Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

H DENGAN DIAGNOSA MEDIS


CIDERA OTAK SEDANG (COS) DI RUANG INSTALASI
GAWAT DARURAT RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKARAYA

STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

OLEH :

ELIASER

NIM 20.300.0045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA

TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS


CIDERA OTAK SEDANG (COS) DI RUANG INSTALASI
GAWAT DARURAT RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKARAYA

STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

OLEH :

ELIASER

NIM 20.300.0045

Palangkaraya, 16 April 2021

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Ria Anggara Hamba, S.Kep, Ners.,M.Mkes) ( Cristina Indah S.Kep.,Ners)


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN IDA JEAN ORLANDO
Nama : Tn. Hamdi Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 24 tahun
IDENTITAS

Agama : Islam Status Perkawinan : BK Pendidikan : SMA


Pekerjaan : Swasta Sumber informasi : Keluarga Pasien Alamat : Tamiang Layang
No. Rekam Medis : 36.02.89 Diagnosa Medis : Cidera Kepala Sedang (COS)

Triage Sort Score = X + Y + Z ≤ 10 = Priority 1 11 = Priority 2 12 = Priority 3 No Breathing restored after


√ airway manouevre/
adjunct
Triage Sort

GJS ( X ) Respiratory rate ( Y ) Systolic BP ( Z )


13 – 15 4 10 – 29 4 ≥ 90 4
9 – 12 3 ≥ 30 3 76 – 89 3
6–8 2 6–9 2 50 – 75 2
4–5 1 1–5 1 1 – 49 1
3 0 0 0 0 0
PRIMARY SURVEY

GENERAL IMPRESSION ( Respon Verbal Pasien)

Keluhan Utama :
Penurunan kesadaran post KLL

Riwayat Penyakit Sekarang:


Keluarga klien mengatakan, sebelum masuk rumah sakit klien mengalami kecelakaan lalu lintas menggunakan motor menabrak truk (diam).
Pada tanggal 30 maret 2021 Pukul 04.05 wib klien segera dibawa ke RSUD dr.Doris Sylvanus Palangkaraya untuk mendapatkan pertolongan.
Di ruang instalasi gawat darurat pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 10 (E1M4V5) dan langsung masuk keruangan
perawatan Prioritas 1 (Triage Merah). Pada tanggal 04 April 2021 pukul 09:30 di lakukan pengkajian kasus keperawatan dan didapatkan hasil

0
terpasang IVFD Nacl 20x/menit, terpasang O 2 6 lpm, terpasang monitor, TD= 160/90 mmHg , RR= 28x/menit, T= 36,4 C, HR= 148 x/menit,
adanya jejas di kulit kepala, bengkak dimata kanan, bernafas terasa sesak, lemas dan tidak ada muntah.

Mekanisme Cedera : Kesadaran Sopor, klien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) :  Baik  Tidak Baik, ... ... ...
AIRWAY (Reaksi Perawat)
(Respon Non-Verbal) Diagnosa Keperawatan:
Jalan Nafas :Paten ≠ Paten Dx Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Obstruksi :  Lidah  Cairan


Kriteria Hasil :
 Benda Asing

Suara Nafas : Snoring Gurgling Stridor


Kriteria hasil ( NOC )
 Ronchi
Indikator IR ER
Wheezi ng

Data Lain : -

Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Intervensi ( NIC )

(Tindakan Perawat )
Implementasi Keperawatan :

Evaluasi
S:

O:

A:
Indikator IR ER

P:
BREATHING (Reaksi Perawat)
(Respon Non-Verbal) Diagnosa Keperawatan:
Gerakan dada : Dx Keperawatan : Pola nafas tidak efektif b.d kerusakan neuro muskuler (cedera pada pusat
pernafasan otak, kerusakan persepsi / kognitif)
 Simetris  Asimetris
Data Subyektif :
Pola Nafas :
“Pasien mengatakan nafas terasa sesak”
Takipnea  Dyspnea Data Objektif :
- TD: 160/90 mmHg
Kusmaul Ortopnea
- RR: 28 x/m
 Eupnea Cheyne - Stokes
- N : 148 x/m
Irama Nafas : 0
- T : 36,4 C
 Teratur ≠ Teratur
- Spo2 : 94 %
Cuping Hidung: - Pola Nafas : Dyspnea

 Ada ≠ Ada - Penggunaan otot bantu


- Ada pernapasan cuping hidung
Retraksi otot dada :
- Ada retraksi otot dada
 Ada ≠ ada - Tampak sesak
Sesak Nafas :
Kriteria Hasil ( NOC )
 Ada ≠ ada Indikator IR ER
 RR : 28 x/mnt 1. Mampu bernafas dengan mudah 2 5
Data Lain : Spo2 : 94 % 2. Tidak sesak 2 5
3. RR normal 2 5

4. Tidak ada pernafasan cuping hidung 3 5

5. Tidak ada retraksi otot dada 3 5

Keterangan :
IR : Incident Rate 1. Keluhan ekstrim
ER : Evaluation 2. Keluhan berat
Rate 3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

Intervensi ( NIC ) :
(Tindakan Perawatan)
- Kaji pernafasan (irama, frekuensi, kedalaman) catat adanya otot bantu nafas
- Tinggikan bagian kepala tempat tidur dan bantu perubahan posisi secara berkala
- Auskultasi bunyi paru, catat adanya bagian yang hipoventilasi dan bunyi tambahan(ronchi,
wheezing)
- Catat pengembangan dada
- Kolaborasi : Awasi seri GDA, berikan oksigen tambahan melalui kanula/ masker sesuai
dengan indikasi
- Monitor pemakaian obat depresi pernafasan

Implementasi Keperawatan :
- Mengkaji pernafasan (irama, frekuensi, kedalaman) catat adanya otot bantu nafas
Hasil : Respirasi = 28 x / menit
- Melakukan meninggikan bagian kepala tempat tidur dan bantu perubahan posisi secara
berkala
Hasill : Posisi klien head up 30-40º
- Melakukuan Auskultasi bunyi paru, catat adanya bagian yang hipoventilasi dan bunyi
tambahan (ronchi, wheezing)
Hasil : Tidak terdapat bunyi ronchi dan wheezing
- Mencatat pengembangan dada
Hasil : Pengembangan dada simetris
- Melakukan Kolaburasi : Awasi seri GDA, berikan oksigen tambahan melalui kanula/ masker
sesuai dengan indikasi
Hasil : Pemberian oksigen simple mask 6 lpm
- Melakukan Monitor pemakaian obat depresi pernafasan
Hasil : Pasien mendapatkan injeksi phenitoin 8x100 mg / IV

Evaluasi
S : “Pasien mengatakan nafas terasa sesak berkurang”
O:
- TD: 110/90 mmHg
- RR: 24 x/m
- N : 135 x/m
0
- T : 36,4 C

- Spo2 : 95 %
- Pola Nafas : Dyspnea
- Ada pernapasan cuping hidung
- Ada retraksi otot dada
A : Masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
Indikator IR ER

1. Mampu bernafas dengan mudah 3 5


2. Tidak sesak 3 5
3. RR normal 3 5
4. Tidak ada pernafasan cuping hidung 3 5
5. Tidak ada retraksi otot dada 3 5

P : Lanjutkan Intervensi
- Kaji pernafasan (irama, frekuensi, kedalaman) catat adanya otot bantu nafas
- Tinggikan bagian kepala tempat tidur dan bantu perubahan posisi secara berkala
- Auskultasi bunyi paru, catat adanya bagian yang hipoventilasi dan bunyi tambahan
(ronchi, wheezing)
- Catat pengembangan dada

CIRCULATION (Reaksi Perawat)


(Respon Non-Verbal) Diagnosa Keperawatan:
Nadi :  Teraba ≠ Teraba Dx Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 Lemah  Kuat
Kriteria Hasil ( NOC ) :
Nadi : 148 x /mnt
Indikator IR E
TD : 160/90 mmHg R

CRT : < 2 detik > 2 detik

Pendarahan :  Ya  ≠ Ada

Perfusi Perifer : Keterangan :


IR : Incident Rate 1. Keluhan ekstrim
 Hangat  Dingin  Sianosis
ER : Evaluation 2. Keluhan berat
Rate 3. Keluhan sedang
 Basah  Kering  Pucat 4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Intervensi ( NIC )

Hasil pengkajian 30 menit kemudian


(Tindakan Perawatan)
Nadi :  Teraba ≠ Teraba Implementasi Keperawatan :

 Lemah  Kuat

Frek. Nadi : 135 x /mnt


Evaluasi
TD : 130/90 mmHg
S:
CRT : < 2 detik  > 2 detik

Pendarahan : Ya ≠ Ada


O:
Perfusi Perifer :

 Hangat  Dingin  Sianosis


A:
 Basah  Kering  Pucat
Indikator IR E
R

P:

DISABILITY (Reaksi Perawat)


(Respon Non-Verbal) Diagnosa Keperawatan:
Respon :  Alert  Verbal Dx Keperawatan : Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan Penurunan aliran
darah ke serebral, edema cerebral
Data Subyektif :
 Pain  Unrespon
Data Objektif : Penurunan Kesadaran
Kesadaran: - Kesadaran : Sopor

- GCS: 10 (E1V4M5)
CM Apatis  Somnolen
- TD: 160/90 mmHg
Sopor  Soporo coma
- RR: 28 x/m,

- N : 148 x/M
 Coma 0
- T : 36,4 C

GCS :  Eye 1  Verbal 4


- Pupil isokor

 Motorik 5 - Bengkak mata sebelah kanan (jejas)

Pupil : Isokor  Unisokor - Jejas pada kulit kepala

Kriteria Hasil :
 Pinpoint  Medriasis Indikator IR ER

Refleks Cahaya: 1. Mampu mempertahankan tingkat 2 5


kesadaran
 Ada ≠ Ada 2. Fungsi sensori dan motorik membaik 2 5
Keterangan :
Data Lain : - IR : Incident Rate 1. Keluhan ekstrim
ER : Evaluation 2. Keluhan berat
Rate 3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

Intervensi ( NIC )
(Tindakan Perawat)
1. Pantau TTV tiap jam dan catat hasilnya
2. Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana
3. Sesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan perfusi jaringan serebral
4. Monitar peningkatan TIK
5. Berikan O2 tambahan sesuai indikasi.
6. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

Implementasi Keperawatan :
1. Memantau TTV tiap jam dan catat hasilnya
Hasil : TD : 110/180 mmHg, Suhu: 36,4 °C, Nadi : 130 x/menit, Respirasi : 24 x / menit,
SpO2 95%.
2. Mengkaji respon motorik terhadap perintah sederhana
Hasil : Tingkat kesadaran sopor GCS 10 E1M4V5
3. Menyesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan perfusi jaringan serebral
Hasil : Posisi klien terlentang
4. Memonitor peningkatan TIK
Hasil : Kesadaran Sopor GCS: 10 (E1V4M5)
5. Memberikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Hasil : Terpasang O2 6 ltr/m
6. Berkolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
Hasil : Inf. Manitol 1x200 ml / IV
Evaluasi
S : Penurunan Kesadaran
O:
- Kesadaran : Sopor

- GCS: 10 (E1V4M5)

- TD: 130/90 mmHg

- RR: 24 x/m,

- N : 135 x/M

0
- T : 36,4 C

- Pupil isokor

- Bengkak mata sebelah kanan

- Jejas pada kulit kepala

A : Gangguan perfusi jaringan cerebral belum teratasi

Indikator IR ER

1. Mampu mempertahankan tingkat 3 5


kesadaran
2. Fungsi sensori dan motorik membaik 3 5
P : Lanjutkan intervensi
1. Pantau TTV tiap jam dan catat hasilnya
2. Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana
3. Sesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan perfusi jaringan serebral
4. Monitor peningkatan TIK
5. Berikan O2 tambahan sesuai indikasi.
6. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
EXPOSURE (Reaksi Perawat)
(Respon Non-Verbal) Diagnosa Keperawatan:

Dx Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Kriteria Hasil ( NOC ) :

Indikator IR ER

Keterangan :
IR : Incident Rate 6. Keluhan ekstrim
ER : Evaluation 7. Keluhan berat
Rate 8. Keluhan sedang
Deformitas :  Ya  Tidak
9. Keluhan ringan
Combustio :  Ya  Tidak 10. Tidak ada keluhan
Contusio :  Ya  Tidak Intervensi ( NIC )
Combusio :  Ya  Tidak
Abrasi :  Ya  Tidak
Penetrasi :  Ya  Tidak
(Tindakan Perawatan)
Laserasi :  Ya  Tidak Implementasi Keperawatan :
Jejas :  Ya Tidak
Edema :  Ya Tidak
Hematom :  Ya Tidak
Evaluasi
Kompresi :  Ya Tidak
S:
Impresi :  Ya Tidak

Data Lain : Jejas dikulit keapala, bengkak pada


O:
mata kanan.

A:

Indikator IR ER

P:

(Reaksi Perawat)
ANAMNESA ( Respon Verbal )
Diagnosa Keperawatan:
Riwayat Penyakit Saat Ini : Keluarga klien Dx Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
mengatakan, sebelum masuk rumah sakit klien
mengalami kecelakaan lalu lintas
menggunakan motor menabrak truk (diam). Kriteria Hasil :

Pada tanggal 30 maret 2021 Pukul 04.05 wib


klien segera dibawa ke RSUD Dr. Doris Sylvanus
Palangkaraya untuk mendapatkan pertolongan.
Indikator IR ER
Di ruang instalasi gawat darurat pasien
mengalami penurunan kesadaran dengan GCS
SECONDARY SURVEY

10 (E1M4V5) dan langsung masuk keruangan


perawatan Prioritas 1 (Triage Merah). Pada
tanggal 04 April 2021 pukul 09:30 di lakukan
pengkajian kasus keperawatan dan didapatkan
hasil terpasang IVFD Nacl 20x/menit, Keterangan :
1. Kuat
terpasang O2 6 lpm, terpasang monitor, TD= 2. Berat
0 3. Sedang
160/90 mmHg , RR= 28x/menit, T= 36,4 C, 4. Ringan
HR= 148 x/menit, adanya jejas di kulit kepala, 5. Tidak ada
Intervensi :
bengkak dimata kanan, bernafas terasa sesak,
lemas dan tidak ada muntah.

Karakteristik :

P: (Tindakan Keperawatan)
Implementasi Keperawatan :
Q:

Evaluasi :
R: S:

S:

O :
T:

AMPLE :
Alergi : Klien tidak mempunyai alergi makanan /
obat A:

Medikasi : Saat ini klien tidak konsumsi obat Indikator IR ER

P (Riwayat Pengobatan) : klien tidak mempunyai


riwayat penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, hipertensi, asma, dan penyakit jantung.

L (Makan Minum Terakhir) : Makan minum


terakhir (±2 jam yang lalu)

Even/Peristiwa Penyebab : Kondisi lingkungan P:


klien saat terjadi trauma

PEMERIKSAAN FISIK (Reaksi Perawat)


(Respon Non-Verbal) Diagnosa Keperawatan :
1. Kepala dan Leher: Dx Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
a. Inspeksi :
Rambut berwarna hitam dan kepala
mesochepal. Telinga, hidung dan mulut Kriteria Hasil :
simetris. Tidak terlihat adanya pembesaran
kelenjar tyriod dan peningkatan vena jugularis,
Tidak nampak konjungtiva anemis, Pupil isokor
Indikator IR ER
3/3, Refleks cahaya (+/+).
b. Palpasi :
Ada jejas dikulit kepala

2. Dada:
a. Inspeksi
Bentuk dada simetris kiri dan kanan,
Keterangan :
pergerakan dada asimetris, irama pernafasan
1. Kuat
tidak teratur karena sesak, dan didapatkan 2. Berat
3. Sedang
otot bantu pernafasan.
4. Ringan
b.Palpasi : 5. Tidak ada
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan kiri Intervensi :
dan kanan, taktil primitus kiri dan kanan
seimbang.
c. Perkusi
Bunyi redup di lapang paru kanan dan kiri.
d.Aauskultasi
Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas (Tindakan Keperawatan)
tambahan seperti wheezing dan ronchi. Implementasi Keperawatan :

3. Abdomen:
a. Inspeksi :
Tidak terlihat adanya distensi abdomen.
b. Palpasi :
Tidak ada asites, Tidak adan yeri tekan
abdomen. Evaluasi :
c. Perkusi : S:
Tympani
d. Auskultasi :
Terdengar bising usus dan suara peristaltic
usus30 x/menit.
4. Pelvis :
a. Inspeksi :
Tidak terlihat adanya luka, laserasi, ruam, lesi O :
dan edema.
b. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan fraktur pelvis.

5. Ektremitas Atas/Bawah :
a. Inspeksi :
Tidak ada kemerahan, depormitas dan
bengkak, ruam, lesi, paralysis ataupun
A:
kontraktur. Terdapat kelemahan otot tangan Indikator IR ER
dan kaki.
0 0

5 0

b. Palpasi :
Tidak adanya nyeri tekan, dan clubbing finger
pada bagian jari. Pengisian CRT < 2 detik. Tidak P:
ada tanda – tanda fraktur.
6. Punggung :
a. Inspeksi :
Tidak terlihat adanya perdarahan, lecet, luka,
hematoma, ecchymosis, ruam dan edema.
b. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan deformitas.
7. Neurologis :
Tingkat kesadaran klien Sopor nilai GCS 10
E1V4M5. (Kesukaran mengkoordinasikan otot).

PENGKAJIAN BIO, PSIKO, SOSIO, SPIRITUAL


(TEORI GORDON)
Pola Fungsional Kesehatan
Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Persepsi dan Penanganan Klien sangat mengerti pentingnya Klien menyadari bahwa dia sangat memerlukan
Kesehatan kesehatan, sehingga bila ada keluhan bantuan medis untuk mengatasi masalah
berarti terhadap kesehatannya, klien dialaminya. Sehingga klien sangat kooperatif
segera berobat ke puskesmas ataupun dalam pengobatannya.
ke rumah sakit.

2. Nutrisi–Metabolik Nafsu makan dan pola makan klien baik, Saat ini klien masih di rawat di IGD, klien akan di
tidak ada menjalani diet khusus, tidak opname namun ruangan masih penuh. Untuk
ada keluhan nyeri menelan, mual pemberian nutrisi akan dikonsulkan pada ahli gizi.
ataupun muntah. Kebutuhan gizi cukup
baik, klien terlihat gemuk.

3. Eliminasi Klien mengatakan tidak ada nyeri pada Klien mengatakan tidak ada nyeri pada daerah
daerah kelamin, Klien BAB 1x sehari dan kelamin, Klien BAB 1x sehari dan BAK tidak
BAK tidak memakai kateter. memakai kateter.

4. Aktivitas–Latihan Klien dapat bergerak bebas tanpa alat Klien tidak dapat bergerak dengan bebas,
bantu, kebutuhan ADL dan ROM dapat kebutuhan ADL dan ROM dapat dilakukan dengan
dilakukan mandiri. Kekuatan otot baik, bantuan keluarga.
tidak ada kelemahan.

5. Istirahat –Tidur Klien biasanya tidur malam 6-8 jam, Klien baru masuk IGD jam 04.05 wib. Rencana
tidak mempunyai kesulitan memulai opname namun masih belum dapat ruangan
tidur dan gangguan tidur ataupun karena masih penuh. Jadi, untuk sementara kllien
kebiasaan yang merugikan lainnya. beristirahat dan masih bertahan di IGD.

6. Kognitif–Persepsi Pola kognitif dan Persepsi sensori klien Pola kognitif dan Persepsi sensori klien tidak
baik, klien dapat mengingat peristiwa berjalan baik, namun dapat mengingat peristiwa
yang telah terjadi. yang telah terjadi.

7. Persepsi Diri – Konsep Diri Klien merasa sangat dibutuhkan dan Klien merasa senang, saat sakit seperti ini pihak
diperlukan dalam keluarga. keluarga ada mendampingi memberikan support
dan doa untuk kesembuhannya.

8. Peran – Hubungan Klien belum berumah tangga, hubungan Klien seorang anak, hubungan dengan anggota
dengan anggota keluarga dan keluarga dan masyarakat baik, klien sangat
masyarakat baik, klien sangat kooperatif kooperatif dengan petugas kesehatan
dengan petugas kesehatan.

9. Seksualitas –Reproduksi Tidak dilakukan pengkajian Tidak dilakukan pengkajian.

10. Koping – Toleransi Stres Saat menghadapi masalah, klien lebih Saat menghadapi masalah, klien lebih senang
senang berada di dekat keluarga. Klien berada di dekat keluarga. Klien tidak pernah
tidak pernah minum obat anti depresi minum obat anti depresi

11. Nilai –Kepercayaan Klien beragama Islam, klien percaya Klien beragama Islam, klien percaya bahwa
bahwa setiap penyakitnya pasti sembuh penyakitnya sekarang pasti sembuh.
dengan berdoa.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 RONTGEN  C T-SCAN  USG  EKG  ENDOSKOPI

Interpretasi :
Interpretasi :

Interpretasi :

Hasil Laboratorium tanggal 4 April 2021 :


No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1 GDS 116 < 200 mg/dl Terapi Medis :
2 Ureum 42 21-53 mg/dl
3 Creatinin 0,97 0,7 - 1,5 mg/dl
1. IVFD Nacl 20
4 HbsAg (-) / Negatif (-) / Negatif tpm / IV
5 CT 5̊̊ ̊ 4-10 menit
6 BT 3̊̊ ̊ 1-3 menit 2. Inj. Ondansentron 2x1g / IV
7 WBC 24.82 4.50-11.00/uL 3. Inj. Ranitidin 2x50 g / IV
8 HGB 11.3 10.5 -18.0 g/dl
9 HCT 35.0 37.0-48.0 % 4. Inj. Dexametason 1x20 mg / IV
10 PLT 247 150 – 400/uL 5. Inj. Phenytoin 8x100 mg / IV
11 Natrium (Na) 144 135-148 mmol/L
12 Kalium (K) 4,2 3,5 – 5,3 mmol/L 6. Inf. Manitol 1x200 mg / IV
13 Calcium (C) 1,18 0,98 -1,2 mmol/L 7. O2 6 ltr/mnt
14 Rapid Test
Antigen SARS- Negatif Negatif
COV-2
Merk Dagang/Kimia Dosis /Kg BB Golongan Farmakodinamika

IVFD Nacl 15 tpm Kristaloid Mengembalikan


keseimbangan elektrolit

Ondansentron 2x1g Antiemetik Mencegah dan mengobati


mual dan muntah.

Ranitidin 2x50g Histamin H2-Receptor Menurunkan sekresi asam


Antagonist lambung berlebih

Dexametason 1x20 mg Kortikosteroid Mengatasi peradangan,


reaksi alergi, dan penyakit
autoimun.

Phenytoin 8x100 mg Antikonvulsan Mengatasi kejang

Infus Manitol 1x200 ml Diuretik Osmotik Menurunkan tekanan


intrakranial, intraokular,
mengurangi cerebral
edema, dan mengobati
oliguria.

Tgl Pengkajian : 04 April 2021 Perawat Dokter


Jam : 08.15 WIB

Keterangan :
Di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD
Dr. Doris Syvlvanus Palangkaraya ( Eliaser. S.Kep ) ( dr. Alfan, Sp.BS )

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : ELIASER
NIM : 20.300.0045

No. Hari/tanggal Catatan Paraf


1. Jumat, 16 Perbaikan Askep :
April 2021
- Orientasi waktu
- Breathing, DS nya kosong
- DO tmbhkn data ssuai data pendukung breathing ,misal
penggunaan otot bantu, dispnea, cuping hidung, retraksi dada.
Respirasi 24 ?
- Terpasang O2 (Masuk diimplementasi ,bukan dipengkajian)
- Kaji ulang setelah drevisi apa bisa diangkat apa tidak
- Intervensi sebutkan derajat posisi yg dberikan
- Dx perfusi serebral, DS px mengatakan lemah?
- DO tidak kuat ,contoh pupil, respon motorik, abnormal bicara dll
- Intervensi,tambahkan posisi, monitor tik
- Expose, datanya tidak ada
- Data lain tambahkan area jejas, bengkak pada mata apa warnanya
sampai mana bengkaknya
- Anamnesa kosong

Anda mungkin juga menyukai