2. ETIOLOGI
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang
berhubungan dengan hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin
yang berlebihan).
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
1. Faktor keturunan
2. Penyakit Diabetes Melitus
3. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
4. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin.
5. Berat badan yang berlebih (obesitas)
6. Jumlah alkohol yang dikonsumsi
7. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam
waktu lama.
3. TANDA DAN GEJALA
Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat mengenai sendi
ibu jari, tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau
sikut. Kebanyakan asam urat muncul sebagai serangan kambuhan.
Penyakit ini timbul dari kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan di mana
kadar asam urat dalam darah di atas normal.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan
pada wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbul secara
mendadak/akut, kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat
menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah, mengkilat,
bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat
hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada
umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki,
dan seringkali hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala
tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku
dan lain-lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita
pun sering merasa nyeri atau pegal-pegal dan sejenisnya. Anda bisa
memastikan apakah Anda terkena asam urat atau tidak dengan cara
mengetahui gejala-gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
1. Kesemutan dan linu.
2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan,
panas, dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
4. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
5. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
pergelangan tangan serta siku.
6. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat
akan bergerak.
7. Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu
ginjal serta dalam jangka waktu lama, akan merusak ginjal secara
permanen hingga diperlukan cuci darah seumur hidup. Kadar asam urat
yang tinggi ternyata juga berhubungan dengan kejadian diabetes
mellitus (kencing manis) dan hipertensi.
8. Selain itu, gejala asam urat juga bisa terlihat dari keadaan tubuh tidak
sehat seperti demam, menggigil, dan rasa tidak enak badan. Gejala
asam urat lain seperti denyut jantung yang sangat cepat bisa juga
terjadi. Gejala asam urat umumnya akan muncul pada usia pertengahan
untuk pria, sedangkan pada wanita gejala asam urat akan mulai muncul
setelah menopause. Serangan asam urat berupa gejala awal yang terasa
pada persendian biasanya akan berlangsung selama beberapa hari dan
kemudian menghilang sampai dengan serangan berikutnya. Gejala asam
urat harus benar-benar diwaspadai untuk menghindari serangan asam
urat yang lebih parah.
Menurut Khomsam A.S. Harliawati (2008) gejala serangan asam
urat ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke
jari-jari lainnya. Biasanya, rasa nyeri yang hebat tersebut berlangsung
selama 24 jam. Selanjutnya, berangsur berkurang sampai menghilang
dalam waktu 3-7 hari. Jika kadar asam urat serangan pertama tidak
diturunkan menjadi normal, akan terjadi serangan selanjutnya dan
bersifat menahun.
Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tirnbulnya serangan
kedua dan selanjutnya sulit diprediksi. Namun, dari berbagai
penelitian dikemukakan bahwa semakin tinggi kadar asam urat,
semakin sering juga terjadi serangan nyeri dengan berbagai
komplikasi. Serangan pun tidak hanya di ibu jari tangan, tetapi
menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku, telinga, sendi kecil lain
pada tangan, dan otot. Nyeri akan semakin bertambah saat tengah
malam. Sendi yang terserang akan tampak merah, mengilat, bengkak,
kulit di atasnya terasa panas, dan persendian sulit digerakkan. Selain
itu, badan menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu makan
berkurang, dan jantung berdebar. (Silvia 2009).
4. KLASIFIKASI
Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
1. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
2. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan
kadar purin tinggi.
5. PATOFISIOLOGI Peningkatan produksi asam urat
Nyeri b.d inflamasi
GOUT
- Atritis Gangguan citra tubuh b.d ekskresi asam urat oleh ginjal
akut adanya trofi
- Tofi
Membentuk kristal asam urat - Proteinuria
Gangguan mobilitas fisik - Hipertensi
Destruksi sendi dan jaringan lunak b.d disfungsi persendian ringan
Batu ginjal asam urat
Kurangnya pengetahuan
Disfungsi persendian mengenai penyakit b.d tidak
terpaparnya informasi
Resiko cidera
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
2. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
3. Didapatkan leukositosis ringan
4. LED meninggi sedikit
5. Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
6. Pemeriksaan cairan tofi
7. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian
Cholasin. Cholasin adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik
dari leukosit sehingga memberikan perubahan sehingga memberikan
perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.
7. PENATALAKSANAAN
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan
kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mnecegah penimbunan kristal urat
pada jaringan, terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipouresemik
Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan
gout. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin,
modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan
pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif.
Terapi farmakologi
Serangan akut
Istirahat dan terapi cepat dnegan pemberian NSAID, misalnya
indometasin 200 mg/hari atau diklofenak 159 mg/hari, merupakan
terapi lini pertama dalam menangani serangan akut gout, asalkan tidak
ada kontraindikasi terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena
ekskresi aspirin berkompetesi dengan asam urat dan dapat
memperparah serangan gout akut. Obat yang menurunkan kadar asam
urat serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti probenesid dan
sulfinpirazon) tidak boleh digunakan pada serangan akut.
Penanganan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX 2), kolkisin dan
kortikosteroid untuk serangan akut dibicarakan berikut ini :
1. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien
yang mengalami serangan gout akut. NSAID harus diberikan
dengan dosis sepenuhnya pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa
nyeri hilang. NSAID yang umum digunakan untuk mengatasi
episode gout akut adalah :
Naproxen- awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
Piroxicam- awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
Diclofenac- awal 100 ,g, kemudian 50 mg 3x/hari
2. COX-2 inhibitor; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 yang
dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif
tapi cukup mahal, dan bermanfaat terutama bagi pasien yang tidak
tahan terhadap efek gastrointestinal NSAID non selektif. COX-2
inhibitor mempunyai resiko efek samping gastrointestinal bagian
atas lebih rendah dibanding NSAID non selektif.
3. Colchicine merupaka terapi spesifik dan efektif untuk serangan
gout akut. Namun dibanding NSAID kurang populer karena
kerjanya lebih lambat dan efek samping lebih sering dijumpai.
4. Steroid adalah strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin. Cara
ini dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2
sendi yang terkena. Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat
diferensial diagnosis antara atrithis sepsis dan gout akut.
Serangan kronik
Kontrol jangka panjang hiperuriesmia merupakan faktor penting untuk
mencegah terjadinya serangan akut gout, keterlibatan ginjal dan
pembentukan batu asam urat. Penggunaan allopurinol, urikourik dan
feboxsotat untuk terapi gout kronik dijelaskan berikut ini:
1. Allopurinol ; obat hipouresemik pilihan untu gout kronik adalah
alluporinol, selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi
fungsi ginjal. Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan
cara menghambat enzim xantin oksidase.
2. Obat urikosurik; kebanyakan pasien dengan hiperuresmia yang
sedikit mengekskresikan asam urat dapat terapi dengan obat
urikosurik. Urikosurik seperti probenesid (500 mg-1 g 2x/hari).
8. MASALAH KEPERAWATAN
a. Nyeri b.d adanya proses penyakit
b. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri persendian
c. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Data Umum
Nama : ……………………
Umur : …………………...
Alamat :……………………
Pendidikan :……………………
Keluarga yang dapat dihubungi : ………………… ..
Telp : ……………………
Riwayat jatuh/injuri : (penyebab, gejala, tempat jatuh)
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat penggunaan obat-obatan :
B. Pengklajian Fisik
1. Data Klinik :
Tinggi badan : …… cm Berat badan : …… Kg
Temperatur : ………….0C Nadi : ….. (kuat/lemah;teratur/tidak)
Tekanan darah : ………mmHg
Keadaan Umum : .......................................
Tingkat kesadaran : .......................................
Skala Koma Glasglow : .......................................
Tanda – tanda Vital :
TD :.................mmHg
Nadi :................X/ Menit
RR :.................x/ Menit
Suhu : ..............°C
INTEGUMEN :
Lesi / luka : □ Ya □ Tidak
Pruritus : □ Ya □ Tidak
Perubahan Pigmentasi : □ Ya □ Tidak
Perubahan tekstur : □ Ya □ Tidak
Sering memar : □ Ya □ Tidak
Perubahan Rambut : □ Ya □ Tidak
Perubahan Kuku : □ Ya □ Tidak
HEMOPEATIK
Perdarahan/ memar : □ Ya □ Tidak
Abnormal
Pembengkakan kelenjar : □ Ya □ Tidak
Limfa
Anemia : □ Ya □ Tidak
KEPALA
Sakit Kepala : □ Ya □ Tidak
Trauma masa lalu : □ Ya □ Tidak
Pusing : □ Ya □ Tidak
Gatal pada kepala : □ Ya □ Tidak
MATA
Perubahan penglihatan : □ Ya □ Tidak
Kaca mata/ kontak lensa : □ Ya □ Tidak
Nyeri : □ Ya □ Tidak
Air mata berlebihan : □ Ya □ Tidak
Pruritus : □ Ya □ Tidak
Bengkak sekitar mata : □ Ya □ Tidak
Kabur : □ Ya □ Tidak
Fotofobia : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
Konjungtiva : □ Ya □ Tidak
Sklera : □ Ya □ Tidak
TELINGA
Perubahan pendengaran : □ Ya □ Tidak
Tinitus : □ Ya □ Tidak
Vertigo : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
HIDUNG Dan SINUS
Rinorea : □ Ya □ Tidak
Epistaksis : □ Ya □ Tidak
Obstruksi : □ Ya □ Tidak
Nyeri pada sinus : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
MULUT Dan TENGGOROKAN
Sakit tenggorokan : □ Ya □ Tidak
Lesi / ulkus : □ Ya □ Tidak
Kesulitan menelan : □ Ya □ Tidak
Perdarahan gusi : □ Ya □ Tidak
Karies : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
Pola menggosok gigi : □ Ya □ Tidak
LEHER
Kekakuan : □ Ya □ Tidak
Nyeri / nyeri tekan : □ Ya □ Tidak
Benjolan / massa : □ Ya □ Tidak
Keterbatasan gerak : □ Ya □ Tidak
PERNAFASAN
Batuk : □ Ya □ Tidak
Sesak nafas : □ Ya □ Tidak
Hemoptisis : □ Ya □ Tidak
Sputum : □ Ya □ Tidak
Asma / alergi pernafasan : □ Ya □ Tidak
Suara nafas : □ vesikuler □ Bronkial □ Bronko Vesikuler
Suara nafas tambahan : □ ronkhi □ wheezing
KARDIOVASKULER
Nyeri dada : □ Ya □ Tidak
Palpitasi : □ Ya □ Tidak
Sesak nafas : □ Ya □ Tidak
GASTROINTESTINAL
Nyeri ulu hati : □ Ya □ Tidak
Mual / muntah : □ Ya □ Tidak
Hematemesis : □ Ya □ Tidak
Perubahan nafsu makan : □ Ya □ Tidak
Benjolan/ massa : □ Ya □ Tidak
Diare : □ Ya □ Tidak
Konstipasi : □ Ya □ Tidak
Melena : □ Ya □ Tidak
Hemoroid : □ Ya □ Tidak
Perdarahan rectum : □ Ya □ Tidak
Pola defecasi biasanya : □ Ya □ Tidak
PERKEMIHAN
Frekuensi : □ Ya □ Tidak
Menetes : □ Ya □ Tidak
Hematuria : □ Ya □ Tidak
Poliuria : □ Ya □ Tidak
Nokturia : □ Ya □ Tidak
Inkontinensia : □ Ya □ Tidak
Nyeri saat berkemih : □ Ya □ Tidak
Batu infeksi : □ Ya □ Tidak
MUSKUSKELETAL
Nyeri persendian : □ Ya □ Tidak
Kekakuan : □ Ya □ Tidak
Pembengkakan sendi : □ Ya □ Tidak
Kram : □ Ya □ Tidak
Kelemahan otot : □ Ya □ Tidak
Masalah cara berjalan : □ Ya □ Tidak
SISTEM SARAF PUSAT
Sakit kepala : □ Ya □ Tidak
Paralysis : □ Ya □ Tidak
Paresis : □ Ya □ Tidak
Masalah koordinasi : □ Ya □ Tidak
Tic/ temor/ spasme : □ Ya □ Tidak
Parastesia : □ Ya □ Tidak
Cedera kepala : □ Ya □ Tidak
Masalah memori : □ Ya □ Tidak
SISTEM ENDOKRIN
Goiter : □ Ya □ Tidak
Polifagia : □ Ya □ Tidak
Poliuria : □ Ya □ Tidak
STATUS FUNGSIONAL
Indeks Katz ( Aktivitas Kehidupan sehari – hari ) ...............................................
Indeks Katz Menurut Maryam, R. Siti, 2011
Jumlah
Analisis Hasil :
Point : 13 – 17 : Mandiri
Point : 0 – 12 : Ketergantungan
STATUS KOGNITIF/ AFEKTIF
Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) :.................................
Nomer Pertanyaan
Tanggal berapa hari ini ?
Hari apa sekarang ?
Apa nama tempat ini ?
Dimana alamat anda ?
Nemer berapa rumah anda ?
Kapan anda lahir ?
Siapa presiden indonesia sekarang ?
Siapa nama presiden sebelumnya ?
Siapa nama ibu anda ?
Jumlah Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun
Analisi hasil :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Analis hasil :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : probbable gangguan kognitif
Nilai 0 – 16 : Difinitif gangguan
Analis Hasil
0-6 Depresi tidak ada atau minimal
7-13 Depresi ringan
14-21 Depresi sedang
22-39 Depresi berat
Analisi hasil:
Selalu = 2,
Kadang-kadang = 1,
Hampir tidak pernah = 0
Masalah Kesehatan Kronis
Keluhan kesehatan yang
Tidak
dirasakan klien dalam waktu 3Selalu Sering Jarang
NO pernah
bulan terakhir berkaitan(3) (2) (1)
(0)
dengan fungsi-fungsi.
A Fungsi penglihatan
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair
3. Nyeri pada mata
B Fungsi pendengaran
4. Pendengaran berkurang
5. Telinga berdenging
C Fungsi paru (pernapasan)
6. Batuk lama disertai keringat malam
7. Sesak nafas
8. Berdahak/sputum
D Fungsi Jantung jantung
9. berdebar-debar
10. Cepat lelah
11. Nyeri dada
E Fungsi pencernaan
12. Mual/muntah
13. Nyeri ulu hati
14. Makan dan minum banyak
(berlebihan)
15. Perubahan kebiasaan BAB
(mencret/sembelit)
F Fungsi pergerakan
16. Nyeri kaki saat berjalan
17. Nyeri pinggang atau tulang
belakang
18. Nyeri persendian/bengkak
G Fungsi persarafan
19. Lumpuh/kelemahan pada kaki dan
tangan
20. Kehilangan rasa
21. Gemetar/tremor
22. Nyeri/pegal pada daerah tengkuk
H Fungsi saluran perkemihan
23. Buang air kecil banyak
24. Sering BAK pada malam hari
25. Tidak mampu mengontrol
pengeluaran air kemih (ngompol)
JUMLAH
Analisi hasil :
Skor ≤ 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis
Skor 26-50 : masalah kesehatan kronis sedang
Skor ≥ 51 : masalah kesehatan kronis berat
M. CATATAN PERKEMBANGAN
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/300/1/Untitled.pdf
(Diakses pada tanggal 24 Desember 2020 pada pukul 09:00 WIB)
https://studylibid.com/doc/317473/laporan-pendahuluan-asam-urat
(Diakses pada tanggal 24 Desember 2020 pada pukul 10:00 WIB)
https://www.academia.edu/36759462/Laporan_Pendahuluan_Gerontik_Asam_Ur
at_1_
(Diakses pada tanggal 24 Desember 2020 pada pukul 15:00 WIB)
https://www.scribd.com/doc/284014750/Lp-Asam-Urat-Gout
(Diakses pada tanggal 25 Desember 2020 pada pukul 12:00 WIB)
https://www.scribd.com/doc/229711246/SAP-Keluarga-Asam-Urat
(Diakses pada tanggal 25 Desember 2020 pada pukul 12:00 WIB)