutama dengan
riwayat perdarahan pada kehamilan dapat berlanjut pada persalinan, ibu nifas,
neonatus dan penggunaan KB. Dampak yang akan terjadi pada persalinan adalah
persalinan lama, robekan jalan lahir, retensio plasenta dan atonia uteri.
masa nifas, infeksi saluran kemih. Ibu yang mengalami perdarahan pada
Device) IUD.
segera setelah ibu tidak mendapat haid, setiap bulan sampai usia kehamilan 28
minggu, dan setiap 1 minggu sekali pada usia kehamilan 36 minggu sampai
KIA meliputi kunjungan KF sebanyak 3 kali yaitu 0-3 hari, 4-28 hari, 29-42 hari,
berupa perawatan mata, tali pusat dan kulit, kunjungan neonatal (KN) lengkap
minimal 3 kali menurut buku KIA yaitu 6-48 jam, 3-7 hari, 8-28 hari, imunisai,
pendampingan kader Magetan sayang remaja, ibu dan bayi (Mayangsari) dengan
Akhir ini akan menerapkan asuhan kebidanan secara continuity of care mulai dari
kesehatan ibu dan bayi secara optimal serta diharapkan dapat mengurangi AKI
dan AKB. Pada kesempatan ini penulis tertarik untuk terlibat langsung dalam
memberikan asuhan secara continuity of care mulai dari hamil trimester III,
dilakukan oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil trimester III, bersalin, nifas,
1.3. Tujuan
mulai dari hamil trimester III, bersalin, nifas, neonatus, sampai pemilihan KB
mulai dari hamil trimester III, bersalin, nifas, neonatus, dan pelayanan KB,
analisa data
5
1.4.1 Sasaran
1.4.2 Tempat
Lokasi yang dipilih untuk monitoring ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas,
neonatus, KB adalah di PMB Ny. “W” dan dirumah pasien di Magetan yang
sudah MOU dengan Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi DIII Kampus Magetan.
1.4.3 Waktu
Waktu yang diperlukan mulai dari penyusunan Laporan Tugas Akhir pada
1.5 Manfaat
continuity of care.
2. Bagi Bidan
pada ibu hamil TM III, bersalin, nifas, neonatus, dan pelayanan KB secara nyata
dilapangan dan sesuai teori yang ada, serta dapat dijadikan sebagai masukan untuk
lahan praktek sehingga dapat meningkatkan pelayanan pada ibu dan bayi.
3. Bagi Klien/Pasien
Tabel 1.1
Laporan Keaslian Kasus
No Nama (Tahun) Judul Hasil
1. Desy Nurmayanti Asuhan Kebidanan Pada Ny. Setelah dilakukan asuhan kebidanan
(2018) ”D” Masa hamil Trimester secara continuity of care pada Ny.”D”,
III, Persalinan, Nifas dan dapat disimpulkan masa kehamilan,
KB Pascasalin Di BPM persalinan, nifas, neonatus, dan KB
Ny.”S”, Amd.Keb. Jabung, berjalan dengan normal walaupun
Panekan Kabupaten terdapat masalah namun tidak tejadi
7
Bersama ini kami lampirkan surat pernyataan bahwasannya tulisan ini dapat
dipertanggungjawabkan.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengkajian
melakukan pengkajian kondisi klien dengan informasi yang benar, lengkap dan
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Nama
2) Umur
pada ibu usia 20 tahun kemungkinan bayi lahir cacat atau premature,
dan pada ibu yang berusia 35 tahun biasanya bayi yang lahir
8
9
3) Agama
4) Pendidikan
5) Pekerjaan
6) Penghasilan
(Manuaba, 2012).
7) Status Menikah
derita hanya akan ditanggung sendiri oleh wanita dan keluarganya hal
8) Lama Menikah
9) Tempat tinggal
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
e. Riwayat Kebidanan
Amenore atau tidak haid adalah salah satu indikasi pertama terjadinya
dapat dihitung dengan menggunakan rumus dari Neagle yaitu pada siklus
28 hari TTP = (hari HPHT+7) dan (bulan HPHT-3) dan (tahun HPHT+1)
dan pada siklus 35 hari (hari HPHT+4) dan (bulan HPHT-3) dan (tahun
HPHT+1).
abortus dan kehamilan mati dalam rahim) jila kehamilan yang lalu
Pada ibu hamil dengan jarak < 2 tahun akan mengalami pertumbuhan
janin kurang baik, partus lama dan juga perdarahan (Irianto, 2014)
haid.
sebanyak 2x dengan jarak waktu minimal 1 bulan dan ibu hamil harus
Tabel 2.1
Imunisasi TT
3) Riwayat Kontrasepsi
1) Nutrisi
yang sangat pesat. Perkembangan janin yang pesat ini terjadi pada 20
baik dan merasa cepat lapar, kebutuhan minum pada ibu hamil 10-14
2) Eliminasi
2011).
3) Istirahat
4) Personal Hygiene
dalam jumlah besar dengan konsistensi kental atau cair yang dimulai
2011).
5) Aktivitas
6) Hubungan Seksual
hamil tua sudah berkurang karena berat perut yang makin membesar
7) Rekreasi
g. Riwayat Ketergantungan
pantangan makanan, jika ada makanan yang dipantang adat akan tetapi
baik untuk ibu hamil maka sebaiknya harus tetap dikonsumsi. Begitupula
gizi dan nutrisi dari makanan tertentu, Adat ini akan sangat merugikan
16
pasien dan janin karena membuat pertumbuhan janin tidak optimal dan
yang merugikan menurut (Manuaba, 2010) tidak boleh tidur siang karena
nanti bayinya ikut tidur dan tidak bangun lagi. Adat tersebut merugikan
bagi ibu hamil karena ibu hamil justru dianjurkan istirahat agar otot-otot
Dukungan pada saat masa kehamilan merupakan suatu hal yang sangat
dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil. Seorang wanita akan
merasa tenang dan nyaman dan dapat mulai menggunakan energi dan
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
darah dikatakan tinggi jika lebih dari 140/90 mmHg. Jika tekanan
2011).
b) Pernapasan
(Saifuddin, 2010).
c) Suhu
Normalnya adalah 36,5–37,5 °C. Dan bila suhu tubuh lebih dari
d) Nadi
3) Antropometri
a) Tinggi badan
b) Berat badan
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai dengan
16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5
Tabel 2.2
Indikator pertambahan berat badan berdasarkan Indeks Masa
Tubuh (IMT)
usia reproduksi adalah≤ 23,5 cm. Ukuran LILA yang kurang dari
23,5 cm pada ibu hamil yang disebut mengalami KEK akan dapat
19
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
2) Muka
Bentuk simetris dan muka tidak pucat. Muka yang normal tidak
edema, edema pada muka atau seluruh tubuh merupakan tanda gejala
3) Mata
4) Telinga
Normal tidak ada serumen yang berlebihan dan tidak berbau. Bentuk
pembuluh darah dan mudah berdarah. Ibu hamil dengan karies gigi
20
(Romauli, 2011).
6) Leher
7) Dada
8) Payudara
mammae pada ibu hamil akan membesar dan tegang akibat hormone
(Romauli, 2011).
9) Abdomen
Tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra, striae livida/palida,
10) Genetalia
11) Anus
12) Ekstermitas
darah vena disekitar kaki dan betis. Penampakan pembuluh darah vena
ini akan hilang setelah persalinan (Manuaba, 2012). Selain itu juga
dapat muncul edema pada kaki dan pergelangan kaki saja biasanya
e. Pemeriksaan Khusus
1) TFU Mc.Donald
ukuran rahim dalam cm. TFU sesuai dengan masa kehamilan dapat
Tabel 2.3
Tinggi Fundus Uteri Sesuai Masa Kehamilan TM III
Dalam (Cm)
belum masuk PAP maka n=12, dan bila kepala sudah masuk PAP
maka n=11.
3) Palpasi
23
tersebut meliputi:
a) Leopold 1
Tabel 2.4
Usia kehamilan berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
dengan jari
uterus dan pada sisi lain teraba bagian kecil janin (Romauli,
c) Leopold III
sudah masuk PAP atau belum. Normalnya pada bagian bawah janin
d) Leopold IV
panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati PAP. Jika
4) Auskultasi
25
(Marmi, 2011).
5) Perkusi
dan kembali melalui tempat yang sama dipihak lain. (Marmi, 2011)
Janin tunggal dapat dilihat dari ukuran perut tidak lebih besar dari usia
tidak terasa nyeri, palpasi janin tidak teraba di bawah kulit abdomen,
sumbu panjang janin dan sumbu panjang rahim dikenal dua bentuk
2012). Habitus (sikap) apabila pada letak janin yang fisiologis badan
melipat pada paha dan lutut rapat pada badan, kepala janin berada
diatas panggul (Manuaba, 2012). Habitus fleksi adalah jika tidak ada
letak salah satu bagian janin terhadap jalan lahir.Anak hidup dinilai
dari adanya gerakan janin, DJJ terdengar jelas 2 jari sebelah kanan/ kiri
bawah.
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Golongan darah
berat.
standart warna (Fraser, D.M. & Cooper, 2009) seperti Gambar 2.1.
Gambar 2.1
Hasil Protein Urine dan glukosa secara dipstick
Sumber Depkes RI
Sumber: Depkes RI
4) Pemeriksaan USG
5) Pemeriksaan HbSAg
29
6) Pemeriksaan HIV
Terutama untuk daerah risiko tinggi kasus HIV dan yang dicurigai
kebidanan, bidan memperoleh dari pengkajian, yang meliputi data subjektif dan
dan rujukan.
30
kanan/pungung kiri, presentasi kepala, kesan panggul normal, keadaan umum ibu
dan janin baik dengan risiko rendah sampai dengan risiko sangat tinggi. Menurut
(Varney, 2007) masalah yang mugkin terjadi antara lain edema dependen, sering
2.1.3 Perencanaan
kiri, presentasi kepala, kesan panggul normal, KU ibu dan janin baik dengan
risiko rendah sampai dengan risiko sangat tinggi, Prognosa baik/ buruk (Manuaba,
2012).
a. Kesejahteraan Ibu
1) Kesadaran composmentis
2) TTV normal
TD : 100/70-130/90 mmHg
N : 80-100 x/menit
S : 36,5 – 37,5ºC
R : 16-24 x/menit
31
urine (-).
4) TFU sesuai dengan usia kehamilan yaitu usia kehamilan 28 minggu TFU 3
6) Pada primi kepala masuk saat usia kehamilan 36 minggu, pada multi kepala
Intervensi:
dirinya, dan lain-lain yang berkaitan sehingga klien dapat menghargai dan
3. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III yang
4. Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan dasar ibu hamil meliputi nutrisi,
ibu akan menerima asuhan yang sesuai dan tepat waktu adapun persiapan
7. Pesankan pada ibu untuk kontrol ulang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu
Rasional: Memantau keadaan ibu dan janin, serta mendeteksi dini terjadinya
Masalah Potensial yang terjadi, dalam hal ini penulis mencantumkan masalah
kecemasan.
Intervensi :
Rasional : Ibu mengerti penyebab sering kencing karena tekanan bagian bawah
kemih.
34
d. Anjurkan minum 8-10 gelas/hari tetapi banyak minum pada siang hari dan
dahulu.
Intervensi
pembesaran uterus pada vene pelvic ketika duduk atau pada vena cava inferior
ketika berbaring.
b. Minta ibu waktu tidur miring ke kiri dan perut diganjal bantal
Rasional : Mengurangi penekanan pada vena cava inferior oleh uterus yang
sirkulasi darah.
35
Intervensi :
perawatan payudara.
hoffman yaitu meletakkan jempol dan telunjuk tangan diantara puting (saling
dalam.
2.1.4 Pelaksanaan
kultural.
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau
8. Menggunakan sumber daya, saran dan fasilitas yang ada dan sesuai.
2.1.5 Evaluasi
Menurut (Kemenkes RI, 2011), untuk melihat keefektifan dari asuhan yang
sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien
dan atau keluarga dan harus ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
Evaluasi ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP, yaitu sebagai berikut:
mulai persalinan dan bayi baru lahir, nifas dan menyusui, neonatus dan KB sama
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
2.2.1 Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Keluhan utama
1) Kala 1
lendir yang bercampur darah (blood show) dan ketuban akan pecah
2) Kala II
3) Kala III
4) Kala IV
ini tidak diikuti oleh interval pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi
Ibu dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut
kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung 40 detik atau lebih
(Wiknjosastro, 2010).
1) Nutrisi
2) Eliminasi
(Cuningham, 2006).
4) Personal Hygiene
napas yang tidak sedap, mulut kering, bibir kering atau pecah-pecah,
(Varney, 2008).
5) Aktivitas
sebagai rasa nyeri dan melawan kontraksi tersebut. Seorang ibu dapat
melahirkan seorang anak akan terasa sangat sakit dan khawatir tentang
Mengonsumsi rumput fatimah bagi ibu yang akan melahirkan masih sering
bayinya masih sulit ditemukan. Itu sebabnya, konsumsi air rendaman atau
2014).
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
2011).
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
b) Nadi
ibu. Jika frekuensi nadi meningkat lebih dari 100 denyut per
c) Suhu
d) Pernapasan
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
2) Muka
3) Mata
(Saifuddin, 2010)
mulut kering, bibir kering atau pecah-pecah, tenggorokan nyeri dan gigi
5) Leher
6) Payudara
Puting susu biasanya menjadi bertambah besar, pigmen lebih gelap, dan
lebih erektil. Pada saat bayi lahir bidan memberitahu ibu untuk
kolostrum sering dapat ditekan keluar dari puting susu dengan tekanan
7) Abdomen
kemih yang penuh mengganggu penurunan kepala bayi, selain itu juga
8) Genetalia
berupa bloody slym dan cairan ketuban. Tekanan pada anus, perineum
2012). Adanya perineum pucat kaku dan luka parut di perineum. Dapat
vagina, tapi tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada
9) Anus
Perineum mulai menonjol dan anus mulai membuka. Tanda ini akan
10) Ekstermitas
bokong, paha dan betis merupakan tanda gejala yang terjadi pada masa
c. Pemeriksaan khusus
1) Palpasi
terbawah janin yang masih berada di atas tepi atas simfisis dan dapat
Tabel 2.5
Penurunan Kepala Janin Menurut Sistem Perlimaan
Periksa Luar Periksa Dalam Keterangan
= 0/5 H IV Diperineum
Sumber: Wiknjosastro,2014
2) His
terjadi dalam kurun waktu 10 menit. Pada fase aktif, minimal terjadi
dua kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi adalah 40 detik atau
a) Kala I
b) Kala II
c) Kala III
d) Kala IV
mmHg.
d. Pemeriksaan dalam
tumpang tindih tulang kepala serta menilai ukuran kepala janin dengan
7) Memastikan tali pusat atau bagian-bagian kecil (tangan atau kaki) tidak
8) Sudut arcus pubis >90°, bila kurang berarti ada kesempitan panggul
(Manuaba, 2012).
situs bujur, habitus fleksi, posisi puka/puki, presentasi kepala, HI-IV, kepala masuk
deselerasi)/kala II/kala III/kala IV, psikologi baik/buruk, keadaan umum ibu dan
2014) yaitu:
a. Pada kala I yaitu kala I memanjang (fase laten dan aktif) dan ketuban pecah
dini (KPD)
b. Pada kala II yaitu distosia bahu, kala II memanjang, gawat janin dan asfiksia
d. Pada kala IV yaitu atonia uteri, robekan vagina, perineum atau serviks.
2.2.3 Perencanaan
Kriteria :
1. Kesehjateraan ibu
130/90mmHg, nadi 60-80 kali per menit, dan napas 16–24 kali per menit
(Romauli, 2011).
49
(Saifuddin, 2014).
2014).
(Manuaba, 2012).
(Manuaba, 2012).
h. Bayi baru lahir spontan, menangis kuat, gerak aktif (Saifuddin, 2014).
i. Kala III berlangsung rata-rata 5–10 menit, dan paling lama berlangsung 30
2. Kesehjateraan bayi
Janin yang dalam keadaan sehat bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya
antara 120-160 per menit (Marmi, 2011). Gerakan janin normal, yaitu 10
gerakan dalam 12 jam. Bayi lahir spontan, menangis dan bernapas, tonus otot
Intervensi:
a. Intervensi Kala I
3) Observasi CHBPK sesuai partograf (dan di evaluasi DJJ dan his setiap 1
jam pada fase laten dan setiap 30 menit pada fase aktif , lingkaran bandle
pada saat ada his dan pembukaan setiap 4 jam, penurunan kepala dan TTV
ibu).
Rasional: Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya (janin,
cairan ketuban, plasenta dan lain-lain) menekan vena cava inferior ibu. Hal
2014).
5) Beri asupan nutrisi pada ibu dengan memberi ibu makan dan minum.
Rasional: Makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan
akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa
51
Selain itu juga akan menambah rasa nyeri pada perut bawah, menghambat
Rasional: posisi duduk atau setengah duduk dapat memberikan rasa nyaman
kontraksi.
sehingga terjadi kelelahan. Selain itu meneran saat tidak ada his
6) Setelah crowning 5-6 cm, lahirkan kepala, bahu, dan badan dengan teknik
sangga susur.
Rasional: Melindungi bahu agar tidak distosia bahu, dan supaya perineum
tidak ruptur.
suatu proses sesaat yang dilakukan 1 kali. Penilaian ini menjadi dasar
Rasional : Agar bayi tidak mengalami hipotermi dan bayi mulai bernapas
dengan paru-parunya
2) Memberikan injeksi vitamin K dengan dosis 0,5 pada paha kiri dan salep
mata, setelah 1 jam kemudian diberikan injeksi Hb0 dengan dosis 0,05 pada
paha kanan.
4) Memandikan bayi setelah 6 jam atau ketika suhu bayi normal 36,5-37,5.
Rasional : Agar bayi dalam keadaan bersih dan tidak mengalami hipotermi
53
plasenta.
derajat laserasi.
54
kehilangan darah.
2) Observasi kala IV: TD, nadi, suhu, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih,
serta perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada
1 jam kedua.
5) Dekontaminasi tempat bersalin, alat habis pakai dengan larutan klorin 0,5%.
Rasional: Agar ibu paham dan jika ibu menemukan masalah segera lapor
Masalah Potensial yang mungkin terjadi, dalam hal ini penulis tidak
2.3.1 Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Keluhan utama
Keluhan normal yang sering ditemui pada ibu nifas antara lain adalah nyeri
b. Riwayat Kebidanan
1) Haid
Pada kunjungan IV atau pada 6 minggu setelah persalinan ibu harus sudah
buang air kecil. Biasanya pasien menahan air kencing karena takut akan
merasakan sakit pada luka jalan lahir (Sulistyawati, 2009). Setelah pasca
56
persalinan 2-3 hari produksi ASI mulai akan keluar banyak. Bila bayi mulai
menyusu isapan pada puting susu akan menjadi rangsangan psikis yang
involusi uteri dikatakan akan lebih sempurna ketika produksi ASI lebih
hari ketiga berwarna merah dan hitam, lokhea sanguiloenta hari keempat
keempat belas warna kekuningan, lokhea alba setelah hari keempat belas
1) Nutrisi
Sering kali untuk pemulihan nafsu makan bagi ibu nifas diperlukan 3-4 hari
sebelum faal usus kembali normal. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama
menyehatkan bayi semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa
(Irianto, 2014)
2) Eliminasi
Ibu nifas normal diharapkan dapat berkemih spontan normal terjadi 6-8 jam
post partum dan setiap 4 jam setelahnya, karena kandung kemih yang penuh
biasanya juga akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai sekitar hari
ke-5 setelah melahirkan dan ini terjadi karena volume darah ekstra yang
57
(Anggraini, 2010). Pada ibu nifas normal BAB terjadi pada hari ke3-4 pasca
(Handajani, 2010) dan kontipasi ini diduga dapat terjadi akibat penurunan
peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika
3) Istirahat
tidur karena beban aktivitas bertambah, ibu harus bangun malam untuk
yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, karena jika kurang
4) Aktivitas
Ibu nifas normal biasanya sebagian besar dapat melakukan ambulasi setelah
segera setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari
tempat tidurnya pada 24-48 jam setelah melahirkan dapat dimulai secara
bertahap dengan miring kanan atau kiri, lalu duduk kemudian mencoba
untuk berdiri dan berjalan dan mengikuti senam nifas (Walyani, 2015).
58
5) Seksual
pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula atau luka yang
6) Personal Hygiene
Ibu nifas pada minggu pertama akan mengeluarkan jumlah keringat yang
lebih banyak dari biasanya, selain itu kemungkinan ibu juga mengalami
menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal, ibu nifas biasanya akan
kalori/hari, penggunaan bebat perut segera pada masa nifas (2–4 jam
berkontraksi, memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1
jam setelah kelahiran karena masa transisi adalah masa kritis untuk ikatan
3, yaitu:
sampai hari kedua setelah melahirkan.Pada saat itu, fokus perhatian ibu
mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat
Fase ini berlangsung antara 3–10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking
karena itu ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan
yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan
3) Letting go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
2) Tanda-tanda Vital
a) Tekanan darah
(Saifuddin, 2014).
b) Nadi
c) Suhu
d) Pernapasan
(Varney, 2008).
b. Pemeriksaan fisik
1)Kepala
Pada ibu nifas normalnya kepala bersih, rambut bersih, rambut rontok
2) Muka
Pada ibu nifas normalnya muka tidak pucat, tidak sembab dan tidak
3) Mata
Pada ibu nifas, konjungtiva normalnya berwarna merah muda atau tidak
4) Payudara
statis limfatik dan vena. Hal ini terjadi pasokan air susu meningkat,
pada sekitar hari ke-3 pascapartum baik pada ibu menyusui maupun
5) Abdomen
Pada ibu nifas normalnya TFU sesuai hari, kandung kemih kosong,
posisi uterus atau tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, dan ukuran
terjadi mulai lahirnya plasenta (Siti & Sami, 2016). Perubahan tinggi
Tabel 2.6
Proses involusi uteri
adalah pergeseran uterus ke atas dan ke sisi kanan. Kandung kemih yang
6) Genetalia
mengalami beberapa derajat edema dan memar, dan celah pada introitus.
Setelah satu hingga dua hari pertama pascapartum, tonus otot vagina
kembali, celah vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi edema.Vagina
lokia serosa keluar dari hari ke 7-14 berwarna kekuningan, lokia alba
64
a) Fase Inflamasi
b) Fase Proliferasi
c) Fase Maturasi
bulan. Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terjadi atas
7) Ekstermitas
oedema, nyeri tekan atau panas pada betis (tanda Homan). Menurut
tubuh.
nyeri luka perineum, after pain, pembesaran payudara, gangguan eliminasi BAK
2.3.3 Perencanaan
Tujuan :
2. Masa nifas berjalan normal tanpa komplikasi bagi ibu dan bayi (Manuaba,
2012).
Kriteria :
3. Laktasi lancar ditandai dengan tidak ada bendungan ASI, ASI keluar sesuai
harinya dan bayi menyusu kuat (Manuaba, 2012). Kolostrum merupakan cairan
payudara mulai dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat. Airsusu ibu
masa peralihan diproduksi pada hari keempat sampai kesepuluh berwarna putih
66
kental. Air susu ibu yang matur merupakan air susu ibu yang disekresi pada
4. Proses involusi normal Pada saat bayi lahir fundus uteri setinggi pusat, pada
akhir kala III TFU teraba 2 jari di bawah pusat, pada 1 minggu post partum
TFU teraba pertengahan pusat dan simfisis, pada 2 minggu post partum TFU
teraba di atas simfisis, pada 6 minggu post partum, fundus uteri mengecil (tak
5. Lokia normal yaitu yang pertama keluar adalah lokia rubra keluar dari hari ke
1-3 berwarna merah kehitaman, lokia sanguinolenta keluar dari hari ke 3-7
berwarna putih bercampur merah, lokia serosa keluar dari hari ke 7-14
(Manuaba, 2012).
Intervensi :
Rasional: Agar mengubah cara pandang klien mengenai dirinya, harga dirinya,
dan lain-lain yang berkaitan serta masa depannya sehingga klien dapat
2010).
2. Jelaskan tentang perubahan fisiologi pada masa nifas yaitu laktasi, involusi dan
lokhea.
(Tyastuti, 2010).
67
3. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas dan pemenuhannya
hubungan seksual.
Rasional: Dengan memenuhi kebutuhan dasar ibu nifas, maka nifas dapat
Rasional: Posisi yang tepat biasanya mencegah luka pada puting, tanpa
eksklusif pada bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi
dilahirkan sampai sekitar usia 6 bulan. Pada pemberian ASI eksklusif bayi
tidak diberi tambahan makanan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi,
tim dan sebagainya. ASI eksklusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan.
Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai
6. Jelaskan tentang tanda bahaya pada masa nifas dan cara mengatasinya
daerah luka
5)Beri analgesik oral (Asam mefenamat 500mg tiap 8 jam atau bila perlu)
10. Berikan terapi pada ibu nifas meliputi tablet tambah darah dan vitamin
Rasional: Pil zat besi untuk menambah zat besi setidaknya selama 40 hari
pascapersalinan. Selain pil zat besi ibu pascasalin juga diberi vitamin A (2
Rasional: Kunjungan ulang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi ibu dan bayi
2. Data Subyektif
a. Identitas Bayi
Identitas bayi sangat diperlukan untuk menghindari bayi agar tidak tertukar,
(Manuaba, 2012). Alat pengenal yang efektf sangat diperlukan dan wajib
diberikan kepada setiap bayi dan harus tetap ditempatkannya sampai waktu
dan ibunya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit (Saifuddin,
2014).
b. Keluhan Utama
Menurut (Marmi, 2014) keluhan utama pada neonatus adalah ruam popok,
mongol, dan oral trush. Keluhan utama pada neonatus adalah bayi gelisah,
tidak ada keinginan untuk menghisap ASI, bayi lapar, tidak sabar untuk
Riwayat bayi sejak lahir harus ditinjau ulang, termasuk pola menyusui,
kelahiran bayi tentang tanda-tanda vital dan perilaku bayi baru lahir.
buruk atau tidak ada, dan tangisan yang abnormal (Varney, 2008).
1) Nutrisi
Kebutuhan ASI pada bayi 30 cc setalah lahir. Bayi menyusu setiap 1-8
meningkat dengan cepat antara hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah
2) Eliminasi
defekasi 8-10 kali per hari atau berdefekasi tidak teratur sekitar 2 atau 3
hari. Feses bayi yang diberi susu botol berwarna lebih pucat, setengah
padat, sedikit asam, dan memiliki bau yang tajam (Fraser, 2009).
3) Istirahat
Bayi baru lahir tidur 16–18 jam sehari, paling sering waktu tidurnya 45
4) Personal Hygiene
Bayi diperbolehkan mandi tetapi ditunda kurang lebihh 4-6 jam setelah
sabun yang dapat menghilangkan minyak dari kulit bayi, yang telah
sehingga puntung tali pusat terbuka ke udara, yang mencegah urine dan
feses membasahi tali pusat. Popok harus diganti beberapa kali sehari
5) Aktivitas
simetris pada waktu bangun.Adanya tremor pada bibir, kaki, dan tangan
pada waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini terjadi pada
6) Psikososial
membentuk percaya diri juga akan didapatkan pada anak (Marmi, 2011).
72
7) Sosial Budaya
pusat dengan tujuan agar tali pusat cepat lepas. Selain itu, bayi tidak
bebas dan aktif, oleh karena itu bayi tidak dianjurkan untuk dibedong
3. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
Bayi yang sehat tampak kemerahan, gerak aktif, tonus otot baik,
2014).
2) Tanda-tanda vital
a) Suhu
b) Pernafasan
c) Nadi
Frekuensi jantung bayi cepat sekitar 120–160 kali per menit serta
b. Pemeriksaan Antropometri
1) Berat badan
gram. Berat dipengaruhi oleh ras dan usia ibu, serta ukuran bayi
Tabel 2.7
Penurunan Berat Badan Sesuai Umur
2) Panjang badan
(Ladewig, 2006).
3) Lingkar Kepala
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
chepalhematum tidak ada, tidak ada kraniotabes, tidak oedem, tidak ada
ubun kecil menutup pada minggu ke-6 sampai ke-8. Ubun-ubun besar
2) Mata
3) Hidung
4) Mulut
Salivasi tidak terdapat pada bayi normal. Bila terdapat secret yang
yang dapat dijumpai yaitu labio skisis, labio palato skisis, labio palato
2012).
5) Telinga
6) Leher
7) Dada
bersamaan. Pada bayi yang cukup bulan, puting susu sudah terbentuk
8) Punggung
Pada bayi bokong harus digerakkan untuk mengkaji lesung dan sinus
Benjolan atau tumor dan tulang punggung dengan lekukan yang kurang
9) Abdomen
pusat akan puput pada waktu bayi berumur 6‒7 hari (Wiknjosastro,
2014).
10) Genetalia
Kemungkinan ada mukoid atau sedikit rabas darah yang terlihat pada 2
sampai 7 hari, akibat efek sementara dari estrogen ibu (Walsh, 2012).
Usia 2 sampai 7 hari, akibat efek sementara dari estrogen ibu (Walsh,
2012).
11) Anus
12) Ekstermitas
13) Kulit
pada bayi yang lahir premature kulit terlihat kriput, kulit berwarna
d. Pemeriksaan Neurologis
responnya dapat menurun (hipo) maupun meningkat (hiper) dan hal ini juga
adalah :
1) Refleks Glabella
jari telunjuk pada saat mata terbuka. Bayi akan mengedipkan mata pada
2) Reflek menghisap
Didapat saat sisi mulut bayi baru lahir atau dagunya disentuh. Sebagai
respon bayi akan menoleh ke samping untuk mencari sumber objek, dan
2006).
pipi bayi dengan lembut, menolehkan kepalanya kearah jari kita dan
5) Refleks menggenggam
tempat tidur, dapat ditemukan sejak lahir sampai umur 3-4 bulan
(Ladewig, 2006).
6) Refleks babinsky
Gores telapak kaki, dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak kaki
kearah atas kemudian digerakkan jari sepanjang telapak kaki. Bayi akan
7) Refleks morro
teriakan kencang atau gerakkan yang mendadak. Respon bayi baru lahir
lutu fleksi. Tangan kemuadian akan kembali lagi ke arah dada seperti
ditemukan sejak lahir dan akan hilang saat usia lebih dari 6 bulan
(Saifuddin, 2014).
Ekstremitas pada satu sis dimana kepala ditolehkan akan ekstensi, dan
satu sisi selagi istirahat. Respons ini dapat tidak ada atau tidak lengkap
segera setelah lahir, dapat ditemukan sejak lahir sampai umur 2 bulan
(Marmi, 2012).
2006). Dan masalah ruam popok, infeksi, oral trush, (Marmi, 2012). Prognosa
baik/buruk.
81
2.4.3 Perencanaan
Tujuan : Bayi baru lahir dapat melewati masa transisi tanpa terjadi komplikasi,
3. Bayi defeksi 1–4 kali setiap hari, warna hijau kekuningan, lunak.
5. BB bayi turun tidak lebih dari 10 % dalam 10 hari pertama setelah lahir.
6. Bayi tidak mengalami gangguan nafas (respirasi 40–80 x/menit, nadi 120–
140x/menit.
7. Tali pusat menjadi warna hitam dan keras, setiap pus atau darah yang keluar
8. Tidak ada tanda-tanda ikterus, kadar bilirubin serum < 12,9 mg/dL, warna
teratur, apnea, sianosis, pucat, menolak untuk minum ASI, tangis lemah dan
hipotermi.
Intervensi :
tidak dapat menyusu, kejang, mengantuk atau tidak sadar, napas cepat (>60
kali per menit), merintih, retraksi dinding dada bawah dan sianosis sentral.
Rasional: Tanda-tanda bahaya bayi yang diketahui sejak dini akan mencegah
3. Beri ASI secara on demand atau bila bayi tidur terus bangunkan setiap 2-3 jam
(Marmi, 2014).
Rasional: Kapasitas lambung pada bayi terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi
baru lahir cukup bulan. ASI diberikan 2–3 jam sebagai waktu untuk
4. Jelaskan cara menyusui dan teknik menyusui yang benar serta posisi bayi saat
5. Jaga bayi dalam keadaan tetap hangat bersih, hangat dan kering (Marmi, 2015).
Rasional: Suhu bayi turun dengan cepat segera setelah lahir. Oleh karena itu,
bayi harus dirawat di tempat tidur bayi yang hangat. Selama beberapa hari
ringan dengan fluktuasi yang cukup besar di atas atau di bawah suhu normal.
(Leveno, 2009).
(selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi, jangan memberikan apapun pada tali pusar, rawat tali pusar
83
terbuka dan kering, bila kotor cuci dengan air bersih dan sabun mandi serta
keringkan dengan kain bersih), memandikan bayi, personal hygiene pada bayi,
Rasional: Masa neonatus merupakan masa kritis dan rentan terhadap penyakit
Rasional: Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat
lahir.
10. Jelaskan dan anjurkan ibu untuk imunisasi bayi secara lengkap.
lengkap pada bayi dapat melindungi dari penyakit, mencegah kecacatan dan
kematian.
Menurut (Kemenkes, 2016) terdapat minimal tiga kali kunjungan ulang bayi
baru lahir:
12. Anjurkan ibu untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Tanda bahaya yang mungkin terjadi, dalam hal ini penulis tidak mencantumkan
2.5.1 Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Keluhan utama
b. Riwayat Kebidanan
1) Riwayat Haid
Pada ibu pasca salin, ibu tidak mengalami menstruasi dan dapat langsung
pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai menggunakan
dapat diabaikan (belum dianggap haid) (Affandi, 2014). Bagi ibu dengan
riwayat dismenorhea berat, jumlah darah haid yang banyak, haid yang
haid lagi (Saifuddin, 2010). Wanita dengan durasi menstruasi lebih dari 6
2012).
Pasien yang tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita
(Affandi, 2014).
86
c. Riwayat KB
Jika mini-Pil gagal dan terjadi kehamilan, maka kehamilan tersebut jauh
IUD lagi (Hartanto, 2010). Peserta KB MAL yang telah mendapat haid
berumur lebih dari 6 bulan maka harus ganti cara (Affandi, 2014).
1) Nutrisi
2) Eliminasi
nyeri saat miksi dan produksi urine menurun adalah tanda-tanda infeksi
3) Istirahat/tidur
gunakan dalam jangka panjang akan menyebabkan rasa lelah dan depresi
2010).
4) Aktivitas
5) Personal Hygiene
Ibu yang tidak suka menyentuh daerah genetalianya tidak cocok untuk
2009).
6) Kehidupan Seksual
Bila ibu tidak haid dan sudah berhubungan seksual maka ibu dianjurkan
e. Riwayat Ketergantungan
begitu juga dengan ibu yang menggunakan obat epilepsi (fenitoin dan
f. Keadaan psikologis
Bagi beberapa wanita usia subur (WUS) merasa khawatir dan takut terhadap
efek samping dan kegagalan yang terjadi pada alat kontasepsi yang
digunakan. Selain itu, sebagian besar klien keluarga berencana berusia muda
sehingga emosi tidak stabil yaitu mudah tersinggung dan tegang sehingga
(Affandi, 2014).
Kontrasepsi suntik dipandang dari sudut agama baik itu Islam, Kristen,
pemakaian alat kontrasepsi itu bahaya. Misalkan pada IUD, rumor beredar
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg dan sistolik ≥140 mmHg (Hartanto, 2010).IUD jenis
2) Denyut nadi
3) Pernafasan
(Saifuddin, 2010).
4) Suhu
terdapat tanda infeksi seperti infeksi pada panggul atau infeksi pada
b. Pemeriksaan fisik
1) Muka
muka tidak sembab dan tidak pucat. Muka yang pucat merupakan salah
2) Mata
3) Leher
4) Payudara
tampak penuh, puting susu menonjol, ASI keluar lancar, saat selesai
tegang, ada benjolan abnormal, ada cairan abnormal, putting susu ada
5) Abdomen
Tidak ada hiperpigmentasi linea alba, tidak ada strie dan tidak ada
6) Genetalia
Adanya infeksi pada daerah genetalia seperti sifilis, gonorrhea, dan ISK
7) Ekstermitas
Normalnya tidak terdapatnya varises yang berat dan nyeri pada tungkai
c. Pemeriksaan Khusus
Uji kehamilan dilakukan jika pasien sudah kontak seksual, pada uji
kehamilan yang biasa tidak selalu menolong, kecuali tersedia uji kehamilan
PAPIAHusia 15-49 tahun, pasca salin 2 jam – 42 hari, calon peserta KB pasca
salin program / non program, belum ada pilihan / ada pilihan, tanpa kontraindikasi
/ada kontraindikasi pada salah satu alat kontrasepsi, keadaan umum baik,
2.5.3 Perencanaan
2. Kriteria :
R: 16-24×/menit
Rasional: Klien akan mampu memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan
yang dipilih.
waktu penggunaan.
klien.
Masalah Potensial yang terjadi, dalam hal ini penulis mencantumkan masalah