Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

“ Hipertensi ”

Oleh :

MUHAMMAD EKA NUGRAHA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TRANSFER KELAS CIMACAN

STIKES BUDI LUHUR CIMAHI

TAHUN

2021
HALAMAN PENGESAHAN
PENYULUHAN MASYARAKAT

Judul Penyuluhan masyarakat :


Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Muhammad Eka Nugraha
b. NIDN :
c. Jabatan Fungsional :
d. Program Studi : S1 keperawatan
e. Nomor HP : 081991879862
f. Alamat surel (e-mail) : muhammadeka712@gmail.com
Anggota Tim (1) Anggota Tim (5)
Nama Lengkap : Ray Robi Ginanjar Nama Lengkap : Mawar Suci Agustina
NIM : NIM :
Perguruan tinggi : STIKes Budi Luhur Perguruan tinggi : STIKes Budi Luhur
Anggota Tim (2) Anggota Tim (6)
Nama Lengkap : Robby Fajar Maulana Nama Lengkap : Nyimas Singgih Srinurtanti
NIM : NIM :
Perguruan tinggi : STIKes Budi Luhur Perguruan tinggi : STIKes Budi Luhur
Anggota Tim (3) Anggota Tim (7)
Nama Lengkap : Yeni Apriani Nama Lengkap : Yayah Hudariah
NIM : NIM :
Perguruan tinggi : STIKes Budi Luhur Perguruan tinggi : STIKes Budi Luhur
Anggota Tim (4)
Nama Lengkap : Reni Resmalasari. D
NIM :
Perguruan tinggi : STIKes Budi Luhur

Biaya Penyuluhan : diusulkan ke STIKes Budi Luhur Rp. 3.700.000,-


Biaya yang disetujui : Rp. 3.000.000,-

Mengetahui, Cimahi, 03 November 2021


Ketua PRODI Ketua Tim,

Nama dan Gelar Ns. Mona Megasari., M.kep


NIP. NIP.

Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Ryka Juaeriah, SST., MM., M.Keb.


NIP. 197903232007081081

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
RINGKASAN.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1. Analisis situasi..........................................................................
2. Permasalahan mitra...................................................................
3. Solusi permasalahan..................................................................
4. Metode pelaksanaan..................................................................
5. Rincian biaya.............................................................................
6. Jadwal .......................................................................................
7. Peta Lokasi................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Peta lokasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Penyuluhan..............................................................
B. Prinsip-Prinsip Penyuluhan.......................................................
C. Hipertensi..................................................................................

BAB III SATUAN ACARA PENYULUHAN

RINGKASAN
Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang penyakit Hipertensi di Desa Muka, Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur
Jawa Barat. Waktu pelaksanaan kegiatan dengan jangka waktu 1 hari. Setelah adanya kegiatan
penyuluhan di masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
penyakit Hipertensi. Metode yang dilakukan adalah dengan cara penyuluhan, pemberian materi,
tanya jawab materi yang diberikan adalah tentang bahaya penyakit Hipertensi melalui pre test dan
post test. Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan tentang kesadaran masyarakat tentang
bahaya penyakit Hipertensi. Maka dilakukan penyuluhan kepada Masyarakat di desa Muka. Hasil
penyuluhan dapat diukur melalui kuesioner yang telah dibagiakan kepada masyarakat Desa
Sindanglaya. Hasil luaran dari kegiatan penyuluhan kepada masyarakat ini adalah laporan yang
telah dipublikasikan di jurnal dan peningkatan pengetahuan dan pemahaman responden.

Kata kunci: Penyakit Hipertensi

BAB I
PENDAHULUAN

1. ANALISIS SITUASI
Hipertensi didefinisikan sebagai pengukuran tekanan darah yang tinggi dengan batas 140
untuk sistolik dan 90 untuk diastolik, sesuai dengan kriteria JNC 7 (NIH, 2003). Tingkat
tekanan darah dan prevalensinya bervariasi di tiap negara. Hipertensi telah diestimasikan akan
menyebabkan 6% kematian di seluruh dunia (Powers, 2003). Di Indonesia, prevalensi nasional
untuk masyarakat berumur lebih dari 18 tahun adalah 29.8%. Sepuluh provinsi yang memilik
prevalensi hipertensi yang tinggi yaitu Riau, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat (Depkes RI, 2011).
Hipertensi dikenal sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskuler, yang merupakan
penyebab utama kematian dan disabilitas di seluruh dunia. Percobaan klinis berskala besar
telah menunjukkan bahwa terapi farmakologis dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas
akibat penyakit kardiovaskuler dan terapi jangka panjang atau seumur hidup sering
diindikasikan.
Menurut World Health Organization (WHO), ketidakpatuhan terhadap terapi jangka
panjang untuk hipertensi merupakan masalah umum yang menyebabkan konsekuensi
kesehatan dan ekonomi yang serius, dalam arti terbuangnya waktu, uang, dan penyakit yang
tidak dapat disembuhkan. Sebagai tambahan, sebuah editorial terbaru memberikan bukti untuk
penurunan morbiditas dan mortalitas dengan penggunaan terapi antihipertesi, dan
menyebutkan bahwa hal yang paling berperan dalam meningkatkan kontrol hipertensi
bergantung pada kepatuhan pasien (Baune dkk, 2004).

Warga Desa Muka Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur sering melakukan pertemuan
antar Rukun warga dan Rukun tetangga. Dan selalu melakukan musyawarah

2. PERMASALAHAN MITRA
Berdasarkan pada analisis situasi yang diuraikan di atas, maka permasalahan mitra dinyatakan
sebagai berikut :

No Permasalahan Uraian

1 Rendahnya pengetahuan Masih kurang nya pengetahuan, dan rendahnya


tentang kesadaran bahaya partisipasi masyarakat dalam pengetahuan
penyakit Hipertensi kesehatan, terhadap pemingkatan hidup
masyarakat Desa Muka.

2 Kurangnya Edukasi yang Kurangnya informasi yang didapat dan kurang


didapat sehingga masyarakat nya kepedulian masyarakat terhadap
masih merasa tabu dengan pengetahuan tentang Penyakit Hipertensi..
Penyakit Hipertensi.

Tujuan
 Meningkatkan kepedulian masyarakat terutama orang Dewasa untuk meningkatkan
imunitas.
 Meningkatkan pemahaman Masyarakat tentang kesadaran pentingnya mengetahui
Penyakit Hipertensi.
 Memberikan motivasi pada masyarakat untuk peduli terhadap kesehatannya
Manfaat

 Adanya kerjasama yang baik antara anggota desa Muka serta perangkat Rukun
Tetangga Rukun Warga dengan tim pelaksana kegiatan.
 Masyarakat sangat tertarik dan mengapresiasi kegiatan ini.
 Motivasi yang tinggi dari masyarakat sebagai peserta penyuluhan tentang Pentingnya
menyadari bahaya Penyakit Hipertensi.
3. SOLUSI PERMASALAHAN
Target
 Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap
imunitas.
 Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang
Pentingnya menyadari bahaya Penyakit Hipertensi.
 Memberikan motivasi yang tinggi untuk masyarakat sebagai peserta penyuluhan tentang
Menumbuhkan Kesadaran Bahaya Penyakit Hipertensi.
Dengan melakukan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi
masyarakat, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan selain itu juga mampu
meningkatkan derajat kesehatan seperti :
 Terjadinya peningkatan nilai pengetahuan bagi masyarakat
 Terjadinya peningkatan pemahaman para masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh
 Terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menyadari bahaya
Penyakit Hipertensi.
 Menjadikan masyarakat mengetahui apa saja penyebab penyakit Hipertensi.
4. METODE PELAKSANAAN
Program penyuluhan pada masyarakat ini dilakukan Desa Muka, Kecamatan Cianjur,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada bulan desember 2021. Khalayak sasaran yaitu
Masyarakat dengan jumlah 30 orang. Metode yang dilakukan berupa penyuluhan dan diskusi
baik luring maupun daring. Secara luring dilakukan di Aula Desa Muka. Secara daring Materi
yang didiskusikan adalah Pentingnya Menyadari Bahaya Penyakit Hipertensi. Untuk
melaksanakan kegiatan tersebut, telah dilakukan pertemuan pendahuluan (FGD) dengan
pejabat desa seperti Kepala Desa. Dalam FGD ini disepakati untuk melakukan pertemuan
secara online dan secara offline. Evaluasi kemudian dilakukan melalui berbagai diskusi di
group whatsapp guna mengetahui tingkat pemahaman peserta kegiatan.
5. RINCIAN BIAYA

No Komponen Biaya yang diusulkan (Rp)


1 Instructor Honorarium None
2 Snack 30 org Rp. 500,000,-
3 Transportasi Rp. 200.000,-
4 Bahan Ajar dan alat praktek Rp. 500.000,-
5 Bahan habis pakai Rp. 500.000,-
6 Pembuatan banners, Adm Rp. 500.000,-
7 Akomodasi @Rp 500,000 Rp. 1.000,000,-
8 Pembuatan laporan Rp. 500.000,-
TOTAL Rp. 3.700.000,-
6. JADWAL

NO KEGIATAN NOP DES JAN PEB


1 Pengajuan proposal dan revisi
2 Survey Lapangan
3. Persiapan Pelaksanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi Palaksanaan
6. Pembuatan Laporan

7. DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2013). Laporan Triwulan Situasi Perkembangan HIV/AIDS di
Indonesia. Jakarta
KPA (2015). Rekapitulasi HIV/AIDS Berdasarkan Kab/Kota. Makassar:
Komisi Penanggulangan AIDS Sul-Sel.
Nasronudin., (2007). Penyakit Infeksi Di Indonesia Solusi Kini Dan Mendatang.
Airlangga University Press, Surabaya
8. PETA LOKASI MITRA SASARAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyuluhan

1. Peraturan Bersama Mensos dan BKN


Menurut Peraturan bersama Menteri Sosial dan Badan Kepegawaian Negara
(BKN), Nomor 41/HUK-PPS/2008, dan No. 13 Tahun 2008) Pasal 1 ayat 2.
Penyuluhan Sosial adalah suatu proses pengubahan perilaku yang dilakukan melalui
penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi dan edukasi oleh penyuluh sosial
baik secara lisan, tulisan maupun peragaan kepada kelompok sasaran, sehingga
muncul pemahaman yang sama, pengetahuan dan kemauan guna berpartisipasi secara
aktif dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
2. Menurut Suhardjo (2003)
Penyuluhan adalah suatu upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan
melalui pendekatan edukatif, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara
sistematik, terencana dan terarah dengan peran serta aktif individu maupun kelompok
atau masyarakat, untuk memecahkan masalah masyarakat dengan memperhitungkan
faktor sosial ekonomi-budaya setempat.
3. Menurut Lucie (2005)
Penyuluhan merupakan proses perubahan perilaku yang berkelanjutan, dimana
perubahan yang dituntut tidak semata-mata karena penambahan pengetahuan saja,
namun diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan sekaligus sikap mantap
yang menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif, dan
menguntungkan.
4. Ensminger (1992)
Penyuluhan Sosial :
a) Adalah proses pendidikan yang bertujuan mengubah pengetahuan, sikap dan
keterampilan masyarakat.
b) Sasaran adalah segenap warga untuk menjawab kebutuhan dan keinginannya.
c) Untuk membantu kelompok sasaran/masyarakat agar mampu menolong dirinya
sendiri (to help them self).
d) Adalah belajar sambil bekerja, dan percaya tentang apa yang dilihatnya.
e) Adalah bentuk kerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan.
f) Adalah pekerjaan yang diselaraskan dengan budaya masyarakat.       
g) Adalah proses pendidikan yang berkelajutan, kegiatan dua arah, saling
menghormati dan saling percaya.

B. Prinsip – Prinsip Penyuluhan


Menurut Dahama dan Bhatnagar,1980 :

a) Minat dan kebutuhan. Penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada minat
dan kebutuhan masyarakat. Harus dikaji, apa yang benar-benar menjadi minat dan
kebutuhan setiap individu maupun segenap warga masyarakatnya, sesuai dengan
sumberdaya, serta minat dan kebutuhan yang perlu mendapat prioritas dipenuhi
terlebih dahulu.
b) Keragaman budaya masyarakat. Penyuluhan akan efektif jika mampu
melibatkan/menyentuh organisasi masyarakat bawah, sejak dari
keluarga/kekerabatan.
c) Keragaan budaya. Penyuluhan harus memperhatikan keragaman budaya.
Perencanaan penyuluhan harus selalu disesuaikan dengan budaya lokal.
Perencanaan penyuluhan yang seragam untuk seluruh wilayah akan menemui
hambatan pada keragaman budaya.
d) Perubahan budaya. Setiap kegiatan penyuluhan akan mengakibatkan perubahan
budaya. Kegiatan penyuluhan harus dilaksanakan dengan bijak dan hati-hati agar
perubahan yang terjadi tidak menimbulkan kejutan-kejutan. Penyuluh perlu
memperhatikan nilai-nilai budaya lokal seperti tabu, kebiasaan-kebiasaan, dll.
e) Kerjasama dan partisipasi. Penyuluhan akan efektif jika mampu menggerakkan
partisipasi masyarakat untuk selalu bekerja sama dalam melaksanakan program
penyuluhan yang dirancang.
f) Demokrasi dalam penerapan ilmu. Penyuluh harus memberi kesempatan pada
masyarakat untuk menawar setiap ilmu alternatif yang ingin diterapkan,
penggunaan metode penyuluhan, dan pengambilan keputusan yang akan dilakukan
masyarakat sasarannya.
g) Belajar sambil bekerja. Penyuluhan harus diupayakan agar masyarakat dapat
belajar sambil bekerja atau belajar dari pengalaman yang ia kerjakan. Penyuluhan
menyampaikan informasi atau konsep-konsep teoritis dan memberi kesempatan
pada sasaran untuk mencoba memperoleh pengalaman melalui pelaksanaan
kegiatan secara nyata.
h) Penggunaan metode yang sesuai. Penyuluhan harus dilakukan dengan penerapan
metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi (lingkungan fisik, kemampuan
ekonomi, dan nilai sosial budaya) sasarannya. Suatu metode tidak efektif dan
efisien diterapkan untuk semua kondisi sasaran.
i) Penyuluhan harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan kepemimpinan
lokal atau memanfaatkan pemimpin lokal yang telah ada untuk membantu
kegiatannya.
j) Spesialis yang terlatih. Penyuluh harus benar-benar orang yang telah memperoleh
latihan khusus tentang sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh.
Penyuluh yang disiapkan untuk menangani kegiatan khusus akan lebih efektif
dibanding  yang disiapkan untuk melakukan beragam kegiatan (meski masih terkait
dengan pertanian).
k) Penyuluhan harus mampu mewujudkan tercapainya kepuasan. Kepuasan akan
sangat menentukan keikutsertaan sasaran pada program-program penyuluhan
selanjutnya.
C. HIPERTENSI
a) Pengertian Hipertensi
Tekanan darah adalah kekuatan darah menekan dinding pembuluh darah.
Setiap kali berdetak (sekitar 60-70 kali per menit dalam keadaan istirahat), jantung
akan memompa darah melewati pembuluh darah. Tekanan terbesar terjadi ketika
jantung memompa darah (dalam keadaan kontriksi), dan ini disebut dengan
tekanan sistolik. Ketika jantung beristirahat (dalam keadaan dilatasi), tekanan
darah berkurang disebut tekanan darah diastolik (Puspitorini, 2008). Tekanan darah
tidak pernah konsisten, Kondisinya berubah-ubah sepanjang hari, sesuai dengan
situasi. Tekanan darah akan meningkat dalam keadaan gembira, cemas, atau
sewaktu melakukan aktifitas fisik, setelah situasi ini berlalu, tekanan darah akan
kembali normal. Apabila tekanan darah tetap tinggi maka disebut tekanan darah
tinggi atau hipertensi (Hull, 1996).
Penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah
penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan
pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi berkaitan dengan meningkatnya tekanan pada arterial sistemik, baik
diastolik maupun sistolik, atau kedua-duanya secara terus menerus (Hull, 1996).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah ≥ 140
mmHg (tekanan sistolik) dan atau ≥ 90 mmHg (tekanan diastolik) (Joint National
Committee on Prevention Detection, Evaluation, dan Treatment of High Pressure
VII, 2003) sedangkan menurut Smeltzer dan Bare, 2002 mendefinisikan hipertensi
adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Tekanan sistolik menunjukan fase darah yang
dipompa oleh jantung dan tekanan diastolik menunjukan fase darah kembali ke
dalam jantung (Depkes RI, 2006).
b) Epidemiologi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang mengganggu
kesehatan masyarakat. Umumnya, terjadi pada manusia yang berusia (< 40 tahun).
Namun banyak yang tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi akibat
yang tidak nyata dan sering disebut silent killer. Pada awal terkena penyakit
hipertensi belum menimbulkan gangguan yang serius. Sekitar 1,8% - 26,6%
penduduk dewasa menderita penyakit hipertensi. Berdasarkan penelitian Survei
Kesehatan Nasional (Surkesnas) 2001 menunjukkan proporsi hipertensi pada pria
27% dan perempuan 29%. Sedangkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 2004, hipertensi pada pria 12,2% dan perempuan 15,5%.
Pada usia setengah baya dan muda, hipertensi ini lebih banyak menyerang pria
dari pada perempuan. Pada golongan usia 55-64 tahun, pasien hipertensi pada pria
dan perempuan sama banyak. Pada usia 65 tahun ke atas, pasien hipertensi
perempuan lebih banyak daripada pria (Depkes RI, 2008).

c) Faktor risiko Hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:


a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
i. Umur
Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur,
risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi di
kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sekitar
di atas 65 tahun pada usia lanjut. Sedangkan menurut WHO memakai tekanan
diastolik sebagai bagian tekanan yang lebih tepat dipakai dalam menentukan
ada tidaknya hipertensi. (Depkes RI, 2008).
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada golongan umur di bawah 40 tahun
masih berada di bawah 10%, tetapi diatas umur 50 tahun angka tersebut terus
meningkat mencapai 20% hingga 30%, sehingga ini sudah menjadi masalah
serius untuk diperhatikan (Depkes RI, 2002). Penelitian yang dilakukan di 6
Kota besar seperti Jakarta, Padang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, dan
Makasar terhadap usia lanjut (55-85 tahun), didapatakan prevalensi hipertensi
sebesar 52.5% (Depkes RI, 2008).
ii. Jenis kelamin
Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria
lebih banyak menderita hipertensi di bandingkan dengan perempuan, dengan
rasio sekitar 2,29% untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria di duga
memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah
dibandingkan dengan perempuan. Namun, setelah memasuki menopause,
prevalensi hipertensi pada perempuan meningkat. Bahkan setelah usia 65
tahun, terjadinya hipertensi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan
pria yang diakibatkan oleh faktor hormonal karena pada wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar HDL. Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan
faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Penelitian
di Indonesia prevalensi yang lebih tinggi terdapat pada wanita (Depkes, 2008).
iii. Keturunan (genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) yang
mempertinggi risiko (esensial). Tentunya faktor genetik ini juga dipengaruhi
faktor-faktor lingkungan lain, yang kemudian menyebabkan seseorang
menderita hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme
pengaturan garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua orang
tuanya menderita hipertensi maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan
bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka sekitar 30% akan
turun ke anak-anaknya (Depkes, 2008).
b. Faktor risiko yang dapat diubah
i. Faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari pasien hipertensi antara
lain:
1. Obesitas
Kegemukan (obesitas) adalah persentase abnormalitas lemak yang di
nyatakan dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara berat
badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter (Caplan dan stamle, 1991)
berkaitan erat antara kelebihan berat badan dan kenaikan tekanan darah
telah dilaporkan oleh beberapa studi. Berat badan dan indeks masa tubuh
(IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah
sistolik. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalaensi
hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita
hipertensi pada orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
orang yang badannya normal, sedangkan pada pasien hipertensi ditemukan
sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih (over weight). Penentuan
obesitas pada orang dewasa dapat dilakukan pengukuran berat badan ideal,
pengukuran persentase lemak tubuh dan pengukuran IMT.
2. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor risiko yang kuat untuk
terjadinya kematian akibat kardiovaskuler, dan penelitian telah menunjukan
bahwa penghentian merokok dapat mencegah terjadinya penyakit
kardiovaskuler seperti stroke dan infrak miokard. Telah terbukti bahwa
dengan mengkonsumsi satu batang rokok dapat terjadi peningkatan denyut
jantung dan tekanan darah selama 15 menit. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan kadar katekolamin dalam plasma, yang kemudian menstimulasi
sistem syaraf simpatik (Sani, 2008).
3. Stress
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah,
dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal
melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat
serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stress
berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga
timbul perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi
atau penyakit maag. Diperkirakan, prevalensi atau kejadian hipertensi pada
kulit hitam di Amerika Serikat lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit
putih disebabkan stress atau rasa tidak puas orang kulit hitam. Stress adalah
suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya transaksi antara individu dengan
lingkungannya yang mendorong seseorang untuk mempersepsikan adanya
perbedaan antara tuntutan situasi dan sumber daya (biologis, psikologi, dan
sosial) yang ada pada diri seseorang (Damayanti, 2003).
Peningkatan darah akan lebih besar pada individu yang mempunyai
kecenderungan stress emosional yang tinggi (Pinzon, 1999). Sedangkan
dalam penelitian Framingham dalam Yusida tahun 2001 bahwa bagi
perempuan berusia 45-64 tahun, sejumlah faktor psikososial seperti
ketegangan, ketidakcocokan perkawinan, tekanan ekonomi, stress harian,
gejala ansietas dan kemarahan yang terpendam didapatkan bahwa hal
tersebut berhubungan dengan peningkatan tekanan darah (Depkes, 2008).

4. Konsumsi Alkohol berlebihan


Pengaruh alkohol terhadap kenaikan tekanan darah telah dibuktikan.
Peningkatan kadar kortisol, dan peningkatan volume sel darah merah serta
kekentalan darah berperan dalam menaikan tekanan darah. Beberapa studi
menunjukan hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol
sekitar 2-3 gelas ukuran standar setiap harinya. Di negara barat seperti
Amerika, konsumsi alkohol yang berlebihan berpengaruh terhadap
terjadinya hipertensi. Sekitar 10% hipertensi di Amerika disebabkan oleh
asupan alkohol yang berlebihan dikalangan pria separuh baya. Akibatnya,
kebiasaan meminum alkohol ini menyebabkan hipertensi sekunder di
kelompok ini (Depkes, 2008).
5. Konsumsi garam berlebihan
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena
menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60% kasus hipertensi
primer (esensial) terjadi respon penurunan tekanan darah dengan
mengurangi asupan garam. Pada masyarakat yang mengkonsumsi garam 3
gram atau kurang, ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan
pada masyarakat asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darah rata-rata
lebih tinggi (Depkes, 2008).
d) Komplikasi hipertensi
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non-otak yang terkena tekanan darah. Stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
dipendarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis
dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma
(suatu dilatasi dinding arteri, akibat kongenital atau perkembangan yang lemah
pada dinding pembuluh).
b. Dapat terjadi infrak miokardium apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang
menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
c. Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal, glomelurus. Dengan rusaknya glomelurus, darah akan
mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut
menjadi hipoksik dan kematian. Dengan rusaknya membran glomelurus, protein
akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang,
menyebabkan edema.
i. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang
interstisium di seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron di sekitarnya kolaps
dan terjadi koma serta kematian (Corwin, 2001)
e) Pengobatan HIPERTENSI
a. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibtkan daya
pompa jantung menjadi ringan. Contoh obat-obatan yang termasuk golongan
diuretik adalah Hidroklorotiazid.
b. Penghambat simpatis
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis
(saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh obat yang termasuk dalam
golongan penghambat simpatetik adalah: Metildopa, Klonidin dan Reserpin).
c. Betabloker
Mekanisme kerja antihipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya
pompa jantung. Jenis beta bloker tidak dianjurkan pada pasien yang telah
diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obat-
obatan yang termasuk dalam golongan beta bloker adalah: Metoprolol, Propanolol
dan Atenolol.
d. Vasodilator
Obat golongn ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adala:
Prasosion, Hidralasin.
e. Penghambat enzim konversi Angiotension
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan
Angiotnsion II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh
obat yang termasuk golongan ini adalah Catopril.
f. Angiotension Kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini
adalah Nifedipin, Diltiasem, dan Verapamil.
g. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat
angiotension II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa
jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan
(Diovan) (Depkes, 2008).
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat tentang Bahaya


Penyakit Hipertensi
Mata ajaran : Promosi Kesehatan
Pokok bahasan : “ Menumbuhkan Kesadaran Bahaya Penyakit Hipertensi ”
Sasaran : Masyarakat Desa Muka
Waktu : Jumat, 03 Desember 2021 (pkl. 09.30–10.15 WIB)
Tempat : Aula Desa Muka

A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan lansia lebih mengerti tentang
penyakit Hipertensi.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapakan pasien dapat :
1. Menyebutkan pengertian dari hipertensi
2. Menyebutkan Penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala
4. Menyebutkan cara mencegah hipertensi
c. Materi
Materi penyuluhan terlampir :

1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
4. Cara Pencegahan Hipertensi
d. Metoda

1. Ceramah
2. Tanya Jawab
e. Media
Lembar balik
B. Strategi Penyuluhan
a. Persiapan : 120 Menit
 Menyiapkan Alat untuk Persentasi ( Laptop, infokus, kabel charger, dll)
 Menyiapkan Tempat untuk Peserta Penyuluhan
 Menyiapkan konsumsi untuk Peserta
b. Pembukaan : 5 Menit
 Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Melakukan kontrak waktu
 Menjelaskan tujuan dan topik
c. Pelaksanaan : 30 Menit
 Memberikan reinforcement positif
 Menjelaskan tentang Materi Penyakit Hipertensi
 Mengobservasi respon peserta selama kegiatan berlangsung
 Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya ulang materi yang belum
jelas.
d. Evaluasi : 10 menit
Melakukan evaluasi dengan cara meminta audien menjelaskan secara garis besar
tentang materi.
e. Penutup : 10 Menit
 Tanya jawab
 Memberikan saran
 Mengucapkan salam
C. Media
 Leaflet
 Infokus
 Laptop
 Poster
D. Evaluasi
1) Prosedur : Memberi Materi dengan ceramah, tanya jawab, mereview kembali
materi
2) Jenis : Diskusi
3) Pertanyaan :- Faktor apa saja yeng mempengaruhi hypertensi ?
- Apa yang di maksud dengan penyakit Hipertensi?
- Mengapa penyakit Hipertensi sangat berbahaya ?

E. Sumber
a. Brunner & Suddarth.2002.Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. EGC : Jakarta
b. Doenges, Marilynn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.EGC : Jakarta
c. Guyton, Arthur C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC : Jakarta
d. Long, Barbara C.1996.Keperawatan Medikal Bedah. Yayasan IAPK Padjajaran :
Bandung

Cimacan, 03 Desember 2021

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Ns. Mona Megasari.,M.Kep Muhammad Eka Nugraha

Anda mungkin juga menyukai