OLEH :
SAHRIL SABIRIN
NIM: 2020-01-14901-038
Pembimbing Akademik
Pembimbing Praktik
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan
judul ” Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.R
Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Di Wilayah Kota Palangka Raya”.Laporan
Kasus Asuhan Keperawatan ini merupakan salah satu persyaratan pada
Pendidikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
1) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2) Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kepselaku Ketua Program Studi Ners yang
memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
3) Ibu Siti Santy Sianipar, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran
membimbing penyusunan dalam menyelesaikan laporan kasus asuhan
keperawatan ini.
Semoga laporan kasus asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan. Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun laporan kasus asuhan keperawatan ini masih
jauh dari sempurna untuk itu kepada semua pihak, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga dapat menunjang kesempurnaan laporan
kasus asuhan keperawatan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik..................................................................................4
2.1.1 Pengertian Lansia........................................................................................................4
2.1.2 Batasan Lansia............................................................................................................4
2.1.3 Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lansia ......................................................5
2.2 Konsep Dasar Penyakit Hipertensi....................................................................................17
2.2.1 Definisi......................................................................................................................17
2.2.2Etiologi...................................................................................................................... 17
2.2.3Patofisiologi................................................................................................................20
2.2.4Manisfestasi Klinis.....................................................................................................23
2.2.5Komplikasi.................................................................................................................24
2.2.6Pemeriksaan Penunjang..............................................................................................25
2.2.7 Penatalaksanaan.........................................................................................................25
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan ...................................................................................26
2.3.1 PengkajianKeperawatan............................................................................................26
2.3.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................................27
2.3.3 IntervensiKeperawatan..............................................................................................28
2.3.4 ImplementasiKeperawatan........................................................................................33
2.3.5 EvaluasiKeperawatan................................................................................................33
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.............................................................................................................................34
3.2 Diagnosa Keperawatan..........................................................................................................47
3.3 IntervensiKeperawatan..........................................................................................................48
3.4 ImplementasiKeperawatan....................................................................................................51
3.5 EvaluasiKeperawatan............................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KonsepDasarLansia
2.1.1 DefinisiLansia
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakanbagian dari
proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap
individu. Pada tahap ini individu mengalami banyakperubahan baik secara fisik
maupun mental, khususnya kemundurandalam berbagai fungsi dan kemampuan
yang pernah dimilikinya.
Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal,seperti
rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya
ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahantubuh, merupakan acaman
bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagimereka harus berhadapan dengan
kehilangan-kehilangan peran diri,kedudukan sosial, serta perpisahan dengan
orang-orang yang dicintai.Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi
yang cukupbesar untuk dapat menyikapi secara bijak (Soejono, 2017).
2.1.2 Batasan Lansia
Ada beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia yaitu:
(1) Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
Lanjut usia meliputi : usia pertengahan yakni kelompok usia46 sampai
59 tahun. Lanjut usia (Elderly) yakni antara usia 60-74tahun. Usia lanjut
tua (Old) yaitu antara 75 sampai 90 tahun danusia sangat tua (Very Old)
yaitu usia diatas 90 tahun.
(2) Menurut Undang-undang nomor 13 tahun 1998
Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahunkeatas.
(3) Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro pengelompokkan lanjutusia
sebagai berikut :
Usia dewasa muda (Elderly adulthood) : 18 atau 20-25tahun. Usia dewasa
penuh (Middle year) atau maturitas : 25-60atau 65 tahun. Lanjut usia
(Geriatric Age) lebih dari 65 atau 70tahun. Terbagi untuk umur 75-80
tahun (Old) dan lebih dari 80tahun (Very Old).
4
5
2.3.4.3 Toileting
a. Mandiri: pergi ke toilet, duduk sendiri di kloset, memakai pakaian dalam,
membersihkan kotoran.
b. Tergantung: mendapat bantuan orang lain
2.3.4.4 transferring
a. mandiri: berpindah ke tempat tidur, dan ke tempat duduk (memakai/tidak
memakai alat Bantu)
b. tergantung: tidak dapat melakuakan sendiri dengan /bantuan
2.3.4.5 continence
a. mandiri: dapat mengontrol BAB/BAK
b. tergantung: tidak dapat mengontrol sebagian atau seluruhnya dengan
bantuan manual atau kateter
2.3.4.6 feeding
1. Mandiri: mengambil makanan dari piring atau yang lainnya dan
mmasukkan ke dalam mulut (tidak termasuk kemampuan memotong
daging dan menyiapkan makanan seperti mengoleskan mentega pada roti)
2. Tergantung: memelukan bantuan untuk makan atau tidak dapat makan
sendiri secara parenteral.
5. Indeks Katz E : mandiri, kecuali bathing, dressing, toileting dan satu fungsi
lain
SKORE
NO PERTANYAAN JAWABAN
Benar Salah
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang ini?
3 Apa nama tempat ini?
4 Berapa nomor rumah anda?
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapa presiden Indonesia
sekarang?
8 Siapa presiden sebelumnya?
9 Siapa nama kecil ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
penggurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara
menurun?
Jumlah kesalahan total :
B PESIMISME
11
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan:
0-4 : depresi tidak ada/ minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
16+ : depresi berat
13
2.2.2 Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
yaitu:
2.2.2.1 Hipertensi Esensial (Primer).
14
yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih
tinggi.
2.2.3 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat pasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilapaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respons penbuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktor.
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat
bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah seebagai
rangsang respons emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kkortisol dan steroid
lainnya, yang dapat mempekuat respon vasokonsriktor pembiluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriksi striktor kuat,
yang pada gilirannya merangsang sekresi aldesteron oleh korteks adenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi (Brunner & Suddarth, 898; 2016).
16
Pathwa
17
2.2.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi menurut Elizabeth J.
Corwin (2009), antara lain :
2.2.5.1 Stroke
2.2.5.2 Infark miokard
2.2.5.3 Gagal ginjal
2.2.5.4 Ensefalopati (kerusakan otak)
2.2.5.5 Kejang
Sedangkan menurut Sjaifoellah (2002) komplikasi pada hipertensi adalah
angina pectoris, infark miokard, hipertropi ventrikel kiri menyebabkan kegagalan
jantung kongestif dan kerusakan ginjal permanen menyebabkan kegagalan ginjal.
2.2.6 Pemeriksaan Dignostik
Jenis pemeriksaan diagnostik pada penyakit hipertensi menurut Elizabeth
J. Corwin (2009 ; 487), antara lain :
1. Pengukuran diagnostik pada tekanan darah menggunakan sfigmomanometer
akan memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik jauh sebelum
adanya gejala penyakit.
2. Dijumpai proteinuria pada wanita preklamsia.
18
3. Tes lebih spesifik bila terdapat kecurigaan yang lebih besar, aortogram untuk
koarktasio aorta atau kelainan vaskuler ginjal.
4. Aktivitas renin plasma dan ekskresi aldosteron untuk aldosteronisme.
5. ”Rapid-sequnce intravenous pyelogram”, arteriogram arteri renalis, aktivitas
renin vena renalis dan biopsi ginjal untuk penyakit ginjal.
6. Pemeriksaan terhadap asam vanillymandelic dan katekolamin pada urin untuk
mencari adanya feokromosotioma.
7. 17-hidroksikortikosteroid dalam urin untuk sindrom Cushing.
8. Tes fungsi tiroid untuk penyakit
9. Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
10. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
11. Glukosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
12. Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM.
13. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, enselopati.
14. EKG: Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
15. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan
ginjal.
16. Foto Thoraks: Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
Intervensi Rasional
1. Pantau TD, catat adanya 1. Normalnya autoregulasi
hipertensi sistolik secara terus mempertahankan aliran darah otak
menerus dan tekanan nadi yang yang konstan pada saat ada
semakin berat. fluktuasi TD sistemik.
Intervensi Rasional
1. Awasi denyut jantung, TD 1. Tacikardi dan hipertensi terjadi
karena kegagalan ginjal untuk
mengeluarkan urine, pembatasan
cairan berlebih selama mengobati
hipovolemia/hipotensi atau
perubahan fase oliguri gagal ginjal
dan perubahan pada renin-
angiotensin.
2. Catat pemasukan dan pengeluaran
secara akurat. 2. Perlu untuk menentukan fungsi
gnjal, kebutuhan penggantian
3. Awasi berat jenis urine cairan
27
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Biografi
Nama : Ny. R
Tempat & Tanggal Lahir : Anjir Banjar ,05-07-1953 (68 Tahun)
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
TB/BB : 155/55
Penampilan : Tampak rapi, bersih, rambut beruban.
Alamat : Jl. Anggrek
Orang Dekat Yang Dihubungi : Keluarga
Hubungan dengan Lansia : Suami
Alamat : Jl. Anggrek
2. Genogram
25
26
Keterangan :
: Laki-Laki : Pasien
: Perempuan : Meninggal
Ny.R mengatakan bahwa dirinya memiliki 4 saudara dari orang tuanya, dia
bersama adiknya yang ke 3 sedangkan adiknya/ saudara yang ke 2 dan 4 tinggal
bersama keluarga masing-masing, Ny.R sudah menikah, Ny.R memiliki 3 orang
anak kandung laki-laki dan Perempuan.
1.1.2.3 Tipe/Bentuk Keluarga : Older Family
3.1.3 Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Pensiun
Alamat Pekerjaan :-
Berapa jarak dari rumah :-
Alat Transportasi : Sepeda Motor
Pekerjaan Sebelumnya : PNS
Sumber Pendapatan dan Kecukupan : Pendapatan Cukup
3.1.3 Riwayat Lingkungan Hidup (Denah)
Ny.R tinggal di rumah bersama Suami dan Anaknya. Tipe tempat tinggal
Ny.R permanen dan berjumlah 2 kamar. Kondisi tempat tinggal klien cukup
bersih, pencahayaan baik, ventilasi cukup dan tidak pengap. Jumlah orang yang
tinggal 5 orang yang terdiri dari Ny.R, Suami, anak, menantu dan cucu, Tetangga
terdekat klien adalah Anaknya.
3.1.4 Riwayat Rekreasi
27
4. Pembuangan sampah
Kebiasaan ini membuang sampah dengan cara ditumpuk untuk kemudian
dibuang ke tempat pembuangan sampah.
7. Denah rumah
Wc / K.Mandi
Kamar tidur
dapur
Kamar tidur
20 M
Ruang
keluarga Halaman
Ruang tamu
Teras
15 M
- Ny.R mengatakan dirinya tidak ikut posyandu lansia hanya membeli obat di
toko obat, bila sakit parah klien akan berobat ke puskesmas.
Keadaan Umum :
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, pupil isokor, TTV : TD :
150/90 mmHg, Nadi : 94 x/mnt, Suhu : 36,4ºC, RR 22 x/mnt. Akral : hangat,
merah, lembab. CRT :<2 detik, konjungtiva : anemis, sklera normal. Kulit normal,
turgor kulit elastis.
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
GCS : Eye :4, Verbal : 5, Motorik : 6.
Tanda-Tanda Vital :Nadi : 94x/mnt, RR : 22x/menit, TD : 150/90 mmHg.
Sistem Kardiovaskuler : Tekanan darah klien 150/90 mmHg.
Sistem Pernafasan : RR : 22x/menit, bentuk thorax simetris,tidak ada
bunyi nafas tambahan.
Sistem Integumen : Kulit tampak keriput, elastisitas kulit berkurang,
warna kulit kuning langsat.
Sistem Perkemihan : BAK ±3x sehari
Sistem :Tidak ada gangguan pada otot kaki dan tangan, saat
Muskuluskeletal di lakukan pengkajian klien tidak ada mengeluh
pada bagian ototnya.
Sistem Endokrin : klien mengatakan tidak ada riwayat DM, dan klien
tidak ada riwayat terkena gondok atau hipotirioid.
Sistem Gastrointestinal : Tidak ada mual atau muntah,
Sistem reproduksi : Menopause
Sistem Persyarafan : Tidak ada cedera kepala, tidak ada riwayat kejang.
Sistem Penglihatan : Klien menggunakan kacamata
Sistem Pendengaran : Dapat mendengar dengan baik, tidak ada keluaran
cairan.
Sistem Pengecapan : Dapat mengecap dengan baik
Sistem Penciuman : Ny.R masih mampu mencium bau dengan baik
Status Kognitif/Afektif/Sosial
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) Ny.S yaitu: Fungsi
intelektual Utuh. Mini Mental State Exam (MMSE): 23, Inventaris Depresi Beck :
0 (Depresi tidak ada/Minimal), APGAR keluarga : 10.
31
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas kehidupan Sehari-hari
Keterangan:
Kesalahan 0-1 fungsi intelektual utuh
KETERANGAN:
Mengkaji tingkat kesadaran klien sepanjang kontinum: Compos mentis.
Nilai maksimum 30 (nilai 21/ kurang indikasi ada kerusakan kognitif perlu
tindak lanjut)
Nilai maksimum 30 (nilai 21/ kurang indikasi ada kerusakan kognitif)
Ny.R mampu berorientasi terhadap tahun, musim, tanggal, hari, dan bulan
sekarang, Ny.R mampu beregistrasi terhadap nama objek, mampu berhitung, dan
mampu mengingat nama-nama benda.
34
URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
36
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan:
0-4 : depresi tidak ada/ minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
16+ : depresi berat
37
ANALISA DATA
38
SUBYEKTIF/OBYEKTIF
No Etiologi Problem
(Sign/Symptom)
1 DS: Peningkatan Nyeri akut
Saya terkadang merasa sakit vaskuler serebral D.0077
kepala dan nyeri pada Hal.172
tengkuk. Resistensi
PQRST : pembuluh darah
P : sakit kepala saat otak
beraktivitas berat
Q : Nyut – nyutan dan Tekanan pembuluh
sepeti tertimpa benda darah otak
berat meningkat
R : kepala menjalar
sampai ketengkuk Nyeri
S : skala nyeri 5 (nyeri
sedang)
T : durasinya 3 – 5 menit.
DO:
1) Kesadaran compos mentis
2) Ekspresi wajah meringis
3) Tampak memegang tempat
yang sakit (kepala dan
tengkuk)
4) TTV:
150
TD: mmHg,
90
N: 94x/mnt,
RR: 24x/mnt,
S: 36.2°C
PRIORITAS MASALAH
39
150
tengkuk), dan TD: mmHg, N: 94x/mnt, RR: 22x/mnt, S: 36.2°C.
90
D.0077Hal.172
3.3 RENCANA TINDAKAN
Nama : Ny. R
Tempat : -
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
32
Hari/Tanggal : Selasa 25 mei 2021
3.4 IMPLEMENTASI
Diagnosa Waktu
Implementasi Evaluasi Ttd
Keperawatan
1. Nyeri akut 08.00 S: klien mengatakan “Saya tidak merasa nyeri lagi (skala
berhubungan nyeri 0 atau tidak ada nyeri dari skala 0-10)”
dengan
peningkatan O:
08.30 1. Mengobservasi TTV
vaskuler 1) Kesadaran compos mentis
2. Mempertahankan lingkungan yang
serebral tenang. 2) Klien dapat beraktivitas seperti biasa
09.00 3. Membantu klien dalam ambulasi sesuai 3) Klien merasa nyaman
kebutuhan. 4) Pengasuh klien mengerti dan memahami pentingnya diet
09.20 4. Memberikan pendidikan kesehatan rendah garam pada pasien HT
mengenai diet rendah garam pada 5) TTV:
pengasuh klien. TD: 130/80 mmHg
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam N: 80x/mnt
pemberian obat sesuai indikasi RR: 30x/mnt
Amlodipine 5mg S: 36.2 °C
09.50
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
A : Masalah Teratasi
Sebagian
P :Hentikan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer. 2015. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC
Slamet Suyono. 2016. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi ketiga. Jakarta :
EGC
Martono, hadi & kris pranarka. 2009. Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia
lanjut). Jakarta : FK UI