BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kematian ibu dan angka kematian perinatal. Angka kematian ibu lebih mencerminkan
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan dalam tujuan ke-5 pembangunan
Millenium Development Goal (MDGs) yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target
yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko kematian ibu.
yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
ASEAN lainnya.
didapatkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran
hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup.
Melengkapi hal tersebut, data laporan dari daerah yang diterima Kementerian Kesehatan
RI menunjukkan bahwa jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan
1
2
tahun 2013 adalah sebanyak 5019 orang. Sedangkan jumlah bayi yang meninggal di
Indonesia berdasarkan estimasi SDKI 2012 mencapai 160.681 anak. Angka ini masih
cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 yaitu target AKI sebesar 102
kematian per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 32 kematian per 1.000
kelahiran.
langsung adalah trauma obstetri (5%) dan lain-lain (11%). Diperkirakan 60% kematian
ibu terjadi setelah kehamilan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama,
terjadi perdarahan adalah atonia uteri (50-60%), retensio plasenta (16-17%), sisa plasenta
(27%), masalah pemberian minum (10%), tetanus (10%), gangguan hematologik (6%),
Faktor resiko pada kehamilan dengan perawatan yang baik 90-95% ibu hamil
yang termasuk kehamilan dengan faktor resiko dapat melahirkan dengan selamat dan
mendapatkan bayi yang sehat. Kehamilan dengan faktor resiko dapat diatasi dengan baik
bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya,
dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah dapat diketahui sebelum konsepsi
terjadi. Semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan
bersih dan sehat dengan cara memeriksakan kehamilannya secara rutin. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan Dinas Kesehatan dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI)
yaitu dengan mendekatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) kepada masyarakat dengan
Dari uraian di atas, banyaknya kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh
beberapa faktor selain penyakit yang meyertai kehamilan, persalinan juga ada yang
Maka, penulis tertarik menyusun studi kasus dengan judul “Laporan Praktik
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi
baru lahir.
b. Mampu mengkaji sedini mungkin penyulit yang ditemukan pada ibu hamil,
c. Mampu mengidentifikasi diagnosis dan masalah pada ibu hamil, bersalin, nifas,
e. Mampu menyusun rencana tindakan yang akan diberikan pada ibu hamil, bersalin,
f. Mampu melakukan pelaksanaan tindakan yang akan diberikan pada ibu hamil,
g. Mampu melakukan evaluasi tindakan yang akan diberikan pada ibu hamil,
C. Ruang Lingkup
Komprehensif pada Ny. D mulai dari pengawasan antenatal, persalinan, perawatan masa
nifas, perawatan bayi baru lahir dan kunjungan rumah di Puskesmas Kecamatan Pancoran
Jakarta, dari tanggal 21Februari sampai 02 Maret 2017. Semakin dini masalah dideteksi,
semakin baik untuk memberikan penanganan kesehatan bagi ibu maupun bayinya.
5
D. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, dan sistematika
penulisan.
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
Kesimpulan adalah resume dari teori serta asuhan yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan,triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai
9 bulan.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional ibu serta perubahan social
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai yang
diharapkan. System penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan
bermasalah dalam kehamilanya. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan
cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
Ibu hamil sebaiknya di anjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin
( Prawihardjo, 2009)
6
7
2. Diagnosis
Perkiraan hamil bisa dilihat melalui tanda subjektif dan tanda obyektif, antara lain :
perkiraan persalinan.
pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual muntah terutama pada pagi
hari disebut morning sickness. Dalam batas fisiologis, keadaan ini dapat diatasi.
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar
dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
pertama.
6) Sering miksi. Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.
8
(striae livide, striae nigra, linea alba makin hitam) dan sekitar payudara
9) Epulis. Hipertropi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil.
10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena. Karena pengaruh dari estrogen
dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah dan darah itu terjadi sekitar
genetalia eksterna, kaki, betis dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini
1) Rahim membesar
2) Tanda hegar
3) Tanda chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina dan vulva.
4) Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus kesalah satu arah sehingga menonjol
5) Braxton Hicks
3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio.
(Sulistyawati, 2009)
3. Perubahan Fisiologis
a. Sistem Reproduksi
1) Trimester 1
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina dan serviks
peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap
infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih
vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi otot, dan
membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur
istmus menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar.Sejak trimester satu
kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak
Pematangan folikel baru juga ditunda.Tetapi pada awal kehamilan, masih terdapat
satu corpus luteum gravidarum yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu, kemudian mengecil setelah
plasenta terbentuk.
2) Trimester 2
dinding pembuluh darah dan uterus dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises
vulva.Edema dan varises ini biasanya membaik selama periode pasca partum. Pada
akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran tidak lagi cukup
tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan naik ke rongga abdomen. Pada
bimanual.Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak nyeri ini dikenal sebagai
kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadik dengan intensitas antara 5-
3) Trimester 3
jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi
peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental.Pada
konsentrasi serabut kolagen pada serviks.Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan. Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen
bawah uterus pada trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akanberkontraksi
sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-
masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan
b. Payudara/mammae
1) Trimester 1
bawah kulit juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula
dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung
2) Trimester 2
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan
ukuran tersebut sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada abdomen.
pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun,
3) Trimester 3
yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum.13 Pada trimester 3 aliran darah
c. Kulit
1) Trimester 1
sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm yang menyebabkan timbulnya
yang muncul pada garis tengah kulit abdomen.Bercak kecoklatan kadang muncul
di daerah wajah dan leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum (topeng
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan merah pada
kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan.Kondisi ini sering disebut sebagai nevus
kehamilan.
2) Trimester 2
3) Trimester 3
kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang juga muncul
pada daerah payudara dan paha.Perubahan warna tersebut sering disebut sebagai
ditemukan garis garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae
kehamilan sebelumnya.
1) Trimester 1
diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume darah serta
penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.Pada awal
2) Trimester 2
3) Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat
bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan.Pitting edema dapat timbul
pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan tubuh
bagian yang lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava.Penurunan
akhir kehamilan.
cairan
Cairan 0 30 80 1480
15
ekstraseluller
e. Perubahan Hematologis
1) Trimester 1
2) Trimester 2
3) Trimester 3
kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi Hb
< 11,0 g/dl, hal itu dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi
besi.
16
f. Sistem kardiovaskular
1) Trimester 1
2) Trimester 2
inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan
hipotensi arterial.
3) Trimester 3
uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi
terlentang ini akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan
posisi miring.
17
g. Sistem pernafasan
1) Trimester 1
adanya kelainan paru atau jantung padahal sebenarnya tidak ada apa-
oleh progesteron dan sisanya oleh estrogen.Usaha nafas yang meningkat tersebut
2) Trimester 2
cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada
rongga abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal, volume ventilasi per
menit, dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan.
3) Trimester 3
dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal, volume
ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan mencapai
puncaknya pada minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga
h. Sistem Urinaria
1) Trimester 1
sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia
kehamilan karena uterus yang telah membesar keluar dari rongga pelvis dan naik
filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal
kehamilan.
2) Trimester 2
3) Trimester 3
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
pun dapat muncul kembali.Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal
yang kemudian berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal
plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar
i. Sistem muskoloskeletal
1) Trimester 1
dari jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan
2) Trimester 2
sedikit berkurang.Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada connective
3) Trimester 3
Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan
j. Sistem persarafan
1) Trimester 1
penelitian yang sistematis tentang memori pada kehamilan tidak terbatas dan
2) Trimester 2
Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga 2 bulan
terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang
berkurang.
3) Trimester 3
terkait kehamilan yang terbatas pada trimester tiga. Penurunan ini disebabkan
oleh depresi, kecemasan, kurang tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan
k. Sistem pencernaan
1) Trimester 1
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi
berkurang.Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada beberapa
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual.
21
2) Trimester 2
Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke arah
atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada kehamilan trimester
ketiga.
3) Trimester 3
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot polos
sphincter esofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks dari
motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi
Menurut (Bobak, 2005), rasa tidak nyaman pada ibu hamil TM III, yaitu :
Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan
vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan
uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau
berdiri pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat
yang menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga
pada area pergelangan kaki dan hal ini harus dibedakan dengan perbedaan edema
b. Insomnia
Pada ibu hamil, gangguan tidur umumnya terjadi pada trimester I dan trimester
III.Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing,
23
gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil
seperti bertambahnya ukuran rahim yang mengganggu gerak ibu. Adapun cara
mengatasinya adalah:
terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat
akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-
abdomen lebih sering terjadi pada wanita grandemultipara yang tidak pernah
tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila dilakukan dalam kondisi
wanita hamil sedang lelah.Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat beban
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh
tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan
berkurang. Sebab lain adalah karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari
ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada saat tidur malam hari.
e. Haemoroid
Secara khusus ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III.Hal ini sering
terjadi karena konstipasi.Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena di daerah
anus juga membesar.Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena di rektum
pembuluh darah ini maka dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak serat, banyak
Cara meringankan/mencegah:
1) Menghindari konstipasi
3) Latihan kegel
f. Susah bernafas
Pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal
ini karena tekanan bayi yang berada di bawah diafragma menekan paru ibu. Sering
dalam dan lama. Tapi setelah kepala bayi sudah turun ke rongga panggul ini biasanya
pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang pertama kali hamil maka anda
akan merasa lega dan bernafas lebih mudah. Selain itu juga rasa terbakar di dada
26
(heart burn) biasanya juga ikut hilang.Karena berkurangnya tekanan bagian tubuh
untuk manarik nafas dalam dan tidur dengan posisi miring kiri.
g. Kontraksi perut
ringan, tidak teratur, dan hilang bila anda duduk atau istirahat.
jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih
cair.Cara menanggulanginya dengan vulva hygiene yang baik dan rajin mengganti
i. Konstipasi
resopsi air meningkat dan tinja menjadi kering. Predisposisi konstipasi adalah
3) Latihan ringan
27
4) Jangan memakai obat pelunak tinja, laktasif, minyak mineral, obat lain atau
enema (tindakan memasukkan cairan kedalam rectum dan kolon melalui lubang
yang bisa terjadi selama kehamilan, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi
1) Perdarahan pervaginam
perdarahan pada trimester pertama kehamilan. Darah yang keluar biasanya segar
(merah terang) dan berwarna tua (coklat kehitaman). Perdarahan yang terjadi
biasanya ringan, tetapi menetap selama beberapa hari atau secara tiba-tiba keluar
terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan, dikatakan tidak normal jika
darah berwarna merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu, disertai
dengan rasa nyeri.Perdarahan seperti ini bisa menandakan adanya plasenta previa
beberapa jenis perdarahan antepartum pada kehamilan lanjut yaitu plasenta previa
sakit kepala yang hebat ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi
kabur atau berbayang.Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
3) Penglihatan kabur
pengaruh hormonal, keadaan ini mengancam jika perubahan visual terjadi secara
mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan prereklamsi.
Nyeri abdomen yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada
kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat
29
dan meninggikan kaki. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah yang serius
jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai
dengan keluhan fisik yang lain, hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal
Ibu merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu
dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal, bayi harus bergerak paling sedikit 3
kali dalam periode 3 jam, gerakan bayi akan mudah terasa jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. (Pusdiknakes, 2003:91-
92).
terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik kehamilan,
sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan normal, tidak hanya
fisik akan tetapi juga mental, ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar :
30
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama sehatnya atau
lebih sehat.
b. Adanya kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan dini dan diobati. Wanita
melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan mental.
kembang janin.
b. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan janin.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayi
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan kelurga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
Dengan melakukan ANC, kehamilan dan persalinan akan berakhir dengan hal-hal sebagai
berikut :
a. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan, dan nifas tanpa trauma fisik
d. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana
Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu “14 T”
meliputi :
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari
trimester I sampai trimester III yang berkisar antara 15–16 kg dan kenaikan berat
badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4–0,5 kg tiap minggu mulai
trimester II.
b. Tekanan darah
Tekanan darah yang normal 110/80–140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg
anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai
dirasakan.TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan
dalam HPHT.
32
Tabel 2.2
Tinggi Fundus
32 Minggu 31 cm −
36 Minggu 33 cm −
Tabel 2.3
Antige Interval %
Lama Perlindungan
n (selang waktu minimal) Perlindungan
(Tetanus Neonatorum)
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi
pada ibu hamil, bukan menaikkan kadarhaemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap
zat besi 60 mg/hari dan Asam Folat 500 µg (0,5 mg). Tablet zat besi sebaiknya tidak
f. Tes Hb (Haemoglobin)
Pemeriksaan Hb pada ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan
minggu ke 28. Bila kadar Hb < 11 gr% pada trimester I dan III, sedangkan pada
Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama kali dan diambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Ini bertujuan untuk mengetahui secara dini
Untuk melihat adanya glukosa dalam urine.Bila hasil positif maka perlu diikuti
(DMG).
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak
j. Terapi yodium
k. Terapi malaria
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria, juga kepada ibu hamil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah
yang positif.
menjaga otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme persalinan.
Menjaga kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan diri untuk menghadapi
persalinan.
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hsmil, dilakukan 2 kali sehari
kapas kecantikan yang diberi baby oil yang diletakkan pada putting selama 1 menit
n. Temu wicara
Anamnesis riwayat dan mengisi kartu ibu hamil/buku KIA secara lengkap,
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat
asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan
B. Persalinan
1. Konsep Dasar
Persalinan adalah suatu proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
Persalinan normal adalah proses pengeluaran jain terjadi pada kehamilan cukup bulan
( 37 – 42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2009 )
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melaului vagina ke dunia luar dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-
alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung
Persalinaan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri) dari dalam
uterus ( rahim) dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa alat atau pertolongan
istimewa yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lamanya persalinan
berlangsung dalam 18 jam, tanpakomplikasi baik pada ibu maupun janin. ( Sarwono, 2000)
37
Waktu yang dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
1) Fase laten
umumnya berlangsung hampir atau hingga 8 jam. Kontraksi mulai teratur tetapi
2 jam
lahirnya bayi ( JNPK-KR, 2008 ).Proses ini berlangsung 2 jam pada primi, sedangkan
Tanda dan gejala ini dapat di tunjang dengan tanda pasti kala II yaitu pembukaan serviks
sudah lengkap, terlihat bagian kepala bayi dan introitus vagina( JNPK- KR, 2008)
Waktu yang dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
Setelah bayi lahir uterus teraba keras denga fundus uteri di atas pusat.Beberapa menit
kemudian uterus kembali berkontraksi untuk melepaskan plasenta dari dinding rahim.
Biasanya plasenta lepas dalam waktu 6 – 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan
( JNPK-KR, 2008 )
d. Kala IV ( observasi )
Waktu yang dimulai dari plasenta lahir sampai 2 jam post partum. (Saifuddin, 2002 )
39
menimbulkan teori-teori yang komplek antara lain dari faktor hormonal, struktur rahim,
a. Teori peregangan
dimulai.
3) Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu,
terhadap oksitosin.
progesterone tertentu.
d. Teori prostaglandin
(mulainya) persalinan.
panggul (3/5)
panggul (2/5)
41
Kontraksi dan retraksi otot – otot rahim serta kerja otot perut dan diagfragma sewaktu
1) His
- Vagina
- Serviks uteri
- Otot
- Pelvis / panggul
d. Psikologis
42
Pada suatu tahap dalam masa persalinannya semua wanita akan menyadari keharusan
e. Penolong
Tanda dan gejala persalinan berikut ini menurut (Manuaba dkk, 2010)
a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin
pendek
1) Pengeluaran lendir
1) Perlunakan serviks
2) Pendataran serviks
7. Partograf
a. Pengertian
Partograf merupakan alat bantu yang digunakan untuk memantau kemajuan kala I
Waktu yang tepat untuk pengisian partograf adalah saat dimana proses persalinan
telah berada dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm
c. Isi partograf
Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu, kondisi
janin, kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi ibu, obat-obatan
yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan asuhan atau tindakan
yang diberikan dicatat secara rinci sesuai cara pencatatan partograf. (Depkes, 2008)
4) Kondisi janin:
5) Kemajuan persalinan:
a) Pembukaan serviks
7) Kontraksi uterus:
a) Oksitosin
9) Kondisi ibu:
Halaman Depan
b) Meliputi nomor registrasi, nomor puskesmas, nama, tanggal dan jam dating,
3) Grafik DJJ
a) Hasil pemeriksaan DJJ yang dihitung selama 1 menit penuh dituliskan dalam
b) Penulisan noktah disesuaikan dengan letak skala dalam grafik dan jam
pemeriksaan.
d) Antara noktah satu dnegan yang lain dihubungkan dengan garis tegas yang
tidak terputus.
e) Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal pada angka
180 dna 100. Penolong harus waspada jika frekuensi DJJ mengarah hingga di
Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase)
kepala janin.Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air
1 :Sutura terpisah
6) Kemajuan persalinan
a) Pembukaan serviks
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap
jam.Cantumkan tanda ‘X’ di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan serviks.
47
tidak terputus dari 0-5.Berikan tanda ‘0’ pada garis waktu yang sesuai.
Garis bertindak, tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) pada
d) Kontraksi Uterus
Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan lama kontraksi dengan:
detik.
detik.
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan dan dalam
Obat lain dan cairan IV. Catat semua dalam kotak yang sesuai dengan kolom
waktunya.
f) Kondisi ibu
Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika diduga ada penyulit.
Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.
Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering jika terjadi
peningkatan mendadak atau diduga ada infeksi. Catat suhu tubuh pada kotak
yang sesuai.
Ukur dan catat jumlah produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih).
Halaman Belakang
mencatat proses persalinan yaitu data dasar, kala I, kala II, kala III, kala IV, bayi
a) Data dasar
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat
b) Kala I
penatalaksanaannya.
c) Kala II
d) Kala III
Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama kala III,
kelengkapan plasenta, retensio plasenta > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah
e) Kala IV
Kala IV berisi tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi fundus
Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan, jenis kelamin,
penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya.
C. NIFAS
1. Definisi
Menurut Prawirohardjo (2008), masa nifas adalah dimulai setelah partus dan berakhir
kira-kira setelah 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali sebelum
waktu 3 bulan.
Masa persalinan atau nifas mulai setelah partus selesai, dengan berakhir setelah kira –
kira 6 minggu.Akan tetapi alat genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
a. Periode Immediate Postpartum atau Puerperium Dini adalah masa segera setelah plasenta
lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya
perdarahan karena atonia uteri. Oleh sebab itu, bidan harus dengan teratur melakukan
Difase ini bidan memastikan involusio uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan,
lokhea tidak berbau busuk, tidak ada demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan
c. Periode late postpartum (1-5 minggu). Di periode ini bidan tetap melakukan perawatan
ukuran uterus, involusi puerperium dibatasi pada uterus dan apa yang terjadi pada organ dan
Uri/plasenta lahir Dua jari dibawah pusat 750 gram 12,5 cm Lunak
simpisis
simpisis
Bila uterus mengalami atau terjadi kegagalan dalam involusi tersebut disebut
subinvolusi. Subinvolusi sering disebabkan infeksi dan tertinggalnya sisa plasenta dalam
uterus sehingga proses involusi uterus tidak berjalan dengan normal atau terlambat, bila
subinvolusi uterus tidak tertangani dengan baik, akan mengakibatkan perdarahan yang
52
berlanjut atau postpartum haemorrhage. Ciri-ciri subinvolusi atau proses involusi yang
abnormal diantaranya: tidak secara progesif dalam pengambilan ukuran uterus. Uterus
teraba lunak dan kontraksi buruk, sakit pada punggung atau nyeri pada pelvik yang
konsisten, perdarahan pervaginam abnormal seperti perdarahan segar, lokhea rubra banyak,
a. Lochea
plasenta danserabut dari decidua dan chorion. Terdiri dari sel desidua, verniks
kekuningan atau kecoklatan. Terdiri dari lebih sedikit darah dan lebih.
pucat, putih kekuningan dan lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir
Lokhea mempunyai suatu karakteristik bau yang tidak sama dengan secret
menstrual. Bau yang paling kuat pada Lokhea serosa harus dibedakan dengan bau
yang menandakan infeksi. Lokhea disekresikan dengan jumlah banyak pada awal jam
postpartum yang selanjutnya akan berkurang sejumlah besar sebagai lokhea rubra,
sejumlah kecil sebagai lokhea serosa dan sejumlah lebih sedikit lagi lokhea alba.
Umumnya jumlah lokhea lebih sedikit bila wanita postpartum berada dalam posisi
53
berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian
atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat
berdiri. Total jumlah rata-rata pembuangan lokhea sekitar 240 hingga 270 ml.
Gejala atau tanda bahaya yang harus diwaspadai diantaranya sebagai berikut:
a. Perdarahan postpartum
Perdarahan yang membutuhkan lebih dari satu pembalut dalam waktu satu atau
dua jam, sejumlah besar perdarahan berwarna merah terang tiap saat setelah minggu
ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua
bagian yaitu: Perdarahan Postpartum Primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi
dalam 24 jam setelah anak lahir dan Perdarahan Postpartum Sekunder (late postpartum
hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke-5 sampai ke-15
1) Uterus tidak berkontraksi dan lembek, perdarahan segera setelah anak lahir (Atonia
uteri).
2) Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir, uterus berkontraksi dan keras,
3) Plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, uterus berkontraksi dan
b. Infeksi Nifas
Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan disebut infeksi nifas.Suhu
38 oC atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur per oral
sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbiditas puerperalis.Kenaikan suhu pada masa
nifas dianggap sebagai infeksi nifas apabila tidak ditemukan sebab-sebab ekstragenital.
(Saifuddin, 2007)
1) Setelah 24 jam pertama, suhu di atas 37 oC lebih dari 1 hari. Tetapi kenaikan suhu
tubuh temporal hingga 41 oC tepat seusai melahirkan (karena dehidrasi) atau demam
ringan tidak lebih dari 38 oC pada waktu air susu mulai keluar tidak perlu
dikhawatirkan.
2) Rasa sakit atau tidak nyaman, dengan atau tanpa pembengkakan, di area abdominal
3) Rasa sakit yang tak kunjung reda di daerah perineal, setelah beberapa hari pertama.
4) Bengkak di tempat tertentu dan/atau kemerahan, panas, dan keluar darah di tempat
insisi Caesar.
5) Rasa sakit di tempat tertentu, bengkak, kemerahan, panas, dan rasa lembek pada
payudara begitu produksi penuh air susu mulai berkurang yang bisa berarti tanda-
tanda mastitis.
55
Sulit berkemih, rasa nyeri atau terbakar saat berkemih, sering merasakan keinginan
untuk kencing dan hanya keluar sedikit, air kencing sedikit dan/atau berwarna keruh.
Kejadian Infeksi Saluran Kencing pada masa nifas relatif tinggi dan hal ini dihubungkan
dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktu persalinan,
pemeriksaan dalam yang terlalu sering, kontaminasi kuman dari perineum, atau
d. Subinvolusi Uterus
Subinvolusi uterus adalah proses involusi rahim (pengecilan rahim) tidak berjalan
1) Lokhea yang baunya sangat tidak enak, seharusnya baunya sama seperti saat
menstruasi.
2) Gumpalan darah yang banyak atau besar (seukuran jeruk limau atau lebih besar)
dalam lokhea.
e. Depresi Postpartum
Depresi yang mempengaruhi kemampuan untuk mengatasi, atau yang tidak mereda
setelah beberapa hari, perasaan marah pada bayi terutama jika perasaan itu dibarengi
Perasaan sedih dan kecewa, sering menangis, merasa gelisah dan cemas, kehilangan
energi dan motivasi untuk melakukan sesuatu, tidak bisa tidur (insomnia), perasaan
bersalah dan putus harapan (hopeless), penurunan atau peningkatan berat badan yang
56
(Saleha, 2009).
hipotermi.
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk dua jam
keadaan stabil.
abnormal.
istirahat.
bayi sehari-hari.
persalinan
( Saifuddin, 2002 )
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara
7. Perawatan postpartum
Perawatan masa nifas dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan
perlukaan jalan lahir atau luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka
partum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa nifas :
a. Mobilisasi
berlangsung lama, karena si ibu harus cukup beristirahat, dimana ia harus tidur terlentang
selama 8 jama post partum untuk memcegah perdarahan post partum. Kemudian ia boleh
miring ke kiri dan ke kanan untuk memcegah terjadinya trombosis dan tromboemboli.
Pada hari kedua telah dapat duduk, hari ketiga telah dapat jalan-jalan dan hari keempat
atau kelima boleh pulang.Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya
b. Diet / Makanan
59
Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, yang
mengandung cukup protein, banyak cairan, serta banyak buah-buahan dan sayuran karena
Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita sulit
kencing karena pada persalinan m.sphicter vesica et urethare mengalami tekanan oleh
kepala janin dan spasme oleh iritasi musc. sphincter ani. Juga oleh karena adanya oedem
kandungan kemih yang terjadi selama persalinan.Bila kandung kemih penuh dengan
wanita sulit kencing sebaiknya lakukan kateterisasi, sebab hal ini dapat mengundang
terjadinya infeksi.Bila infeksi telah terjadi (urethritis, cystitis, pyelitis), maka pemberian
Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari post partum.Bila ada obstipasi
dan timbul berak yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat pencahar (laxantia)
peroral atau parenterala, atau dilakukan klisma bila masih belum berakhir.Karena jika
e. Demam
Sesudah bersalin, suhu badan ibu naik ± 0,5 C dari keadaan normal, tapi tidak
melebihi 38 C. Dan sesudah 12 jam pertama suhu badan akan kembali normal. Bila suhu
f. Mules-mules
Hal ini timbul akibat kontraksi uterus dan biasanya lebih terasa sedang menyusui.
Hal ini dialami selama 2-3 hari sesudah bersalin. Perasaan sakit ini juga timbul bila masih
ada sisa selaput ketuban, plasenta atau gumpalan dari di cavum uteri. Bila si ibu sangat
mengeluh, dapat diberikan analgetik atau sedativa supaya ia dapat beristirahat tidur.
g. Laktasi
psikosi atau puting susu tertarik ke dalam, leprae. Atau kelainan pada bayinya sendiri
misalnya pada bayi sumbing (labiognato palatoschizis) sehingga ia tidak dapat menyusu
oleh karena tidak dapat menghisap, minuman harus diberikan melalui sonde.
1. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kelahiran aterm ( 37 – 42 minggu )
dengan berat badan lahir 2500 – 4000 gram dan nilai apgar antara 7 – 10. Sedangkan
neonates adalah bayi baru lahir yang berusia 0 – 28 hari. Neonates merupakan suatu mahluk
yang sedang tumbuh dan bru mengalami proses kelahiran sehingga harus menyesuikan diri
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut
a. Perubahan pernafasan
Organ yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi lahir ialah
p;asenta. Janin cukup bulan mengalami penurunan cairan paru pada hari – hari sebelum
persalinan dan selama perslinan.Pada saat lahir, hingga 35 % cairan paru pada janin
hilang. Upaya mengambil nafas pertama dapat sedikit dibantu dengan penekanan thoraks
yang terjadi pada menit – menit terakhir kehidupan janin. Tekanan yang tinggi pada
thoraks ketika janin melalui vagina tiba – tiba hilang ketika bayi lahir.Cairan yang
mengisi mulut dan trachea keluar sebagian dan udara mulai mengisi saluran trachea.
Setelah beberapa kali nifas pertaman, udara dari luar mulai mengisi jalan nafas
besar pada trachea dan bronkus neonates.Cairan dalam paru didorong ke perifer paru,
tempat cairan tersebut diabsorpsi. Akhirnya, semua alveolus mengembang karena terisi
b. Perubahan Sirkulasi
turunnya resistensi pembuluh – pembuluh darah paru, sehingga alairan darah kea lat
tersebut meningkat.Ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru – paru
dan duktus arteriosus menutup.Dengan menciutnya arteri dan vena umbilicus dan
62
kemudian dipotongnya tali pusat, aliran darah dari plasenta memulai vena cava inferior
dan foramen ovale tertutup. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang
c. Termoregulasi
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stress karena perubahan
suhu lingkungan. Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui mekanisme konveksi,
konduksi, radiasi dan evaporasi ( Varney, 2008 ). Kehilangan panas dapat dicegah
dengan keringakan bayi, selimut dengan kain bersih dan hangat, selimuti bagian kepala,
anjurkan ibu memeluk dan menyusui bayinya, dan jangan segera menimbang dan
d. Pengaturan Glukosa
Sebelum lahir, kadar glukosa darah jannin sekitar 60 – 70 % kadar glukosa darah
maternal. Pada setiap bayi baru lahir, kadar glukosa darah turun selama periode waktu
yang singkat ( 1 – 2 jam setelah kelahiran ). Penelitaian pada bayi baru lahir cukup bulan
yang sehat menemukan bahwa kadar gula rendah fisiologis terjadi pada 1 – 1,5 jam
setelah bayi lahir dan akan stabil dalam 3 – 4 jam. Bidan dapat memfasilitasi penyusuaian
pada glukosa dengan menekankan agar bayi baru lahir yang sehat segera menyusu.
a. Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi mata. Memberikan
eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk mencegah penyakit mata karena klamidia
63
(penyakit menular seksual). Obat mata diberikan pada 1 jam pertama setelah
persalinan.
b. Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
1) Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral
1mg/hari.
2) Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM dipaha
kiri.
pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject) disuntik, IM di paha kanan 1
jam setelah vitamin K dan selanjutnya diberikan ulangan sesuai imunisasi dasar
lengkap.
d. Mulut diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi kandida (oral trus). Bila
ditemukan, hendaknya segera diobati dengan larutan gentian violet 1% yang baru
dibuat atau dengan larutan Nystatin yang langsung diteteskan ke mulut bayi.
e. Kulit, terutama di lipatan (paha, leher, belakang telingga, ketiak), harus selalu bersih
dan kering.
f. Tali pusat, pada umumnya tali pusat akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari.
Bila tali pusat belum puput maka setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan
dan dikeringkan.
g. Kain popok harus segera diganti setiap kali basah karena air kencing/ tinja. Pantat
bayi dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan. Bila pantat terinfeksi, sebaiknya
h. Sebelum tali pusat lepas, sebaiknya bayi diseka dengan air bersih tapi karena
kepercayaan, adat bayi harus dimandikan sejak lahir, maka sebaiknya dimandikan
b. Suhu terlalu panas ( > 38º C ) atau terlalu dingin ( < 36ºC )
c. Warna kuning terutama pada 24 jam pertama, biru atau pucat, memar
f. Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering hijau tua, ada lendir atau darah
pada tinja.
g. Mengigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemes, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang, tidak bias tenang, menagis terus menerus ( saifuddin,
2002 )
Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:
Posyandu.
c. Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk
rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia
2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini
pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-
HB.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Quick Check :
I. PENGKAJIAN
1. DATA SUBJEKTIF :
A. Identitas
B. Keluhan Utama
Tgl/Th Tempat
Usia Jenis Jenis BB/
No Lahir Persalinan/ Penyulit Nifas
Kehamilan Persalinan Kelamin PB
anak Penolong
3000
12 Mei Tidak Perempu gram
1. Aterm Normal RS/Dokter Baik
2013 ada n /50c
m
Hamil
2.
ini
F. Riwayat Psikososial
69
Istri yang ke :1
Penolong : Bidan
Pendamping : Suami/keluarga
Lamanya : ± 3 Tahun
G. Aktivitas sehari-hari
70
1. Nutrisi
ayam,telur)
2. Eliminasi
Konsistensi : Lunak
Malam : ± 8 jam
Siang : ± 2 jam
6. Hubungan Seksual
Frekuensi : sebulan 1x
7. Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
2. DATA OBJEKTIF
Tanda-tanda vital
- Nadi : 82x/menit
- Pernapasan : 21 x/menit
- Suhu : 36,7ºC
B. Antropometri
TB : 150 cm
BB Sebelum hamil : 45 kg
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Telinga : Bersih
2. Leher
3. Dada
Irama : Teratur
4. Perut
TFU : 32 cm
Palpasi
(ekstremitas)
(punggung)
Perut ibu
ketuk
75
D. Pemeriksaan Genetalia
E. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
A:
Ibu G2P1A0 hamil 37 minggu 3 hari Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala
P:
a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan BB sekarang: 56,5 kg, TD: 100/70 mmHg,
kondisi janin baik, presentasi kepala, Usia Kehamilan :37 minggu 3 hari, Tafsiran
b) Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu sakit kepala hebat,
pandangan mata kabur, nyeri ulu hati, gerakan janin berkurang, perdarahan
pervaginam, dan keluar air-air. Dan anjurkan ibu untuk segera datang ke
(Ibu mengerti tanda bahaya trimester III dan bersedia datang ke fasilitas kesehatan
Bervariasi). Seperti memakan sayuran yang berwarna hijau, lauk pauk, buah-buahan
ketidaknyamanan pada trimester III yaitu bengkak pada kaki, susah tidur (insomnia),
nyeri pinggang, keputihan, sesak nafas, sering BAK, haemoroid, dan susah BAB
(konstipasi).
ibu dan bayi, biaya, kendaraan, keluarga yang memiliki golongan darah yang sama,
(Ibu sudah mengetahui apa saja yang harus disiapkan untuk persalinannya)
(dibersihkan menggunakan baby oil setiap mandi) dan daerah kemaluannya (dengan
g) Menganjurkan ibu untuk mengatur pola istirahatnya dengan tidur malam minimal 8
jam per hari dan tidur siang minimal 2 jam per hari.
Dan menganjurkan ibu untuk meminum obat tidak dengan teh, kopi, dan susu.
i) Menganjurkan ibu kunjungan pada tanggal 28 Februari 2017 atau jika ada keluhan.
Quick Check :
II. PENGKAJIAN
78
3. DATA SUBJEKTIF :
H. Identitas
I. Keluhan Utama
Nyeri Pinggang
Tgl/Th Tempat
Usia Jenis Jenis BB/
No Lahir Persalinan/ Penyulit Nifas
Kehamilan Persalinan Kelamin PB
anak Penolong
3000
12 Mei Tidak Perempu gram
1. Aterm Normal RS/Dokter Baik
2013 ada an /50c
m
Hamil
2.
ini
M. Riwayat Psikososial
Istri yang ke :1
Penolong : Bidan
Pendamping : Suami/keluarga
Lamanya : ± 3 Tahun
N. Aktivitas sehari-hari
81
8. Nutrisi
ayam,telur)
9. Eliminasi
Konsistensi : Lunak
Malam : ± 8 jam
Siang : ± 2 jam
Frekuensi : Sebulan 1x
Mandi : 2x sehari
4. DATA OBJEKTIF
Tanda-tanda vital
- Nadi : 80x/menit
- Pernapasan : 19x/menit
- Suhu : 36,8ºC
G. Antropometri
TB : 150cm
BB Sebelum hamil : 45 kg
H. Pemeriksaan Fisik
7. Kepala
Telinga : Bersih
8. Leher
9. Dada
Irama : Teratur
Aerola : Hyperpigmentasi
Pengeluaran : ASI
Kebersihan : Bersih
10. Perut
TFU : 33 cm
85
Palpasi
(ekstremitas)
(punggung)
Perut ibu
ketuk
I. Pemeriksaan Genetalia
86
J. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
A:
Ibu G2P1A0 hamil 38 minggu 3 Hari Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala
P:
kondisi janin baik, presentasi kepala, Usia Kehamilan :38 minggu 3 hari, Tafsiran
b) Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu sakit kepala hebat,
pandangan mata kabur, nyeri ulu hati, gerakan janin berkurang, perdarahan
pervaginam, dan keluar air-air. Dan anjurkan ibu untuk segera datang ke
(Ibu mengerti tanda bahaya trimester III dan bersedia datang ke fasilitas kesehatan
c) Memberitahu ibu untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan karena usia kehamilan
d) Memberitahu ibu tanda tanda persalinan yaitu keluar air-air , keluar lendir
bercampur darah , serta kontraksi yang semakin sering dan teratur selama 10 menit.
Dan anjurkan ibu untuk segera datang ke puskesmas/fasilitas kesehatan terdekat jika
(Ibu mengerti tanda tanda persalinan dan bersedia datang ke fasilitas kesehatan jika
ibu dan bayi, biaya, kendaraan, keluarga yang memiliki golongan darah yang sama,
(dibersihkan menggunakan baby oil setiap mandi) dan daerah kemaluannya (dengan
g) Menganjurkan ibu untuk mengatur pola istirahatnya dengan tidur malam minimal 8
jam per hari dan tidur siang minimal 2 jam per hari.
Dan menganjurkan ibu untuk meminum obat tidak dengan teh, kopi, dan susu.
i) Menganjurkan ibu kunjungan pada tanggal 8 Maret 2017 atau jika ada keluhan ibu bisa
Quick Check :
S:
Ibu mengatakan perutnya mulas sejak 13.30 WIB dan keluar lendir sejak 16.30 WIB,
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ke-2 dan tidak pernah keguguran sebelumnya.
Ibu mengatakan mulas semakin sering setelah makan, makan terakhir pukul 19.30
O:
7) Abdomen:
TFU : 33 cm
(punggung)
8) Ekstremitas:
9) Periksa dalam:
Pembukaan : 8cm
Presentasi : Kepala
Penurunan : Hodge I
A:
91
P:
a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah masuk persalinan, pembukaan
g) Mengobservasi his dan DJJ setiap 30 menit, dan kemajuan persalinan, pemeriksaan
dalam 2 jam kemudian atau jika ada indikasi seperti ketuban pecah, dan terdapat
tanda gejala kala II (Keadaan ibu, janin, dan kemajuan persalinan baik)
S:
O:
8) VT :
Pembukaan : 10 cm
Presentasi : Kepala
A:
93
P:
a) Memberitahu ibu bahwa pembukaannya sudah lengkap dan ibu sudah boleh
meneran.
d) Mendekatkan alat.
f) Memberi ibu minum dan mengobservasi DJJ saat tidak ada his.
(Ketuban jernih, ±150 cc, bau khas, dan tidak ada bagian kecil janin yang ikut
keluar)
(Bayi lahir spontan pukul 01.00 WIB, jenis kelamin perempuan, bayi menangis
S:
O:
4) TFU : Sepusat
5) Kontraksi : Baik
7) Perdarahan : ± 100 cc
A:
P:
a) Memberitahu ibu bahwa bayinya telah lahir perempuan dan sekarang waktunya
melahirkan plasenta.
c) Mengecek adanya luka jalan lahir. (terdapat luka jalan lahir grade II)
kotiledon 19, diameter ± 20 cm, ketebalan ± 3 cm, insersi sentralis, panjang tali
pusat ± 50 cm, dan dalam tali pusat ada 2 arteri 1 vena dibungkus oleh sellay
warthon)
S:
O:
f) Kontraksi : Baik
h) Perdarahan : ± 75 cc
A:
P:
1) Memberitahu ibu bahwa plasentanya sudah lahir dan terdapat luka jalan lahir
grade II.
(Telah dilakukan)
5) Memberitahu ibu untuk mobilisasi, miring kanan dan miring kiri jika ibu tidak
merasa pusing ibu dapat duduk atau berjalan jika ingin ke kamar mandi untuk
bagian kemaluan dengan air dan dibasuh dari depan ke belakang, serta mengganti
pembalut minimal 3 kali sehari atau jika sudah merasa tidak nyaman.
8) Memberitahu ibu tanda bahaya nifas seperti sakit kepala hebat, pandangan mata
kabur, bengkak pada wajah dan tangan, bengkak dan merah pada payudara,
perdarahan banyak dan berbau, nyeri tungkai, dan demam tinggi segera beritahu
bidan.
9) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dengan teknik yang benar dan tanpa
(Ibu mengetahui teknik menyusui yang benar dan bersedia untuk tidak memberi
10) Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya dengan cara memakaikan
bedong dan topi dan segera mengganti pakaian bayi jika bayi BAK/BAB.
11) Mengajarkan ibu dan keluarga masase selama 15 detik searah jarum jam.
98
Dan menganjurkan untuk minum obat tidak dengan teh, kopi, dan susu.
14) Mengobservasi TTV, TFU, kandung kemih, konraksi, dan perdarahan ibu tiap 15
menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua.
Quick Check :
S:
O:
ASI+
100
9) Abdomen:
Kontraksi : Baik
11) Genital
A:
P:
b) Mengingatkan ibu kembali tentang tanda bahaya nifas seperti sakit kepala hebat,
pandangan mata kabur, bengkak pada wajah dan tangan, bengkak dan merah pada
payudara, perdarahan banyak dan berbau, nyeri tungkai, dan demam tinggi segera
memberitahu bidan.
c) Mengingatkan ibu tentang cara menyusui yang benar serta memberikan ASI
d) Mengingatkan ibu mobilisasi bertahap seperti miring kanan dan miring kiri,
kemaluannya.
g) Mengingatkan ibu untuk makan makanan yang berprotein tinggi seperti telur,
j) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 6 hari kemudian pada tanggal 08 Maret
Quick Check :
102
O:
1) Bayi menangis kuat, kulit berwarna kemerahan, dan tonus otot baik.
2) Antropometri:
3) TTV
RR : 52x/menit
Suhu : 36,7oC
4) Refleks
5) Pemeriksaan Fisik
A:
P:
a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya normal dan tidak ada
kecacatan.
b) Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian yang basah dengan yang
Vit K (Pytomenadione) 0,5 cc/IM ( dosis 1 mg) untuk mencegah perdarahan pada
otak bayi
Imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml/IM untuk mencegah penyakit hepatitis 1 jam setelah
pemberian Vit K
d) Memberitahu ibu tanda bahaya BBL seperti mulut mencucu, tidak mau menyusu,
suhu tinggi, kuning, dan perdarahan tali pusat serta menganjurkan ibu melapor
(Ibu mengetahui tanda bahaya BBL dan bersedia melapor jika ada tanda tersebut)
105
e) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dengan teknik yang
f) Mengajarkan ibu perawatan tali pusat dibersihkan menggunakan air sabun dan
dibilas dengan air bersih lalu keringkan biarkan terbuka jangan diberi bubuhan
apapun.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membandingkan antara teori dengan hasil asuhan kebidanan pada
Ny. D dengan G2P1A0 yang dimulai pada usia kehamilan 37 minggu 3 hari sampai dengan 6
jam nifas. Penulis melakukan asuhan pada klien dimulai pada tanggal 21 Februari – 02 Maret
2017 di Puskesmas Kecamatan Pancoran. Penulis membahas kasus ini pada masa kehamilan,
Penulis mulai memberi asuhan kepada Ny. D dengan G2P1A0 pada kehamilan
trimester III dengan usia kehamilan 37 minggu 3 hari. Ny. D melakukan pemeriksaan
WHO, kunjungan ANC pada trimester III minimal dilakukan sebanyak 2 kali, dan Ny. D
memeriksa kehamilan sebanyak 2 kali, hal ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini
kemungkinan adanya tanda bahaya pada kehamilan trimester III yang ternyata tidak
Menurut Badan Litbangkes Depkes RI, pada pemeriksaan ANC ada 14 T standar
asuhan pelayanan yaitu Timbang Berat Badan, ukur Tekanan Darah, ukur TFU,
Imunisasi Tetanus Toxoid lengkap, Tablet zat besi, Tes Hb,Tes VDRL, Tes reduksi
urine, Tes protein urine, Terapi yodium, Terapi malaria, Terapi kebugaran (senam
hamil),Terapi perawatan payudara, dan Temu wicara. Sesuai dengan kebutuhan, dalam
pemberian asuhan pelayanan pada Ny. D telah dilakukan, tetapi ada beberapa yang tidak
106
107
dilakukan yaitu terapi yodium dan terapi malaria tidak diberikan karena tidak termasuk
daerah endemik malaria dan terapi yodium tidak diberikan karena pada puskemas tidak
terdapat pelayanan tersebut, sedangkan senam hamil di puskesmas tidak ada. Jadi
Tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi pada trimester III adalah : perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, pandangan kabur, nyeri ulu hati, oedema pada muka
dan ekstremitas, nyeri perut hebat, dan gerakan janin berkurang (Pusdinakes, 2003).
Sesuai teori menurut buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
tahun 2002, bahwa tinggi fundus uteri pada kehamilan mulai 20 minggu jika diukur ± 2
cm. Pada pemeriksaan pertama Ny. D ditemukan bahwa TFU Ny. D 32 cm, dengan usia
kehamilan 37 minggu 3 hari. Hal ini menggambarkan TFU Ny.D sesuai dengan umur
kehamilannya dan pada pemeriksaan Ny.D untuk tafsiran berat janin dalam keadaan
Kenaikan berat badan Ny. A selama kehamilan 12 kg adalah sesuai dengan teori
(Sulistyawati,Ari2009) kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari
trimester I sampai trimester III yang berkisar antara 6-12 kg, untuk menyelesaikan
masalah ini diberikan konseling gizi untuk ibu mengonsumsi makanan yang bergizi,
test hemoglobin 11,8 gr%. Kadar hemoglobin ibu berada dalam batas normal, sesuai
108
dengan teori kadar hemoglobin pada trimester I dan III sekurang-kurangnya 11 gr%.
Kadar hemoglobin dalam kehamilan yaitu 9–10 gr% anemia ringan, 7–8 gr% anemia
sedang, dan < 7 gr% anemia berat.Pada kehamilan ini ibu tidak mengalami
anemia .pemeriksaan test haemoglobin tidak dilakukan lagi karena dalam batas normal .
(Prawirohardjo, 2006)
Pada hal ini ditemukan masalah pada Ny. D yang merasakan mulas , akan tetapi
masalah yang dirasakan ibu adalah hal yang fisiologis pada trimester III sehingga
diperlukan pendidikan kesehatan mengenai tekhnik relaksasi dan tidak perlu konseling
1. Kala I
Ny. D datang pada saat inpartu tanggal 01 Maret 2017 pukul 22.30 WIB dengan
pembukaan 8 cm, mengeluh sudah merasa mulas sejak 01 Maret 2017 pukul 13.30
WIB dan keluar lendir darah pukul 16.30 . artinya sudah dalam fase aktif dan
x/menit, Suhu setiap 2 jam: 36,70C, dan pemeriksaan tekanan darah kemajuan
persalinan setiap 4 jam atau jika ada indikasi dengan hasil TD: 110/80mmHg.
(Cunningham, 2005).
2. Kala II
Tanggal 02 Maret 2017 pukul 00.30 WIB ibu mengatakan merasa mulas
semakin kuat dan sudah ingin meneran. Pada pemeriksaan dalam pembukaan serviks
sudah lengkap disertai tanda gejala kala II seperti dorongan untuk meneran, tekanan
pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka sesuai dengan teori APN 2008.
Kala II terjadi selama 30 menit, ketuban pecah amniotomi pukul 00.35 WIB,
jumlahnya ± 150 cc dan warna ketuban jernih. Klien juga kooperatif bisa diajak
kerjasama dengan baik, sesuai dengan teori kala II dimulai dari pembukaan lengkap
(10cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1
Pada pukul 01.00 WIB bayi lahir spontan, menangis kuat, warna kulit
kemerahan, tonus otot baik, dengan jenis kelamin Perempuan, dan merencanakan
110
untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selama 1 jam , yaitu pemberian ASI sedini
mungkin segera setelah bayi lahir dengan meletakan bayi diatas dada atau perut ibu
(Skin to skin contact) dan biarkan bayi mencari putting susu ibu dan bayi berada
didekapan ibu agar bayi tetap hangat, dengan tujuan adanya keterikatan batin antara
ibu dan anak, IMD berhasil dilakukan selama 1 jam yaitu bayi berhasil mencari
puting susu ibunya (Prawirohardjo, 2010). Dan pada saat persalinan ibu didampingi
oleh keluarganya yang bertujuan untuk bisa memberikan dukungan kepada ibu dalam
proses persalinan.
3. Kala III
Untuk mencegah terjadinya atonia uteri, dilakukan manajemen aktif kala III yaitu
terkendali, dan massase fundus uteri selama 15 detik sesuai dengan APN 2008.
akan dilakukan penyuntikan kepada ibu, ibu menyetujuinya dan diberikan suntikan
syntosinon pada paha kanan ibu secara IM dengan dosis 1 mg, sesuai dengan Asuhan
Sayang Ibu.
Plasenta lahir pukul 01.15 WIB berat ± 700 gram, tebal ± 3 cm, panjang tali pusat
± 50 cm, selaput 2, kotiledon 19, insersi sentralis, dalam tali pusat ada 2 arteri 1 vena
Kala III berlangsung selama 10 menit biasanya plasenta lepas dalam 5 sampai 10
menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri
4. Kala IV
kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama
dan 30 menit pada 1 jam kedua. (APN 2008), selain itu dilakukan pemenuhan
kebutuhan personal hygiene, nutrisi, hidrasi, istirahat, dan memulai pemberian ASI.
Pada kala IV ini tidak ditemukan adanya kelainan, dimana keadaan umum ibu
baik, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,5 ºC, respirasi 20x/menit,
TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, dan
perdarahan ± 80 cc. Pada pemeriksaan laserasi terdapat luka jahitan, oleh karena itu
dilakukan penjahitan.
Kemudian dilakukan eksplorasi uterus untuk memastikan tidak ada sisa plasenta
yang tertinggal.
personal hygiene, istirahat, dan pemberian ASI awal. Dari hasil pemantauan selama 2
Pada kasus tersebut penulis memberikan terapi yaitu Paracetamol 3x1 yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi, Fe 1x1 untuk penambah darah ibu, dan
Vit A 1x1 untuk mengganti jaringan yang rusak pada ibu setelah bersalin
yaitu perubahan fisik yang seperti involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan
112
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gr,
pengeluaran lochea, laktasi atau pengeluaran Air Susu Ibu, perubahan psikologi yang
menyesuaikan dirinya berubah menjadi seorang ibu. Pada Ny. D tedapat keluhan perut
ibu terasa mulas tetapi yang dirasakan ibu sesuai dengan teori yaitu karena adanya
pengerutan uterus kembali ke semula, namun ibu sudah mengetahuinya dan semua
Asuhan kebidanan pada masa nifas meliputi 6 jam post partum, 6 hari post
partum, dan 2 minggu post partum. Pada 6 jam post partum Ny.D mengatakan sudah bisa
menyusui bayinya dan ASI keluar lumayan banyak, TFU 2 Jari di bawah pusat dan
lokhea rubra, dari hasil pemeriksaan yang didapat bahwa lochea dan TFU Ny.D sesuai
dengan teori.
kebutuhan nutrisi bagi ibu menyusui, tanda-tanda bahaya nifas, ASI eksklusif, dan
konseling KB.
Bayi lahir spontan pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 01.00 WIB, berat badan 3150 gram,
panjang badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm. pada pemeriksaan tidak
Tidak ada kelainan untuk reflek bayi, semua dalam batas normal.Sesuai teori
Jam pertama setelah bayi lahir, diberikan tetes mata oxytetracycline, hal ini sesuai
dengan teori menurut APN 2008 bahwa perawatan mata pada BBL diberikan pada jam
113
pertama setelah bayi lahir, namun kandungan pada tetes mata sama dengan pada salep
mata.
dengan teori menurut buku APN tahun 2008 bahwa semua BBL diberikan vitamin K1
perdarahan pada BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh BBL.
Satu jam setelah pemberian Vitamin K1, Bayi Ny. D diberikan imunisasi
Hepatitis B, ini sudah sesuai teori menurut buku APN tahun 2008 yaitu bermanfaat untuk
mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu–bayi. Imunisasi
Hepatitis B pertama diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi
berumur 2 jam. Selanjutnya Hepatitis B dan DPT diberikan pada umur 2 bulan, 3 bulan,
dan 4 bulan.
hygiene, kebutuhan nutrisi bagi ibu menyusui, ASI eksklusif, perawatan tali pusat,
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai penerapan kebidanan yang telah diberikan pada Ny. D dari masa kehamilan 37
minggu 3 hari sampai dengan 6 jam post partum yang dilaksanakan pada tanggal 21
penulis :
1. Mampu melakukan pengumpulan data subjektif pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan
bayi baru lahir pada Ny.D di Puskesmas Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan
2. Mampu melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir pada Ny.D di Puskesmas
4. Mampu menyusun rencana, melakukan dan evaluasi tindakan yang akan diberikan
pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.D di Puskesmas
114
115
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
sudah ada, serta menjalin hubungan baik antara petugas kesehatan dengan pasien dan
keluarganya, dan tetap menjadi media dan sarana bagi mahasiswa kebidanan untuk
menimba ilmu.
2. Bagi Pendidikan
memberikan ilmu pada mahasiswa nya sesuai dengan system pembelajaran yang ada
saat ini dan yang akan datang, demi meningkatkan professionalisme calon-calon
bidan.
3. Bagi Mahasiswa
lebih mengembangkan kemampuan dalam memberikan asuhan pada ibu dan bayi
4. Bagi Pasien
terhadap dirinya ibu dapat berperan aktif menjaga kesehatan selama kehamilan untuk
selesai dan ibu dapat berperan aktif untuk lebih waspada terhadap keadaan dirinya
maupun bayinya