Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

( ANALISA PICO )

DI BUAT OLEH

NAMA : YANSYE NOYA

NPM : 12114201180005

KELAS : C

SEMESTER : IV

ANGKATAN 2018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2020
ANALISA PICO

Judul artikel : Very low protein diet supplemented with ketoanagues improves
blood pressure control in chronoc kidney disease

Artikel : kidney international

Penerbit : international societe of nephrologi

Penulis : V Bellizzi, BR Di Lorio,L De Nicola,R Minutolo

Analisa PICO

P ( Patient / problem ) : tekanan darah sulit dikendalikan pada gagal ginjal


kronis, pembandingan efek diet protein yang sangat rendah ditambah lagi dengan
ketoanalod sangat penting asam amino ( 0,35 g/hari), diet rendah protein (LPD,
0,60 g/hari) dan diet bebas (FD) pada tekanan darah pasien CKD stadium 4 dan 5,
Protein nabati lebih tinggi di VLPD (66%) dari pada LPD (48%). LPD diresepkan
untuk 110 pasien berturut – turut : setelah run – in, mereka diundang untuk
memulai VLPD. 30 subjek diterima : 57 memutuskan untuk melanjutkan LPD :
23 juga menolak diet.

I ( Intervetion ) : Yang dilakukan untuk menurunkan tekanan darah yang paling


sering dilakukan adalah intervensi yang menonjol karena hipertensi yang tidak
terkontrol secara tertentu yang diakui dari perkembangan kerusakan ginjal, yang
merupakan penyebab utama peningkatan morbidiitas dan mortalitas
kardiovaskuler yang terdeteksi

Pada pasien hipertensi terutama yang berkaitan dengan gangguan kemampuan


ginjal mengeluarkan makanan dengan tepat. Konsekuensi natrium yang
ditinggalkan oleh pengobatan farmakologis dengan agen vasodilator, studi jangka
pendek telah menunjukan bahwa diet tunggal pembatasan garam yaitu dengan
tidak adanya perubahan asupan protein. Intervensi varmakologis ini selain itu
meningkatkan anti hipertensi dan anti protein

C ( Compare to ) : selain diet anti protein ada juga diet rendah sodium di klinik
nefrologi sangat rendah. Masalah kritis ini bisa dijelaskan oleh pengamatan bahwa
protein dalam pembatasan yaitu non- farmakologis, intervensi yang paling sering
dilakukan tidak dibarengi pengurangan asupan garam yang ficant. Namun efeknya
terhadap asupan natrium dari pembatasan diet protein ditandai dengan cara
ditambah diet protein yang sangat rendah (VLPD) tetapi tidak terdefinisi. Untuk
pasien CKD bermotivasi baik, VLPD tampak lebih berkhasiat dari diet rendah
protein standar (LPD) dalam mengurangi tanda dan gejala uremia dan dapat
menunda kebutuhan dialisis terlepas dari laju filtrasi glomerulus (GFR). Oleh
karena itu dimungkinkan untuk menghipotesikan bahwa VLPD , disamping
mengurangi kadar urea,fosfat dan racun uremik lainnya juga daapat membatasi
saupan garam dan akibat tingkat volume akstraseluler akspansi. Hipotesis ini
meskipun sangat menarik dan potensi dampak klinis yan besar, untuk tujuan ini
dinilai bahwa hipertensi pasien dengan CKD sedang hingga lanjut, efek anti
hipertensi VLPD yang ditambah dengan amino esensial asam dan ketoanalog.

O ( Outcome ) : Hasil yang didapat 114 pasien yang dipilih atas dasar kriteria
inklusi, dikecualikan pada 4 pasien karena mengidap penyakit neoplastik /
penyakit menular. Pada akhir periode berjalan LPD standar,27% dari pasien
VLPD sedangkan 52% dari mereka lebih suka LPD dan 21% menolak kelompok
diet ( diet bebas (FD) ). Itu merupakan karakteristik demografi dan klinis utama
pasien di Indonesia kelompok VLPD,LPD, dan FD yang tidak dibatasi

Selama masa tindak lanjut pasien VLPD menunjukan signifikan penurunan nilai
tekanan darah sistolik dan obat anti hipertensi utama ( antagonis sistem renin-
angio tensi dan diuretik) dan masa tindak lanjut juga pasien VLPD menunjukan
signifikan penurunan nilai tekanan darah sistolik dan diastolik setelah 3 – 6 bulan
dan peningkatan dalam jumlah pasien mencapai target TD (130/80 mmHg)
Kontrol TD yang lebih baik terjadi di hadapan pengurangan yang signifikan dari
jumlah obat anti hipertensi. Sebaliknya tidak dimodifikasi pada pasien LPD dan
FD.

Anda mungkin juga menyukai