Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU ANTENATAL CARE (ANC) DI POLI ANAK

PUSKESMAS KUPANG KOTA

OLEH

DICKY DESMAN LAKAPU

(161111001)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2021
A. Pengertian Antenatal Care

ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukkan pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (DepKes, 2009)

Menurut Padila (2014) antenatal care untuk mendeteksi dini terjadinya resiko

tinggi terhadap kehamilan dan persalinan dan juga dapat menurunkan angka kematian Ibu

dan memantau keadaan janin.

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik Ibu hamil, sehingga mampu menghadapi

persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi

secara wajar (Padila, 2014).

B. Tujuan Asuhan Antenatal Care

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh

kembang bayi

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social Ibu dan

bayi

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun

bayinya dengan trauma seminimal mungkin

5. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam mnerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal


C. Fungsi Antenatal Care

1. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan

2. Melakukan screening, identifikasi wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan

merujuk bila perlu

3. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani

masalah yang terjadi

(Padila, 2014)

D. Perubahan pada masa kehamilan

Menurut Manauba (2011), perubahan fisik pada masa kehamilan terdiri atas dua yakni

perubahan fisiologis dan perubahan psikologis, yaitu:

1. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil

a. Uterus

Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini

dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.

b. Vagina

1) Elastisitas vagina bertambah

2) Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6

3) Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput lendirnya

berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).

c. Ovarium (Indung Telur)

Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri

yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.


d. Kulit

Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal, dan linea

alba.

e.  Dinding perut

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan

selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.

d. Payudara

Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting

susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan

lebih tua warnannya.

f. Sistem Respirasi

Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan pada

kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah

diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama

kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.

g. Sistem urinaria

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus

yangmembesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin

dan persiapan pemberian ASI.

2. Perubahan Psikologis Ibu Hamil

a. Trimester Pertama

Segera setelah terjadi  peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam

tubuh maka akan segera muncul  berbagai ketidaknyamanan secara fisiologis


pada ibu misalnya mual muntah , keletihan dan pembesaran pada payudara. Hal

ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut ini:

a) Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan,

kecemasan dan kesedihan

b) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil dengan

memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali memberitahukan

orang lain apa yang dirahasiakannya

c) Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada

yang meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Pada

wanita yang mengalami penurunan libido, akan menciptakan suatu

kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.

d) Bagi calon suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggan, tetapi

bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi

keluarga.

b. Trimester Kedua

Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan kadar

hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan  sudah mulai

berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu dirasakan

ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai

menggunakan energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada trimester ini

pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai meraskaan kehadiran

bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang
merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya

pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.

c. Trimester ketiga

Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada sebab

pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan

membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan lahir

sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan

timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali ibu  merasa

khawatir  atau takut kalu – kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.

Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari

orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu

mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul

pada waktu melahirkan. Trimester juga saat persiapan aktif untuk kelahiran

bayinya dan menjadi orang tua.keluarga mulai menduga – duga apakah bayi

mereka laki – laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah mulai

memilih nama unutk bayi mereka.

E. Cara Pelayanan Antenatal Care

Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal

menurut Depkes RI (2015) yang terdiri dari:

1. Kunjungan pertama

a. Catat identitas Ibu hamil

b. Catat kehamilan sekarang

c. Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu


d. Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan

e. Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium

f. Pemeriksaan obstetric

g. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

h. Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, kalsium, multivitamin dan mineral

lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi

i. Penyuluhan/konseling

2. Jadwal kunjungan Ibu hamil

Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bias mengancam

jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali

kunjungan selama periode antenatal:

a. Satu kali kunjungan selama trimester satu (<14 minggu)

b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu ke 14-28)

c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan

sesudah minggu ke 36)

d. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan

atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam. Pada setiap kunjungan

antenatal, perlu didapatkan informasi yang sngat penting

1) Trimester pertama sebelum minggu ke-14

a) Membangun hubungan saling percaya antara petugas

kesehatan dan Ibu hamil

b) Mendeteksi masalah dan menanganinya


c) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus

neonatorum, anemia kurang zat besi, penggunaan praktek

tradisional yang merugikan

d) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk

menghadapi komplikasi

e) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan

kebersihan, istirahat dan sebagainya)

2) Trimester kedua sebelum minggu ke-28

Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai

preeklamasia. Pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa

apakah ada kehamilan ganda

3) Trimester ketiga antara minggu ke 28-36

Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui

apakah ada kehamilan ganda

4) Trimester ketiga setelah 36 minggu

Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal

atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.

F. Standar Minimal Asuhan Kehamilan Adalah Sebagai Berikut:

Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, segera setelah

seorang wanita merasa dirinya hamil. Menurut Lombogia (2017), 10 standar minimal

pelayanan pada ibu hamil, antara lain sebagai berikut:

1. Timbang berat badan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian berat badan

ibu pada setiap bulannya. Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap berkunjung ke
tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5

sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap

minggunya. Dan pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg

setiap minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg selama

kehamilan.

2. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal

atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan darah

yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat

bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkn

pusing dan lemah.

3. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan

dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin,

serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan

pngukuran tinggi puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur

kehamilan. Jika diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan

maka direncanakan pemeriksaan lanjutan.Tujuan dari pemeriksaan tinggi fundus

uteri adalah untuk menentukan usia kehamilan, menghitung taksiran berat janin.

Pemeriksaan Leopold yaitu:

a) Leopold I

Tujuannya menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus. Kedua

telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri,

sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid

terakhir. Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur
sungsang, kepala bulat keras dan bokong melenting pada goyangan; pada

letak kepala akan teraba bokong pada fundus; tidak keras dan tidak melenting

dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak disi oleh bagian-bagian

janin.

b) Leopold II

Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri. Menentukan letak

punggun janin dan bagian kecil. Kedua tangan diturunkan menelusuri tepi

uterus untuk menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping. Letak

membujur dapat ditetapakan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang

iga seperti papan cuci. Pada letak lintang dapat ditetapkan di mana kepala

janin. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) Pemeriksaan

auskultasi untuk mendengarkan denyut jantung janin dilakukan pada umur

kehamilan 20 minggu, tujuan dari auskultasi adalah untuk mendengarkan

bunyi jantung dalam kandungan sehingga dapat diketahui bayi masih hidup

atau mati, mengetahui apakah bayi dalam kandungan tunggal atau kembar.

c) Leopold III

Tujuan untuk menentukan bagian terbawah janin. Menetapkan bagian apa

yang terdapat di atas simfisis pubis. Kepala akan teraba bulat dank eras

sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang

simfisis pubis akan kosong

d) Leopold IV

Tujuan menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP. Pada

pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu untuk


menetapkan bagian terendah janin yang masuk pintu atas panggul. Bila bagia

terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan

yang melakukan pemeriksa divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya

belum masuk PAP maka tangan pemeriksan konvergen (Manuaba, 2010).

4. Skrining status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk melindungi ibu

dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum. Imunisasi TT diberikan

pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat minggu setelah TT1, TT3

diberikan setelah enam bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5

diberikan setelah setahun TT4

5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet besi

diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh puskesmas di

Indonesia. Pemberian satu  tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual

hilang pada awal kehamilan

6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling. Untuk

menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan suami dan

keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan manajemen

rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan memperoleh

pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan

angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada tempat pelayanan

kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang memadai

7. Tetapkan status gizi

Pengukuran ini merupakan suatu cara mendeteksi dini adanya kekurangan zat gizi

saat hamil. Jika kekurangan nutrisi, penyaluran gizi ke janin akan berkuraang dan
mengakibatkan pertumbuhan terhambat juga potensi bayi lahir dengan berat lahir

rendah. Cara pengukuran ini dilakukan dengan pita ukur mengukur jarak pangkal

bahu ke ujung siku dan lingkar lengan atas (LILA).

8. Test laboratorium sederhana (Hb, Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi (HbsAg,

sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC), PMS). Wanita  yang sedang hamil

merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap penyakit menular seksual yang

dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang dikandungnya.

9. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memantau, mendeteksi dan

menghindarkan faktor risiko kematian prenatal yang disebabkan oleh hipoksia,

gangguan pertumbuhan, cacat bawaan dan infeksi. Pemeriksaan denyut jantung

janin biasanya dapat dilakukan pada usia 16 minggu.

10. Tatalaksana kasus

Pasien berhak mendapatkan layanan kesehatan yang memiliki tenaga kesehatan

yang kompeten serta perlengkapan yang memadai untuk penanganan lebih lanjut di

Rumah Sakit rujukan. Apabila terjadi sesuatu hal yang dapat membahayakan

kehamilan, pasien dapat segera mendapatkan tatalaksana kasus.

G. Rumus menghitung Kehamilan

Menhitung tafsiran persalinan dengan menggunakan rumus Neagle dengan siklus haidnya

teratur. Rumusnya yaitu, jika bulan HPHT dimulai dari april sampai desember maka

tanggal HPHT ditambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1 dan jika bulan HPHT

dimulai dari januari sampai maret maka tanggal HPHT ditambah 7, bulan ditambah 9 dan

tahun ditambah 0 (tetap)


Misalnya:

 HPHT :    15  07  2014

                           +7  -3     +1

                           22  04  2015     →    Tafsiran Persalinan (TP)

H. Intervensii Dalam Pelayanan Antenatal Care

Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang diberikan

kepada Ibu hamil setelah dibuat diagnose kehamilan (Padila, 2014). Adapun intervensi

dalam pelayanan antenatal care adalah

1. Intervensi dasar

a. Pemberian tetanus toxoid

1) Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus

neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan

bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal

4 minggu, kecuali bila sebelumnya Ibu telah mendapatkan TT 2

kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin,

maka TT cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga

efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis

pemberian yang tepat

2) Dosis pemberian 0,5 cc pada lengan atas

3) Jadwal pemberian TT

Antigen Interval (selang Lama perlindungan

waktu minimal)
TT1 Pada kunjungan -

antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah 3 tahun

TT1
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur

hidup
Keterangan: artinya apabila dalam waktu 3 tahun wanita usia subur

tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung

dari tetanus neonatorum

b. Pemberian vitamin zat besi

1) Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe

pada Ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas,

kebutuhan zat besi meningkat

2) Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin

setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg

(zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg minimal masing-masing

90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau

kopi, karena akan mengganggu penyerapan

2. Intervensi khusus

Intervensi khusus adalah perlakuan khusus yang diberikan kepada Ibu hamil

sesuai dengan faktor risiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi:

a. Faktor risiko

1) Umur:

a) Terlalu muda yaitu dibawah 20 tahun

b) Terlalu tua yaitu dibawah 35 tahun


2) Paritas:

a) Paritas 0 (primi gravidarum, belum penah melahirkan)

b) Paritas >3

3) Interval

Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-

kurangnya 2 tahun

4) Tinggi badan kurang dari 145 cm

5) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

b. Komplikasi kehamilan

1) Komplikasi obstetric langsung

a) Perdarahan

b) Pre eklamasia/eklamasia

c) Kelainan letak lintang, sungsang primigravida

d) Anak besar, hidramion, kelainan kembar

e) Ketuban pecah dini dalam kehamilan

2) Komplikasi obstetric tidak langsung

a) Penyakit jantung

b) Hepatitis

c) TBC (tuberculosis)

d) Anemia

e) Malaria

f) Diabetes mellitus
3) Komplikasi yang berhubungan dengan obstetric, komplikasi akibat

kecelakaan (kecelakaan, keracunan, kebakaran)

I. Discharge planning (KemenKes, 2015)

1. Tidak Mengangkat Beban Berat

Ibu hamil terutama ibu hamil trimester pertama tidak diperbolehkan untuk

mengangkat beban yang berat hal itu dikarenakan saat mengangkat beban berat,

otot perut akan ikut bekerja. Akibatnya saat otot perut digunakan untuk

mengangkat beban berat, janin bisa terlepas dari dinding Rahim karena otot

dinding rahim mengalami peregangan.

2. Hindari Naik Turun Tangga

Kegiatan fisik pada saat kehamilan tetap boleh dilakukan, akan tetapi tetap

untuk memperhatikan keseimbangan dan toleran dalam pekerjaannya. Terlalu

sering melakukan kegiatan fisik seperti naik turun tangga akan menyebabkan

resiko kram pada kaki. Selain itu dapat juga menyebabkankelelahan pada ibu

hamil serta dapat menambah resiko terpeleset atau terjatuh dari tangga. Keadaan

ini juga berbahaya bagi ibu maupun janin karena bisa menyebabkan perdarahan

bahkan keguguran.

3. Pekerjaan dan Gerak Badan

Ibu hamil masih diperbolehkan untuk bekerja asalkan bersifat ringan.

Kelelahan pada ibu hamil harus dicegah sehingga harus diselingi dengan istirahat.

Istirahat yang diperlukan 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada sing hari

meskipun hanya berbaring.

4. Hindari Rokok dan Asap Rokok


Pada wanita yang sedang mengalami masa kehamilan lebih baik untuk

tidak merokok dan menjauh dari paparan asap rokok. Asap rokok yang

dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih

lebih banyak mengandung monoksida. tidak hanya itu saja, zat nikotin yang

terdapat pada rokok juga bisa menyebabkan janin yang dikandung oleh ibu hamil

dapat terlepas dari dinding rahim ibu hamil.

5. Hindari Alkohol

Alkohol merupakan minuman keras dan memiliki dosis tinggi. Sifat alkohol yang

panas sangat tidak cocok untuk janin di dalam rahim.

6. Pakaian

Pada saat kehamilan sangat disarankan untuk menghindari pakaian ketat.

Terutama pakaian yang mengikat perut terlalu kencang dapat menyebabkan

kondisi rahim tertekan, jika rahim tertekan resiko janin untuk keguguran dan

keluar dari Rahim pun semakin besar. Selain itu, wanita dianjurkan menggunakan

bra yang menyokong payudara dan memakai sepatu dengan hak yang tidak terlalu

tinggi, Karena berat wanita hamil berubah. Pakaian dalam yang dikenakan harus

selalu bersih dan dianjurkan pula memakai pakaian dari bahan katun yang dapat

menyerap keringat. Pakaian dalam harus selalu kering dan harus sering diganti

sehingga dapat meminimalisir jamur di sekitar vagina.

7. Membatasi Kafein

Pada perempuan yang sedang hamil disarankan untuk tidak

mengkonsumsi kafein. Mengkonsumsi kafein selama hamil dapat mengubah

detak jantung bayi dan mengurangi kalsium serta air dalam tubuh. Selain itu
kafein juga dapat meningkatkan hormone stress yang menyebabkan pembuluh

darah menyempit. Hal ini akan mengurangi oksigen dan nutrisi yang masuk bagi

janin yang dikandung.

8. Memodifikasi diet merupakan langkah awal pencegahan dari hyperemesis

gravidarum pada ibu hamil, yakni dengan makan makanan dengan porsi kecil dan

sering sepanjang hari,pilihlah makanan yang hambar, makanan berbumbu dan

berminyak dapat membuat sistem pencernaan menghasilkan lebih banyak asam

apabila produksi asam berlebih dapat merangsang pusat muntah dalam otak

menjadi aktif, menghindari makanan berlemak, jaga hidrasi tubuh,mengkonsumsi

wedang jahe serta meningkatkan asupan vitamin B6.

9. Konsumsi Tablet Fe

Pencegahan anemia bisa dilakukan dengan pemberian tablet Fe/tambah

darah oleh petugas kesehatan baik bidan dan dokter setiap dua minggu sekali.

Apabila ibu hamil tidak melakukan ANC / pemeriksaan kehamilan maka ibu

hamil tersebut tidak akan mendapatkan tablet Fe.

10. Meningkatkan konsumsi vitamin C. Salah satu fungsi vitamin C adalah untuk

menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi serta memiliki peran penting

dalam mempertahankan selaput yang menyelubungi janin. Jika ibu hamil

kekurangan vitamin C maka akan cenderung mengalami kejadian ketuban pecah

dini. Menjelaskan bahwa vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan atau

sayuran berwarna hijau diantaranya :jeruk, kiwi, mangga, tomat, papaya dan

jambu biji (Lombogia, 2017).


DAFTAR PUSTAKA
Lombagio, Maudy. 2017. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 1. Yogyakarta:

Indomedia Pustaka

Manuaba. 2014. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan

KB. Jakarta: EGC

McKinney, E.S. dkk. 2013. Maternal-Child Nursing. Kanada: Elsevier

Padila. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai