Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
NEKAWATI
PO.71.20.1.14.086
J U R U S A N K E P E R A W A T A N
TAHUN 2017
i
PERNYATAN KEASLIAN TULISAN
Nama : Nekawati
NIM : PO.71.20.1.14.086
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis
Ilmiah hasil jiplatan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Pembuat Pernyataan,
Nekawati
PO. 71.20.1.14.086
Mengetahui :
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji
Penguji Ketua
Mengetahui,
Ketua Jurusan
iv
ABSTRAK
Metode Penulisan : Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode deskriptif dengan
teknik studi kasus melalui pendekatan Proses Keperawatan.
Hasil : Pengkajian dari kedua pasien didapatkan keluhan batuk berdahak, An. M disertai
sesak nafas dan An. B disertai sesak nafas dan demam. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
adanya penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan cepat dan dangkal, suara nafas
ronkhi. Berdasarkan pemeriksaan diagnostik didapatkan simpulan Bronchopneumonia.
Diagnosis keperawatan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi sekret.
Kesimpulan : Bahwa dengan kasus yang sama didapatkan respon yang berbeda dari
pasien An. M dan An. B. Dimana dalam waktu 3 hari An. M sudah mengalami
pemulihan, seperti pasien sudah tidak batuk, RR : 24x/mnt, ronkhi (+), walaupun masih
terdapat sisa-sisa dahak yang masih tertinggal di kerenakan pada anak-anak belum dapat
mengeluarkan dahak secara mandiri namun, secara keseluruhan masalah bersihan jalan
nafas tidak efektif pada pasien An. M teratasi. Sedangkan pada pasien An. B dalam waktu
3 hari perawatan juga sudah mengalami perubahan seperti batuk berdahak mulai
berkurang, RR dari 43x/mnt menjadi 32x/mnt, ronkhi (+), masih terdapat penumpukan
dahak, secara keseluruhan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien An. B
belum teratasi
v
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
pengarahan dan bantuan sehingga dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Isak J.H Tukayo, S.Kp, M.Sc selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
penelitian.
3. Dr. Ester Rumaseb, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan yang
4. Frengki Apay, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Progam Studi D-III
Keperawatan
vi
6. Immah Wardhani, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing 2 di dalam penyusunan
7. Seluruh dosen dan staff Prodi D-III Keperawatan Poltekkes Jayapura atas
segala bantuan yang telah di berikan. Terima kasih atas segala kasih sayang
kasus.
9. Kedua orangtua saya dan kakak-kakak saya yang selalu memberikan semangat,
semua pihak yang terkait di dalamnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu
dan kesehatan.
Penulis
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. BIODATA
NIM : PO.71.20.1.14.086
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2014-2017
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………......……………………………i
Halaman Orisinalitas……….………………………..…………………………….ii
Halaman Persetujuan….……………….…………………………………………iii
Halaman Pengesahan……………………………………………………………..iv
Abstrak……………………………………………………………………………v
Kata Pengantar……………………………………………………………………vi
Riwayat Hidup…………………………………………………………………..viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..3
C. Tujuan Studi Kasus……………………………………………………3
D. Manfaat Studi Kasus……………………...…………………………..4
ix
6. Pemeriksaan Penunjang………………………...………………...9
7. Penatalaksanaan…………………………………………………..9
8. Komplikasi………………………………………………………10
B. Konsep Dasar Teori Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
1. Definisi…………………………………………...……………..11
2. Etiologi…………………………………………...……………..11
3. Patofisiologi……………………………………………………..11
4. Manifestasi Klinis……………………………………………….12
5. Penatalaksanaan Keperawatan…………………....……………..12
C. Fisioterapi Dada
1. Definisi…………………………………………………………..13
2. Tujuan……………………………………………………………13
3. SOP Fisioterapi Dada…………………………………………....14
D. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Bronchopneumonia
1. Pengkajian……………………………………………………….18
2. Diagnosa Keperawatan.…………………………………………20
3. Intervensi……………………………………………………......22
4. Implementasi.……………………………………………………30
5. Evaluasi………………………………………………………….31
x
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pengkajian……………………………………………………….36
2. Diagnosa Keperawatan………………………………………….42
3. Perencanaan……………………………………………………..45
4. Pelaksanaan……………………………………………………...48
5. Evaluasi………………………………………………………….55
B. Pembahasan
1. Pengkajian……………………………………………………….58
2. Diagnosa Keperawatan………………………………………….59
3. Perencanaan……………………………………………………..60
4. Pelaksanaan……………………………………………………...61
5. Evaluasi……………………………………………………….....64
A. Kesimpulan…………………………………………………………..67
B. Saran…………………………………………………………………69
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh kuman, virus, dan mikroorganisme lain. Faktor lingkungan merupakan salah
satu penyebabnya. Anak sangat suka bermain di dalam ataupun di luar rumah,
tejadi pada anak yaitu gangguan bersihan jalan nafas. Salah satu penyakit saluran
kasus), diikuti Staphylococcus aureus dan Klebsiela pneumonia pada kasus berat.
tiap tahunnya. Lebih dari 800.000 orang meninggal dunia tiap tahun akibat
1
Penyakit bronchopneumonia di Indonesia berada di posisi kedelapan dari
sepuluh penyakit yang dirawat di Rumah Sakit di seluruh Indonesia setelah diare,
hipertensi, ISPA.
prevalensi pneumonia menurut diagnosa dan gelaja adalah rentang 0,8-5,6%. Data
tinggi (diatas angka nasional yaitu 3%), terdapat di Papua Barat, Papua,
Gorontalo, NTT, Aceh, NTB, Sumatra Barat, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dll.
termasuk sulit air bersih dan ada kemungkinan perilaku hidup penduduknya
(Maria, 2009).
2
Pelayanan keperawatan pada pasien Bronchopneumonia di tatanan klinik
Pada beberapa rumah sakit, fisioterapi dada rutin dilakukan pada pasien
Pemberian fisioterapi dada sebagai bentuk terapi untuk membebaskan jalan nafas
pasien Bronchopneumonia”.
B. Rumusan Masalah
3
D. Manfaat Prosedur Tindakan Keperawatan
1. Bagi Penulis
Bronchopneumonia.
4. Bagi pasien
Bronchopneumonia.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di
mempunyai pola penyenaran berbercak, dalam satu atau lebih area terlokalisasi
dalam bronkiolus dan meluas ke parenkim paru yang terdekat (Nursalam, 2005).
yang mengenai pada bronkus yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing sehingga kemampuan
5
2. Etiologi
pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat
atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mucus, gerakan silia yang
paru.
3. Patofisiologi
ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka
komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.
6
Kolaps alveoli akan menyakibatkan penyempitan jalan nafas, sesak nafas
dan nafas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan
4. Manifestasi Klinis
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas
7
5. Pathway
Intake ↓
Fatique
Intoleransi Aktivitas
8
6. Pemeriksaan Penunjang
mencari etiologinya.
13.500 )
gram/dL )
7. Penatalaksanaan
b. Kebutuhan istirahat
9
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan
NaCl 0,9%
e. Pengobatan
tetapi, kerena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya
8. Komplikasi
hilang.
meradang.
10
B. Konsep Dasar Teori Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1. Definisi
seseorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada
2. Etiologi
d. Faktor perilaku
e. Faktor lingkungan
3. Patofisiologi
akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh sekresi atau
akan mudah menenpel di dinding saluran pernafasan. Hal ini lama-lama akan
11
saluran nafas, maka individu akan berusaha lebih keras untuk mengeluarkan udara
tersebut. itulah sehingga pada fase ekspirasi yang panjang akan muncul bunyi-
4. Manifestasi Klinis
ronchi
5. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Latihan nafas
dan stress.
c. Pemberian oksigen
12
d. Fisioterapi dada merupakan tindakan yang dilakukan dengan cara
C. Fisioterapi Dada
atas perkusi dan vibrasi, postural drainase, latihan pernafasan atau napas dalam,
d. Pasien dapat bernafas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang
cukup.
Dalam menberikan fisioterpi pada anak harus diingat keadaan anatomi dan
fisiologi anak, seperti pada bayi yang belum memiliki mekanisme batuk yang baik
sehingga mereka tidak dapat membersihan jalan nafas secara sempurna. Sebagai
tambahan dalam memberikan fisioterapi harus dapat kepercayaan dari anak karena
13
3. Teknik Fisioterapi Dada
14
b. Vibrasi Dada
No Tindakan
I. Persiapan Alat
2. Tissue
3. Bantal
4. Stetoskop
5. Bengkok
6. Handuk
15
II. Tahap Preinteraksi
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
untuk batuk.
2. Vibrasi
divibrasi.
16
c. Meminta pasien untuk nafas dalam dan ketika pasien
6. Mencuci tangan.
V. Tahap Terminasi
VI. Dokumentasi
17
D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Bronchopneumonia
1. Pengkajian
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
2001).
perubahan dalam suhu dan nadi, jumlah, bau dan warna sekresi, frekuensi dan
keparahan batuk dan tingkat sesak nafas juga dipantau. Konsolidasi pada paru-
dari seni keperawatan dengan elemen yang paling relevan dari sistem teori,
a. B1 (Breathing)
18
lapang paru. Bunyi redup perkusi pada pasien dengan
b. B2 (Blood)
c. B3 (Brain)
d. B4 (Bladder)
produksi urin karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok.
19
e. B5 (Bowel)
f. B6 (Bone)
2. Diagnosa Keperawatan
klien :
keperawatan.
20
Menurut Donna L. Wong (2008), diagnosa keperawatan pada pasien
- Obstruksi mekanisme
- Inflamasi
- Peningkatan sekret
- Proses inflamasi
proses infeksi
- Anoreksia
21
3. Intervensi
menentukan atau yang akan digunakan untuk memecahkan masalah pasien atau
mengurangi masalahnya.
- Obstruksi mekanisme
- Inflamasi
- Peningkatan sekret
22
Tabel. 02 Rencana Tindakan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
dengan cairan
Auskultasi area paru, catat area Bunyi nafas Brochial (normal pada
penurunan/ada tidak aliran udara dan bronkus) dapat juga terjadi pada area
nafas/obstruksi
23
duduk memungkinkan upaya nafas
tingkat kesadaran
- Proses inflamasi
24
Tabel. 03 Rencana Tindakan Intoleransi Aktivitas
aktivitas
kegagalan pernapasan
Memberi bantuan anak untuk posisi Pasien mungkin nyaman dengan posisi
kebutuhan oksigen
25
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
proses infeksi
- Anoreksia
untuk makan/anoreksia
Timbang berat badan tiap hari dan Menbuat data dasar, membantu dalam
berat badan
26
jam, riwayat makanan, jumlah kalori antara pikiran kebutuhan masukan
gaster.
makan
27
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan :
Intervensi Rasional
mukosa dan kuku. Catat adanya respon tubuh terhadap demam atau
hipoksemia
Awasi frekuensi jantung atau irama Takikardi biasanya ada karena akibat
28
dan menggigil oksigen dan mengganggu oksigenasi
seluler
Tinggikan kepal, nafas dalam dan batuk Tindakan ini meningkatkan inspirasi
Elektrolit
Intervensi Rasional
hipotensi
29
Catat laporan mual dan muntah Adanya gejala ini menurunkan
masukan oral
kebutuhan pengganti
4. Implementasi
2006)
30
5. Evaluasi
belum semua tujuan tercapai dengan baik, hal ini disebabkan memerlukan waktu
31
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
A. Rancangan Studi
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
gejala, peristiwa yang terjadi dan secara menyeluruh dengan rancangan studi
Subjek studi kasus dalam penelitian ini adalah dua pasien dengan
Kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik acuan studi kasus ini
D. Definisi Oprasional
pola penyebaran berbercak yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur.
32
2. Gangguan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk
mengeluarkan sekresi atau sumbatan yang ada pada saluran nafas agar
F. Pengumpulan Data
1. Wawancara
pasien.
33
b. Palpasi : pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan sentuhan
atau rabaan.
memperjelas pendengaran.
G. Studi Dokumentasi
H. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks
dari responden.
Persetujuan atau ijin oleh pasien atau keluarga yang berhak kepada
dan sebagainya.
34
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
tersebut.
35
BAB IV
A. Hasil
1. Pengkajian
Tabel. 01
36
Riwayat kesehatan Ibu pasien mengatakan Nenek pasien
keluarga dalam keluarganya mengatakan dalam
tidak memiliki riwayat keluarganya tidak
penyakit keturunan atau memiliki riwayat
penyakit menular. penyakit keturunan
atau penyakit menular.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada kedua pasien hasil yang
didapat yaitu kedua pasien memiliki diagnosa medis yang sama yaitu
Tabel. 02
37
Suara nafas Ronkhi +/+ Ronkhi +/+
B2. Bleeding
Frekwensi nadi 115x/mnt 125x/mnt
Irama jantung Regular Regular
Capillary Refill Time < 2 detik < 2 detik
(CRT)
Edema Tidak ada Tidak ada
B3. Brain
Tingkat kesadaran
Kualitatif Compos Mentis Compos Mentis
Kuantitatif GCS:15 (E4,V5,M6) GCS:15 (E4,V5,M6)
Pupil Reaksi (+), isokor Reaksi (+), isokor
Akral Hangat Hangat
B4. Bladder
Kateter urin Tidak ada Tidak ada
Kesulitan BAK Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
B5. Bowel
Mukosa bibir Lembab Kering
Lidah Tampak bersih Tampak bersih
Keadaan gigi - Tampak bersih
Nyeri menelan Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
menelan menelan
Abdomen Tidak ada distensi Tidak ada distensi
Mual Tidak ada Tidak ada
Muntah Tidak ada Tidak ada
Kesulitan BAB Tidak ada Tidak ada
B6. Bone
Perdarahan kulit Tidak ada Tidak ada
Pergerakan sendi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Fraktur Tidak ada Tidak ada
38
Data Psikoo, Sosial,
Spiritual
Psiko Orang tua pasien Nenek pasien
mengatakan supaya mengatakan supaya
anaknya cepat cucunya cepat
sembuh dan sembuh, bisa bermain
berkumpul bersama dan berkumpul
keluarga bersama anggota
keluarga lainnya.
Sosial Pasien anak pertama Pasien anak bungsu
dari pasangan Tn. I dari dua bersodara,
dan Ny. A yang berhubungan baik
berhubungan baik dengan anggota
dengan keluarga keluarga lainnya.
lainya.
Spiritual Orang tua pasien Pasien beragama
beragama Islam. Kristen Protestan,
Orang tua pasien keluarga pasien selalu
berdoa agar anaknya mendoakan agar
cepat sembuh. pasien cepat sembuh
sehingga dapat
kembali seperti sedia
kala.
mengalamin sesak karena terjadi bersihan jalan nafas tidak efektif yang
batuk berdahak. Pada pemeriksaan fisik (6B) ditemukan hasil yaitu ronkhi
(+). Pada pasien An. M tampak penggunaan otot bantu pernafasan, irama
39
nafas cepat dan dangkal, RR : 45x/mnt, pada pasien An. B irama nafas cepat
Tabel. 03
d. Analisis Masalah
40
penggunaan otot ↓
bantu pernafasan Bersihan jalan nafas
- Tampak irama tidak efektif
nafas cepat dan
dangkal
- Pasien tampak
sulit bernafas dan
gelisah
- RR : 45x/mnt
Kasus 2 Invasi saluran nafas Bersihan jalan nafas
Data subjektif : atas tidak efektif
- Nenek pasien ↓
mengatakan Kuman berlebih
cucunya batuk dibronkus
disertai dahak ↓
Data objektif : Proses peradangan
- Pasien tampak ↓
batuk berdahak Akumulasi sekret
+
- Ronkhi /+ dibronkus
- Tampak ↓
penggunaan otot Bersihan jalan nafas
bantu pernafasan tidak efektif
- Tampak irama
nafas cepat dan
dangkal
- Pasien tampak
sulit bernafas dan
gelisah
- RR : 43x/mnt
41
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa data
yang sama dengan tanda dan gejala bersihan jalan nafas tidak efektif, hal
dengan adanya suara nafas ronkhi dan batuk berdahak pada pasien An. M
dan An. B
2. Diagnosa Keperawatan
Kasus 1
Data subjektif :
Akumulasi sekret Bersihan jalan nafas
- Ibu pasien
tidak efektif b.d
mengatakan
anaknya batuk akumulasi sekret
disertai dahak
Data objektif :
- Pasien tampak
batuk berdahak
- Ronkhi +/+
- Pasien tampak
sulit bernafas dan
gelisah.
- Tampak
penggunaan otot
bantu pernafasan
- Tampak irama
nafas cepat dan
dangkal
42
- RR : 45x/mnt
Kasus 2
Data subjektif :
Akumulasi sekret Bersihan jalan nafas
- Nenek pasien
tidak efektif b.d
mengatakan
cucunya batuk akumulasi secret
disertai dahak
Data objektif :
- Pasien tampak
batuk berdahak
- Ronkhi +/+
- Pasien tampak
sulit bernafas dan
gelisah.
- Tampak
penggunaan otot
bantu pernafasan
- Tampak irama
nafas cepat dan
dangkal
- RR : 43x/mnt
Berdasarkan pegkajian dan analisa data pada pasien An. M dan An. B
43
3. Perencanaan
Tabel. 06 Perencanaan
44
kekentalan dahak sehingga mudah
dikeluarkan.
Kasus 2
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif - Batuk berkurang atau hilang. - Kaji frekuensi atau kedalaman
b.d akumulasi sekret. - Suara napas kembali normal. pernapasan dan gerakan dada.
- Respirasi dalam batas normal (20-30x/mnt) R/ Semakin sempit dan tinggi bronkus
- Tidak ada penumpukan sekret. semakin meningkat frekuensi
pernapasan.
- Auskultasi adanya suara napas
tambahan.
R/ Suara napas yang disebabkan oleh
sputum dapat menyebabkan obstruksi.
- Lakukan fisioterapi dada
R/ Sputum yang keluar dapat membantu
jalan napas kembali normal.
- Anjurkan orang tua atau keluarga pasien
memberikan minum hangat.
R/ Air hangat mengurangi tingkat
kekentalan dahak sehingga mudah
dikeluarkan.
45
4. Pelaksanaan
Tabel. 07 Pelaksanaan
46
Tahap Preinteraksi
1. Lakukan verfikasi order sebelum tindakan
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil pasien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga pasien
Tahap Kerja
1. Postural Drainage (Clapping)
a. Mengatur posisi yang nyaman, posisi pasien di gendong
oleh ibunya
b. Melakukan clapping dengan cara kedua tangan menepuk
punggung pasien secara bergantian sampai ada rangsangan
untuk batuk.
2. Vibrasi
a. Meletakkan telapak tangan secara datar diatas dada yang
akan divibrasi.
47
b. Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk setiap segmen
paru (1-2 menit).
c. Dengan perlahan mengembalikan posisi pasien pada posisi
yang diinginkan
d. Merapihkan pasien dan peralatan.
e. Mencuci tangan.
Tahap Terminasi
1. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien
2. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Respon Pasien :
- Pasien hanya ingin berada dalam gendongan ibunya
- Tindakan fisioterapi dada dilakukan dengan posisi pasien di
gendong oleh ibunya
- Pasien tampak batuk berdahak
- Ronkhi (+)
- Tampak penggunaan otot bantu pernafasan
- Tampak irama nafas cepat dan dangkal
- RR: 43x/mnt
48
Jam : 14:35 WIT
4. Menganjurkan orang tua atau keluarga pasien memberikan
minum hangat
Hasil : pasien tampak batuk berdahak
Hari ke 2 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Jam : 08:25 WIT
Rabu, 14 juni akumulasi sekret. 1. Mengkaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dan gerak dada.
2017 Hasil : penggunaan otot pernafasan, RR : 38x/mnt.
Jam : 08:30 WIT
2. Mengauskultasi suara nafas tambahan
Hasil : ronkhi (+)
Jam : 08:35 WIT
3. Melakukan fisioterapi dada, Postural Drainage (Clapping) dan
Vibrasi
Persiapan Alat
1. Tissue
2. Stetoskop
Tahap Preinteraksi
1. Lakukan verfikasi order sebelum tindakan
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
49
Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil pasien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga pasien
Tahap Kerja
1. Postural Drainage (Clapping)
a. Mengatur posisi yang nyaman, pasien dipangku dengan
posisi tengkurap
b. Melakukan clapping dengan cara kedua tangan menepuk
punggung pasien secara bergantian sampai ada rangsangan
untuk batuk.
2. Vibrasi
a. Meletakkan telapak tangan secara datar diatas dada yang
akan divibrasi.
3. Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk setiap segmen paru
(1-2 menit).
4. Dengan perlahan mengembalikan posisi pasien pada posisi
yang diinginkan.
5. Merapihkan pasien dan peralatan.
50
6. Mencuci tangan.
Tahap Terminasi
1. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien
2. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Respon Pasien :
- Tindakan fisioterapi dada dilakukan dengan pasien
dipangku dengan posisi tengkurap
- Pasien mulai tenang dan bisa diposisikan
- Pasien tampak batuk berdahak (dahak mulai encer)
- Ronkhi (+)
- Tampak irama nafas cepat dan dangkal
- RR: 36x/mnt
Jam : 08:45 WIT
4. Menganjurkan orang tua atau keluarga pasien memberikan
minum hangat.
Hasil : pasien tampak batuk berdahak, adanya suara nafas ronkhi
51
Hari ke 3 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Jam : 08:30 WIT
Kamis, 15 juni akumulasi sekret. 1. Mengkaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan
2017 dada.
Hasil : frekuensi pernafasan 34x/mnt.
Jam : 08:35WIT
2. Mengauskultasi suara nafas tambahan
Hasil : ronkhi (+)
Jam : 08:40 WIT
3. Melakukan fisioterapi dada, Postural Drainage (Clapping) dan
Vibrasi
Persiapan Alat
1. Tissue
2. Stetoskop
Tahap Preinteraksi
1. Lakukan verfikasi order sebelum tindakan
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil pasien dengan panggilan yang
disenangi
52
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga pasien
Tahap Kerja
1. Postural Drainage (Clapping)
a. Mengatur posisi yang nyaman, posisi pasien digendong
oleh ibunya
b. Melakukan clapping dengan cara kedua tangan menepuk
punggung pasien secara bergantian sampai ada rangsangan
untuk batuk.
2. Vibrasi
a. Meletakkan telapak tangan secara datar diatas dada yang
akan divibrasi.
3. Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk setiap segmen paru
(1-2 menit).
4. Dengan perlahan mengembalikan posisi pasien pada posisi
yang diinginkan pasien
5. Merapihkan pasien dan peralatan.
6. Mencuci tangan.
53
Tahap Terminasi
1. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien
2. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Respon Pasien :
- Tindakan fisioterapi dada dilakukan dengan posisi pasien
digendong oleh ibunya
- Pasien sudah tidak tampak batuk, namun masih ada
sedikit dahak
- Ronkhi (+)
- RR: 28x/mnt
Jam : 08:50 WIT
4. Menganjurkan orang tua atau keluarga memberikan minum
hangat
Hasil : masih ada sedikit dahak
54
2 Hari ke 1 Kasus 2 Jam 15:30 WIT
Selasa, 13 juni Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d 1. Mengkaji frekuensi atau kedealaman pernafasan dan gerak dada
2017 akumulasi sekret. Hasil : irama nafas cepat dan dangkal, penggunaan otot
pernafasan, RR : 43x/mnt.
Jam : 15:35 WIT
2. Mengauskultasi suara nafas tambahan.
Hasil : ronkhi (+)
Jam : 15:40 WIT
3. Melakukan fisioterapi dada, Postural Drainage (Clapping) dan
Vibrasi
Persiapan Alat
1. Tissue
2. Stetoskop
Tahap Preinteraksi
1. Lakukan verfikasi order sebelum tindakan
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil pasien dengan panggilan yang
disenangi
55
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga pasiens
Tahap Kerja
1. Postural Drainage (Clapping)
a. Mengatur posisi yang nyaman, pasien berada dalam
gendongan neneknya
b. Melakukan clapping dengan cara kedua tangan menepuk
punggung pasien secara bergantian sampai ada rangsangan
untuk batuk.
2. Vibrasi
a. Meletakkan telapak tangan secara datar diatas dada yang
akan divibrasi.
3. Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk setiap segmen paru
(1-2 menit).
4. Dengan perlahan mengembalikan posisi pasien pada posisi
yang diinginkan.
5. Merapihkan pasien dan peralatan.
6. Mencuci tangan.
56
Tahap Terminasi
1. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien
2. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Respon Pasien :
- Pasien hanya ingin digendong neneknya
- Pasien tampak rewel
- Pasien susah untuk berhubungan dengan perawat karena
sudah bisa membedakan mana orang terdekat
- Tindakan fisioterapi dada dilakukan dalam gendongan
neneknya
- Pasien tampak batuk berdahak
- Ronkhi (+)
- Tampak penggunaan otot bantu pernafasan
- Tampak irama nafas cepat dan dangkal
- Pasien tampak gelisah
- RR: 40x/mnt
57
Jam : 15:50 WIT
4. Menganjurkan orang tua atau keluarga pasien memberikan
minum hangat
Hasil : pasien tampak batuk berdahak
Hari ke 2 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Jam 09:20 WIT
Rabu, 14 juni akumulasi sekret. 1. Mengkaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan
2017 dada.
Hasil : penggunaan otot pernafasan, RR : 36x/mnt.
Jam 09:25
2. Mengauskultasi suara nafas tambahan
Hasil : ronkhi (+)
Jam : 09:30 WIT
3. Melakukan fisioterapi dada, Postural Drainage (Clapping) dan
Vibrasi
Persiapan Alat
1. Tissue
2. Stetoskop
Tahap Preinteraksi
1. Lakukan verfikasi order sebelum tindakan
2. Cuci tangan
58
3. Siapkan alat
Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil pasien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga pasien
Tahap Kerja
1. Postural Drainage (Clapping)
a. Mengatur posisi yang nyaman, pasien digendong neneknya
b. Melakukan clapping dengan cara kedua tangan menepuk
punggung pasien secara bergantian sampai ada rangsangan
untuk batuk.
2. Vibrasi
a. Meletakkan telapak tangan secara datar diatas dada yang
akan divibrasi.
3. Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk setiap segmen paru
(1-2 menit).
4. Dengan perlahan mengembalikan posisi pasien pada posisi
yang diinginkan.
5. Merapihkan pasien dan peralatan.
59
6. Mencuci tangan.
Tahap Terminasi
1. Menanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien
3. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Respon Pasien :
- Pasien hanya ingin digendong neneknya
- Pasien tampak rewel
- Pasien masih susah berhubungan dengan perawat
- Tindakan fisioterapi dada dilakukan dalam gendongan
neneknya
- Pasien tampak batuk berdahak
- Ronkhi (+)
- Tampak penggunaan otot bantu pernafasan
- Tampak irama nafas cepat dan dangkal
- RR: 35x/mnt
60
Jam : 09:40WIT
4. Mengajarkan orang tua atau keluarga pasien memberikan minum
hangat
Hasil : pasien tampak batuk berdahak
Hari ke 3 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Jam : 09:20 WIT
Kamis, 15 juni akumulasi sekret. 1. Mengkaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan
2017 dada.
Hasil : frekuensi pernafasan 36x/mnt.
Jam : 09:25 WIT
2. Mengauskultasi suara nafas tambahan
Hasil : ronki (+)
Jam : 09:30 WIT
3. Melakukan fisioterapi dada, Postural Drainage (Clapping) dan
Vibrasi
Persiapan Alat
1. Tissue
2. Stetoskop
Tahap Preinteraksi
1. Lakukan verfikasi order sebelum tindakan
2. Cuci tangan
61
3. Siapkan alat
Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil pasien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga pasien
Tahap Kerja
1. Postural Drainage (Clapping)
a. Mengatur posisi yang nyaman, posisi pasien tidur miring
ke arah kanan
62
yang diinginkan.
5. Merapihkan pasien dan peralatan.
6. Mencuci tangan.
Tahap Terminasi
1. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien
2. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Respon Pasien :
- Pasien tidak ingin jauh dari neneknya
- Tindakan fisioterapi dada dilakukan dengan posisi pasien
tidur miring ke arah kanan
- Pasien tampak batuk berdahak (dahak mulai encer)
- Ronkhi (+)
- RR : 34x/mnt
Jam 09:40
4. Menganjurkan orang tua atau keluarga pasien memberikan
minum air hangat
Hasil : Pasien tampak batuk berdahak (dahak mulai encer)
63
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan penerapan fisioterapi dada pada pasien An. M dan An. B
selama 3 hari perawatan, dapat di simpulkan sebelum dilakukan fisioterapi dada pasien tampak batuk berdahak, setelah dilakukan
penerapan fisioterapi dada perlahan tamapak batuk berkurang dengan dahak yang mulai encer. Begitu juga suara ronkhi mulai
berkurang pada kedua pasien, serta terus terjadi penurunan frekuensi pernafasan. Selain itu, dalam pemberian fisioterapi dada pada
pasien An. M dan An. B tidak terlalu berpaku pada SOP Fisioterapi Dada yang telah dibuat di karenakan ada hal-hal yang belum bisa
dikondisikan oleh pasien seperti batuk dan mengeluarkan seckret, nafas dalam serta posisi yang harus mengikuti maunya pasien.
Sehingga persiapan alat dalam melakukan fisioterapi dada juga di sesuaikan. Selain mendapat fisioterapi dada pada pasien An. M dan
64
5. Evaluasi
Tabel. 08 Evaluasi
65
2. Auskultasi adanya suara 2. Auskultasi adanya suara
nafas tambahan nafas tambahan
3. Lakukan fisioterapi dada 3. Lakukan fisioterapi dada
4. Anjurkan orang tua atau 4. Anjurkan orang tua atau
keluarga pasien pemberian keluarga pasien
minum hangat. pemberian minum hangat.
Kasus 2 Jam 19.50 WIT Jam : 14.20 WIT Jam : 14.15 WIT
Bersihan jalan nafas tidak S: S: S:
efektif b.d akumulasi sekret. - Nenek pasien mengatakan - Nenek pasien mengatakan - Nenek pasien mengatakan
cucunya batuk berdahak cucunya masih batuk cucunya sudah tidak batuk
O: O: - Nenek pasien mengatakan
- Pasien tampak batuk berdahak - Pasien tampak batuk masih terdengar sisa-sisa lendir
- Ronkhi (+) berdahak pada leher pasien
- Irama nafas cepat dan - Ronkhi (+) O:
dangkal, menggunakan otot - RR : 32x/mnt - Pasien tampak tenang
pernafasa, RR : 38x/mnt A: - Ronkhi (+)
A: - Masalah belum teratasi - RR : 32x/mnt
- Masalah belum teratasi P: A:
P: - Lanjutkan intervensi - Masalah belum teratasi
- Lanjutkan intervensi 1. Kaji frekuensi atau P :
66
1. Kaji frekuensi atau kedalaman pernafasan - Lanjutkan intervensi
kedalaman pernafasan dan dan gerakan dada 1. Kaji frekuensi atau
gerakan dada 2. Auskultasi adanya suara kedalaman pernafasan dan
2. Auskultasi adanya suara nafas tambahan gerakan dada
nafas tambahan 3. Lakukan fisioterapi dada 2. Auskultasi adanya suara
3. Lakukan fisioterapi dada 4. Anjurkan orang tua atau nafas tambahan
4. Anjurkan orang tua atau keluarga pasien 3. Lakukan fisioterapi dada
keluarga pasien pemberian pemberian minum hangat. 4. Anjurkan orang tua atau
minum hangat. keluarga pasien pemberian
minum hangat.
Setelah penulis melakukan penerapan fisioterapi dada pada 13-15 Juni 2017 pada An. M dan An. B, maka pada hari ketiga didapatkan penurunan
frekuensi pernafasan pada An. M dari 45x/mnt menjadi 24x/mnt, ronkhi (+), pasien tampak tidak batuk namun masih terdapat sisa-sisa sekret
yang masih tertinggal, sedangkan penurunan frekuensi pernafasan pada An. B juga mengalamin penurunan dari 43x/mnt menjadi 32x/mnt
frekuensi tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan penulis yaitu frekuensi pernafasan normal (20-30x/mnt). Pasien juga tampak batuk
berdahak dengan dahak yang mulai encer, ronkhi (+).
67
68
B. Pembahasan
Juni 2017. Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan mulai dari tahap
1. Pengkajian
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
2001).
dikumpulkan dari pasien, keluarga dan data medis. Metode pengumpulan data
observasi. Dalam pengkajian An. M dan An. B tidak jauh berbeda antara teori dan
bahwa tidak ditemukan kesenjangan yang berarti antara konsep teori dengan
69
Manifestasi klinis dari Bronchopneumonia adalah megalami gangguan
nafas menjadi tidak efektif. Batuk produktif merupakan gejala awal yang timbul
Bronchopneumonia.
Kasus 1
alamat pasien Kotaraja, pasien rujukan dari Puskesmas Kotaraja datang dengan
denga keluhan sesak nafas sejak 2 hari, batuk berdahak 2 hari. Hasil pengkajian
yang dilakukan di Ruang Kanak-kanak RSUD Abepura pada tanggal 13 Juni 2017
adalah adanya batuk berdahak, sesak nafas, ronkhi (+), penggunaan otot bantu
Kasus 2
alamat Tanah hitam datang dengan keluhan sesak nafas 2 hari, batuk berdahak ±2
bulan (hilang timbul), juga disertai demam. Hasil pengkajian yang dilakukan di
Ruang Kanak-kanak RSUD Abepura pada tanggal 13 Juni 2017 adalah adalah
adanya batuk berdahak, sesak nafas, ronkhi (+), penggunaan otot bantu
70
2. Diagnosa Keperawatan
Kasus 1
akumulasi sekret.
Kasus 2
akumulasi sekret.
3. Perencanaan
agar asuhan keperawatan yang diberikan dapat dilakasanakan pada pasien An. M
dan An. B lebih rasional dan benar-benar berkualitas sehingga kebutuhan kedua
71
Adapun yang menjadi intervensi perawatan yang diberikan secara teoritis
pernapasan.
obstruksi.
dikeluarkan.
atas perkusi dan vibrasi, postural drainase, latihan pernafasan atau napas dalam,
72
4. Pelaksanaan
dilaksanakan dengan baik tanpa adanya kesulitan atau hambatan yang berarti. Hal
ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya kerja sama yang baik antara
penulis dengan keluarga pasien dan tim medis juga tersedianya fasilitas yang
memadai.
Kasus 1
sekret. Dimulai pada hari selasa, tanggal 13 Juni 2017 dengan masalah
sekret adalah jam 14:15 WIT mengkaji frekuensi pernafasan dan mengauskultasi
suara nafas, dari hasil observasi didapatkan hasil irama nafas cepat dan dangkal,
suara nafas tambahan dengan hasil ronkhi (+). Pada jam 14:25 memberikan
fisioterapi dada dengan hasil : pasien tampak batuk berdahak, irama nafas cepat
dan dangkal, penggunaan otot bantu pernafasan, ronkhi (+), RR : 43x/mnt. Pada
jam 14:35 menganjurkan orang tua atau keluarga memberi minum hangat dengan
hasil : pasien tampak batuk berdahak. Hari kedua, rabu 14 Juni 2017, jam 08:25
WIT mengkaji frekuensi pernafasan dan mengauskultasi suara nafas, dari hasil
WIT mengauskultasi suara nafas tambahan dengan hasil ronkhi (+). Pada jam
73
08:35 WIT memberikan fisioterapi dada dengan hasil : pasien tampak batuk
berdahak (dahak mulai encer), ronkhi (+), tampak irama nafas cepat dan dangkal,
RR: 36x/mnt. Jam 08:45 WIT menganjurkan orang tua atau keluarga pasien
memberikan minum hangat hasil : pasien tampak batuk berdahak, adanya suara
nafas ronkhi. Pada hari ketiga, kamis 15 Juni 2017, jam 08:30 WIT mengkaji
didapatkan hasil RR : 34x/mnt. Pada jam 08:35 WIT mengauskultasi suara nafas
tambahan hasil : ronkhi (+). Pada jam 08:40 memberikan fisioterapi dada dengan
hasil : pasien sudah tidak tampak batuk, namun masih ada sedikit dahak, ronkhi
(+), RR : 28x/mnt. Pada jam : 08:50 WIT menganjurkan orang tua atau keluarga
Kasus 2
sekret. Dimulai pada hari selasa, tanggal 13 Juni 2017 dengan masalah
sekret adalah jam 15:30 WIT mengkaji frekuensi pernafasan dan mengauskultasi
suara nafas, dari hasil observasi didapatkan hasil : irama nafas cepat dan dangkal,
suara nafas tambahan hasil : ronkhi (+). Pada jam 15:40 memberikan fisioterapi
dada dengan hasil : pasien tampak batuk berdahak, ronkhi (+), tampak
penggunaan otot bantu pernafasan, tampak irama nafas cepat dan dangkal, pasien
74
tampak gelisah, RR: 40x/mnt. Jam : 15:50 WIT menganjurkan orang tua atau
keluarga pasien memberikan minum hangat hasil : pasien tampak batuk berdahak.
Penatalaksanaan hari kedua, rabu 14 Juni 2017, jam 09:20 WIT mengkaji
mengauskultasi suara nafas tambahan, hasil : ronkhi (+). Pada jam 09:30
memberikan fisioterapi dada dengan hasil : pasien tampak batuk berdahak, ronkhi
(+), tampak penggunaan otot bantu pernafasan, tampak irama nafas cepat dan
dangkal, RR: 35x/mnt. Pada jam 09:40WIT mengajarkan orang tua atau keluarga
Pada hari ketiga, kamis 15 Juni 2017, jam 09:20 WIT mengkaji frekuensi
pernafasan dan mengauskultasi suara nafas, dari hasil observasi didapatkan hasil
tambahan hasil : ronkhi (+). Pada jam 09:30 memberikan fisioterapi dada dengan
hasil : pasien tampak batuk berdahak (dahak mulai encer), ronkhi (+), tampak
irama nafas cepat dan dangkal, RR : 34x/mnt. Jam 09:40 menganjurkan orang tua
atau keluarga pasien memberikan minum air hangat hasil : pasien tampak batuk
dada pasien tampak batuk berdahak, setelah dilakukan penerapan fisioterapi dada
perlahan tamapak batuk berkurang dengan dahak yang mulai encer. Begitu juga
suara ronkhi mulai berkurang pada kedua pasien, serta terus terjadi penurunan
75
frekuensi pernafasan. Selain mendapat fisioterapi dada pada pasien An. M dan
5. Evaluasi
keluarga pasien, dokter dan perawat ruangan, sehingga hasil yang ditetapkan
dapat diamati dengan jelas, disamping itu kedua pasien memberikan respon yang
Kasus 1
Evaluasi pada hari selasa, tanggal 13 Juni 2017 jam 19:30 WIT, masalah
sekret, dengan hasil data subjektif : ibu pasien mengatakan anaknya batuk disertai
dahak, data objektif : pasien tampak batuk berdahak, ronkhi (+), irama nafas cepat
dan dangkal, menggunakan otot pernafasa, RR : 40x/mnt. Evaluasi pada hari rabu,
tanggal 14 Juni 2017 jam 14:00 WIT, masalah keperawatan bersihan jalan nafas
tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret, dengan hasil data subjektif :
ibu pasien mengatakan batuk anaknya mulai berkurang, data objektif : Pasien
tampak batuk berdahak (dahak mulai encer), ronkhi (+), RR : 32x/mnt. Evaluasi
pada hari kamis, tanggal 15 Juni 2017 jam 14:00 WIT, masalah keperawatan
bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret, dengan
hasil data subjektif : ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak batuk, namun
masih ada sedikit dahak pada leher, data objektif : pasien tampak tenang, ronkhi
76
(+), terdengar sisa-sisa dahak yang belum keluar pada leher pasien, RR :
24x/mnt
Kasus 2
Evaluasi pada hari selasa, tanggal 13 Juni 2017 jam 19:50 WIT, masalah
sekret, dengan hasil data subjektif : nenek pasien mengatakan cucunya batuk
berdahak, data objektif : pasien tampak batuk berdahak, ronkhi (+), irama nafas
cepat dan dangkal, menggunakan otot pernafasa, RR : 38x/mnt. Evaluasi pada hari
rabu, tanggal 14 Juni 2017 jam 14:20 WIT, masalah keperawatan bersihan jalan
nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret, dengan hasil data
subjektif : Nenek pasien mengatakan cucunya masih batuk, data objektif : pasien
tampak batuk berdahak, ronkhi (+), RR : 32x/mnt. Evaluasi pada hari kamis,
tanggal 15 Juni 2017 jam 14:00 WIT, masalah keperawatan bersihan jalan nafas
tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret, dengan hasil data subjektif :
nenek pasien mengatakan cucunya sudah tidak batuk, nenek pasien mengatakan
masih terdengar sisa-sisa lendir pada leher pasien, data objektif : ronkhi (+), RR
: 34x/mnt.
2017 pada An. M dan An. B, maka pada hari ketiga didapatkan penurunan
frekuensi pernafasan pada An. M dari 45x/mnt menjadi 24x/mnt, ronkhi (+),
pasien tampak tidak batuk namun masih terdapat sisa-sisa sekret yang masih
77
mengalamin penurunan dari 43x/mnt menjadi 34x/mnt frekuensi tersebut tidak
sesuai dengan yang diharapkan penulis yaitu frekuensi pernafasan normal (20-
30x/mnt). Pasien juga tampak batuk berdahak dengan dahak yang mulai encer,
suara nafas ronkhi masih terdengar. Namun untuk proses pengeluaran sekret pada
mengeluarkan sekret secara mandiri. Oleh kerena itu, perawatan lanjut pada
pasien An. M dan An. B adalah dengan edukasi kepada orang tua pasien untuk
78
BAB V
A. Kesimpulan
Abepura, dapat disimpulkan bahwa dengan kasus yang sama didapatkan respon
yang berbeda dari pasien An. M dan An. B. Dimana dalam waktu 3 hari An. M
ronkhi (+), walaupun masih terdapat sisa-sisa dahak yang masih tertinggal di
Namun, secara keseluruhan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien
An. M teratasi. Sedangkan pada pasien An. B dalam waktu 3 hari perawatan juga
43x/mnt menjadi 32x/mnt, ronkhi (+), masih terdapat penumpukan dahak, secara
keseluruhan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien An. B belum
teratasi
setelah hari kedua perawatan, keluhan lain seperti demam yang dialami kasus 2
dan tidak dialami oleh kasus 1 juga mempengaruhi adanya perbedaan respon
penyembuhan.
79
B. Saran
bersihan jalan nafas pada pasien Bronchopneumonia untuk penulisan lebih lanjut
bagi mahasiswa dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan menambah
referensi di perpustakaan.
orang tua atau keluarga pasien tentang penerapan fisioterapi dada dalam
80
DAFTAR PUSTAKA
81