Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2014, angka kematian ibu di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Hasil Survei Provinsi Jawa Timur tahun 2014 sebesar 93,52 per
100.000 kelahiran hidup. Dan Surabaya memiliki AKI tertinggi yakni 39
kematian dengan jumlah kelahiran 43.822. Penyebab kematian ibu tertinggi
ialah PE/E (39,04%) (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2014).
Target global MDG’s ( Millenium Development Goals ) menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) menurut Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 tercatat 32 per 1.000
kelahiran hidup. Hasil Survei Provinsi Jawa Timur tahun 2014 sebesar 93,52
per 1000 kelahiran hidup (Profil kesehatan, 2015)
Agenda SDG’s (Sustainable Development Goals) 2030 menargetkan
angka kematian ibu 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Kematian ibu di sebabkan oleh perdarah, tekanan darah yang tinggi saat
hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran.
Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah karena kondisi
masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi
serta keadaan sarana pelayanan yang kurang. Beberapa hal tersebut meng
akibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat
sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang
adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat
jarak kelahiran) (Depkes, 2010).
Rencana pembangunan kesehatan yaitu peningkatan kesehatan ibu, bayi,
balita, dan Keluarga Berencana (KB) (Kemenkes, 2010). Serta kompetensi
bidan di Indonesia bahwa asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan
kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada

1
2

klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu
hamil, persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana
(KepMenkes RI no.369 tahun 2007). Maka, upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan ibu dan anak salah satunya adalah melaksanakan asuhan
secara berkelanjutan atau continuity of care (COC).
Continuity of midwifery care adalah pelayanan asuhan yang
berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu kewaktu yang
membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga
profesional kesehatan. Layanan kebidanan harus disediakan mulai
prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan
melahirkan sampai enam mingggu pertama postpartum (Evi Pratami, 2014).

1.2 Identifikasi Masalah


Pada Laporan Tugas Akhir ini penulis melakukan asuhan kebidanan secara
berkelanjutan ( continuity of care ) sesuai ruang lingkupnya. Penulis disini
memberikan asuhan kepada ibu hamil trimester III, ibu bersalin, ibu nifas,
neonatus dan dilanjutkan dengan Keluarga Berencana (KB).

1.3 Tujuan Penyusunan Tugas Akhir (LTA)


1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus, dan Keluarga Berencana (KB) dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penyusunan laporan tugas akhir ini diharapkan penulis
dapat :
1. Melakukan pengkajian data secara subyektif dan obyektif masa hamil,
bersalin, nifas, neonatus, dan Keluarga Berencana (KB).
2. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan kebutuhan masa hamil,
bersalin, nifas, neonatus, dan Keluarga Berencana (KB).
3

3. Merencanakan dan melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinyu


masa hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan Keluarga Berencana (KB).
4. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan masa hamil,
bersalin, nifas, neonatus, dan Keluarga Berencana (KB).
5. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan masa
hamil, bersalin, nifas, neonates, dan Keluarga Berencana (KB).

1.4 Ruang Lingkup


1. Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada ibu dengan memerhatikan
continuity of care mulai hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB. Hal ini
mengacu pada KepMenkes RI no. 369 th 2007, tentang Kompetensi bidan
di Indonesia, bahwa asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan
kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan
kepada klien yang memunyai kebutuhan/ masalah dalam bidang kesehatan
ibu masa hamil, masa bersalin, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga
berencana.
2. Tempat
Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu adalah
semua lahan praktik yang telah dimiliki MOU dengan Akademi Kebidanan
Griya Husada Surabaya yaitu di Puskesmas Wiyung Surabaya.
3. Waktu
Waktu yang diperlukan mulai dari menyusun proposal mulai bulan
Februari sampai dengan Maret dan memberikan asuhan kebidanan yang
dimulai dari bulan Maret sampai dengan Mei di semester VI dengan
mengacu pada kalender akademik di Akademi Kebidanan Griya Husada
Surabaya.
4

1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Penulis
Menambah wawasan dan meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang
asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil trimester III,
bersalin, nifas , neonatus dan keluarga berencana. Serta dapat mengetahui
penatalaksanaan pada kasus nyata di lapangan serta ada gambaran secara
nyata untuk mengaplikasikan teori pada kasus.
1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa menguasai asuhan kebidanan
berkelanjutan pada ibu hamil, bersalin, neonatus, nifas dan KB.
1.5.3 Bagi Klien
Dapat memperoleh asuhan kebidanan secara berkelanjutan sejak hamil,
bersalin, neonatus, nifas sampai dengan KB.
1.5.4 Bagi Lahan Praktik
Puskesmas sebagai tempat pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan
sehingga dapat membantu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai