Disusun Oleh:
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
Waktu : 20 menit
I. Latar Belakang
Hemodialisa (HD) adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mengeluarkan
produk limbah dan caisran yang ada didalam tubuh serta menggantikan fungsi
ginjal dalam tubuh yang tidak dapat berfungsi dengan baik ( smeeltzer &
bare, 2013). Didunia saat ini tercatat ada lebih dari 2juta pasien yang
menjalani terpi HD. Pasien HD di Amerika Serikat mencapai 350.000 orang,
Jepangm300.000 orang, sedangkan di Indonesia hampir mencapai 15.000
orang ( setiati,dkk,2014)
Cairan yang dikonsumsi ke dalam tubuh harus sama jumlahnya dengan air
yang keluar, maka jumlah asupan cairan harus dibatasi sesuai dengan jumlah
urin yang keluar pada hari sebelumnya ditambah dengan cairan yang keluar
melalui IWL (setiati,dkk,2014,smeeltzer & bare, 2013).
Seperti yang kita ketahui bahwa kasus gagal ginjal kronis hingga saat ini
sangat tinggi baik itu di level nasional maupun global; bahkan trennya pun
cenderung meningkat terus. Ngerinya lagi, hal ini juga diikuti oleh berbagai
penyulit penyerta yang salah satu di antaranya berupa kasus gatal yang sering
membandel.
Secara epidimiologi angka kasus gatal ini bervariasi, setidaknya 40% pasien
dengan penyakit ginjal stadium akhir mengalami gatal dengan derajat sedang-
berat. Berdasar negara prevalensi gatal (pruritus) yang berderajad sedang-
berat ditemukan 36% di Prancis, 50% di Inggris, Jepang dari 20% hingga
70%. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yamada et al., kasus gatal
dilaporkan sebesar 66,9% pasien cuci darah, dan di antaranya tersebut ada
41,2% yang memiliki gangguan tidur terkait gatal.
Umumnya bentuk keluhan gatal (yang dari penderita gagal ginjal) sangat
mendorong kebutuhan kuat untuk menggaruknya. Padahal kejadiannya begitu
sangat sering sehingga bisa dibayangkan bagaimana kompleksnya problem
tersebut. Faktor yang menerangkan gatal yang membandel, selain faktor
keringnya kulit dan abnormalnya saraf, juga dari timbunan garam calsium
phosphat yang mendasari gambaran dalam bentuk jerawat pada kulitnya yang
gatal.
Seiring dengan waktu, proses garukan tersebut berjalan terus-menerus pada
area kulit yang gatal tersebut hingga menyebabkan kerusakan kulit mekanis
yang cukup berat, kulit jadi terkelupas hingga gampang menjadi infeksi
sekunder. Muncul pula bentuk lesi kronis atau likenifikasi kulit yang
menambah bandelnya gatal yang ada sebelumnya. Secara akumulasi,
keparahan gatalnyanya ini bisa sekaligus menggambarkan jeleknya kualitas
pembuluh darah dan kualitas sarafnya.
II. Tujuan Pembelajaran Umum ( T I U )
memahami tentang penanganan pruritis yang terjadi pada pasien gagal ginjal
kronik.
V. Materi
Terlampir
VI. Pengorganisasian
a. Pembimbing Klinik : Ns. Santi Herlina, M.Kep, Sp.Kep.MB
b. Pembimbing Pendidikan : Ns. Santi Herlina, M.Kep, Sp.Kep.MB
c. Penyaji : Sita Utami Dewi
d. Moderator : Ainur Rofikoh Lubis
e. Observer : Elga Rahayu Utami
f. Fasilitator : Elga Rahayu Utami
VII. Kegiatan Penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
UNTUK PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
A. Pengertian Pruritis
Pruritus adalah rasa gatal pada kulit yang terdapat pada tubuh dan terjadi
secara terus menerus.
Mengapa bisa hal ini terjadi? Penjelasannya singkat bahwa sebagian besar
masih belum jelas. Yang jelas bahwa dalam menerangkan terjadinya gatal
demikian, peran racun di darah sangat berkontribusi besar dalam
menimbulkan gatal. Dan perlu diketahui bahwa racun tersebut jumlahnya
sampai ratusan jenisnya. Pajanan dari berbagai jenis racun yang menumpuk
tersebut akan menyebabkan peningkatan peradangan sistemik; akan
meningkatkan kadar hormon bernama paratiroid, ketidak normalan dari
mineral kalsium dan fosfor; ketidakseimbangan reseptor opiat; dan proses
abnormal sarafnya.
Selain itu, racun tersebut melumpuhkan kerja kelenjar keringat dan kelenjar
minyak sehingga memperberat kondisi kulit menjadi kering dan sangat peka
terhadap gatal serta aliran darahnya kurang lancar. Begitulah kondisi yang
terjadi sebagai akibat saling sinkronisasi dari kesemuanya seakan pepatah
bilang sudah jatuh di impit tangga. Maka wajar terjadi peningkatan dari angka
kesakitan dan kematian dari penderita gagal ginjal kronis dengan gatal yang
membandel.
Berdasar area gatalnya, maka yang paling umum terkena adalah kulit daerah
punggung dan anggota badan, lengan, dada, dan kepala, tetapi area lain dari
tubuh pun seringkali menyusahkan juga. Pada area yang terpengaruh ini
gatalnya bisa tetap konstan di situ saja (terlokalisir) namun bisa jadi menjalar
dari waktu ke waktu yang bersifat menyeluruh. Sedang sifat gatalnya
umumnya hilang timbul, simetris (area sisi kiri dan area sisi kanan dari bagian
tubuh), durasi dan intensitasnya dapat berubah seiring waktu dan gatal
biasanya sering muncul dan paling buruk di malam hari.
Udara panas, keringat, dan stres dapat memperburuk gatalnya, dan mandi air
dingin atau panas dapat meredakan gejala gatalnya. Laporan kontradiktif
telah dipublikasikan tentang efek akut cuci darah pada penderita dengan
kasus gatal tersebut bahwa gatalnya memburuk selama sesi cuci darah
sementara yang lain telah menunjukkan efek menguntungkan langsung dari
proses cuci darah. Inilah yang membedakan gatal dari penyebab lain terutama
pada pasien dengan gatal asimetris. Sebagian besar pasien yang terkena kasus
gatal bentuk ini akan terus memiliki gejala selama berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun dan akan berbeda terbalik ketika penderita beralih ke cangkok
ginjal.
F. Cara mengatasi gatal pada pasien gagal ginjal
Sitifa Aisara1, Syaiful Azmi2, Mefri Yanni3. 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 7
(1). Artikel Penelitian Gambaran Klinis Penderita Penyakit Ginjal Kronik
yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Padang:
Unand