Anda di halaman 1dari 30

A.

KONSEP DASAR LANSIA


1. DEFINISI LANSIA
Lanjut usia (lansia) adalah populasi manusia yang telah mencapai usia
65 tahun (Touhy & Jett, 2014). Hal ini serupa dengan yang diemukakan
oleh para ahli gerontology yang mengatakan bahwa seseorang dapat
dikatakan lansia apabila telah mencapai usia 65 tahun (Miller, 2012).
Lansia sendiri terbagi dalam beberapa tingkatan yaitu lansia muda dengan
rentang usia 65-74 tahun, lansia pertengahan dengan rentang usia 75-84
tahun, lansia sangat tua dengan rentang usia 85 tahun ke atas (DeLaune &
Ladner, 2002; Mauk, 2006).
Menurut undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia di Indonesia menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lansia
adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Sehingga
setiap penduduk Indonesia yang telah berusia 60 tahun atau lebih telah
masuk dalam kategori lansia. Lansia di Indonesia diklasifikasikan menjadi
(1) kelompok usia prasenilis yaitu berusia 45-59 tahun (2) kelompok usia
lanjut yaitu berusia 60 tahun ke atas (3) kelompok usia risiko tinggi yaitu
berusia 70 tahun ke atas ataupun berusia 60 tahun ke atas dengan masalah
kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2009).
2. PROSES MENUA
Proses menua adalah peristiwa yang akan terjadi pada laki-laki dan
perempuan, baik muda maupun tua (Miller,2012). Hal tersebut
dikarenakan proses menua merupakan bagian dari peristiwa siklus
kehidupan manusia. Siklus kehidupan manusia dimulai dari janin dan
berakhir pada tahapan lanjut usia dan kematian. Lanjut usia merupakan
tahap akhir perkembangan manusia. Sehingga lansia adalah manusia
dewasa yang telah mengalami proses menua tahap akhir.
3. KLASIFIKASI
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia.
a. Pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia Resiko Tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan (Depkes RI, 2003).
d. Lansia Potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI,
2003).
e. Lansia Tidak Potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI,
2003).
4. KARAKTERISTIK
Menurut Keliat (1999) dan Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13
tentang kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi
adaftif hingga kondisi maladaptif.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, 2008)
5. TIPE LANSIA
Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan bermacam-
macam tipe usia lanjut. Yang menonjol antara lain:
a. Tipe arif bijaksana.
Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, mempunyai diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri
Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan
kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan,
serta memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang
proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan
daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang
disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit
dilayani dan pengkritik.
d. Tipe pasrah
Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,
mempunyai konsep habis (“habis gelap datang terang”), mengikuti
kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
e. Tipe bingung
Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2008).
6. TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA
Menurut Duvall dalam Wong (2008) tugas perkembangan lansia meliputi:
a. mengalihkan peran bekerja dengan masa senggang dan persiapan
pensiun atau pensiun penuh
b. memelihara fungsi pasangan dan fungsi individu serta beradaptasi
dengan proses penuaan,
c. mempersiapkan diri untuk menghadapi proses kematian dan
kehilangan pasangan hidup dan/atau saudara kandung maupun teman
sebaya. Sedangkan menurut Erickson tugas perkembangan pada masa
lansia adalah integritas ego (Stolte, 2003).
Menerima apa yang telah dilakukan seseorang dengan bijak tanpa
memperhatikan rasa sakit dan proses yang terjadi dalam perjalanannya
menjadi bagian dari tugas ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tugas
perkembangan lansia berinti pada adaptasi dan penyesuaian terhadap
perubahan yang terjadi pada lansia baik dari fisik, psikologis, dan sosial.

B. KONSEP DASAR ARTRITIS GOUT


1. DEFINISI
Menurut Mutia Sari (2010 : 5) asam urat adalah akibat tingginya
kadar asam urat di tubuh. Silvia S. (2009 : 10) berpendapat bahwa asam
urat adalah asam yang berbentuk kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin (bentuk turunan nukeloprotein) yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Khomsan A. S. Harlinawati Y. (2008 : 4)  mengatakan asam urat
ialah terjadinya penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat merupakan bagian
metabolisme purin.
Dalam keadaan normal dan jika tidak berlangsung normal asam urat
akan menumpuk dalam jaringan tubuh. Akibatnya, terjadi penumpukan
kristal asam urat pada daerah persendian sehingga menimbulkan rasa
sakit yang luar biasa.
Gout adalah gangguan yang menyebabkan kesalahan metabolisme
purin yang menimbulkan hipersemia (kadar asam urat serum > 7,0 mg
/100ml). Ini dapat mempengaruhi sendi (kaki). Secara khas, sendi
metatarsafalangeal pertama dari ibu jari kaki besar adalah sisi primer yang
terlibat. Sendi lain yang terlibat dapat meliputi lutut dan pergelangan kaki.
Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran
khusus yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria
daripada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan
pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Merupakan jenis penyakit reumatik yang
penatalaksanaannya mudah dan efektif. Sebaliknya pada pengobatan yang
tidak memadai, gout dapat menyebabkan destruksi sendi. Kelainan ini
berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperurisemia.

2. ETIOLOGI
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang
berhubungan dengan hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin
yang berlebihan).
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
1. Faktor keturunan
2. Penyakit Diabetes Melitus
3. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
4. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin.
5. Berat badan yang berlebih (obesitas)
6. Jumlah alkohol yang dikonsumsi
7. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam
waktu lama.
3. TANDA DAN GEJALA
Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat  mengenai sendi
ibu jari, tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau
sikut. Kebanyakan asam urat muncul sebagai serangan kambuhan.
Penyakit ini timbul dari kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan di mana
kadar asam urat dalam darah di atas normal.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan
pada wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan  asam urat biasanya timbul secara
mendadak/akut, kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat
menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah, mengkilat,
bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat
hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada
umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki,
dan seringkali hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala
tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku
dan lain-lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita
pun sering merasa nyeri atau pegal-pegal dan sejenisnya. Anda bisa
memastikan apakah Anda terkena asam urat atau tidak dengan cara
mengetahui gejala-gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
1. Kesemutan dan linu.
2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan,
panas, dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
4. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
5. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
pergelangan tangan serta siku.
6. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat
akan bergerak.
7. Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu
ginjal serta dalam jangka waktu lama, akan merusak ginjal secara
permanen hingga diperlukan cuci darah seumur hidup. Kadar asam urat
yang tinggi ternyata juga berhubungan dengan kejadian diabetes
mellitus (kencing manis) dan hipertensi.
8. Selain itu, gejala asam urat juga bisa terlihat dari keadaan tubuh tidak
sehat seperti demam, menggigil, dan rasa tidak enak badan. Gejala
asam urat lain seperti denyut jantung yang sangat cepat bisa juga
terjadi. Gejala asam urat umumnya akan muncul pada usia pertengahan
untuk pria, sedangkan pada wanita gejala asam urat akan mulai muncul
setelah menopause. Serangan asam urat berupa gejala awal yang terasa
pada persendian biasanya akan berlangsung selama beberapa hari dan
kemudian menghilang sampai dengan serangan berikutnya. Gejala asam
urat harus benar-benar diwaspadai untuk menghindari serangan asam
urat yang lebih parah.
Menurut Khomsam A.S. Harliawati (2008) gejala serangan asam
urat ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke
jari-jari lainnya. Biasanya, rasa nyeri yang hebat tersebut berlangsung
selama 24 jam. Selanjutnya, berangsur berkurang sampai menghilang
dalam waktu 3-7 hari. Jika kadar asam urat serangan pertama tidak
diturunkan menjadi normal, akan terjadi serangan selanjutnya dan
bersifat menahun.
Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tirnbulnya serangan
kedua dan selanjutnya sulit diprediksi. Namun, dari berbagai
penelitian dikemukakan bahwa semakin tinggi kadar asam urat,
semakin sering juga terjadi serangan nyeri dengan berbagai
komplikasi. Serangan pun tidak hanya di ibu jari tangan, tetapi
menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku, telinga, sendi kecil lain
pada tangan, dan otot. Nyeri akan semakin bertambah saat tengah
malam. Sendi yang terserang akan tampak merah, mengilat, bengkak,
kulit di atasnya terasa panas, dan persendian sulit digerakkan. Selain
itu, badan menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu makan
berkurang, dan jantung berdebar. (Silvia 2009).
4. KLASIFIKASI
Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
1. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
2. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan
kadar purin tinggi.
5. PATOFISIOLOGI Peningkatan produksi asam urat
Nyeri b.d inflamasi
GOUT

Alkohol, diet tinggi purin Obat-obatan


(Gout primer) (Gout sekunder)

Hipersaturasi dari urat  produksi asam urat  Kadar laktat


plasma dan cairan tubuh

Pengendapan asam urat Hambatan ekskresi asam urat oleh ginjal


Penimbunan di dalam dan sekeliling sendi
Kristalisasi asam urat

Peradangan (inflamasi) Serangan Gout Hiperurisemia

Serangan berulang-ulang Nefrolitiasis

- Atritis Gangguan citra tubuh b.d  ekskresi asam urat oleh ginjal
akut adanya trofi
- Tofi
Membentuk kristal asam urat - Proteinuria
Gangguan mobilitas fisik - Hipertensi
Destruksi sendi dan jaringan lunak b.d disfungsi persendian ringan
Batu ginjal asam urat
Kurangnya pengetahuan
Disfungsi persendian mengenai penyakit b.d tidak
terpaparnya informasi

Resiko cidera
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
2. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
3. Didapatkan leukositosis ringan
4. LED meninggi sedikit
5. Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
6. Pemeriksaan cairan tofi
7. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian
Cholasin. Cholasin adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik
dari leukosit sehingga memberikan perubahan sehingga memberikan
perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.
7. PENATALAKSANAAN
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan
kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mnecegah penimbunan kristal urat
pada jaringan, terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipouresemik
Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan
gout. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin,
modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan
pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif.
Terapi farmakologi
 Serangan akut
Istirahat dan terapi cepat dnegan pemberian NSAID, misalnya
indometasin 200 mg/hari atau diklofenak 159 mg/hari, merupakan
terapi lini pertama dalam menangani serangan akut gout, asalkan tidak
ada kontraindikasi terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena
ekskresi aspirin berkompetesi dengan asam urat dan dapat
memperparah serangan gout akut. Obat yang menurunkan kadar asam
urat serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti probenesid dan
sulfinpirazon) tidak boleh digunakan pada serangan akut.
Penanganan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX 2), kolkisin dan
kortikosteroid untuk serangan akut dibicarakan berikut ini :
1. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien
yang mengalami serangan gout akut. NSAID harus diberikan
dengan dosis sepenuhnya pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa
nyeri hilang. NSAID yang umum digunakan untuk mengatasi
episode gout akut adalah :
 Naproxen- awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
 Piroxicam- awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
 Diclofenac- awal 100 ,g, kemudian 50 mg 3x/hari
2. COX-2 inhibitor; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 yang
dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif
tapi cukup mahal, dan bermanfaat terutama bagi pasien yang tidak
tahan terhadap efek gastrointestinal NSAID non selektif. COX-2
inhibitor mempunyai resiko efek samping gastrointestinal bagian
atas lebih rendah dibanding NSAID non selektif.
3. Colchicine merupaka terapi spesifik dan efektif untuk serangan
gout akut. Namun dibanding NSAID kurang populer karena
kerjanya lebih lambat dan efek samping lebih sering dijumpai.
4. Steroid adalah strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin. Cara
ini dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2
sendi yang terkena. Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat
diferensial diagnosis antara atrithis sepsis dan gout akut.
 Serangan kronik
Kontrol jangka panjang hiperuriesmia merupakan faktor penting untuk
mencegah terjadinya serangan akut gout, keterlibatan ginjal dan
pembentukan batu asam urat. Penggunaan allopurinol, urikourik dan
feboxsotat untuk terapi gout kronik dijelaskan berikut ini:
1. Allopurinol ; obat hipouresemik pilihan untu gout kronik adalah
alluporinol, selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi
fungsi ginjal. Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan
cara menghambat enzim xantin oksidase.
2. Obat urikosurik; kebanyakan pasien dengan hiperuresmia yang
sedikit mengekskresikan asam urat dapat terapi dengan obat
urikosurik. Urikosurik seperti probenesid (500 mg-1 g 2x/hari).
8. MASALAH KEPERAWATAN
a. Nyeri b.d adanya proses penyakit
b. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri persendian
c. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Data Umum
Nama : ……………………
Umur : …………………...
Alamat :……………………
Pendidikan :……………………
Keluarga yang dapat dihubungi : ………………… ..
Telp : ……………………
Riwayat jatuh/injuri : (penyebab, gejala, tempat jatuh)
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat penggunaan obat-obatan :

B. Pengklajian Fisik
1. Data Klinik :
 Tinggi badan : …… cm Berat badan : …… Kg
 Temperatur : ………….0C Nadi : ….. (kuat/lemah;teratur/tidak)
 Tekanan darah : ………mmHg
Keadaan Umum : .......................................
Tingkat kesadaran : .......................................
Skala Koma Glasglow : .......................................
Tanda – tanda Vital :
TD :.................mmHg
Nadi :................X/ Menit
RR :.................x/ Menit
Suhu : ..............°C
INTEGUMEN :
Lesi / luka : □ Ya □ Tidak
Pruritus : □ Ya □ Tidak
Perubahan Pigmentasi : □ Ya □ Tidak
Perubahan tekstur : □ Ya □ Tidak
Sering memar : □ Ya □ Tidak
Perubahan Rambut : □ Ya □ Tidak
Perubahan Kuku : □ Ya □ Tidak
HEMOPEATIK
Perdarahan/ memar : □ Ya □ Tidak
Abnormal
Pembengkakan kelenjar : □ Ya □ Tidak
Limfa
Anemia : □ Ya □ Tidak
KEPALA
Sakit Kepala : □ Ya □ Tidak
Trauma masa lalu : □ Ya □ Tidak
Pusing : □ Ya □ Tidak
Gatal pada kepala : □ Ya □ Tidak
MATA
Perubahan penglihatan : □ Ya □ Tidak
Kaca mata/ kontak lensa : □ Ya □ Tidak
Nyeri : □ Ya □ Tidak
Air mata berlebihan : □ Ya □ Tidak
Pruritus : □ Ya □ Tidak
Bengkak sekitar mata : □ Ya □ Tidak
Kabur : □ Ya □ Tidak
Fotofobia : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
Konjungtiva : □ Ya □ Tidak
Sklera : □ Ya □ Tidak
TELINGA
Perubahan pendengaran : □ Ya □ Tidak
Tinitus : □ Ya □ Tidak
Vertigo : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
HIDUNG Dan SINUS
Rinorea : □ Ya □ Tidak
Epistaksis : □ Ya □ Tidak
Obstruksi : □ Ya □ Tidak
Nyeri pada sinus : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
MULUT Dan TENGGOROKAN
Sakit tenggorokan : □ Ya □ Tidak
Lesi / ulkus : □ Ya □ Tidak
Kesulitan menelan : □ Ya □ Tidak
Perdarahan gusi : □ Ya □ Tidak
Karies : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
Pola menggosok gigi : □ Ya □ Tidak
LEHER
Kekakuan : □ Ya □ Tidak
Nyeri / nyeri tekan : □ Ya □ Tidak
Benjolan / massa : □ Ya □ Tidak
Keterbatasan gerak : □ Ya □ Tidak
PERNAFASAN
Batuk : □ Ya □ Tidak
Sesak nafas : □ Ya □ Tidak
Hemoptisis : □ Ya □ Tidak
Sputum : □ Ya □ Tidak
Asma / alergi pernafasan : □ Ya □ Tidak
Suara nafas : □ vesikuler □ Bronkial □ Bronko Vesikuler
Suara nafas tambahan : □ ronkhi □ wheezing
KARDIOVASKULER
Nyeri dada : □ Ya □ Tidak
Palpitasi : □ Ya □ Tidak
Sesak nafas : □ Ya □ Tidak
GASTROINTESTINAL
Nyeri ulu hati : □ Ya □ Tidak
Mual / muntah : □ Ya □ Tidak
Hematemesis : □ Ya □ Tidak
Perubahan nafsu makan : □ Ya □ Tidak
Benjolan/ massa : □ Ya □ Tidak
Diare : □ Ya □ Tidak
Konstipasi : □ Ya □ Tidak
Melena : □ Ya □ Tidak
Hemoroid : □ Ya □ Tidak
Perdarahan rectum : □ Ya □ Tidak
Pola defecasi biasanya : □ Ya □ Tidak
PERKEMIHAN
Frekuensi : □ Ya □ Tidak
Menetes : □ Ya □ Tidak
Hematuria : □ Ya □ Tidak
Poliuria : □ Ya □ Tidak
Nokturia : □ Ya □ Tidak
Inkontinensia : □ Ya □ Tidak
Nyeri saat berkemih : □ Ya □ Tidak
Batu infeksi : □ Ya □ Tidak
MUSKUSKELETAL
Nyeri persendian : □ Ya □ Tidak
Kekakuan : □ Ya □ Tidak
Pembengkakan sendi : □ Ya □ Tidak
Kram : □ Ya □ Tidak
Kelemahan otot : □ Ya □ Tidak
Masalah cara berjalan : □ Ya □ Tidak
SISTEM SARAF PUSAT
Sakit kepala : □ Ya □ Tidak
Paralysis : □ Ya □ Tidak
Paresis : □ Ya □ Tidak
Masalah koordinasi : □ Ya □ Tidak
Tic/ temor/ spasme : □ Ya □ Tidak
Parastesia : □ Ya □ Tidak
Cedera kepala : □ Ya □ Tidak
Masalah memori : □ Ya □ Tidak
SISTEM ENDOKRIN
Goiter : □ Ya □ Tidak
Polifagia : □ Ya □ Tidak
Poliuria : □ Ya □ Tidak
STATUS FUNGSIONAL
Indeks Katz ( Aktivitas Kehidupan sehari – hari ) ...............................................
Indeks Katz Menurut Maryam, R. Siti, 2011

Mandiri Nilai Tergantung Nilai


Aktivitas
(1) (0)
Mandi di kamar mandi
(Menggosok, membersihkan dan
mengeringkan badan)
Menyiapkan pakaian, membuka
dan menggunakannya
Memakan makanan yang
disiapkan
Memelihara kebersihan diri
untuk penampilan diri (Menyisir
rambut, mencuci rambaut,
menggosok gigi, mencukur
kumis)
BAB di WC (memberikan dan
mengeringkan daerah bokong)
Dapat mengontrol pengeluaran
feses
Membuang air kecil di kamar
mandi (Membersihakan dan
mengeringkan daerah kemaluan)
Dapat mengontrol pengeluaran
kemih
Berjalan di lingkungan tempat
tinggal atau keluar rauangan
tanpa alat bantu, seperti tongkat
Menjalankan agama sesuai
agama dan kepercayaan yang di
anut
Melakukan pekerjaan rumah
seperti merapikan tempat tidur,
mencuci pakaian, memasak dan
membersihakn ruangan
Berbelanja untuk kebutuhan
sendiri atau kebutuhan keluarga
Mengelola keuangan
(menyimpan dan mengunakan
uang sendiri)
Menggunakan sarana
transportasi umum untuk
berpergian
Menyiapkan obat dan minum
obat sesuai dengan aturan
(takaran obat dan waktu minum
obat tepat )
Merencanakan dan mengambil
keputusan untuk kepentingan
keluarga dalam hal penggunaan
uang, aktivitas sosialnyg
dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan
Melakukan aktivitas di waktu
luang ( kegiatan keagamaan,
sosial, rekreasi, olah raga dan
menyalurkan hoi.

Jumlah

Analisis Hasil :
Point : 13 – 17 : Mandiri
Point : 0 – 12 : Ketergantungan
STATUS KOGNITIF/ AFEKTIF
Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) :.................................
Nomer Pertanyaan
Tanggal berapa hari ini ?
Hari apa sekarang ?
Apa nama tempat ini ?
Dimana alamat anda ?
Nemer berapa rumah anda ?
Kapan anda lahir ?
Siapa presiden indonesia sekarang ?
Siapa nama presiden sebelumnya ?
Siapa nama ibu anda ?
Jumlah Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun
Analisi hasil :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Mini – Mental State Exam ( MMSE ) :.............................


Aspek Kognitif
Nilai Maksimal
Nilai Klien Kriteria

Orientasi Menyebutkan dengan benar


 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
Orietasi registrasi Dimana sekarang kita
berada
 Negara
 Provinsi
 Kabupaten
Sebutkan 3 nama objek
( kursi , meja, kertas )
kemudian ditanyakan
kepada klien, menjawab
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
Perhatian dan Meminta klien berhitung
kalkulasi mulai dari 100, kemudian
dikurangi 7 sampai 5
tingkat
100, 93,......
Mengingat Meminta klien untuk
menyebutkan objek nomer 2
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
Bahasa Menyakan kepada klien
tentang benda ( sambil
menunjuk bend tersebut )
1. Jendela
2. Jam dinding
Meminta klien untuk
mengulangi kata berikut “
tidak ada jika, dan, atau,
tetapi “
Klien menjawab dan, atau,
tetapi
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
dari 3 langkah
Ambil bolpoin ditangan
anda, ambil kertas, menulis
saya mau tidur
1. Ambil bolpoin
2. Ambil ketas
3. ................
4. Perintah klien untuk
melakukan hal tersebut
5. Perintahkan pada klien
untuk menulis atau
kalimat dan menyalin.

Analis hasil :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : probbable gangguan kognitif
Nilai 0 – 16 : Difinitif gangguan

Inventaris Depresi Beck ( IDB ) :...............................


Skor Uraian
A.  Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B.  Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia – sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa – apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya benar – benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah – olah sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar – benar bersalah
F. TIdak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai
kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri
H. Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
perduli pada mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan  pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambl keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanent dalam penampilan saya
dan in membuat saya tidak tertarik
1 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulian kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tida merasa lebih lelah dari biasanya.
M. Anoreksia
3 Saya tidak mempunyai napsu makan sama sekali
2 Napsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Napsu makan saya tidak sebaik sebellumnya
0 Napsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.

Analis Hasil
0-6 Depresi tidak ada atau minimal
7-13 Depresi ringan
14-21 Depresi sedang
22-39 Depresi berat

STATUS FUNGSIONAL SOSIAL


APGAR Keluarga :..................................
No Uraian Fungsi Skor
1 Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantuAdaptation
pada waktu sesuatu menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya danPartneship
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untukGrowth
melakukan aktivitas atau arah baru
4 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan beresponAffection
terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih
atau mencintai
5 Saya puas dengan cara teman-teman saya danResolve
saya menyediakan waktu bersama-sama

Analisi hasil: 
Selalu = 2,  
Kadang-kadang = 1, 
Hampir tidak pernah = 0
Masalah Kesehatan Kronis
Keluhan kesehatan yang
Tidak
dirasakan klien dalam waktu 3Selalu Sering Jarang
NO pernah
bulan terakhir berkaitan(3) (2) (1)
(0)
dengan fungsi-fungsi.
A Fungsi penglihatan
1.     Penglihatan kabur
2.     Mata berair
3.     Nyeri pada mata
B Fungsi pendengaran
4.     Pendengaran berkurang
5.     Telinga berdenging
C Fungsi paru (pernapasan)
6.     Batuk lama disertai keringat malam
7.     Sesak nafas
8.     Berdahak/sputum
D Fungsi Jantung jantung
9.     berdebar-debar
10.  Cepat lelah
11.  Nyeri dada
E Fungsi pencernaan
12.  Mual/muntah
13.  Nyeri ulu hati
14.  Makan dan minum banyak
(berlebihan)
15.  Perubahan kebiasaan BAB
(mencret/sembelit)
F Fungsi pergerakan
16.  Nyeri kaki saat berjalan
17.  Nyeri pinggang atau tulang
belakang
18.  Nyeri persendian/bengkak
G Fungsi persarafan
19.  Lumpuh/kelemahan pada kaki dan
tangan
20.  Kehilangan rasa
21.  Gemetar/tremor
22.  Nyeri/pegal pada daerah tengkuk
H Fungsi saluran perkemihan
23.  Buang air kecil banyak
24.  Sering BAK pada malam hari
25.  Tidak mampu mengontrol
pengeluaran air kemih (ngompol)
JUMLAH
Analisi hasil :
Skor ≤ 25              : tidak ada masalah kesehatan kronis
Skor 26-50            : masalah kesehatan kronis sedang
Skor ≥ 51              : masalah kesehatan kronis berat

GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)


Lingkari jawaban sesuai dengan keadaan anda pada pertanyaan di bawah ini
N Jawaban
Pertanyaan
o
1 Apakah anda merasa puas dengan hidup Ya Tidak
anda?
2 Apakah anda sering merasa tidak berminat Ya Tidak
untuk melakukan kegiatan ?
3 Apakah anda merasa hidup anda terasa Ya Tidak
hampa / tidak bermakna ?
4 Apakah anda sering merasa bosan / jenuh? Ya Tidak
5 Apakah anda sangat bersemangat di setiap Ya Tidak
waktu ?
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk Ya Tidak
akan terjadi pada anda?
7 Apakah anda sering merasa bahagia setiap Ya Tidak
waktu?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Ya Tidak
9 Apakah anda lebih suka diam di rumah Ya Tidak
daripada keluar atau melakukan sesuatu
hal yang baru?
1 Apakah anda merasa memiliki masalah Ya Tidak
0 memori/ingatan daripada orang lain?
1 Apakah menurut anda sangat Ya Tidak
1 menyenangkan bisa hidup saat ini?
1 Apakah anda merasa kurang Ya Tidak
2 berharga/bernilai saat ini ?
1 Apakah anda merasa banyak tenaga Ya Tidak
3 (energi)?
1 Apakah anda merasa tidak ada harapan Ya Tidak
4 saat ini?
1 Apakah anda merasa orang lain berada Ya Tidak
5 pada posisi yang lebih baik dari pada
anda?
Penilaian depresi dengan menghitung total skor seluruh jawaban kemudian
diklasifikasikan dalam 4 kategori yaitu skor 0 – 4 kategori normal, skor 5 -8
kategori ringan, skor 9 – 11 kategori sedang dan 12 – 15 kategori depresi berat.
Pengkajian Posisi Dan Keseimbangan
J. ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


Ds
Do
K. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku pada persendian
L. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN\NOC INTERVENSI/NIC


1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri secara
berhubungan tindakan komperhensif
dengan agen keperawatan selama 2. Observasi reaksi
cidera 3x24 jam klien nonverbal dari
biologis mengatakan nyeri ketidaknyamanan
berkurang dengan 3. Ajarkan klien relaksasi
kriteria hasil : nafas dalam
1. Nyeri klien 4. Berikan distraksi nyeri
berkurang dengan hal yang disukai
2. Ekspresi klien
wajah klien 5. kolaborasi pemberian
tidak terapi obat analgesik
menunjukan
nyeri/meringi
s bahkan
menangis
3. Klien merasa
nyaman rileks
2 Hambatan Setelah dilakukan 1. Monitor dari tanda-
mobilitas fisik tindakan tanda inflamasi
berhubungan keperawatan selama 2. Berikan klien latihan
dengan kaku 3x24 jam diharapkan ROM
pada klien dapat 3. Pantau kadar asam urat
persendian beraktivitas kembali klien
dengan kriteria 4. Ajak klien untuk
hasil : berobat ke klien
1. Gerakan
sendi klien
kembali
normal
2. Klien tidak
mengeluh
kram
3. Klien dapat
beraktivitas
secara
mormal

M. CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/TGL DX. NO IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/300/1/Untitled.pdf
(Diakses pada tanggal 24 Desember 2020 pada pukul 09:00 WIB)
https://studylibid.com/doc/317473/laporan-pendahuluan-asam-urat
(Diakses pada tanggal 24 Desember 2020 pada pukul 10:00 WIB)
https://www.academia.edu/36759462/Laporan_Pendahuluan_Gerontik_Asam_Ur
at_1_
(Diakses pada tanggal 24 Desember 2020 pada pukul 15:00 WIB)
https://www.scribd.com/doc/284014750/Lp-Asam-Urat-Gout
(Diakses pada tanggal 25 Desember 2020 pada pukul 12:00 WIB)
https://www.scribd.com/doc/229711246/SAP-Keluarga-Asam-Urat
(Diakses pada tanggal 25 Desember 2020 pada pukul 12:00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai