Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL METODE PICO

‘’PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP TINGKAT


STRES PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA’’

DI SUSUN OLEH :

LINDA NUR HERLINA

108117064

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN 2020
BAB I

ANALISIS JURNAL

A. Judul Penelitian
“Pengaruh Terapi Reminiscence Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia Di Panti
Sosial Tresna Werdha”
B. Peneliti
Rosmin Ilham, Sri A. Ibrahim, Mitha Dewita Putri Igirisa
C. Ringkasan Jurnal
Stres pada lansia dapat didefinisikan sebagai tekanan yang diakibatkan
oleh stressor berupa perubahan yang menuntut adanya penyesuaian dari
lansia. Tingkat stress pada lansia berarti pula tinggi rendahnya tekanan yang
dirasakan atau dialami. Lansia yang tinggal di panti werdha pada umumnya
mengalami kehilangan kontrol akan hidupnya secara drastis karena perasaan
keterpisahan dan keterasingan. Hal tersebut dapat membuat lansia mengalami
stress (Indriana,2010).
Menurut Priyoto (2014) stres dapat memberikan dampak terhadap
keadaan fisiologis, psikologis, dan perilaku seseorang. Stres juga dapat
berdampak terhadap kondisi emosional sehingga seseorang akan mudah
gelisah atau suasana hati yang sering berubah-ubah, mudah marah, mudah
tersinggung dan stres yang be rkepanjangan dapat menyebabkan seseorang
menjadi cemas dan depresi bahkan akan jatuh kedalam keadaan yang lebih
buruk lagi yakni bunuh diri. Untuk menghindari dampak negatif dari stres
tersebut,maka diperlukan adanya suatu pengelolaan stres yang baik (Rahayuni
dkk,2015).
Pengelolaan stres dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan
terapi non farmakologi. Terapi nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk
mengurangi stresseperti terapi musik, terapi spiritual, teknik relaksasi, dan
terapi kognitif perilaku, salah satunya terapi reminiscence (terapi kenangan).
Reminiscence merupakan salah satu terapi yang digunakan untuk menurunkan
stres dan merupakan salah satu perawatan psikologis bagi lansia yang
bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan mental mereka (Kartika dan
Mardalinda, 2017).
Terapi reminiscence merupakan intervensi yang menggunakan memori
untuk memelihara kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup. Dalam
terapi ini, terapis memfasilitasi lansia untuk mengumpulkan kembali memori
masa lalu yang menyenangkan sejak masa anak, remaja, dan dewasa serta
hubungan dengan keluarga, kemudian dilakukan sharing dengan orang lain.
Mengenang kembali kejadian yang membahagiakan dimasa lalu dapat
menjadi motivasi bagi lansia dalam menjalani kehidupan dan dapat menjadi
suatu mekanisme koping untuk menghadapi stress (Rahayuni dkk, 2015).
D. Tujuan penelitian
Untuk Mengetahui “Pengaruh Terapi Reminiscence Terhadap Tingkat Stres
Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha”
E. Kelebihan
a. Terapi ini dapat dilakukan pasien secara mandiri setelah diajarkan oleh
perawat
b. Ada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga terlihat
perbedaannya
c. Terapi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang
menyenangkan untuk meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga
meningkatkan sosialisasi dan hubungan dengan orang lain,
memberikan stimulasi kognitif, meningkatkan komunikasi dan dapat
menjadi suatu terapi yang efektif untuk gejala depresi.
BAB II 
PEMBAHASAN

A. Problem
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre experimental design
dengan rancangan One grup pretest and posttest design. Populasi sebanyak 35
orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling.
Sampel penelitian berjumlah 15 orang lansia yang mengalami stress

B. Intervention
Studi pendahuluan yang dilakukan pada 25 Januari 2018 di Panti
Sosial Tresna Werdha (PSTW) Ilomata Kota Gorontalo diperoleh jumlah
lansia yang tinggal di panti sebanyak 35 orang yang terdiri dari 26 orang
perempuan dan 9 orang lakilaki. Setelah dilakukan wawancara dan penilaian
langsung dengan kuesioner DASS 42 (Depresion Anxiety Stress Scale) pada
10 orang lansia,diperoleh 7 orang lansia mengalami stres ringan dan 3 orang
lainnya mengalami stres sedang.
Menurut hasil wawancara dengan beberapa orang lansia terkait upaya
lansia dalam mengurangi stresnya adalah melaksanakan sholat, mengaji,
membaca buku, membaca puisi, belajar menyanyi, menonton televisi
mengurus tanaman, berusaha mengunjungi keluarga, mencari kesibukan lain
dan berusaha untuk tidak mengingat lagi masalah - masalah yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola PSTW,bahwaterapi
reminiscence belum pernah dilakukan di PSTW ini.
Cara pengumpulan data: Memilih responden dan menjelaskan maksud
dan tujuan dari penelitian, Meminta persetujuan responden dengan informed
concent, Memberikan terapi memori dimana para lansia mendiskusikan
mengenai pengalaman masa lalu yang menyenangkan saat anak-anak, dewasa,
dan dewasa/masa tuanya tujuan nya untuk meningkatkan daya ingat lansia.
Setiap sesi dilakukan selama 30 menit dan didampingi oleh fasilitator yaitu
peneliti. Pada akhir perlakuan, peneliti kembali mengukur tingkat stress pada
lansia.

C. Comparation
1. Jurnal “Penurunan Stres Dengan Terapi Reminiscence Pada Lanjut
Usia Di Banjar Tangkas Wilayah Kerja Puskesmas Tegallalang 1”
Hasil :
Hasil penelitian di atas peneliti dapat disimpulkan bahwa proses
menua yang dialami lansia menyebabkan lansia dapat mengalami masalah
psikososial yaitu stres. Upaya penanggulangan stres pada lansia salah
satunya dengan Terapi Reminiscence. Terapi Reminiscence bertujuan
untuk meningkatkan harga diri dan membantu mencapai kesadaran diri
dan memahami diri, beradaptasi terhadap stres dan melihat bagian dirinya
dalam konteks sejarah dan budaya. Dalam kegiatan terapi ini, perawat
memfasilitasi lansia untuk mengumpulkan kembali memorimemori masa
lalu sejak masa anak, remaja, dan dewasa serta hubungan klien dengan
keluarga, kemudian dilakukan sharing dengan klien lain. Setelah diberikan
terapi reminiscencestres pada lanjut usia terjadi penurunan menjadi stres
ringan, stres ringan dapat diatasi jika adanya dukungan dari keluarga dan
lingkungan.
Dari penelitian Pengaruh Terapi Reminiscence Terhadap Tingkat Stres
Pada Lanjut Usia Di Banjar Tangkas Wilayah Kerja Puskesmas
Tegallalang 1 terdapat 20 responden dimana semua responden diobservasi
sebelum dan sesudah diberikan Terapi Reminiscence dengan 5 sesi selama
5 hari secara berturut-turut, setiap sesi 1 hari dengan topik yang berbeda-
beda dan dilakukan sekitar 30 menit setiap kali pertemuan. Hasil uji
statistik Paired t test dengan nilai p value (0,000) < =(0,05) dengan t
hitung10,172> t table 2,093 yang berarti Ho ditolak dan Ha di terima yang
menunjukan ada pengaruh Terapi Reminiscence terhadap tingkat stres
pada lanjut usia.
2. Jurnal “Pengaruh Terapi Reminiscence Terhadap Penurunan Tingkat
Depresi Pada Lansia”
Hasil :
Tingkat depresi pada lansia sebelum dilakukan terapi reminiscence
setengahnya dari responden mengalami depresi berat sebanyak 15
responden (51,7%). Tingkat depresi pada lansia sesudah dilakukan terapi
reminiscence hampir setengahnya dari responden mengalami depresi
ringan sebanyak 14 responden (48,3%). Ada pengaruh yang signifikan
terapi reminiscence terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia di
Panti Sosial Tresna Werda Budi Pertiwi Kota Bandung Tahun 2018,
dengan p value 0,000.
Hasil dalam penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya.Terapi kelompok reminiscence efektif dalam
menurunkan depresi pada lansia wanita yang tinggal di panti
werdha.Penelitian serupa dilakukan di Iran (Sharif, Mansouri, Jalanbin, &
Zare, 2010). Terapi reminiscence dilakukan dua kali seminggu selama 3
minggu, diikuti oleh 49 lansia berusia 60 tahun ke atas dan menunjukkan
skor Geriatrik/Geriatric Depression Scale (GDS) yang menurun. Selain
itu, hasil serupa juga diperoleh dalam penelitian yang dilakukan Moral,
Ruiz, Rodriguez, dan Galan (2013).Dalam penelitiannya dikatakan bahwa
lansia yang tinggal di panti cenderung mengalami masalah karena masalah
adaptasi. Lansia yang tidak dapat beradaptasi dengan baik akan rentan
mengalami depresi dan rendahnya tingkat kesejahteraan. Terapi
reminiscence dipilih karena dianggap paling efektif untuk mengatasi
masalah tersebut.Terapi dilaksanakan dalam 8 sesi, diberikan pada
kelompok kontrol dan kelompok reminiscence. Hasil penelitian
menujukkan bahwa terapi ini dapat mengurangi simptom depresi,
menigkatkan self esteem, kepuasan dan kesejahteraan psikologis.
3. Komparasi pada jurnal ini antara kelompok kontrol dan eksperimen
Terapi reminiscence merupakan salah satu terapi yang bisa diterapkan
individu maupun kelompok. Terapi ini berupa mengenang masa lalu,
mengenang masa kecil, pekerjaan, hobi dan peristiwa lain yang
menyenangkan. Mengenang terjadi pada saat kehidupan ketika individu
mengalami transisi kehidupan. Meskipun diketahui bahwa lansia akan
bernostalgia lebih dari orang yang lebih muda, mengenang adalah sesuatu
yang semua orang bisa lakukan untuk sebagian besar hidup mereka.
Lansia mungkin melihat ke masa lalu untuk melanjutkan kesinambungan
pribadi. Para lansia yang merasa bahwa hidup mereka tanpa tujuan
cenderung beralih ke kenang-kenangan. Sebagian besar waktu mengenang
masa lalu dapat membantu mereka menemukan arti atau makna kehidupan
(Latha dkk., 2014).
Hasil penelitian serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kerr (2012) bahwa terdapat peningkatan secara signifikan terhadap fungsi
kognitif dalam kelompok eksperimen setelah menjalani terapi
reminiscence yang tersedia dalam program rehabilitasi kognitif.Demikian
juga Bohlmeijer (dalam Bharaty, 2011) telah melakukan penelitian yang
berkaitan dengan pemberian terapi reminiscence pada lansia dengan
depresi.Hasil penelitian menunjukkan signifikasi pemberian terapi
reminiscence pada lansia depresi daripada lansia yang tidak mengalami
depresi.

D. Outcome
Berdasarkan hasil uji statistic menggunakan uji T berpasangan, maka
dapat dilihat dari nilai P value yaitu 0,000 α (<0,05) dimana terdapat
perbedaan rerata sebelum diberi perlakuan adalah 2.67 dan sesudah diberikan
perlakuan adalah 2.07, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (terapi reminiscence), yang
artinya ada pengaruh terapi reminiscence terhadap tingkat stres pada lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo.
Berdasarkan hasil penelitian, terapi reminiscence ini dapat
menurunkan tingkat stres pada lansia. Hal ini dibuktikan dengan hasil
posttestatau sesudah diberi perlakuan (terapi reminiscence) yang
menunjukkan bahwa terdapat 3 responden dalam keadaan normal, 8
responden dengan tingkat stress ringan, dan 4 responden lainnya dengan
tingkat stres sedang.
Terapi reminiscence dapat menurunkan stres pada lansia karena terapi
ini merupakan salah satu bentuk intervensi keperawatan yang mengandalkan
memori, dimana terapi ini memotivasi lansia untuk mengingat kembali
pengalaman keberhasilan yang pernah dialami lansia yang dapat
menimbulkan perasaan bahagia, senang dan bangga. Sehingga perasaan-
perasaan negative dan kesedihan yang dirasakan dapat berkurang. Hal ini
sejalan dengan teori Kartika dan Mardalinda (2017) yang menjelaskan bahwa
Reminiscence Therapy fokus terhadap peristiwa-peristiwa yang
menyenangkan pada lansia, sehingga dengan menceritakan dan
mendiskusikan hal tersebut lansia menjadi senang, bangga dapat
meningkatkan integritas diri dan mendapatkan penguatan positif sehingga
mampu mengeliminasi peristiwa yang tidak menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai