DI BUAT OLEH :
BUDI PRAJAYA
(2020.01.14901.011)
Pembimbing Praktik
Pembimbing Akademik
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Praktik
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Kepala Unit Pengelola Program Studi
Sarjana Keperawatan
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan
judul ” Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada NY. J
Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Di Kabupaten Pulang Pisau”. Laporan Kasus
Asuhan Keperawatan ini merupakan salah satu persyaratan pada Pendidikan
Program Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
Selama menyusun laporan kasus asuhan keperawatan ini, penulis
mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak serta bantuan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini secara
khusus penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2) Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners yang
memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
3) Ibu Karmita Yanra K, Ners., M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran
membimbing penyusunan dalam menyelesaikan laporan kasus asuhan
keperawatan ini.
Semoga laporan kasus asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan. Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun laporan kasus asuhan keperawatan ini masih
jauh dari sempurna untuk itu kepada semua pihak, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga dapat menunjang kesempurnaan laporan
kasus asuhan keperawatan ini.
Palangka Raya, 26 Mei 2021
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi
menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi Esensial (Primer).
Disebut juga hipertensi idioptik karena penyebab tidak diketahui
namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatik. Faktor-faktor yang meningkatkan
resiko : obesitas, merokok, alkohol, dan polisistemia.
2. Hipertensi Sekunder.
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal,
penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin dan lain-lain.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
menurut Jan Tambayong (2000) etiologi dari hipertensi adalah sebagai
berikut:
(1) Genetik
Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
(2) Obesitas
Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
(3) Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah.
(4) Usia
Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.
Hipertensi pada yang kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden
penyakit arteri koroner dan kematian prematur.
(5) Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah
diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, dan kehidupan atau
pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidens
hipertensi yang lebih tinggi.
Penyebab hipertensi pada orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memeompa darah menurun
menyebkan menurunya kontraksi dan volumenya
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
2.2.3 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya
“hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak
dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang
diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan
tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan
mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II
berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga
terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan
darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti
jantung. ( Suyono, Slamet. 1996 ).
Umur WOC HIPERTENSI
Elastisitas Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas
arteriosklorosis
Perubahan struktur
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
jantung
Intoleransi aktivitas
2.2.4 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan,
Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
1) Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.
2) Sakit kepala
3) Pusing / migraine
4) Rasa berat ditengkuk
5) Penyempitan pembuluh darah
6) Sukar tidur
7) Lemah dan lelah
8) Nokturia
9) Azotemia
10) Sulit bernafas saat beraktivitas
2.2.5 Komplikasi
Efek pada organ :
1) Otak
(1) Pemekaran pembuluh darah
(2) Perdarahan
(3) Kematian sel otak : stroke
2) Ginjal
(1) Malam banyak kencing
(2) Kerusakan sel ginjal
(3) Gagal ginjal
3) Jantung
(1) Membesar
(2) Sesak nafas (dyspnoe)
(3) Cepat lelah
(4) Gagal jantung
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasikan dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah (Nursalam, 2008 hal. 59).
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral (D.0074 Hal. 166 )
2. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi inadekuat (D.0032
Hal. 81 )
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2. (D.0056 Hal. 128 )
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111
Hal. 246 )
2.3.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Kriteria Hasil (Tujuan) Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d (SLKI L.08064. Hal 110) (SIKI I.08238. Hal 201)
peningkatan tekanan vaskuler Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen nyeri
serebral keperawatan selama 1x24 jam 1) Observasi
diharapkan nyeri berkurang dengan - Identifikasi lokasi, karakteristik,
(SDKI D.0074. Hal 166)
kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas dan
Dibuktikan dengan : 1. Keluhan sulit tidur menurun dengan intensitas nyeri
1. Subjektif Mayor : skor (5) - Identifikasi skala nyeri
Mengeluh tidak nyaman 2. Keluhan kedinginan/ kepanasan - Identifikasi respon nyeri nonverbal
2. Objektif Mayor : menurun dengan skor (5) 2) Terapeutik
1.Gelisah 3. Gelisah menurun dengan skor (5) - Berikan tehnik nonfarmakologis
4. Rileks meningka dengan skor (5) untuk mengurangi rasa nyeri
5. Pola hidup membaik dengan skor - Kontrol lingkungan yang
3. Subjektif Minor :
(5) memperberat rasa nyeri
1. Mengeluh sulit tidur 6. Pola tidur membaik dengan skor (5) - Fasilitasi istirahat dan tidur
2. Tidak mampu rileks - Pertimbangkan jenis dan sumber
3. Mengeluh nyeri dalam pemilihan strategi
kedinginan/kepanasan meredakan nyeri.
4. Merasa gatal 3) Edukasi
5. Mengeluh mual - Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
6. Mengeluh lelah
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
4. Objektif Minor : mandiri
1. Menunjukan gejala distress - Anjurkan menggunakan analgesic
2. Tampak merintih/menangis secara tepat
3. Pola eliminasi berubah - Ajarkan tehnik nonfarmakologis
4. Postu tubuh berubah untuk mengurangi rasa nyeri
4) Kolaborasi
5. Iritabilitasi
- Kolaborasi pemberian analgesic
2. Risiko defisit nutrisi (SLKI L.03030 Hal. 121) (SIKI I.03111. Hal 177)
berhubungan dengan intake Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen gangguan makan
nutrisi inadekuat keperawatan selama 1x24 jam di 1) Observasi
(SDKI D.0032.Hal 81) harapkan risiko defisit nutrisi membaik - Monitor asupan dan keluarnya
dengan kriteria hasil : makanan dan cairan serta
1. Porsi makanan yang dihabiskan kebutuhan kalori
meningkat dengan skor (5) 2) Terapeutik
2. Pengetahuan tentang pilihan - Timbang berat badan secara rutin
makanan yang sehat meningkat - Diskusikan perilaku makan dan
dengan skor (5) jumlah aktivitas fisik (olahraga)
3. Berat badan membaik dengan skor yang sesuai
(5) - Lakukan kontrak perilaku
4. Frekuensi makan membaik dengan (mis.target berat badan, tanggung
skor (5) jawab perilaku)
5. Nafsu makan membaik dengan skor - Rencankan program pengobatan
(5) untuk perawatan di rumah (mis.
Medis, konseling)
3) Edukasi
- Anjurkan membuat catatan harian
tentang perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran makanan
(mis. Pengeluaran yang disengaja,
muntah, aktivitas berlebihan)
- Ajarkan pengaturan diet yang
tepat
4) Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
target berat badan, kebutuhan
kalori dan pilihan makanan
3. Intoleransi aktivitas b.d SLKI L.05047. Hal 149) (SIKI I.05178. Hal 176)
kelemahan umum, Setelah dilakukan tindakan 1.Manajemen energi
ketidakseimbangan antara suplai keperawatan selama 1 x 24 jam 1) Observasi
dan kebutuhan O2. - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
diharapkan hipovolemia teratasi
(SDKI D.0056. Hal 128 ) yang mengakibatkan kelelahan
dengan kriteria hasil :
Dibuktikan dengan : - Monitor kelelahan fisik dan
1) Kemudahan dalam melakukan emosional
1. Subjektif Mayor :
aktivitas sehari-hari meningkat - Monitor pola dan jam tidur
Mengeluh lelah
dengan skor (5) - Monitor lokasi dan
2. Objektif Mayor :
2) Keluahan lelah menurun dengan ketidaknyamana selama
1.frekuensi jantung meningkat
skor (5) melakukan aktivitas
>20% dari kondisi istirahat 2) Terapeutik
3) Tekanan darah membaik dengan
3. Subjektif Minor : - Sediakan lingkungan yang nyaman
skor (5) dan rendah stimulus (mis.cahaya,
1. Dyspnea saat/setelah
4) Frekuensi napas membaik dengan suara, kunjungan)
aktivitas
2. Merasa tidak nyaman setelah
skor (5) - Lakukan latihan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
beraktivitas
- Berikan aktivitas distraksi yang
3. Merasa lemah
4. Objektif Minor : menenangkan
1. Tekanan darah berubah 3) Edukasi
>20% dari kondisi istirahat - Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas
2. Gambaran EKG menunjukan
secara bertahan
iskemia
- Anjurkan strategi koping untuk
3. Gambaran EKG menunjukan mengurangi kelelahan
aritmia saat/setelah aktivitas 4) Kolaborasi
4. Sianosis - Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
4. Defisit pengetahuan (SLKI L.12111. Hal 146) (SIKI I.12383. Hal 65)
berhubungan dengan kurang Setelah dilakukan perawatan sebanyak 1. Edukasi kesehatan
terpapar informasi 2 kali kunjungan di harapkan defisit 1) Observasi
(SDKI D.0111. Hal. 246) pengetahuan dapat teratasi dengan - Identifikasi kesiapan dan
Dibuktikan dengan : kriteria hasil : kemampuan menerima informasi
1. Subjektif Mayor : 1. Klien dan keluarga mampu - Identifikasi faktor-faktor yang
Menanyakan masalah yang menjelaskan pengetahuan tentang dapat meningkatkan dan
topik meningkat dengan skor (5) menurunkan motivasi perilaku
dihadapi
2. Perilaku sesuai dengan hidup bersih dan sehat
2. Objektif Mayor : pengetahuan meningkat dengan 2) Terapeutik
1. Menunjukan perilaku tidak skor (5) - Sediakan materi dan media
sesuai anjuran 3 Pertanyaan tentang masalah yang pendidikan kesehatan
2. Menunjukan persepsi yang dihadapi menurun dengan skor (5) - Jadwalkan pendidikan kesehatan
keliru terhadap masalah sesuai kesepakatan
3. Objektif Minor : - Berikan kesempatan untuk
1. Menjalani pemeriksaan yang bertanya
tidak tepat 3) Edukasi
2. Menunjukan perilaku - Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
berlebihan (mis. Apastis,
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan
bermusuhan, agitasi,
sehat
hysteria)
2.3.4. Implementasi Keperawatan
Menurut Nursalam, 2008 hal. 127. Tahap implementasi dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang memengaruhi masalah
kesehatan klien.
1.1 Pengkajian
Telah dilakukan Pengkajian pada hari Selasa Tanggal, 25 Mei 2021 di
Rumah Ny. J pada pukul 09.00 wib.
1.1.1 Data Biografi
Nama : Ny. J Perempuan
Tempat & Tanggal Lahir : 24 September 1962 Gol.Darah : O
Pendidikan Terakhir : SLTA
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 163 Cm / 55 Kg
Penampilan : Terlihat rapi dan bersih
Alamat : Jl. Tajahan Antang IX
Orang Yang Dekat Di hubungi: Ny. S Telp.085389532640
Hubungan dengan Lansia : Anak Pasien
Alamat : Jl. Tajahan Antang IX
4. Pembuangan sampah
Kebiasaan ini membuang sampah dengan cara ditumpuk untuk kemudian
dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Wc / K.Mandi
Kamar tidur
Kamar tidur
dapur
Kamar tidur
20 M
Kamar Tidur
Ruang tamu
Teras
15 M
Skore Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam smeua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di klasifikasikan
lain sebagai C, D, E Atau F
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual lansia
Nama Klien : Ny. J Tanggal : 25 Mei 2021
Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 59 Tahun
TB/BB : 163 cm / 55 Kg Gol darah :O
Agama : Protestan
Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Tajahan Antang
SKORE
NO PERTANYAAN JAWABAN
+ -
1 1 Tanggal berapa hari ini? 26
1 2 Hari apa sekarang ini? Senin
1 3 Apa nama tempat ini? Rumah
1 4 Berapa nomor telepon anda? 0853-2030-1068
1 5 Berapa umur anda? 59 Tahun
1 6 Kapan anda lahir? 1962
1 7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Jokowi
1 8 Siapa presiden sebelumnya? SBY
1 9 Siapa nama kecil ibu anda? Emma
1 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap penggurangan 3 17,14,
dari setiap angka baru, semua secara
menurun?
0 Jumlah kesalahan total
Keterangan:
1. Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10 kerusakan intelektual berat
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek
mempunyai pendidikan lebih dari SD
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit
hitam, dengan menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
NILAI
KLIEN PERTANYAAN
Maks
ORIENTASI
5 5 (Tahun, musim, Tgl, Hari, Bulan, apa sekarang? Dimana
5 5 kita : (Negara, bagian, Wilayah, Kota).
REGISTRASI
3 3 Nama 3 objek (1 detik untuk mengatakan masing-masing)
tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda telah mengatakan.
Beri 1 point untuk tiap jawaban yang benar, kemudian
ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya jumlahkan
percobaan dan catat.
PERHATIAN & KALKULASI
5 3 Seri 7’s (1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban,
berganti eja kata belakang) (7 kata dipilih eja dari
belakang).
MENGINGAT
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point
untuk kebenaran.
BAHASA
9 9 Nama pensil & melihat (2 point)
Mengulang hal berikut tak ada jika (dan atau tetapi) 1
point.
30 30 Nilai total
KETERANGAN:
Mengkaji tingkat kesadaran klien sepanjang kontinum:
Composmenthis Apatis Somnolens Suporus Coma
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan:
0-4 : depresi tidak ada/ minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
16+ : depresi berat
ANALISA DATA
DO
- Klien tampak bingung saat
ditanya tentang penyebab,
pencegahan dan
penanganan penyakit
hipertensinya
- Klien tampak sering
bertanya-tanya tentang
penyakitnya (hipertensi)
PRIORITAS MASALAH
1. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan Kurang sumber pengetahuan
( Penyakit Hipertensi) dibuktikan dengan Klien mengatakan kadang-kadang
merasa pusing, dan mengatakan kurang mengetahui tentang penyebab dan
penanganan penyakitnya, Klien juga mengatakan sering makan makanan
yang asin (ikan kering), Klien mengatakan dirinya tidak ikut posyandu lansia
hanya membeli obat di toko obat, bila sakit parah klien akan berobat ke
puskesmas. Klien tampak bingung saat ditanya tentang penyebab, pencegahan
dan penanganan penyakit hipertensinya, Klien tampak sering bertanya-tanya
tentang penyakitnya (hipertensi), Pada saat pemeriksaan TTV, TD : 180/100
mmHg, N : 90x/m, S : 36o C, RR : 20x/m
TUJUAN (KRITERIA
DX KEP INTERVENSI RASIONAL
HASIL)
1. Defisit Luaran Utama : Tingkat Edukasi Kesehatan 1. Untuk melihat kesiapan dan kemampuan
Pengetahuan Pengetahuan (SIKI;I.12383.Hal.65) klien dan keluarga dalam menerima
berhubungan (SLKI;L.12111.Hal. 146) informasi.
Observasi
dengan Kurang Setelah dilakukan 2. Untuk memberikan informasi dengan
1. Identifikasi kesiapan dan
sumber askep selama 1x30 mudah kepada klien dan keluarga
menit diharapkan kemampuan menerima
pengetahuan 3. Agar klien tahu jadwal pendidikan
( Penyakit defisit pengetahuan informasi
kesehatan tentang penyakit Hipertensi
Hipertensi) membaik dengan Terapeutik
(SDKI D.0111. Hal kriteria hasil: 2. Sediakan materi dan media 4. Membantu klien memahami faktor risiko
246) 1. Perilaku sesuai pendidikan kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan
anjuran meningkat 3. Jadwalkan pendidikan
dengan skor 5 5. Untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
kesehatan sesuai
2. Kemampuan dan sehat
menjelaskan kesempatan
pengetahuan Edukasi
tentang suatu topik 4. Jelaskan faktor risiko yang dapat
meningkat dengan mempengaruhi kesehatan
skor 5 5. Ajarkan perilaku hidup bersih
3. Pertanyaan tentang
dan sehat
masalah yang dihadapi
menurun dengan skor
5
2.4 IMPLEMENTASI
Hari / Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda Tangan
Jam dan
Nama Perawat
Rabu 16 Mei 2021 1) Mengidentifikasi kesiapan dan S:
Pukul : 16.30 wib kemampuan menerima - Ny. J mengatakan bisa memahami apa
informasi yang sudah di sampaikan.
2) Menyediakan materi dan media
- Ny. J mengatakan akan menghindari
pendidikan kesehatan
makanan yang dapat meningkatkan
3) Menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai penyakit hipertensi
( hipertensi) - Klien mengatakan kalau ada waktu
4) Menjelaskan faktor risiko yang bisa ikut senam lansia di puskemas
dapat mempengaruhi kesehatan terdekat.
5) Mengajarkan perilaku hidup O: Budi Prajaya
bersih dan sehat - Klien dapat menjelaskan tentang
penyakitnya
TTV :
TD : 140/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5 oC
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA