“ Hipertensi ”
Oleh :
TAHUN
2021
HALAMAN PENGESAHAN
PENYULUHAN MASYARAKAT
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
RINGKASAN.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Analisis situasi..........................................................................
2. Permasalahan mitra...................................................................
3. Solusi permasalahan..................................................................
4. Metode pelaksanaan..................................................................
5. Rincian biaya.............................................................................
6. Jadwal .......................................................................................
7. Peta Lokasi................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Peta lokasi
RINGKASAN
Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang penyakit Hipertensi di Desa Muka, Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur
Jawa Barat. Waktu pelaksanaan kegiatan dengan jangka waktu 1 hari. Setelah adanya kegiatan
penyuluhan di masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
penyakit Hipertensi. Metode yang dilakukan adalah dengan cara penyuluhan, pemberian materi,
tanya jawab materi yang diberikan adalah tentang bahaya penyakit Hipertensi melalui pre test dan
post test. Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan tentang kesadaran masyarakat tentang
bahaya penyakit Hipertensi. Maka dilakukan penyuluhan kepada Masyarakat di desa Muka. Hasil
penyuluhan dapat diukur melalui kuesioner yang telah dibagiakan kepada masyarakat Desa
Sindanglaya. Hasil luaran dari kegiatan penyuluhan kepada masyarakat ini adalah laporan yang
telah dipublikasikan di jurnal dan peningkatan pengetahuan dan pemahaman responden.
BAB I
PENDAHULUAN
1. ANALISIS SITUASI
Hipertensi didefinisikan sebagai pengukuran tekanan darah yang tinggi dengan batas 140
untuk sistolik dan 90 untuk diastolik, sesuai dengan kriteria JNC 7 (NIH, 2003). Tingkat
tekanan darah dan prevalensinya bervariasi di tiap negara. Hipertensi telah diestimasikan akan
menyebabkan 6% kematian di seluruh dunia (Powers, 2003). Di Indonesia, prevalensi nasional
untuk masyarakat berumur lebih dari 18 tahun adalah 29.8%. Sepuluh provinsi yang memilik
prevalensi hipertensi yang tinggi yaitu Riau, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat (Depkes RI, 2011).
Hipertensi dikenal sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskuler, yang merupakan
penyebab utama kematian dan disabilitas di seluruh dunia. Percobaan klinis berskala besar
telah menunjukkan bahwa terapi farmakologis dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas
akibat penyakit kardiovaskuler dan terapi jangka panjang atau seumur hidup sering
diindikasikan.
Menurut World Health Organization (WHO), ketidakpatuhan terhadap terapi jangka
panjang untuk hipertensi merupakan masalah umum yang menyebabkan konsekuensi
kesehatan dan ekonomi yang serius, dalam arti terbuangnya waktu, uang, dan penyakit yang
tidak dapat disembuhkan. Sebagai tambahan, sebuah editorial terbaru memberikan bukti untuk
penurunan morbiditas dan mortalitas dengan penggunaan terapi antihipertesi, dan
menyebutkan bahwa hal yang paling berperan dalam meningkatkan kontrol hipertensi
bergantung pada kepatuhan pasien (Baune dkk, 2004).
Warga Desa Muka Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur sering melakukan pertemuan
antar Rukun warga dan Rukun tetangga. Dan selalu melakukan musyawarah
2. PERMASALAHAN MITRA
Berdasarkan pada analisis situasi yang diuraikan di atas, maka permasalahan mitra dinyatakan
sebagai berikut :
No Permasalahan Uraian
Tujuan
Meningkatkan kepedulian masyarakat terutama orang Dewasa untuk meningkatkan
imunitas.
Meningkatkan pemahaman Masyarakat tentang kesadaran pentingnya mengetahui
Penyakit Hipertensi.
Memberikan motivasi pada masyarakat untuk peduli terhadap kesehatannya
Manfaat
Adanya kerjasama yang baik antara anggota desa Muka serta perangkat Rukun
Tetangga Rukun Warga dengan tim pelaksana kegiatan.
Masyarakat sangat tertarik dan mengapresiasi kegiatan ini.
Motivasi yang tinggi dari masyarakat sebagai peserta penyuluhan tentang Pentingnya
menyadari bahaya Penyakit Hipertensi.
3. SOLUSI PERMASALAHAN
Target
Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap
imunitas.
Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang
Pentingnya menyadari bahaya Penyakit Hipertensi.
Memberikan motivasi yang tinggi untuk masyarakat sebagai peserta penyuluhan tentang
Menumbuhkan Kesadaran Bahaya Penyakit Hipertensi.
Dengan melakukan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi
masyarakat, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan selain itu juga mampu
meningkatkan derajat kesehatan seperti :
Terjadinya peningkatan nilai pengetahuan bagi masyarakat
Terjadinya peningkatan pemahaman para masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh
Terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menyadari bahaya
Penyakit Hipertensi.
Menjadikan masyarakat mengetahui apa saja penyebab penyakit Hipertensi.
4. METODE PELAKSANAAN
Program penyuluhan pada masyarakat ini dilakukan Desa Muka, Kecamatan Cianjur,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada bulan desember 2021. Khalayak sasaran yaitu
Masyarakat dengan jumlah 30 orang. Metode yang dilakukan berupa penyuluhan dan diskusi
baik luring maupun daring. Secara luring dilakukan di Aula Desa Muka. Secara daring Materi
yang didiskusikan adalah Pentingnya Menyadari Bahaya Penyakit Hipertensi. Untuk
melaksanakan kegiatan tersebut, telah dilakukan pertemuan pendahuluan (FGD) dengan
pejabat desa seperti Kepala Desa. Dalam FGD ini disepakati untuk melakukan pertemuan
secara online dan secara offline. Evaluasi kemudian dilakukan melalui berbagai diskusi di
group whatsapp guna mengetahui tingkat pemahaman peserta kegiatan.
5. RINCIAN BIAYA
7. DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2013). Laporan Triwulan Situasi Perkembangan HIV/AIDS di
Indonesia. Jakarta
KPA (2015). Rekapitulasi HIV/AIDS Berdasarkan Kab/Kota. Makassar:
Komisi Penanggulangan AIDS Sul-Sel.
Nasronudin., (2007). Penyakit Infeksi Di Indonesia Solusi Kini Dan Mendatang.
Airlangga University Press, Surabaya
8. PETA LOKASI MITRA SASARAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penyuluhan
a) Minat dan kebutuhan. Penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada minat
dan kebutuhan masyarakat. Harus dikaji, apa yang benar-benar menjadi minat dan
kebutuhan setiap individu maupun segenap warga masyarakatnya, sesuai dengan
sumberdaya, serta minat dan kebutuhan yang perlu mendapat prioritas dipenuhi
terlebih dahulu.
b) Keragaman budaya masyarakat. Penyuluhan akan efektif jika mampu
melibatkan/menyentuh organisasi masyarakat bawah, sejak dari
keluarga/kekerabatan.
c) Keragaan budaya. Penyuluhan harus memperhatikan keragaman budaya.
Perencanaan penyuluhan harus selalu disesuaikan dengan budaya lokal.
Perencanaan penyuluhan yang seragam untuk seluruh wilayah akan menemui
hambatan pada keragaman budaya.
d) Perubahan budaya. Setiap kegiatan penyuluhan akan mengakibatkan perubahan
budaya. Kegiatan penyuluhan harus dilaksanakan dengan bijak dan hati-hati agar
perubahan yang terjadi tidak menimbulkan kejutan-kejutan. Penyuluh perlu
memperhatikan nilai-nilai budaya lokal seperti tabu, kebiasaan-kebiasaan, dll.
e) Kerjasama dan partisipasi. Penyuluhan akan efektif jika mampu menggerakkan
partisipasi masyarakat untuk selalu bekerja sama dalam melaksanakan program
penyuluhan yang dirancang.
f) Demokrasi dalam penerapan ilmu. Penyuluh harus memberi kesempatan pada
masyarakat untuk menawar setiap ilmu alternatif yang ingin diterapkan,
penggunaan metode penyuluhan, dan pengambilan keputusan yang akan dilakukan
masyarakat sasarannya.
g) Belajar sambil bekerja. Penyuluhan harus diupayakan agar masyarakat dapat
belajar sambil bekerja atau belajar dari pengalaman yang ia kerjakan. Penyuluhan
menyampaikan informasi atau konsep-konsep teoritis dan memberi kesempatan
pada sasaran untuk mencoba memperoleh pengalaman melalui pelaksanaan
kegiatan secara nyata.
h) Penggunaan metode yang sesuai. Penyuluhan harus dilakukan dengan penerapan
metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi (lingkungan fisik, kemampuan
ekonomi, dan nilai sosial budaya) sasarannya. Suatu metode tidak efektif dan
efisien diterapkan untuk semua kondisi sasaran.
i) Penyuluhan harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan kepemimpinan
lokal atau memanfaatkan pemimpin lokal yang telah ada untuk membantu
kegiatannya.
j) Spesialis yang terlatih. Penyuluh harus benar-benar orang yang telah memperoleh
latihan khusus tentang sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh.
Penyuluh yang disiapkan untuk menangani kegiatan khusus akan lebih efektif
dibanding yang disiapkan untuk melakukan beragam kegiatan (meski masih terkait
dengan pertanian).
k) Penyuluhan harus mampu mewujudkan tercapainya kepuasan. Kepuasan akan
sangat menentukan keikutsertaan sasaran pada program-program penyuluhan
selanjutnya.
C. HIPERTENSI
a) Pengertian Hipertensi
Tekanan darah adalah kekuatan darah menekan dinding pembuluh darah.
Setiap kali berdetak (sekitar 60-70 kali per menit dalam keadaan istirahat), jantung
akan memompa darah melewati pembuluh darah. Tekanan terbesar terjadi ketika
jantung memompa darah (dalam keadaan kontriksi), dan ini disebut dengan
tekanan sistolik. Ketika jantung beristirahat (dalam keadaan dilatasi), tekanan
darah berkurang disebut tekanan darah diastolik (Puspitorini, 2008). Tekanan darah
tidak pernah konsisten, Kondisinya berubah-ubah sepanjang hari, sesuai dengan
situasi. Tekanan darah akan meningkat dalam keadaan gembira, cemas, atau
sewaktu melakukan aktifitas fisik, setelah situasi ini berlalu, tekanan darah akan
kembali normal. Apabila tekanan darah tetap tinggi maka disebut tekanan darah
tinggi atau hipertensi (Hull, 1996).
Penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah
penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan
pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi berkaitan dengan meningkatnya tekanan pada arterial sistemik, baik
diastolik maupun sistolik, atau kedua-duanya secara terus menerus (Hull, 1996).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah ≥ 140
mmHg (tekanan sistolik) dan atau ≥ 90 mmHg (tekanan diastolik) (Joint National
Committee on Prevention Detection, Evaluation, dan Treatment of High Pressure
VII, 2003) sedangkan menurut Smeltzer dan Bare, 2002 mendefinisikan hipertensi
adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Tekanan sistolik menunjukan fase darah yang
dipompa oleh jantung dan tekanan diastolik menunjukan fase darah kembali ke
dalam jantung (Depkes RI, 2006).
b) Epidemiologi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang mengganggu
kesehatan masyarakat. Umumnya, terjadi pada manusia yang berusia (< 40 tahun).
Namun banyak yang tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi akibat
yang tidak nyata dan sering disebut silent killer. Pada awal terkena penyakit
hipertensi belum menimbulkan gangguan yang serius. Sekitar 1,8% - 26,6%
penduduk dewasa menderita penyakit hipertensi. Berdasarkan penelitian Survei
Kesehatan Nasional (Surkesnas) 2001 menunjukkan proporsi hipertensi pada pria
27% dan perempuan 29%. Sedangkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 2004, hipertensi pada pria 12,2% dan perempuan 15,5%.
Pada usia setengah baya dan muda, hipertensi ini lebih banyak menyerang pria
dari pada perempuan. Pada golongan usia 55-64 tahun, pasien hipertensi pada pria
dan perempuan sama banyak. Pada usia 65 tahun ke atas, pasien hipertensi
perempuan lebih banyak daripada pria (Depkes RI, 2008).
A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan lansia lebih mengerti tentang
penyakit Hipertensi.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapakan pasien dapat :
1. Menyebutkan pengertian dari hipertensi
2. Menyebutkan Penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala
4. Menyebutkan cara mencegah hipertensi
c. Materi
Materi penyuluhan terlampir :
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
4. Cara Pencegahan Hipertensi
d. Metoda
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
e. Media
Lembar balik
B. Strategi Penyuluhan
a. Persiapan : 120 Menit
Menyiapkan Alat untuk Persentasi ( Laptop, infokus, kabel charger, dll)
Menyiapkan Tempat untuk Peserta Penyuluhan
Menyiapkan konsumsi untuk Peserta
b. Pembukaan : 5 Menit
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Melakukan kontrak waktu
Menjelaskan tujuan dan topik
c. Pelaksanaan : 30 Menit
Memberikan reinforcement positif
Menjelaskan tentang Materi Penyakit Hipertensi
Mengobservasi respon peserta selama kegiatan berlangsung
Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya ulang materi yang belum
jelas.
d. Evaluasi : 10 menit
Melakukan evaluasi dengan cara meminta audien menjelaskan secara garis besar
tentang materi.
e. Penutup : 10 Menit
Tanya jawab
Memberikan saran
Mengucapkan salam
C. Media
Leaflet
Infokus
Laptop
Poster
D. Evaluasi
1) Prosedur : Memberi Materi dengan ceramah, tanya jawab, mereview kembali
materi
2) Jenis : Diskusi
3) Pertanyaan :- Faktor apa saja yeng mempengaruhi hypertensi ?
- Apa yang di maksud dengan penyakit Hipertensi?
- Mengapa penyakit Hipertensi sangat berbahaya ?
E. Sumber
a. Brunner & Suddarth.2002.Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. EGC : Jakarta
b. Doenges, Marilynn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.EGC : Jakarta
c. Guyton, Arthur C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC : Jakarta
d. Long, Barbara C.1996.Keperawatan Medikal Bedah. Yayasan IAPK Padjajaran :
Bandung
Mengetahui,