Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Masalah Utama

Perilaku Kekerasan

2. Strategi Pelaksanaan

a. Pengertian

Perilaku kekersasan adalah suatu keadaan dimana emosi yang merupakan

campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini di dasarkan keadaan

emosi yang mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan

emosional kita yang dapat di proyeksikan kelingkungan, kedalam diri atau

destruktif (yoseph 1945 iyus, 2010).

Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang di tujukan untuk

melukai dan mencelakakan individu lain yang tidak mengingingkan datangnya

tingkah laku tersebut. (purba, dkk : 2008).

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

lain, maupun lingkungannya. (Fitria, 2009).

b. Etiologi

1. Faktor predisposisi

a. Faktor psikologis : Psikonalytikal theory : teori ini mendukung bahibua

perilaku agresif merupakan akibat dari instruktual drives. Freud berpendapat

bahwa perilaku manusia di pengaruhi oleh dua insting.

b. Faktor sosial budaya : Mengemukakan bahwa agresif tidak berbeda dengan

respon-respon yang lain. Agresif dapat di pelajari melalui observasi atau

imitasi dan semakin sering mendapatkan pengutan maka semakin besar

kemungkinan untuk terjadi. Jadi seseorang akan berespon terhadap


keterbangkitan emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang

dipelajarinya. Kultur dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan, adanya

norma dapat membantu mendefinisikan ekspresi agresif mana yang diterima

atau tidak dapat diterima sehingga dapat membantu individu untuk

mengekpresikan marah secara asertif.

c. Faktor biologi : Ada beberapa penelitian membuktikan bahibua dorongan

agresif mempunyai dasar biologis, penelitian neurobiologis mendapatkan

bahibua adanyan stimulus elektris ringan pada hipotalamus ( yamg berada

ditengah sistem limbik).

2. Faktor presipitas

Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan seringkali berkaitan

dengan : ( yoseph : 2009 ).

a. Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi atau simbol solidaritas seperti

dalam sebuah penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian masal, dan

sebagainya.

b. Ekpresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan sosial ekonomi.

c. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak

membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan

kekerasan dalam menyelesaikan konflik.

d. Ketidaksiapan seorang ibu dalam meraibuat anak dan ketidakmampuan

dirinya sebagai seorang yang dewasa.

c. Tanda dan Gejala

Menurut yoseph (2009) tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah :

1. Fisik

a). Muka merah dan tegang


b). Mata melotot dan pandangan tajam

c). Tangan mengepal

d). Rahang mengatup

e) postur \ tubuh kaku

f). Jalan mondar mandir

2. Verbal

a). Bicara keras

b). Suara tinggi, membentak, atau berteriak

c). Mengumpat dengan kata-kata kotor

d) suara keras

e). Ketus

3. Perilaku

a). Melompat atau memukul benda kepada orang lain

b). Menyerang orang lain

c). Melukai diri sendiri atau orang lain

d). Merusak lingkungan

e). Mengamuk / agresif

4. Emosi

Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu demam dan jengkel,

tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan, dan

menunjuk kepada orang lain.

5. Intelektual

Mendominasi, cereibuet, keras kepala, berdebat, meremehkan orang lain.


6. Spiritual

Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik orang lain, menyinggung

perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar.

7. Sosial

Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, sidikan.

8. Perhatian

Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan sosial.

d. Rentang Respon Marah

Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap

kecemasan/kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart

dan Sundeen, 1998). Perasaan marah normal bagi tiap individu, namun perilaku yang

dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berflutuasi sepanjang rentang adaptif dan

maladaptif.

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

(Stuart and Sudeen, 1998).

1. Respon Adaptif.

a) Asertif

adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak senang atau

tidak setuju tanpa menyakiti laibuan bicara.

b) Frustasi

Adalah suatu proses yang menyebabkan terhambatnya seseorang dalam

mencapai keinginannya. Individu tersebut tidak dapat menerima atau menunda


sementara sambil menunggu kesempatan yang memungkinkan. Selanjutnya

individu merasa tidak mampu dalam mengungkapkan perannya dan terlihat pasif.

2. Respon transisi

Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk

mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya. Klien

tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa kurang mampu, rendah

diri atau kurang menghargai dirinya.

3. Respon maladaptif

1) Agresif

Adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah, merupakan dorongan mental

untuk bertindak (dapat secara konstruksi/destruksi) dan masih terkontrol. Perilaku

agresif dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu pasif agresif dan aktif agresif.

a. Pasif agresif

Adalah perilaku yang tampak dapat berupa pendendam, bermuka asam, keras

kepala, suka menghambat dan bermalas-malasan.

b. Aktif agresif

Adalah sikap menentang, suka membantah, bicara keras, cenderung menu0ntut

secara terus menerus, bertingkah laku kasar disertai kekerasan.

2) Amuk

Adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan kontrol

diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan. (Stuart and

Sudeen, 1998).

e. Akibat Dari Perilaku Kekerasan

Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai

diri, orang lain, dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan
yang mungkin dapat melukai atau membahayakan diri, orang lain dan

lingkungan.

f. Penatalaksanaan

obat yang diberikan klien dengan menderita gangguan jiibua amuk ada dua :

1. Medis

a. Nozinan yaitu sebagai pengontrol perilaku psikososial.

b. Halloperidol yaitu pengontrol psikosi dan perilaku merusak diri.

c. Thrihexi phenidil yaitu mengontrol perilaku merusak diri dan menenangkan

hiperaktivitas.

d. ECT ( Electro Convulsive Theraphy ) yaitu menenangkan klien bila mengarah

pada keadaan amuk.

2. Penatalaksaan Keperawatan

a. Psokoterapeutik

b. Lingkungan terapeutik

c. Kefiatan hidup sehari-hari

d. Pendididikan kesehatan
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

PERILAKU KEKERASAN

Nama Klien : Tn.N


Hari / Tanggal : Selasa, 09 Maret 2021
Sp / Pertemuan : 2/1
Ruang : Ruang Perkutut RSJ Prov Jabar
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Data Subjektif
- Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
Data Objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Nada suara tinggi
2. Diagnosa Keperawatan :
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan
d. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
e. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
f. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
g. Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan marahnya
c. Bantu klien mengungkapkan penyebab perilaku kekerasan
d. Bantu klien mengungkapkan tanda gejala perilaku kekerasan yang dialaminya
e.  Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini
f.  Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang dilakukan pada diri
sendiri, orang lain/keluarga, dan lingkungan
g. Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
Salam Terapeutik :
Assalamualaikum a, perkenalkan nama saya Irna Dwi Handayani senang dipanggil
Irna, saya mahasiswa Keperawatan dari STIKes YPIB Majalengka, saya akan
merawat aa dari jam 07:00 sampai 14:00 WIB. Nama aa siapa?, senang dipanggil
apa?.
Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana perasaan aa pada pagi hari ini?,
Kontrak :
a. Topik :
Baik lah bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang penyebab marah aa dan
cara mengontrol rasa marah yang aa rasakan.
b. Waktu :
Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu? bagaimana kalau 30 menit?
c. Tempat :
Dimana ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja.
2. Fase Kerja
Apa yang menyebabkan aa marah? pada saat penyebab marah itu ada, apa yang aa
rasakan? Jadi saat saya marah saya merasakan dada saya berdebar-debar. Ada lagi a?
Kalau mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal, apakah aa
merasakannya? Setelah itu apa yang aa lakukan agar rasa marah itu hilang? Jadi aa
menonjok kaca ? apakah dengan menonjok kaca rasa marah aa bisa hilang?. Menurut
aa apa kerugian yang aa lakukan? menurut aa adakah cara lain yang lebih baik?
Bagaimana kalau kita belajar cara mengontol kemarahan tanpa menimbulkan
kerugian? Jadi cara mengontrol marah itu ada 4 yang pertama dengan patuh minum
obat, kedua kegiatan fisik seperti tarik nafas dalam dan pukul bantal, ketiga cara
sosial atau verbal dan yang terakhir cara spiritual.
Baik, sekarang kita akan belajar mengontrol perasaan marah dengan cara
pertama yaitu tentang pentingnya minum obat dan tentang cara minum obat yang
benar. Apakah aa sudah mendapatkan obat dari dokter? Obatnya ini a, aa perlu minum
obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang dan tidurnya juga menjadi nyenyak.
Bila nanti setelah minum obat mulut aa terasa kering, untuk membantu
mengatasinya dengan mengisap-isap es batu atau dengan minum air putih, dan jika aa
merasa mata aa berkunang-kunang, aa sebaiknya istirahat dan jangan beraktifitas
dulu.
Sebelum minum obat ini aa harus lihat dulu label yang menempel di bungkus
obat, apakah nama aa yang benar tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum,
jam berapa obanya diminum dan cara minum obatnya.
Aa harus secara teratur minum obat dan jangan pernah menghentikan minum obat
sebelum konsultasi dengan dokter.
3. Fase Terminasi
a. Eavaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan aa setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol rasa
marah dengan cara minum obat yang benar?
b. Evaluasi objektif :
Coba aa sebutkan lagi cara minum obat yang benar? Bagus.
c. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan minum obat dalam jadwal.
4. Kontrak
a. Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melihat sejauh mana aa melaksanakan
minum obat dengan teratur, serta apakah hal tersebut dapat mencegah rasa marah.
Besok saya akan kemari lagi dan kita akan latihan mengontrol marah kegiatan
fisik yaitu tarik nafas dalam dan pukul bantal atau kasur.
b. Waktu :
Aa mau jam berapa? Baik jam 11 siang ya.
c. Tempat :
Tempatnya dimana a? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi
disini jam 11 ya a. Assalamualaikum a.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

PERILAKU KEKERASAN

Nama Klien : Tn.N


Hari / Tanggal : Rabu, 10 Maret 2021
Sp / Pertemuan : 2/2
Ruang : Ruang Perkutut RSJ Prov Jabar
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
Data Subjektif
- Klien mengatakan masih melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan masih sering merasa marah tanpa sebab
Data Objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Nada suara tinggi
2. Diagnosa Keperawatan :
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
c. Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu klien menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
c. Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum aa. Apakah aa masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya
kemarin saya datang lagi.
b. Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan aa pagi ini? Apakah ada yang menyebabkan aa marah?
Apakah aa sudah minum obat dengan teratur?
c. Kontrak :
Topik :
Bagaimana kalau sekarang kita berbincang- bincang tentang cara mengontrol rasa
marah denga cara yang kedua yaitu latihan fisik dengan tarik nafas dalam dan
pukul bantal atau kasur?
Waktu :
Berapa lama aa mau berbincang-bincang tentang hal tersebut? Bagaiman kalau 30
menit?
Tempat :
Aa mau dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja
2. Fase kerja
Baik, sekarang kita akan belajar mengontrol perasaan marah dengan cara kedua yaitu
kegiatan fisik dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal. Jadi kalau aa marah dan
muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, aa dapat melakukan tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan bantal. Pertama kita akan mencoba latihan tarik nafas
dalam. Carannya berdiri, tarik nafas secara perlahan dari hidung, tahan sebentar,
kemudian keluarkan perlahan-lahan melalui mulut. Coba lihat saya ya a. apakah aa
sudah mengerti? Sekarang coba aa yang melakukannya? Bagus, coba ulangi a? bagus
aa sudah melukannya dengan baik.
Latihan kedua yaitu pukul bantal atau kasur. Dimana kamar aa? jadi kalau nanti aa
kesal dan ingin marah, langsung kekamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan
memukul kasur atau bantal. Jadi caranya seperti ini a. Sekarang coba aa yang
melakukannya?. Ya bagus sekali aa melakukannya dengan baik.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi objektif
Bagaimana perasaan aa setelah kita berbincang tentang perasaan marah dan cara
mengontrol rasa marah dengan tarik nafas dalam dan memukul kasur dan bantal..
b. Evaluasi subjektif :
Coba aa lakukan lagi cara mengontrol marah dengan latihan tarik nafas dalam dan
memukul bantal, bagus aa melakukannya dengan baik, jadi kalau ada keinginan
marah aa bisa gunakan kedua cara itu.
c. Rencana Tindak lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal. Berapa kali aa mau latihan tarik nafas
dalam dan pukul kasur atau bantal?
d. Kontrak :
Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melihat sejauh mana aa melaksanakan
latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur atau bantal, serta apakah hal tersebut
dapat mencegah rasa marah. Saya juga akan melatih aa cara mengontrol perasan
marah dengan cara bicara dengan baik.
Waktu :
Ibu mau jam berapa kita bebincan-bincang besok, bagaimana kalau jam 11 ?
Tempat :
Aa mau dimana? Bagaimana kalau kita ketemu lagi disini, Assalamualaikum a.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

HALUSINASI

Nama Klien : Tn.N


Hari / Tanggal : Selasa, 09 Maret 2021
Sp / Pertemuan : 2/1
Ruang : Ruang Perkutut RSJ Prov Jabar
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan pernah mendengar suara – suara.
- Klien mengatakan merasakan adanya bisikan-bisikan.
DS :
- klien tampak seperti mendengarkan sesuatu

- Klien tampak tertaibua sendiri.

- Klien tampak mengarahkan telinganya ke suatu tempat


2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi
3. Tujuan : Pasien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik.
c. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat.
d. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
e. Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi.
a. Salam terapeutik :
Assalamualaikum. Selamat pagi a… perkenalkan nama saya Irna. Saya mahasiswa
praktek dari STIKes YPIB Majalengka yang akan dinas di ruang perkutut ini selama
1 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 sore. Saya
akan merawat aa selama di ruang perkutut ini. Nama aa siapa? Senangnya di panggil
apa ?
b. Evaluasi/validasi : Bagaimana keadaan aa hari ini ?
c. Kontrak :
Topik :
Baiklah a,bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara yang mengganggu
aa dan cara mengontrol suara-suara tersebut, Apakah bersedia?
Waktu :
Berapa lama aa mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Tempat :
Aa mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau ditempat makan? Baiklah a.
2. Fase Kerja.
Apakah aa mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya aa mendengar
suara tersebut, tetapi saya sendiri tidak mendengar suara itu. Apakah aa
mendengarnya terus menerus atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering aa
mendengar suara itu? Berapa kali dalam sehari aa mendengarnya? Pada keadaan apa
suara itu terdengar? Apakah pada aa sendiri? Apa yang aa rasakan ketika mendengar
suara itu? Bagaimana perasaan aa ketika mendengar suara tersebut? Kemudian apa
yang aa lakukan? Apakah dengan cara tersebut suara-suara itu hilang? Apa yang aa
alami itu namanya Halusinasi. Ada empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu
menghardik, minum obat, bercakap-cakap, dan melakukan aktifitas.
Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan
menghardik, apakah aa bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya. Baiklah saya akan
mempraktekan dahulu baru aa mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan.
Begini a jika suara itu muncul katakan dengan keras “ pergi..pergi saya tidak mau
dengar.. kamu suara palsu” sambil menutup kedua telinga a. seperti ini ya a. coba
sekarang a ulangi lagi seperti yang saya lakukan tadi. Bagus sekali a, coba sekali lagi
a. Aa bagus sekali.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif
Bagaimana perasaan aa setelah kita kita bercakap-cakap? Seperti yang telah kita
perlajari bila suara-suara itu muncul aa bisa mengatakan “ pergi-pergi saya tidak
mau dengar kamu suara palsu”
b. Rencana Tindak Lanjut :
Aa lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu selama 3 kali
sehari yaitu jam 09:00, 14:00 dan jam 20:00 cara mengisi buku kegiatan harian
adalah sesuai dengan jadwal keegiatan harian yang telah kita buat tadi ya a? . Jika
aa melakukanya secara mandiri makan aa menuliskan M, jika aa melakukannya
dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman makan aa buat B, Jika aa tidak
melakukanya maka aa tulis T. apakah aa mengerti? Coba aa ulangi? Naah bagus
ibu
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara yang
kedua yaitu denganminum obat untuk mencegah suara-suara itu muncul, apakah
ibu bersedia?
Waktu :
Aa mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?
Tempat :
Aa maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang makan?
Baiklah aa besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok a. saya permisi
Assalamualaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

HALUSINASI

Nama Klien : Tn.N


Hari / Tanggal : Rabu, 10 Maret 2021
Sp / Pertemuan : 2/2
Ruang : Ruang Perkutut RSJ Prov Jabar
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
- Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
- Klien mengatakan suara itu timbul ketika sendiri.
Data objektif :
- Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
- Klien tampak tertaibua dan berbicara sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan Persepsi Sensori :Halusinasi pendengaran
3. Tindakan Keperawatan.
a. Pasien mampu mengontrol halusinasi pendengaran dengan enam benar minum obat.
b. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
c. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiibua.
d. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program.
e. Jelaskan akibat bila putus obat.
f. Jelaskan cara mendapatkan obat.
g. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar pasien,
benar cara, benar ibuaktu, benar dosis dan kontinuitas.
B. STRATEGI KOMUNIKASI.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum aa, masih ingat dengan saya? bagaimana perasaan aa hari ini?
b. Evaluasi/validasi.
Apakah aa Halusinasinya masih ada? Apakah aa telah melakukan apa yang telah kita
pelajari kemarin? Bagaimana apakah dengan menghardik suara-suara yang aa
dengar berkurang? Bagus sekarag coba praktekkan pada saya bagaiman aa
melakukannya. Bagus sekali a. coba lihat jadwal kegiatan hariannya bagus sekali a
c. Kontrak.
Topik :
Baiklah aa sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara yang kedua dari
empat mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu cara minum obat yang benar,
Apakah bersedia?
Waktu :
Berapa lama aa mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Tempat :
Aa mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu? Baiklah a.
2. Fase Kerja.
Aa sudah dapat obat dari ibu Perawat? aa perlu meminum obat ini secara teratur
agar pikiran jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Bila nanti mulut aa terasa
kering, untuk membantu mengatasinya aa bisa menghisap es batu yang bisa diminta
pada perawat. Bila aa merasa mata berkunang-kunang, aa sebaiknya istirahat dan
jangan beeraktivitas dulu. Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter ya aa.
Sebelum aa meminum obat lihat dulu label yang menempel di bungkus obat,
apakah benar nama aa yang tertulis disitu. Selain itu aa perlu memperhatikan jenis
obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja
obatnya harus diminum, dan cara meminum obanya. Aa harus meminum obat secara
teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita
memasukan waktu aa meminum obat kedalam jadwal ya. cara mengisi jadwalnya
adalah jika aa minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh perawat atau teman maka
di isi dengan M atinya mandiri, jika aa meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau
oleh teman maka di isi B artinya dibantu, jika aa tidak meminum obatnya maka di isi T
artinya tidak melakukannya. Mengerti a? coba aa ulangi kembali cara mengisi jadwal
kegiatan? Nah bagus, a sudah mengerti.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan aa setelah kita berbincang-bincang tentang obat? Sudah berapa
cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara? Coba aa sebutkan.
b. Rencana Tindak Lanjut :
Jadwal minum obatnya sudah kita buat ya a. Nah sekarang kita masukan kedalam
jadwal minum obat yang telah kita buat tadi ya a. jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baiklah aa bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk melihat manfaat minum
obat dan berlatih cara untuk mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu bercakap-cakap
dengan orang lain. apakah aa bersedia?
Waktu
Aa mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?
Tempat :
Aa maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang makan?
Baiklah a besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok a. saya permisi
Assalamualaikum.

Anda mungkin juga menyukai