Oleh :
Randy
2020-01-14901-033
Nama : Randy
Nim : 2020-01-14901-033
Program : Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan pada Ny.A dengan Diagnosa Medis
Hipertensi Emergency di Ruang ICVCU RS dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
PEMBIMBING PRAKTIK,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Randy
Nim : 2020-01-14901-033
Program : Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan pada Ny.A dengan Diagnosa Medis
Hipertensi Emergency di Ruang ICVCU RS dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
Mengetahui
KUP PS Profesi Ners,
KATA PENGANTAR
ii
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan penyertaanNya, sehingga penulisan laporan asuhan keperawatan ini
dapat selesai dengan tepat waktu. Laporan asuhan keperawatan ini berjudul
“Asuhan Keperawatan pada Ny.A dengan Diagnosa Medis Hipertensi Emergency
di Ruang ICVCU RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.”.
Selama penulisan laporan Asuhan Keperawatan Ini, penulis banyak
memperoleh masukan berupa pengalaman, petunjuk-petunjuk, pengetahuan
maupun ilmu yang sangat berharga dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga laporan asuhan keperawatan ini dapat
diselesaikan walaupun masih jauh dari sempurna
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis berharap adanya masukan dari
berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.
Penulis
.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
iv
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
6
7
dengan segera (dalam menit atau jam) agar dapat membatasi kerusakan yang
terjadi. Tingginya tekanan darah untuk dapat dikategorikan sebagai hipertensi
darurat tidaklah mutlak, namun kebanyakan referensi di Indonesia memakan
patokan >220/140.
1. Jenis Hipertensi
Dikenal juga keadaan yang disebut krisis hipertensi. Keadaan ini terbagi 2
jenis :
1) Hipertensi emergensi, merupakan hipertensi gawat darurat, takanan darah
melebihi 180/120 mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi organ,
seperti otak, jantung, paru, dan eklamsia atau lebih rendah dari 180/120mmHg,
tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ atas yang sudah nyata timbul.
2) Hipertensi urgensi : tekanan darah sangat tinggi (> 180/120mmHg) tetapi
belum ada gejala seperti diatas. TD tidak harus diturunkan dalam hitungan
menit, tetapi dalam hitungan jam bahkan hitungan hari dengan obat oral.
Sementara itu, hipertensi dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan penyebabnya :
a) Hipertensi Primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
(hipertensi essensial). Hal ini ditandai dengan peningkatan kerja jantung akibat
penyempitan pembuluh darah tepi. Sebagian besar (90 – 95%) penderita
termasuk hipertensi primer. Hipertensi primer juga didapat terjadi karena
adanya faktor keturunan, usia dan jenis kelamin.
b) Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
sistemik lainnya, misalnya seperti kelainan hormon, penyempitan pembuluh
darah utama ginjal, dan penyakit sistemik lainnya (Dewi dan Familia, 2010 :
22). Sekitar 5 – 10% penderita hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit
ginjal dan sekitar 1 – 2% disebabkan oleh kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu misalnya pil KB (Elsanti, 2009 : 114 ).
2. Klasifikasi Hipertensi
Table 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg 90-99 mmHg
(Hipertensi ringan)
8
Stadium 2
160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Hipertensi sedang)
Stadium 3
180-209 mmHg 110-119 mmHg
(Hipertensi berat)
Stadium 4
210 mmHg atau lebih 120 Hg atau lebih
(Hipertensi maligna)
1.1.2 Etiologi
Hipertensi emergensi merupakan spektrum klinis dari hipertensi dimana
terjadi kondisi peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol yang berakibat
pada kerusakan organ target yang progresif. Berbagai sistem organ yang menjadi
organ target pada hipertensi emergensi ini adalah sistem saraf yang dapat
mengakibatkan hipertensi ensefalopati, infark serebral, perdarahan subarakhnoid,
perdarahan intrakranial; sistem kardiovaskular yang dapat mengakibatkan infark
miokard, disfungsi ventrikel kiri akut, edema paru akut, diseksi aorta; dan sistem
organ lainnya seperti gagal ginjal akut, retinopati, eklamsia, dan anemia hemolitik
mikroangiopatik.
Faktor Resiko Krisis Hipertensi :
1. Penderita hipertensi tidak minum obat atau tidak teratur minum obat.
2. Kehamilan
3. Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal.
4. Pengguna NAPZA
5. Penderita dengan rangsangan simpatis tinggi. (luka bakar, trauma kepala,
penyakit vaskular/ kolagen)
1.1.3 Patofisiologi
9
WOC HIPERTENSI
Faktor Predisposisi
( Usia, Gaya Hidup, Merokok, minum Alkohol, Obesitas, Pola makan dll )
Hipertensi
Vasokontriksi Vasokontriksi
Vasokontriksi Korteks Adrenal Vasokontriksi
Vasokontriksi pembuluh darah pembuluh darah
pembuluh darah pembuluh darah
Pembuluh darah
d tiosianat, sianida,
Methemoglob,
ulinemia
Nitrogliser Vasodilator 5 – 100 1 – 5 mnt 3 – 5 mnt Sakit kepala, mual,
in Arteri &Vena mg/mnt takikardi, muntah
Nikardipin Antagonis 5 – 15 5 – 15 mnt 30 – 40 mnt Hipotensi,
Kalsium mg/jam takikardi, mual,
muntah, muka
merah
Hidralazin Vasodilator 1- 20 mg 5 – 30 mnt 3 – 9 jam Peningkatan curah
IV/50 mg IM, jantung&laju
ulang Setiap 4 jantung Sakit
– 6 jam kepala, angina.
1.1.7 Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit
jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal.
Tekanan darah yang tinggi umumnya meningkatkan resiko terjadinya komplikasi
tersebut. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ
dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.
Mortalitas pada pasien hipertensi lebih cepat apabila penyakitnya tidak
terkontrol dan telah menimbulkan komplikasi ke beberapa organ vital. Sebab
kematian yang sering terjadi adalah penyakit jantung dengan atau tanpa disertai
stroke dan gagal ginjal.
Dengan pendekatan sistem organ dapat diketahui komplikasi yang
mungkin terjadi akibat hipertensi. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan
dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan
retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan
kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan
miokard. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya
mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat
terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara
(Transient Ischemic Attack/TIA). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi
14
hipertensi yang lama dan pada proses akut seperti pada hipertensi maligna. Risiko
penyakit kardiovaskuler pada pasien hipertensi ditentukan tidak hanya tingginya
tekanan darah tetapi juga telah atau belum adanya kerusakan organ target serta
faktor risiko lain seperti merokok, dislipidemia dan diabetes melitus. (Tekanan
darah sistolik melebihi 140 mmHg pada individu berusia lebih dari 50 tahun,
merupakan faktor resiko kardiovaskular yang penting. Selain itu dimulai dari
tekanan darah 115/75 mmHg, kenaikan setiap 20/10 mmHg meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskuler sebanyak dua kali (Anggraini, Waren, et. al, 2009).
3. Circulation
1) Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop.
15
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
i. Sediakan
penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
j. Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
k. Monitor respon
fisik, emoi, social
dan spiritual
3 Nyeri NOC : NIC :
Definisi : a. Pain Level, Pain Management
Sensori yang tidak b. Pain control, a. Lakukan
menyenangkan dan c. Comfort level pengkajian
pengalaman emosional Kriteria Hasil : nyeri secara
yang muncul secara a. Mampu mengontrol komprehensif
aktual atau potensial nyeri (tahu penyebab termasuk
kerusakan jaringan atau nyeri, mampu lokasi,
menggambarkan adanya menggunakan tehnik karakteristik,
kerusakan (Asosiasi Studi nonfarmakologi untuk durasi,
Nyeri Internasional): mengurangi nyeri, frekuensi,
serangan mendadak atau mencari bantuan) kualitas dan
pelan intensitasnya dari b. Melaporkan bahwa faktor
ringan sampai berat yang nyeri berkurang dengan presipitasi
dapat diantisipasi dengan menggunakan b. Observasi
akhir yang dapat manajemen nyeri reaksi
22
waspada, iritabel,
nafas
panjang/berkeluh
kesah)
f. Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum
Nutrition Management
a. Kaji adanya alergi
makanan
b. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
c. Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin C
d. Yakinkan diet
yang dimakan
25
mengandung
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
e. Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian.
f. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
g. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
1.2.4 Implementasi
Lakukan, informasikan, dan tuliskan, adalah frase tindakan implementasi.
Melakukan asuhan keperawatan dengan dan untuk klien. Menginformasikan
hasil dengan cara berkomunikasi dengan klien dan anggota tim layanan
kesehatan lain, secara individual atau dalam konferensi perencanaan. Menuliskan
informasi dengan cara mendokumentasikannya sehingga penyedia layanan
kesehatan selanjutnya dapat melakukan tindakan dengan tujuan dan pemahaman.
Selalu ingat bahwa komunikasi dan dokumentasi yang adekuat akan
memfasilitasi kontinuitas asuhan (Rosdahl dan Kowalski, 2017)
1.2.5. Evaluasi
Evaluasi adalah pengukuran keefektifan pengkajian, diagnosis,
perencanaan, dan implementasi. Klien adalah fokus evaluasi. Langkah-langkah
dalam mengevaluasi asuhan keperawatan adalah, menganalisis respon klien,
mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan atau
kegagalan, dan perencanaan untuk asuhan di masa depan.
Menurut Dinarti dkk, (2013). Evaluasi asuhan keperawatan
26
27
28
Keterangan :
= Laki-laki
= perempuan = Tinggal Serumah
= pasien = Garis Keturunan
= Meninggal
7. Eliminasi Uri (Bladder): Produksi urine 500 ml/ 7 jam, warna kuning
jernih, bau pesing, tidak ada masalah/lancar, menggunakan kateter.
Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan.
8. Eliminasi Alvi (Bowel): Bibir lembab, gigi lengkap, gusi tidak ada
peradangan, lidah tidak ada peradangan, mukosa tidak ada peradangan,
tonsil tidak ada pembesaran, BAB tidak diketahui, bising usus tidak dikaji.
Masalah keperawatan: Tidak ditemukan masalah
9. Tulang-Otot-Integumen (Bone): Kemampuan pergerakan sendi bebas,
ukuran otot simetris, uji kekuatan otot ekstrimitas atas 4/4 ekstrimitas
bawah 4/4, tulang belakang normal.
10. Kulit-Kuku-Rambut: Rambut tidak rontok,tidak ada perubahan pigmentasi
kulit, kulit kering, tekstur rambut halus dan, distribusi rambut tebal, bentuk
kuku simetris. Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
11. Sistem Penginderaan : normal
Masalah keperawatan: Tidak ditemukan masalah.
12. Leher dan Kelenjar Limfe: Massa tidak, Jaringan Parut tidak, kelenjar
limfe tidak teraba, kelenjar tyroid tidak teraba, mobilitas leher bebas.
13. Sistem Reproduksi: tidak dilakukan pengkajian.
Masalah keperawatan :tidak dilakukan pengkajian
2.1.6 Sosial-Spiritual
1. Kemampuan berkomunikasi : Pasien mampu berkomunikasi secara
normal.
2. Bahasa sehari-hari : Indonesia/ Dayak
3. Hubungan dengan keluarga : Keluarga terlihat akrab dan merawat pasien.
32
Randy
34
2. DS: Hipertensi
- pasien mengatakan
mudah lelah dan sesak Penurunan curah
setiap melakukan Peningkatan kerja jantung jantung
aktifitas berat berhubungan
- pasien mengatakan dengan peningkatan
Hipertrofi ventrikel
nyeri dada afterload
- pasien mengatakan
mempunyai riwayat Peningkatan after load
hipertensi
DO:
- Pasien tampak lemas Penurunan curah jantung
dan pucat
- Pasien tampak keringat
dingin
- TTV :
TD : 200/117mmHg
N : 114 x/mnt
S : 36,20C
RR : 24 x/mnt
36
Hani, Sharon EF, Colgan R.Hypertensive Urgencies and Emergencies. Prim Care
Physician 2009:43-50
Anggaraini, Ade Dian, et.al (2009). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan
//www.depkes.org.
Dewi, Sofia dan Digi Familia (2010). Hidup Bahagia dengan Hipertensi. A+Plus
Books, Yogyakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2010). The 4th Scientific Meeting on
http://www.dinkesjatengprov.go.id
Randy Katarina,
S.Kep.,Ners
Randy Katarina,
S.Kep.,Ners
3. Senin, 23 1 Perbaiki keluhan utama
November 2020 pusing menjadi sakit kepala
15.00 WIB 2 Tambahkan PQRTS pada
pengkajian nyeri.
3 Lengkapi data di pengkajian
Randy Katarina,
4 Tambahkan target ttv pada
S.Kep.,Ners
kriteria hasil
4. Selasa, 24
November 2020 ACC LP ASKEP
15.00 WIB
Katarina,
Randy S.Kep.,Ners
5. Rabu,25
November 2020 1. Perbaiki laporan pendahuluan
15.00 WIB 2. Perbaiki askep Lengkapi data
di pengkajian
3. Tambahkan target ttv pada Randy Takesi
kriteria hasil Arisandy,
Ns.,M.Kep
6. Kamis, 26
November 2020 ACC LP ASKEP
14.00 wib
Takesi
Randy Arisandy,
Ns.,M.Kep
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
HIPERTENSI
Oleh :
Randy
2020-01-14901-033
(SAP)
Sasaran : Ny. A
Penyuluh : Randy
I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan Ny. A dapat
mengetahui dan mengerti tentang penyakit Hipertensi.
II. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Ny. A:
1. Pendahuluan
1. Pengertian Hipertensi
Mendengarkan dengan
2. Tanda dan Gejala 10 menit
penuh perhatian
Hipertensi
3. Penyebab Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Pencegahan
3. Penutup
VII. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan, minta kembali kepada Ny. A untuk :
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah
diastoliknya ≥ 90 mmHg atau bila pasien memakai obat antihipertensi (Arif
Mansjoer, 2001).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Elizabeth J. Corwin, 484; 2009).
2. Hipertensi Sekunder.
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal,
penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin dan lain-lain.
Namun ada beberapa faktor yang mempengeruhi terjadinya hipertensi
menurut Jan Tambayong (2000) etiologi dari hipertensi adalah sebagai
berikut :
(1) Genetik
Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
(2) Obesitas
Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
(3) Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah.
(4) Usia
Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.
Hipertensi pada yang kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden
penyakit arteri koroner dan kematian prematur.
2. Sakit kepala saat terjaga kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium.
3. Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina.
4. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susuna saraf pusat.
5. Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus.
6. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
Sedangkan menurut Marllyn Doengoes (2000). Tanda dari hipertensi adalah
kelemahan, napas pendek, frekuensi jantung meningkat, ansietes, depresi,
obesitas, pusing, sakit kepala, tekanan darah meningkat.
4. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi menurut Elizabeth J.
Corwin (2009), antara lain :
1. Stroke
2. Infark miokard
3. Ensefalopati (kerusakan otak)
4. Kejang
5. Penatalaksanaan Medis
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.
(2) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis.
(1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
(2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
(3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
(4) Tidak menimbulkan intoleransi.
(5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
(6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,
golongan penghambat konversi rennin angiotens
AKIBAT
TEKANAN DARAH TINGGI Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah LANJUT/KOMPLIKASI
suatu peningkatan tekanan darah yang
( HIPERTENSI ) 1. Penyakit Jantung : Gagal
menetap melebihi 140 / 90 mmHg.
Jantung
2. Penyakit Ginjal : Gagal Ginjal
Apa saja jenis Hipertensi :
3. Otak : Serangan Stroke
1. Hipertensi Ringan : jika tekanan darah 140- PENCEGAHAN
150 / 90-99 mmHg 1. Kontrol teratur
2. Hipertensi Sedang : jika tekanan darah 160- 2. Minum obat teratur
179 / 100-109 mmHg 3. Diet rendah garam, rendah
3. Hipertensi Berat : jika tekanan darah 180-
lemak
209/ 110-119 mmHg
PENGOBATAN
Oleh : Pengobatan dini pada
Randy hipertensi sangatlah
penting untuk mencegah
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
akibat lanjut.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Tanda dan Gejala Hipertensi :
1. Sakit kepala dan pusing 1 Pengobatan Farmakologis :
PROGRAM PROFESI NERS
2. Tekanan darah > 140/90 mmHg dengan menggunakan obat
TAHUN 2020 3. Tersa sakit didaerah tengkuk atas resep dokter.
4. Mudah marah
5. Telinga berdengung 2 Pengobatan Non
Susah tidur Farmakologis : tanpa
Mual muntah menggunakan obat.
PENGOBATAN TRADISIONAL MAKANAN YANG DIHINDARI MAKANAN YANG
1. Buah Ketimun 1. Makanan yang diawetkan : DIANJURKAN
2. Buah Belimbing Chicken nugets, mie, 1. Sayur-sayuran hijau
Cara pembuatan obat tradisional minuman kaleng dll. 2. Buah-buahan
dari buah ketimun dan belimbing : 2. Daging-daging warna merah 3. Ikan laut
segar seperti hati ayam, sosis 4. Telur boleh dikonsumsi
1. ½ kg buah ketimun/belimbing
sapi, daging sapi, daging maksimal 2 butir dalam
cuci hingga bersih.
kambing 1 minggu
2. Kupas kulitnya kemudian
diparut. 5. Daging ayam (jangan
3. Saring airnya dengan dengan kulitnya karena
menggunakan kain atau banyak mengandung
penyaring. Setelah disaring lemak)
kemudian diminum.
4. Lakukan setiap hari kurang
lebih 1 kg untuk 2 kali minum.
5. Bisa ditambahkan gula atau
susu kental manis, sesuai selera
LOG BOOK
Nama : Randy
NIM : 2020-01-14901-033
NIM : 2020-01-14901-033
No handphone : 085389912118
TTD
Randy
No
Kompetensi Target Capaian
.
KATARINA,S.Kep.,Ners RANDY