L
DENGAN ACUTE DECOMPESATED HEART FAILURE (ADHF)
Oleh :
NANANG AZIZ SANTOSO
NIM. A2R17062
2021
RESUME KASUS
A. Data Fokus
S : (Data Subjektif Pasien)
Pasien mengatakan masih terasa sesak
Pasien mengatakan dada terasa berat
Pasien mengatakan lelah
2. Rontgen : Pada foto thorax tampak membesar atrium kiri, ventrikel kanan dan cabang-
cabang dari arteri pulmonaris
CTR >50%
3. ECG :
B. ETIOLOGI
Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan : (Wijaya&Putri, 2013)
a. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
Kegagalan miokard berkontraksi mengakibatkan isi sekuncup dan curah
jantung (cardiac output) terjadi menurun.
b. Beban tekanan berlebihan pembebanan sistolik (systolic overload)
Beban berlebihan pada kemampuan ventrikel menyebabkan pengosongan
ventrikel terhambat.
c. Beban volum berlebihan pembebanan diastolic (diastolic overload)
d. Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic
overload) akan menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam
ventrikel meninggi.
e. Gangguan pengisian (hambatan input).
Hambatan dalam pengisian ventrikel dikarenakan gangguan pada aliran masuk
ventrikel akan menyebabkan pengeluaran ventrikel yang berkurang sehingga
curah jantung terjadi penurunan.
f. Hipertensi Sistemik / Pulmonal
Peningkatan beban kerja jantung mengakibatkan pengecilan serabut otot
jantung. Efeknya (hipertrofi miokard) sebagai mekanisme kompensasi karena
meningkatkan kontraktilitas jantung.
g. Penyakit jantung
h. Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade
perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.
C. Klasifikasi ADHF
Klasifikasi gagal jantung menurut NYHA (New York Heart Association) dibagi
menjadi 4 kelas yaitu:
Kelas 1: selama melakukan aktivitas fisik biasa pasien tidak ada sesak
nafas, kelelahan atau palpitasi.
Kelas 2: selama melakukan aktivitas fisik biasa pasien ada sesak nafas,
kelelahan atau palpitasi.
Kelas 3: gejala timbul saat melakukan berbagai aktivitas tetapi dapat
membaik saat beristirahat.
Kelas 4: gejala timbul meskipun sedang beristirahat (Lainscak, M., dkk.,
2017).
European Society of Cardiology (ESC) mengklasifikasi gagal jantung
menjadi 3 tipe yaitu:
HFrEF (Heart Failure reduced Ejection Fraction) : gagal jantung dengan
fraksi ejeksi < 40%.
(2) HFmrEF (Heart Failure mid- range Ejection Fraction) : gagal jantung
dengan fraksi ejeksi 40%-49%.
(3) HFpEF (Heart Failure preserved Ejection Fraction) : gagal jantung
dengan fraksi ejeksi > 50% (Ponikowski et al, 2016).
D. MANIFESTASI KLINIS
a. Sesak nafas (dyspnea) muncul saat istirahat dan beraktivitas.
b. Ortopnue yaitu saat berbaring sesak nafas, memerlukan posisi tidur setengah
duduk dengan menggunakan bantal lebih dari satu.
c. Paroxysmal Nocturnal Dyspneu (PND) yaitu tiba-tiba pada malam hari terasa
sesak nafas dan disertai batuk-batuk
d. Takikardia dan berdeber-debar
e. Batuk-batuk terjadi akibat edema pada broncus dan penekanan pada broncus
oleh atrium kiri yang dilatasi. Batuk sering berupa yang basah, berbusa dan
disertai bercak darah. Bunyi tambahan seperti ronkhi dapat disebabkan oleh
penumpukan cairan di paru akibat aliran balik darah ke paru-paru.
f. Mudah lelah (fatique)
g. Penumpukan cairan pada jaringan atau edema
Edema disebabkan oleh aliran darah yang keluar dari jantung melambat,
sehingga darah balik ke jantung menjadi terhambat. Hal tersebut
mengakibatkan cairan menumpuk di jaringan. Kerusakan ginjal yang tidak
mampu mengeluarkan natrium dan air juga menyebabkan retensi cairan dalam
jaringan. Penumpukan cairan di jaringan ini dapat terlihat dari bengkak di kaki
maupun pembesaran perut (Wijaya&Putri, 2013).
E. PATHWAY
Katup inkompetent
Penurunan perfusi organ Penurunan aliran balik sistemik,
sistemik penurunan venous return
Peningkatan
MK : Intoleransi afterload
Penurunan TD Aktivitas Mendesak Edema
sistemik lobus hepar ekstremitas
Peningkatan LA afterload
Peningkatan ADH
Kematian sel MK : Resiko
Edema pada Peningkatan tekanan hepar, fibrosis, gangguan
Retensi Na & air bronkus kapiler pulmonal sirosis integritas kulit
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENATALAKSANAAN
a. Keperawatan
1) Tirah Baring
Dimana akan mengurangi kerja jantung yang meningkat sehingga tenaga jantung
menurunkan tekanan darah melalui induksi diuresis berbaring.
2) Oksigen
Pemenuhan oksigen ini akan mengurangi pada demand miokard yang membantu
memenuhi kebutuhan oksigen pada tubuh.
3) Diet
Pengaturan diet ini akan membuat ketegangan otot jantung berkurang.
Selain itu pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur, atau
mengurangi edema.
Terapi non farmakologi :
a. Diet rendah garam
b. Pembatasan cairan
c. Mengurangi BB
d. Menghindari alkohol
e. Mengurangi stress
f. Pengaturan aktivitas fisik
4) Medis
Terapi farmakologi :
a. Digitalis : untuk meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat
frekuensi jantung misal: Digoxin
b. Diuretik : untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal serta mengurangi
edema paru misal : Furosemide (lasix)
c. Vasodilator :untuk mengurani tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel
misal : Natriumnitrofusida, nitrogliserin
d. Angiotension Converting Enzyme Inhibitor (ACE INHIBITOR) adalah agen yang
menghambat pembentukan angiotensi II sehingga menutunkan tekanan darah. Obat
ini juga menurunkan beban awal ( preload) dan beban akhir (afterload) misal:
catropil, ramipril, fosinopril
e. Inotropik (dopamin dan dobutamin).
Dopamin untuk meningkatkan tekanan darah, curah jantung dan produksi urin pada
syok kerdiogenik Dobutamin untuk menstimulasi adrenoreseptor dijantung
sehingga menigkatkan penurunan tekanan darah.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung
2. Intoleransi aktivitas b.d Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
3. Gangguan Pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi- perfusi
4. Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan
5. Resiko gangguan integritas kulit b.d kekurangan/ kelebihan volume cairan
6. Bersihan Jalan nafas tidak efektif b.d hiperskresi jalan nafas
3. INTERVENSI
- Pucat menurun - Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung, BNP, Ntpro-
BNP)
- Tekanan darah - Monitor fungsi alat pacu jantung
membaik - Periksa tekanan darah dan frekwensi nadisebelum dan sesudah aktifitas
- Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat (mis.
Betablocker, ACEinhibitor, calcium channel blocker, digoksin
Terapeutik
- Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi
nyaman
- Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein, natrium, kolestrol,
dan makanan tinggi lemak)
- Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi hidup sehat
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
- Rujuk ke program rehabilitasi jantung
2 Intoleransi aktivitas b.d (L.05047) Manajemen Energi
ketidakseimbangan
Setelah dilakukan Observasi
antara suplai dan
- Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
kebutuhan oksigen tindakan keperawatan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
selama 2x24 jam,
- Monitor pola dan jam tidur
diharapkan meningkat
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
dengan
Terapeutik
Kriteria Hasil:
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
- Frekuensi nadi
kunjungan)
meningkat - Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Kuluhan lelah - Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
menurun
- Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
- Dispnea saat Edukasi
aktivitas - Anjurkan tirah baring
menurun - Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Tekanan darah - Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
membaik - Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
- Frekuensi nafas Kolaborasi
membaik - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
dengan Terapeutik
Kriteria Hasil: - Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
- Elastisitas
- Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
meningkat
- Kerusakan - Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
jaringan - Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
menurun
- Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
- Kemerahan
- Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
menurun
- Suhu kulit Edukasi
membaik - Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
- Tekstur
- Anjurkan minum air yang cukup
membaik
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
DAFTAR PUSTAKA
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
ASKEP KMB
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
IDENTITAS
1. Nama : Ny. L
2. Umur : 50 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
6. Bahasa : Jawa
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : IRT
9. Alamat : Tulungagung
10. Alamat yg mudah dihubungi : Tulungagung
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Pasien masuk RS dengan keluhan terasa sesak dan terasa berat pada dada.
b. Keluhan Utama :
ASKEP KMB
Pasien mengatakan merasa sesak, dada terasa berat.
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Pasien mengatakan masih terasa sesak, dan dada masih terasa berat.
MRS. Pasien dibawah keluarga ke IGD RSUD Dr. Iskak pada tanggal 5 september
2021. Saturasi oksigen normal 95% Saat tiba di ruang IGD pasien segera diberikan
penanganan. Saat dikaji pasien terlihat pucat, terdapat napas cuping hidung,pola napas
abnormal,CRT <2 detik. Selanjutnya pasien di pindahkan ke ruangan ICCU untuk
perawatan intensif.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Pasien mengatakan tidak mempunyai gangguan riwayat kesehatan sebelumnya
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
pasien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit yang sama dengan pasien
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning kecoklatan Coklat
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Padat Lunak
- Jumlah - -
- Frekwensi 1-2x/hari 5-6x sehari
- Masalah BAB Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. B A K
- Warna Kuning Bening
ASKEP KMB
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji ± 1500 cc per hari
- Frekwensi 4x sehari 3x sehari
- Masalah BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. Minum
- Oral / NGT 1000ml/hari 1000ml/hari
- Frekwensi Air putih Air putih
- Jenis Tidak ada Tidak ada
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Teh Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada yang tidak suka Tidak ada yang tidak suka
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
F. Kebiasaan
- Merokok Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak Tidak
ASKEP KMB
Pasien kooperatif, dan pendengaran baik.
B. Orang yang paling dekat dengan klien :
Suami dan anak.
C. Rekreasi
Hobby : Berkerbun
Penggunaan Waktu Senggang : Berkerbun, menanam bunga
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Pasien tampak cemas pada penyakitnya. Dimana pasien tidak bisa beraktifitas
aktif seperti biasanya. Tetapi pasien nampak semangat untuk kesembuhannya.
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :
Pasien mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat di
sekitarnya. Sering mengikuti agenda acara yang diadakan dilingkungan dan sanak
saudara atau teman.
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Suami dan anak
KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
Pasien mengatakan tidak malu dengan penyakit yang dideritanya.
B. Harga Diri
Pasien tidak menarik diri dari lingkungannya.
C. Ideal Diri
Pasien mengatkan ingin segera sembuh dan pulang, menjalakan aktivitas seperti
biasanya
D. Identitas Diri
Pasien adalah seorang istri, dan ibu dengan 1 orang anak
E. Peran
Pasien mengatakan sakit yang dideritaya menganggu aktivitasnya sehari-hari, serta
perannya sebagai seorang istri dan ibu.
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Pasien sholat 5 waktu
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Pasien percaya sakitnya akan segera sembuh
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Pasien yakin kalau dirawat di RS akan segera cepat sembuh dan cepat pulang
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum
Lemah
B. Tanda – tanda vital
Suhu Tubuh : 36,7° C Nadi : 100 x/menit
Tekanan darah : 140/90 mmHg Respirasi : 24 x/menit
Tinggi Badan : 166 cm Berat Badan : 55 kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut
ASKEP KMB
a. Bentuk Kepala : bulat
Ubun-ubun : keras, tidak cekung
Kulit kepala : bersih, putih
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rata
Bau : tidak bau
Warna : hitam
c. Wajah
Warna Kulit : coklat
Struktur Wajah : wajah simetris
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :
Lengkap dan simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :
Tidak ada oedema, tidak ada luka
c. Konjuctiva dan sklera :
Tidak pucat, tidak icterus
d. Pupil :
Isokor
e. Kornea dan iris
Tidak ada peradangan
f. Ketajaman penglihatan / visus:
Normal 6/6
g. Tekanan bola mata :
Tidak terkaji
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
Simetris, tidak ada pembengkakan
b. Lubang Hidung :
Simetris
c. Cuping hidung :
ada
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetis kiri dan kanan
Ukuran telinga : normal, simetris
Ketenggangan telinga : elastis
b. Lubang telinga :
Bersih
c. Ketajaman pendengaran :
Normal, pasien menjawab pertanyaan dengan baik
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :
Lembab
ASKEP KMB
b. Keadaan gusi dan gigi :
Gusi baik, gigi terlihat bersih dan tidak memakai gigi palsu
c. Keadaan lidah :
Nampak bersih, tidak ada tremor lidah
d. Orofarings :
Tidak ada nyeri telan
6. Leher
a. Posisi trakhea : simetris
b. Tiroid : tidak ada pembesara kelenjar tyroid
c. Suara : baik, normal
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembesaran
e. Vena jugularis : tidak ada pembesaraan
f. Denyut nadi coratis : teraba
ASKEP KMB
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :
Teraba sama
b. Perkusi :
Sonor
c. Auskultasi
Suara Nafas :
Vesikuler, tidak ada suara tambahan
Suara Ucapan :
Normal, bergetar jelas sonor lapang paru
Suara Tambahan :
Tidak ada suara tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : Terlihat
- Ictus cordis : ICS 5 liniea mid clavicula sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Kanan atas : ICS II liniea sternalis dekstra, kiri atas : ICS II liniea sternalis
sinista. Kanan bawah : ICS IV liniea sternalis dekstra, kiri bawah : ICS IV
liniea sternalis sinistra
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : lup (terdengar tunggal)
- Bunyi jantung II : dup ( terdengar tunggal)
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 100x / menit
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal, tidak ada tanda tanda acites
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : tidak tampak
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 10 x/menit
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak ada benjolan
- Tanda-tanda ascites : tidak ada
- Hepar : tidak ada nyeri tekan
- Lien : tidak ada nyeri tekan
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen
Tympani
- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada
ASKEP KMB
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
tidak ada kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus :
ada, normal
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :
tidak ada kelainan, tidak ada hemoroid, tidak ada luka jahitan
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Compos metis ( 4,5,6 )
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Tidak ada kaku kuduk/kejang
3. Fungsi Motorik :
baik
4. Fungsi Sensorik :
baik
5. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Tidak normal
b. Refleks Patologis
Tidak normal
ASKEP KMB
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : ADHF
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
2. Rontgen
Pada foto thorax tampak membesar atrium kiri, ventrikel kanan dan cabang-cabang
dari arteri pulmonaris
3. E C G
ASKEP KMB
4. U S G
-
5. Lain – lain
-
Mahasiswa
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. L
Umur : 50 tahun
No. Register :
ASKEP KMB
DO :
1. TTV :
2. TD : 140/90 mmHg
3. HR : 100x / menit
4. S : 36,7° C
5. RR : 24 x / menit
6. Ekstremitas bawah
tampak oedema
7. Pemeriksaan CRT : <
2 detik
8. Dari radiologi
ditemukan
pembesaran jantung
9. Terpasang infus RL 20
tpm
Minor
DS: -
DO:
1. TTV :
TD : 140/90 mmHg
HR : 100x / menit
S : 36,7° C
RR : 24 x / menit
BB : 56
2. Ekstremitas bawah
tampak oedema
3. Pemeriksaan CRT : <
2 detik
4. Dari radiologi
ditemukan
pembesaran jantung
5. Terpasang infus RL
20 tpm
2. Mayor Ketidakseimbangan Gangguan pertukaran gas
DS : ventilasi perfusi
Pasien mengatakan terasa
ASKEP KMB
sesak
DO :
1. TTV :
TD : 140/90 mmHg
S : 36,7° C
RR : 24 x / menit
HR : 100x / menit
2. PaCo₂ ˂ 35 mmhg
(menurun)
3. PaO₂ 74 mmhg
(menurun)
4. pH 7,36 (menurun)
Minor
DS :
Pasien mengatakan terasa
sesak
DO :
1. TTV :
TD : 140/90 mmHg
S : 36,7° C
RR : 24 x / menit
HR : 100x / menit
2. Pasien tampak sesak
3. Pasien tampak pucat
4. Napas cuping hidung
5. Pola napas abnormal
(cepat,rguler,dalam)
ASKEP KMB
No. Register :
TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
1. 06 september Penurunan curah jantung b.d perubahan preload d.d adanya
2021 bradikardi,edema,tekanan darah meningkat.
ASKEP KMB
menurun - Monitor saturasi oksigen
- Gambaran EKG - Monitor keluhan nyeri dada
aritmia menurun (mis. Intensitas, lokasi,
- Edema menurun radiasi, durasi, presivitasi
yang mengurangi nyeri)
- Pucat menurun
- Monitor aritmia (kelainan
- Tekanan darah
irama dan frekwensi)
membaik - Monitor fungsi alat pacu
jantung
- Periksa tekanan darah dan
frekwensi nadisebelum dan
sesudah aktifitas
Terapeutik
- Posisikan pasien semi-fowler
atau fowler dengan kaki
kebawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang
sesuai (mis. Batasi asupan
kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi lemak)
- Berikan oksigen untuk
memepertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
- Rujuk ke program rehabilitasi
jantung
ASKEP KMB
b.d d ketidakseimbangan Setelah dilakukan
ventilasi perfusi d.d adanya Observasi
tindakan keperawatan
gelisah, napas cuping hidung,
pola napas abnormal. selama 2x24 jam, - Monitor frekuensi, irama,
diharapkan meningkat kedalaman, dan upaya napas
dengan - Monitor pola napas (seperti
Kriteria Hasil: bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul,
- Bunyi nafas
Cheyne-Stokes, Biot, ataksik
tambahan - Monitor adanya sumbatan
menurun jalan napas
- Napas cuping - Palpasi kesimetrisan
hidung menurun ekspansi paru
- PCO2 membaik - Auskultasi bunyi napas
membaik
Terapeutik
- Pola nafas
membaik - Atur interval waktu
pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATANPERKEMBANGAN
ASKEP KMB
- Memposisikan pasien semi-fowler atau fowler
08.30
dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
- Memberikan diet jantung yang sesuai (mis.
Batasi asupan kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi lemak)
- Memberikan oksigen untuk memepertahankan
saturasi oksigen >94%
Edukasi
Kolaborasi
ASKEP KMB
1. TD : 140/80 mmHg, HR : 100
upaya napas x/menit, RR : 24 x/menit, S: 36,7o
- Monitor pola napas (seperti bradipnea, C.
takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne- 2. Pasien tampak sesak
Stokes, Biot, ataksik 3. Pasien tampak pucat
4. Napas cuping hidung
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru 5. Pola napas abnormal
- Auskultasi bunyi napas (cepat,rguler,dalam)
08.30 - Monitor saturasi oksigen A : Masalah belum teratasi
- Monitor hasil x-ray toraks
P : Intervensi OTE dilanjutkan
Terapeutik
Edukasi
ASKEP KMB
nocturnal dyspenea, peningkatan CPV) 1. TD : 130/70 mmHg, HR : 85
- Memonitor intake dan output cairan x/menit, RR : 22 x/menit, S:
36,5o C.
- Memonitor saturasi oksigen
2. Oedema pada ekstremitas bawah
- Memonitor keluhan nyeri dada (mis. sudah berkurang
Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi 3. Pemeriksaan CRT <2 detik
4. Tampak istirahat dengan nyaman
yang mengurangi nyeri)
di tempat tidur, dengan posisi
- Memonitor aritmia (kelainan irama dan semifowler
frekwensi)
- Memonitor fungsi alat pacu jantung A : Masalah teratasi sebagian
ASKEP KMB
bertahap
- Mengajarkan pasien dan keluarga mengukur
09.40 intake dan output cairan harian
Kolaborasi
Terapeutik
ASKEP KMB
09.20
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
ASKEP KMB