Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE
DI POLI KIA PUSKESMAS KUPANG KOTA

OLEH
BRUCE G. LAUWOIE
171111049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS CITRA BANGSA CITRA
KUPANG
2021
A. Konsep Dasar Antenatal Care
1. Pengertian
Menurut Prawirohardjo (2006) dalam Lombogia (2017), Antenatal
Care (ANC) adalah cara penting untuk memonitoring dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal.
Menurut Depkes (2009) dalam Padila (2015), ANC adalah
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
2. Tujuan
Tujuan Antenatal Care Saifudin (2002) dalam Lombogia (2017), tujuan
Antenatal Care (ANC) adalah:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
3. Standar Minimal Asuhan Kehamilan Adalah Sebagai Berikut:
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin,
segera setelah seorang wanita merasa dirinya hamil.
Menurut Lombogia (2017), 7 standar minimal pelayanan pada ibu
hamil, antara lain sebagai berikut:
a. Timbang berat badan, tujuannya adalah untuk mengetahui
kesesuaian berat badan ibu pada setiap bulannya. Pemeriksaan
berat badan dilakukan setiap berkunjung ke tempat pelayanan
kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5
sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus
naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada trisemester III berat
badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya, atau secara
umum berat badan meningkat sekitar 8 kg selama kehamilan.
b. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah
tekanan darah normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan
pada setiap kunjungan. Tekanan darah yang tinggi dapat membuat
ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai
kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah
menyebabkn pusing dan lemah.
c. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran
rahim, dilakukan dengan cera meraba perut dari luar, selain itu
untuk mengetahui presentasi janin, serta mengetahui posisi janin
dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi
puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur
kehamilan. Jika diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan
umur kehamilan maka direncanakan pemeriksaan lanjutan.
Tujuan dari pemeriksaan tinggi fundus uteri adalah untuk
menentukan usia kehamilan, menghitung taksiran berat janin.
Pemeriksaan Leopold yaitu:
1) Leopold I
Tujuannya menentukan TFU dan bagian janin dalam
fundus. Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan usia
kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur
sungsang, kepala bulat keras dan bokong melenting pada
goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus;
tidak keras dan tidak melenting dan tidak bulat; pada letak
lintang, fundus uteri tidak disi oleh bagian-bagian janin.
2) Leopold II
Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri. Menentukan
letak punggun janin dan bagian kecil. Kedua tangan diturunkan
menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa yang
terletak di bagian samping. Letak membujur dapat ditetapakan
punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti
papan cuci. Pada letak lintang dapat ditetapkan di mana kepala
janin. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Pemeriksaan auskultasi untuk mendengarkan denyut jantung
janin dilakukan pada umur kehamilan 20 minggu, tujuan dari
auskultasi adalah untuk mendengarkan bunyi jantung dalam
kandungan sehingga dapat diketahui bayi masih hidup atau
mati, mengetahui apakah bayi dalam kandungan tunggal atau
kembar.
3) Leopold III
Tujuan untuk menentukan bagian terbawah janin.
Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis.
Kepala akan teraba bulat dank eras sedangkan bokong teraba
tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis
akan kosong
4) Leopold IV
Tujuan menentukan seberapa bagian bawah janin masuk
PAP. Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap ke
arah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang
masuk pintu atas panggul. Bila bagia terendah masuk PAP
telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang
melakukan pemeriksa divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksan
konvergen (Manuaba, 2010).
d. Skrining status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk
melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus
neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I,
TT2 deberikan empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah
enam bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5
diberikan setelah setahun TT4
e. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian
tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang
berlaku diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet
besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal
kehamilan
f. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau
konseling. Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan,
komunikasi dengan suami dan keluarga diperlukan gunan
mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan manajemen rujukan
yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan memperoleh
pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga
membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program ini
lebih diutamakan pada tempat pelayanan kesehatan terpencil dan
jauh dari akses transfortasi yang memadai
g. Test laboratorium sederhana (Hb, Protein, dan Urine)
berdasarkan indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis
paru (TBC), PMS). Wanita yang sedang hamil merupakan
kelompok dengan risiko tinggi terhadap penyakit menular seksual
yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang
dikandungnya.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Antenatal Care (ANC)
(Lombogia, 2017)
1) Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya
pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak
memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan
2) Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat
ekonomi rendah keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan
dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada
keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan
energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya
keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang
dibutuhkan ibu selama kehamilan.
3) Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan
mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku
keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan
rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang
menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan
kehamilannya.
4) Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan
kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan
kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau
sampai tempat terpencil.
5. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan/ANC (Lombogia, 2017).
1) Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)
K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali
pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah
sedini mungkin ketika ibu hamil mengalami terlambat datang bulan.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah
sebagai berikut :
 Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan;
 Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin
terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas.
 Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin
diderita sedini mungkin.
 Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
 Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari,
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas serta
laktasi.
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk
memberikan informasi bagi ibu hamil supaya dapat mengenali
faktor resiko ibu dan janin. Informasi yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut :
 Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal.
 Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena selama
kehamilan akan terjadi peningkatan secret di vagina.
 Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi.
 Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga
kesehatan
 Wanita perokok atau peminum harus menghentikan
kebiasaannya.
2) Kunjungan 2/K2 (Trimester 2)
Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28
minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II
antara lain:
 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya;
 Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan
saluran Perkemihan
 Mengulang perencanaan persalinan
3) Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3)
Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan dilakukan setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan
yang membahayakan dirinya atau kandungannya. Tujuan
kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :
 Mengenali adanya kelainan letak janin
 Memantapkan rencana persalinan
 Mengenali tanda-tanda persalinan.
6. Rumus menghitung Kehamilan
Rumus kehamilan yaitu:
Rumus Neagle dengan siklus haidnya teratur, rumusnya yaitu hari
ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun ditambah 1.
Misalnya:
HPHT : 15 07 2014
+7 -3 +1
22 04 2015 → Tafsiran Persalinan (TP)
7. Discharge planning (Lombogia, 2017).
a) Tidak Mengangkat Beban Berat
Ibu hamil terutama ibu hamil trimester pertama tidak diperbolehkan
untuk mengangkat beban yang berat hal itu dikarenakan saat
mengangkat beban berat, otot perut akan ikut bekerja. Akibatnya
saat otot perut digunakan untuk mengangkat beban berat, janin
bisa terlepas dari dinding Rahim karena otot dinding rahim
mengalami peregangan.
b) Hindari Naik Turun Tangga
Kegiatan fisik pada saat kehamilan tetap boleh dilakukan, akan
tetapi tetap untuk memperhatikan keseimbangan dan toleran dalam
pekerjaannya. Terlalu sering melakukan kegiatan fisik seperti naik
turun tangga akan menyebabkan resiko kram pada kaki. Selain itu
dapat juga menyebabkankelelahan pada ibu hamil serta dapat
menambah resiko terpeleset atau terjatuh dari tangga. Keadaan ini
juga berbahaya bagi ibu maupun janin karena bisa menyebabkan
perdarahan bahkan keguguran.
c) Pekerjaan dan Gerak Badan
Ibu hamil masih diperbolehkan untuk bekerja asalkan bersifat
ringan. Kelelahan pada ibu hamil harus dicegah sehingga harus
diselingi dengan istirahat. Istirahat yang diperlukan 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada sing hari meskipun hanya berbaring.
d) Hindari Rokok dan Asap Rokok
Pada wanita yang sedang mengalami masa kehamilan lebih baik
untuk tidak merokok dan menjauh dari paparan asap rokok. Asap
rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh
perokok pasif, lima kali lebih lebih banyak mengandung monoksida.
tidak hanya itu saja, zat nikotin yang terdapat pada rokok juga bisa
menyebabkan janin yang dikandung oleh ibu hamil dapat terlepas
dari dinding rahim ibu hamil.
e) Hindari Alkohol
Alkohol merupakan minuman keras dan memiliki dosis tinggi. Sifat
alkohol yang panas sangat tidak cocok untuk janin di dalam rahim.
f) Pakaian
Pada saat kehamilan sangat disarankan untuk menghindari pakaian
ketat. Terutama pakaian yang mengikat perut terlalu kencang dapat
menyebabkan kondisi rahim tertekan, jika rahim tertekan resiko
janin untuk keguguran dan keluar dari Rahim pun semakin besar.
Selain itu, wanita dianjurkan menggunakan bra yang menyokong
payudara dan memakai sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi,
Karena berat wanita hamil berubah. Pakaian dalam yang dikenakan
harus selalu bersih dan dianjurkan pula memakai pakaian dari
bahan katun yang dapat menyerap keringat. Pakaian dalam harus
selalu kering dan harus sering diganti sehingga dapat meminimalisir
jamur di sekitar vagina.
g) Membatasi Kafein
Pada perempuan yang sedang hamil disarankan untuk tidak
mengkonsumsi kafein. Mengkonsumsi kafein selama hamil dapat
mengubah detak jantung bayi dan mengurangi kalsium serta air
dalam tubuh. Selain itu kafein juga dapat meningkatkan hormone
stress yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Hal ini
akan mengurangi oksigen dan nutrisi yang masuk bagi janin yang
dikandung.
h) Memodifikasi diet merupakan langkah awal pencegahan dari
hyperemesis gravidarum pada ibu hamil, yakni dengan makan
makanan dengan porsi kecil dan sering sepanjang hari,pilihlah
makanan yang hambar, makanan berbumbu dan berminyak dapat
membuat sistem pencernaan menghasilkan lebih banyak asam
apabila produksi asam berlebih dapat merangsang pusat muntah
dalam otak menjadi aktif, menghindari makanan berlemak, jaga
hidrasi tubuh,mengkonsumsi wedang jahe serta meningkatkan
asupan vitamin B6.
i) Konsumsi Tablet Fe
Pencegahan anemia bisa dilakukan dengan pemberian tablet
Fe/tambah darah oleh petugas kesehatan baik bidan dan dokter
setiap dua minggu sekali. Apabila ibu hamil tidak melakukan ANC /
pemeriksaan kehamilan maka ibu hamil tersebut tidak akan
mendapatkan tablet Fe.
j) Meningkatkan konsumsi vitamin C. Salah satu fungsi vitamin C
adalah untuk menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi
serta memiliki peran penting dalam mempertahankan selaput yang
menyelubungi janin. Jika ibu hamil kekurangan vitamin C maka
akan cenderung mengalami kejadian ketuban pecah dini.
Menjelaskan bahwa vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan
atau sayuran berwarna hijau diantaranya :jeruk, kiwi, mangga,
tomat, papaya dan jambu biji.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PRENATAL
1. Pengkajian Keperawatan (Purwaningsih dan Fatmawati, 2010)
a. Anamnesis
1. Nama
2. Umur
3. Agama
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Suku/ bangsa
7. Alamat
8. Status perkawinan
9. Nama suami
10. Umur
11. Agama
12. pendidikan
13. suku bangsa
14. alamat
b. Keluhan utama: mual muntah, sakit pada pinggang, sering
berkemih, edema pada kaki
c. Riwayat Menstruasi
1. Menarche Usia
2. Siklus
3. Lamanya
4. Jumlahnya
5. HPHT
6. Perkiraan Persalinan
7. Flour Albus
d. Riwayat Obstetri Yang Lalu
e. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit dahulu:
1. Pemeriksaan laboratorium terhadap penyakit infeksi (misal
hepatitis, TB, HIV), tanggal dan hasilnya.
2. Penyakit berat misalnya pneumonia, hepatitits, demam rematik,
difteri, dan polio.
3. Masuk rumah sakit tanggal, penyebab dan reaksi.
4. Pembedahan, tanggal dan penyebab.
5. Kecelakaan, fraktur, luka, dan lain-lain.
6. Transfusi darah, tanggal, penyebab dan reaksi.
7. Alergi misalnya makanan, lingkungan, debu, hewan, dan asma
8. Kebiasaan merokok, alkohol, kafein (kopi, teh, soda, cokelat);
keselamatan (sabuk pengaman, helm).
9. Penyakit spesifik: diabetes, penyakit jantung, TB, asma,
hepatitis/liver, ISK, tromboplebitis, penyakit endokrinn,
gastrointestinal, kanker, hipertensi, AIDS, penyakit jiwa,
epilepsi, penyakit darah seperti anemia.
10. Pengobatan yang didapat
Riwayat penyakit sekarang: sakit pinggang, mual, muntah, pusing.
Riwayat obstruksi:
1. Gravida/ para
2. Tipe golongan darah (ABO dan Rh)
3. Kehamilan yang lalu.
4. Tanggal terminasi.
5. Usia gestasi.
6. Tempat lahir
Riwayat Persalinan
1. Spontan
2. Sc
3. Forcep atau vakum
Riwayat Abortus
1. Abortus spontan
2. Provoka
Riwayat KB/kontrasepsi
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga
ditanyakan rencana KB setelah melahirkan
f. ADL
1. Pola istirahat: sulit tidur.
2. Pola nutrisi : mual muntah
3. Pola eliminasi : sering berkemih,
4. Aktivitas : sulit beraktivitas (kejang, lemah, kaki bengkak, kram
pada kaki
g. Pemeriksaan fisik
Kepala dan leher
1. Apakah ada edema pada wajah.
Pada mata: adakah pucat pada konjungtiva, adakah
kuning/ikterus pada sclera, kloasma gravidarum.
2. Hidung: adakah pernapasan cuping hidung, adakah
pengeluaran secret.
3. Wajah: adakah pucat pada wajah, Adakah Cloasma
gravidarum.
4. Lidah: adakah gigi yang berlubang, mukosa mulut, adakah
Candidiasis, Sariawan, Caries, dan Perdarahan Gusi.
5. Telinga: ketajaman pendengaran secara umum, luka, dan
pengeluaran dari saluran telinga (bentuk dan warna).
6. Leher: adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembesaran
pembuluh limfe.
Payudara
1. Memeriksa bentuk, ukuran dan simetris atau tidak.
2. Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai
kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada
kehamilan 16 minggu-32 minggu warna cairan agak putih
seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu
sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna
kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut
colostrums.
3. Puting payudara menonjol, datar, atau masuk kedalam.
4. Hyperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu.
5. Adakah kolosterum atau cairan lain dari puting susu
6. Pada saat klien mengangkat tangan keatas kepala, periksa
payudara apakah ada retraksi atau dimpling.
7. Pada saat klien berbaring, lakukan palpasi secra sistematis dari
arah payudara dan aksila, kemungkinan terdapat: massa atau
pembesaran pembuluh limfe
Abdomen
1. Bentuk pembesaran perut (perut membesar kedepan atau ke
samping, keadaan pusat, tampakkah gerakan anak atu
kontraksi rahim).
2. Adakah bekas operasi.
3. Hyperpigmentasi Linea nigra, linea alba, strie albican, strie
livide.
4. Ukur TFU, hitung TBJ.
5. Letak, presentasi, posisi, dan penurunan kepala janin.
6. Menghitung bunyi jantung janin
7. Pemeriksaan leopold
Leopold I
a. Tingginya fundus uteri ditentukan.
b. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus.
 Akhir bulan III (12 mg.) fundus uteri 1-2 jari atas
symphysis
 Akhir bulan IV (16 mg.) pertengahan antara symphysis-
pst
 Akhir bulan V (20 mg.) 3 jari bawah pusat.
 Akhir bulan VI (24 mg.) setinggi pusat.
 Akhir bulan VII (28 mg.) 3 jari atas pusat.
 Akhir bulan VIII (32 mg.) pertengahan proc. Xhypoideus-
pusat
 Akhir bulan IX (36 mg.) sampai arcus costarum atau 3
jari dibawah proc. Xhypoiodeus-pusat
Leopold II
untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dimana letaknya bagian-bagian kecil.
Leopold III
menentukan apa yang terdapat dibagian bawah anak ini
sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Leopold IV
Apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas
panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam
rongga panggul
a. Jika kedua tangan bertemu, maka bagian terendah janin
belum masuk ke rongga panggul (konvergen).
b. Jika kedua tangan tidak bertemu, bagian terendah janin
sudah masuk ke pintu atas panggul (divergent).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa yang dapat ditemukan pada trimester I, yaitu:
 Ansietas b.d krisis situasi
 Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
b. Diagnosa yang dapat ditemukan pada trimester II, yaitu:
 Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh (kehamilan)
 Nyeri akut b.d agen cedera biologis
 Ansietas b.d krisis situasi
c. Diagnosa yang dapat ditemukan pada trimester III, yaitu:
 Nyeri persalinan b.d dilatasi serviks
 Gangguan pola tidur b.d pola tidur yang tidak menyehatkan
 Ansietas b.d krisis situasi
Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Nyeri Goal: selama dalam NIC 1: Manajemen Nyeri
persalinan perawatan nyeri klien akan 1. Lakukan pengkajian nyeri
b.d dilatasi berkurang. komprehensif (lokasi,
serviks Objektif: selama dalam karakteristik, durasi,
perawatan, dilatasi serviks frekuensi, kualitas,
akan terkontrol. intensitas, faktor
Outcomes: dalam waktu pencetus)
perawatan pasien akan 2. Observasi adanya
menunjukkan: petunjuk nonverbal
NOC 1: Tingkat Nyeri mengenai
1. Nyeri yang dilaporkan (3) ketidaknyamanan.
2. Wajah meringis (5) 3. Pantau TTV pasien
3. Mengeluarkan keringat (5) 4. Berikan informasi
Ket: mengenai nyeri
1. Berat (penyebab, lama nyeri)
2. Cukup berat 5. Berikan lingkungan yang
3. Sedang nyaman.
4. Ringan 6. Anjurkan kepada pasien
5. Tidak ada untuk istirahat yang
4. Frekuensi napas (5) cukup
5. Tekanan darah (5) 7. Ajarkan teknik
Ket: manajemen nyeri
1. Deviasi berat dari nonfarmakologi
kisaran normal (relaksasi, distraksi)
2. Deviasi yang cukup berat
dari kisaran normal
3. Deviasi yang sedang dari
kisaran normal
4. Deviasi ringan dari
kisaran normal
5. Tidak ada deviasi yang
cukup berat dari kisaran
normal
2 Ansietas b.d Goal: selama dalam NIC 1: Pengurangan
krisis perawatan, ansietas yang Kecemasan
situasi. dirasakan pasien akan 1. Mengkaji tanda verbal
berkurang dan nonverbal
Objektif: pasien akan kecemasan
terhindar dari penyebab 2. Jelaskan semua
ansietas selama dalam prosedur termasuk
perawatan sensasi yang mungkin
Outcomes: dalam waktu akan dirasakan klien
perawatan pasien akan selama proses bersalin
menunjukkan: 3. Berada disisi klien untuk
NOC 1: Tingkat kecemasan meningkatkan rasa aman
1. Perasaan gelisah (4) dan mengurangi
2. Wajah tegang (4) ketakutan
3. Rasa cemas yang
disampaikan secara
langsung (4)

Ket:
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

3. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana
tindakan/intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/ dibuat.
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah
keperawatan telah teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian
dengan mengacu pada kriteria evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.

Bulechek, Gloria M., dkk. 2016. Nursing Interventions Clasification


(NIC), 6th Indonesian Edition.

Heather, T. Herdman. 2015. NANDA Internasional Inc. Diagnosis


Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.

Lombagio, Maudy. 2017. Buku Ajar Keperawatan Maternitas ed. 1.


Yogyakarta:Indomedia Pustaka.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Moorhead, Sue dkk. 2016. Nursing Outcomes Clasification (NOC), 6th


Indonesian Edition.

Padila. 2015. Asuhan Keperawatan MaternitasII. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan


Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai