Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK PADA NY. J DENGAN DIAGNOSA MEDIS


HIPERTENSI DI WILAYAH KABUPATEN
PULANG PISAU

DI BUAT OLEH :

BUDI PRAJAYA
(2020.01.14901.011)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : BUDI PRAJAYA


NIM : 2020-01-14901-011
Program Profesi : Ners Angkatan VIII
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik
Pada Ny. J Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Di Kabupaten
Pulang Pisau

Telah melaksanakan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan


untuk menyelesaikan Stase Keperawatan Gerontik pada Program Studi
Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Pembimbing Praktik
Pembimbing Akademik

Karmita Yanra K, Ners., M.Kep

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : BUDI PRAJAYA


NIM : 2020-01-14901-011
Program Profesi : Ners Angkatan VIII
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik
Pada Ny. J Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Di Wilayah
Kota Palangka Raya

Telah melaksanakan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan


untuk menyelesaikan Stase Keperawatan Gerontik pada Program Studi
Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Pembimbing Praktik
Pembimbing Akademik

Karmita Yanra K, Ners., M.Kep

Mengetahui,
Kepala Unit Pengelola Program Studi
Sarjana Keperawatan

Meilitha Carolina, Ners., M.Kep

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan
judul ” Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada NY. J
Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Di Kabupaten Pulang Pisau”. Laporan Kasus
Asuhan Keperawatan ini merupakan salah satu persyaratan pada Pendidikan
Program Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
Selama menyusun laporan kasus asuhan keperawatan ini, penulis
mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak serta bantuan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini secara
khusus penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2) Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners yang
memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
3) Ibu Karmita Yanra K, Ners., M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran
membimbing penyusunan dalam menyelesaikan laporan kasus asuhan
keperawatan ini.
Semoga laporan kasus asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan. Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun laporan kasus asuhan keperawatan ini masih
jauh dari sempurna untuk itu kepada semua pihak, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga dapat menunjang kesempurnaan laporan
kasus asuhan keperawatan ini.
Palangka Raya, 26 Mei 2021

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik..................................................................................4
2.1.1 Pengertian Lansia........................................................................................................4
2.1.2 Batasan Lansia............................................................................................................4
2.1.3 Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lansia ......................................................5
2.2 Konsep Dasar Penyakit Hipertensi....................................................................................17
2.2.1 Definisi......................................................................................................................17
2.2.2 Etiologi..................................................................................................................... 17
2.2.3 Patofisiologi...............................................................................................................20
2.2.4 Manisfestasi Klinis....................................................................................................23
2.2.5 Komplikasi................................................................................................................24
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang.............................................................................................25
2.2.7 Penatalaksanaan.........................................................................................................25
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan ...................................................................................26
2.3.1 Pengkajian Keperawatan ..........................................................................................26
2.3.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................................27
2.3.3 Intervensi Keperawatan.............................................................................................28
2.3.4 Implementasi Keperawatan.......................................................................................33
2.3.5 Evaluasi Keperawatan...............................................................................................33
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.............................................................................................................................34
3.2 Diagnosa Keperawatan..........................................................................................................47
3.3 Intervensi Keperawatan.........................................................................................................48
3.4 Implementasi Keperawatan...................................................................................................51
3.5 Evaluasi Keperawatan...........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lansia adalah proses menjadi lebih tua dengan umur mencapai 60 tahun ke
atas. Pada lansia akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial. Salah satu
contoh kemunduran fisik pada lansia adalah rentannya lansia terhadap penyakit,
khususnya penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang umum di derita lansia
salah satunya adalah hipertensi (Nugroho, 2008).
Hipertensi merupakan masalah besar dan serius di seluruh dunia karena
prevalensinya tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang.
Hipertensi dapat menyerang hampir semua golongan masyarakat di dunia. Jumlah
lansia yang menderita hipertensi terus bertambah dari tahun ke tahun. Di
Indonesia sendiri hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke
dan tuberkulosis, yakni 6,7% dari populasi kematian pada semua umur (Arora,
2008).
Penyakit hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan
jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat mengakibatkan
terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular (Depkes, 2006).
Presentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara
berkembang. Data Global Status Report Noncommunicable Disease 2010 dari
WHO menyebutkan, 40% negara ekonomi berkembang memiliki penderita
hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35 %. Kawasan Afrika memegang posisi
puncak penderita hipertensi sebanyak 46%. Sementara kawasan Amerika
sebanyak 35%, 36% terjadi pada orang dewasa (Candra, 2013).
Pada umumnya untuk lansia dalam pola makannya masih salah. Kebanyakan
lansia masih menyukai makanan-makanan yang asin dan gurih, terutama makan-
makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak jenuh serta garam dengan
kadar tinggi. Mereka yang senang makan makanan asin dan gurih berpeluang
besar terkena hipertensi. Kandungan Na (Natrium) dalam garam yang berlebihan
dapat menahan air retensi sehingga meningkatkan jumlah volume darah.
Akibatnya jantung harus bekerja keras memompa darah dan tekanan darah
menjadi naik. Maka dari itu bisa menyebabkan hipertensi (Yekti, 2011).
Penyebab lain selain pola makan yang sering dialami oleh penderita
hipertensi adalah stres. Dikarenakan stres akan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf
simpatetik. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaaan, kelas sosial,
ekonomi, dan karakteristik personal (Gunawan, 2005).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah adalah
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Diagnosa Medis Hipertensi”
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan dan penulisan laporan Pendahuluan ini adalah
untuk menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Diagnosa Medis
Hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan penulisan studi kasus ini adalah :
1) Melakukan Pengkajian Keperawatan Ny. J
2) Menegakan Diagnosa Keperawatan Ny. J
3) Membuat Rencana Tindakan Keperawatan Ny. J
4) Melaksanakan Rencana Tindakan Keperawatan Ny. J
5) Melakukan Evaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan Ny. J

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Lansia


2.1.1 Definisi Lansia
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, pada tahap ini
individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,
khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang
pernah dimilikinya.
Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal,
seperti rambut yang mulai memutih, berkurangnya ketajaman panca
indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman bagi
integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka harus berhadapan dengan
kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan
dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut
kemampuan beradaptasi yang cukupbesar untuk dapat menyikapi secara
bijak (Soejono, 2000).

2.1.2 Batasan Lansia


Ada beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia yaitu:
1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
Lanjut usia meliputi: usia pertengahan yakni kelompok usia 46 sampai 59
tahun. Lanjut usia (Elderly) yakni antara usia 60-74 tahun. Usia lanjut tua
(Old) yaitu antara 75 sampai 90 tahun dan usia sangat tua (Very Old) yaitu
usia diatas 90 tahun.
2. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro pengelompokkan lanjut usia
sebagai berikut: usia dewasa muda (Elderly adulthood): 18 atau 20-25
tahun. Usia dewasa penuh (middle year) atau maturitas: 25-60 atau 65
tahun. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 atau 70 tahun. Terbagi
untuk umur 75-80 tahun (old) dan lebih dari 80 tahun (very old).
3. Menurut Depkes RI (2009): Kategori Umur yang termasuk lansia:
Masa lansia awal = 46-55 tahun.
Masa lansia akhir = 56-65 tahun.
Masa manula = > 65
2.1.3 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia menurut Nugroho
(2000) yaitu:
1. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh
terjadinya proses degeneratif yang meliputi:
(1) Sistem persyarafan terjadi perubahan lambat dalam respon dan waktu
untuk bereaksi dan mengecilnya syaraf panca indera yang menyebabkan
berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, menurunnya sensasi
perasa dan penciuman sehingga dapat mengakibatkan terjadinya masalah
kesehatan misalnya glukoma dan sebagainya.
(2) Sistem pendengaran terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit mengerti kata-kata. Hilangnya kemampuan pendengaran
meningkat sesuai dengan proses penuaan dan hal yang seringkali
merupakan keadaan potensial yang dapat disembuhkan seperti komunikasi
yang buruk dengan pemberi perawatan.
(3) Sistem penglihatan terjadi perubahan hilangnya respon terhadap sinar,
lensa lebih suram sehingga menjadi katarak yang menyebabkan gangguan
penglihatan, meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.
(4) Sistem kardiovaskuler terjadi perubahan elastisitas dinding aorta menurun,
katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa
darah menurun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume
kehilangan elastisitas pembuluh darah karena kurangnya efektivitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke
duduk, duduk ke berdiri bisa mengakibatkan tekanan darah menurun yang
mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah meninggi diakibatkan
oleh meningkatnya resitensi dari pembuluh darah perifer.
2. Perubahan mental
Meliputi perubahan dalam memori secara umum. Gejala-gejala
memori cocok dengan keadaan yang disebut pikun/pelupa. Pelupa
merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh manula, keluhan ini di
anggap lumrah dan biasa oleh lansia, keluhan ini didasari oleh fakta dari
peneliti cross sectional dan logitudional didapat bahwa kebanyakan lansia
mengalami gangguan memori, serta perubahan IQ (intelegentia quotient),
berkurangnya penampilan dan persepsi.
3. Perubahan-perubahan psikososial
Bila seorang pension (purna tugas) ia akan mengalami kehilangan
financial, status, teman dan pekerjaan. Semakin lanjut usia biasanya
mereka menjadi semakin kurang tertarik terhadap kehidupan akhirat dan
lebih mementingkan kematian itu sendiri serta kematian dirinya, kondisi
seperti ini benar khususnya bagi orang yang kondisi fisik dan mentalnya
semakin memburuk, hal ini secara langsung bertentangan dengan pendapat
orang lebih muda, dimana kematian mereka tampaknya masih jauh dan
karena itu mereka kurang memikirkan kematian.
4. Perubahan psikologis
Masalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali
mengenai sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka
hadapi, dalam hal ini di kenal apa yang di sebut disengagement theory,
yang berarti ada penarikan diri dari masyarakat dan diri pribadinya satu
sama lain. Pada lansia yang realistik dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan baru.

2.2 Konsep Dasar Penyakit Hipertensi


2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan dastolic sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi
juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh
darah dan makin tinggi tekanan darah makin besar resikonya.
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
(Brunner dan Suddarth, 896 ; 2002).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Elizabeth J. Corwin, 484;
2009).
Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun
keatas menurut Joint National Committee on Prevenion, Detectoion,
Evaluation, and Treatment of High Blood pressure, dalam buku Brunner
dan suddarth (896, 2002), yaitu:
Tabel Klasifikasi Tekanan Darah
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK
Normal < 130 < 80
Tinggi Normal Hipertensi 130 – 139 80 – 89
Stadium 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Stadium 2 (Sedang) 160 – 179 100 – 109
Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119
Stadium 4 (sangat berat) > 210 > 120

2.2.2 Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi
menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi Esensial (Primer).
Disebut juga hipertensi idioptik karena penyebab tidak diketahui
namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatik. Faktor-faktor yang meningkatkan
resiko : obesitas, merokok, alkohol, dan polisistemia.
2. Hipertensi Sekunder.
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal,
penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin dan lain-lain.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
menurut Jan Tambayong (2000) etiologi dari hipertensi adalah sebagai
berikut:
(1) Genetik
Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
(2) Obesitas
Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
(3) Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah.
(4) Usia
Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.
Hipertensi pada yang kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden
penyakit arteri koroner dan kematian prematur.
(5) Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah
diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, dan kehidupan atau
pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidens
hipertensi yang lebih tinggi.
Penyebab hipertensi pada orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memeompa darah menurun
menyebkan menurunya kontraksi dan volumenya
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

2.2.3 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya
“hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak
dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang
diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan
tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan
mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II
berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga
terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan
darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti
jantung. ( Suyono, Slamet. 1996 ).
Umur WOC HIPERTENSI
Elastisitas Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas

arteriosklorosis

Hipertensi Kurang terpapar informasi Defisit Pengetahuan

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Otak Ginjal Pembuluh darah Mual , muntah Retina


Vasokontriksi
Resistensi Spasme arteriole
Suplai O2 otak pembuluh Sistemik Koroner Intake inadekuat
pembuluh menurun Blood floowdarah
menurun Diplopia
Vasokontriksi Iskemi Kebutuhan nutrisi
darah otak Respon RAA
miocard < kebutuhan Resti injuri
Sinkop Ransangan aldosteron Afterload meningkat
Nyeri Gangguan tubuh
rasa Nyeri dada
Retensi Na
nyaman Risiko Defisit
Gangguan perfusi
Edema Nutrisi
jaringan Penurunan curah Fatique

jantung

Intoleransi aktivitas
2.2.4 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan,
Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
1) Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.
2) Sakit kepala
3) Pusing / migraine
4) Rasa berat ditengkuk
5) Penyempitan pembuluh darah
6) Sukar tidur
7) Lemah dan lelah
8) Nokturia
9) Azotemia
10) Sulit bernafas saat beraktivitas

2.2.5 Komplikasi
Efek pada organ :
1) Otak
(1) Pemekaran pembuluh darah
(2) Perdarahan
(3) Kematian sel otak : stroke
2) Ginjal
(1) Malam banyak kencing
(2) Kerusakan sel ginjal
(3) Gagal ginjal
3) Jantung
(1) Membesar
(2) Sesak nafas (dyspnoe)
(3) Cepat lelah
(4) Gagal jantung

2.2.6 Pemeriksaan Dignostik


Jenis pemeriksaan diagnostik pada penyakit hipertensi menurut
Elizabeth J. Corwin (2009 ; 487), antara lain:
1) Pengukuran diagnostik pada tekanan darah menggunakan sfigmomanometer
akan memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik jauh sebelum
adanya gejala penyakit.
2) Tes lebih spesifik bila terdapat kecurigaan yang lebih besar, aortogram untuk
koarktasio aorta atau kelainan vaskuler ginjal.
3) Glukosa: hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
5) Foto thoraks: menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.

2.2.7 Penatalaksanaan Medis


Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis,
termasuk penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau;
latihan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap
terapi antihipertensi (Brunner and Suddarth, 2002).
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis.
(1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
(2) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis.
(1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
(2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
(3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
(4) Tidak menimbulkan intoleransi.
(5) Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien.
(6)   Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
(7) Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretik, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angiotensin.
2.3. Manajemen Asuhan Keperawatan
2.3.1. Pengkajian Keperawatan
1) Aktifitas
Gejala : Kelemahan, letih nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
tachypnea.
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, atherosklerosis, penyakit jantung
kongesti/katup dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda : Kenaikan tekanan darah.
Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan
denyut.
Denyut apical : titik point of maksimum impuls, mungki bergeser atau
sangat kuat.
Frekuensi/irama : takikardia, berbagai disritmia.
Bunyi jantung : tidak terdengar bunyi jantung I, pada dasar bunyi jantung II
dan bunyi jantung III.
Murmur stenosis valvular.
Distensi vena jugularis/kongesti vena.
Desiran vaskuler tidak terdengar di atas karotis, femoralis atau epigastrium
(stenosis arteri).
Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler mungkin
lambat atau tertunda.
3) Integritas ego
Gejala : Riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah
kronik, factor stress multiple.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu
perhatian, tangisan yang meledak, gerak tangan empati,
muka tegang, gerak fisik, pernafasan menghela nafas,
penurunan pola bicara.
4) Eliminasi
Gejala : Gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya: infeksi,
obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu).
5) Makanan dan cairan
Gejala : Makanan yang disukai mencakup makanan tinggi garam,
lemak, kolesterol serta makanan dengan kandungan tinggi
kalori.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas.
Adanya edema, kongesti vena, distensi vena jugulalaris, glikosuria.
6) Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/ pusing, berdenyut, sakit kepala sub
occipital.
Episode bebas atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
Gangguan penglihatan dan episode statis staksis.
Tanda : Status mental: perubahan keterjagaaan, orientasi. Pola/isi
bicara, afek, proses fikir atau memori.
Respon motoric : penurunan kekuatan, genggaman tangan
Perubahan retinal optic : sclerosis, penyempitan arteri ringan – mendatar,
edema, papiladema, exudat, hemorgi.
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
Nyeri tungkai yang hilang timbul/klaudasi.
Sakit kepala oxipital berat.
Nyeri abdomen/massa.
8) Pernafasan (berhubungan dengan efek cardiopulmonal tahap lanjut dari
hipertensi menetap/berat).
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja tachypnea,
ortopnea, dispnea, nocturnal paroxysmal, batuk dengan/tanpa
pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda : Distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi
nafas tambahan, sianosis
9) Keamanan
Keluhan : Gangguan koordinasi/cara berjalan.
Gejala : Episode parastesia unilateral transien, hypotensi postural. 

2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasikan dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah (Nursalam, 2008 hal. 59).
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral (D.0074 Hal. 166 )
2. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi inadekuat (D.0032
Hal. 81 )
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2. (D.0056 Hal. 128 )
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111
Hal. 246 )
2.3.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Kriteria Hasil (Tujuan) Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d (SLKI L.08064. Hal 110) (SIKI I.08238. Hal 201)
peningkatan tekanan vaskuler Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen nyeri
serebral keperawatan selama 1x24 jam 1) Observasi
diharapkan nyeri berkurang dengan - Identifikasi lokasi, karakteristik,
(SDKI D.0074. Hal 166)
kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas dan
Dibuktikan dengan : 1. Keluhan sulit tidur menurun dengan intensitas nyeri
1. Subjektif Mayor : skor (5) - Identifikasi skala nyeri
Mengeluh tidak nyaman 2. Keluhan kedinginan/ kepanasan - Identifikasi respon nyeri nonverbal
2. Objektif Mayor : menurun dengan skor (5) 2) Terapeutik
1.Gelisah 3. Gelisah menurun dengan skor (5) - Berikan tehnik nonfarmakologis
4. Rileks meningka dengan skor (5) untuk mengurangi rasa nyeri
5. Pola hidup membaik dengan skor - Kontrol lingkungan yang
3. Subjektif Minor :
(5) memperberat rasa nyeri
1. Mengeluh sulit tidur 6. Pola tidur membaik dengan skor (5) - Fasilitasi istirahat dan tidur
2. Tidak mampu rileks - Pertimbangkan jenis dan sumber
3. Mengeluh nyeri dalam pemilihan strategi
kedinginan/kepanasan meredakan nyeri.
4. Merasa gatal 3) Edukasi
5. Mengeluh mual - Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
6. Mengeluh lelah
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
4. Objektif Minor : mandiri
1. Menunjukan gejala distress - Anjurkan menggunakan analgesic
2. Tampak merintih/menangis secara tepat
3. Pola eliminasi berubah - Ajarkan tehnik nonfarmakologis
4. Postu tubuh berubah untuk mengurangi rasa nyeri
4) Kolaborasi
5. Iritabilitasi
- Kolaborasi pemberian analgesic
2. Risiko defisit nutrisi (SLKI L.03030 Hal. 121) (SIKI I.03111. Hal 177)
berhubungan dengan intake Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen gangguan makan
nutrisi inadekuat keperawatan selama 1x24 jam di 1) Observasi
(SDKI D.0032.Hal 81) harapkan risiko defisit nutrisi membaik - Monitor asupan dan keluarnya
dengan kriteria hasil : makanan dan cairan serta
1. Porsi makanan yang dihabiskan kebutuhan kalori
meningkat dengan skor (5) 2) Terapeutik
2. Pengetahuan tentang pilihan - Timbang berat badan secara rutin
makanan yang sehat meningkat - Diskusikan perilaku makan dan
dengan skor (5) jumlah aktivitas fisik (olahraga)
3. Berat badan membaik dengan skor yang sesuai
(5) - Lakukan kontrak perilaku
4. Frekuensi makan membaik dengan (mis.target berat badan, tanggung
skor (5) jawab perilaku)
5. Nafsu makan membaik dengan skor - Rencankan program pengobatan
(5) untuk perawatan di rumah (mis.
Medis, konseling)
3) Edukasi
- Anjurkan membuat catatan harian
tentang perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran makanan
(mis. Pengeluaran yang disengaja,
muntah, aktivitas berlebihan)
- Ajarkan pengaturan diet yang
tepat
4) Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
target berat badan, kebutuhan
kalori dan pilihan makanan
3. Intoleransi aktivitas b.d SLKI L.05047. Hal 149) (SIKI I.05178. Hal 176)
kelemahan umum, Setelah dilakukan tindakan 1.Manajemen energi
ketidakseimbangan antara suplai keperawatan selama 1 x 24 jam 1) Observasi
dan kebutuhan O2. - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
diharapkan hipovolemia teratasi
(SDKI D.0056. Hal 128 ) yang mengakibatkan kelelahan
dengan kriteria hasil :
Dibuktikan dengan : - Monitor kelelahan fisik dan
1) Kemudahan dalam melakukan emosional
1. Subjektif Mayor :
aktivitas sehari-hari meningkat - Monitor pola dan jam tidur
Mengeluh lelah
dengan skor (5) - Monitor lokasi dan
2. Objektif Mayor :
2) Keluahan lelah menurun dengan ketidaknyamana selama
1.frekuensi jantung meningkat
skor (5) melakukan aktivitas
>20% dari kondisi istirahat 2) Terapeutik
3) Tekanan darah membaik dengan
3. Subjektif Minor : - Sediakan lingkungan yang nyaman
skor (5) dan rendah stimulus (mis.cahaya,
1. Dyspnea saat/setelah
4) Frekuensi napas membaik dengan suara, kunjungan)
aktivitas
2. Merasa tidak nyaman setelah
skor (5) - Lakukan latihan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
beraktivitas
- Berikan aktivitas distraksi yang
3. Merasa lemah
4. Objektif Minor : menenangkan
1. Tekanan darah berubah 3) Edukasi
>20% dari kondisi istirahat - Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas
2. Gambaran EKG menunjukan
secara bertahan
iskemia
- Anjurkan strategi koping untuk
3. Gambaran EKG menunjukan mengurangi kelelahan
aritmia saat/setelah aktivitas 4) Kolaborasi
4. Sianosis - Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
4. Defisit pengetahuan (SLKI L.12111. Hal 146) (SIKI I.12383. Hal 65)
berhubungan dengan kurang Setelah dilakukan perawatan sebanyak 1. Edukasi kesehatan
terpapar informasi 2 kali kunjungan di harapkan defisit 1) Observasi
(SDKI D.0111. Hal. 246) pengetahuan dapat teratasi dengan - Identifikasi kesiapan dan
Dibuktikan dengan : kriteria hasil : kemampuan menerima informasi
1. Subjektif Mayor : 1. Klien dan keluarga mampu - Identifikasi faktor-faktor yang
Menanyakan masalah yang menjelaskan pengetahuan tentang dapat meningkatkan dan
topik meningkat dengan skor (5) menurunkan motivasi perilaku
dihadapi
2. Perilaku sesuai dengan hidup bersih dan sehat
2. Objektif Mayor : pengetahuan meningkat dengan 2) Terapeutik
1. Menunjukan perilaku tidak skor (5) - Sediakan materi dan media
sesuai anjuran 3 Pertanyaan tentang masalah yang pendidikan kesehatan
2. Menunjukan persepsi yang dihadapi menurun dengan skor (5) - Jadwalkan pendidikan kesehatan
keliru terhadap masalah sesuai kesepakatan
3. Objektif Minor : - Berikan kesempatan untuk
1. Menjalani pemeriksaan yang bertanya
tidak tepat 3) Edukasi
2. Menunjukan perilaku - Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
berlebihan (mis. Apastis,
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan
bermusuhan, agitasi,
sehat
hysteria)
2.3.4. Implementasi Keperawatan
Menurut Nursalam, 2008 hal. 127. Tahap implementasi dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang memengaruhi masalah
kesehatan klien.

2.3.5. Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat
kempuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini biasa dilaksanakan dengan
menggandakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang diberikan (Nursalam, 2008 hal. 135).
BAB 3
ASUHEN KEPERAWATAN

1.1 Pengkajian
Telah dilakukan Pengkajian pada hari Selasa Tanggal, 25 Mei 2021 di
Rumah Ny. J pada pukul 09.00 wib.
1.1.1 Data Biografi
Nama : Ny. J Perempuan
Tempat & Tanggal Lahir : 24 September 1962 Gol.Darah : O
Pendidikan Terakhir : SLTA
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 163 Cm / 55 Kg
Penampilan : Terlihat rapi dan bersih
Alamat : Jl. Tajahan Antang IX
Orang Yang Dekat Di hubungi: Ny. S Telp.085389532640
Hubungan dengan Lansia : Anak Pasien
Alamat : Jl. Tajahan Antang IX

1.1.2 Riwayat Keluarga


Genogram
Keterangan :
= Laki-laki = Klien
= Perempuan = Serumah
= Hubungan dengan keluarga
= Meninggal
Ny. J mengatakan bahwa dirinya memiliki 2 saudara dari orang tuanya, dia anak
kedua dan 2 saudara perempuan, kedua orang tua dan istrinya Ny. J sudah
meninggal dan Ny. J memiliki 3 orang anak kandung, yaitu 1 anak laki-laki dan 2
anak perempuan. Ny. J dirumah bersama dengan 3 anaknya, anak pertama sudah
menikah dan mempunyai 2 anak.
1.1.3 Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Pensiunan
Alamat pekerjaan : Jl. H.M Sanusi
Berapa jarak dari rumah : 1 km
Alat transportasi : Motor
Pekerjaan sebelumnya : Guru
Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan: kebutuhan sehari-hari
klien dari gajih pensiun.
1.1.4 Riwayat Lingkungan Hidup
Type tempat tinggal : Permanen
Kamar : 5 buah kamar
Kondisi tempat tinggal : bentuk bangunan rumahnya dinding terbuat dari
kayu, lantai dari keramik. Terdiri dari 5 kamar
tidur dan 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga serta
dapur dan wc. Rumah terlihat bersih dan ventilasi
melalui jendela dan angina-angin rumah
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 7 orang
1.1.5 Riwayat Rekreasi
Hobi/minat : Klien berkebun dan memelihara ternak
Keanggotaan dalam organisasi : -
Liburan/perjalanan : klien mengatakan tidak mempunyai waktu
khusus untuk rekreasi, klien hanya sering
berkunjung ke tempat keluarga atau teman

1.1.6 Sistem Pendukung


Perawat/bidan/dokter/fisioterapi : Dokter Puskesmas
Jarak dari rumah : ± 2.000 km
Rumah sakit : tidak terdapat RS di daerah tempat
tinggal klien, jarak ke RS kira 20 km
Klinik : Klinik dokter jaraknya ± 2 km
Pelayanan kesehatan di rumah : tidak ada
Makanan yang dihantarkan : tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan : Mandi 2 kali sehari
Kondisi lingkungan rumah :

1. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)


Status dalam kepemilikan rumah adalah rumah sendiri, bentuk bangunan
rumahnya adalah permanen, dimana komposisi ruangan terdiri dari 1 ruang
tamu, 1 ruang keluarga, 4 kamar tidur, dapur, dan 2 wc, lantai terbuat dari
keramik, kebersihan rumah cukup bersih.

2. Ventilasi dan penerangan


Penerangan rumah dari listrik, jendela dibuka pada siang hari.

3. Persediaan air bersih


Sumber air bersih dari air bor.

4. Pembuangan sampah
Kebiasaan ini membuang sampah dengan cara ditumpuk untuk kemudian
dibuang ke tempat pembuangan sampah.

5. Pembuangan air limbah


Pembuangan air limbah rumah tangga di belakang rumah.

6. Jamban/WC (tipe, jarak dari sumber air)


Klien memiliki wc di dalam rumah jenis dan jarak dari sumber air 8 meter.
7. Denah rumah

Wc / K.Mandi
Kamar tidur

Kamar tidur
dapur

Kamar tidur
20 M

Kamar tidur Ruang


keluarga Halaman

Kamar Tidur

Ruang tamu

Teras

15 M

8. Lingkungan sekitar rumah


Ny. J mempunyai kandang ternak dan hewan peliharaan

9. Sarana komunikasi dan transportasi


Ny. J memiliki alat komunikasi handphone dan memiliki alat transportasi
sepeda motor.

10. Fasilitas hiburan (TV, radio,HP, dll.)


Fasilitas hiburan yang dimiliki Ny. J adalah menonton tv.

11. Fasilitas pelayanan Kesehatan


- Ny. J mengatakan dirinya tidak ikut posyandu lansia hanya membeli obat di
toko obat, bila sakit parah klien akan berobat ke puskesmas.

1.1.7 Status Kesehatan


1. Status kesehatan umum :
Klien mengatakan pernah di rawat di RS.Klien mengatakan ± 2 tahun yang
lalu riwayat asam urat tinggi.
2. Keluhan utama :
Klien mengatakan kadang-kadang merasa pusing, dan mengatakan kurang
mengetahui tentang penyebab dan penanganan penyakitnya. Klien juga
mengatakan sering makan makanan yang asin (ikan kering).
- Provokative/paliative : tidak ada
- Quality/quantity : tidak ada
- Region : tidak ada
- Scale : tidak ada
- Time : tidak ada
3. Obat-obatan :-
4. Status Imunisasi : tidak pernah
5. Alergi :
Ny. J mengatakan tidak alergi terhadap obat-obatan, makanan maupun
lingkungan seperti debu.
6. Penyakit yang diderita :
Hipertensi
Rheumatoid
Asthma
Dimensia
1.1.8 Aktivitas Hidup Sehari-hari
Indeks Katz : Klien mampu melakukan aktivitas sehari-sehari secara
mandiri dengan Indek Katz A
Oksigenasi : Ny. J tidak merasa sesak nafas, Ny. J mengatakan
merasa nyaman saat bernapas tanpa bantuan alat.
Respirasi : 20 x/menit.
Cairan & Elektrolit : Klien minum ± 1 liter sehari jenis air putih biasa dan
kadang-kadang minum air teh, tugor kulit klien baik.
Nutrisi Eliminasi Aktivitas : Frekuensi makan 3x sehari, dengan makanan pokok
nasi, kebiasaan mengkonsumsi protein dalam makanan
sehari-hari tidak menentu.
Tn. Y. mengatakan tidak mengalami nyeri saat
BAK/BAB, Ny. J mengatakan tidak mengalami
masalah saat BAK/BAB. Ny. J B BAK 4-5x/ sehari
dan BAB 1x sehari.
Ny. J mengatakan aktivitas sehari-hari masih aktif
mengurus rumah, Ny. J masih kuat melakukan
aktivitas sehari-hari sendiri.
Istirahat & Tidur : Lamanya tidur malam dalam sehari yaitu 7 jam mulai
dari jam 21.00 – 05.00 WIB, tidur siang kadang-
kadang (±1 jam)
Personal Hygiene : Klien mandi 2 – 3 x/hari, sikat gigi setiap mandi dan
keramas 2 –3 hari sekali, klien tampak bersih.
Seksual : Klien memiliki 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan
Rekreasi : Rekreasi bersama anak hanya menonton tv saja.
Psikologis
 Persepsi Klien : Persepsi klien terhadap penyakitnya, klien
merasa kurang menjaga kesehatannya terutama
menjaga pola makan dan kurangnya istirahat.
 Konsep Diri : Baik, positif, kilen menyadari dirinya sudah
lansia
 Emosi : Klien mengatakan bila ada masalah yang tidak
bisa diselesaikan sendiri klien biasa selalu
mendiskusikan masalahnya dengan anak-
anaknya.
 Adaptasi : Klien mengatakan hubungan dengan tetangga
sekitar baik.
 Mekanisme Pertahanan Diri : Klien berdoa jika sedang mengalami masalah
atau kecemasan.
Keadaan Umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmenthis Apatis Somnolens
Suporus Coma
Skala Koma Glasgow : Eye: 4 Verbal : 5 Psikomotor : 6
Tanda-Tanda Vital : N = 90 x/menit Temp = 36, 0C
RR = 20 x/menit Tensi = 180/100 mmHg
Sistem Kardiovaskuler : Tekanan darah : 180/100 mmHg,
Nadi : 90x/menit, Capillary Refill Time : < 2 detik
Sistem Pernafasan : Frekuensi : 20x/menit, regular, Tidak ada suara napas
tambahan
Sistem Integumen : Kulit tampak bersih, warna sawo matang, lembab dan
tidak ada gangguan pada kulit
Sistem Perkemihan : BAK 4-5x sehari, tidak ada Inkontinensia
Sistem Muskulo Skeletal : Tidak ada gangguan pada otot kaki dan tangan, saat
dilakukan pengkajian klien tidak ada mengeluh nyeri
pada ototnya.
Sistem Endokrin : Tidak terdapat masalah
Sistem Gastrointestinal : Ny. J mengatakan nafsu makannya tidak mengalami
masalah. Klien mengatakan menghabiskan makanan
dengan porsi sedang. Pola makan 3x/sehari. Tidak ada
masalah pada abdomen, tidak terlihat adanya
pembesaran dan tidak terdapat nyeri tekan pada
abdomen. Tidak ada pembesaran hati, tidak ada masa
dan tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada cairan
asites. Tidak ada pembesaran limpa. BAB 1xsehari,
berwarna kekuningan dan lembek.
Sistem Reproduksi : Klien memiliki 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan
Sistem Persarafan : Kesadaran composmentis. Orientasi waktu, tempat dan
orang baik.
Sistem Penglihatan : Penglihatan klien masih baik tidak menggunakan kaca
mata
Sistem Pendengaran : Pendengaran klien baik
Sistem Pengecapan : Pengecapan klien baik
Sistem Penciuman : Penciuman klien baik
Tactil Respon : Normal
1.1.9 Status Kognitif/Afektif/Sosial
Short Porteble mental Status Questionnaire (SPMSQ) :
The short portable mental status quesionnaire (SPMSQ) pada Ny. J menunjukkan
fungsi intelektual utuh :
Mini Mental State Exam (MMSE) pada Ny. J menunjukkan tidak ada kerusakan
kognitif.
Inventaris Depresi Beck pada Ny. J menunjukkan tidak ada depresi
APGAR Keluarga pada Ny. J menunjukkan tidak ada disfungsi keluarga

1.1.10 Data Penunjang


Laboratorium : Tidak ada
Radiologi : Tidak ada
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas kehidupan Sehari-hari

Nama Klien : Ny. J Tanggal : 25 Mei 2021


Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 59 Tahun
TB/BB : 163 cm / 55 Kg Gol darah :O
Agama : Protestan
Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Tajahan Antang

Skore Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam smeua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di klasifikasikan
lain sebagai C, D, E Atau F
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual lansia
Nama Klien : Ny. J Tanggal : 25 Mei 2021
Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 59 Tahun
TB/BB : 163 cm / 55 Kg Gol darah :O
Agama : Protestan
Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Tajahan Antang
SKORE
NO PERTANYAAN JAWABAN
+ -
1 1 Tanggal berapa hari ini? 26
1 2 Hari apa sekarang ini? Senin
1 3 Apa nama tempat ini? Rumah
1 4 Berapa nomor telepon anda? 0853-2030-1068
1 5 Berapa umur anda? 59 Tahun
1 6 Kapan anda lahir? 1962
1 7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Jokowi
1 8 Siapa presiden sebelumnya? SBY
1 9 Siapa nama kecil ibu anda? Emma
1 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap penggurangan 3 17,14,
dari setiap angka baru, semua secara
menurun?
0 Jumlah kesalahan total
Keterangan:
1. Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10 kerusakan intelektual berat

 Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
 Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek
mempunyai pendidikan lebih dari SD
 Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit
hitam, dengan menggunakan kriteria pendidikan yang lama.

MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)


Menguji Aspek – Kognitif Dari Fungsi Mental

NILAI
KLIEN PERTANYAAN
Maks
ORIENTASI
5 5 (Tahun, musim, Tgl, Hari, Bulan, apa sekarang? Dimana
5 5 kita : (Negara, bagian, Wilayah, Kota).
REGISTRASI
3 3 Nama 3 objek (1 detik untuk mengatakan masing-masing)
tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda telah mengatakan.
Beri 1 point untuk tiap jawaban yang benar, kemudian
ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya jumlahkan
percobaan dan catat.
PERHATIAN & KALKULASI
5 3 Seri 7’s (1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban,
berganti eja kata belakang) (7 kata dipilih eja dari
belakang).
MENGINGAT
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point
untuk kebenaran.
BAHASA
9 9 Nama pensil & melihat (2 point)
Mengulang hal berikut tak ada jika (dan atau tetapi) 1
point.
30 30 Nilai total

KETERANGAN:
Mengkaji tingkat kesadaran klien sepanjang kontinum:
Composmenthis Apatis Somnolens Suporus Coma

Nilai Maksimun 30 (Nilai 21/Kurang indikasi ada kerusakan kognitif Perlu


penyelidikan lanjut)

INVENTARIS DEPRESI BECK


(PENILAIAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DARI BECK DAN DECLE, 1972)
Nama Klien : Ny. J Tanggal : 25 Mei 2021
Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 59 Tahun
TB/BB : 163 cm / 55 Kg Gol darah :O
Agama : Protestan
Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Tajahan Antang
URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal

D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas

E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri

H MENARIK DIRI DARI SOSIAL


3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek/tampak menjijikan
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua/tidak menarik dan ini membuat saya tidak
menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya

L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya

Keterangan:
0-4 : depresi tidak ada/ minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
16+ : depresi berat

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA


Alat Skrining Singkat Yang Dapat Digunakan Untuk Mengkaji Fungsi Sosial
Lansia

Nama Klien : Ny. J Tanggal : 25 Mei 2021


Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 59 Tahun
TB/BB : 163 cm / 55 Kg Gol darah :O
Agama : Protestan
Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Tajahan Antang
No Uraian Fungsi Skore
1 Saya puas bahwa saya dapat kembali pada ADAPTATION 2
keluarga (teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga (teman- PARTNERSHIP 2
teman) saya mebicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan masalah
dengan saya
3 Saya puas dengan cara keluarga (teman- GROWTH 2
teman) saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan
aktivitas/ arah baru
4 Saya puas dengan cara keluarga (teman- AFFECTION 2
teman) saya mengekspresikan afek dan
berespons terhadap emosi-emosi saya
seperti marah, sedih/ mencintai.
5 Saya puas dengan cara teman-teman saya RESOLVE 2
dan saya menyediakan waktu bersama-
sama.
Penilaian: TOTAL 10
Pertanyaan-pertanyaan yang di jawab:
 Selalu: skore 2
 Kadang-kadang: skore 1
 Hampir tidak pernah: skore 0

ANALISA DATA

Obyektif dan Data Subyektif


No (Etiologi) (Problem)
(sign/symptom)
DS Kurang sumber Defisit
: - Klien mengatakan kadang- pengetahuan pengetahuan
kadang merasa pusing, dan (penyakit Hipertensi)
mengatakan kurang (SDKI ; D0111.
mengetahui tentang
Hal. 246)
penyebab dan penanganan
penyakitnya.
- Klien juga mengatakan
sering makan makanan
yang asin (ikan kering).
- Klien mengatakan dirinya
tidak ikut posyandu lansia
hanya membeli obat di
toko obat, bila sakit parah
klien akan berobat ke
puskesmas.

DO
- Klien tampak bingung saat
ditanya tentang penyebab,
pencegahan dan
penanganan penyakit
hipertensinya
- Klien tampak sering
bertanya-tanya tentang
penyakitnya (hipertensi)

- Pada saat pemeriksaan TTV


- TD : 180/100 mmHg
- N : 90x/m
- S : 36o C
- RR : 20x/m

PRIORITAS MASALAH
1. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan Kurang sumber pengetahuan
( Penyakit Hipertensi) dibuktikan dengan Klien mengatakan kadang-kadang
merasa pusing, dan mengatakan kurang mengetahui tentang penyebab dan
penanganan penyakitnya, Klien juga mengatakan sering makan makanan
yang asin (ikan kering), Klien mengatakan dirinya tidak ikut posyandu lansia
hanya membeli obat di toko obat, bila sakit parah klien akan berobat ke
puskesmas. Klien tampak bingung saat ditanya tentang penyebab, pencegahan
dan penanganan penyakit hipertensinya, Klien tampak sering bertanya-tanya
tentang penyakitnya (hipertensi), Pada saat pemeriksaan TTV, TD : 180/100
mmHg, N : 90x/m, S : 36o C, RR : 20x/m

(SDKI D.0111. Hal.246).


2.3 RENCANA TINDAKAN

TUJUAN (KRITERIA
DX KEP INTERVENSI RASIONAL
HASIL)
1. Defisit Luaran Utama : Tingkat Edukasi Kesehatan 1. Untuk melihat kesiapan dan kemampuan
Pengetahuan Pengetahuan (SIKI;I.12383.Hal.65) klien dan keluarga dalam menerima
berhubungan (SLKI;L.12111.Hal. 146) informasi.
Observasi
dengan Kurang Setelah dilakukan 2. Untuk memberikan informasi dengan
1. Identifikasi kesiapan dan
sumber askep selama 1x30 mudah kepada klien dan keluarga
menit diharapkan kemampuan menerima
pengetahuan 3. Agar klien tahu jadwal pendidikan
( Penyakit defisit pengetahuan informasi
kesehatan tentang penyakit Hipertensi
Hipertensi) membaik dengan Terapeutik
(SDKI D.0111. Hal kriteria hasil: 2. Sediakan materi dan media 4. Membantu klien memahami faktor risiko
246) 1. Perilaku sesuai pendidikan kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan
anjuran meningkat 3. Jadwalkan pendidikan
dengan skor 5 5. Untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
kesehatan sesuai
2. Kemampuan dan sehat
menjelaskan kesempatan
pengetahuan Edukasi
tentang suatu topik 4. Jelaskan faktor risiko yang dapat
meningkat dengan mempengaruhi kesehatan
skor 5 5. Ajarkan perilaku hidup bersih
3. Pertanyaan tentang
dan sehat
masalah yang dihadapi
menurun dengan skor
5
2.4 IMPLEMENTASI
Hari / Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda Tangan
Jam dan
Nama Perawat
Rabu 16 Mei 2021 1) Mengidentifikasi kesiapan dan S:
Pukul : 16.30 wib kemampuan menerima - Ny. J mengatakan bisa memahami apa
informasi yang sudah di sampaikan.
2) Menyediakan materi dan media
- Ny. J mengatakan akan menghindari
pendidikan kesehatan
makanan yang dapat meningkatkan
3) Menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai penyakit hipertensi
( hipertensi) - Klien mengatakan kalau ada waktu
4) Menjelaskan faktor risiko yang bisa ikut senam lansia di puskemas
dapat mempengaruhi kesehatan terdekat.
5) Mengajarkan perilaku hidup O: Budi Prajaya
bersih dan sehat - Klien dapat menjelaskan tentang
penyakitnya
TTV :
TD : 140/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5 oC
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer C Suzanne & Bare G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah ed.8 vol 3. Jakarta: Penerbit buku kedokteran : EGC

Stockslager .L Jaime, dkk. (2007) Buku Saku Asuhan Keperawatan


Geriatrik. Jakarta : EGC
Redaksi Agromedia. (2009) Solusi Sehat mengatasi hipertensi. Jakarta :
AgromediaPustaka
Ilmu Penyakit Dalam. 2009 Edisi 3. Jilid I. Jakarta: FKUISustiani, Lanny,
Syamsir Alam dan Iwan Hadibroto..Stroke. Jakarta ; PT. GramediaPustaka
Utama.
Rencana Asuhan Keperawatan, 2010 Jakarta: EGCDoenges Marilynn E., et. al.
Tambayong Jon. 2010. “  Patofisiologi Untuk Keperawatan”, Jakarta, EGC
Kementrian Kesehatan RI. INFODATIN Pusat Data dan Informasi
Hipertensi.http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/p
usdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.pdf.

Anda mungkin juga menyukai